Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

  Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2302-2308 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Pelatihan Multi-Layer Neural Network Menggunakan Algoritma Genetika

untuk Memprediksi Harga Saham Esok Hari (T+1)

1 2 3 Grady Davinsyah , Wayan Firdaus Mahmudy , Rizal Setya Perdana

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: gradyyo@gmail.com, wayanfm@ub.ac.id, rizalespe@ub.ac.id

  

Abstrak

  Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dikenal dengan potensi keuntungan dan resikonya yang cukup tinggi. Tingginya potensi dan resiko investasi saham disebabkan karena harganya yang fluktuatif dan dapat berubah dalam hitungan detik. Untuk meminimalisir resiko, diperlukan sebuah sistem yang dapat memprediksi harga penutupan saham esok hari. Arsitektur yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi-layer neural network. Arsitektur ini kemudian dilatih dengan menggunakan 2 metode, yaitu backpropagation dan algoritma genetika. Kedua metode tersebut bertujuan untuk mendapatkan bobot-bobot pada arsitektur multi-layer neural network. Parameter backpropagation yang didapatkan dari pengujian penelitian ini adalah banyak iterasi sebesar 4500 iterasi dengan learning rate

  0.7. Sedangkan parameter untuk metode pelatihan algoritma genetika adalah banyak generasi 2000, ukuran populasi 200, crossover rate 0.1 dan mutation rate 0.9. Dengan menggunakan parameter tersebut diatas, rata-rata nilai RMSE yang dihasilkan dengan menggunakan metode pelatihan backpropagation adalah 0.048006. Sementara ketika menggunakan metode pelatihan algoritma genetika, rata-rata nilai RMSE yang dihasilkan oleh jaringan adalah 0.065205. Sehingga pada penelitian ini, nilai error yang dihasilkan oleh metode pelatihan backpropagation lebih kecil dibandingkan dengan metode pelatihan algoritma genetika.

  Kata kunci: saham, multi-layer neural network, algoritma genetika, backpropagation

Abstract

Stock is one of investment instrument which is popular because of the high profit potential and risk.

  

These profit potential and risk are caused by fluctuations of the stock price in the stock market. To

minimalize the risk, a system which is able to predict closing price of the next day is required. The

architecture which is used in this research is multi-layer neural network. This architecture is trained

with 2 different training methods, which is backpropagation and genetic algorithm. Both of the methods

aim to gain weights of all network’s architecture. Backpropagation’s parameters which obtained during

the research are 4500 iteration and 0.7 learning rate. For genetic algorithm’s parameters which

obtained during the research are 2000 generations, population size of 200, crossover rate 0.1 and

mutation rate 0.9. By using those parameters, average RMSE value which produced using

backpropagation algorithm is 0.048006. Meanwhile when using genetic algorithm as a training method,

average RMSE value which produced by the network is 0.065205. So in this research, average error

value which is produced by using backpropagation training is smaller than using genetic algorithm

training method.

  Keywords: stock, multi-layer neural network, genetic algorithm, backpropagation

  Padahal statistik jelas menunjukkan bahwa 1.

   PENDAHULUAN bunga yang diperoleh ketika menabung di bank

  (tabungan dan deposito) sangatlah tidak Menjadi kaya adalah impian dari setiap sebanding dengan tingkat pertumbuhan orang. Banyak yang beranggapan bahwa agar konsumsi (Wijaya, 2015). menjadi kaya harus berhemat dan rajin

  Dari fakta yang telah diuraikan, saat ini menabung. Pemikiran ini sejalan dengan slogan menabung bukan merupakan cara untuk menjadi yang ada di masyarakat, hemat pangkal kaya. kaya dalam jangka panjang. Untuk mendapatkan

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2302 perkembangan diatas laju inflasi dan tingkat pertumbuhan konsumsi, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah berinvestasi. Satu dari sekian banyak instrumen investasi yang paling terkenal adalah saham. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Ketika Anda membeli saham, berarti Anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut (Jefferson & Sudjatmoko, 2013). Saham menjadi begitu terkenal di kalangan investor karena tingginya potensi imbal hasil atau return yang ditawarkan.

  Pada bulan Februari 2016, jumlah investor yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 468 ribu orang (Pasopati, 2016). Hampir setengah juta orang telah menjadi investor di bursa saham. Namun perlu diingat bahwa keseluruhan jumlah penduduk Indonesia ada sekitar 250 juta jiwa. Jika dibuat prosentasenya, investor di BEI hanya sebesar 0,1872 persen. Sedikitnya jumlah penduduk Indonesia yang menjadi investor di pasar modal salah satunya disebabkan oleh tingginya resiko dalam berinvestasi di pasar modal (high risk high

  Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya (Jefferson & Sudjatmoko, 2013).

