PENGEMBANGAN DESAIN KERAMIK SENI MELALUI

ARTIKEL HASIL PENELITIAN
PENGEMBANGAN DESAIN KERAMIK SENI MELALUI PENERAPAN
RAGAM HIAS ETNIK PADA KRIYA KERAMIK DI DESA JIPANG
KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA*
(CERAMIC DESIGN DEVELOPMENT THROUGH THE APPLICATION
OF ETHNIC DECORATIVE IN CERAMIC ART AT JIPANG VILLAGE
BONTONOMPO DISTRICT GOWA REGENCY)
Yabu M., Muhammad Idris, and Sri Marhaen Sakti.**
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengetahui
sejauhmana potensi-potensi, motivasi, dan kemampuan perajin dalam mengembangkan desain
keramik seni melalui penerapan ragam hias etnik sebagai upaya meningkatkan citra produk.
Luaran dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan prototip desain produk inovatif
yang memiliki ciri khas lokal dalam mendukung industri kreatif. Penelitian ini melibatkan tiga
kelompok perajin gerabah di Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Data
dikumpulkan melalui teknik penelusuran pustaka, survei, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa: (1) Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten
Gowa, cukup potensial untuk pengembangan kerajinan gerabah jika dilihat dari segi
ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya perajin, tetapi motivasi perajin dalam
mengembangkan desain produk inovatif masih rendah; dan (2) Tingkat kemampuan perajin
dalam pembentukan gerabah melalui teknik putar sudah cukup baik, tetapi dalam hal

penguasaan teknik mendekor masih mengalami kesulitan (kategori tingkat sedang); dan (3)
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa dari tiga kelompok perajin yang menjadi sasaran
penelitian, hanya dua kelompok yang memiliki potensi untuk mengembangkan desain yang
ditawarkan kepada mereka. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini disarankan: (1) Untuk
pengembangan kualitas produk, perlu mendapatkan pembinaan melalui pelatihan secara
berkesinambungan; dan (2) Untuk peningkatan kinerja pengrajin, peran pemerintah setempat
dan pihak-pihak terkait lainnya, sangat dibutuhkan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan kerajinan gerabah di Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabuptaten
Gowa.
Kata kunci: Desain, keramik, ragam hias, kriya.

______________
* Penelitian Biaya DIPA Universitas Negeri Makassar,Tahun Anggaran 2009.
**Staf Pengajar pada Jurusan Seni Rupa, Fakultas Seni dan Desain, UNM.

1

1

ABSTRACT

This research is the development of research that aims to determine the potential, motivation,
and ability to artisans in developing the art of ceramic design through the application of ethnic
decoration, in an effort improve the image of the product. Superficial from the results of this
study is expected to produce a prototype design innovative products that have local
characteristics in supporting the creative industries. The study involved three groups of pottery
in the village craftsmen Jipang, Bontonompo District, Gowa Regency . Data was collected
through literature search techniques, field surveys, observations, and documentation. The
results of data analysis show that: (1) Village Jipang, Bontonompo District, Gowa Regency,
enough potential for the development of earthenware vessels, especially in terms of resource
availability and resource producers, but the motivation artisans in developing innovative
product designs are still low; (2) craftsmen skill level in the formation of vessels through the
technique of the play is good enough, but in terms of mastery of decorating techniques are still
having difficulty (level category), and (3) In general, it can be concluded that the three groups
of craftsmens who are the target of the study, only two group that has the potential to develop
a design that is offered to them. As implications of the results of this study suggested: (1) For
the development of product quality, to get guidance through continuous training, and (2) To
improve the performance of the craftsmens, the role of local governments and other concerned
authorities, is necessary in order to guide and develop industries/small businesses, particularly
businesses in the village of earthenware Jipang, District Bontonompo, Gowa Regency.
Keywords: Design, arts ceramics, ethnic decorative, .


Pendahuluan
Pemberdayaan industri/pengusaha kecil merupakan salah satu hal
penting yang patut mendapat perhatian dalam rangka membangun perekonomian
nasional yang adil dan merata, termasuk di dalamnya usaha kerajinan gerabah di Desa
Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa dengan pertimbangan bahwa
usaha kerajinan gerabah tersebut merupakan salah satu andalan daerah setempat yang
diharapkan mampu terus menyokong pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Hanya
saja kinerja usaha kerajinan gerabah tersebut untuk menjadi sebuah industri yang
mampu memenuhi masyarakatnya dan mengikuti perkembangan pasar masih sangat
lamban.
Hal

ini

antara

lain

disebabkan


oleh

kemampuan

pengrajin

dalam

mengembangkan desain produk sangat kurang dan terbatas yang disebabkan oleh
kurangnya wawasan dan pengetahuan mereka untuk meningkatkan citra produk
(Muhammad Idris, 1999). Akibatnya, kondisi desain produk yang dihasilkan selama
ini cenderung statis dan kurang berkualitas sehingga tidak mampu menembus pangsa
pasar yang lebih luas (Yabu M., dkk, 2000).

