LK KONSOLIDASI JUAL BELI BARANG DAGANGAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
JUAL BELI BARANG DAGANGAN
(Masalah Khusus 1)
Mila Fatmawati
TRANSAKSI LABA - RUGI
1. Jual beli barang dagangan
2. Jual beli aktiva tetap
3. Jual beli obigasi
Transaksi dapat terjadi pada:
4. Perusahaan induk menjual barang dagangan
kepada anak perusahaan (Downstream sales)
5. Perusahaan anak menjual barang dagangan kepada
induk perusahaan (Upstream sales)
6. Perusahaan anak yang satu menjual barang
dagangan kepada anak perusahaan yang lain
AKIBAT JUAL BELI BARANG DAGANGAN
Jual beli barang dagangan pada perusahaan afiliasi
dicatat sama dengan perusahaan non afiliasi dengan
menggunakan sistem fisik dan perpetual.
1. Sistem Fisik
a. Penjual
Piutang dagang/KasRp 1.000.000
Penjualan
Rp 1.000.000
b. Pembeli
Pembelian
Rp 1.000.000
Utang Dagang/Kas
Rp 1.000.000
2. Sistem Perpetual
a. Penjual
1) Mencatat Penjualan
Piutang dagang/KasRp 1.000.000
Penjualan
Rp 1.000.000
2) Mencatat Harga Pokok Penjualan
HPP
Rp 800.000
PBD
Rp 800.000
b. Pembeli
PBD
UD/Kas
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
Notes:
karena kedua perusahaan merupakan satu kesatuan
ekonomis, maka jual beli barang dagangan ini
sebenarnya hanya merupakan pemindahan barang
dari bagian satu ke bagian yang lainnya., sehingga
dalam LKK rekening yang terjadi karena jual beli
harus dieliminasi (penjualan, pembelian, piutang
dagang dan utang dagang).
Jurnal eliminasi untuk menghapus laba/rugi akibat
transaksi penjualan:
Penjualan
Rp 1.000.000
pembelian (HPP)
Rp 1.000.000
Contoh: Laporan laba rugi tahun 2016 yang disusun
perusahaan induk (PT X) yang memiliki 100% modal
saham perusahaan anak (PT Y).
Keterangan
Penjualan
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Total
(PT X + PT Y)
50.000.000
30.000.000
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000 +
10.000.000
25.000.000 +
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
60.000.000
35.000.000
95.000.000
Persd. Akhir
20.000.000 -
13.000.000 -
33.000.000 -
HPP
40.000.000
22.000.000
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
18.000.000
HPP:
Biaya Usaha
6.000.000 -
5.000.000 -
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
4.000.000
3.000.000
7.000.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Total
(PT X + PT
Y)
Penjualan
50.000.000
30.000.000
-
-
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
-
25.000.000
70.000.000
+
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
95.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
-
-
33.000.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
18.000.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
HPP:
Laba Bersih
4.000.000
7.000.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keterangan
Penjualan
80.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
95.000.000
Persd. Akhir
33.000.000 -
HPP
62.000.000 -
Laba Kotor
18.000.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
7.000.000
Contoh 2:
Berdasarkan data sebelumnya dengan tambahan info
sbb:
1. Pada periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan induk dengan anak
Rp 10.000.000n dengan harga pokok Rp
8.000.000.
2. Pada akhir periode semua barang telah dijual
kepada pihak ke 3 ( diluar perusahaan afiliasi).
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Penjualan terlalu besar Rp 10.000.000, karena
dalam laporan laba rugi total tersebut telah
dimasukkan penjualan kepada perusahaan afiliasi
Rp 10.000.000
2. Pembelian terlalu besar Rp 10.000.000 karena
pembelian tersebut sudah dimasukkan ke
perusahaan afiliasi.
3. Laba tidak terpengaruh karena penjualan dan
pembelian dieliminasi dengan jumlah yang sama.
