T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (Studi Kinerja Pegawai Non Akademik) T2 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Universitas Kristen Satya
Wacana
Universitas

Kristen

Satya

Wacana

(UKSW)

Salatiga merupakan salah satu perguruan tinggi
swasta yang ada di Salatiga yang berdiri sejak tahun
1956. UKSW Salatiga mempunyai Motto “Takut akan
Tuhan

adalah


Permulaan

Pengetahuan”

yang

diambil dari Amsal 1:7a. Kampus utama UKSW
terletak di jalan Diponegoro 52-60 Salatiga, dengan
luas tanah sekitar 12 hektar. Selain kampus utama
tersebut, saat ini UKSW memiliki beberapa aset/area
yang lain, yaitu kebun pertanian di Salaran Kopeng,
kampus dan asrama di jalan Kartini Salatiga, rumah
dinas, wisma tamu, tanah di daerah Blotongan,
Salatiga dan beberapa aset lainnya.
Dalam

perkembangannya,

UKSW


sekarang

mempunyai 14 Fakultas dan 56 Program Studi yang
terdiri dari 7 Program Studi Program Diploma III/S0,
36 Program Studi Sarjana/S1, 10 Program Studi
Magister/S2, dan

3 Program Studi Doktor/S3.

UKSW memliki 339 orang dosen tetap dan 168 orang
dosen tidak tetap. Kualifikasi akademik tenaga
dosen tersebut yaitu 17 orang bergelar Profesor, 86
56

orang bergelar S3, 311 orang bergelar S2, 106 orang
bergelar

S1


(Buku

Wisuda

Periode

III

Tahun

2014/2015, 14 Maret 2015).
Berkaitan

dengan

jumlah

penerimaan

mahasiswa selama lima tahun terakhir, UKSW

mengalami

peningkatan.

Hal

ini

seperti

yang

ditunjukkan dalam gambar 4.1.
Gambar 4.1.
Jumlah Penerimaan Mahassiswa UKSW 5 Tahun
Terakhir

Sumber: 192.168.1.52:8075/ukswdashboard/

Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa dari

tahun 2011 hingga tahun 2014 jumlah mahasiswa
UKSW mengalami peningkatan. Jumlah mahasiswa
baru pada tahun 2011 tercatat sebanyak 3.207
orang, tahun 2012 sebanyak 3.703 orang, tahun
2013 sebanyak 3.939 orang, tahun 2014 sebanyak
57

3.956 orang, dan tahun 2015 belum diketahui
secara pasti karena saat data ini diambil masih
terjadi proses penerimaan mahasiswa baru tahun
akademik 2015/2016.
UKSW berdiri sejak tahun 1956 hingga sampai
sekarang

sudah meluluskan ribuan orang. Data

jumlah lulusan UKSW sampai Maret 2015 tercatat
sebanyak

46.932 orang, yang terdiri dari 8.552


orang lulusan dari program Diploma, 36.239 orang
program S1, 2.087 orang program S2, dan 47 orang
lulusan program S3 yang sudah tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan
kepuasan

pelanggan,

Salatiga

menerapkan

(SMM)

ISO

pada


tahun

Sistem

9001:2008

2009

Manajemen

yang

UKSW
Mutu

dilaksanakan

di

beberapa unit kerja atau bagian di bawah Rektorat.

SMM ISO tersertifikasi oleh badan akreditasi SAI
Global pada tahun 2011. Namun demikian tidak
semua unit kerja/bagian di UKSW diterapkan SMM
ISO 9001:2008.
Sebanyak

12

Unit

kerja/bagian

yang

menerapkan SMM ISO 9001:2008, meliputi: (1) Biro
Administrasi Akademik (BAA); (2) Pusat Penjaminan
Mutu Akademik (PPMA); (3) Biro Akuntansi dan
Keuangan (BAK); (4) Biro Kemahasiswaan; (5) Biro
58


Promosi dan Hubungan Luar (BPHL); (6) Biro Pusat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BP3M); (7)
Perpustakaan Universitas; (8) Biro Teknologi dan
Sistem

Informasi

Development

(BTSI);

(HRD);

(10)

(9)

Human

Keamanan


Resources
Kertertiban

Kampus (K3); (11) Biro Manejemen Kampus (BMK);
dan (12) Rektorat.
Rekapitulasi jumlah pegawai di dua belas unit
kerja atau bagian tersebut disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Pegawai di unit kerja atau bagian
yang menerapkan SMM ISO 9001:2008
NO

UNIT/BAGIAN

PRIA

WANITA

TOTAL


1 Rektorat

0

2

2

2 PR I-Biro Administrasi Akademik (BAA)

3

1

4

3 PR I-Pusat Penjaminan Mutu Akademik (PPMA)

3

3

6

4 PR I-PERPUSTAKAAN

21

6

27

5 PR I-Biro Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI)

18

16

2

6 PR II-Human Resources Development (HRD)

1

0

1

7 PR II-Biro Akuntansi dan Keuangan (BAK)

7

6

13

46

3

49

3

2

5

49

0

49

2

5

7

4

0

4

155

30

185

8 PR II-Biro Manajemen Kampus (BMK)
9 PR III-Biro Kemahasiswaan (BIKEM)
10 PR III-Keamanan dan Ketertiban Kampus (K3)
11 PR IV-Biro Promosi dan Hubungan Luar (BPHL)
PR V-Biro Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian
12
Masyarakat (BP3M)
GRAND TOTAL

Sumber: Data Bagian Keuangan di olah, 2015

4.2. Diskripsi Hasil Penelitian
Pada
penelitian

bagian
evaluasi

ini

disajikan

implementasi

diskripsi
SMM

hasil
ISO

9001:2008 di UKSW dilihat dari aspek definisi,
59

instalasi,

proses,

produk,

dan

analisis

biaya-

manfaat. Berdasarkan data jumlah pegawai pada
tabel 4.1, maka yang menjadi partisipan pengisian
kuisioner dalam penelitian ini sebanyak 185 orang.
Dari 185 kuisioner yang disebar kepada seluruh
pegawai di 12 unit kerja yang menerapkan SMM ISO,
sebanyak 111 kuisioner yang diisi dan dikembalikan.
Diskripsi hasil kuisioner pada masing-masing bagian
dipaparkan pada bagian selanjutnya.
4.2.1. Implementasi ISO 9001:2008
Implementasi SMM ISO 9001:2008 di UKSW
dari aspek definisi, instalasi, proses, produk, dan
analisis biaya-manfaat sebagai berikut:
a. Definisi
Berdasarkan

wawancara

dengan

WMM,

desaian implementasi SMM ISO di UKSW
dilakukan

dengan

pembuatan

dokumen

manual mutu. Dokumen tersebut memuat
tentang pelaksanaan program secara umum
yang meliputi: pengendalian manual mutu,
sistem manajemen mutu, sekilas mengenai
UKSW,

kebijakan

dan

sasaran

mutu,

organisasi,

proses

pelayanan,

dan

matrik

kesesuaian

ISO.

Penjelasan

dari

WMM

tersebut

dikuatkan

dengan

hasil
60

verifikasi/observasi adanya manual mutu di
dalam dokumen yang ada di WMM.
Data yang diperoleh melalui kuisioner aspek
definisi disajikan sebagai dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Persepsi Partisipan Implementasi SMM ISO
Aspek Definisi
No.

