ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA COST

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA
COST RECOVERY RATE (CRR) DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN SITTI
‘AISYAH SURABAYA
(Analysis Of Factors Cause Low Cost Recovery Rate In Childrens And Maternity Sitti 'Aisha’s
Hospital Surabaya)
EKA WILDA FAIDA
Email: ekawildafaida@gmail.com
ABSTRAK
Latarbelakang: Kemandirian rumah sakit non pemerintah mempunyai kewenangan untuk menggunakan
penerimaan fungsionalnya secara langsung (Sekretaris Kabinet RI, 1991). Melalui penertiban akuntansi secara
mendasar rumah sakit swasta harus dapat mempertahankan hidup dan mengembangkan rumah sakit dengan biaya
mandiri secara bertahap. Pentingnya Cost Recovery Rate (CRR) sebagai alat penentuan efisiensi, adalah bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pendapatan rumah sakit dapat menutupi biaya yang dikeluarkan (Pudjiraharjo,1998).
Angka CRR di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah pada 2011 sebesar 95% dan 2012 sebesar 98% sehingga
selama 2 tahun treakhir adalah < 100%. Idealnya CRR adalah > 1 atau > 100%. Jika CRR = 1 atau CRR = 100%, artinya
organisasi tersebut belum memperoleh keuntungan, secara financial tidak ada selisih antara pendapatan dengan
pengeluaran (Wulandari,2003). Sehingga tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab
rendahnya CRR. Metode: Berdasarkan dari waktu termasuk penelitian cross sectional yang dilakukan secara
observasional. Alat pengumpul data menggunakan tabel analisis data sekunder. Obyek penelitian adalah program kerja
tahunan dan laporan kerja tahunan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya tahun 2014 dan tahun 2015.
Hasil: penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab rendahnya CRR adalah jika dilihat dari aspek pendapatan adalah

rendahnya tarif dan jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap serta jumlah kunjungan Tempat Penitipan Anak
(TPA). Jika dilihat dari aspek biaya adalah besarnya biaya operasional di laundry, kantor, rawat jalan, pegawai,
transportasi, biaya bahan habis pakai non medis, biaya listrik telepon air. Saran: Pembuatan laporan penerimaan dan
pengeluaran rumah sakit perlu dibedakan untuk setiap pusat biaya/ setiap ruangan sehingga dapat diketahui efisiensi
setiap pusat biaya, meningkatkan fungsi marketing rumah sakit seperti penyebaran brosur, membuka jenis pelayanan
baru yang lebih inovatif dan unik.
Kata kunci: Pendapatan, Biaya, Cost Recovery Rate

ABSTRACT
Background: Independence of non-governmental hospital has the authority to use revenue directly functional (RI
Cabinet Secretary, 1991). Through the control of fundamental accounting private hospitals should be able to survive
and develop independent hospitals with costs gradually. The Importance of Cost Recovery Rate (CRR) as a means of
determining the efficiency, is intended to determine the extent to which income can cover hospital costs (Pudjiraharjo,
1998). Figures CRR at Children's Hospital And Maternity Sitti 'A'isha by 95% in 2011 and 2012 by 98%, resulting in
over 2 years treakhir is 1 or> 100%. If CRR or CRR = 1 = 100%, meaning that the
organization has not benefited, financially there is no difference between revenue expenditure, So that the general
purpose of this study was to analyze the factors causing low CRR. Based on the time, including cross-sectional study
conducted observational. Methode: Data collection tool using secondary data analysis table. Object of study is the
annual work program and annual work report Children's Hospital And Maternity Sitti 'Aisha Surabaya in 2014 and in
2015. Results: showed that the factors causing low CRR is when viewed from the aspect of income is the low rate and

the number of outpatient visits and inpatient as well as the number of visits Daycare (TPA). When viewed from the
aspect of cost is the cost of operating in the laundry, office, outpatient, personnel, transportation, cost of non-medical
consumables, the cost of electricity water telephone. Recommendation: Preparing reports revenues and expenditures of
the hospital should be differentiated for each cost center / any room so it can know the efficiency of each center costs ,
improving marketing functions of the hospital such as the distribution of brochures , opening new types of services that
are more innovative and unique
Keywords: Revenue, Cost, Cost Recovery Rate

