LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2 0 1 0 BAB I PENDAHULUAN - BAB I

  

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN III

EKSTRAKSI DAN PEMISAHAN LIPID KOMPLEKS

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD EDIHAR

  STAMBUK : F1C1 08 045 KELOMPOK : III (TIGA) JURUSAN : KIMIA

ASISTEN : MISRAWATI

LABORATORIUM KIMIA

  

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam analisis proksimat Weende, yang disebut lipida atau dalam

  kepentingan nutrisi disebut lemak kasar (ether extract) adalah semua bahan (baik makanan ataupun jaringan) yang dapat diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang selanjutnya disebut lemak, sekarang lazim disebut trigliserida atau ester lemak murni dari gliserol. Perbedaan lemak dan minyak adalah minyak dalam suhu kamar berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk semi padat. Lemak nabati (biji-bijian) dan lemak hewan kebanyakan merupakan lemak netral. Meskipun demikian bahan-bahan nabati selain biji-bijian umumnya mengandung banyak sekali lipida kompleks dan pigmen-pigmen yang dapat diekstraksi dengan eter, tetapi tidak menghasilkan energi

  Seperti diketahui sebelumnya, bahan bakar atau energi yang disimpan dalam jaringan tanaman adalah pati, sedangkan dalam jaringan hewan adalah glikogen. Baik pada tanaman maupun hewan, cadangan energi dapat pula disimpan dalam bentuk lemak atau minyak. Dalam tanaman, lemak dan minyak dibuat dari karbohidrat (misalnya buah-buahan yang masak patinya akan menurun dan lemaknya meningkat). Pada tubuh hewan pun, lemak dibuat dari karbohidrat (contoh : seekor babi yang kegemukan karena makan makanan yang sebagian besar tersusun dari karbohidrat).

  Namun, berbeda dengan tanaman, hewan juga bisa menyimpan lemak dalam

  Kolesterol adalah suatu bahan berlemak yang terjadi secara alamiah di dalam tubuh manusia. Dalam jumlah seimbang, kolesterol sangat bermanfaat bagi tubuh, yaitu membuat hormon seks, adrenal dan membentuk dinding sel. Apabila didalam tubuh mengalami kelebihan kolesterol, akan dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah yang berakibat stroke dan bahkan serangan jantung.

  Oleh sebab itu pada percobaan ini dilakukan penentuan kandungan kolesterol pada otak sapi berdasarkan fraksi-fraksinya dengan cara ekstraksi. Agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengkonsumsi makanan dalam rangka menjaga kesehatan.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana cara untuk mengetahui kandungan kolesterol pada otak sapi.

  C. Tujuan Percobaan

  Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui kandungan kolesterol pada fraksi I, II, III yang terdapat pada otak sapi dengan cara ekstraksi.

  D. Manfaat Percobaan

  Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui cara untuk menentukan kandungan kolesterol pada fraksi I, II, III yang terdapat pada otak sapi dengan cara ekstraksi.

BAB II LANDASAN TEORI Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut

  dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform atau eter. Lipid berperan penting sebagai 1) komponen struktural membran; 2) lapisan pada beberapa jasad; 3) bentuk energi cadangan; 4) komponen permukaan sel yang berperan dalam proses interaksi antara sel dengan senyawa kimia di luar sel, seperti dalam proses kekebalan jaringan, dan 5) sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran.

  Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat

diekstraksi dengan pelarut non polar. Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan

berfungsi sebagai sumber energi, komponen struktur sel, sebagai simpanan bahan bakar

metabolik, sebagai komponen pelindung dinding sel, dan juga sebagai komponen

pelindung kulit vertebrata (Prasastyane, 2009).

  Ekstraksi lipid dilakukan menggunakan pelarut kloroform/metanol (2 : 1, v/v). Karakterisasi lipid meliputi penentuan bilangan penyabunan, berat molekul dan penentuan bilangan iod. Untuk menentukan jenis asam lemak, lipid yang diperoleh ditransesterifikasi menggunakan BF

  3 -metanol 14% dan di analisis dengan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (KG-SM) (Harsanto, 2009). Trigliserid dalam jaringan lemak (adiposa) maupun dalam darah (yaitu VLDL dan IDL) akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

  Proses hidrolisis ini terjadi oleh karena adanya enzim trigliserid lipase. Terdapat tiga jenis enzim trigliserid lipase yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada endotelium vaskular, hormone sensitive lipase (HSL) di sel adiposa, dan hepatic

lipase (HL) di hati. Kerja enzim lipase tersebut sangat tergantung dari jumlah insulin.

