Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi suku

Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani, ο?κος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan
sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data
dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling
terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa
dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya.
Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan
pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang
moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik,
kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya
ekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam
konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam
berbagai bidang dimana orang dihadapkan pada pilihan-pilihan, misalnya bidang pendidikan,
pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama.
Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikelartikelnya, ia menerangkan bahwa, ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok
persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku
manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa

kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada
sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan
mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat
kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar, sehingga
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan “apa yang
seharusnya dilakukan oleh para ahli ekonomi ?”.
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad
18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of
Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa.
Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang
dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian
berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl
Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa
yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini
menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh
karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini.
Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga
sebagai instrumen utamanya.

Ekonomi Menurut Aliran Klasik

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang
menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai
penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu
menciptakan keseimbangan, oleh karenanya, intervensi pemerintah harus dilakukan agar
distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung”
dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya, seperti : new
classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori
pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang
pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen, dkk., dan kemudian oleh peraih nobel
Douglass C. North.
Beberapa tokoh ekonomi klasik seperti Adam Smith (1723-1790), Thomas Robert Malthus
(1766-1834), Jean Baptiste Say (1767-1832), David Ricardo (1772-1823), Johan Heinrich
von Thunen (1780-1850), Nassau William Senior (1790-1864), Friedrich von Herman, John
Stuart Mill (1806-1873) dan John Elliot Cairnes (1824-1875) memperoleh kehormatan dari
Karl Marx (1818-1883) atas keklasikan dalam mengetengahkan persoalan ekonomi yang
dinilai tidak kunjung lapuk. Berbeda dengan kaum Merkantilis dan Physiokrat, kaum klasik

memusatkan analisis ekonominya pada teori harga. Kaum klasik mencoba menyelesaikan
persoalan ekonomi dengan jalan penelitian faktor permintaan dan penawaran yang
menentukanharga.
John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa pandangan klasik yang memusatkan
perhatian analisa ekonominya pada teori harga, maka perlu dipahami arah penggunaan alat
produksi dengan sempurna. Dalam hubungan ini maka pengertian klasik diperluas kepada
para ahli ekonomi yang tidak menganggap tidak mungkin adanya suatu pengangguran yang
tidak dikehendaki (involuntary unemployment).
Salah satu hasil pemikiran kaum klasik yang sangat mempengaruhi dunia dalam era
globalisasi adalah pemikiran mengenai perdagangan internasional. Pemikiran kaum klasik
menentang pemikiran kaum merkantilis yang hanya mementingkan masuknya logam mulia
dan berorientasi ekspor dengan meminimumkan impor barang dari luar negeri.
Kaum merkantilis meletakan tekanan pada perdagangan luar negeri. Kaum physiokrat
memandang pertanian sebagai sumber segala kemakmuran. Adam Smith (1723-1790) sebagai
tokoh aliran klasik menyatakan pendapatnya dalam bukunya yang berjudul ”Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations” yaitu: ”Pekerjaan yang dilakukan suatu bangsa
adalah modal yang membiayai keperluan hidup rakyat itu pada asal mulanya, dan dengan
hasil-hasil pekerjaan tersebut dapat dibeli keperluan-keperluan hidupnya dari luar negeri.”
Kapasitas produktif daripada kerja selalu bertambah dikarenakan adanya pembagian kerja
yang makin mendasar dan rapi.

Dari keterbatasan sumber daya dan keinginan yang tidak terbatas muncullah masalah pokok
ekonomi.
Masalah pokok ekonomi telah ada sejak dulu dan tetap ada hingga sekarang. Berikut ini kita
akan membahas masalah pokok ekonomi yang telah muncul sejak manusia hidup
berkelompok atau bermasyarakat berdasarkan tinjauan ekonom klasik, ekonom neoklasik,
dan ekonom modern.
Ekonomi klasik diwakili oleh Adam Smith. Menurut Adam Smith kemakmuran tidak terletak
pada emas, melainkan pada barang-barang. Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan yang
seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan. Proses untuk mencapai

kemakmuran suatu masyarakat tidaklah mudah. Hal inilah yang menjadi masalah pokok
ekonomi di masyarakat.
Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan
kepada tiga permasalahan penting, yaitu masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah
konsumsi.
a.

