ANALISA PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOK

ANALISA PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK MENGUATKAN
DAYA SAING DAERAH DI KABUPATEN GRESIK
ANUGRAH DIMAS SUSETYO
3611100054
PWK, FTSP ITS

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup
suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil
perkapita (Soeparmoko, 2001:5). Pembangunan bukanlah semata fenomena
ekonomi, pembangunan harus dipahami sebagai salah satu proses yang berdimensi
jarak yaitu melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, seluruh
rakyat dan kelembagaan nasional serta percepatan pembangunan ekonomi,
pengangguran
ketidakmerataan,
kemiskinan
absolut
(Todaro,
1999:29).
Perekonomian seperti ini dipercayakan mampu memberikan kemakmuran bagi

rakyatnya dari generasi ke generasi. Kegiatan perekonomian sendiri fuktuatif dari
tahun ketahun. Selain itu juga dalam perekonomian mempunyai siklus ekonomi
apalagi di era modernisasi ini produk barang dan jasa meningkat oleh karena itu
berpengaruh meningkatnya tenaga kerja. Perekonomian di Indonesia sedang
mengalami peningkatan dikarenakan nilai pendapatan nasional yang bertambah
serta pendapatan bruto negara kita yang mengalami peningkatan di setiap
tahunnya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan didukung
adanya sektor ekonomi unggulan di setiap daerah yang dapat dijadikan potensi
bagi perkembangan daerah tersebut. Menurut Taufk dan Saleh (2000:2) hal ini
sangat penting karena sektor tersebut dapat memberikan dua sumbangan sebagai
berikut: 1) Secara langsung menimbulkan kenaikan pada pendapatan faktor-faktor
produksi daerah dan pendapatan daerah. 2.) Menciptakan permintaan atas produksi
industri lokal. Fatmasari (2007) menyatakan pembangunan daerah di Indonesia
merupakan sub sistem dari pembangunan nasional dan merupakan bagian yang
tidak dapat terpisahkan dari pembangunan nasional. Salah satu tolak ukur adanya
pembangunan ekonomi daerah yaitu adanya pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam
usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah perlu diketahui terlebih dahulu
sumber daya atau potensi satu daerah yang dapat diharapkan berkembang secara
optimal.

Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh unggulan
komparatif satu daerah, spesifkasi wilayah serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Oleh karena itu pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi
ekonomi lokal yang menjadi prioritas utama yang harus digali dan dikembangkan
dalam melaksanakan pembangunan ekonomi daerah secara berkelanjutan (Arsyad,
1999).
Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang menerapkan konsep PEL untuk
mengembangkan wilayahnya. Pengembangan ekonomi lokal sendiri untuk

mengatasi tingginya angka pengangguran di Kabupaten Gresik menandakan bahwa
sembilan sektor mata pencaharian yang tercermin dalam PDRB belum
dimaksimalkan potensinya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik. Tingginya
angka pengangguran secara tidak langsung juga menggambarkan bahwa garis
kesejahteraan masyarakat yang rendah, yang berarti tingkat kemiskinan masih
terbilang tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa pembangunan di Kabupaten
Gresik belum sepenuhnya dikatakan berhasil. Pembangunan yang di dukung
dengan prioritas program pengembangan potensi ekonomi lokal yang unggul dapat
meningkatkan daya saing daerahnya. Artinya, jika pemerintah menginginkan
daerahnya memiliki daya saing maka program-program pembangunannya harus
berangkat dari pemngembangan potensi ekonomi unggulan yang dimiliki daerah

tersebut. Melalui pengembangan potensi ekonomi unggulan tersebut diharapkan
pertumbuhan ekonomi dapat meningkat.
Abdullah dkk (2002, h.15) menjelaskan bahwa “daya saing daerah adalah
kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat
kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan
domestik dan internasional.” Indikator- indikator utama dan prinsip-prinsip penentu
daya saing daerah salah satunya adalah perekonomian daerah. Prinsip-prinsip
Kinerja perekonomian daerah yang mempengaruhi daya saing daerah yakni :
a. Nilai tambah merefeksikan produktivitas perekonomian setidaknya jangka
pendek.
b. Akumulasi modal mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya saing dalam
jangka panjang.
c. Kemakmuran suatu daerah mencerminkan kinerja ekonomi dimasa lalu.
d. Kompetisi yang didorong mekanisme pasar akan meningkatkan kinerja
ekonomi suatu daerah. Semakin ketat kompetisi pada suatu perekonomian daerah,
maka akan semakin kompetitif perusahaan-perusahaan yang akan bersaing secara
internasional maupun domestik. (Abdullah dkk, 2002, h.17)
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah “ANALISA PENGEMBANGAN
POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK MENGUATKAN DAYA SAING DAERAH DI