1

2

3

EVALUASI DISCREPANCY
(DEFINISI, INSTALASI, PROSES,
PRODUK, ANALISIS BIAYAMANFAAT)
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
ada rancangan penetapan tujuan
program
a.
Ya, ada rancangan penetapan
tujuan
b. Tidak tahu
c. Tidak ada rancangan penetapan
tujuan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
ada persiapan pengelolaan sumber
daya (manusia/lainnya)
a. Ya, ada penyiapan pengelolaan
sumber daya
b. Tidak tahu
c. Tidak ada penyiapan pengelolaan
sumber daya
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
ada penetapan target/sasaran mutu
a. Ya, ada penetapan target/sasaran
mutu
b. Tidak tahu
c. Tidak ada target/sasaran mutu

F

%

72

64.86

36

32.43

3

2.70

63

56.76

36

32.43

12

10.81

85

76.58

24
2

21.62
1.80

N

111

111

111

Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.2. diketahui bahwa terdapat
64,86%

mengatakan ada penetapan tujuan

program, sebanyak 32,43% mengatakan tidak
61

tahu

dan

2.70%

mengatakan

penetapan

tujuan.

mengatakan

ada

tidak

Sebanyak

penyiapan

ada

56,76%

pengelolaan

sumber daya, 32,43% mengatakan tidak tahu,
dan sebanyak 10,81% mengatakan tidak ada
penyiapan

pengelolaan

sumber

daya.

Sedangkan dalam penetapan sasaran mutu,
sebanyak 76,58% mengatakan ada penetapan
sasaran mutu, 21,62 mengatakan tidak tahu,
dan 1,80% mengatakan tidak ada sasaran
mutu.
Dari ketiga data dari hasil wawancara, studi
dokumentasi

dan

kuisioner

tersebut

menunjukkan bahwa pada aspek definisi, ada
penetapan tujuan, pengelolaan sumber daya,
dan penetapan sasaran mutu yang tertuang
dalam dokumen manual mutu di WMM.

b. Instalasi
Hasil wawancara dengan WMM menjelaskan
bahwa

pada

aspek

instalasi,

di

lengkapi

dengan Standard Operating Procedure (SOP)
dan Instruksi kerja. SOP dan instruksi kerja
dibuat oleh masing-masing unit kerja atau
bagian. Hasil studi dokumen, ada 81 SOP dan
53 Instruksi Kerja di dua belas unit kerja atau
62

bagian. Rekapitulasi jumlah SOP dan Instruksi
Kerja di masing-masing unit di sajikan dalam
tabel 4.3. Setiap unit kerja atau bagian harus
menetapkan sasaran mutu setiap tahunnya.
Penetapan sasaran mutu oleh masing-masing
unit kerja dengan mempertimbangkan capaian
atau tinjauan dari sasaran mutu pada tahun
sebelumnya.
Tabel 4.3.
Rekapitulasi Jumlah SOP dan Instruksi
Kerja di Masing-Masing Unit Kerja
NO

UNIT/BAGIAN

SOP

INSTRUKSI
KERJA

1 Wakil Manajemen Mutu (WMM)

9

1

2 Rektorat

3

1

3 PR I-Biro Administrasi Akademik (BAA)

17

4

2

2

4 PR I-Pusat Penjaminan Mutu Akademik (PPMA)
5 PR I-PERPUSTAKAAN

11

3

5

6

6 PR I-Biro Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI)
7 PR II-Human Resources Development (HRD)

4

-

8 PR II-Biro Akuntansi dan Keuangan (BAK)

4

1

9 PR II-Biro Manajemen Kampus (BMK)

4

6

10 PR III-Biro Kemahasiswaan (BIKEM)

4

6

11 PR III-Keamanan dan Ketertiban Kampus (K3)

2

1

15

22

1

-

81

53

12 PR IV-Biro Promosi dan Hubungan Luar (BPHL)
PR V-Biro Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian
13
Masyarakat (BP3M)
GRAND TOTAL

Sumber: Data WMM di olah, 2015
Untuk menjamin SMM ISO berjalan sesuai
dengan yang dipersyaratkan, maka dilakukan
audit internal dan eksternal setiap periode
waktu tertentu. Pelaksanaan audit internal
63

diatur dalam SOP Audit Mutu Internal. Hasil
audit digunakan sebagai bahan dalam rapat
tinjauan manajemen yang melibatkan unsur
pimpinan universitas, WMM, dan pimpinan
unit atau bagian yang mengimplementasikan
SMM ISO. Rapat tinjauan manajemen ini
dilakukan sebagai upaya untuk perbaikan
berkelanjutan guna meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Hasil data yang diperoleh dari kuisioner aspek
instalasi

dalam

implementasi

SMM

ISO

disajikan sebagai dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Persepsi Partisipan Implementasi SMM ISO
Aspek Instalasi
No.

1

2

EVALUASI DISCREPANCY
(DEFINISI, INSTALASI, PROSES,
PRODUK, ANALISIS BIAYAMANFAAT)
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
ada peninjauan kembali terhadap
target/sasaran mutu
a.
Ya, ada peninjauan kembali
terhadap target/sasaran mutu
b. Tidak tahu
c. Tidak ada peninjauan kembali

F

%

73

65.77

29
9

26.13
8.11

83
23
5

74.77
20.72
4.50

N

111

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
ada monitoring dan evaluasi atau
audit
a. Ya, ada audit
b. Tidak tahu
c. Tidak ada audit

111

64

3

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat mencapai tujuan seperti yang
diharapkan
a. Ya, sudah mencapai tujuan
b. Tidak tahu
c. Tidak mencapai tujuan

51
43
17

45.95
38.74
15.32

111

Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.4. diketahui bahwa terdapat
65,77% mengatakan ada peninjauan kembali

terhadap

target/sasaran

mutu,

sebanyak

26,13% mengatakan tidak tahu dan 8,11%

mengatakan tidak ada peninjauan kembali.
Sebanyak 74,77% mengatakan ada monitoring
dan evaluasi, 20,72% mengatakan tidak tahu,
dan 4,50% tidak ada audit. Sebanyak 45,95%
mengatakan sudah mencapai tujuan, 38,74%
tidak tahu, dan 15,32% tidak mencapai tujuan.
Dari data hasil wawancara, dokumentasi dan
kuisioner

diketahui

bahwa

pada

aspek

instalasi, ada SOP dan Instruksi Kerja di
masing-masing

unit kerja. Selain itu ada

sasaran mutu yang ditetapkan di masingmasing unit kerja.
c. Proses
Dari hasil wawancara dengan WMM, proses
pelaksanaan SOP dan Instruksi kerja secara
umum sudah dilaksanakan, namun berdasar65

kan hasil audit internal masih ditemukan
adanya instruksi kerja dan SOP yang belum
berjalan

sesuai

yang

seharusnya.

Salah

satunya di unit kerja HRD ada SOP Penilaian
kinerja pegawai yang belum dilaksanakan.
Untuk mengetahui SOP dan instruksi kerja
dijalankan di setiap unit atau bagian, maka
dilakukan audit internal dalam periode waktu
tertentu.

