Hukum Perdagangan Internasional World Tr

Nama: Muhammad Suprani
NPM: 1316071051
Mata Kuliah: Politik Internasional

ESSAY HUKUM INTERNASIONAL (HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL)

“Hukum Perdagangan Internasional Memandang Permasalahan World Trade
Organization sebagai Badan Perdagangan Dunia dalam Upaya Perdamaian
Dunia”

“The law of nations or international law, may be defined as the body of rules and
principles of actions wich are binding upon civilized in their relations with another1.”
Sebuah ungkapan yang dinyatakan oleh J.L Brierly mengenai Hukum Internasional
yang dapat diartikan sebagai kumpulan dari ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip
mengenai perbuatan-perbuatan yang mengikat diantara negara-negara yang beradab
di dalam hubungan mereka satu sama lain.
Dengan jelas, dapat kita ambil sebuah arti bahwa Hukum Internasional merupakan
ketentuan dan prinsip yang mengatur dan mengikat negara-negara dalam menjalin
hubungan dengan negara lain di dunia internasional.
Sementara, menurut Mochtar Kusumaatmaja (1997:3): Hukum Internasional ialah

keseluruhan kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara-negara, antara:
i.
ii.

Negara dengan negara
Negara dengan subjek hukum bukan negara, dan

1 Ungkapan yang disampaikan oleh J.L Brierly sebagai penulis hukum internasional tertua dalam
bukunya The Law of Nations 6th Edition, edited by Sir Humphery Waldock, Oxford, London. Dikutip dari
buku Tahar, Abdul Muthalib. 2013. Hukum Internasional dan perkembangannya, cetakan II, PKKPU FH
UNILA, Bandarlampung.

iii.

Subjek hukum bukan negara satu sama lain.2

Selain menjelaskan makna Hukum Internasional, dalam essay ini juga akan dibahas
mengenai seberapa penting Hukum Internasional dalam mewujudkan perdamaian
dunia, lalu bagian dari Hukum Internasional yaitu Hukum Perdagangan Internasional,

dan mengangkat satu kasus yaitu dalam penyelenggaraan World Trade Organization.
Sehingga dapat disimpulkan menjadi sebuah tesis yaitu: Bagaimana hukum
perdagangan internasional memandang permasalahan World Trade Organization
sebagai badan perdagangan dunia dalam upaya perdamaian dunia ?
Sebagai sebuah pemikiran logika, Hukum Internasional merupakan hal yang penting
untuk menciptakan perdamaian dunia, karena dengan adanya hukum internasional
maka negara tidak akan bisa melakukan kebijakan yang dapat merugikan semua
pihak dan mengatur bagaimana negara dapat menjalankan perannya di dunia
internasional dengan baik dan tertata, sehingga negara tidak bisa melakukan tindakan
anarki dengan menyalahi aturan-aturan yang telah disepakati sebagai sebuah
perjanjian. Dan hal ini tentu saja apabila hukum internasional ditaati dan disepakati
secara bersama maka perdamaian di dunia pasti akan terwujud
Melihat pemikiran logika mengenai hukum internasional diatas, maka didalam essay
ini, saya mengambil contoh Hukum Perdagangan Internasional.
Hukum perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari Hukum
Internasional yang mengatur tentang berlangsungnya perdagangan barang, jasa, dan
perlindungan hakatas kekayaan intelektual, yang terdiri dari aturan-aturan hukum
yang memiliki pengaruh langsung terhadap perdagangan internasional secara umum.3
Sehingga, dalam pelaksanaannya hukum perdagangan internasional memiliki aturan
tersendiri yang dijadikan sebagai tolak ukur, untuk mengatur perdagangan yang

terjadi di dunia. Namun, beberapa tokoh dunia masih ada yang kurang sependapat
2 Dalam buku Kusumaatmadja, Mochtar. 1997. Pengantar Hukum Internasional, cetakan VIII,
Binacipta, Bandung.
3 Pandangan dari Hercules Booysens dalam buku Sood, Muhammad. 2011. Hukum Perdagangan
Internasional, Cetakan ke 2. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada pada halaman ke 21

