ANALISIS KRIMINOLOGIS EKSPLOITASI SEKSUAL TERHADAP ANAK SECARA KOMERSIL MELALUI MEDIA INTERNET

  

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS EKSPLOITASI SEKSUAL TERHADAP ANAK

SECARA KOMERSIL MELALUI MEDIA INTERNET

Oleh

Muhammad Rahmawan, Nikmah Rosidah, Dona Raisa Moonica

  

(Email:

Kejahatan eksploitasi seksual anak melalui media internet merupakan akibat dari

perkembangan teknologi informasi yang dewasa ini berkembang dengan pesat.

Kecanggihan teknologi dalam internet tidak luput menjadi akses oleh pihak-pihak

tertentu dalam pemasaran jual beli anak pekerja seks komersial dan dipasarkan oleh

pihak-pihak tertentu dengan memiliki tujuan untuk mengeksploitasi komersial

seksual anak melalui salah satu kecanggihan teknologi yaitu melalui media internet.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah faktor yang menyebabkan

eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet. (2)

Bagaimanakah upaya penanggulangan eksploitasi seksual terhadap anak secara

komersil melalui media internet. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan

masalah melalui pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dengan data primer.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan: (1)Faktor penyebab

terjadinya kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media

internet, yaitu: faktor interen adalah faktor diri si anak dan faktor eksteren adalah

faktor lingkungan, faktor kurangnya pengetauan tentang agama, faktor ekonomi,

faktor susahnya menemukan alat bukti, dan faktor-faktor lainnya.(2) Upaya

penanggulangan kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui

media internet dilakukan dengan sarana non-penal secara preventif yaitu

dengan pengetahuan agama, perlunya lembaga khusus, sosialisasi dan upaya-

upaya lainya. Sarana penal dengan cara represif dengan menegakkan hukum yang

tegas.

  Kata Kunci: Analisis Kriminologis, Eksploitsi Seksual, Anak

  

ABSTRAK

CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF CHILD SEXUAL EXPLOITATION IN

COMMERCIAL MEDIA BY INTERNET

by

Muhammad Rahmawan, Nikmah Rosidah, Dona Raisa Moonica

  

(Email:

Crime of child sexual eksploitation via Internet is a result of the development of

today's information technology is growing rapidly. Technology to access Internet

does not escape into by certain parties in the marketing and selling child commercial

sex workers and marketed by certain parties to have a goal for the commercial sexual

exploitation of children through one of the sophistication of the technology that is

through internet. Problems in this study were: (1) What are the factors that lead to

sexual exploitation of children via Internet commercially. (2) How is the response to

sexual exploitation of children via Internet commercially. This research was

conducted using the approach the problem through juridical normative and empirical

with the primary data. Based on the results of research and discussion, we conclude:

(1) Factors that cause the occurrence of sexual exploitation crimes against children

commercially via Internet, namely: internal factor is the factor of the child's self and

eksternal factors are environmental factors, factors religion, economics, factor hard

find evidence, and other factors. (2) The efforts of sexual exploitation crimes against

children commercially via Internet is done by means of a non-penal preventive ie

religious knowledge, the need for specialized institutions, socialization and other

efforts . Means penal repressive manner by enforcing strict laws.

  Keywords: Criminological Analysis, Sexual Exploitation, Child

I. PENDAHULUAN

  Anak sebagai generasi penerus adalah pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam mencapaikeberhasilan pembangunan. Anak merupakan potensi nasib manusia hari mendatang, dialah yang ikut berperan menentukan sejarah bangsa sekaligus cermin sikap hidup bangsa pada masa mendatang. Tumbuh kembang seorang anak menjadi suatu persoalan yang harus diperhatikan secara seksama. Sebagai generasi muda, anak merupakan salah satu sumber daya manusia yang akan menjadi penerus cita-cita bangsa di masa depan. Maka dalam menghadapi kejahatan terhadap anak, setiap anak berhak mendapatkan perlindungan didasarkan Pasal 13 ayat 1 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua,wali atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan : a. Diskriminasi;

  b. Eksploitasi baik ekonomi maupun seksual; c. Penelantaran;

  d. Kekejaman, kekerasan dan penganiayaan; e. Ketidakadilan;dan f. Perlakuan salah lainnya.

  Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Pengeksploitasian seksual anak melalui media internet merupakan akibat dari perkembangan teknologi informasi yang dewasa ini berkembang dengan pesat. Teknologi informasi telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Di samping itu, perkembangan tekhnologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan struktur sosial masyarakat yang secara signifikan berlangsung dengan cepat. Tekhnologi Informasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia.

  1 Hadirnya internet telah membuka

  cakrawala baru dalam kehidupan manusia. Internet merupakan sebuah ruang informasi dan komunikasi yang menjanjikan menembus batas- batas antar negara, penyebaran dan pertukaran ilmu serta gagasan di kalangan ilmuwan dan cendikiawan diseluruh dunia. Internet membawa kemajuan kepada ruang atau dunia baru yang tercipta yang dinamakan

  cyberspace yaitu sebuah dunia komunikasi berbasis komputer.

  Kapolsek Natar menangkap DR (17), Agus Saparudin (23), dan Deska Indrawan (31) ketiganya merupakan warga Pesawaran, Kecamatan Tegineneng. Awal mula kejadian di saat di mana DR yang merupakan pacar dari SW memasang Foto di kontak BBM DR dengan maksud menawarkan kegadisan SW untuk 1 Ahmad M Ramli, cyberlaw dan HAKI

  dalam Sistem Hukum Indonesia ,Bandung:Refika Aditama,2004,hlm .4. teman-temannya dan tidak lama kemudian Agus Saparudin dan Deska Indrawan mengirim pesan melalui BBM sehingga Terjadilah Transaksi antara DR, Agus Saparudin, dan Deska Indrawan. Setelah terjadai deal antara mereka bertiga. DR membawa SW ke Perkebunan Sawit lalu mengenalkan SW kepada Agus dan Deska. Disitulah terjadi persetubuhan secara bergantian oleh mereka bertiga. setelah kejadian itu selesai Agus dan Deska membayar sejumlah uang kepada DR.

  tersangka MP alias Onge (28) yang menawarkan Nes alias Gendis (14) warga Magelang, Jawa Tengah di media sosial Facebook. Modus menawarkan jasa seks Onge Memosting gambar wanita difacebook sekaligus diberikan sedikit narasi dan harga. Laki-laki hidung belang yang ingin melakukan hubungan intim bersama Gendis harus mentransfer sejumlah uang yang sudah ditentukan. Berikutnya sang pemesan dipertemukan oleh Gendis di suatu tempat suatu hotel yang sudah disiapkan oleh Onge. Sehingga hubungan intim dapat terjadi. Polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua ponsel Blackberry, satu ponsel Samsung warna hitam, uang tunai hasil transaksi Rp 2.000.000,- dan sebalas alat konrasepsi jenis kondom, ada pun pembagian hasil antara pelaku adalah 30% buat tersangka dan 70% 2 Wakos Reza Gautama,Polisi Ringkus 3

  TersangkaEksplitasi Anak di Bawah Umur BREAKING NEWS:Polisi Ringkus 3 TersangkaEksplitasi Anak di Bawah Umur - Tribun Lampung.htm akses pada 11/12/2014, pukul 13.30

  buat sang anak yang melakukan hubungan seks.

  3 Terjadi pula di Surabaya, Jawa

  Timur, Istuminah (42) dan Andry (25) yang menawarkan anak dibawah umur melalui media sosial. Modus menawarkan jasa seks kedua tersangka Memosting gambar wanita di ponselnya sekaligus diberikan sedikit narasi dan harga yang harus dibayar dengan cara mentranfer uang ke rekening tersangka. Serta syaratnya sang laki-laki hidung belang menyediakan kamar hotel yang sudah diboking sebelum wanita itu diantar ke hotel. Sehingga hubungan seks dapat terjadi.

2 Kasus yang tejadi di Yogyakarta

  4 Kasus di Surabaya Nauda Fiolet, 22

  tahun, warga Kedungrukem, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari. Tersangka kedua berinisial AT alias Alif, 17 tahun, warga Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal. Nauda juga membuat website khusus wanita penghibur lengkap dengan pin BBM. Bagi laki-laki yang ingin memesan salah satu gadis yang sudah dipajang di dalam situs tersebut, ia tinggal menggaet pin tersangka. Selanjutnya pin laki-laki itu digabungkan dengan grup BBM. Modus serupa juga dilakukan NF. Ia memasang foto- foto anak buahnya di jejaring sosial lengkap dengan tarifnya. Tersangka sudah menyediakan nomor telepon 3 Prabowo, Mahasiswa S 2 Hukum Jadi

