PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS (ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR), DAN PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKANKONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PER
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS
(ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR), DAN PENGUNGKAPAN MANAJEMEN
RISIKO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKANKONVENSIONAL YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014
SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi
Oleh : YOGA GIGIH SETIAWAN NIM : 2014341061 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS (ROA), DEBT
PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SEKTOR PERBANKANKONVENSIONAL YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014
SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi
Oleh : YOGA GIGIH SETIAWAN NIM : 2014341061 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
2016
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS
(ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR), DAN PENGUNGKAPAN MANAJEMEN
RISIKO TERHADAP NILAI PERUSAHAANSEKTOR PERBANKAN
KONVENSIONAL YANGTERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010-2014
YOGA GIGIH SETIAWAN
STIE Perbanas Surabaya
syogagigih@gmail.com
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya ABSTRAK
The purpose of this study was to analyze the influence return on equity, return on assets, debt
to equity ratio, corporate social responsibility and enterprise risk management disclosure to
value of the company. Object research are all conventional banking companies listed in
Indonesia Stock Exchange 2010-2014 period, total 25 banks sampled observation period 2010-
2014. The independent variable is return on equity, return on assets, debt to equity ratio,
corporate social responsibility and enterprise risk management disclosure, while the dependent
variable value of the company. The data analysis used multiple linear regression analysis. The
results of this study showed that simultaneous variable return on equity, return on assets, debt
to equity ratio, corporate social responsibility and enterprise risk management disclosure have
simultaneous effect on firm value, while in partial return on equity and corporate social
responsibility has a significant effect on the value of the company, but the variable return on
assets , debt to equity ratio and enterprise risk management dislosure don’t have influence on
the value company.
Keywords : return on equity, return on assets, debt to equity ratio, corporate responsibility,
enterprise risk management disclosure and company value
PENDAHULUAN pemilik sahamnya. Melihat gejolak krisis
Tujuan utama perusahaan yang telah keuangan global yang telah mengubah
go public adalah meningkatkan tatanan perekonomian dunia. Krisis global
kesejahteraan pemilik atau para pemegang yang berawal di Amerika Serikat pada saham melalui peningkatan nilai tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya perusahaan sebab dari harga saham yang ke seluruh dunia, termasuk negara tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang berkembang pada tahun 2008. Indonesia tinggi (Hermuningsih, 2013), oleh karena tidak luput dari imbas krisis mulai terasa itu nilai perusahaan yang tinggi menjadi terutama menjelang akhir 2008. Setelah suatu tujuan utama perusahaan, sebab mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% dengan nilai perusahaan yang tinggi dapat sampai dengan triwulan
III-2008, menunjukkan tingkat kemakmuran dan perekonomian Indonesia mulai mendapat kemapanan suatu perusahaan beserta para tekanan berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan dengan adanya krisis global ini secara otomatis para investor asing tersebut menarik dananya dari Indonesia, secara tidak langsung hal tersebut mencerminkan penurunan nilai perusahaan dimata para investor sehingga muncul rasa ketidakyakinan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan perbankan. Pada penelitian kali ini, peneliti memilih variabel Return On Equity (ROE),
Return On Assets (ROA) yang dimana
variabel tersebut sebagai bentuk cerminan atau cara perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam kemampuan modal yang dimiliki maupun dari asset yang dimiliki untuk memperoleh laba, variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang, sebab investor akan melihat dan mempertimbangkan sisi dari hutang perusahaan dan apakah modal yang dimiliki perusahaan cukup untuk memenuhi kewajibannya dan akan menimbulkan berbagai macam persepsi.
Faktor selanjutnya adalah tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas stempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan, dengan perusahaan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan tentu akan membuat para investor berpikir dan mempertimbangkan untuk menginvestasikan modalnya setelah melihat value yang diciptakan perusahaan dengan cara mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.