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Melalui penertiban akuntansi secara mendasar
rumah
sakit
swasta
harus
dapat
mempertahankan hidup dan mengembangkan
rumah sakit dengan biaya mandiri secara
bertahap. Tahap pertama pengelolah rumah
sakit harus dapat menutupi biaya rutin atau

operasional, tidak termasuk gaji dari
pendapatan rumah sakit. Tahap berikutnya
pengelolah rumah sakit diharapkan dapat
menutupi biaya rutin atau operasional termasuk
gaji dari pendapatan rumah sakit. Tahap akhir
pengelolah rumah sakit diharapkan dapat
menutupi seluruh biaya yang terdiri dari biaya
rutin atau operasional termasuk gaji dan biaya
pengembangan atau investasi (Soejadi,1996)
Adapun suatu biaya dapat dikatakan sebagai
penyebab rendahnya Cost Recovery Rate
apabila pada jangka pendek dengan alokasi
waktu kurang dari 1 tahun pendapatan rumah
sakit tidak mampu menutupi biaya operasional
saja tanpa memikirkan biaya investasi, pada
jangka menengah dengan alokasi waktu 5 tahun
pendapatan rumah sakit tidak mampu menutupi
biaya operasional dan biaya pemeliharaan, pada
jangka panjang dengan alokasi waktu lebih dari
5 tahun pendapatan rumah sakit tidak mampu

menutupi biaya operasional dan biaya investasi
(Indrastuti R ,2000)
Pentingnya Cost Recovery Rate (CRR) sebagai
alat penentuan efisiensi, adalah bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pendapatan rumah
sakit dapat menutupi biaya yang dikeluarkan
rumah sakit (Pudjiraharjo,1998). Melalui Cost
Recovery Rate (CRR) pula kita dapat
mengetahui dan menggambarkan bagaimana
hubungan antara hasil yang dicapai suatu usaha
yang dilakukan dengan sumberdaya yang
dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk
atau output tertentu. Idealnya CRR disuatu
organisasi haruslah > 1 atau > 100%.

Jika CRR = 1 atau CRR = 100%, artinya
organisasi
tersebut
belum
memperoleh

keuntungan, secara financial tidak ada selisih
antara
pendapatan dengan pengeluaran
(Wulandari,2003).
Oleh karena itu mengingat betapa pentingnya
Cost Recovery rate (CRR) sebagai alat
penentuan efisiensi, maka melalui pengelolaan
rumah sakit secara mandiri dan efisien
berdasarkan
CRR
diharapkan
mampu
meningkatkan pendapatan fungsional, mampu
mengendalikan biaya yang dikeluarkan, mampu
menutupi biaya operasional, pemeliharaan dan
investasi yang dikeluarkan melalui keuntungan
yang diperoleh dari pendapatan, mampu
meningkatkan laba, efisiensi, kualitas, kinerja
dan citra rumah sakit yang bagus. Lambat laun
juga akan menimbulkan surplus secara ekonomi

dan
membawa
dampak
positif
bagi
kesejahteraan karyawan dan agar tidak terjadi
pemborosan yang diinginkan.
Ketidak efisiensian Rumah Sakit Anak Dan
Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya dapat
ditunjukkan bahwa berturut turut pada tahun
2014 dan tahun 2015 pendapatan lebih kecil
dibanding tingkat biaya yang dikeluarkan oleh
rumah sakit, sehingga dapat berdampak pada
rendahnya tingkat Cost Recovery Rate (CRR)
rumah sakit.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan
masalah adalah: 1) Bagaimana proporsi biaya
yang meliputi biaya investasi, biaya operasional
dan biaya pemeliharaan di RSAB Sitti ‘Aisyah