  2.2. Jaringan Syaraf Tiruan

  2. Resiko Likuidasi Resiko ini adalah resiko yang terjadi apabila sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki dinyatakan bangkrut atau perusahaan tersebut dibubarkan. Pemegang saham memiliki prioritas terendah, setelah perusahaan menyelesaikan seluruh kewajibannya.

  lebih rendah daripada harga beli.

  Capital loss adalah kebalikan dari capital gain , yaitu kondisi dimana harga jual

  Capital Loss

  harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli. Selain potensi keuntungan, memiliki saham suatu perusahaan juga memiliki beberapa potensi kerugian, yaitu : 1.

  Capital gain merupakan kondisi dimana

  2. Capital Gain

  Terdapat beberapa potensi keuntungan apabila memiliki saham suatu perusahaan, yaitu : 1.

  return ). Minimnya pengetahuan calon investor

  Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Ketika Anda membeli saham, berarti Anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar modal penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Jefferson & Sudjatmoko, 2013).

  2.1. Saham

  2. KAJIAN PUSTAKA

  backpropagation dan algoritma genetika pada arsitektur multi-layer neural network.

  Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan, mengimplementasi, dan menguji error yang dihasilkan oleh metode pelatihan

  Mean Square Error (MSE) sebesar 1546.747.

  Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kalau arsitektur jaringan syaraf tiruan banyak digunakan untuk melakukan peramalan (forecasting) (Sari, Mahmudy, & Wibawa, 2016). Penelitian lain adalah implementasi jaringan syaraf tiruan metode backpropagation untuk memprediksi harga saham. Penelitian ini dilakukan oleh Trimulya, dkk (2015). Penelitian ini memprediksi harga penutupan saham PT. Adaro Energy, Tbk (ADRO) dengan 6 variabel data, antara lain harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, harga terendah, harga jual, dan harga beli. Akurasi tertinggi dari penelitian ini didapat dari kombinasi 25 neuron pada lapisan tersembunyi pertama, 23 neuron pada lapisan tersembunyi kedua, dan 250000 iterasi. Kombinasi tersebut menghasilkan nilai

  Dari fakta-fakta ini, upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia salah satunya dapat dilakukan dengan mendorong lebih banyak penduduk untuk menjadi investor. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana investor dapat secara konsisten mendapatkan profit dari transaksinya di pasar saham. Hal ini sangat sulit, karena investor seniorpun masih mengalami kerugian ketika bertransaksi di pasar modal.

  tentang bagaimana strategi menaklukkan pasar modal juga berkontribusi terhadap sedikitnya jumlah investor lokal di Indonesia.

  Jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut (Trimulya, Syaifurrahman, & Setyaningsih, 2015). Sama

  Studi Literatur

  seperti syaraf manusia, jaringan syaraf tiruan juga memiliki banyak neuron. Neuron-neuron

  Pengumpulan Data

  ini tersebar pada beberapa lapisan, antara lain lapisan masukan, lapisan tersembunyi, dan lapisan keluaran.

  Analisa Kebutuhan

2.3. Algoritma Genetika

  Algoritma Genetika diilhami oleh ilmu

  Perancangan Sistem

  genetika (Mahmudy, 2015). Individu yang lebih baik mampu bertahan, sehingga individu tersebut akan menjadi solusi optimal dari sebuah Implementasi Sistem masalah (Rahmi, Mahmudy, & Setiawan, 2015). Algoritma Genetika banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah optimasi yang Pengujian Sistem model matematikanya kompleks atau bahkan sulit dibangun (Mahmudy, 2015).

  Analisis 3.

METODOLOGI PENELITIAN

  Kesimpulan

  Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan

  Gambar 1 Metodologi Penelitian

  yang dapat diilustrasikan dengan diagram blok metodologi penelitian seperti pada Gambar 1:

  3.1. Pengumpulan Data Tabel 1 Data Harian BBCA Tanggal Open High Low Clos Volume

  Data yang digunakan dalam penelitian ini

  e

  adalah data harga saham harian PT. Bank

  02-01-13 9100 9250 9000 9100 3454500

  Central Asia, Tbk. (BBCA). Data bersifat

  03-01-13 9150 9250 9050 9150 8406000

  sekunder, yaitu data yang didapatkan dari

  07-01-13 9200 9250 9050 9200 15407000

  sumber yang telah ada. Data harga saham BBCA

  08-01-13 9150 9250 9100 9150 11588000 yang digunakan didapatkan dari yahoo finance.