Penjualan
Rp 10.000.000
Pembelian
Rp 10.000.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Penjualan
50.000.000
30.000.000
10.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
85.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
-
-
33.000.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
18.000.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
-
Total
(PT X + PT
Y)
70.000.000
HPP:
Laba Bersih
Usaha
25.000.000
10.000.000 60.000.000
+
4.000.000
7.000.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Pengaruh Jual Beli Barang Dagangan Antara Perusahaan afiliasi
Keterangan
Penjualan
70.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
25.000.000
60.000.000 +
BTUD
85.000.000
Persd. Akhir
33.000.000 -
HPP
52.000.000 -
Laba Kotor
18.000.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
7.000.000
Laba Kotor Belum Direalisir Persediaan Akhir
Apabila pada akhir periode perusahaan afiliasi masih
memiliki sebagian barang dagang yang di beli dr
perusahaan afiliasi berarti:
1. bagi penjual berrti ada laba kotor yang sudah diakui
tetapi belum direalisir, yaitu yang melekat pada
persediaan akhir.
2. Bagi pembeli berarti persediaan akhir tersebut terlalu
besar, karena dalam harga perolehan tersebut sudah
termasuk laba kotor yang sudah diakui penjual.
Jurnal eliminasi:
HPP
XXX
PBD
XXX
Contoh: Laporan laba rugi tahun 2016 yang disusun
perusahaan induk (PT X) yang memiliki 100% modal
saham perusahaan anak (PT Y).
Keterangan
Penjualan
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Total
(PT X + PT Y)
50.000.000
30.000.000
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000 +
10.000.000
25.000.000 +
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
60.000.000
35.000.000
95.000.000
Persd. Akhir
20.000.000 -
13.000.000 -
33.000.000 -
HPP
40.000.000
22.000.000
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
18.000.000
HPP:
Biaya Usaha
6.000.000 -
5.000.000 -
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
4.000.000
3.000.000
7.000.000
Berdasarkan data sebelumnya dengan tambahan info
sbb:
1. Pada periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan induk dengan anak
Rp 10.000.000n dengan harga pokok Rp
8.000.000.
2. Pada akhir periode 40% barang belum terjual.
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Penjualan terlalu besar Rp 10.000.000, karena dalam
laporan laba rugi total tersebut telah dimasukkan
penjualan kepada perusahaan afiliasi Rp 10.000.000
2. Pembelian terlalu besar Rp 10.000.000 karena
pembelian tersebut sudah dimasukkan ke perusahaan
afiliasi.
3. Persediaan akhir terlalu besar Rp 800.000 yaitu laba
kotor yang melekat pada persediaan akhir yaitu 40% x
Rp 10.000.000 – 8.000.000).
4. Persediaan akhir yang terlalu besar akan berdampak
pada:
a. HPP
b. persediaan akhir yang disajikan pd neraca terlalu
besar.
Jurnal Eliminasi:
1. Mengeliminasi pembelian dan penjualan
Penjualan
Rp 10.000.000
Pembelian
Rp 10.000.000
2. Mengeliminasi persediaan akhir yang terlalu besar
Persediaan (L/R) Rp 800.000
Persediaan (neraca) Rp 800.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Penjualan
50.000.000
30.000.000
10.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
85.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
800.000
-
32.200.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
62.800.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
17.200.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
-
Total
(PT X + PT
Y)
70.000.000
HPP:
Laba Bersih
Usaha
25.000.000
10.000.000 60.000.000
+
4.000.000
6.200.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Pengaruh Laba Kotor Pada Persediaan Akhir
Keterangan
Penjualan
70.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
25.000.000
60.000.000 +
BTUD
85.000.000
Persd. Akhir
32.800.000 -
HPP
52.800.000 -
Laba Kotor
17.200.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
6.200.000
Laba Kotor Belum Direalisir pada
Persediaan Akhir dan Persediaan Awal
• Apabila pada awal periode perusahaan afiliasi masih
mempunyai barang dagangan yang semula berasal
dari perusahaan afiliasi berarti:
1. Bagi perusahaan afiliasi penjual:
a. laba ditahan awal terlalu besar karena laba periode
sebelumnya terlalu besar.
b. laba periode sekarang terlalu kecil karena
sebagian laba kotor yang direalisir sekarang sudah
diakui dalam periode sebelumnya, yaitu sebesar laba
kotor yang melekat pada persediaan awal.