Surabaya?, 2) Bagaimana proporsi pendapatan
yang meliputi pendapatan rawat jalan, rawat
inap, dan TPA di RSAB Sitti ‘Aisyah
Surabaya?, 3) Berapakah jumlah output actual
dan normatif pelayanan di RSAB Sitti ‘Aisyah
Surabaya?, 4) Berapakah biaya satuan actual
dan normatif di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya?,
5)Apakah tarif yang berlaku sudah rasional

dibandingkan dengan biaya satuan di RSAB
Sitti ‘Aisyah Surabaya?, 6)Apakah total biaya
dan total pendapatan merupakan penyebab
rendahnya CRR di RSAB Sitti ‘Aisyah
Surabaya?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum adalah menganalisis penyebab
rendahnya Cost Recovery Rate (CRR) di Rumah
Sakit Anak Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah
Surabaya. Tujuan Khusus adalah : 1)
Menghitung proporsi biaya yang meliputi biaya

investasi, biaya operasional, dan biaya
pemeliharaan di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya,
2) Menghitung proporsi pendapatan yang
meliputi pendapatan rawat jalan, rawat inap,
dan TPA di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya,
3) Menghitung jumlah output actual dan
normatif pelayanan di RSAB Sitti ‘Aisyah
Surabaya, 4) Menghitung biaya satuan actual
dan normatif di RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya,
5) Menghitung kerasionalan tarif di RSAB Sitti
‘Aisyah Surabaya dibandingkan biaya satuan,
6) Menganalisis total biaya dan total
pendapatan terhadap CRR di RSAB Sitti
‘Aisyah Surabaya.

dan laporan kerja tahunan Rumah Sakit Anak
Dan Bersalin Sitti ‘Aisyah Surabaya tahun 2011
dan tahun 2012. Teknik pengumpulan data
dengan observasi laporan mengenai: kunjungan
pasien, keuangan, obat dan alat kesehatan,

bahan non medis (plastik obat, kapas, alat tulis
kantor), inventaris rumah sakit, jumlah
pegawai.
Kerangka Konseptual
Biaya
Investasi

Biaya
Operasional

Total
Cost

Biaya
Pemeliharaan

Utilitas
Konstanta
a. Kebijakan
Finansial

Rumah
Sakit
b. ATP/WTP

Unit
Cost

METODE
Berdasarkan dari waktu, penelitian ini termasuk
penelitian cross sectional yang dilakukan
secara
observasional,
yaitu
dilakukan
pengamatan satu kali dalam saat tertentu saja.
Berdasarkan dari kegiatan, penelitian ini
termasuk jenis analisis data sekunder, dengan
tujuan untuk menganalisis penyebab rendahnya
Cost Recovery Rate (CRR) di Rumah Sakit
Anak Dan Bersalin Siti ‘Aisyah Surabaya. Alat

pengumpul data menggunakan tabel analisis
data sekunder. Berdasarkan dari sifatnya,
penelitian ini termasuk penelitian diskriptif,
ka`rena peneliti bermaksud menjelaskan
penyebab rendahnya keadaan Cost Recovery
Rate (CRR) pada obyek yang akan diteliti.
Obyek penelitian adalah program kerja tahunan

Tarif

Pendapatan

CRR
(Cost Recovery Rate)