Hasil

temuan

audit

internal

digunakan sebagai bahan acuan dan upaya
mencapai sasaran mutu oleh masing-masing
unit kerja atau bagian (rekapitulasi hasil audit
internal terlampir).
Data kuisioner yang diperoleh aspek proses
dalam implementasi SMM ISO disajikan dalam
tabel 4.5.
Tabel 4.5.
Persepsi Partisipan Implementasi SMM ISO
Aspek Proses
EVALUASI DISCREPANCY
(DEFINISI, INSTALASI, PROSES,
PRODUK, ANALISIS BIAYAMANFAAT)

No.

F

%

a. Ya, berjalan dengan baik

49

44.14

b. Tidak tahu

38

34.23

c.

24

21.62

N

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
sudah berjalan dengan baik
1

Tidak berjalan baik

111

66

2

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
ada upaya untuk mencapai sasaran
mutu atau target yang akan dicapai
a. Ya, ada upaya untuk mencapai
sasaran mutu atau target yang akan
di capai
b. Tidak tahu
c. Tidak
ada
upaya
untuk
meningkatkan pencapaian sasaran
mutu atau target yang akan dicapai.

87

78.38

22

19.82

2

1.80

111

Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.5. diketahui bahwa sebanyak
44,14%

mengatakan penerapan ISO sudah

berjalan dengan baik, 34,23% mengatakan
tidak tahu, dan 21,62% mengatakan tidak
berjalan

dengan

mengatakan

ada

baik.
upaya

Sebanyak
untuk

78,38%

mencapai

sasaran mutu, 19,82% mengatakan tidak tahu,
dan 1.80% mengatakan tidak ada upaya untuk
meningkatkan pencapaian sasaran mutu.
Dari

data

wawancara,

dokumentasi,

dan

kuisioner diketahui bahwa pada aspek proses
ditemukan

adanya

ketidaksesuaian

atau

kesenjangan antara SOP yang ada dengan
pelaksanaannya.

d. Produk
Berdasarkan penjelasan WMM, sebagian besar
sasaran
pelanggan

mutu
dari

berupa

tingkat

masing-masing

kepuasan
unit

atau
67

bagian

tercapai.

Pengukuran

kepuasan

pelanggan di buat dengan rentang nilai 1-5.
Nilai 1 katagori Sangat Mengecewakan, nilai 2
katagori Mengecewakan,

nilai 3 katagori

Cukup Puas, nilai 4 katagori Puas, dan nilai 5
katagori Sangat Puas. Rekapitulasi sasaran
mutu tentang kepuasan pelanggan di masingmasing unit/bagian disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6.
Rekapitulasi Capaian Sasaran Mutu
Kepuasan Pelanggan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Unit/Bagian
BAA
PERPUSTAKAAN
PPMA
BMK
BAK
BTSI
BIKEM
K3
BPHL
REKTORAT
HRD
BP3M

Sasaran Mutu
Ketercapaian
Tahun 2014
Tahun 2014
(Kepuasan Pelanggan)
(Kepuasan Pelanggan)
3.75
3.88
3.50
3.59
3.50
3.57
3.50
3.40
3.00
4.04
3.75
3.75
3.75
3.71
3.50
3.65
3.75
4.29
4.50
4.16
Pelatihan Staf
Terlaksana Maret 2015
3.50
4.29

Sumber: WMM, 2015 (Di olah oleh Penulis)
Dari data pada tabel 4.6 diketahui bahwa
sebagaian

besar

sasaran

mutu

kepuasan

pelanggan di masing-masing unit atau bagian
tercapai, bahkan melampaui dari sasaran
mutu yang telah ditetapkan. Dari dua belas
unit

kerja

yang

sasaran

mutunya

tidak

tercapai tiga, yaitu unit kerja: BMK, BIKEM,
68

dan Rektorat. Dari data tersebut, diketahui
bahwa rata-rata kepuasan pelanggan di dua
belas unit kerja atau bagian yang menerapkan
SMM ISO adalah sebesar 3,83 katagori Cukup
Puas dan mendekati Puas.
Data yang diperoleh dari kuisioner pada aspek
produk

dalam

implementasi

SMM

ISO

disajikan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7.
Persepsi Partisipan Implementasi SMM ISO
Aspek Produk
No.

1

EVALUASI DISCREPANCY
(DEFINISI, INSTALASI, PROSES,
PRODUK, ANALISIS BIAYAMANFAAT)
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat mencapai sasaran mutu yang
diharapkan oleh masing-masing unit
kerja/bagian
a. Ya, mencapai target yang telah
ditetapkan
b.
Sama saja dengan tahun
sebelumnya
c.
Tidak mencapai target atau
sasaran mutu yang telah ditetapkan

F

%

N

53

47.75

41

36.94

17

15.32

111

Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.7., diketahui bahwa sebanyak
47,75%

sasaran

mengatakan
mutu

mencapai

yang

target

ditetapkan,

atau

36,94%

mengatakan sama dengan tahun sebelumnya,
dan

15,32%

mengatakan

tidak

mencapai

sasaran mutu.
69

Hasil wawancara, dokumentasi dan kuisioner
di ketahui bahwa pada aspek produk terdapat
kesenjangan

antara

harapan

dengan

kenyataan, dimana dari dua belas unit kerja
ada tiga yang tidak berhasil mencapai sasaran
mutu yang telah ditetapkan. Ketiga unit kerja
tersebut yaitu BMK, BIKEM, dan Rektorat.

e. Analisis Biaya-Manfaat
Hasil wawancara dengan WMM dijelaskan
bahwa bila diperhitungkan dari persiapan,
implementasi, hingga memperoleh sertifikasi
SMM ISO, biaya yang di keluarkan cukup
besar terutama pada awal penyusunan SMM
ISO. Biaya tersebut meliputi, jasa konsultan,
cetak dokumen, jasa audit eksternal dan biaya
sertifikasi. Setelah tersertifikasi, biaya yang
dikeluarkan

meliputi

biaya

re-sertifikasi

(dalam 3 tahun sekali), jasa audit eksternal
atau

surveilence

(dalam

1

tahun

sekali)

termasuk didalamnya biaya perjalanan dan
akomodasi dari auditor. Namun demikian,
keuntungan atau hasil yang didapatkan secara
umum jauh lebih besar bila di bandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan. Keuntungan
yang diperoleh dengan adanya sertifikat ISO
70

antara lain yaitu UKSW berhak mencantumkan logo sertifikasi ISO dalam dokumen untuk
keperluan promosi dan lainnya. Selain itu
dokumen

SOP

dan

Instruksi

Kerja

yang

lengkap di setiap unit atau bagian sangat
membantu dan di butuhkan untuk dokumen
pengurusan akreditasi baik akreditasi institusi
maupun program studi.
Hasil data yang diperoleh dari kuisioner aspek
analisis biaya-manfaat dalam implementasi
SMM ISO disajikan dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8.
Persepsi Partisipan Implementasi SMM ISO
Aspek Biaya-Manfaat
No.

1

2

EVALUASI DISCREPANCY
(DEFINISI, INSTALASI, PROSES,
PRODUK, ANALISIS BIAYAMANFAAT)
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
membutuhkan biaya yang besar
a.
Ya, membutuhkan biaya yang
besar
b. Tidak tahu
c. Tidak membutuhkan biaya yang
besar
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
sudah sesuai atau sebanding antara
biaya yang dikeluarkan dengan hasil
yang didapatkan
a. Ya, sudah sesuai
b. Tidak tahu
c.
Tidak sesuai antara biaya yang
dikeluarkan
dengan
hasil
yang
didapatkan.

