Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi

(1)

1 SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

OLEH

ALDI SYAHPUTRA SIREGAR 100501111

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN Nama : ALDI SYAHPUTRA SIREGAR NIM : 100501111

Depatermen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi

Tanggal, Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP : 19710503 200312 1 003

Tanggal, Ketua Departemen

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec NIP : 19730408 199802 1 001


(3)

3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : ALDI SYAHPUTRA SIREGAR NIM : 100501111

Depatermen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi

Tanggal, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, MEc NIP : 19551003 198103 1 004

Tanggal, Pembaca Penilai

Drs. Rujiman, M.A


(4)

4 LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Tingkat kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau Data tertentu yang saya peroleh dari lembaga, sumber tertentu, dan hasil karya orang lain telah mendapat izin dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2015

Aldi Syahputra Siregar NIM. 100501111


(5)

5 ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi. Di dalam penelitian ini, variabel yang digunakan diantaranya adalah tingkat pengeluaran untuk konsumsi, pendidikan, dan kesehatan. Kemudian, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat petani kopi di Kabupaten Dairi ini, menggunakan indikator BPS diantaranya adalah pendapatan, konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas transportasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada para petani kopi di Kabupaten Dairi. Sampelnya adalah sejumlah 50 orang petani kopi di Kabupaten Dairi. Dimana, dapat dihasilkan bahwa kesejahteraan para petani kopi di Kabupaten Dairi adalah berada pada tingkat sedang. Dengan demikian, para petani kopi seharusnya masih perlu ditingkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu, yang paling berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah alokasi anggaran untuk pendidikan, dan yang paling rendah adalah untuk alokasi konsumsi.

Kata kunci: kesejahteraan, petani kopi, pendidikan, indikator BPS, konsumsi, kesehatan.


(6)

6 ABSTRACT

ANALYSIS OF WELFARE OF COFFEE FARMERS IN DISTRICT DAIRI

This study aims to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi. In this study, the variables used include the level of expenditure on consumption, education, and health. Then, to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi this, using BPS indicators include income, consumption, state of residence, residential facilities, health of family members, access to health services, the ease of entering to child education, and access to contraceptive transportation facilities.

The method used is distributing questionnaires and interviews to coffee farmers in Dairi. The sample was number 50 coffee farmers in Dairi. Where, can be produced that the welfare of coffee farmers in the Dairi Regency is located at a medium level. Thus, the coffee farmers should still needs to be improved welfare of his life. In addition, the most influence on the welfare of coffee farmers is the budget allocation for education, and the lowest is for the allocation of consumption.

Keywords: welfare, coffee farmers, education, BPS indicators, consumption, health.


(7)

7 KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata satu (S1) yaitu program studi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah skripsi penulis yang berjudul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum. M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution M.Si selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis, SE. M.Soc, Sc. Ph.D selaku Ketua dan Bapak Paidi

Hidayat SE, M.Si selaku sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, MEc selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis selama masa penyusunan skripsi.


(8)

8 5. Bapak Dr. Rujiman, M.A dan Bapak Paidi Hidayat SE, M.Si selaku dosen pembaca penilai skripsi yang telah memberikan arahan dan saran kepda penulis untuk perbaikan skripsi ini.

6. Kepada Bapak/Ibu dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Seluruh staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam setiap administrasi yang diperlukan oleh penulis.

8. Kepada teman-teman di Ekonomi Pembangunan stambuk 2010.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, 2015 Penulis


(9)

9 DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….. i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4 Manfaat penelitian... ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi Kopi ... 9

2.1.1 Jenis-jenis Komoditas Kopi... 11

2.1.2 Manfaat Komoditas Kopi... 14

2.1.3 Teori Produksi... 16

2.2 Pengeluaran Rumah Tangga ... 18

2.2.1 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Konsumsi ... 19

2.2.2 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Kesehatan ... .... 20

2.2.3 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Pendidikan .... .... 21

2.2.4 Teori Pengeluaran Rumah Tangga ... ... 21

2.3 Teori Kesejahteraan Penduduk ... 23

2.3.1 Human Development Indeks (HDI) ... 26

2.3.2 Physical Quality Life Indeks (PQLI) ... ... 30

2.3.3 GNP Per Kapita ... ... 31

2.4 Penelitian Terdahulu ... 33

2.5 Kerangka Konseptual ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 37

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 37

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.4 Metode Analsis Data ... 39

3.4.1 Statistik Deskriptif ... 39

3.5 Defenisi Operasional ... 41

3.5.1 Variabel Independen ... 41

3.5.1.1 Pendapatan ... 41

3.5.1.2 Konsumsi atau Pengeluaran Rumah Tangga ... 41


(10)

10

3.5.1.4 Fasilitas Tempat Tinggal ... 42

3.5.1.5 Kesehatan Anggota Keluarga ... 43

3.5.1.6 Pelayanan Kesehatan ... 44

3.5.1.7 Pelayanan Pendidikan ... 44

3.5.1.8 Sarana Transportasi ... 45

3.5.2 Variabel Dependen ... 46

3.5.2.1 Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi ... 46

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

4.1.1 Tempat dan Objek Penelitian ... 48

4.1.2 Data Responden ... 49

4.1.3 Hasil dan Pembahasan ... 50

4.1.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 50

4.1.4 Interpretasi ... 54

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Implikasi ... 63

5.3 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(11)

11 DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Luas Lahan Perkebunan Kopi di Sumatera Utara ... 2 1.2 Jumlah Produksi Kopi Arabika dan Robusta di Kabupaten

Dairi……….. ... 3 2.1 Indikator Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia ... 30 2.2 Penelitian Terdahulu... ... 33 3.1 Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan Badan Pusat

Statistik……….. ... 40 4.1 Sampel Penelitian……….. ... 49 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif………. ... 50


(12)

12 DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kurva Produksi Sama (Isoquant) ... 17

2.2 Kurva Biaya Sama (Isocost) ... 18

2.3 Kurva Fungsi Konsumsi Keynes... ... 23


(13)

5 ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi. Di dalam penelitian ini, variabel yang digunakan diantaranya adalah tingkat pengeluaran untuk konsumsi, pendidikan, dan kesehatan. Kemudian, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat petani kopi di Kabupaten Dairi ini, menggunakan indikator BPS diantaranya adalah pendapatan, konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas transportasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada para petani kopi di Kabupaten Dairi. Sampelnya adalah sejumlah 50 orang petani kopi di Kabupaten Dairi. Dimana, dapat dihasilkan bahwa kesejahteraan para petani kopi di Kabupaten Dairi adalah berada pada tingkat sedang. Dengan demikian, para petani kopi seharusnya masih perlu ditingkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu, yang paling berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah alokasi anggaran untuk pendidikan, dan yang paling rendah adalah untuk alokasi konsumsi.

Kata kunci: kesejahteraan, petani kopi, pendidikan, indikator BPS, konsumsi, kesehatan.


(14)

6 ABSTRACT

ANALYSIS OF WELFARE OF COFFEE FARMERS IN DISTRICT DAIRI

This study aims to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi. In this study, the variables used include the level of expenditure on consumption, education, and health. Then, to determine the level of welfare of coffee farmers in Dairi this, using BPS indicators include income, consumption, state of residence, residential facilities, health of family members, access to health services, the ease of entering to child education, and access to contraceptive transportation facilities.

The method used is distributing questionnaires and interviews to coffee farmers in Dairi. The sample was number 50 coffee farmers in Dairi. Where, can be produced that the welfare of coffee farmers in the Dairi Regency is located at a medium level. Thus, the coffee farmers should still needs to be improved welfare of his life. In addition, the most influence on the welfare of coffee farmers is the budget allocation for education, and the lowest is for the allocation of consumption.

Keywords: welfare, coffee farmers, education, BPS indicators, consumption, health.


(15)

13 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga setelah Brasil dan Vietnam. Perkebunan kopi di Indonesia berasal dari perkebunan rakyat yang luasnya mencapai 96 persen dari seluruh total perkebunan kopi di Indonesia dengan luas garapan antara 0,5 sampai 1 Ha. Sekitar 1,8 juta rumah tangga petani kopi melakukan usaha perkebunan kopi di daerah Aceh, Sematera Utara, Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Para petani kopi tersebut menjadikan lahan pertanian mereka sebagai pusat mata pencaharian yang utama, dengan cara membudidayakan komoditas yang sangat berpotensi untuk berkembang di tanah leluhur Indonesia yaitu kopi.

Sumatera Utara memiliki 33 kabupaten/kota yang terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota. Secara geografis, letak provinsi Sumatera Utara sangat strategis, karena berada dijalur pelayaran internasional Selat malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Berdasarkan karakteristik wilayah Sumatera Utara, provinsi ini terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, serta pegunungan bukit barisan. Sebagian besar wilayah memiliki variasi dalam tingkat kesuburan tanah sehingga menjadikan Sumatera Utara sebagai provinsi yang memiliki potensi yang unggul dalam bidang perkebunan.