  Di jaringan adiposa insulin menekan kerja enzim hormone sensitive lipase, makin rendah kadar insulin makin aktif kerja enzim tersebut. Pada gambar 4 diperlihatkan keseluruhan jalur metabolisme lipoprotein baik yang berasal dari eksogen, endogen, dan jalur reverse cholesterol transport (Adam, 2005).

  Kolesterol terdapat dalam makanan, seperti daging, unggas, makanan laut, telur dan produk susu. Kolesterol berasal dari makanan tidak secara langsung menjadi kolesterol dalam darah. Hanya ± 20% kolesterol yang diperlukan tubuh berasal dari makanan, sisanya berasal dari kolesterol buatan tubuh sendiri. Produksi kolesterol setiap individu berbeda. Meskipun masih ada keraguan tentang peningkatan kolesterol dalam darah akibat makanan berkolesterol tinggi, tampaknya peningkatan tersebut dapat meningkatkan resiko penyakit serangan jantung. Seandainya benar bahwa kandungan kholesterol dalam darah yang semakin meningkat cenderung disebabkan oleh masalah metabolis tubuh, bukan sepenuhnya diakibatkan oleh makanan, bagaimanapun konsumsi makanan yang mengandung kholesterol harus

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Waktu dilaksanakannya percobaan ini pada hari Jumat tanggal 19 November 2010 bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Haluoleo. B. Alat dan Bahan

  1. Alat

  Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blender, gelas kimia 600 ml dan 50 ml, kertas saring, aluminium foil, Corong, Gelas ukur 250 ml, Botol semprot, Erlenmeyer 250 ml, Hot plate, Evaporator, Oven dan Neraca analitik

  2. Bahan

  Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah otak sapi, aseton, eter, dan etanol.

C. Rancangan Percobaan

1. Fraksi I

  50 gram Otak sapi mentah

  • - ditambahkan 200 mL aseton
  • - diblender selama 1 menit
  • - dituang kedalam gelas kimia
  • - dibilas lagi sisa sampel pada blender dengan

  aseton 100 mL dipekatkan hingga volume 50 ml

  • - disaring

  Filtrat 1 Residu

  • - diblender dengan 100 mL aseton
  • - didiamkan selama 5 menit
  • - disaring

  Residu 1 Filtrat 2

  • - Di campur
  • - didestilasi sampai pekat

  Disimpan

  • - didinginkan

  untuk fraksi II

  • - disaring

  Filtrat Residu 2

  • - dikeringkan di

  udara terbuka

  • - ditimbang
  • - digunakan untuk

  perc. selanjutnya

2. Fraksi II

  Residu 1 dari fraksi 1 Filtrat

  • - diekstraksi dengan eter 200 mL
  • - dibiarkan selama 5 menit
  • - diaduk
  • - disaring

  Residu

  • - dipekatkan hingga volume 50 mL
  • - dituang dalam gelas kimia 250 mL

  yang telah berisi 100 mL aseton

  • - diaduk
  • - disaring

  Residu Disimpan untuk ekstraksi fraksi III

  • - dikeringkan
  • - ditimbang

  % Fraksi II = 3,092 %

3. Fraksi III

  Residu 1 dari fraksi 1

  • - diekstraksi dengan etanol 50 mL
  • - dipekatkan

  • - disaring

  Filtrat Residu

  (dibuang)

  • - didinginkan hingga

  terbentuk endapan Endapan

  • - ditimbang

  % Fraksi III = 5,114 %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,

  hewan, atau manusia, dan sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Lipid atau lipida merupakan kompenen sel yang bersifat berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik nonpolar seperti aseton, kloroform, etanol, benzen yang dikenal dengan “pelarut lemak”. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid digolongkan dalam beberapa golongan, yakni: lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol; lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan; dan derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisi lipid.

  Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi.

  Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks (yang terdiri dari tiga fraksi) dari sampel otak sapi. Otak sapi mengandung sedikit lemak netral. Fraksi pertama dalam percobaan ini otak sapi terlebih dahulu diblender dengan kesamaan sifat antara lipid atau lemak yang terkandung dalam otak sapi dengan aseton yakni sama-sama merupakan senyawa non polar, shingga keduanya dapat saling melarutkan. Dengan menghaluskan otak sapi ini menggunakan aseton maka akan mempermudah proses pemisahan kolesterolnya setelah difiltrasi. Di dalam filtrat otak sapi masih terkandung pelarut dan kolesterol yang akan dipisahkan, oleh karena itu filtrat tersebut dievaporasi guna memisahkan kolesterol dari pelarutnya (aseton).