  4.2. Pelatihan dengan Backpropagation

4. PERANCANGAN SISTEM

  Metode pelatihan pertama yang digunakan

4.1. Formulasi Permasalahan

  adalah backpropagation. Pada metode pelatihan Permasalahan yang akan diselesaikan pada ini, fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi penelitian ini adalah prediksi harga close saham

  binary sigmoid . Flowchart proses pelatihan

  esok hari menggunakan algoritma backpropagation digambarkan pada Gambar 2.

  Backpropagation dengan Algoritma Genetika.

  Data yang digunakan adalah data harga historis saham PT. Bank Central Asia, Tbk. (BBCA) sejak 1 Januari 2013 hingga 30 Desember 2016. Variabel pada data yang digunakan adalah open,

  high, low, close , dan volume. Contoh data yang digunakan seperti pada Tabel 1.

  Start Start

  Insialisasi bobot dan bias Insialisasi populasi Propagasi maju Reproduksi

  Propagasi mundur Evaluasi Perbaikan bobot Seleksi

  Kondisi stop

  Kondisi stop Stop Stop

  Gambar 2 Flowchart Pelatihan Backpropagation Gambar 3 Flowchart Pelatihan Algoritma Genetika

4.3. Pelatihan dengan Algoritma Genetika

  Metode pelatihan lain yang digunakan pada penelitian ini adalah algoritma genetika. Pada

  Tabel 2 Hasil Pengujian Banyak Generasi

  pelatihan algoritma genetika, metode reproduksi

  Generasi Percobaan ke-n Rata-rata

  yang digunakan ada 2, yaitu crossover dan

  RMSE

  1 … 10

  mutasi. Pada reproduksi crossover, metode yang

  500 0.278349 0.283371 0.277118

  digunakan adalah extended intermediate

  1000 0.115753 0.140271 0.123387 crossover . Sedangkan pada reproduksi mutasi,

  metode yang digunakan adalah random

  1500 0.088581 0.092765 0.092731 mutation . Untuk metode seleksi yang digunakan

  2000 0.088172 0.079408 0.089432

  adalah seleksi elitism. Flowchart proses

  2500 0.085283 0.090693 0.086418

  pelatihan algoritma genetika digambarkan pada

  3000 0.084914 0.085534 0.08433 Gambar 3. 3500 0.085578 0.076867 0.081545 4000 0.079008 0.089783 0.079013

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS

  4500 0.076575 0.07797 0.075723

  Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dengan parameter yang telah disebutkan pada tiap pengujian. Tiap pengujian dicatat nilai

  Pengujian Banyak Generasi

  RMSE yang dihasilkan, kemudian diambil rata-

  0,35 rata nilai RMSE dari tiap pengujian parameter. 0,25

5.1. Pengujian Banyak Generasi

  0,15

  Banyak generasi yang diuji adalah kelipatan

  0,05 500, mulai 500 generasi hingga 4500 generasi.

  1000 2000 3000 4000 5000

  Kombinasi crossover rate (cr) dan mutation rate (mr) adalah 0.2 : 0.2 dengan ukuran populasi 80

  Gambar 2 Grafik Hasil Pengujian Banyak Generasi

  dan pengujian dilakukan sebanyak 10 kali. Hasil pengujian banyak generasi disajikan pada Tabel Gambar 4 menunjukkan bahwa mulai 2. percobaan 2000 generasi, rata-rata nilai RMSE adalah 200 individu dengan banyak generasi yang dihasilkan tidak mengalami penurunan sebesar 2000 generasi. Hasil pengujian banyak yang signifikan, atau biasa disebut dengan generasi disajikan pada Tabel 4. konvergen. Dengan data ini, maka 2000 generasi

  Tabel 4 Hasil Pengujian Kombinasi Cr dan MR

  diambil sebahai hasil dari pengujian banyak generasi.

  Cr Mr Percobaan ke-n Rata-rata RMSE

  1 … 10

  5.2. Pengujian Ukuran Populasi

  0.9 0.1 0.087206 0.091656 0.089923

  Ukuran populasi yang diuji adalah kelipatan

  0.8 0.2 0.0778 0.075127 0.076794 40, mulai 40 populasi hingga 400 populasi.

  0.7 0.3 0.065246 0.072876 0.06991

  Kombinasi crossover rate (cr) dan mutation rate

  0.6 0.4 0.070066 0.065382 0.070321

  (mr) adalah 0.2 : 0.2 dengan banyak generasi

  0.5 0.5 0.064259 0.067064 0.067342

  sebesar 2000 generasi. Hasil pengujian banyak

  0.4 0.6 0.079475 0.072636 0.071451 generasi disajikan pada Tabel 3.