2. Bagi perusahaan afiliasi pembeli berarti
persediaan awal terlau besar.
Semua akibat tersebut harus dihilangkan melalui
jurnal eliminasi:
Laba ditahan (1 januari) XXX
Persediaan (Awal atau HPP)
XXX
Contoh: Laporan laba rugi tahun 2016 yang disusun
perusahaan induk (PT X) yang memiliki 100% modal
saham perusahaan anak (PT Y).
Keterangan
Penjualan
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Total
(PT X + PT Y)
50.000.000
30.000.000
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000 +
10.000.000
25.000.000 +
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
60.000.000
35.000.000
95.000.000
Persd. Akhir
20.000.000 -
13.000.000 -
33.000.000 -
HPP
40.000.000
22.000.000
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
18.000.000
HPP:
Biaya Usaha
6.000.000 -
5.000.000 -
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
4.000.000
3.000.000
7.000.000
Informasi tambahan:
1. Dalam periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan afiliasi Rp 10.000.000.
harga pokok barang Rp 8.000.000 .
2. Pada awal periode perusahaan masih mempunyai
barang dagangan yang berasal dari perusahaan
afiliasi. Laba kotor yang melekat pada persediaan
awal Rp 1.000.000.
3. Pada akhir periode perusahaan masih mempunyai
barang dagangan yang berasal dari perusahaan
afiliasi. Laba kotor yang melekat pada persediaan
akhir Rp 800.000.
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Penjualan terlalu besar Rp 10.000.000, karena dalam
laporan laba rugi total tersebut telah dimasukkan
penjualan kepada perusahaan afiliasi Rp 10.000.000
2. Pembelian terlalu besar Rp 10.000.000 karena
pembelian tersebut sudah dimasukkan ke perusahaan
afiliasi.
3. Persediaan awal terlalu besar Rp 1.000.000 yaitu laba
kotor yang melekat pada persediaan awal tersebut.
4. Laba ditahan awal terlalu besar Rp 1.000.000 yaitu
ebesar laba kotor yang melekat pada persediaan awal.
5. Persediaan akhir terlalu besar Rp 800.000 yaitu laba
kotor yang melekat pada persediaan akhir.
Jurnal Eliminasi:
1. Mengeliminasi pembelian dan penjualan
Penjualan Rp 10.000.000
Pembelian Rp 10.000.000
2. Mengeliminasi laba kotor yang melekat pada persediaan
awal
Laba ditahan Rp 1.000.000
Persediaan awal Rp 1.000.000
3. Mengeliminasi laba kotor yang melekat pada
persediaan akhir
Persediaan (L/R) Rp 800.000
Persediaan (Neraca)Rp 800.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Penjualan
50.000.000
30.000.000
10.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
84.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
800.000
-
32.200.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
51.800.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
18.200.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
-
Total
(PT X + PT
Y)
70.000.000
HPP:
Laba Bersih
Usaha
1.000.000 24.000.000
10.000.000 60.000.000
+
4.000.000
7.200.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Pengaruh Laba Kotor Pada Persediaan Akhir
Keterangan
Penjualan
70.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
24.000.000
60.000.000 +
BTUD
84.000.000
Persd. Akhir
32.800.000 -
HPP
51.800.000 -
Laba Kotor
18.200.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
7.200.000
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SOAL: PT INTAN yang memiliki 100% modal saham
perusahaan PT MUTIARA. Beberapa informasi
sebagai berikut:
Keterangan
PT INTAN (Rp)
PT MUTIARA(Rp)
Penjualan
150.000.000
70.000.000
Persd. Awal
Pembelian
65.000.000
55.000.000
25.000.000
35.000.000
Persd. Akhir
30.000.000
15.000.000
Biaya Usaha
16.000.000 -
15.000.000 -
Informasi tambahan:
1. Dalam periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan afiliasi Rp 15.000.000.
harga pokok barang Rp 10.000.000 .