Masalah Produksi

Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia di tengah masyarakat.

Karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersediapun beragam
jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus
diproduksi. Munculnya pertanyaan tersebut di atas tidak lain karena heterogennya
masyarakat. Dengan demikian, tentu menimbulkan permasalahan bagi produsen dan
menimbulkan kekhawatiran apabila memproduksi suatu barang tertentu, tetapi tidak
dikonsumsi masyarakat.
b.

Masalah Distribusi

Agar barang/jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan
sarana dan prasarana distribusi yang baik. Contoh, dari kebun hasil panen perlu alat angkut
yang ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai ke tangan konsumen
dan tidak tertimbun di produsen.
c.

Masalah Konsumsi

Hasil produksi yang telah didistribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai atau
dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang

tepat pula. Persoalan yang muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat oleh
masyarakat yang benar-benar membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak terjangkau
oleh masyarakat sehingga proses konsumsi tidak berjalan sebagaimana mestinya?

Pengertian Ilmu Ekonomi
Pengertian Dan Sejarah Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli– Ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Masalah
ekonomi inti adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas pada
bagaimana memenuhi kebutuhan jumlah terbatas. Masalahnya kemudian menyebabkan
kelangkaan.
Adam Smith diakui sebagai bapak ekonomi
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara luas didefinisikan
sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah langkah. “Sedangkan definisi dari
ahli ekonomi atau ekonom menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, terutama ekonomi
mikro vs makroekonomi. Selain itu, mata pelajaran ekonomi juga dapat dibagi menjadi vs
positif (deskriptif) vs normatif, sebagai heterodoks, dan lain-lain. Ekonomi juga difungsikan
sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga
dapat digunakan di daerah lain selain moneter, seperti penelitian pidana perilaku, penelitian

ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lain-lain.

Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi – seperti yang disebutkan di atas –
adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu
ekonomi Termasuk teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand, informasi
ekonomi, keamanan ekonomi, Merkantilisme, Briton hutan, dan sebagainya.
Ada kecenderungan yang meningkat untuk menerapkan ide-ide dan metode ekonomi dalam
konteks yang lebih luas. Fokus analisis ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam
berbagai bidang di mana orang menghadapi pilihan. misalnya, pendidikan, pernikahan,
kesehatan, hukum, kejahatan, perang, dan agama.

Pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli
Gary Becker dari University of Chicago adalah pelopor dari kecenderungan ini. Dalam artikel
itu, ia menjelaskan bahwa ekonomi tidak harus dikonfirmasi oleh materi pelajaran, tetapi
harus didefinisikan sebagai pendekatan untuk menjelaskan perilaku manusia. Pendapat ini
kadang-kadang digambarkan sebagai imperialisme ekonomi oleh beberapa kritikus.
Banyak ekonom utama merasa bahwa kombinasi dari teori dengan data yang ada sudah
cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ekonomi akan mengalami
perubahan besar dalam ide, konsep, dan metode; meskipun menurut pendapat kritikus,
kadang-kadang perubahan ini benar-benar merusak konsep yang benar yang tidak sesuai

dengan kenyataan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan “apa yang harus dilakukan ekonom?” The Chicago School
tradisional, dengan penekanan pada ekonomi menjadi ilmu empiris menjelaskan Ditujukan
fenomena dunia nyata, telah INSIST pada teori harga powerfulness sebagai alat analisis. Di
sisi lain, beberapa teori ekonomi telah membentuk pandangan bahwa teori ekonomi yang
konsisten mungkin berguna bahkan jika hari ini ada dunia nyata ekonomi beruang prediksi.