  Germo Prostitusi Online, /2014/10/08/340/1049728/ akses pada 11/12/2014, pukul 13.30 4 Glori K. Wadrianto Praktik.Pelacuran.Anak.Terbongkar.Tari f.hingga.Rp.1.5.Ju kompas.com/read / 2014/09/25/09575241/, akses pada 11/12/2014, pukul 13.45

  Kejahatan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak Secara

  yang bisa dihubungi bila ada lelaki yang berminat. Setelah deal, laki-laki pemesan itu mentransfer uang ke rekening tersangka. Lalu Tersangka mengantarkan sang anak ketempat yang sudah di tentukan antara laki- laki hidung belang dan tersangkayang sudah di sepakati biasanya mereka mengantarkan ke losmen atau hotel melati.

  direkam akan menambah maraknya kejahatan trafficking. Seiring kemajuan zaman dan teknologi jaringan dalam mengembangkan sistem operandi bisnis prostitusi. Sering kali kejahatan dengan mengeksploitasi seksual anak untuk kepentingan ekonomi. Kemajuan teknologi telepon seluler yang dipergunakan untuk menyimpan, menyebarkan bahkan memasarkan kehormatan anak dengan mengambil keuntungan untuk dirinya. jadi ini merupakan salah satu dari modus operandi kejahatan yang bisa diakses melalui internet. Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis akan mengkaji dan membahas mengenai faktor faktor dan penyebab terjadinya eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil dalam bentuk skripsi yang berjudul :

  “Analisis Kriminologis Eksploitasi Seksual Terhadap Anak Secara Komersil Melalui Media Internet ”.

  Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: 5 Mohammad Syarrafah, Polisi Tangkap

  Muncikari Remaja Penjaja Anak-anak /25/058588014/Polisi-Tangkap- Muncikari-Remaja-Penjaja-Anak-anak, akses pada 11/12/2014, pukul 14.00.

  1) Apakah faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet?

  2) Bagaimanakah upaya penanggulangan kejahatan eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet?

5 Maraknya kejahatan seksual yang

  Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris.Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan penelitian kepustakaan yang memperoleh data sekunder yang meliputi buku-buku literatur, peraturan perundang- undangan, dokumen-dokumen resmi dan lain-lain.Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang digunakan untuk memperoleh data primer yang meliputi hasil penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara kepada para narasumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

  II. PEMBAHASAN

  A. Faktor-Faktor Penyebab Komersil Melalui Media Internet

  Melalui internet pertukaran informasi dapat dilakukan secara cepat, tepat serta dengan biaya yang relatif murah. Dengan memperhatikan karakteristik internet yang demikian khusus maka internet dapat menjadi untuk melakukan berbagai jenis tindak pidana yang berbasiskan teknologi informasi ( Cybercrime ) seperti tindak pidana pencemaran nama baik, perjudian, penipuan, pornografi hingga tindak pidana terorisme (cyberterrorism). Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang sangat bertentangan dengan rasa keadilan. Pelaku dari tindakan kejahatan dapat dilakukan oleh berbagai macam golongan dan dilakukan dalam berbagai kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Teori-teori yang menyebutkan tentang penyebab suatu kejahatan sangat banyak ditemukan, dimana pendapat satu sama lainnya saling berbeda. Tetapi, diantara teori tersebut terdapat unsur-unsur yang secara prinsip menunjukkan persamaan-persamaan sehingga jika digolongkan dari persamaan dan perbedaan tersebut akan ditarik secara garis besar faktor-faktor yang sangat menentukan terhadap timbulnya suatu kejahatan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abdul Syani

  6

  , yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat pada individu. Faktor- faktor internal penyebab terjadinya kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih yaitu faktor 6 Abdul Syani.Sosiologis Kriminalitas. usia, faktor daya emosional, faktor psikologis.

  2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat dari luar diri individu, seperti faktor agama, faktor tontonan atau bacaan serta faktor keluarga dan lingkungan.

  Berdasarkan wawancara penulis dengan Agus Triwiono

  7

  , faktor- faktor penyebab terhadap kasus kejahatan eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet antara lain dari faktor interen ialah faktor Psikologis dan faktor eksteren ialah faktor lingkungan masyarakat, faktor keluarga dan faktor Ekonomi . Berdasarkan wawancara penulis dengan Bun Yani

  8

  , faktor-faktor penyebab terhadap kasus kejahatan eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet antara lain keamanan jaringan yang lemah, akses internet tidak terbatas, dan susahnya menemukan alat bukti.