KABUPATEN GRESIK” yaitu dalam rangka menyeleseikan tugas Mata Kuliah
Pengembangan Ekonomi Lokal (RP – 141407) di Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota, FTSP – ITS.
Sedangkan untuk tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu, menganalisa faktorfaktor untuk menguatkan daya saing daerah di Kabupaten Gresik. Sehingga dari
analisa faktor-faktor tersebut dapat dijadikan untuk menentukan arahan
pengembangan ekonomi lokal yang sesuai di Kabupaten Gresik.
C. Ruang Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan pada penelitian ini adalah menganalisa faktor- faktor untuk
menguatkan daya saing daerah di Kabupaten Gresik
ANALISA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
A. Gambaran Umum

Posisi geografs, wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113°
Bujur Timur dan sampai 7° sampai 8° Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah
Kabupaten gresik sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Mojokerto
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan.

Kabupaten Gresik mempunyai wilayah kepulauan, yaitu Pulau Bawean dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik seluruhnya 1.191,25 Km 2,
terdiri dari 993,83 Km2 luas wilayah daratan ditambah sekitar 197,42 Km 2 luas
Pulau Bawean. Sedangkan luas wilayah perairan adalah 5.773,80 Km 2 .
HASIL PEMBAHASAN
Analisa Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kabupaten Gresik
Pendekatan yang umum digunakan dalam pengembangan potensi daerah salah
satunya dengan cara menelaah komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
(Muktianto, 2005, h.08 dikutip dari Sumiharjo, 2008, h.12). Dalam menelaah PDRB
dilakukan untuk mencari sektor–sektor yang paling potensial untuk dikembangkan
atau mencari sektor basis (unggulan). Untuk mengetahui sektor basis dan bukan
basis antara lain menggunakan metode analisis location quantient (LQ), namun sifat
LQ ini hanya berguna dalam jangka pendek, oleh karena itu disempurnakan dengan
analisis shift share yang berguna untuk analisis jangka panjang (Triyuwono &
Yustika, 2003, h.93-94). Hasil analisis LQ dan SS di Kabupaten Gresik pada tahun
2006-2011 ditunjukan pada tabel 1 dan 2.
Berdasarkan hasil LQ (Tabel 1) diketahui tiga sektor yang paling potensial untuk
dikembangkan adalah sektor industri pengolahan dengan nilai LQ 1,99; kemudian
disusul dengan sektor listrik, gas, dan air bersih dengan nilai LQ mencapai 1,42;
posisi ketiga adalah sektor penambangan dan penggalian sebesar 1,36. Jika sektorsektor tersebut dikembangkan oleh pemerintah daerah dengan dukungan kebijakan

dan mendapat prioritas program maka sektor-sektor tersebut akan menambah
keuntungan bagi Kabupaten Gresik dimasa yang akan datang. Berikut ini
merupakan tabelnya :
Tabel 1 Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Tahun 2006-2011
Sektor
Pertanian

200
6
0,62

Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan

0,84

Listrik, gas, air bersih

1,39


Konstruksi

0,36

1,97

200
7
0,6
0
0,7
7
1,9
8
1,3
3
0,3
7


200
8
0,6
0
0,7
2
2,0
0
1,4
0
0,3
8

200
9
0,5
6
1,9
0
1,9

8
1,4
3
0,3
8

201
0
0,5
7
1,9
1
2,0
0
1,4
7
0,3
8

201

1
0,57

Ratarata
0,59

Peringkat

2,01

1,36

3

1,99

1,99

1


1,51

1,42

2

0,39

0,38

9

6

Perdagangan, hotel, dan
restoran
Pengangkutan dan
komunikasi
Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan
jasa-jasa

0,67
0,49
0,76
0,54

0,6
8
0,5
1
0,7
3
0,5
5

0,6
9
0,5
1
0,7
0
0,5
5

0,6
9
0,4
7
0,6
7
0,5
3

0,6
9
0,4
6
0,6
6
0,5
7

0,70

0,68

5

0,44

0,48

8

0,65

0,70

4

0,55

0,55

7

Sumber: Nailatul Husna, 2011

Tabel 2 Hasil Rata-Rata Hasil Analisis Shift Share (SS) Tahun 2006-2011
Sektor

Diferential
Shift (D)