2. Pada awal periode perusahaan masih mempunyai
barang dagangan yang berasal dari perusahaan
afiliasi. Laba kotor yang melekat pada persediaan
awal Rp 3.000.000.
3. Pada akhir periode barang dagangan yang belum
terjual sebesar 25%.
Diminta:
1. Susunlah laporan laba rugi perusahaan
tersebut!
2. Buatlah jurnal eliminasi
3. Buatlah kertas kerja konsolidasi laporan Laba
rugi.
4. Buatlah laporan laba rugi konsolidasi
JUAL BELI BARANG DAGANGAN
(Masalah Khusus 1)
Mila Fatmawati
TRANSAKSI LABA - RUGI
1. Jual beli barang dagangan
2. Jual beli aktiva tetap
3. Jual beli obigasi
Transaksi dapat terjadi pada:
4. Perusahaan induk menjual barang dagangan
kepada anak perusahaan (Downstream sales)
5. Perusahaan anak menjual barang dagangan kepada
induk perusahaan (Upstream sales)
6. Perusahaan anak yang satu menjual barang
dagangan kepada anak perusahaan yang lain
AKIBAT JUAL BELI BARANG DAGANGAN
Jual beli barang dagangan pada perusahaan afiliasi
dicatat sama dengan perusahaan non afiliasi dengan
menggunakan sistem fisik dan perpetual.
1. Sistem Fisik
a. Penjual
Piutang dagang/KasRp 1.000.000
Penjualan
Rp 1.000.000
b. Pembeli
Pembelian
Rp 1.000.000
Utang Dagang/Kas
Rp 1.000.000
2. Sistem Perpetual
a. Penjual
1) Mencatat Penjualan
Piutang dagang/KasRp 1.000.000
Penjualan
Rp 1.000.000
2) Mencatat Harga Pokok Penjualan
HPP
Rp 800.000
PBD
Rp 800.000
b. Pembeli
PBD
UD/Kas
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
Notes:
karena kedua perusahaan merupakan satu kesatuan
ekonomis, maka jual beli barang dagangan ini
sebenarnya hanya merupakan pemindahan barang
dari bagian satu ke bagian yang lainnya., sehingga
dalam LKK rekening yang terjadi karena jual beli
harus dieliminasi (penjualan, pembelian, piutang
dagang dan utang dagang).
Jurnal eliminasi untuk menghapus laba/rugi akibat
transaksi penjualan:
Penjualan
Rp 1.000.000
pembelian (HPP)
Rp 1.000.000
Contoh: Laporan laba rugi tahun 2016 yang disusun
perusahaan induk (PT X) yang memiliki 100% modal
saham perusahaan anak (PT Y).
Keterangan
Penjualan
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Total
(PT X + PT Y)
50.000.000
30.000.000
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000 +
10.000.000
25.000.000 +
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
60.000.000
35.000.000
95.000.000
Persd. Akhir
20.000.000 -
13.000.000 -
33.000.000 -
HPP
40.000.000
22.000.000
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
18.000.000
HPP:
Biaya Usaha
6.000.000 -
5.000.000 -
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
4.000.000
3.000.000
7.000.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Total
(PT X + PT
Y)
Penjualan
50.000.000
30.000.000
-
-
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
-
25.000.000
70.000.000
+
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
95.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
-
-
33.000.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
18.000.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
HPP:
Laba Bersih
4.000.000
7.000.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keterangan
Penjualan
80.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
95.000.000
Persd. Akhir
33.000.000 -
HPP
62.000.000 -
Laba Kotor
18.000.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
7.000.000
Contoh 2:
Berdasarkan data sebelumnya dengan tambahan info
sbb:
1. Pada periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan induk dengan anak
Rp 10.000.000n dengan harga pokok Rp
8.000.000.
2. Pada akhir periode semua barang telah dijual
kepada pihak ke 3 ( diluar perusahaan afiliasi).
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Penjualan terlalu besar Rp 10.000.000, karena
dalam laporan laba rugi total tersebut telah
dimasukkan penjualan kepada perusahaan afiliasi
Rp 10.000.000
2. Pembelian terlalu besar Rp 10.000.000 karena
pembelian tersebut sudah dimasukkan ke
perusahaan afiliasi.
