CIRI CIRI TAQWA dan UPAYA MENGEMBANGKANN

CIRI-CIRI TAQWA dan
UPAYA MENGEMBANGKANNYA

MAKALAH

Disusun oleh :

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Islam adalah agama yang paling benar, ajaran didalamnya mengandung banyak makna dan
pa’idah-pa’idah untuk kesalamatan dan kemaslahatan. Dalam islam kita diwajibkan untuk
beriman dan bertaqwa kepada Allah yang maha kuasa, di dalam Al-Qur’an disebutkan : Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepadaNya, dan

janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Qs. Al-Imran (3)
ayat (102).

Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai panduan bagi manusia diantaranya, untuk meraih iman
dan taqwa yang sempurna, orang perlu taat sebenar-benarnya mengikuti perintah-perintah Allah
untuk meraih iman dan taqwa tersebut. Tapi pada jaman moderen sekarang ini, banyak manusia
yang salah dalam mengartikan iman dan taqwa, nah’ di Makalah ini penulis ingin mengungkap /
membedah apa itu Iman dan Taqwa.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dan disusun oleh penulis dalam makalah ini, hanya dibatasi / hanya
merumuskan tentang masalah Keimanan dan Ketaqwa’an. Hal ini hanya mencakup tentang
pengertian iman dan taqwa serta perkembangannya dalam kehidupan moderen. Karena
kurangnya pengalaman serta ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis dalam penulisan makalah
ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Iman

Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama
karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakuakan apa yang diperintahkan dan
apa yang dilarang. Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti atau poko-pokok
kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama islam. Kata iman juga berasal dari
kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya.
Selain itu, keimanan adalah suatu kepercaya’an / keyakinan yang tertanam dalam hati yang
dibuktikan melalui sikap / tindakan, Setiap manusia yang sepenuh hati beriman kepada Allah swt
memenuhi semua perintahNya dan menjahui segala apa yang dilarangNya. Keimanan adalah
perbuatan yang apa bila diibaratkan sebuah puhun mempunyai cabang-cabang, diantara cabangcabang iman yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah swt.
Iman bukan hanya percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat
amal shaleh. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinan. Adapun orang
yang beriman disebut mukmin.
1.

Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:

a.


Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan Kebenaran yang disampaikan).
b. Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran).
c. Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul).
2
Proses terbentuknya iman

Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pembinaan yang
berkesinambungan. Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung
sangat berpengaruh terhadap iman seseorang.
2.

Tanda-tanda orang beriman :

a.

Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah tidak lepas dari syraf
memorinya.

b.


Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah atau mengharapkan
keridhaan Allah semata.

c.

Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintah-perintahnya serta
menjahui segala apa yang dilarangnya.

d.

Menafkahkan rizki yang diterima dijalan Allah.

e.

Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.

f.

Memelihara amanah dan menepati janji.


3.

Manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :

a.

Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda.

b.

Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.

c.

Iman memberikan ketentraman jiwa.

d.

Iman mewujudkan kehidupan yang baik.


e.

Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

f.

Iman memberikan keberuntungan.

3
B. TAQWA

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga, memelihara dan
melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memlihara
keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten
(istiqomah). Karakteristik orang-orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan.
1.

Memelihara fitrahnya iman.


2.

Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.

3.

Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

4.

Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.

5.

Sabar disaat kepayahan atau mendapat cubaan.
Dalam aspeknya taqwa mempunyai hubungan-hubungan, diantaranya :

1.

Hubungan taqwa dengan Allah. Maksudnya: Seseorang yang bertaqwa (muttaqi) adalah orang

yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubunganNya setiap saat serta
melaksanakan perintah dan menjahui larangannya.

2.

Hubungan taqwa dengan sesama manusia, maksudnya: hubungan dengan Allah menjadi dasar
bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari peranannya di
tengah-tengah masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong
orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan. Karena itu,
orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong dan kerja sama dalam bentuk
kebaikan dan kebajikan. Pada surat Al-Baqarah ayat 177, menerangkan bahwa diantara ciri-ciri
orang bertaqwa itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab Allah.
4

3.

Hubungan taqwa dengan diri sendiri, maksudnya : Dalam hubungan dengan diri sendiri
ketaqwaan ditandai dengan ciri-ciri antara lain:

a.


Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan,
maupun musibah yang menimpanya.

b.

Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar, dan usaha kepada Allah.

c.

Syukur, yaitu sikap berterimakasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesama manusia.

d.

Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari
komitmen dirinya terhadap kebenaran.

4.

Hubungan taqwa dengan lingkungan hidup, maksudnya : Manusia yang bertaqwa adalah

manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subyek yang
bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungannya dengan sebaiksebaiknya. Bagi orang yang bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus
disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan memelihara dengan
sebaik-baiknya.