Gambar 1. Kerangka Konseptual CRR

:Diteliti
:Tidak Diteliti

Keterangan
kerangka
konseptual
analisis penyebab rendahnya Cost Recovery
Rate (CRR) adalah: Total cost adalah seluruh
biaya produksi atau keseluruhan input yang
meliputi biaya investasi, biaya operasional, dan
biaya pemeliharaan yang dipakai untuk
menghasilkan suatu produk atau output.
Pendapatan adalah hasil perkalian antara tarif
dengan utilitas (jumlah pelayanan yang
dimanfaatkan oleh pasien). Sedangkan untuk
perhitungan tarif yang diharapkan dapat
menambah jumlah pendapatan ataupun dapat
menutupi biaya yang telah dikeluarkan adalah
melalui perhitungan unit cost yang berdasarkan
analisis biaya ditambah dengan konstanta.
Semakin tinggi tarif dan semakin banyak
jumlah pelayanan yang dimanfaatkan oleh
pasien maka akan semakin memperbesar
jumlah pendapatan.
Cost Recovery Rate (CRR) adalah
perbandingan antara pendapatan dengan biaya
yang dikeluarkan. Hasil yang dibawah 100%
menunjukkan bahwa rumah sakit masih belum
mampu mencukupi kebutuhan kegiatannya,
sehingga diharapkan CRR rumah sakit adalah
sama dengan 100% yang berarti dapat
mencukupi kebutuhan kegiatannya atau lebih
besar 100% yang berarti telah lebih dari cukup
untuk memenuhi kebutuhan kegiatannya. Setiap
perubahan dari salah satu komponen biaya atau
pendapatan berdampak terhadap besar kecilnya
CRR.
Dengan hasil Cost Recovery Rate yang
masih dibawah 100% maka diperlukan upaya
analisis penyebab rendahnya Cost Recovery
Rate. Agar dapat dilakukan Cost Containment
dan upaya untuk memperbaikinya.

HASIL PENELITIAN
Proporsi Biaya
Dari rincian biaya asli RSAB Sitti ‘Aisyah
terbesar adalah untuk biaya operasional sebesar
76% dari total biaya asli. Dari biaya operasional
ini yang paling banyak ada pada biaya pegawai
rawat inap sebesar 15%. Sedangkan biaya
operasional terkecil yang dikeluarkan ada pada
biaya bahan habis pakai non medis di laundry
sebesar 0,05%. Biaya pemeliharaan yang
dikeluarkan RSAB Sitti ‘Aisyah adalah paling
kecil dengan prosentase sebesar 2% dari total
biaya asli. Dari biaya pemeliharaan ini yang
paling banyak dikeluarkan ada pada biaya
pemeliharaan gedung rawat inap sebesar 41%
dari total biaya pemeliharaan karena luas
gedung untuk rawat inap adalah cukup luas.
Sedangkan biaya pemeliharaan yang paling
kecil dikeluarkan adalah pada pemeliharaan alat
non medis di laundry sebesar 0,06% dari total
biaya pemeliharaan. Biaya investasi RSAB Sitti
‘Aisyah adalah sebesar 22% dari total biaya
asli. Biaya investasi yang paling banyak
dikeluarkan adalah pada alat medis rawat inap
sebesar 30% dari total biaya investasi.
Proporsi Pendapatan
Tabel 1. Proporsi Pendapatan RSAB Sitti
‘Aisyah Surabaya Tahun 2015
Jenis Pendapatan

Jumlah Pendapatan

a. Pendapatan rawat jalan

Rp 243.900.000
(36%)
Rp 348.840.000
(52%)
Rp 78.850.000
(12%)
Rp 671.590.000
(100%)

b. Pendapatan rawat inap
c. Pendapatan TPA
Total Pendapatan
Fungsional

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
pendapatan fungsional RSAB Sitti ‘Aisyah
adalah sebesar Rp 671.590.000. Dengan

pendapatan terkecil di unit TPA sebesar 12%
dari total pendapatan fungsional. Pendapatan
terbesar di unit rawat inap sebesar 52% dari
total pendapatan fungsional.
Output actual dan normatif
Tabel 2. Output Actual Pelayanan RSAB Sitti
‘Aisyah Surabaya Tahun 2015
Pusat Biaya Produksi
Rawat Jalan
Rawat Inap
TPA
Total