dengan pernyataan bahwa hukum perdagangan internasional merupakan bagian dari
hukum internasional. Salah satunya adalah Michelle Sanson yang lebih berpendapat
bahwa hukum perdagangan internasional hanya sebuah regulasi yang objek kajian
jelasnya hanya membahas mengenai jual beli barang, jasa, dan teknologi.4
Adanya perbedaan pandangan dalam menilai apakah hukum perdagangan
internasional merupakan bagian dari hukum internasional atau justru hanya sebuah
regulasi, menurut saya hal tersebut sudah biasa untuk menjadi bahan perdebatan tapi
saya sendiri menilai hukum perdagangan internasional merupakan salah satu bagian
dari hukum internasional karena dalam pelaksanaannya hukum perdagangan
internasional melibatkan negara-negara dan lembaga-lembaga internasional serta
melibatkan pihak dari negara yang berbeda untuk melakukan transaksi dagang
internasional. Jelas bahwa hukum perdagangan internasional sudah memasukkan dua
aspek hukum yaitu: Public International Law dan Private International Law,
sehingga menurut saya bisa dikatakan bahwa hukum perdagangan internasional bisa

dikatakan bagian dari hukum internasional.5
Pembahasan mengenai perdagangan internasional tidak akan lengkap apabila saya
tidak memasukkan Organisasi/badan dunia mengenai perdagangan internasional
yaitu: World Trade Organization. World Trade Organization merupakan organisasi
yang terbentuk setelah menggantikan General Agreement on Tariff and Trade pada 1
Januari 1995.6 Dalam berjalannya organisasi World Trade Organization terdapat
beberapa prinsip-prinsip Hukum Perdagangan Internasional yang harus dipegang
yaitu: Prinsip Most Favoured Nation, Prinsip National Treatment, Prinsip Larangan
Restriksi (Pembatasan) Kuantitatif, Prinsip Perlindungan melalui Tarif, Prinsip
Resiporitas, Perlakuan Khusus Bagi Negara Sedang Berkembang7. Didalam World
4 Ibid, pernyataannya adalah: “International trade law can be defined as the regulation of the conduct
of parties involved in the exchange of goods, service and technology between nations.”
5 Ibid, pernyataan dari Ray August, International Bussiness Law, Tax Cases and Readings, (Upper
Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Education, Prentice Hall, 2004), Page 1.
6 Dilihat dari www.wto.org pada tanggal 8 Desember 2014 pada pukul 08.35 WIB
7 Dalam buku Adolf, Hualaf. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Ed.1 1. Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada halaman 108-118

Trade Organization sendiri, terdapat konflik yang terjadi diantara anggotanya yaitu
antara negara maju dan negara berkembang.

Ketimpangan ini didapatkan berdasarkan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh World
Trade Organization tersendiri, sebagai sebuah contoh dapat diambil sebuah kebijakan
WTO yaitu: Special Safeguard Mechanism. Special Safeguard Mechanism
merupakan hak yang dimiliki oleh setiap negara anggota WTO untuk
mempertahankan produk vital negaranya agar dikecualikan didalam pengurangan
tarif impor melalui sistem ini, namun dalam eksekusinya, hak istimewa yang
diberikan oleh WTO ini tidak bisa dirasakan oleh negara-negara berkembang karena
apabila negara-negara berkembang memakai hak ini, negara-negara maju akan
melakukan penghentian bantuan subsidi dan melakukan komitmen hutang sebagai
bentuk interdependensinya. Jelas disini tidak terdapat prinsip dasar Most Favoured
Nation dan tujuan dasar dari dibentuknya World Trade Organization sendiri yaitu
untuk mensejahterakan setiap anggotanya dengan sistem perdagangan yang lebih
bebas.
Lalu, World Trade Organization sendiri mempunyai agenda untuk mengaspirasikan
kepentingan dari semua negara untuk mencapai tujuan bersama dan bersama-sama
memperoleh keuntungan dalam setiap keputusan. Tetapi, World Trade Organization
dalam kenyataannya justru membawa agenda kepentingan negara maju. Terlihat
dalam poin-poin dan prioritas perjanjian justru sangat menguntungkan negara maju.
Contohnya didalam Intellectual Property Right dan Paket Bali.8
Dalam kasus World Trade Organization ini dimanakah peran dari Hukum

perdagangan internasional melihat permasalahan ketimpangan antara anggota negara

8 Didalam Paket Bali Terdapat 3 isi yang ada didalam paket Bali tersebut yaitu: Perjanjian Trade Facilitation,

perjanjian pertanian, dan pembangunan Least Developed Countries (LDCs atau negara berkembang kebawah).
Lalu, dari mana kejanggalannya ? Pada perjanjian pertanian yang terangkum dalam Paket Bali, Trade Facilitation
dimana setiap negara berkembang diberikan subsidi pertanian dalam negeri selama 6 bulan oleh negara maju
dan hasilnya untuk diekspor ke negara maju tersebut. Hal ini justru merugikan negara berkembang, karena
negara berkembang justru akan mengalami ketergantungan dengan modal yang diberikan oleh negara maju dan
bisa menambah hutang negara berkembang.