C. Iman dan Taqwa Dalam Kehidupan Moderen

Dalam kehidupan yang moderen saat ini telah banyak timbul kekacauan-kekacauan di bumi
ini. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya tingkat keimanan dan ketaqwaan manusia
kepada Allah SWT. Banyak sekali kejadian dan contoh-contoh akibat dari semakin menipisnya
iman dan ketaqwaan itu. Sebagai seorang muslim marilah kita terus meningkatkan iman dan
ketaqwa’an kepada Allah SWT, dengan mengerjakan perintahNya dan menjahui apa-apa yang
dilarangNya.
5
Dengan semakin berkembangnya zaman, banyak dampak positif yang dapat kita ambil tetapi
cukup banyak pula dampak negatif yang ditimbulkan. Agar kita terjauh dari dampak nigatif pada
perkembangan zaman yang moderen ini, seyugyanya kita harus menjaga diri dari apa-apa yang

dilarang Allah seperti berbuat maksyiat dan lain sebagainya. Dampak-dampak negatif itu dapat

terjadi karena landasan kehidupan atau iman dan taqwa manusia kepada Allah mulai goyah. Hal
ini akan menyebabkan manusia bertindak dengan hanya mengandalkan hawa nafsu tanpa
melibatkan akal dan pikiran. Mereka akan bertindak semau mereka sendiri dan akan mengejar
nikmat duniawi tanpa memperdulikan nilai-nilai dan norma-norma agama serta pendidikan.
Berikut ini ada beberapa permasalahan masyarakat kita dalam kehidupan moderen saat ini.
1.

Agama dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dengan pengaturan kehidupan.

2.

Pola hidup masyarakat bergeser dari social-religius kearah masyarakat individual materialistis
dan sekuler.

3.

Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif.

4.

Hubungan keluarga yang semula erat dan kuat cenderung menjadi longgar dan rapuh.

5.

Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat cenderung berubah menjadi masyarakat modern
yang bercorak sekuler atau tidak menujukkan akhlak keislamannya.

6.

Lembaga perkawinan mulai diragukan dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup
bersama tanpa nikah.

7.

Ambisi kerier dan materi yang tidak terkendali mengganggu hubungan interpersonal baik
dalam keluarga maupun masyarakat.

8.

Jaminan terhadap kesehatan bagi masyarakat juga semakin jauh.

6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Iman adalah rasa percaya yang dibenarkan oleh hati diucapkan lisan dan ditunjukan dalam
perbuatan. Iman kepada Allah artinya meyakini dan membenarkan adanya Allah, satu-satunya
pencipta dan pemelihara alam semesta dengan segala kesempurnaanya.
Taqwa yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi, maka taqwa dapat diartikan
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh
dan konsisten.
Dalam kehidupan zaman moderen saat ini, moto keimanan kita sering guyah karena
banyaknya hal-hal atau tuntunan yang mengarah kepada kemaksyiatan, sebagai muslim marilah
kita menjaga diri dan hati dari segala perbuatan yang dilarang Allah, dan selalu berusaha untuk
lebih memperbaiki diri.
Sebagai umat islam yang baik, kita harus meningkatkan mutu iman dan ketaqwaan kepada
Allah swt agar mendapatkan ketentraman lahir dan batin.
B. Saran
1)

Sebagai umat islam kita harus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

2)

Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, kita harus melaksanakan perintah-perintah Allah
dan menjahui segala apa yang dilarangNya.

3)

Marilah kita mengaflikasikan perintah Allah yang maknanya "... Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar..(memudahkan jalannya untuk
sukses)"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65:2-3).
7

4)

Dalam mengamalkan iman dan taqwa harus konsisten (istiqomah).

5)

Dalam kehidupan yang moderen saat ini, kita harus menjaga keimanan dan ketaqwaan, agar
kita tidak terjerumus kedalam kesesatan.

6)

Dimuhun kepada pembaca apabila dalam penulisan makalah ini ada kejanggalan / kesalahan
dalam penulisan maupun makna dalam bacaan, untuk memberi masukan kepada kami sebagai
penulis. Karena manusia tak ada yang sempurna dan kesempurnaan itu yang milik Allah SWT.

8
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Muhammad. 1997. Pendidikan Agama Islam untuk SLTP. Jakarta. Erlangga

Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta.
Depatemen Agama RI
Ahmadi Abu, dkk. 1991. Dasar-Dasar Penddikan Agama Islam. Jakarta. Bumi Aksara
Darajat, Zakiah, dkk. 1986. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta. Departemen Agama RI