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut ekonomi berkembang pertama di abad ke-18 sebagai cabang
terpisah dari ilmu. Melalui karya besarnya The Wealth of Nations, Smith mencoba mencari
tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak
melupakan akar moralitas, terutama yang terkandung dalam The Theory of Moral Sentiments.
Sejarah perkembangan pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokohtokoh seperti Alfred Marshall, JM Keynes, Karl Marx, untuk memenangkan Hadiah Nobel
untuk Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Pengertian Ilmu Ekonomi
Secara garis besar, pengembangan sekolah pemikiran di bidang ekonomi didahului oleh yang
disebut aliran klasik. Aliran terutama dipelopori oleh Adam Smith menekankan tangan tak
terlihat dalam mengatur distribusi sumber daya, dan oleh karena itu peran pemerintah telah
dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Invisble konsep tangan kemudian

direpresentasikan sebagai pasar melalui mekanisme harga sebagai instrumen utamanya.
Klasik pengalaman aliran kegagalan setelah Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan
bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding
aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam The General Theory of Employment, Interest,
and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan,
dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya tujuan. Dua
aliran yang kemudian masing-masing “pertempuran” dalam perekonomian dunia dan
menghasilkan banyak varian dari keduanya, seperti: baru klasik, neo klasik, baru Keynesian,
monetaris, dan sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori
pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional pertama kali
dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh pemenang Nobel Douglass C.
Utara.

Metodologi
Sering disebut sebagai ratu ilmu-ilmu sosial, ekonomi telah mengembangkan serangkaian
metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Januari Tinbergen pada masa
setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang
menggabungkan matematika, statistik, dan teori ekonomi.
Kubu lain metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model umum ekuilibrium

(keseimbangan umum), yang menggunakan konsep arus kas di masyarakat, dari satu agen
ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga
hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari dua dalam analisis
Pengertian Prinsip Ekonomi, Ciri, Jenis dan Contoh – Sahabat yang budiman, untuk
menghadapi MEA kedepan, kita sebagai bagian Masyarakat Ekonomi ASEAN, tentu juga
harus berpikir berdasarkan prinsip ekonomi. Apa sih pengertian prinsip ekonim itu? prinsip

ekonomi memiliki ciri dan jenisnya sendiri, seperti apa ciri – ciri prinsip ekonomi dan jenis
prinsip ekonomi? simak deh.
Kita sadari bahwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidaklah mudah, banyak sekali
yang harus di penuhi. Mulai dari kebutuhan akan sandang sepetri, baju, celana, sepatu dll.
Kebutuhan papan seperti, rumah, kendaraan, perabot rumah tangga dll. Dan kebutuhan
pangan seperti makanan yang lezat, vitamin dll. Dari sekian banyak kebutuhan tersebut tidak
mungkin kita dapat memenuhinya sekaligus. Untuk memenuhi kebutuhan hidup kita di
butuhkan biaya yang tidak sedikit, maka agar kebutuhan kita tersebut dapat terpenuhi dengan
biaya yang relative sedikit timbullah prinsip ekonomi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
prinsip ekonomi maka akan di bahas sebagai berikut.

Pengertian Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi merupakan sebuah usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan

pengorbanan yang seminim mungkin. Selain itu prisip ekonomi juga dapat diartikan sebagai
suatu tindakan dalam rangka mendapatkan kebutuhan tertentu dengan biaya yang seminim
mungkin. Prinsip ekonomi ditujukan agar pelaku ekonomi dapat mencapai keektifan serta
keefesienan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Misalnya, jika saat kita akan
membeli sebuah barang, pasti kita akan membandingkan harga barang dan kualitas yang di
tawarkan toko tersebut dengan toko yang lain. Selain itu kita akan mencari barang yang
harganya murah karena ada diskon atau adapotongan harga.