  Residu yang diperoleh dari proses inilah yang dinamakan dengan kolesteol, namun hasil yang diperoleh ini masih belum benar-benar murni, oleh karena itu perlu dilakukan pengeringan pada suhu kamar. Dan diperoleh kolesterol yang berhasil dipisahkan pada fraksi 1 adalah sebesar 0,494%.

  Dalam fraksi II, residu dari fraksi I digunakan sebagai sampel. Untuk mendapatkan kandungan lemak yang terdapat pada residu fraksi I, maka digunakan metode ekstraksi, yaitu metode yang digunakan untuk memurnikan suatu zat dengan menggunakan pelarut organik. Pada perlakuan ini pelarut yang digunakan adalah dietil eter. Dietil eter merupakan pelarut organik hidrokarbon yang mempunyai rumus struktur R-O-R, selain itu dietil eter juga bersifat non polar sebagaimana aseton sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam melarutkan lipid dari otak sapi (dalam hal ini pemilihan pelarut yang sesuai masih bersesuaian dengan prinsip ”like dissolve

  

like”). Pencampuran pelarut dengan sampel dibiarkan selama beberapa menit agar

  komponen lipid yang berada dalam sampel benar-benar terekstrak ke dalam hingga volumenya 50 mL, pemekatan ini dimaksudkan agar konsentrasi kadar yang ada dalam campuran berkurang (menghilangkan pelarut dari dalam campuran) dan konsentrasi campuran menjadi lebih besar dari konsentrasi awalnya, dan hasil dari pemekatan ini dinamakan fraksi II. Larutan dari fraksi II ini kemudian diendapkan dan difiltrasi dan filtratnya dilarutkan dengan kloroform-metanol dengan perbandingan 3 : 1. Kadar kolesterol yang diperoleh dalam fraksi II ini adalah sebesar 3,092%.

  Sebagaimana pada fraksi II yang menggunakan residu fraksi I sebagai sampelnya, maka demikian pula pada fraksi III, menggunakan residu dari frasi II sebagai sampel. Namun, berbeda dengan fraksi sebelumnya, pada fraksi III ini menggunakan tiga macam pelarut. Dalam prosesnya, sampel diekstraksi dengan menggunakan etanol yang telah dididihkan. Etanol merupakan senyawa polar, pelarut ini digunakan bertujuan agar apabila ada senyawa yang belum dapat larut dengan pelarut-pelarut sebelumnya dapat diekstrak dengan etanol. Sehingga diharapkan tidak ada lagi senyawa-senyawa yang tertinggal dalam lipid tersebut. Untuk mendapatkan suspensinya maka larutan difiltrat dengan kertas saring. Suspensi yang telah diperoleh tersebut dikeringkan di ruang terbuka guna menghilangkan sisa-sisa pelarut yang masih tertinggal. Dan endapan dilarutkan kembali dengan kloroform : metanol (3 : 1). Dari percobaan ini maka diperoleh berat kolesterol yakni adalah 5,114%.

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan ini, maka dapat

  disimpulkan bahwa teknik pemisahan lipid kompleks yaitu cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut-pelarut organik, diantaranya adalah dietileter, methanol, kloroform dan aseton. Dari hasil percobaan pula, diperoleh persentase masing-masing fraksi (I, II, dan III) berturut-turut adalah 0,494 %, 3,092 % dan 5,114 %.

DAFTAR PUSTAKA

  Adam, J., 2005. ”Meningkatkan Kolesterol-HDL, Paradigma Baru Penatalaksanaan Dislipidemi”. Med Nus. Vol 23(3) : (200-204). Harsanto S., 2009, “Analisis Asam Lemak Mikroalga Nannochloropsis Oculata”, TESIS : SK – 2402, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Listiyowati S., 2005, ‘Jamur Pangan Sebagai Alternatif Pengganti Daging Sapi Dan

  Efeknya Terhadap Budidaya Jamur di Indonesia’, Makalah Falsafah Sains. Prasastyane A., 2009, “ Karakteristik Asam Lemak Dan Kolesterol Kijing Lokal

  (Pilsbryoconcha Exillis) Dari Situ Gede Bogor Akibat Proses Pengukusan”, Skripsi, Institut Pertanian Bogor.