Jumlah Output Actual
8.130 jumlah kunjungan
pasien
2.907 jumlah hari rawat
pasien
3.154 jumlah hari anak
dititipkan
14.191

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa output
actual rawat jalan adalah 8.130 jumlah
kunjungan pasien. Output rawat inap adalah
sebesar 2.907 jumlah hari rawat pasien. Output
TPA adalah sebesar 3.154 jumlah hari anak
dititipkan. Total output actual selama 1 tahun
adalah 14.191.
Tabel 3. Output Normatif Pelayanan RSAB
Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun 2015
No
1

Pusat Biaya
Produksi
Rawat Jalan

2

Rawat Inap

3

TPA
Total

Jumlah Output Normatif
9.216 jumlah kunjungan
pasien
6.480 jumlah hari rawat
pasien
4.800 jumlah hari
anak dititipkan
20.498

Pada tabel diatas perhitungan output normatif
rawat jalan adalah berdasarkan pada standar
pasien untuk sehari adalah (480 menit dibagi 15
menit per pasien= 32 pasien per hari) kemudian
dikalikan setahun (6 hari kerja dikalikan 4

minggu dikalikan 12 bulan) sehingga didapat
9.216 kunjungan pasien. Output normatif rawat
inap adalah berdasarkan BOR ideal (75%)
dikalikan jumlah tempat tidur (24 buah)
dikalikan setahun (360 hari) sehingga didapat
6.480.
Output
normatif TPA
adalah
berdasarkan kapasitas anak dititipkan adalah 20
anak dikalikan setahun (5 hari kerja dikalikan 4
minggu dikalikan 12 bulan) sehingga didapat
4.800. Total output normaif
RSAB Sitti
‘Aisyah selama 1 tahun adalah sebesar 20.498.
1. Biaya satuan actual dan normatif
Tabel 4. Biaya Satuan Aktual RSAB Sitti
‘Aisyah Surabaya Tahun 2015
Pusat Biaya
Produksi
Total Biaya
Actual
Output
Actual
Biaya
Satuan
Actual

Rawat
Jalan

Rawat
Inap

TPA

424.325.168

864.208.822

108.030.354

8.130

2.907

3.154

52.193

297.285

34.252

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
biaya satuan aktual rawat jalan adalah Rp
424.325.168 dibagi 8.130 yaitu sebesar Rp
52.193. Rawat Inap adalah Rp 864.208.822
dibagi 2.907 yaitu sebesar Rp 297.285. TPA
adalah Rp 108.030.354 dibagi 3.154 yaitu
sebesar Rp 34.252.
Biaya satuan normatif rawat jalan adalah Rp
20.645 ditambah Rp 28.789 adalah sebesar Rp
49.434. Biaya satuan normatif rawat inap
adalah Rp 94.184 ditambah Rp 87.341 yaitu
sebesar Rp 181.525. Biaya satuan normatif
TPA adalah Rp 18.100 ditambah Rp 6.707
yaitu sebesar Rp 24.807.

2. Kerasionalan tarif
Tabel 5. Perbandingan Tarif Dengan Biaya
Satuan RSAB Sitti ‘Aisyah Surabaya Tahun
2015
Pusat Biaya

Tarif RSAB

Biaya Satuan

Produksi

Sitti ‘Aisyah

Normatif

1

Rawat Jalan

20.000

49.434

2

Rawat Inap

120.000

181.525

3

TPA

25.000

24.807

No

Berdasarkan tabel diatas bahwa tarif rawat inap
dan rawat jalan di RSAB Sitti ‘Aisyah saat ini
dibanding dengan biaya satuan normatif adalah
tidak rasional (tarif < unit cost). Tarif TPA
dibanding dengan biaya satuan normatif adalah
sudah rasional (tarif > unit cost).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
biaya pegawai, transportasi, bahan habis pakai
non medis sebesar, biaya umum (listrik telepon
air) lebih besar dari anggaran. Sedangkan biaya
bahan habis pakai medis sebesar 33% kurang
dari anggaran sebesar 40% sehingga merupakan
penyebab rendahnya CRR.
Tabel 7. Perbandingan Prosentase Realisasi
Dan Anggaran Setiap Pusat Biaya
Pusat Biaya
Kantor