F

%

32

28.83

65

58.56

14

12.61

29
69

26.13
62.16

13

11.71

N

111

111

Sumber: Data Primer, 2015
71

Dari

tabel

4.8.

diketahui

bahwa

28,83%

mengatakan implementasi ISO membutuhkan
biaya yang besar, 58,56% mengatakan tidak
tahu, dan 12,61% mengatakan tidak membutuhkan

biaya

yang

besar.

Dalam

hal

perbandingan antara biaya yang dikeluarkan
dengan

hasil

mengatakan
mengatakan

yang

didapatkan,

26,13%

sudah

sesuai,

62,16%

tidak

tahu,

dan

11,71%

mengatakan tidak sesuai antara biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang didapatkan.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa pada
aspek biaya manfaat, biaya yang dikeluarkan
dalam implementasi SMM ISO sesuai dengan
manfaat yang didapatkan.

4.2.2. Dampak Implementasi SMM ISO 9001:2008
terhadap Kinerja Pegawai
a. Pemahaman terhadap Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi)
Dari

hasil

wawancara

dengan

pimpinan

unit/bagian bahwa sebagian besar pegawai di
unit kerja atau bagian mempunyai tugas pokok
dan fungsi serta dapat dilaksanakan dalam
pekerjaan
pegawai

sehari-hari.
tampak

Pelaksanaan

dalam

hasil

tupoksi

kerja

dan
72

terlaksananya

SOP

oleh

setiap

pegawai

di

masing-masing unit atau bagiannya.
Data dari hasil kuisioner tentang pemahaman
pegawai

terhadap

tugas

pokok

dan

fungsi

disajikan dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9.
Persepsi Partisipan Dampak Implementasi
SMM ISO 9001:2008 terhadap Pemahaman
Tupoksi Pegawai
No.

1

2

3

Dampak Implementasi ISO
terhadap Kinerja Pegawai
(Pemahaman terhadap Tupoksi,
Kedisiplinan, Kinerja)
Memiliki „daftar rincian tugas‟
secara tertulis
a. Ya, memiliki
b. Tidak tahu
c. Tidak memiliki
Memahami benar tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) yang harus
dikerjakan setiap hari
a. Ya, paham betul
b. Hampir seluruhnya saya pahami
c. Tidak paham
Berapa besar kira-kira tupoksi
dapat terlaksana
a. Seluruhnya (100%)
b. Sebagian besar (sekitar 90%99%)
c. Kurang dari 90%

F

%

N

80 72.07
2 1.80 111
29 26.13

83 74.77
26 23.42 111
2 1.80

19 17.12
76 68.47 111
16 14.41

Sumber: Data Primer, 2015
Dari data tabel 4.9. diketahui sebanyak 72,07%
memiliki daftar rincian tugas tertulis, 1,80%
tidak

tahu,

dan

26,13%

tidak

memiliki.
73

Pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi,
sebanyak

74,77%

paham

betul,

23,42%

mengatakan paham hampir seluruhnya, dan
1,80% tidak paham. Pelaksanaan tugas pokok

dan

fungsi,

sebanyak

17,12%

mengatakan

terlaksana, 68,47% terlaksana dengan kisaran
90-99%, dan 14.41% mengatakan kurang dari
90% terlaksana.

b. Kedisiplinan
Hasil wawancara dengan pimpinan unit atau
bagian yang mengatakan bahwa sebagian besar
pegawai disiplin dalam dalam ketepatan waktu
kehadiran dan kepulangan. Selain itu juga
disiplin

dalam

melaksanakan

tugas

dan

tanggung jawabnya. Sebagian besar unit kerja
atau bagian yang menerapkan SMM ISO di
UKSW

adalah

unit

pelayanan,

sehingga

menuntut kedisiplinan pegawai dalam melayani
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Data yang diperoleh dari kuisioner tentang
kedisiplinan

pegawai

disajikan

dalam

tabel 4.10.

74

Tabel 4.10.
Persepsi Partisipan Dampak Implementasi
SMM ISO 9001:2008 terhadap Kedisiplinan
Pegawai
No.

1

2

3

4

5

Dampak Implementasi ISO
terhadap Kinerja Pegawai
(Pemahaman terhadap Tupoksi,
Kedisiplinan, Kinerja)
Tingkat ketepatan waktu kehadiran
di kantor
a. Selalu tepat waktu
b. Hampir selalu tepat waktu
(sekitar 90%-99%)
c. Kurang dari 90%
Setiap kali datang ke kantor mengisi
presensi elektronik sidik jari di
computer
a. Ya, selalu mengisi
b. Hampir selalu mengisi
c. Kadang-kadang
Tingkat ketepatan waktu pulang
Bapak/Ibu dari kantor
a. Selalu tepat waktu
b.
Hampir selalu tepat waktu
(sekitar 90%-99%)
c. Kurang dari 90%

F

%

N

20 18.02
77 69.37 111
14 12.61

43
13
55

38.74
11.71
49.55

50

45.05

53

47.75

8

111

111

7.21

Penggunaan presensi elektronik sidik
jari untuk memantau kehadiran dan
kepulangan karyawan sudah tepat
a. Sangat tepat
b. Tepat
c. Kurang tepat
Penggunaan presensi elektronik sidik
jari meningkatkan kedisiplinan
karyawan
a.
Ya,
mampu
meningkatkan
kedisiplinan
b. Sama saja dengan dulu
c. Tidak sama sekali

26
64
21

23.42
57.66
18.92

61

54.95

44
6

39.64
5.41

111

111

75

6

7

Penggunaan presensi elektronik sidik
jari mampu meningkatkan kejujuran
karyawan
a. Ya, mampu menambah kejujuran
b. Sama saja dengan dulu
c. Tidak sama sekali
Penggunaan presensi elektronik sidik
jari mampu meningkatkan kualitas
layanan karyawan kepada
mahasiswa
a. Ya, mampu meningkatkan kinerja
karyawan.
b. Sama saja dengan dulu
c. Tidak sama sekali

55
41
15

49.55
36.94
13.51

53

47.75

51
7

45.95
6.67

111

111

Sumber: Data Primer, 2015
Dari data pada tabel 4.10. diketahui ketepatan
kehadiran

pegawai

di

kantor

18,02%

mengatakan selalu tepat waktu, 69,37% tepat
waktu (kisaran 90-99%), dan 12,61% kurang
dari 90%. Dalam hal penggunaan presensi
elektronik

sidik

jari,

sebanyak

38,74%

mengatakan selalu mengisi, 11,71% mengatakan

hampir

selalu

mengisi,

dan

49,55%

mengatakan kadang-kadang. Tingkat ketepatan
waktu pulang, sebanyak 45,05% mengatakan
selalu tepat waktu, 47,75% mengatakan hampir
selalu (kisaran 90-99%), dan 7,21% kurang dari
90%. Ketepatan penggunaan presensi elektronik
sidik jari untuk memantau kehadiran dan
kepulangan

pegawai,

sebanyak

23,42%

mengatakan sangat tepat, 57,66% mengatakan
76

tepat, dan 18,92% mengatakan kurang tepat.
Pengaruh penggunaan presensi elektronik sidik
jari untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai,
sebanyak

54,95%

mengatakan

mampu-

meningkatkan kedisiplinan, 39,64% mengatakan sama saja, dan 5,41% mengatakan tidak
mampu

untuk

pegawai.

meningkatkan

Pengaruh

elektronik

sidik

kedisiplinan

penggunaan

jari

untuk

presensi

meningkatkan

kejujuran pegawai, sebanyak 49.55% mengatakan mampu meningkatkan kejujuran, 36,94%
mengatakan
mengatakan

sama
tidak

saja,
sama

dan

sekali.

13,51%
Sedangkan

pengaruh penggunaan presensi elektronik sidik
jari

dengan

peningkatan

kualitas

layanan

pegawai, sebanyak 47,75% mengatakan mampu
meningkatkan, 45,67% mengataan sama saja,
dan 6,67% mengatakan tidak sama sekali.

c. Kinerja Pegawai
Hasil

wawancara

dari

pimpinan

unit

atau

bagian, dimana sebagian besar menyampaikan
bahwa
dampak

implementasi
kepada

SMM

kinerja

ISO

mempunyai

pegawai.

Dampak

terhadap kinerja nampak dari pola kerja dan
hasil kerja yang lebih terstruktur dan sistematis
77

serta

terdokumentasi.

Hal

ini

disebabkan

adanya SOP yang harus dijalankan oleh setiap
pegawai di unit kerja atau bagian masingmasing

menuntut

adanya

pencatatan

pada

setiap transaksi dalam pelayanan.
Hasil wawancara dengan pimpinan unit atau
bagian berkaitan dengan pandangan terhadap
implementasi SMM ISO selanjutnya, semua
mengatakan

tetap

dilanjutkan.

Bahkan

sebagian besar menyarankan supaya SMM ISO
diimplementasikan di semua unit atau bagian di
UKSW.
Hasil

data

yang

diperoleh

tentang

kinerja

pegawai disajikan dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11.
Persepsi Partisipan Dampak Implementasi
SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja
Pegawai
No.

Dampak Implementasi ISO
terhadap Kinerja Pegawai
(Pemahaman terhadap Tupoksi,
Kedisiplinan, Kinerja)

F

%

N

Penerapan ISO 9001:2008, mampu
meningkatkan kualitas layanan
kepada mahasiswa
1

a.
Ya, mampu meningkatkan
kualitas
layanan
kapada 71 63.96
mahasiswa
111
b. Sama saja seperti dulu
37 33.33
c. Tidak sama sekali
3 2.70

78

2

3

4

5

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mampu meningkatkan kepedulian
karyawan terhadap sesama
karyawan
a.
Ya, mampu meningkatkan
kepedulian sesama karyawan
b. Sama saja dengan dulu
c. Tidak sama sekali
Penerapan ISO 9001:2008, mampu
meningkatkan kepedulian
pimpinan terhadap karyawan
a. Ya, penerapan
ISO mampu
meningkatkan
kepedulian
pimpinan kepada karyawan
b. Sama saja seperti dulu
c. Tidak sama sekali
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mampu meningkatkan ketertiban
administrasi
a.
Ya, mampu meningkatkan
ketertiban administrasi
b. Sama saja dengan dulu
c. Semakin tidak tertib

42 37.84
62 55.86
7 6.31

111

60 54.05
111
43 38.74
8 7.21

73 65.77
36 32.43
2 1.80

111

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mampu mempermudah
pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi tugas pokok
a. Ya, mempermudah pelaksanaan
69 62.16
tugas pokok
111
b. Sama saja dengan dulu
37 33.33
c. Justru mempersulit
5 4.50
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mampu meningkatkan efisiensi
kerja karyawan

6

a.
Ya, mampu meningkatkan
60 54.05
efisiensi kerja
111
b. Sama saja dengan dulu
46 41.44
c. Semakin tidak efisien
5 4.50
79

7

8

9

10

11

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
menjadikan pelaksanaan pekerjaan
lebih menyenangkan
a.
Ya, pelaksanaan pekerjaan
menjadi lebih menyenangkan
b. Sama saja dengan dulu
c. Malah semakin menyusahkan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat meningkatkan pelayanan
terhadap pelanggan
a.
Ya,
dapat
meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan
b. Sama saja dengan dulu
c.
Tidak dapat meningkatkan
pelayanan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat meningkatkan keterlibatan
personel didalam unit kerja/bagian
a.
Ya, mampu meningkatkan
keterlibatan personel
b. Sama saja dengan dulu
c. Semakin bersikap acuh dan
tidak perduli
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat meningkatkan perbaikan
secara terus menerus
a. Ya,
mampu
meningkatkan
perbaikan terus menerus
b. Sama saja dengan dulu
c. Tidak
ada
peningkatan
perbaikan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat membantu pimpinan dalam
pengambilan suatu keputusan atau
kebijakan
a. Ya, dapat membantu suatu
pengambilan keputusan
b. Sama saja dengan dulu
c. Tidak dapat mendukung suatu
pengambilan keputusan

47 42.34
59 53.15
5 4.50

111

74 66.67
31 27.93 111
6

5.41

62 55.86
43 38.74 111
6

5.41

79 71.17
25 22.52 111
7

6.31

69 62.16
36 32.43 111
6

5.41

80

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat meningkatkan hubungan
saling menguntungkan antar
sesama rekan kerja
12

a. Ya,
dapat
meningkatkan
64 57.66
hubungan saling menguntungkan
b. Sama saja
41 36.94
111
c. Tidak dapat meningkatkan
hubungan yang saling
6 5.41
menguntungkan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
dapat meningkatkan hubungan
saling menguntungkan antar
unit/bagian terkait

13

a. Ya,
dapat
meningkatkan
62 55.86
hubungan saling menguntungkan
b. Sama saja
42 37.84
111
c. Tidak dapat meningkatkan
hubungan yang saling
7 6.31
menguntungkan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mendapat dukungan penuh dari
Pimpinan Universitas

14

a. Ya,
didukung
Pimpinan

penuh

oleh

90 81.08
17 15.32 111

b. Tidak didukung penuh
c. Tidak didukung sama sekali

4

3.60

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mendapat dukungan penuh dari
Pimpinan Unit/Bagian
15

a. Ya,
didukung
Pimpinan

penuh

b. Tidak didukung penuh
c. Tidak didukung sama sekali

oleh

83 74.77
25 22.52 111
3

2.70
81

16

17

18

Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
mempunyai pengaruh terhadap
Unit Kerja/Bagian yang tidak
menerapkannya
a. Ya,
mempunyai
pengaruh
terhadap Unit Kerja/Bagian yang
lain
b. Tidak tahu
c. Tidak mempunyai pengaruh
sama sekali
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
perlu dilanjutkan
a. Ya, perlu dilanjutkan
b. Tidak tahu
c. Tidak perlu dilanjutkan
Penerapan ISO 9001:2008 di UKSW
perlu dilaksanakan pada seluruh
unit/bagian yang ada di UKSW
a. Ya, sangat perlu
b. Tidak tahu
c. Tidak perlu