Faktor selanjutnya adalah pengungkapan manajemen risiko yaitu suatu bentuk kesadaran manajmen perusahaan mengenai risiko-risiko yang akan timbul dimasa yang akan datang, tentu perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang dapat memperkirakan risiko apa yang terjadi sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan jalan penyelesaian terhadap risiko tersebut berupa solusi-solusi atau langkah-langkah yang akan diambil untuk meminimalisir risiko tersebut, namun kenyataannya penerapan Enterprise Risk
Management (ERM), baik di mancanegara
maupun di Indonesia belum efektif, hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan yang mengalami masalah keuangan yang berakhir pada kebangkrutan.
RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan suatu presepsi atau anggapan investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi (Salvatore, 2005). Perusahaan berusaha memaksimalkan nilai perusahaan dengan tujuan dapat memberikan kemakmuran bagi para pemegang saham perusahaan. Pada penelitian kali ini nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value (PBV), yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Indikator lain yang terkait adalah nilai buku per saham atau book value per share, yakni perbandingan antara modal dengan jumlah saham yang beredar. Price to Book Value (PBV) dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. Price to Book Value (PBV) yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi. Price Book Value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri (Switli, et al., 2016) Semakin tinggi Return On Equity (ROE) maka harga saham juga akan semakin tinggi. Tingginya
Return On Equity (ROE) mengartikan
kemampuan perusahaan memberikan keuntungan yang tinggi atas modal yang diinvestasikan. Rumus yang digunakan untuk mencari Return On Equity (ROE) sebagai berikut :
2. Return On Assets (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset diperoleh dengan cara membandingkan net income terhadap total asset (Ardimas dan Wardoyo, 2014). Rumus perhitungan Return On Assets (ROA) sebagai berikut :
3. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang. Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Semakin tinggi beban/ hutang Debt to Equity Ratio (DER) maka resiko yang ditanggung juga besar (Ang dan Robert, 1997). Rumus yang digunakan untuk menghitung DER adalah sebagai berikut :
4. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunias stempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Sembiring, dalam Ramadhani,menyebutkan, tema pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terbentuk dari tujuh tema, yaitu: lingkungan, energy, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum (Sembiring, dalam Ramadhani, 2012). Indeks di formulasikan sebagai berikut: Keterangan : n: jumlah skor pengungkapan yang diperoleh k: jumlah skor maksimal
5. Pengungkapan Manajemen Risiko
Manajemen risiko dinilai sangat penting saat manajemen sadar bahwa risiko pasti ada dalam suatu perusahaan (Setyorini, 2011). Penerapan manajemen risiko yang baik harus memastikan bahwa organisasi tersebut mampu memberikan perlakuan yang tepat terhadap risiko yang akan mempengaruhinya.
Perkembangan Enterprise Risk Management (ERM) di Indonesia sudah mulai meningkat, terutama setelah dikeluarkannya peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Penerapan GCG bagi bank umum dengan pembentukan komite pemantau risiko. Pembentukan komite pemantau risiko merupakan salah satu prasyarat yang harus dilengkapi oleh bank umum. Komite pemantau risiko harus dibentuk paling lambat pada akhir 2007. Bagi bank yang belum membentuk komite pemantau risiko dihadapkan dengan sanksi dari Bank Indonesia. Perhitungan item-item menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1, dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan. Rumus untuk menghitung pengungkapan manajemen risiko adalah sebagai berikut :
Pengaruh Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan Return On Equity (ROE) menunjukkan potensi perusahaan yang semakin baik kedepannya, yang akan ditangkap oleh para investor sebagai sinyal positif dari perusahaan yang selanjutnya mempermudah manajamen perusahaan untuk menarik kembali modal saham, dan apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan maka akan secara tidak langsung mempengaruhi harga saham tersebut di pasar modal, sejalan dengan pendapat tersebut semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan dimata investor. Faktor ini berpengaruh terhadap penilaian para investor atas kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan keuntungan lebih sehingga nilai perusahaan akan naik.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Switli et.,al (2016) mendukung terhadap penelitian kali ini dengan menyebutkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan perbankan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Ardimas dan Wardoyo (2014) menyebutkan bahwa Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,18 dengan nilai t hitung sebesar - 2,438. Dimana nilai t hitung tersebut lebih kecil dari t tabel (-2,438 < 2,00030) sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 1 : Ada pengaruh Return On Equity terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Return On Assets Terhadap Nilai Perusahaan