  Berdasarkan wawancara penulis dengan Erna Dewi

  9

  menyatakan faktor penyebab suatu kejahatan eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet ialah faktor kepribadian individu, faktor lingkungan, dan faktor ekonomi. 7 Berdasarkan hasil wawancara dengan

  Penyidik di Polisi Daerah Lampung, Agus Triwiono , tanggal 20 Januari 2015.. 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan Penyidik di Polisi Daerah Lampung, bunyani, tanggal 20 Januari 2015.. 9 Berdasarkan hasil wawancara dengan Akademisi Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung, Erna Dewi, pada tanggal 28 Januari 2015. Berdasarkan wawancara penulis dengan Heni Siswanto

  10

  menyatakan faktor penyebab suatu kejahatan eksploitasi seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet ialah faktor dari diri si anak, kurangnya pengetahuan tentang agama, faktor lingkungan tempat tinggal, dan faktor materi yang besar.

  Penulis juga berpendapat lain bahwa perbuatan para pelaku melakukan kejahatan seksual terhadap anak secara komersil melalui media internet ialah faktor diri si anak, faktor lingkungan, faktor susahnya menemukan alat bukti, faktor kurangnya pengetahuan tentang agama, faktor ekonomi, dan faktor lainnya.

  Konteks cybercrime khususnya pada kasus eksploitasi seksual terhadap anak melalui media internet erat hubungannya dengan teknologi, khususnya teknologi komputer dan telekomunikasi sehingga pencegahan kasus eksploitasi seksual terhadap anak melalui media internet dapat dilakukan melalui saluran teknologi atau disebut juga techno-prevention. Pendekatan teknologi ini merupakan subsistem dalam sebuah sistem yang lebih besar, yaitu pendekatan budaya, karena teknologi merupakan hasil dari kebudayaan atau merupakan kebudayaan itu sendiri

  11 .

  Kesiapan hukum dan POLRI dalam menangani cybercrime, khususnya pada kasus eksploitasi seksual terhadap anak melalui media internet telah terwujud dalam peraturan hukum yang mengatur mengenai

  cybercrime meskipun pada peraturan

  tersebut tidak mengatur secara khusus tentang kejahatan cyber, yang terumuskan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya dalam Pasal 27 ayat 1 dan perlindungan terhadap anak yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak khususnya pada Pasal 66 yang mengatur mengenai perlindungan khusus terhadap anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan seksual serta sanksi hukuman pada

B. Upaya Penanggulangan Kejahatan Pembunuhan Berencana yang Dilakukan oleh Pelaku terhadap Mantan Kekasih

  Pasal 88 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak untuk sanksi terhadap pelaku eksploitasi anak. Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu lewat jalur

  “penal” (hukum pidana) dan lewat jalur “nonpenal” (bukan/ di luar hukum pidana).

  Menurut G. P Hoefnagels upaya penanggulangan kejahatan dapat di tempuh dengan:

  a. Penerapan hukum pidana (criminal law aplication);

  b. Pencegahan tanpa pidana (prevention without punisment); 10 Berdasarkan hasil wawancara dengan

  Akademisi Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung, Heni Siswanto, tanggal 28 Januari 2015.. 11 Didik M Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum

  Teknologi Informasi , Banudung;Refika Aditama,2005, hlm 89-95.

  dengan Agus Triwiono,

  12

  16

  upaya penanggulangan yang dapat dilakukan terhadap eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media internet sebagai berikut yaitu: korban seharusnya ditempatkan tempat khusus untuk penyembuhan psikologisnya, meningkatkan pembinaan agama, Peran dari keluarga dan lingkungan sangat berperan penting untuk mengontrol perilaku sosial, sanksi terhadap pelaku harus dibuat lebih tegas dan diperberat lagi hukumannya, dan Patroli/Razia oleh Satpol PP. Berdasarkan wawancara penulis

  15

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Erna Dewi,

  Berdasarkan wawancara penulis penanggulangan kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media internet sebagai berikut: pengamanan sistem yang kuat, harus teagsnya hukum, dan perkuat dukungan lembaga khusus.

