MAKALAH AKUNTANSI BIAYA BIAYA BAHAN BAKU

MAKALAH
AKUNTANSI BIAYA

BIAYA BAHAN BAKU
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Dosen Pembimbing : Ibu Anita

Disusun

oleh :

1.
2.
3.

Siti Nurjanah
Maltasari Hanggarawati
Liliana Dorothe Bau

2015017060

20150170
20150170

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 2
Latar Belakang......................................................................................................... 2
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
Manfaat Penulisan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
Pengertian Biaya bahan baku..................................................................................3
Sistem Pembelian.................................................................................................... 3
Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku.........................5

Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku........................7
Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi..............8
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku....................................................................8
Metode Identifikasi Khusus(spcific identification method).......................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 11
Kesimpulan............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
nikmatNya kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga
kita bisa menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul “Biaya Bahan Baku”
Makalah yang berjudul “Biaya Bahan Baku” ini dibuat supaya kita belajar mengenai
biaya bahan baku yang terdapat dalam perusahaan manufaktur. Makalah tersebut juga
dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah akuntansi biaya.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Anita sebagai dosen pembimbing
mata kuliah akuntansi biaya yang telah memeberikan ilmunya kepada kami semua.
Demikian makalah ini kami buat, kami mohon kritik dan saran apabila didalam

makalah yang kami buat belum sempurna.

Yogyakarta,31 Oktober 2016

Penyusun :
Kelompok 9 :
Siti Nurjanah
Maltasari Hanggarawati
Liiliana Dorothea Bau

1

BAB I PENDAHULUAN
Biaya adalah hal yang tidak asing lagi saat kita dengar. Biaya adalah sesuatu yang kita
keluarkan untuk memperoleh sesuatu. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Yang dalam prosesnya atau dalam
pengolahannya melibatkan berbagai macam biaya seperti : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik dll.
Sedangkan yang akan saya bahas pada makalah ini adalah biaya bahan baku. Bahan baku
merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.


Latar Belakang
Biaya bahan baku bagi sering kita dengar, biaya bahan baku tersebut berada pada
perusahaan manufaktur. Kita mempelajari biaya bahan baku untuk mengetahui lebih
dalam mengenai biaya bahan baku serta untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi
biaya.

Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.

Apa itu biaya?
Apa itu biaya bahan baku?
Bagaimana sistem pembelian bahan baku?
Bagaimana prosedur penerimaan bahan baku?
Apa saja Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di
beli?


Tujuan Penulisan
a. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya
bahan baku.
b. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya
c. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai sistem
pembelian bahan baku
d. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai prosedur
penerimaan bahan baku
e. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai
perhitungan harga pokok bahan baku.

Manfaat Penulisan
Penulisan makalah akuntansi biaya yang berjudul biaya bahan baku adalah untuk
memenuhi tugas kelompok.

2

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Biaya bahan baku

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat di peroleh dari
pembelian lokal, impor atau pengolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku
perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku, tetapi
mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pengundangan dan biaya peroehan lain-lain.
Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk
jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan
mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan
menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung).
Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat
diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk
dalam proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan
bahan baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat
bahan tersebut digunakan untuk produksi.

Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi,
gudang pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan
pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah: surat
permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur
dari penjualan. Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan
pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur
penerimaan barang di gudang dan prosedur pencatatan utang.
Berikut ini uraian prosedurnya :
 prosedur permintaan pembelian bahan baku
jika persedian bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat
minimum pemesanan kembali (Reorder Point), bagian gudang kemudian membuat
surat permintaan pembelian untuk di kirim ke bagian pembelian .
 Prosedur order pembelian