Sampai saat ini, perkebunan tetap menjadi prioritas utama dalam peningkatan perekonomian di Sumatera Utara. Komoditas perkebunan yang dihasilkan diantaranya; karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa,


(16)

14 kayu manis, dan tembakau. Komoditas-komoditas ini tersebar di berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara. Salah satu potensi Sumatera Utara yang di jadikan komoditi ekspor adalah kopi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 jumlah produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara mencapai 47230.23 ton dan jumlah produksi kopi robusta 8082.99 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara tahun 2013, luas lahan yang sudah digunakan untuk pengembangan komoditi kopi sebesar 79.181 Ha dengan status lahan milik rakyat dengan jenis produksi komoditi kopi yang bevariasi seperti kopi arabika dan kopi robusta. Untuk penjelasan lebih ranci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1

Luas Lahan Perkebunan Kopi di Sumatera Utara

No. NAMA DAERAH LUAS LAHAN (Ha) JENIS KOPI

1. Kabupaten Dairi 18.407 Ha Kopi Arabika dan Robusta 2. Kabupaten Deliserdang 639 Ha Kopi Arabika

3. Kabupaten Hambang Hasundutan 11.248 Ha Kopi Arabika 4. Kabupaten Karo 6.218 Ha Kopi Arabika 5. Kabupaten Labuhan Batu Selatan 251 Ha Kopi Robusta 6. Kabupaten Langkat 82 Ha Kopi Robusta

7. Kabupaten Mandailing Natal 3.319 Ha Kopi Robusta dan Arabika 8. Kabupeten Nias 167 Ha Kopi Robusta

9. Kabupaten Nias Barat 132 Ha Kopi Robusta dan Arabika 10. Kabupaten Nias Utara 285 Ha Kopi Robusta


(17)

15 11. Kabupaten Padang Lawas 883 Ha Kopi Robusta

12. Kabupaten Padang Lawas Utara 754 Ha Kopi Robusta

13. Kabupaten Pakpak Bharat 1.988 Ha Kopi Arabika dan Robusta 14. Kabupaten Samosir 4.316 Ha Kopi Arabika

15. Kabupaten Simalungun 9.996 Ha Kopi Arabika dan Robusta 16. Kabupaten Tapanuli Selatan 3.124 Ha Kopi Robusta

17. Kabupaten Tapanuli Tengah 135 Ha Kopi Robusta

18. Kabupaten Tapanuli Utara 14.111 Ha Kopi Arabika dan Robusta 19. Kabupaten Toba Samosir 3.044 Ha Kopi Arabika

20. Kota Gunung Sitoli 110 Ha Kopi Robusta Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Utara (2013)

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat banyak lahan perkebunan kopi rakyat yang terdapat disetiap Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumetera Utara. Salah satu wilayah yang sangat berpotensi dalam pengembangan komoditi kopi adalah kabupaten Dairi.

Kabupaten Dairi secara geografis terletak diantara 98o 33' - 98o 30' BT dan 2o15' - 3o 00' LU, luas wilayahnya adalah 1.927,80 Km2 atau sekitar 2,69% dari luas wilayah Sumatera Utara. wilayah ini terbagi atas 15 Kecamatan dan 169 Kelurahan/Desa. Perbatasan wilayahnya adalah :

- Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir

- Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan (Provinsi Aceh)

- Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Aceh) dan Kabupaten Karo


(18)

16 - Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 276.237 orang. Sebagian besar rumah tangga penduduk bekerja sebagai petani. Salah atau komoditi unggulan dari sektor pertaniannya yaitu kopi. Sebagian besar lahan yang digunakan untuk perkebunan kopi berstastus milik perkebunan rakyat. Berdasarkan data pada tabel di atas, luas lahan perkebunan kopi di kabupaten Dairi memiliki luas 17.853,50 Ha yang merupakan perkebunan kopi terluas di Provinsi Sumatera Utara. Jenis kopi yang dibudidayakan oleh petani kopi di Kabupaten Dairi adalah kopi arabika dan kopi robusta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi, Jumlah produksi kopi arabika dan kopi robusta di Kabupaten Dairi akan di jelaskan pada table berikut ini:

Tabel 1.2

Jumlah Produksi Kopi Arabika dan Kopi Robusta Di Kabupate Dairi

Tahun Kopi Arabika (ton) Kopi Robusta (ton) Total

2003 9.442 ton 6.790 ton 16.232 ton

2004 10.548 ton 5.094 ton 15.642 ton

2005 7.698,80 ton 2.776,50 ton 10.474,30 ton

2006 6.958,20 ton 2.735 ton 9.693,20 ton

2007 6.750 ton 2.650 ton 9.400 ton

2008 7.686,60 ton 2.652,40 ton 10.339 ton

2009 6.770,33 ton 2.639,05 ton 9.409,38 ton


(19)

17

2011 10.733,20 ton 2.861 ton 13.594,2 ton

2012 8.570,2 ton 2.753,9 ton 11.324,1 ton

2013 8.541,5 ton 2.604,6 ton 11.146,1 ton

2014 8.511 ton 1.563 ton 10.074 ton

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara (2013)

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah produksi di Kabupaten Dairi barubah-ubah. Pada tahun 2003 produksi kopi arabika berjuhlah 9.422 ton dan mengalami perubahan jumlah produksi yang meningkat dan menurun hingga tahun 2014 produksi kopi arabika berjumlah 8.511 ton. Jika di rata-rataan, produksi kopi pada tahun 2003 hingga 2014 berjumlah 8537,70 ton per tahunnya. Begitupula dengan produksi kopi robusta pada tahun 2003 berjumlah 6.790 ton dan mengalami perubahan produksi yang meningkat dan menurun hingga pada tahun 2014 produksi kopi robusta di Kabupaten Dairi berjumlah 1.563 ton. Jika di rata-ratakan, produksi kopi robusta pada tahun 2003 hingga tahun 2014 berjumlah 3.143,33 per tahunnya. Jumlah produksi kopi arabika di Kabupaten Dairi jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah produksi kopi robusta. Produksi kopi di Kabupaten Dairi pada tahun 2003 berjumlah 16.232 ton dan mengalami penurunan dan peningkatan produksinya pada tahun-tahun tertentu. Rata-rata produksi kopi di Kabupaten Dairi pada tahun 2003 hingga tahun 2014 berjumlah 11.683,52 ton per tahunnya.

Hampir seluruh petani kopi di Kabupaten Dairi masih melakukan cara bertani tradisional. Teknologi yang tidak memadai dan kurangnya kepedulian dari Pemerintah terhadap pengembangan komoditas kopi menyebabkan produksi kopi


(20)

18 Kabupaten Dairi kurang maksimal. Hal ini tentu menyebabkan pengaruh terhadap penghasilan masyarakat petani kopi di daerah tersebut. Akibatnya tidak maksimalnya penghasilan petani kopi tersebut maka akan berpengaruh terhadap terbatasnya pengeluaran yang harus dikeluarkan petani kopi untuk kebutuhan hidup mereka seperti pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, Keadaan tempat tinggal petani kopi, Fasilitas tempat tinggal yang mereka miliki, Kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Sarana Transportasi.

Jenis komoditas kopi yang dikembangkan oleh rumah rumah tangga di Kabupaten Dairi yaitu komoditas kopi Arabika. Kopi Arabika sangat cocok untuk dikembangkat di Kabupaten Dairi karena Kondisi kesuburan dan kelembaban tanah, suhu udara, serta banyak faktor-fator lain yang mendukungnya. Kopi merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten Dairi. Tidak terbatas pada kopi namun banyak petani yang berada di daerah Kabupaten Dairi tersebut memilih untuk senantiasa memanfaatkan sumber daya alam sebagai wadah untuk menciptakan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Berdasarkan potensi dan kondisi alam yang ada, maka penulis tertarik untuk menganalisa seberapa besar tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah kabupaten Dairi yang notabene petani kopi, dalam bentuk skripsi ataupun penelitian yang berjudul, “Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi”.


(21)

19 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah. Adapun rumusan masalah akan diuraikan sebagai berikut: 1. Apakah Pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, Keadaan

tempat tinggal, Fasilitas tempat tinggal, Kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Sarana Transportasi berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi ? 2. Berapa besar pendapatan rumah tangga petani kopi, baik yang berasal dari

sektor perkebunan maupun diluar sektor perkebunan di kabupaten Dairi? 3. Berapa besar pengeluaran rumah tangga petani kopi di kabupaten Dairi? 4. Bagaimana tingkat kesejahteraan bagi rumah tangga petani kopi di kabupaten

Dairi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah;

1. Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, Keadaan tempat tinggal, Fasilitas tempat tinggi, Kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Sarana Transportasi terhadap tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi. 2. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan rumah tangga petani kopi, baik

berasal dari sektor perkebunan maupun diluar sektor perkebunan di kabupaten Dairi.


(22)

20 3. Untuk mengetahui berapa besar pengeluaran rumah tangga petani kopi di

kabupaten Dairi baik untuk konsumsi, kesehatan maupun pendidikan.

4. Untuk mengalisis tingakat kesejahteraan bagi rumah tangga petani kopi di kabupaten Dairi.

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai suatu pertimbangan untuk pemerintah dalam rangka memberikan bantuan dan apresiasi yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan para petani kopi di kabupaten Dairi.

2. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi.