berkembang dan maju ? Sebelum menjawab hal tersebut ini ada skema tentang forum
penyelesaian sengketa/konflik dalam hukum perdagangan internasional.9
Negosiasi

Mediasi

Fakta-fakta
(Inquiry)


Arbitrase

Konsiliasi

Pengadilan Internasional
atau cara-cara lain yang
disepakati oleh para pihak

Hasil Keputusan

Dalam kasus diantara negara anggota negara maju dan berkembang World Trade
Organization ini sendiri belum ada kasus yang sampai ke Mahkamah Internasional
(International Court of Justice) karena menurut beberapa sarjana, kurang begitu
diminati oleh negara-negara10. Dalam kasus ketimpangan World Trade Organization
ini, Hukum Perdagangan Internasional dalam menyelesaikan kasus ini hanya
merekomendasikan forum penyelesaian konflik kepada World Trade Organization,
karena World Trade Organization sebagai organisasi internasional memiliki hak untuk
mengatur anggotanya terlebih dahulu, apabila tidak sanggup maka baru Hukum
Perdagangan Internasional yang menanganinya.
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Hukum Perdagangan Internasional

sebenarnya cukup efektif dalam menjaga perdamaian dunia, apabila benar-benar
diperhatikan bagaimana negara-negara berkembang, miskin, dan maju dapat
mengatur agar tidak mendapatkan kerugian dengan menjalankan hukum Perdagangan
9 Forum penyelesaian sengketa dalam hukum perdagangan internasional yang juga masuk kedalam Pasal 33

Piagam PBB yang berbunyi: “The parties to any dispute, the continuance of which is likely to endanger to
maintenance of international peace and security, shall, first of all, seek, a solution be negotiation, enquiry,
mediation, conciliation, arbitration, judicial settlement, resort to regional agencies or arrangements, or other
peaceful means of their own choice”

10 Dalam buku Adolf, Hualaf. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Ed.1 1. Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada halaman 211 yang dikutip dari Palith TB, Kohona. Op.cit, hlm. 192; Verloren
van Themaat, The Changing Structure of International Economic Law, (the Netherlands: Martinus
Nijhoff Publishers, 1981), hlm. 189.

Internasional ini sendiri. Namun, kalau masih seperti ini Hukum Perdagangan
Internasional belum efektif untuk menjaga perdamaian dunia karena masih belum
bisa menyelesaikan permasalahan.
Dan secara garis besar sebenarnya keefektifitasan Hukum Internasional dalam
menjaga perdamaian dunia dapat saya katakan efektif namun perlu perbaikan, karena

hukum itu berasal dari norma-norma yang ada, sementara banyak norma yang dipakai
justru dari barat yang tidak semua bagian ini memakai norma dari barat. Sehingga
diperlukan keselarasan kembali untuk mengoptimalkan keefektifitasan dari Hukum
Internasional itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Adolf, Hualaf. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Cet 1. Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada
Dirdjosisworo, Soedjono. 2006. Pengantar Hukum Dagang Internasional. Cet. 1.
Bandung: PT Refika Aditama
Sood, Muhammad. 2011. Hukum Perdagangan Internasional, Cet. 2. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Tahar, Abdul Muthalib. 2013. Hukum Internasional dan Perkembangannya. Cet. 2.
Bandarlampung: PKKPU FH UNILA
INTERNET
www.wto.org understanding the wto: overview, diakses 8 Desember 2014 pukul
07.00 WIB
http://www.neraca.co.id/perdagangan/35668/Menanti-Mujarabnya-Paket-Bali-diWTO/4, diakses pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 07.02 WIB

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/30/1511570/IGJ.Paket.Bali.Tak.Lay

ak.Diloloskan diakses pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 07.07 WIB
http://academia.edu diakses pada tanggal 8 Desember 2014 Pukul 07.10 WIB
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1hubunganinternasional/206613018/Bab
%201.pdf diakses pada tanggal 8 Desember 2014 Pukul 07.30 WIB
http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20371/1/Kajian-Yuridis-tentang-ProsesPenyelesaian-Sengketa-di%0D%0AWorld-Trade-Organization-%28WTO%29Menurut-Perspektif-Negara-Berkembang.pdf diakses pada tanggal 8 Desember 2014
Pukul 09.30 WIB
http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/index.php/jsp/article/view/263 diakses pada
tanggal 8 Desember 2014 Pukul 09.37 WIB
http://law.uii.ac.id/images/stories/Jurnal%20Hukum/5%20Nandang.pdf diakses pada
tanggal 8 Desember 2014 Pukul 09.42 WIB
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/35978 diakses pada tanggal 8 Desember
2014 Pukul 09.42 WIB