61 54.95
42 37.84
8

111

7.21

66 59.46
34 30.63 111
11 9.91

80 72.07
23 20.72 111
8 7.21

Sumber: Data Primer, 2015

Pada tabel 4.11. diketahui bahwa dampak
penerapan
layanan

ISO

kepada

terhadap

peningkatan

mahasiswa,

sebanyak

kualitas
63,96%

mengatakan mampu meningkatkan kualitas layanan
kepada mahasiswa, 33,33% mengatakan sama saja,
dan 2,70% mengatakan tidak sama sekali. Pengaruh
penerapan ISO terhadap peningkatan kepedulian
sesama pegawai, sebanyak 37,84% mengatakan
mampu meningkatkan, 55,86% mengatakan sama
saja, dan 6,31% mengatakan tidak sama sekali.
Penerapan ISO mampu meningkatkan kepedulian
82

pimpinan

terhadap

mengatakan

pegawai,

mampu

sebanyak

54,05%

meningkatkan,

38,74%

mengatakan sama saja, dan 7,21% mengatakan
tidak

sama

sekali.

meningkatkan
65,77%

Penerapan

ketertiban

mengatakan

ISO

administrasi,
mampu

mempu
sebanyak

meningkatkan

ketertiban administrasi, 32,43% mengatakan sama
saja, dan 1,80% mengatakan semakin tidak tertib.
Penerapan ISO mempermudah pelaksanaan pekerjaan, sebanyak 62,16% mengatakan mempermudah
pelaksanaan pekerjaan, 33,33% mengatakan sama
saja, dan 4,50% mengatakan justru mempersulit.
Penerapan ISO mampu meningkatkan efisiensi kerja,
sebanyak 54,05% mengatakan mampu meningkatkan efisiensi kerja, 41,44% mengatakan sama saja,
dan

4,50%

mengatakan

semakin

tidak

efisien.

Penerapan ISO menjadikan pelaksanaan pekerjaan
lebih menyenangkan, sebanyak 42,34% mengatakan
pelaksanaan
53,15%

pekerjaan

mengatakan

makin

sama

menyenangkan,

saja,

dan

4,50%

mengatakan semakin menyusahkan. Penerapan ISO
dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan,
sebanyak 66,67% mengatakan dapat meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan, 27,93% mengatakan
sama saja, dan 5,41% mengatakan tidak dapat
meningkatkan pelayanan. Penerapan

ISO dapat
83

meningkatkan

keterlibatan

personel

dalam

unit

kerja/bagian, sebanyak 55,86% mengatakan mampu
meningkatkan

keterlibatan

personel,

38,74%

mengatakan sama saja, dan 5,41% mengatakan
semakin tidak perduli. Penerapan ISO dianggap
dapat

meningkatkan

perbaikan

secara

terus

menerus, 71,17% mengatakan daapat meningkatkan
perbaikan terus menerus, 22,52% mengatakan sama
saja, dan 6,31% mengatakan tidak ada peningkatan
perbaikan.
Pimpinan

Penerapan
dalam

ISO

dapat

pengambilan

membantu

keputusan

atau

kebijakan, sebanyak 62,16% mengatakan dapat
membantu,

32,43%

sama

saja,

dan

5,41%

mengatakan tidak. Penerapan ISO dapat meningkatkan hubungan saling menguntungkan, sebanyak
57,66% mengatakan dapat meningkatkan hubungan
saling menguntungkan, 36,94% mengatakan sama
saja, dan 5,41% mengatakan tidak. Penerapan ISO
dapat meningkatkan hubungan saling menguntungkan

antar

unit/bagian,

sebanyak

55,86%

mengatakan dapat meningkatkan, 37,84% mengatakan sama saja, dan 6,31% mengatakan tidak.
Penerapan ISO mendapat dukungan penuh dari
Pimpinan Universitas, sebanyak 81,08% mengatakan
didukung

penuh

oleh

pimpinan,

15,32%

mengatakan tidak didukung penuh, dan 3,60%
84

mengatakan tidak sama sekali. Penerapan ISO
mendapat
unit/bagian,

dukungan

penuh

sebanyak

dari

74,77%

pimpinan
mengatakan

didukung penuh pimpinan, 22,52% mengatakan
tidak didukung penuh, dan 2,70% mengatakan tidak
didukung sama sekali. Penerapan ISO mempunyai
pengaruh terhadap unit kerja/bagian lain yang tidak
menerapkan,

54,95%

mengatakan

mempunyai

pengaruh, 37,84% mengatakan tidak tahu, dan
7,21% mengatakan tidak. Penerapan ISO perlu
dilanjutkan, 59,46% mengatakan perlu, 30,63%
mengatakan tidak tahu, dan 9,91% mengatakan
tidak. Penerapan ISO perlu dilaksanakan di seluruh
unit kerja/bagian, sebanyak 72,07% mengatakan
sangat perlu, 20,72% mengatakan tidak tahu, dan
7,21% mengatakan tidak perlu.

4.3. Pembahasan
Dari hasil penelitian tersebut, maka dilakukan
pembahasan tentang bagaimana implementasi SMM
ISO 9001:2008 di UKSW Salatiga, dan dampak
kinerja pegawai di unit kerja atau bagian yang
mengimplementasikannya.

85

4.3.1. Implementasi SMM ISO 9001:2008
a. Evaluasi Definisi
Desain implementasi SMM ISO 9001:2008 di
UKSW diakomodasi dalam dokumen Manual Mutu.
Dalam

manual

mutu

tersebut

menggambarkan

kegiatan utama implementasi sistem manajemen
mutu di UKSW yang meliputi: pengendalian manual
mutu, sistem manajemen mutu, sekilas mengenai
UKSW, kebijakan dan sasaran mutu, organisasi,
proses pelayanan, dan matrik kesesuaian ISO. Selain
itu ada proses rancangan penetapan tujuan, adanya
persiapan pengelolaan sumber daya, serta ada
penetapan target atau sasaran mutu yang akan
dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Wijatno
(2009), bahwa Manual Mutu merupakan dokumen
SMM level 1 yang memenggambarkan kegiatan
utama (core business) Perguruan Tinggi secara
umum dalam penerapannya memenuhi persyaratan
SMM, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu
yang

memenuhi

persyaratan

SMM,

termasuk

kebijakan mutu dan sasaran mutu yang ditetapkan
oleh rektor.
Nampak dari rata-rata hasil data kuisioner yang
diperoleh bahwa sebagian besar (66,07%) partisipan
mengatakan ada penetapan tujuan, pengelolaan
sumber daya, serta ada penetapan target atau
86

sasaran mutu. Komitmen

pempinan universitas

untuk pengelolaan sumber daya manusia dibuktikan
dengan adanya unit kerja HRD (Human Resource
Development) yang sebelumnya tidak ada. Penetapan
target sasaran mutu dilakukan oleh unit atau bagian
di bawah koordinasi dengan WMM.

b. Evaluasi Instalasi
Pada

aspek

instalasi,

implementasi

ISO

9001:2008 di UKSW dilengkapi dengan SOP dan
Instruksi

Kerja

di

masing-masing

unit

kerja.

Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah
operasional

dalam

SMM.

Wijatno

(2009),

mengatakan bahwa prosedur adalah dokumen SMM
level 2 yang menjelaskan langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan dalam proses tertentu yang
terkait dengan penerapan SMM Perguruan Tinggi.
Prosedur SMM merupakan penjabaran yang lebih
jelas terhadap pemenuhan persyaratan SMM yang
terkait

fungsi-fungsi

Tinggi.