2

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan mengesplorasi
terhadap kemungkinan dan prospek pengembangan kerajinan keramik melalui
penerapan ragam hias etnik sebagai unsur dekorasi pada benda-benda gerabah.

Sedangkan luaran dari hasil penelitian ini diharapkan: (1) menghasilkan prototip
desain produk inovatif yang memiliki ciri khas lokal; dan (2) memberikan kontribusi
bagi pengembangan desain produk keramik seni dalam rangka pembinaan dan
pengembangan industri/usaha kecil, khususnya usaha kerajinan gerabah di Desa
Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabuptaten Gowa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana motivasi dan
kemampuan pengrajin dalam mengembangkan desain keramik melalui penerapan
motif hias etnik, serta masalah yang menjadi kendala bagi mereka dalam
mengaplikasikan desain motif hias tersebut pada benda-benda gerabah. Ruang lingkup
penelititian ini dibatasi pada aspek desain. Pembatasan ruang lingkup tersebut
didasarkan atas pertimbangan pada fenomena yang ada, maksud dan tujuan penelitian,
serta terhadap penelitian lapangan yang sudah dicapai sebelumnya (Bungin, 2003: 44).
Ketertarikan penulis untuk meneliti permasalahan ini didasari oleh beberapa
pemikiran. Pertama, mengacu pada pendapat bahwa bangsa yang besar ialah bangsa
yang menghargai budayanya sendiri, cinta dan bangga terhadap produk bangsanya
sendiri. Kedua, mengacu pada pendapat bahwa ragam hias yang bernuansa etnik yang
diterapkan pada produk seni dan kerajinan daerah akan menjadi ciri khas (trade mark)
daerah asal pembuatannya - yang sekaligus membedakannya dengan produk daerah
lain (Muhammad Idris, 2002).
Nyoman Tusan (Mantan Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah

Kejuruan) ketika beliau berkunjung di SMIK Negeri Sombaopu Sungguminasa pada
tahun 1984 mengatakan bahwa: “Untuk memberikan ciri khas terhadap produk seni
dan kerajinan daerah seyogyanya memasukkan ciri khas etnik yang mudah dikenal
orang sehingga kemanapun produk (karya seni) tersebut dibawa atau berbaur dengan
karya-karya dari daerah lain, tetap akan mudah dikenal karena memiliki ciri khas
tersendiri.”
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis terdorong untuk dan
mengembangkan ragam hias etnik melalui aplikasinya pada kriya keramik. Selain itu,

3

juga didasarkan atas pertimbangan bahwa sepanjang pengetahuan penulis, belum
banyak penelitian yang mengkaji permasalahan ini, khususnya terhadap masalah
pengembangan ragam hias etnik daerah Sulawesi Selatan sebagai elemen estetis pada
kerajinan keramik.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan melibatkan tiga
kelompok pengrajin gerabah di Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten
Gowa. Ketiga kelompok sasaran tersebut memiliki keterampilan yang relatif sama,
yakni sebagai pengrajin tradisional yang sudah cukup lama berprofesi sebagai

pengrajin gerabah.
Sebagai penelitian observasi, maka dalam pelaksanaan penelitian ini
dilakukan dengan cara penelitian diarahkan pada pemusatan perhatian pada hasil
pengembangan produk yang telah dilakukan oleh pengrajin (sesuai dengan data yang
diperlukan). Dalam konteks ini, pengamatan difokuskan terhadap tingkat kemampuan
pengrajin mengaplikasikan desain motif hias pada produk yang sedang dikembangkan.
Perekaman data dilakukan dengan cara peneliti membuat catatan singkat yang
dianggap penting untuk kemudian dianalisis. Selain itu, juga dilakukan pengamatan
terhadap kendala-kendala yang dialami oleh pengrajin dalam mengaplikasikan desain
motif hias yang sedang dikembangkan. Pada saat pengamatan, sekaligus dilakukan
pula dokumentasi dengan cara memotret hasil karya atau produk hasil pengembangan
untuk kepentingan analisis data.
Adapun hal-hal yang dipertimbangkan dalam memilih dan merumuskan fokus
kajian dalam penelitian ini ialah mengacu pada pendapat Singarimbun (1995), yakni:
(1) fenomena yang hendak diteliti mengisyaratkan signifikan dan bermanfaat, baik
bagi pengembangan teori (bagi temuan ilmu pengetahuan) maupun bagi kepentingan
pemecahan masalah di dalam masyarakat; (2) fenomena yang dipilih sebagai fokus
kajian adalah benar-benar nyata (dapat diobservasi); (3) merupakan fenomena baru
yang mensyaratkan keunikan tersendiri; (4) fenomena tersebut memberikan suatu
kepastian tentang waktu yang dibutuhkan untuk diselesaikan dalam satu proses

penelitian; (5) tersedia referensi teoritik yang dapat digunakan sebagai perspektif
untuk memahami atau menjelaskan; (6) fenomena yang diangkat tidak bertentangan