Ciri – Ciri Prinsip Ekonomi
Setelah kita memahami dan mencermati pengetian prisip ekonomi, kini saatnya kit
mengetahui tentang ciri-cirir prinsip ekonomi. Adapun ciri-ciri dari prinsip ekonomi sendiri
adalah sebagai berikut:
1. Selalu hemat
2. Selalu mengutamakan kebutuhan yang terpenting terlebih dahulu.
3. Merinci kebutuhan hidup dari yang terpenting sampai dengan kebutuhan yang tidak terlalu
penting.
4. Bertindak dengan rasional dan ekonomis, yakni menentukan kebutuhan menggunakan
perencanaan yang sudah matang.
5. Bertindak dengan prinsip “pengeluaran biaya diikuti dengan hasil yang di dapatkan.”

Jenis Jenis Prinsip Ekonomi
Setelah kita mengetahui tentang ciri-ciri dari prinsip ekonomi maka kiata akan membahas
tentang jenis-jenis prinsip ekonomi. Adapun jenis-jenis dari prinsip ekonomi dapat di
kelompokkan menjadi 3 jenis yakni:
1. Prinsip produsen

Prinsip produsen merupakan prinsip ekonomi yang digunakan untuk menentukan bahan baku,
alat produksi maupun biaya produksi dari bahan baku menjadi bahan jadi. Prinsip ini
ditekankan kepada bahan baku serendah mungkin dan dapat menghasilkan produk atau
barang yang berkualitas baik.
2. Prinsip penjual atau pedagang

Prinsip penjual merupakan prinsip ekonomi yang digunakan untuk melakukan berbagai
macam usaha agar dapat memenuhi selera dari kosumen. Prinsip ini ditekankan pada
promosi atau iklan, reward hadiah, dan lain sebagainya dengan tujuan agar memperoleh
banyak pelanggan sehingga keuntungan akan semakin besar.
3. Prinsip pembeli

Prinsip pembeli merupakan prinsip ekonomi yang digunakan untuk mendapatkan produk
maupun jasa yang bermutu dan memiliki kualitas yang baik namun dengan biaya yang
seminim mungkin.
Dari ketiga jenis prisip ekonomi tersebut akan tibul beberapa hal yang akan dilakukan pelaku
ekonomi. Adapun hal-hal yang ditimbulkan dari prinsip ekonomi tersebut antara lain :
a. Bertindak ekonomis
Yakni pelaku ekonomi akan bertindak untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan cara
yang rasional. Maksudnya rasional yaitu setiap tindakan yang dilakukan akan dipikirkan
secara matang terlebih dahulu dan selalu berpegang pada prinsip ekonomi. Seseorang pelaku
ekonomi dapat dikatakan bertindak secara ekonomis jika ia dapat menyeimbangkan antara
hasil yang diperolah dan biaya yang dikeluarkan. Yakni kebutuhannya dapat terpenuhi sebaik
mungkin dan pengorbanan atau biaya yang dikeluarkannya sekecil mungkin.
b. Berpikir ekonomis
Yakni pelaku ekonomi berfikir untuk mencari cara agar apa yang didapat dari alam dapat
memiliki nilai guna yang lebih baik lagi. Hal ini dilakukan karena untuk mengimbangi
keperluan atau kebutuhan yang akan semakin lama semakin meningkat. Pelaku ekonomi
tidak hanya berpikir tentang cara memakai sumber yang telah ada (dari alam) untuk di
habiskan begitu saja. Namun juga berfikir agar suberdaya tersebut dapat lebih bermanfaat.
Seseorang pelaku ekonomi dapat di katakan berfikir ekonomis jika orang tersebut dapat
melakukan melakukan tindakan produksi.
Sekian pembahasan mengenai pengertian prinsip ekonomi dan contohnya, semoga artikel ini
dapat bermanfaat.
Pencarian :prinsip ekonomi ,pengertian prinsip ekonomi ,contoh prinsip ekonomi ,prinsip ekonomi
adalah ,ciri ciri prinsip ekonomi ,prinsip prinsip ekonomi ,prinsip ekonomi dan contohnya ,prinsip
,Jenis jenis prinsip ekonomi ,jenis jenis ekonomi

Masalah Pokok Ekonomi

Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi.
– Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan
mencipta atau menambah kegunaan suatu benda.
– Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau
mengurangi kegunaan suatu benda.
– Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen.

