Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan ekonomi

1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa
dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
dari 13.466 pulau, Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan
populasi sekitar sebesar 260 juta jiwa pada tahun 2013, Indonesia adalah negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia (sumber: wikipedia.com). Namun dengan
jumlah penduduk yang sangat besar, tidak diikuti pula oleh pertumbuhan
pembangunan dan pengurangan kemisikinan yang besar. Secara kasat mata dapat
dilihat bahwa pembangunan di Indonesia masih jauh teringgal dibanding negara asia
lainnya, sebagai contoh china, jepang, korea selatan dan singapura.
Salah satu faktor penting dalam proses untuk memajukan pembangunan
adalah Investasi atau Penanaman Modal. Penanaman modal adalah segala bentuk
kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam
modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.
Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanaman modal asing
adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal
asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran
antara lain Tabungan, Deposito, Reksadana, Obligasi, saham, emas dan property.
Adapun tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain untuk:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
menciptakan lapangan kerja;
meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar


negeri; dan
8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebenarnya investasi di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi, yakni nilai
investasi pada 2012 menunjukan angka Rp229,9 triliun, sedangkan pada 2013
realisasinya sebesar Rp 398,6 triliun dan melebihi dari target awal yaitu Rp390
triliun, Investasi di 2013 meningkat di atas 20% jika dibandingkan dengan 2012
(sumber: lampungpost.com). Namun dengan nilai investasi yang besar tersebut masih
belum mampu mengangkat persoalan kemiskinan dan pemerataan pembangunan.
2. PERSOALAN INVESTASI DI INDONESIA
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian
Hatta Radjasa menjelaskan ada empat penyebab perekonomian Indonesia masih
tumbuh lambat, dan akan terus mencari solusi untuk mempercepat perekonomian
dalam negeri.
"Jadi ada empat hambatan besar yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia kurang dari target," kata Hatta saat ditemui pada rapat Evaluasi
Perkembangan Pembangunan Proyek-proyek di koridor Ekonomi Sumatera di kantor
Menko Jakarta, Selasa (6/11/2012).
Menurut Hatta, hambatan percepatan perekonomian Indonesia adalah
pertama, masalah perencanaan yang belum matang. Selama ini, target-target

pertumbuhan ekonomi di semua koridor memang sudah dijadwalkan sejak lama.
Namun menurut Hatta, perencanaan itu masih dianggap kurang matang sehingga
banyak perubahan di sana sini.
Kedua, proses tender proyek yang bertele-tele. Padahal untuk bisa melakukan
semua proyek bisa berjalan, tender harus dilakukan secara tepat dan transparan.

Ketiga, masalah pencairan dana (disbursed loan). Selama ini perbankan
belum bisa mencairkan dana pinjaman akibat infrastruktur khususnya pembebasan
lahan yang belum tuntas.
Keempat, ketepatan sasaran pembangunan yang dianggap belum tepat.,
sehingga pembangunan dianggap masih serampangan. "Ini yang harus dipecahkan,"
tambahnya.
Disinggung mengenai birokrasi, Hatta menjelaskan bahwa perlambatan
ekonomi ini bukan disebabkan masalah itu. "Kalau sudah bagus, sudah tidak perlu
lagi reformasi birokrasi," tambahnya.
Ke depan, pemerintah tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi di akhir
tahun di atas 6 persen. Target semula, perekonomian Indonesia dipasang di level 6,5
persen. "Namun kita harus realistis, target itu sangat berat, sulit untuk mencapai 6,5
persen. Saya harap 6,3 persen masih bisa dicapai. Pokoknya bisa di atas 6 persen
lah," jelasnya.

(sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/11/06/11224651/Empat.Sebab
.Ekonomi.Indonesia.Tumbuh.Lambat).
Selain persoalan-persoalan pada artikel tersebut, masih ada beberapa
persoalan investasi di Indonesia, seperti:
a. Persoalan ketenagakerjaan dan lapangan kerja warga lokal.
b. Pembangunan yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi semata,
tanpa memperhatikan aspek sosial (kesejahteraan warga lokal dan
pendidikan) dan ekologis (perusakan lingkungan dan satwa).
c. Investasi yang cenderung menguntungkan pihak asing, seperti freeport,
newmont dan chevron.
3. SOLUSI PERSOALAN INVESTASI DI INDONESIA
Untuk menilai keberhasilan investasi haruslah mengacu pada hal-hal berikut:
a. pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
b. pembangunan sosial yang berkelanjutan,
c. pengelolaan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Dengan mengacu pada hal tersebut, maka investasi bisa dianggap tepat
sasaran dan tidak hanya mencari keuntungan ekonomi dan asing semata, tetapi juga

mampu mengangkat ekonomi masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan
mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal serta tidak merusak lingungan.

Untuk memaksimalkan fungsi investasi di Indonesia dapat dilakukan dengan:
a. menetapkan regulasi yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan
pemodal asing, undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman
modal masih cenderung menguntungkan pihak asing dibandingkan
pemerintah sendiri, yang mana menimbulkan kebebasan masuknya sistem
kapitalis terhadap perekonomian di Indonesia, yang pada akhirnya berbahaya
terhadap tatanan sosial dan ekologis di indonesia.
b. Reformasi birokrasi untuk mempermudah pelaksanaan investasi di indonesia
dan mengurangi kecenderungan penyalahgunaan wewenang.
c. Pemerataan pembangunan, yang tidak hanya difokuskan di pulau jawa
semata.
d. Maksimalkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dimana tidak
hanya pelaku ekonomi (swasta) yang dibiarkan memonopoli aspek usahamakro, tetapi juga memberi kesempatan koperasi dan UKM agar mandiri dan
berkembang.

4. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Investasi di Indonesia masih cenderung menguntungkan pihak asing dan tidak
terlalu membantu peningkatan pembangunan, bahkan cenderung merusak alam, yang
mana artinya investasi tidak seimbang dan hanya mencari keuntungan semata.

Investasi haruslah mampu untuk meningkatkan hal-hal berikut:

a. pembangunan sosial, berupa

pemberantasan

kemiskinan

struktural

dan

penciptaan lapangan kerja baru.
b. pembangunan ekonomi, berupa pola produksi dan konsumsi yang harus
diubah ke arah yang menopang keberlanjutan pembangunan.
c. penyelamatan dan perlindungan ekosistem agar mampu

menopang

pembangun berkelanjutan.

2. Saran
a. Pemerintah harus perlahan-lahan melepaskan ketergantungan modal dan
tenaga asing dalam pengelolaan sumber daya alam, terutama sektor
pertambangan dan energi, karena sektor tersebut sangat besar hasilnya, jika
mampu diolah sendiri maka akan memberikan keuntungan yang besar untuk
indonesia.
b. Pemberdayaan koperasi dan UKM dapat membantu masyarakat lokal dalam
meningkatkan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
c. Buat regulasi yang saling enguntungkan, bukan hanya menguntungkan
pemodal asing.