Return on Assets (ROA) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari assets yang dipergunakan (Munawir, 2001). Dalam penelitian Switli et al, (2016) Return On Assets (ROA) menunjukkan hasil uji t bahwa ROA memiliki tingkat signifikansi p-value = 0,005 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima atau Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, sebab jika suatu perusahaan dapat mengoptimalkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan labanya dari asset perusahaan yang digunakan secara tidak langsung bahwa kinerja dari perusahaan tersebut terlihat optimal dan efisien dimata para investor tentunya akan menumbuhkan serta meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Hipotesis 2 : Ada pengaruh Return On Assets terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang. Yuyeta menyatakan, bahwa semakin tinggi leverage bisa memberikan dua macam sinyal, yaitu berita baik (good news) sekaligus berita buruk (bad news) (Yuyeta, 2004). Peningkatan leverage menunjukkan berita baik jika peningkatan tersebut merefleksikan kemampuan managemen untuk meningkatkan nilai, sebaliknya hal tersebut menunjukkan berita buruk jika manager melakukan peningkatan leverage karena terpaksa dan bukan karena alasan efisiensi dana perusahaan. Hipotesis 3 : Ada pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
Berbagai macam usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR). Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sehingga nilai suatu perusahaan akan naik serta memperoleh keunggulan kompetitif, dan menarik investor.
Penelitian Zuhroh dan Putu menyatakan, bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial atau yang sering disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan yang go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile (Zuhroh dan Putu, 2003). Nilai perusahaan akan dapat bertumbuh secara berkelanjutan apabila perusahaan dapat memperhatikan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan (Kusumadilaga dalam agustin, 2014). Ketiga dimensi tersebut dapat dicapai melalui penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud pertanggung jawaban perusahaan terhadap keseimbangan lingkungan di sekitarnya. Karenanya penelitian kali ini mencoba menelisik lebih dalam pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan perbankan. Hipotesis 4 : Ada Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Pengungkapan Manajemen Risiko Terhadap Nilai Perusahaan
Kepatuhan perusahaan yang telah go public dalam mengungkapkan pengungkapan manajemen risikonya tentu memberikan nilai lebih dimata para investor selain perusahaan tersebut dapat memperkirakan risiko-risiko yang akan timbul dikemudian hari tentunya perusahaan tersebut telah menerapkan solusi-solusi mengenai risiko yang akan terjadi dikemudian hari. Manajemen risiko dinilai sangat penting saat manajemen sadar bahwa risiko pasti ada dalam suatu perusahaan. Setyorini menjelaskan, bahwa penerapan manajemen risiko yang baik harus memastikan bahwa organisasi tersebut mampu memberikan perlakuan yang tepat terhadap risiko yang akan mempengaruhinya (Setyorini, 2011). Risiko merupakan bagian yang melekat pada operasi bisnis sehari-hari, Oleh karenanya pada penelitian kali ini menguji pengungkapan manajemen risiko terhadap nilai perusahaan mengingat manajemen risiko yang merupakan komponen penting dalam perusahaan khususnya perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Hipotesis 5 : Ada pengaruh Pengungkapan Manajemen Risiko terhadap nilai perusahaan
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
- –2014 yang mempublikasikan data laporan tahunan (annual report) 2010 sampai dengan 2014 secara berturut-turut. (3) Perusahaan sampel melakukan pengungkapan CSR dalam Laporan tahunan selama tahun 2010
- – 2014. (4) Perusahaan sampel yang memiliki laba positif berturut-turut selama periode 2010-2014.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Klasifikasi Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data diukur dalam skala numerik. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat. Sampel yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah perusahaan subsektor perbankan konvensional yang terdaftar dan mempublikasikan datanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014.
Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil sampel yang dipilih dan diseleksi berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Habibie,2013). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)Perusahaan perbankan konvensional terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –2014 yang mempublikasikan data laporan keuangan auditan per 31 Desember 2010 sampai dengan 2014. (2)Perusahaan perbankan konvensional terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010
Dari 30 perusahaan tercatat selama periode tersebut, maka diperoleh 25 perusahaan yang memenuhi kriteria seperti yang telah ditentukan sebelumnya.