3. Sebagai referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian selanjutnya berkenaan dengan tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi.

4. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah, dalam hal peningkatan potensi wilayah melalui peningkatan produk-produk hasil pertanian.


(23)

21 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produksi Kopi

Nama kopi sebagai sebuah hasil perkebunan sudah tidak asing lagi terdengar didalam kehidupan kita sehari-hari. Hasil produksi kopi dapat diolah menjadi berbagai jenis barang untuk dikonsumsi seperti minuman. Aromanya yang harum serta khasiatnya yang dapat memberikan rangsangan penyegaran badan membuat kopi tidak hanya digemari di Indonesia, tetapi juga di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa kopi memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan sehingga banyak masyarakat di Sumatera Utara khususnya dikabupaten Dairi yang bertani kopi.

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman, tapi mempunyai arti ekonomi yang sangat penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak petani di kabupaten Dairi. Kopi telah menjadi sumber nafkah bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari hari. Hasil perkebunan kopi di Indonisia merupakan salah satu barang dagangan yang cukup penting. Kopi merupakan salah satu barang yang diperdagangkan di indonesia bahkan sampai di ekspor ke luar negeri. Kopi merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang menyumbang devisa negara yg cukup besar.

Bila melihat perolehan devisa dan konsumsi kopi di Indonesia, kopi memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Namun masih banyak kendala yang dihadapi agar produksi dan kualitas kopi mengalami peningkatan lebih tinggi sehingga nilai ekonomis yang dihasilkan semakin tinggi. Selain berpengaruh


(24)

22 terhadap harga, kualitas kopi menembus pasaran negara-negara non kuota, untuk itu dibutukan regulasi dan penyuluhan dari pemerintah untuk mendukung terciptanya kualitas kopi yang dapat menembus pasar dunia.

Lebih dari 90% lahan perkebunan kopi di Indonesia berstatus perkebunan rakyat. Teknologi yang digunakan untuk penanaman hingga proses pengelolaan kopi yang dilakukan masyarakat masih sangat rendah sehingga berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas komoditi kopi tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Diantaranya sebagai berikut:

1. Mengembangkan varietas kopi arabica unggul pada lahan-lahan yang sesuai.

2. Mengganti tanaman yang sudah tua dengan tanaman muda dengan kualitas unggul yang dianjurkan (peremajaan).

3. Menerapkan tenik budidaya yang benar, baik mengenai sistem penanaman, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, maupun pengaturan naungannya.

4. Menerapkam sistem pemanenan dan pengolahan kopi yang benar, baik cara pemetikan, pengolahan, pengeringan maupun sortasi.

Kopi pertama kali mulai dikenal di benua Afrika di suatu daerah yang bernama Ethopia. Pada awalnya kopi tidak dibudidayakan oleh penduduk, tetapi hanya dibiarkan tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi. Ethopia dan Abessinia merupaka bangsa yang sangat menggemari kopi karena khasiatnya yang menyegarkan badan. Bangsa Ethopia mulai memperkenalkan kopi pada saat mereka melakukan pengembaraan ke daerah-daerah lain sehingga buah kopi mulai


(25)

23 tersebar dan dikenal di negara-negara Arab, Persia, hingga tanaman tersebut tumbuh subur di negeri Yaman. Dan kemudian penyebaran kopi mulai tersebar kenegara-neraga di Eropa, Amerika, dan Asia.

Selain menyegarkan badan, biji kopi juga mengandung kafein yang dapat merangsang kerja otak dan jantung. Di Indonesia, tanaman kopi mulai diperkenalkan pada tahun 1696-1699 oleh VOC. Pada awalnya kopi hanya ditanam secara coba-coba, akan tetapi kopi dapat tumbuh sumbur di Indonesia sehingga dapat berkembang. Hingga saat ini tanaman kopi berkembang di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung dan di daerah-daerah lain di Indonesia.

2.1.1 Jenis-jenis Komoditas Kopi

komoditas kopi memiliki varietas-varietas yang merujuk kepada subspesies kopi. Kondisi tempat yang berbeda dapat membuat biji kopi memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari tingkat keasaman, kandungan kafein dan aroma kopi tersebut.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis kopi yang terkenal dunia. Antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kopi Arabika

Ada beberapa jenis varietas-varietas komoditas kopi di dunia, antara lain yaitu: a. Kopi kolombia (colombian coffe)

b. Colombian milds Coffee c. Cota Rican Tarrazu Coffee


(26)

24 e. Ethopian Harrar Coffee

f. Ethopian Yirgacheffe Coffe g. Hawaiian Kona Coffee

h. Jamaican Blue Mountain Coffee i. Kenyan Coffee

j. Mexico Coffee k. Mocha Coffee l. Santos Coffee

m. Tanzania Peaberry Coffee n. Uganda Coffe

Ada beberapa jenis varietas komoditas kopi Arabika yang terkenal di Indonesia. Varietas-varietas komoditas kopi meliputi:

a. Kopi jawa (Java Coffee)

Kopi yang berasal berasal dari pulau Jawa ini sangat terkenal sehingga nama jawa dijadikan sebagai identitas kopi di dunia.

b. Sumatera Mandheling

Kopi ini berasal dari daerah Sumatera Utara bagian selatan, dimana di Sumatera bagian selatan terdapat suku Batak Mandailing. Sehingga kopi ini dinamakan sebagai kopi Mandheling.

c. Sumatera Lintong

Kopi ini berasa dari tempat yang bernama Lintong yang terletak di wilayah Provinsi Sumatera Utara.


(27)

25 d. Kopi Gayo

Kopi ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Gayo merupakan nama suku di Provinsi Aceh yang persebarannya meliputi beberapa Kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues.

e. Sulawesi Toraja Kalosi

Kopi ini ditanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi merupakan kota kecil di Sulawesi dimana kota ini dijadikan sebagai tempat pengumpulan seluruh komoditi kopi dari seluruh daerah pegunungan tinggi tersebut. Toraja merupakan daerah pegunungan tinggi tempat dimana para petani berkebun kopi. Kopi ini memiliki karakteristik aroma yang kaya, tingkat keasamannya yang seimbang dan memiliki ciri multi dimensional. 2. Kopi Robusta

Salah satu varietas komoditi kopi yang terkenal di Indonesia adalah kopi Luwak. Kopi Luwak adalah biji kopi dari Indonesia yang dikumpulkan dari Musang Luwak. Selain di Indonesia di Filipina juga terdapat kopi Robusta yang dikenal dengan sebutan Kape Alamid. Kopi Robusta ini memiliki rasa yang khas. 3. Kopi Liberika

Kopi liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia. Liberia terletak di Afrika bagian Barat. Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter dari permukaan tanah. Pada abad 20 ini, kopi Liberika telah dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti kopi Arabica yang saat ini rawan terserang oleh hama penyakit.


(28)

26 Pada perdagangan kopi dunia, dikenal beberapa golongan kopi. Akan tetapi yg sering dibudidayakan di Indonesia hanya kopi dengan arabika, robusta, dan liberika. Agar tanaman kopi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, maka proses penanaman kopi harus disesuaikan dengan ketinggian tempat, penyinaran, angin, dan kondisi tanah. Pada umumnya tanaman kopi akan tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada ketinggian tertentu, tergantung pada jenis kopinya. Kopi robusta akan tumbuh baik jika ditanam pada ketinggian 400-700 Meter diatas permukaan laut. Kopi arabika akan tumbuh dengan baik apabila ditanam pada ketinggian 500-1.700 meter diatas permukaan laut. Tanaman kopi juga sangat berpengaruh terhadap kondisi curah hujan didaerah tempat penanamannya. Kopi akan tumbuh optimum di daerah yang memiliki curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun. Begitu pula dengan kondisi lahan yang digunakan untuk penanaman kopi. Kopi akan tumbuh optimum jika ditanam pada tanah yg gembur dan kaya bahan organik dan tanah yang agak masam yaitu antara pH 4,5-6. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa tanaman kopi dapat tumbuh subur di daerah-daerah dataran tinggi di Indonesia, termasuk di provinsi Sumatera Utara. Daratan tinggi Sumatera Utara memiliki kesesuaian kondisi lingkungan untuk menaman kopi termasuk dikabupaten Dairi. Dengan demikian dapat kita simpulkan mengapa di kabupaten Dairi banyak masyarakat yang bertani kopi sebagai sumber nafkah mereka.