Pokok masalah ekonomi :
– produksi
– konsumsi
– distribusi.

Pokok masalah tadi selanjutnya diperluas oleh aliran ekonomi modern, yaitu apa dan berapa,
bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi.
– Apa dan Berapa (What).
Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang/jasa yang perlu diproduksi agar
sesuai kebutuhan masyarakat: apakah bahan makanan yang dipilih? – apakah pakaian,
tempat tinggal atau jasa lain? – serta berapa banyak barang tersebut diproduksi?
– Bagaimana (How)
Setelah jenis dan jumlah produksi dipilih, persoalan
Pokok masalah ekonomi :
yang harus dipecahkan adalah: bagaimana barang
-Apa dan Berapa
tersebut diproduksi? – siapa yang memproduksi? –
– Bagaimana
sumber daya apa yang digunakan? – teknologi apa yang
– Untuk Siapa
digunakan?

– Untuk siapa.
Setelah pemecahan persoalan bagaimana memproduksi lebih lanjut adalah: untuk siapa (
for whom) barang yang akan diproduksi? – siapa yang harus menikmati?
Untuk lebih memahami pokok persoalan ekonomi aliran klasik dan modern, coba lengkapi
tabel berikut!

Menghadapi masalah pokok ekonomi tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok
persoalan itu?
Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem
ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem
ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.

– Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama untuk
kepentingan bersama (demokratis), sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh oleh
nenek moyang sebelumnya.

Dalam sistem ini segala barang dan jasa yang diperlukan, dipenuhi sendiri oleh
masyarakat itu sendiri. Tentunya Anda akan bertanya apa tugas pemerintah dalam sistem
ekonomi tradisional ini?
Dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan
perlindungan dalam bentuk pertahanan, dan menjaga ketertiban umum. Dengan kata lain
kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang
diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat.
Pada umumnya, sistem perekonomian ini berlaku pada negara-negara yang belum maju,
dan mulai ditinggalkan.
– Sistem Ekonomi Terpusat
Pada sistem ekonomi ini, pemerintah bertindak sangat aktif, segala kebutuhan hidup
termasuk keamanan dan pertahanan direncanakan oleh pemerintah secara terpusat.
Pelaksanaan dilakukan oleh daerah-daerah di bawah satu komando dari pusat.
Dengan demikian, masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi,
semuanya diatur oleh pemerintah secara terpusat. Kebebasan untuk melakukan kegiatan
ekonomi dibatasi sehingga inisiatif perorangan tidak dapat berkembang.
Pada umumnya sistem ekonomi terpusat ini diterapkan pada negara-negara yang
menganut paham komunis. Namun karena kurang sesuai dengan aspirasi rakyat, akhirakhir ini sudah ditinggalkan.
– Sistem Ekonomi Pasar
Pada sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi diharapkan dapat berjalan bebas sesuai
dengan mekanisme pasar.
Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga mendorong masyarakat untuk
bekerja lebih giat dan efisien. Dengan demikian bagi produsen memungkinkan
memperoleh laba sebesar-besarnya. Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, pada akhirnya
produsen akan menyesuaikan dengan keinginan dan daya beli konsumen.
Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya persaingan secara bebas.
Akibatnya yang kuat bertambah kuat, sedang yang lemah semakin terdesak tidak berdaya.
Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan
perundang-undangan yang dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang
terkendali, bukan ekonomi bebas lagi.
– Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran pada umumnya ditetapkan pada negara-negara berkembang.
Dalam sistem ini sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui. Hal ini berarti di
samping sektor swasta, terdapat pula badan perencana negara yang merencanakan arah
dan perkembangan ekonomi.
Sistem ekonomi campuran ini dasarnya merupakan perpaduan antara sistem ekonomi
terpusat dengan sistem ekonomi pasar.

Untuk lebih memahami sistem ekonomi, coba Anda isi ciri-ciri sistem ekonomi di bawah
ini: