Pengembangan Sistem Informasi Persediaan Barang, Harga Pokok Produksi, dan Transaksi Penjualan Berbasis Web (Studi Pada Son Screen Printing Sidoarjo)

  Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2075-2084 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Pengembangan Sistem Informasi Persediaan Barang, Harga Pokok

Produksi, dan Transaksi Penjualan Berbasis Web (Studi Pada Son Screen

1 Printing Sidoarjo) 2 3 Adytria Fadli Pamungkas , Niken Hendrakusma Wardani , Mochamad Chandra Saputra

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: adytriafadlipamungkas@gmail.com, niken.tif@gmail.com, andra@ub.ac.id

  

Abstrak

  Son Screen Printing Sidoarjo merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian berdasarkan permintaan pelanggan. Meskipun perusahaan sudah memiliki keuntungan yang besar namun belum ada pencatatan yang lengkap mengenai persediaan barang dan transaksi penjualan. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mempunyai data pendukung untuk membuat laporan pendukung SPT tahunan, perusahaan tidak dapat menyediakan rekapitulasi data persediaan barang dan transaksi penjualan untuk dianalisis persediaan barang kedepannya dan dianalisis permintaan pelanggan di waktu tertentu, dan informasi antara pemilik perusahaan dengan pegawai kurang real-time. Penentuan harga pokok produksi dilakukan dengan cara menghitung secara manual sehingga terkadang terjadi kesalahan dalam perhitungan dan juga menyita waktu untuk melayani pelanggan. Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan, maka diberikan solusi untuk mengembangkan suatu sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web pada Son Screen Printing Sidoarjo. Pengerjaan sistem informasi menggunakan model pengembangan perangkat lunak Waterfall. Pengujian menggunakan white-box testing, black-box testing, compatibility testing, user acceptance testing, dan evaluasi waktu kinerja sistem. Dari hasil pengujian perangkat lunak yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ini layak untuk digunakan.

  

Kata kunci: Sistem informasi, sistem informasi persediaan barang, sistem informasi transaksi

penjualan, sistem informasi harga pokok produksi, evaluasi waktu kinerja sistem

  

Abstract

  Son Screen Printing Sidoarjo is a company who produces garment based on customer demands. The company already had large profit but less inventory and transaction record. This causes the company does n’t has sources for reporting SPT Tahunan, company can’t provide inventory and transactions recapitulation for forcasting future inventory and customer demand in a certain period, also information that owner has not shared real time with employee. They determined the cost of production by manual counting so sometimes has a miscalculate and take more time to serve customer. Based on the research problem, solutions given are, to develop inventory information system, cost of goods production, and web-based sales transaction for Son Screen Printing Sidoarjo. Providing information system based on Waterfall software development model. The test runs white-box testing, black-box testing, compatibility testing, user acceptance testing, and system time performance evaluation. From the results of software testing conducted can be concluded that the information system is feasible to use

  

Keywords: Information system, inventory information system, sales transaction information system,

cost of production information system, evaluation of system performance time

  Teknologi internet memiliki keuntungan dalam 1. penyampaian informasi yang lebih cepat, dapat

   PENDAHULUAN

  diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana Kebutuhan informasi menjadi semakin saja. Internet dapat diartikan sebagai suatu penting sejalan dengan arus perkembangan jaringan komputer dengan skala luas yang teknologi yang terus maju. Dengan adanya menghubungkan antara pemakai komputer, dari perkembangan teknologi, maka penyebaran satu komputer dengan komputer lainnya informasi dan data sangatlah cepat dan mudah.

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2075

  (Kusumawati, 2013). Banyak cara dalam memanfaatkan teknologi internet, situs web merupakan salah satu teknologi internet yang terdiri dari kumpulan halaman-halaman web yang berfungsi sebagai media penyampaian informasi, komunikasi, hiburan atau transaksi (Kusumawati, 2013).

  Sistem informasi merupakan salah satu teknologi informasi yang menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen dan memberikan informasi yang layak (Rizki, Priadi, & Yuniati, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang dapat mengelola data baik yang sederhana maupun yang kompleks untuk dijadikan sebuah informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pengambilan keputusan.

  Dalam mengembangkan sistem informasi terdapat banyak model pengembangan salah satunya adalah Waterfall Model yang merupakan model lama yang bersifat sistematis atau berurutan dalam membangun suatu perangkat lunak (Pressman, 2010). Waterfall Model memiliki 5 fase yaitu Communication ,

  Planning, Modeling, Construction, dan Deployment (Pressman, 2010). Untuk

  menghasilkan sistem informasi yang layak dengan menggunakan Waterfall Model harus melewati 5 fase tersebut yang dapat dimulai dengan menganalisis kebutuhan pengguna. Setelah didapatkan kebutuhan dari pengguna dilakukan perancangan sistem berdasarkan analisis kebutuhan yang telah didefinisikan kemudian dapat melakukan implementasi melalui kode program sesuai dengan hasil perancangan sistem. Setelah sistem informasi telah dibuat perlu dilakukan tahap pengujian untuk mengukur kelayakan perangkat lunak yang dibuat. Ketika perangkat lunak dinyatakan layak dan dapat digunakan oleh pengguna maka tahap terakhir adalah memelihara sistem informasi yang telah dibuat (Pressman, 2010).

  Son Screen Printing merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi pakaian. Berdasarkan hasil wawancara perusahaan ini sudah memproduksi banyak pakaian berdasarkan permintaan dari pelanggan. Perusahaan akan memproduksi pakaian ketika terdapat pesanan dari pelanggan yang didapat dari bagian Marketing. Jadi, perusahaan ini bekerja sesuai dengan permintaan pelanggan (Make by Request).

  Meskipun perusahaan sudah memiliki keuntungan yang sangat besar namun belum ada pencatatan yang lengkap mengenai persediaan barang dan transaksi penjualan dikarenakan seluruh manajemen diatur oleh pemilik perusahaan sehingga pemilik perusahaan tidak memiliki waktu untuk melakukan pencatatan tersebut. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mempunyai data pendukung untuk membuat laporan pendukung SPT tahunan ke kantor pajak setiap tahunnya, perusahaan tidak dapat menyediakan rekapitulasi data persediaan barang dan transaksi penjualan untuk dianalisis persediaan barang kedepannya dan dianalisis permintaan pelanggan di waktu tertentu, dan informasi antara pemilik perusahaan dengan pegawai antar bagian kurang real-time sehingga sering terjadi kesalahan komunikasi.

  Dalam menangani pelanggan pemilik perusahaan akan berhubungan langsung dengan pelanggan dan untuk penentuan harga jual dilakukan dengan cara menghitung secara manual. Tahap pertama dalam menentukan harga jual adalah menentukan harga pokok produksi sesuai dengan permintaan dari pelanggan yang melakukan pemesanan. Terkadang dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi terjadi kesalahan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Di samping kerugian yang dialami oleh perusahaan perhitungan secara manual cukup menyita waktu dari pemilik perusahaan untuk melayani pelanggan.

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana hasil analisis kebutuhan sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web pada Son Screen Printing Sidoarjo?

  2. Bagaimana hasil perancangan sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web pada Son Screen Printing Sidoarjo?

  3. Bagaimana hasil pengujian dari sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web pada Son Screen Printing Sidoarjo ?

  4. Apakah penentuan harga pokok produksi lebih cepat dengan menggunakan sistem informasi harga pokok produksi ?

  Untuk menjawab permasalahan di atas secara bertahap dan terinci, maka perlu ditetapkan tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Membuat sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem informasi.

  2. Membuat sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web sesuai dengan perancangan yang telah dibuat.

  2.3. Harga Pokok Produksi

  4. Membandingkan kecepatan dalam penentuan harga pokok produksi antara sistem informasi harga pokok produksi dengan sistem perhitungan manual.

  Agar penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak meluas, penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut : 1.

  Penelitian dilakukan di konveksi baju Son Screen Printing kota Sidoarjo.

  2. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan sistem yang meliputi perancangan, implementasi, dan pengujian yang menggunakan pendekatan Software

  Development Life Cycle model Waterfall.

  3. Sistem yang dibangun berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP,

  HTML , CSS, Javascipt dengan menggunakan framework Codeigniter dan menggunakan database MySQL .

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

  Harga pokok produksi berpengaruh secara langsung terhadap perhitungan harga pokok penjualan, demikian halnya dengan nilai persediaan barang baik yang jadi, maupun proses yang tercantum dalam neraca perusahaan. Jika, penjualan produk terlalu mahal dapat menyebabkan pelanggan tidak ingin memesan produk diperusahaan, namun jika penjualan produk lebih terjangkau daripada perusahaan lainnya dan tetap mendapatkan keuntungan maka pelanggan akan sering memesan produk diperusahaan (Afifah, 2012). Penentuan harga pokok produksi terbagi menjadi 2 yaitu full

  3. Menguji hasil sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web dengan pengujian white-box, black-box, compatibility, user acceptance testing, dan evaluasi waktu kinerja sistem.

  Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang dapat mengelola data baik yang sederhana maupun yang kompleks untuk dijadikan sebuah informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

  2.2. Persediaan Barang

  Persediaan adalah penyimpanan bahan, baik bahan pembantu, bahan setengah jadi, bahan setngah jadi, bahan baku, maupun bahan lainnya, yang digunakan untuk kebutuhan yang akan datang. Penyimpanan ini dilakukan karena perusahaan terkadang membutuhkan bahan- bahan tersebut secara tiba-tiba, sehingga perusahaan tidak akan kesusahan dalam mendapatkan bahan yang dibutuhkan. Tidak hanya itu penyimpanan dapat terjadi juga, ketika terdapat sisa bahan ketika produksi selesai dibuat (Rahadi, Musadieq, & Susilo, 2014). Pengelolaan persediaan barang tergantung dari jenis perusahaan yang sedang berjalan. Salah satu perushaan yang tidak memerlukan persediaan barang adalah lembaga pendidikan, termasuk universitas yang merupakan organisasi/perusahaan yang tidak menggunakan persediaan untuk dijual kembali ataupun diolah dan kemudian dijual kembali. Sehingga pengelolaan persediaan yang dimiliki dapat dikatakan hanya sebatas membeli dan kemudian digunakan untuk kegiatan sehari-hari (Munawaroh, 2006).

2.1. Sistem informasi

  Sistem informasi menyediakan informasi yang berguna, dimulai dengan mendefinisikan

  costing dan variable costing. Pada penelitian ini

  menggunakan metode variable costing yang memiliki rumus sebagai berikut.

  HPP = BBB + BTKL + BOV (1)

  Keterangan: HPP : Harga Pokok Produksi

  Sistem Informasi merupakan gabungan dari manusia, alat teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang bertujuan untuk menata jaringan komunikasi yang penting. Proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dalam menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat (Rizki, Priadi, & Yuniati, 2014). Sistem informasi merupakan suatu kesatuan elemen yang saling berinteraksi atau berhubungan secara berurutan dan teratur untuk menghasilkan bentuk aliran informasi yang dapat mendukung pembuatan keputusan dan melakukan manajemen (Rizki, Priadi, & Yuniati, 2014).

  information dan dua istilah yaitu data items dan knowledge yang memiliki keterkaitan yang kuat.

  BBB : Biaya Bahan Baku BTKL : Biaya tenaga Kerja Langsung BOV : Biaya Overhead Variabel

  2.4. Transaksi Penjualan

  Penjualan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga mendapatkan penjualan yang menghasilkan keuntungan. Penjualan merupakan sumber penghasilan suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh keuntungan. Suatu usaha menarik pelanggan bertujuan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. Penjualan adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam bentuk tunai peralatan kas atau harta lainnya dalam artian yang dapat diperjualbelikan. Pendapatan perusahaan dapat diperoleh pada saat penjualan, karena terjadi pertukaran yang tentunya saling menguntungkan (Nurcahyono, 2012).

  2.5. User Acceptance Testing (UAT)

  UAT adalah sarana dimana perusahaan memastikan bahwa perangkat lunak yang dibuat benar-benar akan memenuhi persyaratan pengguna. Pengujian ini adalah pengujian akhir yang dilakukan setelah pengujian fungsional, sistem, dan regresi selesai. Tujuan utama UAT adalah memeriksa perangkat lunak terhadap kebutuhan bisnis. Hal ini dilakukan oleh pengguna akhir yang sudah tidak asing lagi dengan kebutuhan bisnis. Pengujian ini hampir sama dengan pengujian black-box testing di mana dua atau lebih pengguna akhir terlibat dalam pengujian. Pengguna mengerti mengenai UAT dan harapan dari perangkat lunak yang dibuat. UAT dilakukan oleh pengguna yang berhubungan langsung dengan perangkat lunak yang dibuat sebelum perangkat lunak digunakan oleh perusahaan atau pengguna yang sebenarnya, pengujian inilah pilihan terakhir bagi pelanggan untuk menguji perangkat lunak (Goel & Gupta, 2014).

  Kriteria User Acceptance Testing terdiri dari Functional Correctness and Completeness,

  Accuracy, Data Integrity, Data Conversion, Backup and Recovery, Competitive Edge, Usability, Performance, Start-Up Time, Reliability and Availability, Maintainability and

  Serviceability, Robustness, Timeliness, Confidentiality and Availability, Compatibility and Interoperability, Compliance, Installability and Upgradability, Scalability, dan Documentation (Naik & Kshirasagar, 2008).

  3. METODOLOGI

  Pada penelitian ini metode yang digunakan diadaptasi dengan model pengembangan perangkat lunak Waterfall. Sebelum memulai penelitian dilakukan studi literatur terkait penelitian yang akan dilakukan agar penelitian bernilai valid. Kemudian tahap selanjutnya adalah pengumpulan data untuk penelitian dengan menggunakan teknik wawancara ke pemilik perusahaan yaitu Muhammad Mukhlason, S.Kom. yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan memahami keinginan dari pemangku kepentingan.

  Kemudian dilakukan analisis kebutuhan untuk mendefinisikan keinginan pemangku kepentingan menjadi kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang akan dimanfaatkan untuk membuat perancangan sistem yaitu panduan untuk membuat perangkat lunak pada tahap implementasi. Dan langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk mengukur keberhasilan perangkat lunak dan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian maupun saran untuk penelitian selanjutnya.

  4. ANALISIS KEBUTUHAN

  Pada bagian analisis kebutuhan dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh kebutuhan sistem yang akan dibuat sehingga mendapatkan gambaran keseluruhan sistem yang mudah dipahami oleh semua orang. Analisis kebutuhan diawali dengan mengidentifikasi proses bisnis yang ada pada perusahaan saat ini (AS-IS). Kemudian pada proses bisnis saat ini dapat dianalisis permasalahan yang ada sehingga menghasilkan proses bisnis yang baru (TO-BE) dengan dukungan sistem informasi yang akan dibuat. Setelah proses bisnis yang baru dibuat, diidentifikasi aktor yang berperan untuk menjalakan sistem informasi.

  Dengan dukungan proses bisnis baru dari analisa permasalahan dan aktor yang telah diidentifikasi, akan didapatkan kebutuhan fungsional yang bertujuan untuk mendefinisikan semua fitur yang akan tersedia pada sistem informasi, selain kebutuhan fungsional terdapat kebutuhan non-fungsional yang bertujuan untuk mengetahui layanan apa saja yang diberikan oleh sistem seperti keamanan sistem, pengaksesan yang mudah, dapat dijalankan diberbagai perangkat yang berbeda, ataupun yang lainnya.

  Dari kebutuhan fungsional yang telah didapatkan, maka dapat dibuat Use Case

  dengan jalannya sistem yang benar seperti apa agar tidak terjadi kesalahan dalam sistem informasi yang dibuat dan tentunya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan pengguna. Pada penelitian ini menghasilkan 13 sequence diagram .

  Pada sub bab ini merupakan pembuatan rancangan basis data yang menjadi acuan dalam pembuatan basis data untuk penyimpanan data pada sistem informasi ini. Setiap hubungan yang terjadi antar basis data harus dianalisis karena akan mempengruhi kinerja sistem dan kesuksesan sebuah perangkat lunak. Berikut ini merupakan perancangan database yang ditunjukkan pada Gambar 2.

  5.3 Perancangan Database

  masing Class yang dibuat didapatkan dari perancangan Sequence Diagram yang dibuat sebelumnya.

  persediaan barang, dan produksi. Masing-

  memiliki hubungan asosiasi dengan 4 model utama yaitu model admin, transaksi penjualan,

  controller Login, transaksi penjualan, SPT tahunan, persediaan barang, dan produksi yang

  sistem informasi ini terdiri dari 5 controller yaitu

  Controller dan Model. Hasil rancangan pada

  terbagi menjadi 2 bagian Class utama yaitu

  Class Diagram yang dibuat. Class digram

  Pada bagian ini berisi mengenai rancangan

  5.2 Perancangan Class Diagram

  controller dan model dianalisis kembali sesuai

  Diagram yang berfungsi untuk memetakan

  sistem informasi. Sehingga aktor dan boundary sudah jelas dalam sequence diagram, sedangkan

  diagram untuk menentukan antara aktor dengan

  Untuk merancang Sequence Diagram harus memperhatikan use case scenario dan activity

  menghubungkan sistem informasi dengan basis data secara langsung).

  boundary dengan model), dan model (yang

  Pada bagian ini merupakan penjelasan mengenai perancangan sequence diagram yang menunjukkan alur jalannya setiap fitur yang ingin dibuat mulai dari aktor, tampilan (boundary), controller (yang merupakan otak dari sistem dan sebagai penghubung antara

  5.1 Perancangan Sequence Diagram

  Pada bagian ini perancangan sistem merupakan tahap yang merupakan pembuatan dokumen yang sudah mendekati dengan bahasa pemrograman sehingga dokumen ini merupakan acuan untuk membuat program atau sistem informasi.

  Gambar 1 Use Case Diagram 5.

  Diagram sehingga jalannya fitur yang didapat lebih jelas dan mudah dipahami.

  Setelah Use Case Diagram didapatkan dalam analisis kebutuhan diperlukan definisi dan alur setiap fitur yang dibuat dengan menggunakan Use Case Scenario dan Activity

  setiap fitur-fitur yang didapatkan beserta relasi yang terjadi antara fitur dengan aktor, fitur dengan fitur, maupun aktor dengan aktor. Pada sistem informasi ini Use Case Diagram ditunjukkan pada Gambar 1.

PERANCANGAN SISTEM

  sehingga terdapat perbedaan antara

  CodeIgniter

  perancangan class dengan implementasi yang dijalankan karena seluruh controller dan model merupakan turunan dari class controller dan

  model pada CodeIgniter. Jadi, dari implementasi class didapatkan 4 class model yang merupakan

  turunan dari class model CodeIgniter dan 5 class

  controller yang merupakan turunan dari class controller CodeIgniter .

  6.2 Implementasi Database

  Hasil dari sistem informasi yang dibuat menggunakan basis data MySql yang mempunyai fitur untuk melihat hasil relasi antar tabel yang dibuat. Jika tabel tidak sesuai dengan perancangan database maka sistem infromasi tidak akan berjalan dengan baik, seperti ketika relasi antara tabel transaksi_penjualan dengan

  persediaan_barang dihapus, maka beberapa

  kebutuhan fungsional tidak akan berjalan dengan

  Gambar 2 Perancangan Database

  baik salah satunya adalah kebutuhan fungsional laporan pendukung SPT tahunan. Berikut ini

5.4 Perancangan Antarmuka

  merupakan hasil implementasi database yang Perancangan antramuka sangat penting ditunjukkan pada Gambar 4. dilakukan karena apa yang dilihat pertama oleh pengguna adalah tampilan dari sistem informasi yang dibuat oleh karena itu jika tampilan yang dibuat tidak baik maka pengguna tidak akan nyaman dalam menggunakan perangkat lunak yang dibangun. Berikut ini merupakan perancangan antarmuka Grafik Penjualan yang ditunjukkan pada Gambar 3. Selamat Datang Log Out Menu yang dipilih Produk Terjual Jumlah Pembeli Pendapatan Pilihan menu yang dapat digunakan Grafik Penjualan Keterangan Gambar 4 Implementasi Database Grafik Pendapatan Keterangan Antarmuka dari sistem informasi yang telah

  6.3 Implementasi Antarmuka

  dibuat sesuai dengan perancangan antarmuka yang telah dirancang sebelumnya, desain

  Gambar 3 Perancangan Antarmuka Grafik Penjualan

  tampilan antarmuka pada sistem informasi ini dibuat dengan HTML, CSS, dan Javascript

6. IMPLEMENTASI

  dengan bantuan framework Bootstrap. Berikut Pada bagian ini merupakan hasil ini merupakan implementasi antarmuka grafik implementasi atau hasil pembuatan sistem penjualan yang ditunjukan pada Gambar 5. informasi yang telah selesai dikerjakan berdasarkan analisis kebutuhan dan perancangan sistem.

6.1 Implementasi Class

  Pada bagian ini didapatkan bahwa sistem yang dibuat menggunakan framework

  3 2

  1 4 R1 R2 6 5 Gambar 5 Implementasi Antarmuka 8 7 R3 7. PENGUJIAN R4

  Pengujian perangkat lunak bertujuan untuk 9 mengetahui bahwa sistem yang dibuat telah 10 11 sesuai dengan keinginan pengguna yang telah R5 dianalisis sebelumnya. Pengujian sistem 12 informasi pada penelitian ini menggunakan 5 13 pengujian yang terdiri dari pengujian white-box dengan basis path, black-box dengan validasi, 14

  compatibility, user acceptance, dan evaluasi waktu kinerja sistem . 16 15 R6

7.1 Pengujian White-Box

  17 18 Pengujian ini dilakukan untuk dapat meneliti R7 dan menganalisa jalannya kode dari program 19 yang di buat, apakah ada yang salah atau tidak. 20 Pengujian yang dilakukan meliputi seluruh keputusan yang menggunakan logika, 21 keseluruhan pengulangan yang sesuai

  batasannya, dan struktur data yang sifatnya 22 internal dan yang terjamin validasinya.

  Gambar 6 Basis Path Menghitung Harga Pokok

  Merupakan basis path dari pseudocode

  Produki

  menghitung harga pokok produksi yang ditunjukkan pada Gambar 6.

  Dari basis path yang telah digambarkan didapatkan jalur sebagai berikut.

  1. Jalur 1 = 1-8-15-22

  2. Jalur 2 = 1-2-3-6-7-1-8-15-22

  3. Jalur 3 = 1-2-4-5-6-7-1-8-15-22

  4. Jalur 4 = 1-8-9-10-13-14-8-15-22

  5. Jalur 5 = 1-8-9-11-12-13-14-8-15-22

  6. Jalur 6 = 1-8-15-16-17-20-21-15-22

  7. Jalur 7 = 1-8-15-16-18-19-20-21-15-22 Sehingga didapatkan Cyclomatic Complexity sebagai berikut.

  V(G) = EDGE

  • – NODE + 2 V(G) = 27
  • – 22 + 2 = 7 V(G) = PREDIKAT + 1 V(G) = 6 + 1 = 7 V(G) = REGION V(G) = 7 Berdasarkan hasil pengujian basis path

  sebelumnya, pseudocode dari fungsi menghitung harga pokok produksi dari

  controller

  memeriksa sistem informasi yang telah dibuat terhadap kebutuhan bisnis yang telah didefinisikan pada bab analisis kebutuhan sehingga mendapatkan kepercayaan pengguna bahwa sistem informasi yang dibuat bebas dari kesalahan. Pada pengujian kali ini terdapat 4 kriteria yang digunakan untuk pengujian user

  7.4 Pengujian Evaluasi Waktu Kinerja Sistem

  Hasil dari pengujian ini adalah 89,6% dari keseluruhan pertanyaan yang telah dijawab oleh 11 tester yang berhubungan langsung dengan sistem informasi yang dibuat telah menerima sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web pada Son Screen Printing Sidoarjo. Jadi dapat dikatakan bahwa sistem informasi ini layak digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dalam menangani pelanggan.