2.1.2 Manfaat Komoditas Kopi

Kopi merupakan suatu barang komoditas yang memiliki nilai ekonomi. Karena kopi merupakan suatu barang ekonomi, maka sudah dapat dipastikan


(29)

27 bahwa kopi memiliki nilai manfaat bagi masyarakat yang memproduksi dan masyarakat yang mengkonsumsi kopi. Beberapa manfaat dari komoditas kopi dapat dijelaskan sebgai berikut:

a. Kopi bermanfaat untuk meningkatkan energi bagi tubuh b. Kopi bermanfaat untuk membakar lemak

c. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan kinerja fisik

d. Pada komoditas kopi terdapat nutrisi-nutrisi kandungan penting di dalamnya

e. Kopi dapat menurunkan resiko diabetes tipe II

f. Kopi bermanfaat untuk melindungi tubuh dari Alzheimer dan Demensia g. Kafein dalam kopi dapat menurunkan resiko Parkinson

h. Kopi memberikan efek perlindungan terhadap hati

i. Kopi bisa melawan depresi dan memberikan efek lebih santai j. Peminum kopi memiliki resiko rendah dari beberapa jenis kanker k. Kopi tidak menyebabkan penyakit jantung

l. Kopi dapat menurunkan resiko stroke

m. Kopi adalah salah satu sumber anti Antioksidan

Dari penjelasan tentang manfaat-manfaat kopi diatas maka dapat dilihat bahwa komoditas kopi memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik di produksi dan di konsumsi sebagai makanan dan minuman, obat-obatan untuk kesehatan, dan untuk alat-alat kecantikan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.


(30)

28 2.1.3 Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan memproses input atau faktor-faktor produksi menjadi suatu output atau barang yang dapat di konsumsi oleh masyarakat. Untuk melakukan kegiatan produksi, produsen atau perusahaan harus mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi yang disebut Fungsi Produksi.

Fungsi Produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan hubungan ketergantungan fungsional antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.

Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: Q = f ( K, L, R, T )

Dimana: Q = Output

K = Kapital atau modal L = Labor atau tenaga kerja R = Resources atau sumber daya T = Teknologi

Produksi jangka pendek adalah produksi yang menggunakan input tetap dan input variabel. Sedangkan produksi jangka panjang adalah produksi yang inputnya dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau produsen.


(31)

29 a. kurva produksi sama (isoquant)

kurva produksi sama atau isoquan menunjukkan penggunaan dua macam input yang berbeda yang menghasilkan jumlah output yang sama.

Kurva 2.1

Kurva Produksi Sama (Isoquant) Capital

Labor Adapun ciri-ciri kurva isoquan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Memiliki tingkat kemiringan negatif

2. Semakin ke kanan kedudukan garis isoquant maka menunjukkan semakin tinggi jumlah output yang dihasilkan

3. Garis isoquant tidak pernah berpotongan dengan garis isoquan lainnya 4. Garis isoquant cembung ke titik origin

IQ2

IQ3


(32)

30 b. Kurva biaya sama (Isocost)

Kurva 2.2

Kurva Biaya Sama (Isocost) K

TC/r Slope = -w/r

TC/w L

Kurva isocost menunjukkan semua kombinasi dua macam input yang dimiliki oleh perusahaan atau produsen dengan pengeluaran total dan harga-harga faktor produksi tertentu.

2.2 Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran rumah tangga adalah pengorbanan atau biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Pengeluaran rumah tangga dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya dari aspek kebutuhan untuk hidup sehari-hari seperti pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan, aspek kesehatan seperti biaya pengobatan yang harus dikeluarkan baik dalam kondisi sehat, yaitu untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi apabila ada kondisi yang tidak terduga dan pengeluaran untuk kesehatan dalam kondisi sakit yang memeng harus dikeluarkan agar anggota rumah tangga dapat kembali dalam


(33)

31 keadaan sehat. Pengeluaran untuk pendidikan juga dapat digolongkan sebagai pengeluaran rumah tangga. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan hal yang dianggap penting untuk meningkatkan taraf hidup manusia, mengubah pola manusia menjadi lebih relevan, dan memberikan pengetahuaan untuk hidup yang lebih baik lagi. Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengeluaran rumah tangga untuk makanan, kesehatan dan pendidikan merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga dalam kondisi apapun karena pengeluaran tersebut merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan meningkatkan taraf hidup yang menuju kepada usaha peningkatan-peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2.2.1 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Konsumsi

Pengeluaran rumah tangga untuk makanan merupakan pengeluaran yang yang harus dikeluarkan untuk bertahan hidup. Pengeluaran rumah tangga untuk makan harus dikeluarkan pada tingkat pendapatan apapun. Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi oleh masyarakat. Makanan merupakan sumber tenaga yang harus dikonsumsi agar manusia bisa beraktifitas sehari-hari. Pengeluaran rumah tangga merupakan suatu konsumsi dasar yang harus dipenuhi oleh manusia untuk melanjutan hidup dan menjaga kesehatn tubuh. Kebutuhan dasar manusia ini menjadi indikator penting untuk menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam pemahaman yang sederhana, sudah seharusnya semua manusia di dunia untuk mengkonsumsi makanan dalam kondisi apapun, baik itu dalam kondisi miskin. Masyarakat miskin akan tetap memenuhi kebutuhan makanannya dengan cara apapun, misalnya berhutang dan cara yang


(34)

32 lainnya. Indikator pengeluaran rumah tangga untuk makanan ataupun konsumsi sebagai indikator yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan sangat cocok untuk diteliti di negara miskin dan negara berkembang karena tingakat pendapatan di negara miskin dan berkembang yang rendah, banyaknya penduduk miskin, tingkat pengangguran tinggi, dan terjadinya ketimpangan pendapatan yang sangat jauh, menjadikan negara miskin dan berkembang sebagai tempat untuk meneliti tingkat kesejahteran masyarakatnya dari aspek pengeluaran rumah tangga untuk makanan. 2.2.2 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Kesehatan

Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dapat diartikan sebagai pengeluran rumah tangga yang harus dikeluarkan agar anggota rumah tangganya tetap sehat. Pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dikeluarkan oleh rumah tangga untuk berjaga-jaga atau untuk menjaga kesehatan, dan untuk berobat agar tubuh kembali sehat. Tingkat kesehatan di negara-negara di dunia berbeda-beda. Misalnya di negara maju seperti Amerika, German, Francis dan Belanda memiliki tingkat kesehatan penduduk yang tinggi, hal ini diakibatkan pola pikir masyarakat di negara maju sudah baik. Masyarakat negara maju menyadari bagaimana pentingnya untuk bertahan hidup agar bisa beraktivitas dengan baik untuk bekerja sehingga dapat bertahan hidup. Sedangkan dinegara miskin dan berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan negara-negara berkembang lainnya, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sangatlah rendah. Pola pikir masyarakat dinegara miskin dan berkembang masih belum menganggap menjaga kesehatan sebagai salah satu aspek yang harus ditingkatkan agar masyarakat dapat beraktivitas dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.


(35)

33 Negara miskin dan negara berkembang merupakan negara dengan tingkat kesehatan yang rendah. Maka negara berkembang seperti Indonesia sangat cocok untuk diteliti tingkat kesejahteraannya yang dilihat dari pengaruh pada aspek kesehatan masyarakatnya.

2.2.3 Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Pendidikan

Pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Terlebih lagi kita tahu bahwa pendidikan di negara berkembang sangat ketinggalan. Menurut Richard Jolly, Deputy Director General dan UNICEF : sebenarnya, setiap pengamat yang serius setuju bahwa reformasi pendidikan di negara-negara Dunia Ketiga telah ketinggalan. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat di negara-negara miskin dan berkembang akan pentingnya tingkat pendidikan masih sangat rendah.

Hubungan tingkat pendidikan terhadap kualitas masyarakat sangatlah jelas. Semakin lama individu bersekolah, maka ilmu pengetahuannya semakin tinggi dan sudah pasti kualitas manusia atau sumberdaya manusia yang lama bersekolah sangat jauh berbeda dengan yang tidak mementingkan sekolah.

Pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan merupakan hal yang wajar dan wajib dikeluarkan dalam rumah tangga. Pentingnya pendidikan sebagai tolak ukur sumber daya kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu aspek pendorong yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2.2.4 Teori Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran rumah tangga dapat dikatakan sebagai konsumsi rumah tangga. Konsumsi merupakan tindakan mengurangi atau mengahabiskan nilai


(36)

34 guna suatu benda. Menurut Draham Bannoch, konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu pengeluaran tertentu.

Fungsi konsumsi menggambarkan suatu kurva hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

C = a + b Y

Dimana : a = Konsumsi rumah tangga pada pendapatan 0 b = Kecondongan konsumsi marginal

C = Tingkat konsumsi dan, Y = Tingkat pendapatan

John Maynard Keynes menjelaskan dalam teori konsumsinya yang banyak mengandalkan analisis statistik dan menggunakan dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual yaitu:

1. kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to comsume), jumlah yang mengkonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu.

2. Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume) turun ketika pendapatan naik. Keynes percaya bahwa tabungan adalah kemewahan sehingga keynes berasumsi bahwa masyarakat yang berpendapatan tinggi menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka dibandingkan masyarakat yang berpendapatan rendah.


(37)

35 3. Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi

yang paling penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi sebatas teori.

Fungsi konsumsi keynes dapat dijelaskan sebagi berikut:

C = a + b Y dengan asumsi a > 0, 0 < b < 1

Secara grafis, fungsi konsumsi keynes dapat digambarkan sebagai berikut:

Kurva 2.3

Kurva fungsi konsumsi Keynes C (konsumsi)

Y = C

C C0

0 Y (pendapatan)

2.3. Teori Kesejahteraan Penduduk

Terdapat dua jenis teori ekonomi kesejahteraan, yaitu teori ekonomi kesejahteraan konvensional dan teori ekonomi kesejahteraan syariah. Pada teori kesejaheraan konvensional membahas tentang material saja, dan mengabaikan kesejahteraan moral dan kesejahteraan spiritual. Ekonomi kesejahteraan syariah membahas tentang kesejahteraan ekonomi secara menyeluruh. Konsep ekonomi


(38)

36 kesejahteraan syariah bukan hanya membahas tentang manifestasi nilai ekonomi, akan tetapi teori ini juga membahas nilai moral, sosial, politik islami, dan nilai spiritual.

Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi normatif. Bidang bahasan dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan tentang apa yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan kajian cabang ilmu ekonomi positif, seperti ilmu politik tenaga kerja, sejarah perekonomian, perdagangan internasional, moneter, serta ekonomi mikro. Setiap ilmu ekonomi positif mencoba menjelaskan berbagai fenomena empirik (Allan M. Feldman: 2000) .

Ilmu ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana agar suatu kegiatan ekonomi berjalan optimal dan berdampak positif terhadap kondisi masyarakat yang ditandai dengan peningkatan kualitas perekonomian di masyarakat. Ekonomi kesejahteraan membahas tentang prinsip keadilan terhadap seluruh lapisan dalam masyarakat dan mengarahkan kegiatan ekonomi agar memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Teori ekonomi kesejahteraan adalah suatu teori ekonomi yang mempertimbangkan konteks ilmu sosial didalamnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian teori ekonomi kesejahteraan. Antara lain sebagai berikut:

Ekonomi kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu (O’Connel, 1982).


(39)

37 Ekonomi kesejateraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99).

Ekonomi kesejahteraan adalah ilmu yang menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumber daya (Beasley, 2002).

Teori ekonomi kesejahteraan berfungsi sebagai pengujian kegiatan ekonomi dari inividu-individu yang ada dalam masyarakat yang bertujuan untuk memaksimalkan peningkatan kesejahteraan sosial. Kesejateraan masyarakat mengacu pada keseluruhan nilai guna yang semakin meningkat di dalam suatu lingkungan masyarakat dalam suatu negara. Kesejahteraan sosial sering dikatakan sebagai akumulasi dari seluruh kesejahteraan individu di suatu negara. Di Indonesia, sejahtera itu dapat di defenisikan sebagai suatu takaran kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar meliputi kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lain seperti lingkungan yang bersih aman dan nyaman.

Terdapat berbagai perkembangan tentang ilmu pengukuran tingkat kesehatan masyarakat dari sisi fisik, seperti Human Development Indeks (Indeks Pembangunan Manusia), physical Quality Life Indeks (Indeks Mutu Hidup), Basic needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/kapita (Pendapatan Perkapita). Perkembangan-perkembangan teori pengukuran tingkat kesejahteraan ini terus menerus mengalami perubahan. Sejahtera dapat diukur dari aspek fisik yang meliputi gizi, berat badan dan tinggi badan, harapan hidup serta pendapatan. Suatu


(40)

38 negara dapat dikatakan sejahtera apabila tingkat kemiskinin dinegara tersebut kecil, tidak terjadi kesenjangan yang besar, dan banyak aspek lainnya.

Todaro merumuskan fungsi kesejahteraan sebaga berikut: W = W (Y,I,P)

Dimana:

W = Kesejahteraan (walfare) Y = Pendapatan perkapita I = Ketimpangan dan P = Kemiskinan absolut

Teori kesejahteraan yang dikemukakan oleh Todaro ini sangat cocok digunakan untuk pengkuran tingkat kejahteraan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan negara-negara berkembang lainnya yang ada di benua Asia khususnya di Asia Tenggara.

2.3.1 Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia)

Indeks Pembangunan Manusia adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standard hidup untuk semua negara di dunia. Indeks pembangunan manusia digunakan sebagai alat pengukuran apakah suatu negara dikatakan negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang.

Indeks pembangunan manusia dikembangkan pada tahun 1990 oleh pemenang nobel India yaitu Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan bernama Mahbub Ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Universitas Yale dan Lord Meghan Desai dari London School of Economic. Sejak saat itu, teori


(41)

39 kesejahteraan ini digunakan oleh PBB dalam program pembangunan pada laporan Indeks pembangunan manusia tahunan.

Indeks pembangunan manusia adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang dibangun melalui tiga pendekatan dasar yaitu meliputi: harapan hidup, tingkat pendidikan dan pendapatan. UNDP (united nation development programme) mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (The Ultimated End) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada empat hal pokok yang harus diperhatikan yaitu produktivitas, pemerataan, keseimbangan, pemberdayaan (UNDP 1995). Empat hal pokok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Produktivitas

Masyarakat harus mampu untuk melakukan peningkatan produktivitas dan ikut berpartisipasi dalam proses penciptaan pendapatan dan pembangunan ekonomi.

2. Pemerataan

Masyarakat harus memiliki kesempatan yang sama terhadap semua sumberdaya ekonomi dan sosial yang ada di negaranya. Semua aspek-aspek yang dianggap hambatan untuk mempekecil kesempatan untuk memperoleh akses sumberdaya ekonomi dan sosial harus diminimalisir agar masyarakat dapat


(42)

40 berartisipasi dan mengambil manfaat dalam produktifitas untuk pencapaian peningkatan kualitasnya.

3. Kesinambungan

Segala aspek terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus disisakan dan dilestarikan untuk generasi yang akan datang, termasuk sember daya manusia, fisik, dan lingkungan yang harus selalu diperbaharui.

4. Pemberdayaan

Masyarakat diharuskan untuk berpatipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses penentuan bentuk dan arah kehidupan sekarang dan generasi yang akan datang, serta mengambil manfaat dan berpartipasi dalam proses pembangunan.

Indeks pembangunan manusia dapat dihitung berdasarkan empat komponen diatas. Penghitungan indeks pembangunan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Angka harapan hidup

Angka harapan dapat diartikan sebagai gambaran seberapa besar tingkat kesehatan masyarakat. Angka melek huruf adalah rata-rata perkiraan lama tahun yang dapat ditempuh individu selama hidup dengan menggunakan penghitungan dua indikator yaitu jumlah anak lahir hidup dan jumlah anak masih hidup.

2. Tingkat pendidikan

Untuk mengukur tingkat pendidikan digunakan dua indikator yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah jumlah tahun yang


(43)

41 dihabiskan untuk melakukan pendidikan sekolah oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.

3. Standar hidup layak

Standar hidup layak dapat diartikan sebagai penggambaran kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak peningkatan kualitas ekonomi. Standar hidup layak dapat dihitung melalui kemampuan membeli dalam memenuhi kebutuhan sebagai gambaran dari tingkat pendapatan yang dimilikinya yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan.

Rumus penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat disajikan sebagai berikut:

IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)] ...(1)

Dimana:

X(1) : Indeks Harapan Hidup

X(2) : Indeks Pendidikan = 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-rata

lama sekolah)

X(3) : Indeks Standar Hidup Layak

Indeks x(1) = X(1) - X(1)min / [X(1)maks – X(1)min] ...(2)

Dimana:

X(1) : Indikator ke-i (i = 1,2,3)

X(2) : Nilai maksimum sekolah X(i)


(44)

42 Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Indikator Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia Indikator Komponen

IPM [=X(I)]

Nilai Maksimum Nilai Minimum

Angka Harapan Hidup 85 25

Angka melek Huruf 100 0

Rata-rata lama sekolah 15 0

Konsumsi Perkapita yang disesuaikan

732.720 300.000

Sumber: manual teknis operasional pengembangan dan pemanfaatan indeks pembangunan manusia (IPM) dalam perencanaan pembangunan pembangunan manusia (BPS, BAPPENAS, UNDP)

2.3.2 Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup)

Indeks Mutu Hidup adalah sebuah konsep secara luas yang berhubungan dengan kesejahteraan dalam suatu masyarakat. Konsep indeks mutu hidup meliputi kondisi hidup yang berfokus pada sumber daya secara material seperti uang dan akses terhadap barang dan jasa, yang tersedia untuk digunakan oleh individu-individu dengan mempertimbangkan indikator-indikator seperti kepuasan, kebahagiaan, kebebasan, dan subjektifitas kesejahteraan. Dengan demikian, indeks mutu hidup dapat diukur melaluai dua pendekatan indikator yaitu, indikator objektif dan indikator subjektif.

Indeks mutu hidup atau physical quality life indeks adalah teori yang membahas tentang penghitungan tingkat ksejahteraan penduduk yang dikenalkan oleh Moris. Teori penghitungn ini tidak mengikut sertakan pendapatan nasional sebagai suatu indikator pengukuran yang penting untuk pengukuran kesejahteraan. Indeks mutu hidup adalah indeks penghitungan kesejahteraan yang


(45)

43 memperhitungkan aspek-aspek non ekonomi yang dihitung melalui tiga indikator. Ketiga indikator tersebut yaitu:

1. Angka kematian bayi (jumlah kematian bayi yang berumur dibawah satu tahun per 1000 yang hidup dalam satu tahun)

2. Angka harapan hidup dan, 3. Tingkat melek huruf.

Indeks mutu hidup dapat dihitung melalui cara penghitungan sebagai berikut: ketiga indeks tersebut diberi skor penilaian mulai dari angka 1-100. Kemudian diambil rata-rata dari ketiga indikator tersebut.

Konsep Indeks mutu hidup memiliki beberapa kelemahan. Beberapa ahli ekonomi mengatakan bahwa hubungan antara indikator indeks mutu hidup dan indeks gabungan GNP Perkapita sangat erat sehingga menunjukkan hal yang tidak berbeda, oleh karena itu para ekonom berpendapat penhitungan indeks mutu hidup sudah diwakilkan oleh GNP perkapita. Indeks mutu hidup hanya efektif digunakan untuk membedakan tingkat pembangunan apabila tingkat GNP masih rendah.

2.3.3 GNP Perkapita (Pendapatan Perkapita)

GNP Perkapita adalah salah satu indeks untuk menghitung tingkat kesejahteraan masyarakat. GNP Perkapita akrab didengar dengan sebutan pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Penghitungan pendapatan perkapita dihasilkan dari pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita sering digunakan oleh suatu negara sebagai tolak


(46)

44 ukur tingkat kesejahteraan penduduk, apakah tingat kesejahteraan penduduknya tinggi atau penduduk di negara tersebut memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah. Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan pendapatan dari seluruh masyarakat di suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan perkapita penduduk di negara tersebut. Jumlah penduduk disuatu negara akan mempengaruhi jumlah pendapatan perkapita di negara tersebut. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang di diterima oleh penduduk disuatu negara dalam jangka waktu satu tahun.

Rumus penghitungan pendapatan perkapita sebagai berikut:

Pendapatan Perkapita = Total pendapatan penduduk dalam satu tahun Jumlah penduduk

Untuk menganalisis tingkat kesejahteraan penduduk negara tinggi atau rendah, maka dapat kita lihat dari jumlah pendapatan perkapita yang diterima oleh penduduk tersebut. Tingkat kesejahteraannya dapat diukur melalui perbandingan pendapatan perkapita yang diterima dalam satu tahun dengan total pengeluaran pokok yang harus dikeluarkan dalam satu tahun seperti tempat tinggal, makanan, kesehatan, dan pendidikan.


(47)

45 2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Judul

penelitian Nama peneliti Persamaan Perbedaan

Hasil Penelitian Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten/Kota

di Provinsi Bali

Erwin Ndakularak, Nyoman Djinar Setiawina, dan I Ketut Djayastra Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel independen yang sama dengan variabel independen yang digunakan oleh peneliti sebelumnya begitu juga dengan variabel dependennya. Peneliti menggunakan kuesioner yang dilakukan penyebarannya di kabupaten Dairi, sedangkan peneliti sebelumnya melakukan penelitian ini di Provinsi Bali. Kemudian, karena penelitian ini menggunakan kuesioner dan merupakan data primer maka peneliti tidak menggunakan uji autokorelasi, sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan uji autokorelasi. Pengeluaran rumah tangga untuk makanan, kesehatan, dan pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mayarakat di kab/kota di prov.Bali. secara parsial, pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sedangkan pengeluaran untuk kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Prov.Bali


(48)

46 Analisis

Kesejahteraan Rumah Tangga

Petani Karet Plasma di Desa

Sungai Baung Kec. Rengat Barat Kab. Indragiri Hulu Martin Batubara, Ahmad Rifai, dan Saiful Hadi

Penelitian ini memiliki objek yang sama yaitu petani, dengan asumsi untuk melakukan analisis terhadap kesejahteraan petani karet. Penelitian ini melakukan analisis kesejahteraan terhadap petani kopi, sedangkan penelitian sebelumnya terhadap petani karet, dan dilakukan para provinsi yang berbeda dengan metode penelitian yang bebeda pula. Program Transmigrasi PIR meningkatkan kesejahteraan petani plasma karet di desa Sungai Baung Kab. Indragiri Hulu Analisis Pendapatan, Pola Konsumsi dan Kesejahteraan Petani Padi Pada Basis Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi di Pedesaan

Sugiarto Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada objek dan variabel yang di ukur. Objeknya adalah petani dan variabelnya masih berkaitan dengan pengeluaran konsumsi, pengeluaran rumah tangga, kesehatan dan pendidikan. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang terletak pada objek dimana penelitian ini terkhusus pada petani kopi sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah petani padi. Kemudian cara pengolahan data dan metodologinya berbeda, penelitian ini menggunakan uji descriptive, kualitas data, asumsi klasik, dan regresi linier berganda.


(49)

47 Analisis Tingkat Kesejahteraan Peternak Sapi Potong di Kabupaten Purbalingga Mohammad Trigestianto, Syarifudin Nur, dan Moch.Sugiarto Persamaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang merupakan petani, dan masih mengukur tingkat kesejahteraan petani. Selain itu terdapat variabel yang sama yang menjadi focus pengukuran yaitu mengenai pendidikan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 50 buah kuesioner kepada para petani kopi, sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan survey lapangan secara langsung dan wawancara kepada para petaninya langsung. Metodologi yang digunakan juga berbeda. Terdapat hubungan antara jumlah keluarga dan jumlah ternak yang dipelihara terhadap kesejahteraan peternak sapi potong dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap kesejahteraan peternak. Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Keluarga Petani Ikan Keramba Jaring Apung di

Kel. Sigabung Kec. Lubuk Busung Kab. Agam Prov. Sumbar Budi Perwira Negara Yang menjadi objek dalam penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini adalah sama yaitu berfokus pada kesejahteraan petani, tetapi objeknya adalah Ikan Keramba. Terdapat perbedaan mengenai pengukuran kesejahteraan terhadap petani yang menjadi objek penelitian sebelumnya dengan yang saat ini akan dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian sebelumnya petani melakukan penelitian terhadap petani Ikn Keramba, dan yang sekarang petani kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha budidaya keramba jaring apung memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga petani dan terdapat hubungan antara pendapatan dengan kesejahteraan keluarga petani keramba jaring apung.


(50)

48 2.5 Kerangka Konseptual

Gambar 2.4

Kerangka Konseptual Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini ditujukan untuk mencari hubungan antara Pendapatan rumah tangga (x1), Pengeluaran tumah tangga untuk konsumsi (x2), Keadaan Tempat Tinggal (x3), Fasilitas Tempat Tinggal (x4), Kesehatan anggota keluarga (x5), Pelayanan kesehatan (x6), Pelayanan pendidikan (x7) dan Sarana transportasi (x8) secara keseluruhan berpengaruh terhadap Tingkat Kesejahteraan petani kopi (Y) di Kabupaten Dairi.

Tingkat Kesejahteraan

(Y) Pengeluaran Rumah Tangga

untuk Konsumsi (x2)

Keadaan Tempat Tinggal (x3)

Fasilitas Tempat Tinggal (x4)

Kesehatan Anggota Keluarga (x5)

Pelayanan Kesehatan (x6)

Pelayanan Pendidikan (x7)

Sarana Transportasi (x8)

Pendapatan (x1)


(51)

49 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini akan menguji pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kopi yang ada di kabupaten Dairi. Doane dan Seward (2011) menyatakan bahwa “population is all of the items that we are interested in”. Sugiyono (1999) menyatakan bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan dimana peneliti akan melakukan penyebaran kuesioner sejumlah 50 kuesioner kepada para petani kopi yang ada di kabupaten Dairi. Dalam metode ini, anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya dan bersifat kooperatif (Hamid,


(52)

50 2010). Hal ini dilakukan peneliti karena pertimbangan pengambilan sampel yang berupa data primer yang membutuhkan lokasi yang mudah untuk dijangkau dan biaya yang cukup murah yaitu di kabupaten Dairi. Pengambilan sampel ini dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat yang merupakan petani kopi di kabupaten Dairi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan survei literatur dan melakukan studi lapangan dengan pengumpulan data primer secara aktif, diantaranya adalah :

1. Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi peneliti (Sekaran, 2007 : 82). Perpustakaan merupakan pusat penyimpanan yang kaya bagi data sekunder, dan biasanya peneliti menghabiskan beberapa minggu dan terkadang bulan untuk menelusuri buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan konferensi, disertasi doctoral, tesis master, publikasi pemerintah, laporan keuangan dan lainnya untuk menemukan informasi yang terkait dengan topik penelitian mereka.

2. Pengumpulan Data Primer Secara Aktif (Penelitian Lapangan)

Penelitian bisnis kontemporer sangat menggantungkan pada penggunaan metode PDF aktif. Ini didasarkan fakta bahwa bisnis pada dasarnya adalah fenomena sosial yang berhubungan dengan manusia (Kuncoro, 2013 : 160). Akibatnya, data yang diperlukan untuk membuat keputusan harus


(53)

51 berasal dari manusia itu sendiri. PDF aktif dirancang terutama untuk memperoleh informasi dari responden manusia. Kelebihan utama metode ini adalah versatility-nya. Semua jenis opini abstrak berupa opini, sikap, kehendak, dan pengharapan dapat diperoleh melalui survei. Kelemahan dari metode ini adalah, kualitas informasi akan sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden untuk bekerjasama dengan peneliti. Sering sekali responden akan menolak untuk diwawancarai atau untuk membalas surat survei karena alasan pribadi, atau mereka memandang topik yang sedang diteliti terlalu sensitif. Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti Indriantoro dan Supomo (dalam Suryani 2013 : 154).