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter
ERM ROE CSR ROA DER NILAI PERUSAHAAN dilakukan dengan mempelajari dokumen yang ada dalam perusahaan yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan perbankan konvensional tahun 2010-2014 yang diambil dari website tau Bursa Efek Indonesia.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan dan variabel independen terdiri dari return on
equity, return on assets, debt to equity ratio, corporate social responsibility , dan
pengungkapan manajemen risiko.
Definisi Operasional Variabel Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Pada penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan price book value (PBV). PBV merupakan hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham Ang (1997) atau ICMD (2013dan 2014). Dalam hal ini satuan nilai perusahaan dinyatakan dengan perlembar saham. Price book value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Harga Pasar Saham = Closing Price Nilai Buku per lembar saham = Diperoleh dari total ekuitas dibagi dengan jumlah rata tertimbang.
Return On Equity Return On Equity (ROE) adalah
rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rumus untuk mencari Return
On Equity (ROE) sebagai berikut : Return On Assets
Return On Asset (ROA) adalah rasio
yang menunjukkan seberapa besar pendapatan laba bersih yang diperoleh perusahaan dari nilai aset. Rumus untuk menghitung Return On
Assets (ROA) sebagai berikut : Debt to Equity Ratio
Pada penelitian ini, menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus dari perhitungan debt to equity ratio sebagai berikut :
Corporate Social Responsiblity Corporate Social Responsibility
atau yang biasa disebut dengan tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai bentuk komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Untuk membuat indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dibutuhkan instrumen yang bisa mencerminkan informasi- informasi yang diinginkan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah suatu daftar pengungkapan tanggung jawab sosial. Checklist dilakukan dengan cara melihat tanggung jawab sosial yang telah diungkapkan dalam tujuh kategori, yaitu: lingkungan, energy , kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori tersebut dijabarkan ke dalam 72 item. Indeks di formulasikan sebagai berikut: Keterangan : n:Jumlah skor pengungkapan yang diperoleh k:Jumlah skor maksimal
Pengungkapan Manajemen Risiko
Berdasarkan ERM Framework yang dikeluarkan COSO Terdapat 108 item luas pengungkaapan ERM yang mencakup delapan dimensi (Desender dalam Meizaroh dan Lucyanda, 2011) yaitu: (1) Lingkungan internal, (2)Penetapan tujuan, (3) Identifikasi kejadian, (4)Penilaian risiko, (5)Respon atas risiko, (6)Kegiatan pengawasan, (7)Informasi dan komunikasi, (8)Pemantauan. Perhitungan item-item menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item ERM yang diungkapkan diberii nilai 1, dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan. Rumus untuk menghitung pengungkapan manajemmen risiko adalah sebagai berikut :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dar rata-rata (mean), maksimum, minimum (Ghozali,2011:19). Hal ini berlaku untuk semua variabel yang terdapat dalam penelitian baik variabel independen maupun variabel dependen.
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel N Minimum Maksimum Mean NP ROE ROA DER CSR ERM Valid N (listwise)
124 124 124 124 124 124
,38 ,04 ,00
3,21 ,18 ,68 ditahun 2014. Nilai maksimum sebesar 0,31 yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada tahun 2010 dengan nilai laba bersih sebesar Rp 11.472.385.000.000 dan total ekuitas sebesar Rp 36.673.110.000.000 return on equity yang tinggi dikarenakan jumlah laba bersih yang dihasilkan jumlahnya besar sesuai dengan total ekuitas yang dimiliki sehingga dapat dikatakan penggunaan ekuitas untuk menghasilkan laba dengan tingkat kefektivitasan yang tinggi. Nilai rata-rata return on equity sebesar 0,1385 fluktuatifnya dilai rata-rata dari return on
4.811.903,80 ,31 ,04
15,62 1,00
,81 1.131.691
,1385 ,0202
8,2159 ,6217 ,7681
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel 1 nilai minimum dari variabel nilai perusahaan sejumlah 0,38 yang didapat oleh perusahaan Bank Artha Graha Internasional dengan kode perusahaan INPC pada tahun 2014. Nilai maksimum sebesar 4.811.903,80 didapat dari perusahaan Bank Central Asia Tbk dengan kode perusahaan BBCA pada tahun 2010 nilai rata-rata (mean) diperoleh dari variabel nilai perusahaan sebesar 1.131.691,73 nilai rata-rata dihitung dari jumlah data nilai perusahaan dibagi dengan jumlah sampel. Tinggi dan rendahnya nilai rata-rata dari variabel nilai perusahaan tidak lain dikarenakan pengaruh dari komponen pembentuk nilai perusahaan yaitu harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham yang diperoleh dari total ekuitas dibagi dengan jumlah rata tertimbang.
Nilai return on equity terendah sebesar 0,04 yang dimiliki oleh PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan pihak manajemen perushaan dalam memperoleh laba melalui pemanfaatan ekuitas kurang maksimal
equity terjadi akibat dari naik turunnya nilai
laba bersih dan total ekuitas yang merupakan komponen untuk menghitung
return on equity
Nilai minimum return on assets sebesar 0,00 atau dalam tiga angka dibelakang koma sebesar 0,002 yang dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) pada tahun 2012. Nilai minimum dikarenakan Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp 49.697.000.000, dan nilai total aset sebesar Rp 20.558.770.000.000, perusahaan ini memiliki nilai minimum positif sebesar 0,00 nilai minimum ini diperoleh karena perusahaan belum maksimal dalam menghasilkan laba bersihnya melalui penggunaan aset yang dimiki oleh perushaan, dapat dikatakan perusahaan belum efektif dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba. Nilai maksimum sebesar 0,0446 dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2013 dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 27.910.066.000.000 dan total aset sebesar Rp 626.182.926.000.000. Perusahaan ini memiliki return on assets yang maksimum dikarenakan, laba yang dihasilkan perusahaan tinggi. Nilai return on assets yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari penggunaan aset perusahaan, dapat dikatakan perusahaan tersebut efektif dalam mengelola aset perushaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Nilai rata-rata return on assets sebesar ,0203 terjadinya peningkatan dan penurunnan nlai rata-rata return on assets perusahaan sampel ini dikarenakan laba yang diperoleh dan total aset perusahaan sampel mengalami naik turun sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap rata-rata return on assets yang diperoleh perusahaan sampel periode 2010-2014,
Nilai minimum dari variabel debt to
equity ratio sebesar 3,21, nilai maksimum
sebesar 15.62, sedangkan untuk nilai rata- rata (mean) debt to equity ratio sebesar 8,2159. Nilai minimum dimiliki oleh PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) sebesar 3,21 pada tahun 2014 dengan nilai total liabilitas sebesar Rp 12.258.511 dan total ekuitas sebesar Rp 3.904.265, nilai debt to equity ratio yang minimal dapat dinilai baik karena dapat memenuhi hutang-hutangnya dengan ekuitasnya, sedangkan untuk nilai maksimum dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) dengan perolehan angka sebesar 15,62 pada tahun 2011. Semakin kecilnya nilai DER menunjukkan semakin baik perusahaan dalam pemanfaatan ekuitas untuk memenuhi hutang-hutang perusahaan.
Nilai minimum untuk variabel CSR sebesar 0,18, nilai maksimum sebesar 1,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6217. Nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Bank Bumi Artha pada tahun 2014 nilai minimum diperoleh karena jumlah indikator yang diungkapkan perusahaan sangat kecil dibandingkan perusahaan lainnya sehingga mempengaruhi nilai dari
corporate social responsibility , yang untuk
mengukurnya telah dibuat indikator- indikator yang harus diungkapkan, dapat dilihat pada lampiran lima, dalam indikator-
- 33.555,475 1.927.507,657
- 3.798.057,313
perusahaan, dalam pengujian secara statistik dapat dibuktikkan secara signifigkan. Koefisien ROA sebesar 21.031.715,900 memperlihatkan bahwa setiap penambahan ROA jika variabel lainnya dianggap konstan maka nilai perusahaan akan naik sebesar 21.031.715,900. Artinya semaikn tinggi
21.697.672,502 53.036,543
1.783.375,887 3.171.668,126
21.031.715,900
1.716.473,422 7.107.843,681
(Constant) ROE ROA DER CSR ERM
Unstandardized Coefficients B Std. Error
perusahaan, dalam pengujian dapat dibuktikan secara signifigkan. Koefisien Model
return on assets dapat menaikkan nilai
return on equity dapat menaikkan nilai
indikator corporate social responsibility tersebut terdapat tujuh sub item utama yaitu: lingkungan, energy, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Besar kecilnya jumlah rata-rata
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh nilai konstanta sebesar 1.716.473,422. Artinya jika ROE, ROA, DER, CSR, dan ERM nilainya 0, maka nilai perusahaan nilainya sebesar 1.716.473,422. Koefisien regresi ROE sebesar 7.107.843,681 memperlihatkan bahwa setiap penambahan ROE jika variabel lainnya dianggap konstan maka nilai perusahaan akan naik sebesar 7.107.843,681. Artinya semakin tinggi
Hasil dan Pembahasan Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
indikator pengungkapan risiko yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dan dapat dilihat pada lampiran enam, dalam indikator tersebut terdapat delapan dimensi sub item pengungkapan manajemen risiko antara lain : lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, respon atas risiko, kegiatan pengawasan, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Semakin besar jumlah indikator yang diungkapkan semakin besar pula risiko yang diperdiksi akan dimiliki perusahaan kedepannya, semakin kecil indikator yang diungkapkan, semakin kecil pula prediksi risiko yang akan terjadi pada perusahaan kedepannya.
risk management berdasarkan indikator-
Nilai minimum untuk variabel pengungkapan manajemen risiko sebesar 0,68, nilai maksimum sebesar 0,81, dan untuk nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7681. Nilai minimum dimiliki oleh Bank OCBC NISP Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan perolehan indikator yang diungkapan enterprise risk management sejumlah 0,68, sedangkan untuk nilai maksimum dimiliki oleh enam perusahaan pada tahun 2010 sampai dengan 2014 yaitu Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Bank Internasional Indoneisa Tbk (BNII), Bank of India Indonesia (BSWD), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), dan Bank Mayapada Internsional (MAYA). Besar kecilnya nilai enterprise
menunjukkan suatu bentuk peduli perusahaan terhadap llingkungan sekitar, karena dengan perusahaan peduli akan lingkungan akan menghasilkan feedback secara tidak langsung bagi keberlanjutan hidup perusahaan.
corporate social responsibility yang besar
oleh jumlah indikator yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, indikator pengungkapan dapat dilihat pada lampiran lima, jumlah pengungkapan
corporate social responsibility dipengaruhi
702.448,651 2.289.651,145 DER sebesar -33.555,475 memperlihatkan bahwa setiap penambahan DER jika variabel lainnya dianggap konstan maka nilai perusahaan akan berkurang sebesar - 33.555,475. Artinya semakin tinggi debt to
equity ratio dapat menurunkan nilai
5 118 123
Adj R Square
Model R R Square
koefisien korelasi untuk kekuatan hubungan variabel yang digunakan sebesar 0,622 atau 62,2%, sedangkan nilai Adjusted R Square digunakan untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat, menunjukkan bahwa nilai
Tabel 4 Hasil Analisis R 2 Berdasarkan tabel 4 nilai R atau
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dalam menjelaskan terhadap dependen. Berikut hasil analisis koefisien determinasi (R2) adalah :
Koefisien Determinasi (R 2 )
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai F sebesar 14,902 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi merupakan model yang fit dengan data penelitian sehingga model regresi dapat diidentifikasi lebih lanjut.
b
14,902 ,000
12.764.795.981.859,162 856.583.709.442,596
63.823.979.909.295,810 101.076.877.714.226,380 164.900.857.623.522,100
perusahaan. Dalam pengujian statistik dapat dibuktkan secara signifigkan.
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig Regression Residual Total
Tabel 3 Hasil Analisis Uji F
Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dan untuk menunjukkan apakah model regresi fit atau tidak fit, berikut hasil uji statistik f:
Pengujian Hipotesis Uji Statistik F
Dan „e‟ menunjuukan variabel pengganggu diluar dari variabel ROE, ROA, DER, CSR, dan ERM
Dalam pengujian statistik dapat dibuktikan secara signfikan.
Koefisien ERM sebesar - 3.798.057,313 memperlihatkan bahwa setiap penambahan ERM jika variabel lainnya dianggap konstan maka nilai perusahaan akan berkurang sebesar - 3.798.057,313. Artinya semakin tinggi ERM dapat menurunkan nilai perusahaan.
menaikkan nilai perusahaan. Dalam pengujian statistik dapat dibuktikan secara signfikan.
corporate social responsibility dapat
Koefisien CSR sebesar 1.927.507,657 memperlihatkan bahwa setiap penambahan CSR jika variabel lainnya dianggap konstan maka nilai perusahaan akan naik sebesar 1.927.507,657. Artinya semakin tinggi
Std. Error of The Estimate 1 ,622a ,387 ,361 925.518,07624
,338 ,027 ,334 ,528 ,007 ,100
- 33.555,475 1.927.507,657
- 3.798.057,313
- ,069
- ,633 2,744
- 1,659
Sumber : Data diolah Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dilakukan untuk pengujian return on equity terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan tabel 4.13 nilai t untuk variabel return on equity sebesar 2,24. Tingkat signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05 atau 0,027 < 0,05, maka return on equity berpengaruh signifigkan positif terhadap nilai perusahan, sehingga H0 ditolak.
Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis kedua dilakukan untuk pengujian return on assets terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan tabel 4.13 nilai t untuk variabel return on assets sebesar 0,969 dan nilai signifikansi sebesar 0,334. Tingkat signifigkan sebesar 0,334 lebih besar dari 0,05, maka return on assets tidak berpengaruh signifigkan terhadap nilai perusahaan, sehingga H0 diterima.
Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga dilakukan untuk pengujian
debt to equity ratio terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan tabel 4.13 nilai t untuk variabel debt to equity ratio sebesar - 0,633 dan nilai signifikansi sebesar 0,528. Tingkat signifikansi sebesar 0,528 lebih besar dari 0,05 atau 0,528 > 0,05, maka
debt to equity ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga H0 diterima.
Pengujian Hipotesis Keempat Hipotesis keempat dilakukan untuk pengujian corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
tabel 4.13 nilai t untuk variabel corporatesocial responsibility sebesar 2,744 dan nilai
signifikansi sebesar 0,007. Tingkat signifikansi sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,05 atau 0,007 < 0,05, maka corporate
social responsibility berpengaruh signifikan
,969
,203
,962 2,241
,389 ,180
perusahaan perbankan dapat dijelaskan dengan nilai sebesar 0,361 atau 36,1% yang berarti Return On Equity, Return On Assets,
Debt to Equity Ratio, Corporate Social Responsibility, dan Enterprise Risk Management mampu mempengaruhi nilai
perusahaan sebesar 36,1%, sedangkan 63,9% sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya.
Uji t
Uji Statistik t digunakan untuk menunjukkan pengaruh secara parsial antara variabel terikat (nilai perusahaan) dengan variabel bebas (Return On Equity, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Corporate Social Responsibility, dan Enterprise Risk Management). Berikut hasil analisis dari uji t adalah :
Tabel 5 Hasil Analisis Uji t
Model Undstandardized Coeficients
Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) ROE ROA DER CSR ERM
1.716.473,422 7.107.843,681
21.031.715,900
1.783.375,887 3.171.668,126
21.697.672,502 53.036,543
702.448,651 2.289.651,145
- ,122
positif terhadap nilai perusahaan, sehingga H0 ditolak. Pengujian Hipotesis Kelima Hipotesis kelima dilakukan untuk pengujian
enterprise risk management
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan tabel 4.13 nilai t untuk variabel enterprise risk management sebesar -1.659 dan nilai signifikansi sebesar 0,1. Tingkat signifigkan sebesar 0,1 lebih besar dari 0,05, maka enterprise risk management tidak berpengaruh signifigkan terhadap nilai perusahaan, sehingga H0 diterima.
Pengaruh Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan Return On Equity (ROE) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri (Switli, et al., 2016) Semakin tinggi Return On Equity (ROE) maka harga saham juga akan semakin tinggi. Tahun 2010 sampai dengan 2012 rata-rata return on equity meningkat secara konstan sebesar 0,14 sampai 0,16 dengan jumlah peningkatan sebesar 0,01 setiap tahunnya. Pada tahun 2012 sampai dengan 2014 rata- rata return on equity mengalami penurunan sebesar 0,02 pada tahun 2013 dan 0,03 untuk tahun 2014. Terjadinya peningkatan terhadap nilai rata-rata return on equity pada tahun 2010 ke tahun 2011 mempengaruhi rata-rata nilai perusahaan yang juga mengalami peningkatan nilai rata-rata dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dengan jumlah peningkatan sebesar 93.825. Hal ini sesuai sesuai dengan uji statstik t yang menyatakan bahwa variabel
return on equity berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut membuktikan bahwa return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pemanfaatan return on equity yang baik akan memberikan dampak terhadap perusahaan perbankan konvensional dalam segi pemanfaatan ekuitas untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi return
on equity memberikan kesan yang baik
terhadap perusahaan perbankan konvensional yang mampu menghasilkan laba dari pemanfaatan ekuitasnya, apabila perusahaan perbankan tidak mampu memanfaatkan ekuitas perusahaan dengan baik dalam menghasilkan laba, maka akan memberikan kesan yang jelek.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardimas,Wardoyo (2014), Afifah (2014), Diko,dkk (2016), dan Heikal,dkk (2014), sedangkan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Switly dkk (2016) yang menyebutkan bahwa variabel return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Return On Assetss Terhadap Nilai Perusahaan Return on Asset (ROA) merupakan
salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA diperoleh dengan cara membandingkan net income terhadap total asset (Ardimas dan Wardoyo, 2014).
Nilai rata-rata return on assets dan rata-rata nilai perusahaan pada perusahaan sampel mengalami fluktuatif atau naik turun dalam perolehan rata-rata return on
assets
pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Tahun 2010 rata-rata return on assets sebesar 0,019 dan tahun 2011 sebesar 0,020 mengalami peningkatan sebesar 0,001 dengan terjadinya peningkatan terhadap nilai rata-rata return on assets pada tahun 2010 ke tahun 2011 mempengaruhi rata- rata nilai perusahaan yang juga mengalami peningkatan nilai rata-rata dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dengan jumlah peningkatan sebesar 93.825. Hal ini tidak sesuai dengan uji statstik t yang menyatakan bahwa variabel return on
assets tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Pemanfaatan
return on assets yang baik akan
equity ratio tidak berpengaruh signifikan
responsibility sebesar 0,64, tahun 2011
(CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pada tahun 2010 nilai rata-rata corporate social
Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Corporate Social Responsibility
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayoga, Almilia (2013) dan Adelegan (2007) yang menyatakan debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
debt to equity ratio
yang positif terhadap meningkatnya nilai perusahaan pada tahun 2014 dengan jumlah peningkatan sebesar 49.411, Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Afifah (2014), Diko,dkk (2016), Heikal,dkk (2014) dan Habibie (2014) yang menyatakan bahwa
debt to equity ratio memberikan dampak
terhadap nilai perusahaan. Tahun 2014 track positif terus berlanjut dengan memperoleh rata-rata debt to equity ratio sebesar 7,41 jumlah tersebut menurun sebesar 0,39,dengan menurunnya rata-rata
2013 tidak menunjukkan adanya peningkatan pada nilai perusahaan sehingga hasil tersebut sesuai dengan pengujian statistik yang menunjukkan bahwa debt to
memberikan dampak terhadap perusahaan perbankan konvensional dalam segi perolehan laba melalui aset yang dimiliki oleh perusahaan dan memberikan kesan yang baik terhadap perusahaan perbankan yang mampu memaksimalkan aset yang dimiliki.
ratio yang menurun pada tahun 2012 ke