  0.3 0.7 0.072656 0.07031 0.070921 Tabel 3 Hasil Pengujian Ukuran Populasi

  0.2 0.8 0.078569 0.069794 0.07287 PopSize Percobaan ke-n Rata-rata

  0.1 0.9 0.060082 0.073814 0.0658 RMSE 1 … 10

  40 0.097175 0.095908 0.095569 Pengujian Kombinasi Cr dan

  80 0.085224 0.082012 0.089965 Mr

  120 0.092082 0.089496 0.088804 160 0.08948 0.084691 0.087627 0,1 200 0.086307 0.079285 0.084291 240 0.085565 0.084524 0.086569

  0,05 0,2 0,4 0,6 0,8

  1 280 0.084293 0.087317 0.085962 320 0.08337 0.084708 0.085016

  Gambar 4 Grafik Hasil Pengujian Kombinasi Cr 360 0.086343 0.085429 0.084485 dan Mr

  Gambar 6 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa

  Pengujian Ukuran Populasi

  kombinasi cr dan mr yang menghasilkan rata- rata nilai RMSE terkecil adalah cr sebesar 0.1

  0,1

  dan mr sebesar 0.9. Dengan data ini, maka nilai

  0,095

  cr sebesar 0.1 dan nilai mr sebesar 0.9 diambil

  0,09 sebagai hasil pengujian kombinasi cr dan mr. 0,085

  5.4. Pengujian Banyak Iterasi 0,08

  Banyak iterasi yang diuji adalah kelipatan

  100 200 300 400 500

  500, mulai 500 iterasi hingga 5000 iterasi dengan learning rate sebesar 0.7. Hasil

  Gambar 3 Grafik Hasil Pengujian Ukuran Populasi pengujian banyak iterasi disajikan pada Tabel 5.

  Gambar 5 menunjukkan bahwa pengujian

  Tabel 5 Hasil Pengujian Banyak Iterasi

  dengan ukuran populasi sebesar 200

  Iterasi Percobaan ke-n Rata-rata menghasilkan rata-rata nilai RMSE terkecil.

  RMSE

  Dengan data ini, maka 200 populasi diambil

  1 … 10 sebahai hasil dari pengujian ukuran populasi.

  500 0.079837 0.084439 0.080871 1000 0.077068 0.062784 0.074028

  5.3. Pengujian Kombinasi Cr dan Mr 1500 0.057472 0.056662 0.066304

  Kombinasi cr dan mr yang diuji adalah

  2000 0.067266 0.060543 0.065823

  kelipatan 0.1. Pengujian cr sebesar 0.1

  2500 0.076631 0.052074 0.059435

  dipasangkan dengan mr 0.9, cr sebesar 0.2

  3000 0.054271 0.049187 0.053411

  dipasangkan dengan mr 0.8, begitu pula

  3500 0.051762 0.049466 0.053323

  seterusnya. Ukuran populasi yang digunakan

  4000 0.051971 0.055637 0.051613 Pengujian Learning Rate

  4500 0.053328 0.048928 0.050624 5000 0.053481 0.055597 0.050933 0,052 0,05

  Pengujian Banyak Iterasi 0,048 0,1 0,046 0,5

  1 1,5 0,08 0,06

  Gambar 6 Grafik Hasil Pengujian Learning Rate 0,04 2000 4000

  Gambar 8 menunjukkan bahwa perbedaan

  learning rate dapat menghasilkan rata-rata nilai Gambar 5 Grafik Hasil Pengujian Banyak Iterasi

  RMSE yang berbeda pula. Dari pengujian yang telah dilakukan, learning rate sebesar 0.7 Gambar 7 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa menghasilkan rata-rata nilai RMSE yang paling semakin banyak iterasi yang dilakukan akan kecil. Dari data ini, maka learning rate 0.7 menghasilkan rata-rata nilai RMSE yang diambil sebagai hasil pengujian learning rate. cenderung menurun. Pada pengujian 5000, rata- rata nilai RMSE yang dihasilkan tidak

  5.6. Pengujian Perbandingan Hasil

  menunjukkan penurunan yang signifikan,

  Backpropagation dan Algoritma Genetika

  sehingga 4500 iterasi diambil sebagai hasil Setelah didapatkan parameter yang pengujian banyak iterasi. menghasilkan rata-rata nilai RMSE terkecil, kemudian dilakukan perbandingan kedua

5.5. Pengujian Learning Rate

  metode pelatihan menggunakan parameter yang

  Learning rate yang diuji adalah kelipatan

  telah didapatkan sebelumnya. Hasil o.1, mulai 0.1 hingga 1. Hasil pengujian learning perbandingan dapat dilihat pada Tabel 7. rate disajikan pada Tabel 6.