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji regresi berganda.

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran (Dergibson, 2002).


(54)

52 Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain serta kecenderungan suatu gugus data. Indikator keluarga sejahtera yang dapat digunakan berdasarkan Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Indikator Keluarga Sejahtera Berdasarkan Badan Pusat Statistik

No. Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor

1. Tingkat pendapatan Tinggi (> Rp 10.000.000) Sedang (Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000)

Rendah (< Rp 5.000.000)

3 2 1 2. Konsumsi atau

pengeluaran rumah tangga

Tinggi (> Rp 5.000.000) Sedang (Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000)

Rendah (< Rp 1.000.000)

3 2 1 3. Keadaan Tempat Tinggal Permanen (11 – 15)

Semi Permanen (6 – 10) Non Permanen (1 – 5)

3 2 1 4. Fasilitas Tempat Tinggal Lengkap (34 – 44)

Cukup (23 – 33) Kurang (12 – 22)

3 2 1 5. Kesehatan Anggota

Keluarga

Bagus (< 25%) Cukup (25% - 50%) Kurang (> 50%)

3 2 1 6. Kemudahan Mendapatkan

Pelayanan Kesehatan

Mudah (16 – 20) Cukup (11 – 15) Sulit (6 – 10)

3 2 1 7. Kemudahan Memasukkan

Anak Kejenjang Pendidikan

Mudah (7 – 9) Cukup (5 – 6) Sulit (3 – 4)

3 2 1 8. Kemudahan Mendapatkan

Fasilitas Transportasi

Mudah (7 – 9) Cukup (5 – 6) Sulit (3 – 4)

3 2 1 Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut:

Tingkat Kesejahteraan Tinggi : Nilai Skor 20 – 24 Tingkat Kesejahteraan Sedang : Nilai Skor 14 – 19 Tingkat Kesejahteraan Rendah : Nilai Skor 8 – 13


(55)

53 3.5 Defenisi Operasional

Pada bagian ini akan diuraikan penafsiran mengenai variabel yang dipilih oleh peneliti sekaligus dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

3.5.1 Variabel Independen 3.5.1.1Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan petani kopi di Kabupaten Dairi merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan seberapa besar pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan untuk investasi atau tabungan dimasa depan. Tingkat pendapat yang rendah, sedang dan tinggi sangat memenentukan seberapa besar kebutuhan hidup mereka sehari-hari dapat terpenuhi yang merupakan ukuran yang mementukan tinggat kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi.

3.5.1.2 Konsumsi atau Pengeluaran Rumah tangga

Masyarakat di kabupaten Dairi yang memiliki identitas sebagai petani kopi memiliki jumlah yang cukup banyak. Mereka yang memiliki kesejahteraan yang cukup baik jika dilihat secara kasat mata, dapat diindikasikan sebagai bagian yang memiliki kontribusi luar biasa untuk peningkatan kualitas kopi yang notabene komoditas negara. Para petani kopi ini berhak untuk memperoleh apresiasi yang cukup baik terutama untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka dan keluarganya. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi terhadap kesejahteraan para


(56)

54 petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

3.5.1.3 Keadaan Tempat Tinggal

Keadaan tempat tinggal atau Rumah petani kopi kopi di Kabupaten Dairi bervariasi. Melalui keadan tempat tinggal petani tersebut kita dapat melihat seberapa besar tingkat kenyamanan mereka tinggal di tempat tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap kepuasaan dan merupakan kebutuhan utama untuk menjalani hidup sehari-hari. Keadaan tempat tinggal dapat dilihat dari status kepemilikan rumah yang ditempati, jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, dan keadaan ruangan pada tempat tinggal tersebut. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

3.5.1.4 Fasilitas Tempat Tinggal

Para petani kopi di Kabupaten Dairi pada umumnya membutuhkan fasilitas penunjang kegiatan, fasilitas untuk mempermudah akses informasi dan banyak fasilitas lainnya untuk mempermudah dan meningkatkan rasa nyaman petani tinggal di tempat tinggalnya. Fasilitas


(57)

55 tempat tinggal dapat dilihat berupa akses jalan untuk ke tempat tinggal petani, alat penerangan yang diperoleh dan digunakan, sumber air bersih, kamar mandi dan segala fasilitas penunjang untuk mempermudah dan meningkatkan kepuasan petani. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

3.5.1.5 Kesehatan Anggota Keluaraga

Kesehatan merupakan salah salu faktor paling utama yang dibutuhkan oleh manusia untuk bisa melakukan aktivitas dan bekerja untukn memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Untuk menjaga kesehatan anggota keluarga tentunya harus dilakukan pola hidup yang sehat seperti kebiasaan hidup bersih, makanan, bergizi, lingkungan bersih, air bersih, serta obat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh anggota keluarga petani kopi di Kabupaten Dairi. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.


(58)

56 3.5.1.6 Pelayanan Kesehatan

Ketika, seseorang bekerja untuk mencari penghidupan yang layak, maka terdapat satu hal yang sangat penting untuk dijaga, dan itu adalah kesehatan. Kesehatan para petani kopi di kabupaten Dairi juga seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah. Mereka yang tergolong masih berada di daerah pedesaan memiliki tingkat kesehatan yang perlu di perhatikan secara intensif. Mulai dari kebutuhan akan air bersih, lingkungan yang sehat, dan berbagai hal terkait bagaimana caranya agar menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Seharusnya banyak berbagai penyuluhan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang berwenang untuk memahamkan para petani kopi ini bagaimana agar mereka mampu menjaga kesehatannya dengan baik. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik. 3.5.1.7 Pelayanan Pendidikan

Para petani kopi di kabupaten Dairi, juga memiliki kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Analoginya, sebuah pengharapan yang tinggi pasti terlintas di dalam pemikiran mereka untuk menjadika anak-anaknya lebih baik dari mereka terkait dengan tingkat pendidikannya. Beberapa penelitian telah dilakukan


(59)

57 bahwa yang menjadi motivasi terbesar bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang sarjana adalah diri mereka sendiri. Artinya, setelah bercermin dengan diri mereka sendiri, maka ada motivasi tersendiri yang membuat mereka ingin meningkatkan kesejahteraan kehidupan anak-anaknya melalui jenjang pendidikan yang tinggi, minimal bisa menjadi seorang pemimpin di desa mereka. Dengan demikian, pemikiran para petani tersebut terkait dengan tingkat pendidikan juga sudah semakin maju. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan terhadap kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

3.5.1.8 Sarana Transportasi

Sarana taransportasi merupakan salah satu faktor penunjang kelancarang kegiatan ekonomi. Sarana transportasi di Kabupaten Dairi bervariasi, seperti angkutan daerah, bus, mobil milik pribadi, dan sepeda motor. Selain itu sarana transportasi juga menentukan berapa lama waktu yang ditempuh untuk sampai ketempat mereka bekerja. Tentunya efisensi waktu dan kemudahan menuju tempat petani kopi bekerja menentukan seberapa efektif pekerjaan yang dilakukan petani kopi di Kabupaten Dairi sehari-hari. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi terhadap


(60)

58 kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel ini.

3.5.2 Variabel Dependen

3.5.2.1Tingkat Kesejahteraan Petani Kopi

Tingkat kesejahteraan para petani kopi di kabupaten Dairi, merupakan tolok ukur yang menjadi ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian ini. Petani kopi yang merupakan bagian dari aset negara yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk melestarikan komoditas Indonesia yang di pandang dunia, yaitu kopi. Mereka adalah orang-orang yang bekerja tanpa memandang kepentingan pribadi di atas segala-galanya. Tingkat kesejahteraan petani kopi ini sangat perlu di perhatikan, dan sejauh mana mereka mampu memperoleh penghidupan yang layak dari pekerjaannya sebagai seorang petani kopi. Dalam penelitian ini, kesejahteraan para petani kopi di harapkan memiliki tingkat yang sangat baik dan bisa lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Dalam penelitian ini, yang menjadi ukuran untuk menilai pengaruh ketiga variabel independen terhadap variabel dependen yang merupkan kesejahteraan para petani kopi adalah tergantung pada jawaban mereka atas beberapa butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terkait variabel tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi. Dengan demikian, mereka para petani kopi tersebut berhak memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.


(61)

59 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Tempat dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan penyebaran kuesioner yaitu sejumlah 50 buah kuesioner kepada 50 Orang Petani Kopi di Kabupaten Dairi. Sampel diambil dengan metode convenience sampling, yaitu anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya dan bersifat kooperatif (Hamid, 2010). Teknik pemilihan sampel ini dipilih karena pertimbangan lokasi yang mudah untuk dijangkau sehingga dapat memudahkan peneliti dalam pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penelitian dan dilakukan dengan penyebaran atau pembagian kuesioner kepada para petani di Kabupaten Dairi. Penelitian tersebut dilakukan pada tanggal 14 Maret 2015 selama satu hari, dari pukul 06.00 -16.00 WIB.