  2. Sarana Penal Sarana penal merupakan sarana atau upaya yang bersifat represif yaitu dilakukan setelahkejahatan itu terjadi dengan menggunakan hukum pidana, berupa penegakan hukum dengan menjatuhkan hukuman dan bertujuan untuk efek jera agar tidak terjadinya kembali kejahatan tersebut dan memasyarakatkan pelaku agar diterima kembali didalam masyarakat dengan sejahtera.

  “non-penal” untuk mengatasi masalah-masalah sosial yaitu dengan jalur kebijakan sosial (social policy). Kebijakan sosial pada dasarnya adalah kebijakan atau upaya-upaya rasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat..

  13

  1. Sarana Non Penal Sarana non-penal yaitu dengan upaya preventif dengan melakukan pencegahan sebelum kejahatan itu terjadi. Salah satu jalur

  dengan Bun Yani , menyatakan cara

  14 mass media ).

  dua arah, dan memilih teman yang baik. Berdasarkan wawancara penulis

  society on crime and punishment/

  c. Memengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat mass media (influencing views of

  menyatakan cara penanggulangan

  kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media internet sebagai berikut: Bijak Menggunakan Media Sosial, tidak mudah percaya pada orang yang belum dikenal, menjalin komunikasi 12 Abdul Syani, Opcit hlm 44. 13 Hasil wawancara dengan Agus Triwiono , dengan Heni Siswanto , menyatakan upaya penanggulangan yang dapat di lakukan terhadap kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui 14 Hasil wawancara dengan Agus Triwiono , tanggal 20 Januari2015. 15 Hasil wawancara dengan Erna Dewi, tanggal 28 Januari 2015. 16 Hasil wawancara dengan Heni Siswanto ,

  media internet dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

  1. Penanggulangan Secara Non Penal yaitu:

  a. Diri Si anak

  b. Dorongan agama

  c. Sosialisasi

  2. Penanggulangan Secara Penal Penanggulangan secara penal dimana penanggulangan secara hukum pidana. Dalam kontek ini sebuah membangun sebuah undang-undang yang berkaitan dengan anak baik itu sebuah undang-undang kesejahtraan anak, undang-undang perlindangan anak, undang-undang sistem peradilan pidana anak.

  Berdasarkan uraian diatas, maka pendapat penulis tentang faktor- faktor penyebab kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media internet sebagai berikut: a. Upaya Non penal secara prepentif dapat dilakukan oleh berbagai macam pihak yaitu dengan cara sebagai berikut : kegiatan agama, perkuatan dukungan lembaga khusus, sosialisasi dan upaya-upaya lainya b. Upaya Secara Penal Tindakan Represif dengan Cara Penal Artinya tindakan yang dilakukan oleh aparatur penegak hukum sesuai Undang-Undang No.

  23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

  III. Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisa skripsi ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media internet, yaitu:

  a. Faktor Intern merupakan faktor yang ada di Diri Si Anak yang ingin tahu hubungan seksual yang belum saatnya dilakukan oleh seorang anak.

  b. Faktor Ekstern merupakan faktor dari luar diri si anak yaitu : faktor lingkungan, factor, kurangnya pengetahuan tentang agama, susah menemukan alat bukti, faktor ekonomi , faktor lain-lainnya 2) Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kejahatan eksploitasi seksual secara komersil terhadap anak melalui media internet, yaitu:

  a. Upaya Non penal yang dapat dilakukan oleh para pihak yaitu tindakan preventif terdiri dari: kegiatan agama yang ditingkatkan ,perkuat dukungan lembaga khusus di Indonesia, sosialisasi dan upaya- upaya lainnya.

  b. Upaya Secara Penal Tindakan Represif dengan Cara Penal Artinya tindakan yang dilakukan oleh aparatur penegak hukum sesudah terjadi kejahatan atau tindak pidana lain dengan cara: menegakkan hukum . DAFTAR PUSTAKA A.

  Literatur Arief, Barda Nawawi. 2008. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Jakarta. Kencana Ahmad,M Ramli.2004,cyberlaw dan HAKI

  dalam Sistem Hukum Indonesia ,Bandung:Refika Aditama.

  Syani, Abdul. 1987.Sosiologi Kriminalitas. Bandung: Remaja Karya. Didik, M Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2005, Cyber Law Aspek Hukum

  Teknologi Informasi , Banudung;Refika

  Aditama B.

  Sumber Hukum Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2003.Penerbit Raja Grafindo Persada.

  Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Undang-Undang No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik C.

  Website :