Dapur

Laundry

Rawat Jalan

3. Total biaya dan pendapatan terhadap
CRR
Rawat Inap

Tabel 6. Perbandingan Prosentase Anggaran
Dengan Realisasi
TPA

Jenis Biaya
Operasional
Biaya
Pegawai
Biaya
Transportasi
Biaya Bahan
Habis Pakai
Medis
Biaya Bahan
Habis Pakai
Non Medis
Biaya Umum
(Listrik
Telepon Air)

Anggaran

Realisasi

Keterangan

Rp
448.804.008
( 48% )
Rp
9.000.000
( 0,1% )
Rp
382.500.000
( 40% )
Rp
43.999.200
( 5,6% )
Rp
60.000.000
( 6,3% )

Rp
489.731.112
( 50% )
Rp
14.491.651
( 1,4% )
Rp
332.779.559
( 33% )
Rp
86.840.265
( 9% )
Rp
74.997.999
( 6,6% )

Realisasi >
Anggaran
Realisasi >
Anggaran
Realisasi <
Anggaran
Realisasi >
Anggaran
Realisasi >
Anggaran

Anggaran

Realisasi

Keterangan

Rp
283.290.962

Rp
332.289.261

Realisasi >
Anggaran

( 30% )

( 33% )

Rp
34.999.200

Rp
31.585.791

( 4% )

( 3% )

Rp
3.999.600

Rp
9.149.006

( 0,4% )

( 0,9% )

Rp
209.635.312

Rp
276.841.990

( 22,2% )

( 28% )

Rp
369.433.650

Rp
328.274.538

( 39% )

( 32% )

Rp
42.126.000

Rp
20.700.000

( 4,4% )

( 3% )

Realisasi <
Anggaran

Realisasi >
Anggaran

Realisasi >
Anggaran

Realisasi <
Anggaran

Realisasi <
Anggaran

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
biaya kantor, laundry, rawat jalan lebih besar
dari anggaran. Sedangkan dapur, rawat inap dan
TPA bukan merupakan penyebab rendahnya
CRR karena realisasi biaya masih kurang dari
anggaran.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tabel 8. Faktor Pendapatan Dan Biaya
Penyebab Rendahnya CRR di RSAB Sitti
‘Aisyah Surabaya
Komponen
CRR
Pendapatan

Biaya

Nama

Penyebab
Rendahnya
CRR

a. Besaran Tarif
1. Rawat jalan
2. Rawat inap
3. TPA
b. Output/ Utilitas
1. Rawat jalan
2. Rawat inap
3. TPA
a. Biaya Asli
1. Investasi
2. Operasional
3. Pemeliharaan
b. Jenis Biaya
Operasional
1. Biaya pegawai
2. Biaya transport
3. Biaya bahan
habis pakai
medis
4. Biaya bahan
habis pakai non
medis
5. Biaya umum
(listrik, telepon,
air)
c. Pusat biaya
Operasional
1. Kantor
2. Dapur
3. Laundry
4. Rawat jalan
5. Rawat inap
6. TPA