Sedangkan

kegiatan
Instruksi

bisnis
Kerja

Perguruan
merupakan

dokumen SMM level 3 yang sifatnya memberi
petunjuk atas pengoperasian suatu proses kerja
yang harus dilakukan oleh satu orang atau satu unit
yang terlibat atau yang fungsi tugasnya dapat
memengaruhi kegiatan SMM di Perguruan Tinggi.
87

Dalam

implementasinya,

ada

peninjauan

kembali terhadap target atau sasaran mutu yang
telah ditetapkan, ada monitoring dan evaluasi atau
audit internal, pencapaian tujuan seperti yang
diharapkan. Hal ini didukung dari hasil rata-rata
data

yang

diperoleh

dimana

sebagian

besar

partisipan (62,16%) mengatakan ada peninjauan
target sasaran mutu, monitoring, dan pencapaian
tujuan. Monitoring dilakukan dengan melakukan
audit internal. Peninjauan kembali target atau
sasaran mutu dilakukan oleh setiap unit kerja atau
bagian untuk mempertimbangkan apakah sasaran
mutu yang ditetapkan rasional, dan dapat di capai.
Monitoring dilakukan kepada setiap unit atau bagian
untuk mengetahui apakah implementasi ISO sesuai
dengan yang diharapkan.

c. Evaluasi Proses
Implementasi SMM ISO di UKSW secara umum
berjalan

dengan

baik

dan

ada

upaya

untuk

mencapai sasaran mutu yang akan dicapai, namun
dari hasil audit internal masih ada temuan beberapa
pelaksanaan SMM ISO yang belum sesuai dengan
yang diharapkan. Temuan ini menunjukkan adanya
kurang adanya konsistensi dalam pelaksanaan SMM
ISO. Seperti pendapat Gasperz (2011:352), bahwa
88

dalam setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang
konsisten merupakan kunci untuk peningkatan
terus-menerus yang efektif agar selalu memberikan
produk

(barang

dan

jasa)

yang

memenuhi

kebutuhan pelanggan dalam pasar global. Didukung
data

hasil

penelitian

yang

diperoleh

melalui

kuisioner setelah dirata-rata menunjukkan bahwa
sebagian besar (61,26%) partisipan mengatakan
penerapan ISO sudah berjalan dengan baik dan ada
upaya untuk mencapai sasaran mutu yang akan
dicapai.

Dalam

pelanggan,

upaya

SOP

peningkatan

harus

kepuasan

dilaksanakan

secara

konsisten dan perlu dilakukan perbaikan terusmenerus disetiap unit kerja atau bagian.

d. Evaluasi Produk
Target atau sasaran mutu di unit kerja atau
bagian dalam Implementasi ISO belum sepenuhnya
tercapai. Dari dua belas unit kerja ada tiga yang
tidak mencapai sasaran mutu. Ini berarti bahwa ada
ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
Gasperz (2011:357), menjelaskan ISO menetapkan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk
desain

dan

penilaian

dari

suatu

manajemen

kualitas, yang bertujuan untuk menjamin organisasi
akan memberikan produk (barang dan/atau jasa
89

yang

memenuhi

persyaratan

yang

ditetapkan.

Didukung data yang diperoleh melalui kuisioner,
sebesar 44,76% (sebagian besar) mengatakan telah
mencapai

target

yang

ditetapkan,

36.94%

mengatakan sama dengan hasil tahun sebelumnya,
dan sisanya (15.32%) mengatakan tidak mencapai
target atau sasaran mutu. Data ini hampir sama
dengan hasil wawancara dengan WMM, bahwa hasil
capaian sasaran mutu di masing-masing unit atau
bagian setelah dirata-rata sebagian besar mencapai
sasaran mutu yang telah ditetapkan. Rata-rata
capaian sasaran mutu kepuasan pelanggan masingmasing unit dalam katagori cukup puas, sehingga
perlu ada upaya untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan dan semua target sasaran mutu dari
masing-masing unit tercapai.

e. Evaluasi Analisis biaya-manfaat
Berkaitan

dengan

pembiyaan

dalam

implementasi ISO, sebagian besar partisipan kurang
mengetahui. Hal ini dapat dilihat dari hasil data
yang

diperoleh

bahwa

sebanyak

(28,83%)

mengatakan implementasi ISO membutuhkan biaya
yang besar, sebagian besar (58,56%) mengatakan
tidak

tahu,

dan

12,61%

mengatakan

tidak

membutuhkan biaya yang besar. Demikian juga
90

dengan dengan perbandingan antara biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang didapatkan, 26,13%
mengatakan sudah sesuai, sebagian besar (62,16%)
mengatakan tidak tahu, dan 11,71% mengatakan
tidak sesuai. Hasil ini disebabkan karena sebagian
partisipan merupakan pegawai atau staf biasa yang
hanya sebagai pelaksana sehingga tidak mengetahui
tentang

pembiyaan

implementasi

SMM

ISO.

Khususnya staf di unit Biro Manajemen Kampus
(BMK) dan Keamanan dan Ketertiban Kampus (K3)
yang sebagian besar pegawai bekerja dilapangan
sehingga

kurang

administratif

SMM

memahami
ISO,

tentang

khususnya

teknis

dalam

hal

pembiyaan.
Dari hasil wawancara dengan pimpinan unit
atau bagian, sebagian besar tidak tahu secara pasti
besarnya pembiyaan dalam implementasi SMM ISO,
tetapi menduga membutuhkan biaya yang cukup
besar bila dihitung dari persiapan, pelaksanaan,
hingga sertifikasi. Bila dibandingkan antara biaya
yang dikeluarkan dengan manfaat yang didapatkan,
sebagian

besar

menduga

bahwa

manfaat

yang

didapat lebih besar, terutama setelah tersertifikasi.
Demikian juga WMM menjelaskan bahwa manfaat
yang didapatkan lebih besar bila dibanding dengan
biaya yang didapatkan. Dengan demikian secara
91

umum manfaat yang didapatkan oleh UKSW lebih
besar

bila

dibandingkan

dengan

biaya

yang

dikeluarkan dalam implementasi SMM ISO yang
sudah berjalan sejak tahun 2009 dan tersertifikasi
pada tahun 2011.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Patterson

(2010),

bahwa

dalam

survey

yang

dilakukan terhadap 1.700 perusahaan yang terdaftar
dalam ISO 9000 di AS, dan Kanada, Deloite &
Touche melakukan dan melaporkan dalam Quality
System Update statistik berkaitan dengan biaya
versus manfaat penerapan ISO sebagai berikut:
 Perusahaan-perusahaan membayar rata-rata
$245.000 untuk biaya terkait dengan registrasi,
termasuk pembayaran audit dan pengeluaran
internal. Biaya tersebut jauh lebih rendah untuk
perusahaan yang memiliki bentuk sistem
kualitas. Perusahaan ini memperoleh kembali
biaya awal registrasi itu rata-rata dalam tiga
tahun.
 Perusahaan menghemat rata-rata $179.000 per
tahun setelah registrasi (perusahaan dengan
penjualan tahunan rata-rata $11juta atau
kurang, melaporkan penghematan tahunan
sebesar $25.000; perusahaan dengan penjualan
tahunan sebesar $1 miliar, melaporkan
penghematan rata-rata per tahun sebesar
$ 532.000).
 Delapan puluh persen
perusahaan yang
terdaftar
mengatakan
registrasi
ISO
mempengaruhi pilihan pemasok mereka.
 Hampir 83% perusahaan yang terdaftar
mengatakan mereka mendorong beberapa
pemasok mengupayakan registrasi dan 34%
mendorong semua pemasok mengupayakan
registrasi.