  11 10 90,9% Rata-rata persentase yang setuju 89,6%

  11 10 90,9% Confidentially and Availability

  97 87 89,7% Performance

  53 46 86,8% Functional Correctness and Completeness

  Usability

  Jumlah Setuju Persentase yang Setuju

  Tabel 1 Hasil User Acceptance Testing Kriteria Jumlah Pertanyaan

  menghasilkan daftar pertanyaan. Hasil pengujian ini didapatkan dari pengisian daftar pertanyaan oleh tester yang telah mencoba sistem informasi ini yang dapat dilihat pada Tabel 1.

  acceptance yaitu Performance, Usability, Functional Correctness and Completeness dan Confidentiality and Availability yang

  User Acceptance Testing yang bertujuan untuk

  c_produksi memliki 7 jalur independen dan hasil perhitungan cyclomatic

  Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai

  7.3 Pengujian User Acceptance Testing

  bahwa sistem dapat dijalankan pada 9 jenis perambah web yang berbeda.

  compatibility pada Gambar 7 menunjukkan

  Hasil dari pengujian compatibility pada Gambar 7 dapat membantu mengetahui apakah terdapat masalah dalam sistem jika digunakan di berbagai perambah web. Pada hasil pengujian

  Gambar 7 Hasil Pengujian Compatibility

  compatibility yang ditunjukkan pada Gambar 7.

  Pengujian ini dimulai dengan cara memasukkan alamat situs web pada kolom url yang tersedia pada SortSite, setelah itu menekan tombol Start Check untuk melakukan pengecekan pada seluruh halaman yang ada pada situr web. Berikut ini merupakan hasil pengujian

  Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak bernama SortSite versi 5.25.784.0. Perangkat lunak ini menganalisa struktur situs web untuk mengetahui apakah terdapat bagian pada setiap halaman web yang tidak dapat diakses dengan browser tertentu.

  7.2 Pengujian Compatibility

  dapat disimpulkan bahwa, jalur utama yang dapat dilalui berjumlah 7 jalur.

  complexity juga menghasilkan V(G)=7. Jadi

  Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai kinerja sistem dari fungsi menghitung harga pokok produksi. Kemudian hasil kinerja sistem dibandingkan dengan kinerja perhitungan secara manual. Untuk melakukan pengujian ini dilakukan wawancara kepada tester yang mencoba sistem secara langsung dan didapatkan bahwa 95,8% dari keseluruhan pertanyaan yang telah dijawab oleh 11 tester menyatakan bahwa setuju jika sistem lebih cepat dibandingkan dengan menghitung manual. Untuk memperkuat dalam menjawab permasalah terkait apakah kinerja fungsi sistem menghitung harga pokok produksi lebih cepat dibandingkan dengan menghitung secara manual yaitu dengan melakukan simulasi sistem informasi menghitung harga pokok produksi oleh tester yang bersangkutan dan melakukan perhitungan waktu jika dilakukan secara manual dan didapatkan rata-rata selisih dari perhitungan antara menghitung dengan menggunakan sistem informasi dengan menghitung secara manual adalah 128,45 detik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja fungsi sistem menghitung harga pokok produksi lebih cepat dibandingkan dengan menghitung secara manual dengan dukungan dari hasil wawancara dan simulasi yang dilakukan oleh tester.

8. KESIMPULAN

II (1), 7-12.

  Munawaroh, S. (2006). Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang (Studi Kasus : Universitas Stikubank Semarang). Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, XI (2), 124- 133.

  Kusumawati, T. (2013). Pembuatan Media Promosi Berbasis Website Pada Graha Prima Restaurant Pacitan.

  International Journal of Software and Web Sciences, VIII (1), 20-23.

  PT. KTC. ILTEK, VII(14), 1031- 1035. Goel, R., & Gupta, D. N. (2014). Survey on Acceptance Testing Technique .

  9. DAFTAR PUSTAKA Afifah. (2012). Sistem Informasi Harga Pokok Produksi Kayu Lapis Pada

  4. Dengan evaluasi waktu kinerja sistem membuktikan bahwa waktu kinerja fungsi sistem dari menghitung harga pokok produksi lebih cepat daripada menghitung secara manual dengan rata-rata selisihnya sebesar 128,45 detik dan didukung dengan hasil wawancara dengan tester bahwa sebesar 95,8% setuju bahwa menghitung dengan menggunakan sistem informasi harga pokok produksi lebih cepat dibandingkan dengan menghitung secara manual.

  membuktikan bahwa 89,6% tester dapat menerima sistem yang dibuat.

  browser yang berbeda-beda, dan user acceptance testing

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil pengembangan sistem informasi persediaan barang, harga pokok produksi, dan transaksi penjualan berbasis web pada Son Screen Printing Sidoarjo yaitu sebagai berikut:

  telah membuktikan bahwa 3 fungsi algoritma yang digunakan sudah benar dan menghasilkan jumlah jalur utama yang dapat dilalui pada setiap fitur sama dengan hasil perhitungan cyclomatic complexity, black-

  Nurcahyono, F. (2012). Pembangunan Aplikasi Penjualan Dan Stok Barang Pada Toko Nuansa Elektronik Pacitan . Journal Speed

  testing dengan metode basis path testing

  3. Pengujian yang digunakan adalah white-box

  dan database MySql dengan framework CodeIgniter dan Bootstrap.

  HTML5, CSS3, Javascript, Ajax, JQuery ,

  perancangan komponen berupa pseudocode pada 3 fitur utama, dan 7 desain perancangan antarmuka. Perancangan yang dibuat sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah didefinisikan pada bab analisis kebutuhan. Proses implementasi dilakukan berdasarkan perancangan sistem yang telah didefinisikan dan perangkat lunak dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP,

  class model dan 6 class controller pada class diagram , 4 tabel pada rancangan database,

  2. Hasil perancangan pada penelitian ini menghasilkan platform perangkat lunak yaitu berbasis web, 13 sequence diagram, 5

  perangkat lunak akan memiliki fungsi login, lihat grafik penjualan, kelola persediaan barang, lihat laporan persediaan barang, cetak laporan persediaan barang, kelola transaksi penjualan, lihat laporan transaksi penjualan, cetak laporan transaksi penjualan, menentukan harga pokok produksi, kelola harga pokok produksi, lihat laporan pendukung SPT tahunan, cetak laporan pendukung SPT tahunan,dan logout.

  scenario . Sehingga diketahui bahwa

  1. Hasil analisis kebutuhan pada penelitian ini menghasilkan identifikasi proses bisnis, deskripsi umum perangkat lunak, identifikasi aktor yang akan menggunakan perangkat lunak, analisis kebutuhan fungsional, analisis kebutuhan non- fungsional, use case diagram, dan use case

  Naik, & Kshirasagar. (2008). Software Testing And Quality Assurance Theory and Practice (1st ed.). United States: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

  • – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi , IV (3), 15-19.

  Pressman, R. S. (2010). Software Engineering A Practitioner's Approach 7th Ed - Roger S.

  box testing dengan validation testing yang

  membuktikan bahwa pengguna telah mencoba sistem sesuai dengan jumlah 13 fungsional sistem dan 23 kasus uji dengan hasil 100% valid, pengujian compatibility yang membuktikan bahwa sistem yang dibuat dapat digunakan pada 9 macam jenis

  Pressman (7th ed.). New York: McGraw-Hill.

  Rahadi, A., Musadieq, M. A., & Susilo, H.

  (2014). Analisis Dan Desain Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Komputer (Studi Kasus pada Toko Arta Boga). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), VIII (2), 1-8.

  Rizki, I., Priadi, R. A., & Yuniati, Y. (2014).

  Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Web (Studi Kasus pada Toko Ali Computer).

  Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro, VIII (1), 37-44.