Keterangan tabel :
+ Penyebab rendahnya CRR
- Bukan penyebab rendahnya CRR

+
+
+
+
+
+
-

+
+
-

+

+

+
+
+
-

Saran
Saran yang dapat di rekomendasikan sebagai
bahan pertimbangan rumah sakit adalah :
1) Pembuatan laporan penerimaan dan
pengeluaran rumah sakit perlu dibedakan untuk
setiap pusat biaya/ setiap ruangan sehingga
dapat diketahui efisiensi setiap pusat biaya,
2) Mengingat metode double distribution
mampu menggambarkan perhitungan biaya
dengan membagi habis pusat biaya penunjang
ke pusat biaya produksi dan tingkat
keakuratannya lebih tinggi dibanding simple
distribution, pihak rumah sakit juga dapat
menggunakan
metode
tersebut
untuk
menghitung biaya satuan pada setiap pusat
biaya yang ada, 3) Untuk meningkatkan jumlah
output/tingkat utilitas baik rawat jalan, rawat
inap, dan TPA perlu dilakukan peningkatan
fungsi marketing, mutu pelayanan dengan fokus
costumer dan mutu sumber daya manusia, Studi
banding dengan rumah sakit bersalin yang lebih
bagus dan visite manajemen secara berkala ke
tiap ruangan untuk memperbaiki segala
kekurangan yang ada, 4) Agar biaya lebih
efisien pihak manajemen perlu melakukan cost
containment (penghematan biaya).
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemo,S (1997) Manajemen Rumah
sakit. Sinar Harapan. Jakarta
Bambang,S, Kartasaputra (1992) Biaya
Produksi, Kalkulasi Dan Pengendalian.
Rineka Cipta. Jakarta
Depkes RI (1991) Himpunan PerundangUndangan Dan peraturan Kesehatan.
Depkes RI. Jakarta
Dost,R.K (1996) Allocating The Cost Of
Account For Computer Service. The
CPA Journal
Gani,A (1996) Teori Biaya. Buku Rujukan
YPKM-FKM
UI
Dan
Lembaga
Demografi-FEUI Dengan DEPKES RI.
Jakarta
Indrastuti,R (2000) Analisis Cost Recovery Rate
Sebagai Dasar Cost Containment di

Instalasi Patologi Klinik RSUD Haji
Surabaya. Jurnal Administrasi Kebijakan
Kesehatan no.2 vol.1
Krisnawati, Rini (2004) Laporan Tahunan
Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Siti
Aisyah. Surabaya
LPMK Perdaki (1997) Penetapan Harga Tarif
Jasa Rumah Sakit. Makalah Lokakarya.
Jakarta
Magister Management RS UGM (1994)
Analisis Biaya pelayanan Kesehatan.
UGM. Yogyakarta
Nurul,Thini (2005) Bahan Kuliah Pembiayaan
Dan
Penganggaran
Pelayanan
Kesehatan. Surabaya
Sabarguna, Boy (2004) Manajemen Keuangan
Rumah Sakit. Konsorsium Rumah Sakit
Islam, Yogyakarta.
Siantoro, Haris (2004) Studi Efisiensi Dan
Efektifitas RSUD Kelas C Unit Swadana
Dan Non Swadana Berdasarkan Grafik
Barber-Jhonson Dan Cost Recovery
Rate. (Skripsi FKM UNAIR): Surabaya.
Soejadi (1996) Efisiensi Pengelolaan Rumah
Sakit. Katira Bina. Jakarta
Sudadi (2004) Analisis Cost Recovery Rate
Balai
Pengobatan Di
Puskesmas
Pembantu Studi Kasus Puskesmas Player
I Kecamatan Player Kabupaten Gunung
Kidul. (Skripsi FKM UNAIR): Surabaya.
Supriyanto dan Pudjirahardjo Widodo Jatim,
Damayanti Nyoman Anita, Rochmah
Thini Nurul, Chalidiyanto Djazuly
(2004) Analisis Biaya Satuan Dan
Penyesuaian
Tarif
Pelayanan
Kesehatan.
Bagian
Administrasi
Kesehatan
Masyarakat
Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNAIR.
Tandiarti,R (1998) Manajemen Efisiensi.
Seminar Nasional PERSI. Jakarta
Wulandari, Ratna (2003) Critical Appraisal
Analisis CRR Sebagai Dasar Cost
Containment Rumah Sakit. Jurnal
Administrasi Kebijakan Kesehatan no.2
vol.1