3

Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar permintaan pembelian dari
bagian gudang
 Prosedur penerimaan bahan baku
pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order

pembelian yang diterimanya.
 Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang
bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang di terima dari pemasok kepada
bagian gudang.
 Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku
bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok.
Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di beli adalah
sebagai berikut :
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli di tambah biaya-biaya
pembelian dan biaya- biaya yang di keluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut
dalam keadaan siap di olah.
Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah di perhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku sedangkan biaya-biaya pesan, biaya penerimaan,
biaya pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi bahan
baku merupakan unsur-unsur biaya yang sulit di perhitungkan kepada harga pokok
bahan baku yang di beli.
Apabila dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan maka
di berlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang di beli.
Perlakuan terhadap biaya angkutan ini di bedakan menjadi :
 Biaya angktan di perlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku bahan

baku yang di beli
 Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang
di beli, namun di perlakukan sebagai unsur BOP.
Dalam pembelia bahan baku unit organisasi yang terkait dalam pembelian
bahan baku adalah : bagian pembelian, penerimaan, gudang, akuntansi persediaan.
Biaya masing-masing pembelian tersebut belum diperhitungkan pada saat
bahan baku dibeli. Timbul kesulitan memperhitungkan pembelian sesungguhnya yang
harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Untuk mengatasinya
dibuat tarif pembebanan biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku yang dibeli.
Jika pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif.
Maka perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sbb :
 Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku
tersebut diperkirakan selama 1 tahun anggaran.
 Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa
jumlahnya dalam tahun anggaran.
4

 Ditentukan tarif pembebanan biaya-biaya tiap bagian tersebut dengan cara
membagi biaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.
Jurnal pembebanan biaya pembelian untuk tiap bagian dalam pembelian bahan

baku :
Persediaan
xxx
biaya bagian pembelian yang dibebankan
biaya bagian penerimaan yang dibebankan
biaya bagian gudang yang dibebankan
biaya vagian akuntansi persediaan yang dibebankan

xxx
xxx
xxx
xxx

Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan
bahan baku
Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective
goods), dan produk rusak (spoiled goods) .
1. Sisa bahan (scrap materials)
Tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan yang
mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan.

Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Dalam proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yg timbul adalah bagaimana
memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan
dapat diperlakukan sebagai
 Pengurangan biaya bahan baku yg dipakai dalam pesanan yg menghasilkan
sisa bahan tersebut
 Pengurangan terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
 Penghasilan diluar usaha (other income)
Sisa bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu, maka
hasil penjualan sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan tersebut.
Jurnal yg dibuat pada saat penjualan sisa bahan
Kas / Piutang Dagang

xxx

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku

xxx

Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yg
bersangkutan dalam kolom “biaya bahan baku” sebagai pengurang biaya bahan
baku pesanan.
Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Pengurangan Terhadap Biaya
Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi. Hasil penjualan dapat diperlakukan
sebagai pengurangan biaya overhead pabrik jika sisa bahan tidak dapat
diidentifikasikan dengan pesanan tertentu, dan sisa bahan merupakan hal yg biasa
5

terjadi dalam proses pengerjaan produk. Jurnal yang dibuat pada saat penjualan
sisa bahan

Kas/ Piutang Dagang

xxx

Biaya Overhead Pabriksesungguhnya

xxx

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlukan Sebagai Penghasilan Di Luar Usaha
(Other Income)
Hasil penjualan sisa bahan digunakan untuk mengurangi biaya produksi. Hasil
penjualan sisa bahan dapat pula diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha dan
tidak sebagai pengurang biaya produksi.
Jurnal yang dibuat pada saat penjualan sisa bahan
Kas/Piutang Dagang

