BAB I PENDAHULUAN - Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Nias Barat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan harapan hidup dari semua masyarakat. Sejahtera dalam segi pendapatan, pendidikan, kesehatan, serta faktor-faktor lain. Kehidupan yang layak dan sejahtera memiliki arti masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa menopang pada kehidupan orang lain.

  Sebagai bagian penting dalam proses berjalannya kegiatan dalam suatu wilayah, masyarakat juga memiliki peranan dalam pencapaian kesejahteraan.

  Masyarakat yang ingin memiliki kehidupan yang sejahtera akan berusaha dan bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan layak untuk kehidupannya.

  Kelayakan hidup masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pembangunan ekonomi yang digunakan sebagai salah satu faktor pencapaian tujuan suatu negara. Menurut Hakim (2004: 42) Pembangunan ekonomi adalah

  

sebuah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi berskala besar, yaitu

skala sebuah negara .

  Tujuan utama bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar 1945, tujuan utama bangsa Indonesia adalah memajukan ke- sejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tujuan ini akan tercapai dengan adanya peran pemerintah dalam membantu percepatan pertumbuhan ekonomi sehingga mampu meningkatkan standar kehidupan masyarakat yang sejahtera. Namun, luasnya wilayah Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyebabkan ketidakmerataannya pengalokasian sarana dan prasarana yang akan menunjang kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.

  Pemerintah pusat sebagai penyelenggara pemerintahan membutuhkan peran pemerintah daerah untuk membantu mewujudkan tujuan bangsa Indonesia.

  Tentu saja pemerintah pusat atau daerah tidak dapat melakukan pekerjaan ini tanpa ada dukungan dan interaksi dari masyarakat, serta pelaku-pelaku ekonomi lainnya seperti perusahaan, bank/ lembaga bukan bank, dan DPR-DPRD sebagai pengambil kebijakan.

  Pemerintah daerah ada karena terjadinya otonomi daerah. Otonomi daerah yang mulai bergulir sejak 1 Januari 2001 (Badrudin: 2012) memberikan dampak kepada pemerintah dan pelaku-pelaku ekonomi di daerah untuk mampu mengelola daerahnya tersebut. Otonomi daerah secara penuh diberikan pada kabupaten/ kota sehingga pemerintah daerah mampu bekerja eluas-luasnya dan mampu bertanggung jawab atas pekerjaannya mencapai tujuan otonomi itu sendiri.

  Melalui hak dan wewenang yang diberikan kepada otonomi daerah, pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) mengelola daerahnya melalui penetapan kebijakan-kebijakan dan anggran daerah sehingga akan memperlancar interaksi pelaku-pelaku ekonomi. Pada hakikatnya tujuan otonomi daerah adalah tercapainya kesejahteraan rakyat, tersalurnya pelayanan publik, dan terciptanya demokrasi rakyat. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama melakukan pembangunan daerah dengan pemanfaatan sumber daya yang ada di daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

  Salah satu bentuk peran pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat terwujud melalui penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD menjelaskan sumber-sumber pemasukan dan pengeluaran daerah untuk setiap sektor yang ada dalam jangka satu tahun. Setiap ketetapan yang ditetapkan pemerintah akan berpengaruh secara luas dalam suatu komunitas masyarakat.

  Sasaran utama kesejahteraan adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakat membutuhkan sarana yang menunjang untuk dapat hidup sejahtera dengan adanya lapangan pekerjaan. Namun masyarakat tidak akan mampu bekerja pada lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah bila masyarakat tidak memiliki kemampuan dalam bidangnya. Masyarakat membutuhkan pendidikan yang layak dan berkelanjutan untuk menunjang kehidupan sosialnya.

  Pemerintah menyediakan fasilitas pendidikan dan mewajibkan masyarakat untuk menempuh pendidikan wajib 12 tahun (SMA/ SMK sederajat) dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Masyarakat yang kurang mampu akan dibantu melalui penyelenggaraan program pemerintah dalam bidang pendidikan seperti dana BOS dan beasiswa siswa berprestasi. Dengan demikian pemerintah telah melakukan pembangunan kualitas masyarakat dalam mencapai tingkat kesejahteraannya. Keberhasilan pemerintah dalam peningkatan pendidikan dapat dilihat dalam indikator Indeks Pembangunan Manusia yaitu dalam angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

  Peningkatan kualitas masyarakat juga tidak terpisahkan dari pembangunan dalam bidang kesehatan. Pembangunan dalam bidang kesehatan mencakup kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengenalan penyakit, pencegahan serta pengobatannya. Usaha-usaha ini dilakukan guna meningkatkan angka harapan hidup masyarakat yang juga menjadi salah satu bagian terpenting dalam Indeks Pembangunan Manusia.

  Pembangunan kualitas kesehatan masyarakat dilakukan pemerintah dengan berbagai upaya, diantaranya adalah dengan melakukan pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan kualitas tenaga kesehatan, penyediaan fasilitasnya seperti Rumah Sakit, Puskesmas, serta penambahan tenaga medis; Dokter, Perawat, Bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.

  Oleh sebab itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) telah mewakili berbagai aspek dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan serta peran pemerintah.

  Kabupaten Nias Barat adalah salah satu kabupaten hasil pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2008. Sebagai daerah otonomi baru, Pemerintah Kabupaten Nias Barat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia sebagai wujud mensejahterakan masyarakat. Pembenahan dilakukan mulai dari bagian terkecil, baik fisik maupun non fisik seperti tata pemerintahan, pembangunan manusia, infrastruktur dan berbagai fasilitas pelayanan publik.

  Kabupaten Nias Barat yang berada di sebelah Barat Pulau Nias berjarak ±

  60 KM dari kota Gunungsitoli. Daerah yang berpenduduk 81.807 jiwa pada tahun 2010 merupakan daerah yang sangat terbelakang dan memprihatinkan pada awal pemerintahan. Daerah ini termasuk daerah yang sulit dijangkau karena keterbatasan mode transportasi dan infrastruktur yang tidak mendukung berjalannya proses pemerintahan. Banyak jalan-jalan (jembatan) yang terputus akibat gempa, sumber daya listrik yang tidak stabil, sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang lengkap, serta kurangnya tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

  Pemerintah Nias Barat mewujudkan berlangsungnya otonomi daerah melalui pelayanan kepada masyarakat. Seperti telah dikatakan sebelumnya, pemerintah daerah otonomi baru juga bertugas untuk menyusun anggaran pendapatan dan belanja daerah yang sebagian besarnya adalah ditujukan kepada masyarakat. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sektor yang memiliki hubungan secara langsung dengan masyarakat dan memiliki pengaruh penting bagi masyarakat untuk mensejahterakan kehidupannya.

  Pada awal tahun pemerintah Nias Barat lebih memfokuskan pada pembangunan fisik seperti pembangunan sekolah dan puskesmas di tiap-tiap kecamatan. Dan seiring berlangsungnya pemerintahan, pembangunan tersebut sudah mulai diarahkan kepada pembangunan manusia dengan penambahan tenaga-tenaga pengajar dan tenaga kesehatan, peningkatan mutu dan kualitas pendidikan melalui pendidikan dasar, pendidikan lanjutan, serta perguruan tinggi.

  Tidak dapat dipungkiri bahwa setelah pemekaran wawasan masyarakat semakin terbuka luas. Masyarakat di Nias Barat yang mayoritas masih bermata pencaharian sebagai petani tradisional tidak mengenal adanya teknologi modern. Setelah terjadinya pemekaran, tenaga-tenaga yang telah terdidik secara khusus dalam bidangnya mampu membantu masyarakat dengan melakukan penyuluhan- penyuluhan dalam peningkatan hasil produksi.

  Bukan hanya pada tingkat pendidikan. Wawasan masyarakat juga mulai terbaharui pada sektor kesehatan. Masyarakat semakin menyadari untuk bisa melakukan pekerjaan dengan maksimal, masyarakat harus memiliki kondisi tubuh yang sehat. Namun, kesehatan bukan hanya milik orang dewasa yang bekerja.

  Kesehatan sangat diperhatikan dan ditanamkan pada seseorang mulai dari bayi lahir hingga bertumbuh dan berkembang hingga dewasa. Dengan tersedianya fasilitas dan tenaga ahli dalam bidangnya, masyarakat di Nias Barat juga mulai mengetahui cara hidup sehat.

  Dengan sekilas informasi diatas, penulis mencoba menganalisis apakah dengan kondisi yang terjadi di masyarakat Nias Barat dapat dikatakan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik? Maka penulis mencoba menulis dalam Skripsi dengan Judul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten

  Nias Barat”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka penelitian ini dibatasi dalam perumusan masalah. Perumusan masalah berguna untuk membuat penelitian ini lebih mudah dalam mengambil kesimpulan.

  Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: a.

  Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias Barat dilihat dari pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan? b. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias Barat dilihat dari pengeluaran pemerintah dalam bidang kesehatan? c.

  Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias Barat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: a.

  Mengetatahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias Barat yang dilihat dari pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan.

  b.

  Mengetatahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias Barat yang dilihat dari pengeluaran pemerintah dalam bidang kesehatan.

  c.

  Mengetatahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias Barat yang dilihat dari pendapatan masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian a.

  Sebagai bahan pembelajaran kepada penulis untuk memahami tingkat kesejahteraan masyarakat.

  b.

  Penelitian ini dapat berguna sebagai acuan dalam penelitian terbaru mahasiswa Ekonomi Pembangunan pada masa yang akan datang.

  c.

  Memberikan informasi yang akurat kepada pihak yang memerlukan dalam penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

  d.

  Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi dengan gelar Sarjana Ekonomi