4

dengan nilai-nilai moral dan etika masyarakatnya; (7) fenomena tersebut menarik
untuk diteliti dan diminati oleh peneliti, serta relevan dengan disiplin bidang ilmu
peneliti; dan (8) tersedia akses bagi peneliti dalam upaya pengumpulan datanya.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Penelitian tahap I: Pada tahap ini peneliti melakukan penelusuran pustaka
dan

survei

lapangan.

Penelusuran

pustaka


dimaksudkan

untuk

mendapatkan data mengenai jenis ragam hias etnik daerah Sulawesi
Selatan, selanjutnya menjadi acuan dalam perancangan desain motif hias
untuk kepentingan dekorasi pada benda-benda gerabah. Survei lapangan
merupakan studi pendahuluan terhadap model-model/desain keramik dan
jenis dekorasi pada keramik yang diproduksi oleh pengrajin selama ini.
Selain itu, survei lapangan juga dilakukan di tempat-tempat penjualan
gerabah untuk melihat jenis produk yang ada di pasaran untuk
pegembangan selanjutnya.
2) Penelitian tahap II: Ada dua kegiatan inti yang dilakukan pada tahapan ini,
yaitu: (1) melakukan identifikasi dan pemilihan jenis motif hias yang
diperoleh melalui hasil penelusuran pustaka dan hasil survei lapangan
untuk menentukan jenis motif hias yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi desain dekorasi; dan (2) membuat rancangan desain motif hias
untuk keperluan dekorasi yang akan diterpkembangkan pada benda-benda
gerabah oleh pengrajin. Penelitian pada tahap pertama dan tahap kedua

dimaksudkan untuk mendapatkan data awal tentang jenis ragam hias etnik
yang berpotensi untuk dijadikan dekorasi pada benda-benda gerabah.
3) Penelitian tahap III: Pada tahapan ini ada tiga kegiatan inti yang dilakukan,
yaitu: (1) mengaplikasikan desain pada benda gerabah (tahapan ini
dilakukan oleh pengrajin); (2) melakukan pengamatan, evaluasi, dan
analisis terhadap produk aplikasi hasil ujicoba yang dikembangkan oleh
pengrajin untuk perbaikan selanjutnya guna melihat prospeknya. Hasil
evaluasi yang terpilih merupakan prototip yang selanjutnya akan
direkomendasi untuk pengembangan lebih lanjut; dan (3) tahap akhir dalam

5

penelitian ini ialah melakukan klasifikasi data dan reduksi data kemudian
dilakukan analisis data.
Semua data hasil pengamatan dan hasil evaluasi terhadap produk yang
dibuat oleh pengrajin dicatat dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan. Data
yang terkumpul dimasukkan ke dalam catatan lapangan (file notes) dalam bentuk yang
lebih lengkap. Data yang terkumpul dianalisis melalui teknik analisis deskriptifkualitatif. Analisis data dimulai dengan cara mengadakan kategori data.
Hasil Penelitian
1. Review Hasil Penelusuran Pustaka, dan Dokumentasi

Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, observasi lapangan, dan dokumentasi
diperoleh temuan berupa:
1) Ragam hias etnik pada beberapa artifak sejarah. Ragam hias tersebut,
diantaranya adalah ragam hias pada Gong Nekara Selayar, ragam hias
Tator, dan ragam hias geometri Bugis-Makassar, kemudian melakukan
identifikasi untuk melihat kemungkinannya sebagai dekorasi pada benda
gerabah.
2) Bahan pendukung. Bahan pendukung yang dimaksud ialah bahan-bahan
untuk dicampurkan pada bahan lempung untuk menghasilkan kualitas
tertentu, termasuk untuk meratakan/menghaluskan, dan atau sebagai
material pelapis (finishing). Bahan-bahan pendukung tersebut diantaranya
adalah tanah merah (enggobe), water glass, dan bahan pewarna.
2. Hasil Pengamatan dan Evaluasi Hasil Pengembangan
Berdasarkan

hasil

pengamatan

dan

evaluasi

terhadap

produk

hasil

pengembangan diperoleh temuan sebagai berikut:
1) Jika dilihat dari segi ketersediaan bahan baku tanah liat dan sumberdaya
pengrajin, Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa cukup
potensial untuk pengembangan kerajinan gerabah, tetapi motivasi dalam
mengembangkan desain produk inovatif relatif masih rendah.
2) Jika dilihat dari segi kemampuan/keterampilan pengrajin dalam hal
pembentukan gerabah melalui teknik putar sudah cukup baik, tetapi dalam