Kuesioner yang dibagikan ataupun disebarkan kepada 50 orang petani kopi di Kabupaten Dairi tersebut, mampu terjawab secara keseluruhan, dengan asumsi bahwa seluruh kuesioner tersebut kembali sejumlah 50 kuesioner juga kepada peneliti.


(62)

60 Tabel 4.1

Sampel Penelitian

No. Keterangan Wajib Pajak Persentase 1. Jumlah kuesioner yang

disebar 50 100%

2. Jumlah kuesioner yang

tidak kembali 0 0

3. Jumlah kuesioner yang

tidak dapat diolah 0 0

4. Jumlah kuesioner yang

dapat diolah 50 100%

Sumber Data: Data Primer yang diolah, 2015.

4.1.2. Data Responden

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh data responden secara keseluruhan adalah berasal dari petani kopi yang ada di daerah perkebunan kopi di kabupaten Dairi. Jenis kelamin tidak mempengaruhi pekerjaan apa yang akan dikerjakan karena bertani kopi merupakan sumber pendapatan utama dikabupaten Dairi. hal ini ditunjukkan oleh perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang menjadi responden seimbang.

Klasifikasi umur responden di kabupaten Dairi berada pada jenjang umur 20 tahun hingga 65 tahun. Keseluruhan dari responden rata-rata berumur pada jenjang usia diatas 35 tahun.

Tingkat pendidikan petani kopi di kabupaten dairi tergolong variatif, mulai dari lulusan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Akhir (SMA). Keseluruhan dari responden memiliki rata-rata jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).


(63)

61 4.1.3. Hasil dan Pembahasan

4.1.3.1. Hasil Statistik Deskriptif

Hasil statistik deskriptif dari penelitian ini dapat disajikan di dalam tabel yang menggunakan indikator BPS sebagai pengukurnya, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif No.

responden

Skor

Jumlah Kriteria A B C D E F G H

1. 1 2 2 3 3 2 2 3 18 Sedang

2. 1 2 2 1 3 3 3 3 18 Sedang

3. 1 2 2 2 2 3 3 3 18 Sedang

4. 1 2 2 1 3 3 3 3 18 Sedang

5. 1 1 2 1 3 3 3 3 17 Sedang

6. 1 1 1 2 3 3 3 3 17 Sedang

7. 1 1 1 2 2 3 3 3 16 Sedang

8. 1 1 1 1 2 3 3 3 15 Sedang

9. 1 1 1 1 3 3 3 3 16 Sedang

10. 1 2 1 1 3 3 3 2 16 Sedang

11. 1 2 1 2 3 3 3 2 17 Sedang

12. 1 2 2 2 3 3 3 2 18 Sedang

13. 1 2 1 2 3 3 3 3 18 Sedang

14. 1 1 2 2 2 3 3 3 17 Sedang

15. 1 1 2 1 3 3 2 3 16 Sedang

16. 1 1 1 2 3 3 2 3 16 Sedang

17. 1 2 1 1 3 3 2 3 16 Sedang

18. 1 1 2 1 2 3 2 3 15 Sedang

19. 1 2 2 1 3 3 2 2 16 Sedang

20. 1 2 2 1 3 3 3 2 17 Sedang

21. 1 1 1 1 3 3 3 2 15 Sedang

22. 1 1 1 2 3 3 2 3 16 Sedang

23. 1 2 2 2 3 3 2 3 18 Sedang

24. 1 2 1 2 3 2 2 3 16 Sedang

25. 1 2 1 2 2 3 3 3 17 Sedang

26. 1 1 1 2 2 3 3 3 16 Sedang

27. 1 1 1 1 3 3 3 3 16 Sedang

28. 1 1 2 1 3 3 2 3 16 Sedang

29. 1 2 2 1 3 3 2 3 17 Sedang


(1)

79 Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistika Terapan Berbasis Komputer. Mitra

Wacana Media. Jakarta.

Sugiarto. 2008. “Analisis Pendapatan, Pola Konsumsi dan Kesejahteraan Petani Padi Pada Basis Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi di Pedesaan”. Jurnal Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Sugiharto, Eko. 2007. “Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Banua Baru Ilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik” Jurnal Fakultas Sosial Ekonomi Perikanan FPIK Unmul Samarinda. Samarinda.

Trigestianto, Mohammad. Nur, Syarifudin dan Moch. Sugiarto. 2013. “Analisis Tingkat Kesejahteraan Peternak Sapi Potong Di Kabupaten Purbalingga”. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purokerto, Jawa Tengah.

Todaro, P. Michael. 1977. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Pertama. Ghalia Indonesia, Bogor.

Todaro, P. Michael. 1984. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta


(2)

80 Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KOPI DI

KABUPATEN DAIRI

ALDI SYAHPUTRA SIREGAR NIM : 100501111

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

81 Medan, April 2015 Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada YTH.

Bapak/Ibu Responden Di tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Sumatera Utara, saya :

Nama : Aldi Syahputra Siregar Nim : 100501111

Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini dengan lengkap, dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerjanya. Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga kerahasiaanya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kopi di kabupaten Dairi. Studi Empiris di Kabupaten Dairi.

• Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.

• Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda yang penting jawaban sesuai dengan pendapat anda.

Atas perhatian dan kesedian Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Pembimbing Penulis

Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, MEc, Aldi Syahputra Siregar NIP.1955100319810 1004 NIM. 100501111


(4)

82 Petunjuk : mohon jawaban atas pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda

centang (√) pada jawaban yang paling tepat menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara.

IDENTITAS RESPONDEN

Beri tanda (x) atau (√) pada identitas pengenal Bapak/Ibu/Saudara.

1. Nama : ...

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur Responden : 20-24 25-35 > 35 Tahun 4. Pendidikan Terahir : SD SMP SMA

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan, pendapat, dan perasaan Anda yang sebenarnya.

Catatan : jawaban apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi apapun terhadap Bapak/Ibu, karena penelitian ini semata-mata digunakan hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.


(5)

83

NO Tingkat Pendapatan Kriteria Skor

1 Tingkat Pendapatan Rp.

Rendah : < Rp. 1.000.000

Sedang : Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000

Tinggi : Rp. > 5.000.000 NO Pengeluaran Rumah

Tangga

Kriteria Skor

1 Pengeluaran Rumah Tangga Rp.

Rendah : < Rp. 1.000.000 Sedang : Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000

Tinggi : > Rp. 5.000.000

NO Pola Konsumsi Kriteria Skor

1 Pola Makanan Sehari 1 kali sehari 2 kali sehari 3 kali sehari 2 Pola mengkonsumsi daging

dam seminggu

1 kali seminggu 2 kali seminggu 3 kali seminggu 3 Pola mengkonsumsi telur

dalam seminggu

1 kali seminggu 2 kali seminggu 3 kali seminggu 4 Pola mengkonsumsi ikan

dalam seminggu

1 kali seminggu 2 kali seminggu 3 kali seminggu 5 Pola mengkonsumsi susu

dalam seminggu

1 kali seminggu 2 kali seminggu 3 kali seminggu

NO Kondisi Tempat Tinggal Kriteria Skor

1 Jenis lantai Tanah

Kayu

Semen dan keramik 2 Jenis dinding Kayu

Semi Tembok

3 Jenis atap Rumbia

Seng Genteng 4 Keadaan ruangan Pengap

Panas Nyaman 5 Status kepemilikan rumah Sewa

Numpang Rumah sendiri

NO Fasilitas Tempat Tinggal Kriteria Skor 1 Akses jalan Tanah/pasir

Kerikil/batu diperkeras Semen/conblock/aspal 2 Tempat pembuangan sampah Dibuang ke selokan/sungai


(6)

84 Diangkut petugas pemda

3 Alat penerangan Lampu temple/pelita/lampu minyak Petromaks

Listrik PLN/ Generator Set 4 Sumber air bersih Sungai

Sumur

Ledeng atau PAM 5 Fasilitas kamar mandi dan

WC

Memanfaatkan sungai Fasilitas umum Milik sendiri NO Kesehatan Anggota

Keluarga

Kriteria Skor

1 Anggota keluarga yang Sakit Setiap Bulan

Satu anggota keluarga Dua anggota keluarga Tiga anggota keluarga 2 Obat-obatan yang Tersedia di

Tempat Tinggal

Tidak Ada Kurang Lengkap Lengkap

3 Pola Olah Raga Jarang Sedang Rutin

NO Pelayanan Kesehatan Kriteria Skor

1 Jarak rumah sakit terdekat Jauh Sedang Dekat 2 Biaya berobat ke saran

kesehatan

Mahal Sedang Murah 3 Sumber keuangan untuk

akses kesehatan

Askeskin/jamkesmas Asuransi kesehatan / Askes Biaya Pribadi

NO Pelayanan Pendidikan Kriteria Skor

1 Jarak ke sekolah Jauh Sedang Dekat 2 Biaya sekolah Mahal Sedang Murah

NO Sarana Transportasi Kriteria Skor

1 Ongkos kenderaan Mahal Sedang Murah 2 Kenderaan yang dimilik Tidak ada

Sepeda atau sepeda motor Mobil

3 Status kepemilikan kenderaan Umum Sewa Milik sendiri