Alocation
(AE)

Efect

RSE

AE

Spesializ
ed

7.558,2
8
87.167,
66

12.02
8,27
113.2
46,97

4.469
,99

954.238,
87
93.593,3
9

Competi
tive
Advanta
ge
-0,01

2

0,35

4

133.015,
36
-2.128,03

100.710
,64

50.65
4,14

50.05
6,49

3.810.44
5,14

0,01

4

4.686,3
9

12.63
2,54

3

70.356,3
5

56.936,
32

83.31
4,42

301.230,
38
1.380.35
3,22

0,03

186.3
66,26

7.946
,14
26.37
8,10

0,02

3

43.116
,21

30.23
6,10

20.191,7
0

7.311,5
9

15.43
1,06

8.119
,46

510.569,
82

-0,01

2

29.268
,26

34.38
4,06

6.693,21

11.809,
02

16.49
5,92

4.686
,90

233.163,
75

-0,02

2

Region
al
Growth
/
Shift
Share
33.092
,44

Nation
al
Share
(N)

Propotio
nal Shift
(P)

Diferen
tial Shift
(D)

84.69
8,97

Pertam
bangan
dan
Pengga
lian
Industri
Pengol
ahan
Konstru
ksi

119.91
9,51

26.90
2,90

44.048,2
5
5.848,95

445.21
2,01

477.5
16,73

13.834
,86

11.27
6,50

Perdag
angan,
hotel,
dan
restora
n
Pengan
gkutan
dan
komuni
kasi
Keuang
an,
Persew
aan,
dan

313.65
8,93

Pertani
an

26.07
9,30

Ko
de

jasajasa

50.421
,79

45.14
2,68

-5.973,25

11.252,
36

20.79
2,80

9.540
,44

606.070,
60

0,02

Sumber: Nailatul Husna, 2011
Selain itu, hasil analisis shift share (Tabel 2) menguatkan bahwa tiga sektor
yakni industri pengolahan; pertambangan dan penggalian; serta litrik, gas, dan air
bersih merupakan sektor unggulan dan memiliki daya saing dengan sektor yang
sama di wilayah lain atau yang dikenal dengan sektor Competitive advantage,
specialized. Namun, pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan dan sektor
listrik, gas, dan air bersih cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang
lambat jika dibanding dengan sektor yang sama di wilayah Jawa Timur. Sedangkan
sektor pertambangan dan penggalian memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif
cepat.
Identifkasi Upaya Pemerintah Kabupaten Gresik dalam Mendukung
Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Unggulan untuk menguatkan Daya
Saing Daerah
Sumihardjo (2008, h.114) menjelaskan bahwa pengembangan sektor
unggulan yang dimiliki daerah tercermin pada visi dan misi daerah yang tertuang di
dalam rencana pembangunan jagka panjang daerah (RPJPD) dan rencana jangka
menengah daerah (RPJMD). Selain itu, anggaran pendapatan dan belanja Daerah
(APBD) harus mencerminkan program-program dan tujuan-tujuan pembangunan.
Karena suatu renana akan bersifat operasionil apabila anggarannya tersedia.
Dukungan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam pengembangan potensi ekonomi
lokalnya tercermin dalam prioritas program dalam dokumen RPJPD tahun 20052025 dan dokumen RPJMD tahun 2011-2015, yakni sektor yang diprioritaskan dalam
pembangunan adalah sektor industri pengolahan; perdagangan, hotel, dan
restoran; serta sektor pertanian.
Pengembangan sektor industri dinilai sudah sangat tepat karena sektor
industri berdasarkan hasil LQ mendapatkan nilai 1,99 yang berarti > 1 menandakan
bahwa sektor tersebut merupakan sektor unggulan dan masuk kategori sektor
unggulan yang mampu bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Namun,
pengembangan di sektor industri hanya mendapatkan alokasi anggaran rata-rata
cukup sedikit, yakni senilai Rp. 451.329.666,67.
Sedangkan, prioritas program di sektor lainnya seperti perdagangan, hotel,
dan restoran dinilai kurang tepat karena sektor perdagangan, hotel, dan restoran
secara rata-rata mendapat nilai LQ