  Tabel 7 Hasil Pengujian Learning Rate Tabel 6 Hasil Pengujian Learning Rate Pelatihan Percobaan ke-n Rata- Learning Percobaan ke-n Rata- rata

  1 … 10 Rate rata

1 RMSE … 10 RMSE

  Algoritma 0.0692 0.0583 0.065 0.1 0.0536 0.04858 0.05025 Genetika

  7

  8

  2

  3 Backpropagation 0.0437 0.0465 0.048 0.04711 0.05204 0.04929

  0.2

  6

  5

  2

  4 0.3 0.05627 0.04860 0.05023

  Tabel 7 menunjukkan bahwa pelatihan

  1

  9

  2

  menggunakan backpropagation menghasilkan

  0.4 0.04737 0.04698 0.04877

  rata-rata nilai RMSE yang lebih kecil daripada

  1

  5

  pelatihan jaringan menggunakan algoritma

  0.5 0.05319 0.05137 0.04859

  genetika. Hal ini terjadi dikarenakan algoritma

  8

  1

  genetika yang digunakan pada penelitian ini

  0.6 0.04524 0.04570 0.04737

  adalah algoritma genetika sederhana. Pada

  4

  1

  penelitian lain algoritma genetika hybrid dengan

  0.7 0.04568 0.04675 0.04658 simulated annealing dapat mengungguli

  4

  8

  3 pelatihan backpropagation (Shi & Zhang, 2009). 0.8 0.04571 0.04588 0.04659

  7

  5

  6 6.

   KESIMPULAN 0.9 0.04569 0.05347 0.04740

  Setelah penelitian Pelatihan Multi-layer

  2

  4

  9 Neural Network Menggunakan Algoritma 1 0.05110 0.04589 0.04829

  Genetika Untuk Memprediksi Harga Saham

2 Esok Hari (T+1) selesai dilakukan dapat

  disimpulkan bahwa parameter pelatihan

  backpropagation yang menghasilkan rata-rata

  https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/ 20160308140957-78-116080/jumlah- investor-saham-di-ri-naik-8-persen-sejak- awal-tahun/ Rahmi, A., Mahmudy, W. F., & Setiawan, B. D.

  Wijaya, R. F. (2015). Menjadi Kaya dan

  A. (2015). Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Metode Backpropagation Untuk Memprediksi Harga Saham. Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan , 66-75.

  Trimulya, A., Syaifurrahman, & Setyaningsih, F.

  Shi, H., & Zhang, S. (2009). Improving Artificial Neural Networks Based on Hybrid Genetic Algorithms. Beijing: IEEE.

  (2016). Backpropagation on Neural Network Method for Inflation Rate Forecasting in Indonesia. Advance Soft Compu , 8 (3), 70-87.

  , 5 (12). Sari, N. R., Mahmudy, W. F., & Wibawa, A. P.

  Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya

  (2015). Prediksi Harga Saham Berdasarkan Data Historis Yang Dibangun Menggunakan Model Regresi Yang Dibangun Dengan Algoritma Genetika. DORO: Respository Jurnal

  Saham di RI Naik 8 Persen Sejak Awal Tahun . Retrieved from CNN Indonesia:

  nilai RMSE paling kecil adalah 4500 iterasi dengan learning rate 0.7. Kemudian parameter pelatihan algoritma genetika yang menghasilkan rata-rata nilai RMSE paling kecil adalah 2000 generasi, 200 ukuran populasi, cr sebesar 0.1 dan

  Malang. Pasopati, G. (2016, March 8). Jumlah Investor

  Mahmudy, W. F. (2015). Algoritma Evolusi.

  Shopping Saham Modal Sejuta ! Jakarta: Elex Media Komputindo.

  DAFTAR PUSTAKA Jefferson, J., & Sudjatmoko, N. (2013).

  RMSE yang lebih rendah dibandingkan menggunakan metode pelatihan algoritma genetika.

  backpropagation memberikan rata-rata nilai

  tersebut, rata-rata nilai RMSE yang dihasilkan menggunakan pelatihan algoritma genetika sebesar 0.065205 dan 0.048006 ketika menggunakan pelatihan backpropagation . Sehingga pada studi kasus ini metode pelatihan

  mr sebesar 0.9. Dengan menggunakan parameter

  Terencana Dengan Reksa Dana . Jakarta: Elex Media Komputindo.