92

 Lebih dari 80% perusahaan yang terdaftar
mengatakan mereka menggunakan registrasi
ISO sebagai kriteria untuk memilih pemasok.

Instansi

atau

organisasi

yang

sudah

tersertifikasi SMM ISO berarti sudah tergistrasi dan
ini dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan
pelanggan melalui jaminan kualitas dan diakui
secara

internasional.

Hal

ini

seperti

pendapat

Gaspersz (2003), bahwa manfaat penerapan ISO
9001

yaitu

meningkatkan

kepercayaan

dan

kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang
teroganisir dan sistematik, proses dokumentasi dan
kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan
dengan kualitas telah direncanakan dengan baik. Ini
berarti Implementasi SMM ISO di beberapa unit atau
bagian mempunyai manfaat yang besar bagi UKSW
selain

mampu

meningkatkan

kepercayaan

dan

kepuasan pelanggan, juga sebagai sarana promosi.

4.3.1. Dampak Implementasi SMM ISO 9001:2008
terhadap Kinerja Pegawai
a. Pemahaman terhadap tugas, pokok dan fungsi
(Tupoksi)
Pegawai

memiliki,

memahami,

dan

melaksanakan tupoksi di unit kerja atau bagian
masing-masing.

Pelaksanaan

tupoksi

pegawai

berjalan dengan lancar karena berkaitan dengan
93

tugas-tugas rutin yang dilaksanakan setiap hari.
Didukung data dari kuisioner setelah dirata-rata,
sebagian

besar

partisipan

(54,65%)

memiliki,

memahami dan melaksanakan tupoksi, sedangkan
sisanya tidak memiliki, kurang memahami dan tidak
melaksanakan tupoksi. Pemahaman pegawai terhadap tupoksi didukung adanya SOP dan instruksi
kerja yang ada pada masing-masing unit atau
bagian. Hal ini akan memudahkan setiap pegawai
melaksanakan tugas pokok dan fungsi masingmasing sesuai dengan mekanisme dan prosedur
yang ada.

b. Kedisiplinan
Sebagian

besar

pimpinan

unit

kerja

menjelaskan kehadiran pegawai di masing-masing
unit kerja datang tepat waktu dikantor. Namun
demikian masih ada sebagian kecil yang datang
terlambat

dengan

alasan

khusus.

Dari

hasil

kuisioner tentang kedisiplinan pegawai dilihat dari
kehadiran, 13,33% berpendapat selalu tepat waktu,
sebagian

besar

(73,33%)

pegawai

berpendapat

hampir selalu hadir tepat waktu (kisaran 90%-99%),
dan 13,33% kurang dari 90%. Demikian juga
ketepatan

waktu

pulang

pegawai,

39,05%

berpendapat selalu tepat waktu, sebagian besar
94

(60,48%) mengatakan hampir selalu tepat waktu,
dan sisanya 7,62% mengatakan kurang dari 90%.
Untuk meningkatkan kedisiplinan berkaitan
dengan kehadiran pegawai, dibantu dengan presensi
sidik jari. Kebijakan penggunaan presensi sidik jari
ini

untuk

sementara

di

berlakukan

di

unit

kerja/bagian di Gedung Administrasi Pusat (GAP)
dan berlaku mulai pertengahan tahun 2014. Data
yang

diperoleh

menunjukkan

bahwa

presensi

elektronik sidik jari dianggap sangat tepat untuk
memantau

kehadiran

dan

kepulangan

pegawai

19,05%, sebagian besar (60,95%) berpendapat tepat,
dan sisanya (20,00%) mengatakan kurang tepat.
Sebagian besar unit kerja yang menerapkan
SMM ISO adalah unit pelayanan sehingga menuntut
kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan. Presensi
merupakan

salah

satu

alat

untuk

memantau

kedisiplinan pegawai guna peningkatan pelayanan
untuk kepuasan pelanggan.

c. Kinerja Pegawai
Dari penjelasan pimpinan unit kerja diketahui
dampak Implementasi SMM ISO bagi pegawai antara
lain yaitu: adanya upaya peningkatan pelayanan
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan seperti
target yang ditetapkan, pekerjaan lebih mudah
95

karena ada SOP dan Instruksi Kerja sehingga dapat
meminimalisir ketergantungan pada satu orang, ada
peningkatan kecepatan pelayanan, meningkatkan
kualitas dan kuantitas pekerjaan, hasil pekerjaan
lebih rapi dan terdokumentasi, dan adanya standar
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Data yang diperoleh dari kuisioner tentang dampak
implementasi SMM ISO terhadap kinerja pegawai
setelah

dirata-rata,

sebagian

besar

(58,41%)

partisipan mengatakan mempunyai dampak bagi
pegawai,

35,93%

mengatakan

sama

saja,

dan

sisanya mengatakan tidak mempunyai dampak bagi
kinerja pegawai. SOP yang berjalan dengan baik
maka akan dapat mencapai sasaran mutu, sehingga
diharapkan

mampu

meningkatkan

kepuasan

pelanggan. Hasil ini mendukung penelitian Muhyadi
(2010), yang mengatakan bahwa penerapan SMM
ISO

9001:2008

belum

sepenuhnya

berdampak

positif pada kondisi dan kinerja karyawan.
Unit HRD perlu melakukan penilaian kinerja
secara periodik dalam waktu tertentu seperti dalam
SOP Penilaian pegawai non akademik. Penilaian
kinerja sangat bermanfaat baik bagi organisasi
maupun pegawai yang bersangkutan. Hal ini seperti
pendapat Wirawan (2009), manfaat penilaian kinerja
antara lain sebagai balikan bagi pegawai, alat
96

promosi dan demosi, motivasi, bahan pengambilan
keputusan,
kinerja,

penentuan

pengembangan

dan

pengukuran

karir,

tujuan

penghargaan

dan

hukuman, serta untuk tujuan penelitian.
Dalam upaya peningkatan kepuasan pelanggan,
sebagian besar pimpinan unit kerja mengatakan
SMM ISO perlu diterapkan di semua unit kerja atau
bagian di UKSW. Data yang diperoleh dari kuisioner,
sebagian besar (59,46%) partisipan mengatakan
SMM ISO di UKSW perlu

dilanjutkan, 30,63%

mengatakan tidak tahu, dan 9,91% mengatakan
tidak perlu dilanjutkan. Sebagian besar (72,07%)
partisipan juga mengatakan bahwa SMM ISO perlu
diterapkan disemua unit kerja atau bagian di UKSW,
20,72%

mengatakan

tidak

tahu,

dan

7,21%

mengatakan tidak perlu. Hal ini mengindikasikan
bahwa SMM ISO mempunyai manfaat yang cukup
baik bagi unit kerja atau bagian, khususnya bagi
pegawai non akademik di unit kerja atau bagian
yang mengimplementasikannya.
Unit kerja yang menerapkan SMM ISO akan
menetapkan target sasaran mutu yang akan dicapai
setiap tahunnya. Hal ini akan mendorong setiap unit
atau bagian untuk mencapai sasaran mutu yang
telah

ditetapkan

sehingga

dapat

meningkatkan

kepuasan pelanggan.
97

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25