6

hal penguasaan teknik mengerjakan dekorasi pada benda-benda gerabah
masih mengalami kesulitan (kategori tingkat sedang).
3) Keterbatasan alat dan penguasaan teknik mendekor serta kemampuan
mendesain masih menjadi kendala utama bagi pengrajin.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
sebagai berikut:
1) Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, cukup potensial
untuk pengembangan kerajinan gerabah, terutama jika dilihat dari segi
ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya pengrajin, tetapi motivasi
dalam mengembangkan desain produk inovatif masih rendah.
2) Tingkat kemampuan pengrajin dalam pembentukan gerabah melalui teknik
putar sudah cukup baik, tetapi dalam hal penguasaan teknik mendekor
masih mengalami kesulitan.
3) Secara umum, dapat disimpulkan bahwa dari tiga kelompok pengrajin yang
menjadi sasaran penelitian, hanya dua kelompok yang memiliki potensi
untuk mengembangkan desain yang ditawarkan kepada mereka untuk
dikembangkan.
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini disarankan:
1) Untuk pengembangan kualitas desain produk, pengrajin perlu mendapatkan
pembinaan melalui pelatihan secara berkesinambungan.
2) Untuk peningkatan kinerja pengrajin, peran pemerintah setempat dan
pihak-pihak terkait lainnya, sangat dibutuhkan dalam rangka pembinaan
dan pengembangan usaha kerajinan gerabah di Desa Jipang, Kecamatan
Bontonompo, Kabuptaten Gowa.
Ucapan Terima Kasih
Dengan selesainya penelitian ini disampaikan ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Makassar atas bantuan dana yang diberikan
melalui Proyek DIPA tahun 2009.
2. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar, Dekan Fakultas
Seni dan Desain atas izin dan persetujuannya.

7

3. Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada anggota tim
penelitian ini atas segala partisipasinya, kepada Drs. Lanta L. Irfan, S.Pd.,
M.Ds selaku tenaga pembantu lapangan yang telah bekerja dengan baik
selama berlangsungnya penelitian ini, Bapak/Ibu Dosen, serta kepada
mahasiswa Seni Rupa, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri
Makassar yang telah ikut berpartisipasi dan mendukung kegiatan penelitian
ini, baik dalam rangka pengumpulan data maupun dalam diskusi untuk
memberikan masukan, tanggapan, dan saran-saran untuk penyempurnaan
penelitian ini.
Semoga bantuan yang diberikan bermanfaat bagi pengembangan
penelitian ini dalam rangka pembinaan dan pengembangan usaha kerajinan gerabah di
Desa Jipang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.
Daftar Pustaka
A.M. Khalil, 1996. “Potensi dan Penggunaan Bahan Baku Keramik HIas di Sulawesi
Selatan,” (Makalah), Ujung Pandang: Kanwil Departemen Pertambangan dan
Energi Provinsi Sulawesi Selatan.
Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Edisi I,Cetakan kedua,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Idris, Muhammad, 1999. Pengembangan Desain Cinderamata dari Bahan Tanah Liat
bagi Pengrajin Keramik di Desa Jipang Kabupaten Gowa, Lembaga
Pengabdian pada Masyarakat IKIP Makassar (Biaya DP3M-Dikti/Vucer).
Idris, Muhammad, 2002. Diversifikasi produk dan produksi keramik seni dengan
ragam hias etnik Bugis Makassar, Artikel pada Jurnal P & PT. Volume 2 N0. 6,
2002, ISSN, Direktorat Pembinaan Penelitian dan PPM Dirjen Dikti
Depdiknas.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Editor), 1995. Metode Penelitian Survei,
Cetakan kedua, Jakarta: LP3ES.
Yabu M., dkk, 2000. “Pengembangan Desain Cinderamata bagi Pengrajin Keramik di
Kabupaten Gowa,” Artikel dalam Jurnal DEDIKASI, LPM UNM, Makassar,
Volume 1, No. 4, Juni 2000.
R. Suparta, Adnan, 2006. Reka Bahan Keramik, Jilid I. Bandung: Penerbit ITB,
Bandung.
Sachari, Agus, 1994. Proses Transformasi Budaya dan Pengaruhnya terhadap
Pergeseran Nilai-Nila Estetik Desain di Indonesia Periode 1900-1990-an,
Tesis, Program Pascasarjana ITB, Bandung.

8

9

LAMPIRAN
Sampel produk KUB Tunas Muda
dengan motif hias yang diadopsi dari Gong Nekara Selayar

Cinderamata
(Bunting-Bunting tradisional adat Bugis.Makassar)

10

11

Sampel produk KUB Tunas MUda
dengan motif hias Tator dan Gowa

Cinderamata

12