xxx

Hasil Penjualan Sisa Bahan

xxx

hasil penjualan sisa bahan disajikan dalam laporan laba rugi dalam kelompok
penghasilan di luar usaha (other income).
Pencatatan sisa bahan
Jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi, diperlukan pengawasan terhadap
persediaan sisa bahan. Pemegang kartu persediaan di bagian akuntansi perlu
mencatat mutasi persediaan sisa bahan yg ada digudang. Cara pencatatan
persediaan sisa bahan dapat dilakukan dengan slah satu cara yaitu
 Bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan
sisa bahan dalam kartu persediaan
 Bagian akuntansi persediaan tidak hanya menyelenggarakan pencatatan
mutasi persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai
rupiahnya.
Jika bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan
sisa bahan, baik kuantitas maupun nilai rupiahnya, pencatatan persediaan sisa
bahan dan penjualannya dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut
2. Produk rusak (spoiled good)
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yg baik
Perlakuan terhadap produk rusak ,tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:
1.
Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu /
faktor luar biasa yg lain
2.
Jika produk rusak merupakan hal yg normal terjadi dalam proses
pengolahan produk
3.

Produk cacat (defective goods)
6

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk
memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi
menjadi produk jadi yang baik.
Masalah yang timbul dari produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya
tambahan untuk pengerjaan kembali produk cacat tersebut.
Jika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses
pengerjaan produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesaan tertentu, maka
biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan biaya
produksi pesanan yg bersangkutan.

Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga
Pokok Bahan Baku
Apabila, bahan baku diimpor, unsur harga pokoknya akan berbeda dengan
apabila bahan baku tersebut dibeli dari dalam negeri. Dalam pergagangan luar
negeri, harga barang yang disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan
mempengaruhi biaya-biaya yang menjadi tanggungan pembeli.
Bahan baku dapat diimpor dengan syarat harga free alongside ship (FAS), free
on board (FOB), cost and freight (C & F), atau cost,insurance,and freight (C.I &
F).Pada harga C & F pembeli menanggung biaya asuransi laut dan penjual
menanggung biaya angkutan lautnya. Pada harga C.I & F, pembeli hanya
menanggung biaya-biaya untuk mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli
dan biaya-biaya lain sampai dengan barang tersebut diterima di gudang pembeli.
Dalam harga C.I & F biaya angkutan laut beserta asuransi lautnya sudah
diperhitungkan oleh penjual dalam harga barang.
Harga pokok bahan baku terdiri dari
Harga FOB
Rpxx
Angkutan laut(ocean freight)
xx +
Harga C & F
Rpxx
Biaya asuransi (marine insuranse)
xx +
Harga C.I & F
Rpxx
Biaya-biaya bank
xx
Bea masuk & biaya pabean lainnya
xx
Pajak penjualan inpor
xx
Biaya gudang
xx
Biaya ekspedisi muatan kapal laut (E.M.K.L)
xx
Biaya transport lokal
xx +
Harga pokok bahan baku
Rpxx

Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam proses produksi

7

berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi (materialis costing methods)
Diantaranya adalah :
a) Metode Identifikasi khusus
b) Metode masuk pertama keluar pertama
c) Masuk terakhir keluar pertama
d) Metode rata-rata bergerak
e) Metode biaya standar
f) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi
: Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method),dan Metode Persediaan
fisik (phsycal inventory method).
 Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya
bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan
dengan metode harga pokok proses.
 Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan
yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.

Metode Identifikasi Khusus(spcific identification
method)
Dalam metote ini,Setiap bahan baku yang ada d gudang harus dibeli tanpa harga
pokok persatuan berapa bahan baku tersebut dibeli.setiap pembelian harga bahan
baku yang persatuannya berbeda dengan harga persatuan bahan baku yang ada
digudang,harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa
bahan tersebut dibeli.Dalam metode ini,tiap-tiap jenis bahan baku yang ada
digudang jelas identitas harga pokoknya,sehingga setiap pemakain bahan baku
dapat diketahui harga pokok persatuannya secara cepat
Kesulitan yang timbul dari pemakain metode ini adalah terletak pada
penyimpanan bahan baku digudang.meskipun jenis bahan bakunya sama,namun
jika harga pokok persatuannya berbeda,bahan baku tersebut harus disimpan secara
terpisah agar mudah identifikasi pada saat pemakainnya nanti.metode ini
merupakan metode yang paling teliti dalam penentuan harga pokok bahan baku
yang dipakai dalam produksi,namun sering kali tidak praktis.metode ini sangat
efektif dipakai apabila bahan baku yang dibeli bukan merupakan barang standar
dan dibeli untuk memenuhi pesnan tertentu.perusahaan yang memakai metode
harga pokok pesanan seringkali memakai metode identifikasi khusus untuk bahan
baku yang tidak disediakan dalam persediaan gudang (yang hanya secara
insidental dibeli untuk memenuhi spesifikasi pemesan) dan memakai metode
penentuan harga pokok yang lain untuk bahan baku yang bisa dipakai dalam
produksi.
8

Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama(first-in,first out method)
Metode Masuk Pertama,Keluar Pertama(Metode MPKP)menentukan biaya bahan
baku dengan anggapan bahwa harga pokok persatuan bahan baku yang masuk
pertama dalam gudang,digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang
pertama kali dipakai.
Metode Masuk Terakhir,Keluar Pertama(Last-in,First-outMethod)
Metode masuk terakhir,keluar pertama(metode MTKP)menentukan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok
persatuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang,dipakai
untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam
proses produksi.
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving AverageMethod)
Dalam Metode ini,persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga
pokok rata-ratanya,dengan cara membagi total harga pokok dengn jumlah
satuannya.setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda
dengan harga pokok rata-rata persediaan yang ada digudang,harus di lakukan
perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru.bahan baku yang dipakai
dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah
satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per satuan bahan
baku yang ada digudang.metode ini disebut pula dengan metode rata-rata
tertimbang karena,dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan bahan
baku,metode ini menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka penimbangnya
Metode Biaya Standar
Dalam metode ini,bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan
sebesar harga standar(standard price)yaitu harga taksiran yang mencerminkan
harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.harga standar
merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.pada saat
dipakai,bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut.jurnal
yang dibuat pada saat pembelian bahan baku adalah sebagai berikut :
Persediaan bahan baku
(kuantitas x harga standar per satuan)
xx
Selisih harga
xx
Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar
Selisih harga
xx
Utang Dagang
xx
Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yang dibeli.
Selisih harga standar dengan dengan harga sesungguhnya tampak dalam rekening
selisih harga.Setiap akhir bulan saldo rekening selisih harga dibiarkan tetap
terbuka,dan disajikan dalam laporan keuangan bulanan.hal ini dilakukan karena
saldo rekening selisih harga setiap akhir bulan mungkin saling
mengkompensasi,sehingga hanya pada akhir tahun saja saldo rekening selisih
harga perlu ditutup ke rekening lain.

9

Pemakain bahan baku dalam produksi dicatat sebesar hasil kali kuantitas bahan
baku sesungguhnya yang dipakai dengan harga standarnya dan dijurnal sebagai
berikut :
Barang dalam proses biaya bahan baku
xx
Persediaan bahan baku
xx
Metode Rata-Rata Harga Pokok Bahan Baku Pada Akhir Bulan
Dalam metode ini,pada tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok
rata-rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada digudang.Harga
pokok rata-rata per satuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga
pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dalam bulan berikutnya

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu
proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam
pembuatan produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah
menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi.
10

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan
pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur
penerimaan barang di gudang dan prosedur pencatatan utang.
Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk
cacat (defective goods), dan produk rusak (spoiled goods) .
metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi (materialis costing methods) . Diantaranya adalah :
a)
Metode Identifikasi khusus
b)
Metode masuk pertama keluar pertama
c)
Masuk terakhir keluar pertama
d)
Metode rata-rata bergerak
e)
Metode biaya standar
f)
Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai
dalam produksi : Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method),dan
Metode Persediaan fisik (phsycal inventory method).
 Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya
bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya
dikumpulkan dengan metode harga pokok proses.
 Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan
yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok
pesanan.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=ARTI++BIAYA&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-bab
Mulyadi.2012.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

11