3. Laba tidak terpengaruh karena penjualan dan
pembelian dieliminasi dengan jumlah yang sama.
Penjualan
Rp 10.000.000
Pembelian
Rp 10.000.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Penjualan
50.000.000
30.000.000
10.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
85.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
-
-
33.000.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
18.000.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
-
Total
(PT X + PT
Y)
70.000.000
HPP:
Laba Bersih
Usaha
25.000.000
10.000.000 60.000.000
+
4.000.000
7.000.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Pengaruh Jual Beli Barang Dagangan Antara Perusahaan afiliasi
Keterangan
Penjualan
70.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
25.000.000
60.000.000 +
BTUD
85.000.000
Persd. Akhir
33.000.000 -
HPP
52.000.000 -
Laba Kotor
18.000.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
7.000.000
Laba Kotor Belum Direalisir Persediaan Akhir
Apabila pada akhir periode perusahaan afiliasi masih
memiliki sebagian barang dagang yang di beli dr
perusahaan afiliasi berarti:
1. bagi penjual berrti ada laba kotor yang sudah diakui
tetapi belum direalisir, yaitu yang melekat pada
persediaan akhir.
2. Bagi pembeli berarti persediaan akhir tersebut terlalu
besar, karena dalam harga perolehan tersebut sudah
termasuk laba kotor yang sudah diakui penjual.
Jurnal eliminasi:
HPP
XXX
PBD
XXX
Contoh: Laporan laba rugi tahun 2016 yang disusun
perusahaan induk (PT X) yang memiliki 100% modal
saham perusahaan anak (PT Y).
Keterangan
Penjualan
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Total
(PT X + PT Y)
50.000.000
30.000.000
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000 +
10.000.000
25.000.000 +
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
60.000.000
35.000.000
95.000.000
Persd. Akhir
20.000.000 -
13.000.000 -
33.000.000 -
HPP
40.000.000
22.000.000
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
18.000.000
HPP:
Biaya Usaha
6.000.000 -
5.000.000 -
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
4.000.000
3.000.000
7.000.000
Berdasarkan data sebelumnya dengan tambahan info
sbb:
1. Pada periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan induk dengan anak
Rp 10.000.000n dengan harga pokok Rp
8.000.000.
2. Pada akhir periode 40% barang belum terjual.
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Penjualan terlalu besar Rp 10.000.000, karena dalam
laporan laba rugi total tersebut telah dimasukkan
penjualan kepada perusahaan afiliasi Rp 10.000.000
2. Pembelian terlalu besar Rp 10.000.000 karena
pembelian tersebut sudah dimasukkan ke perusahaan
afiliasi.
3. Persediaan akhir terlalu besar Rp 800.000 yaitu laba
kotor yang melekat pada persediaan akhir yaitu 40% x
Rp 10.000.000 – 8.000.000).
4. Persediaan akhir yang terlalu besar akan berdampak
pada:
a. HPP
b. persediaan akhir yang disajikan pd neraca terlalu
besar.
Jurnal Eliminasi:
1. Mengeliminasi pembelian dan penjualan
Penjualan
Rp 10.000.000
Pembelian
Rp 10.000.000
2. Mengeliminasi persediaan akhir yang terlalu besar
Persediaan (L/R) Rp 800.000
Persediaan (neraca) Rp 800.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Penjualan
50.000.000
30.000.000
10.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
85.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
800.000
-
32.200.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
62.800.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
17.200.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
-
Total
(PT X + PT
Y)
70.000.000
HPP:
Laba Bersih
Usaha
25.000.000
10.000.000 60.000.000
+
4.000.000
6.200.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Pengaruh Laba Kotor Pada Persediaan Akhir
Keterangan
Penjualan
70.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
25.000.000
60.000.000 +
BTUD
85.000.000
Persd. Akhir
32.800.000 -
HPP
52.800.000 -
Laba Kotor
17.200.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
6.200.000
Laba Kotor Belum Direalisir pada
Persediaan Akhir dan Persediaan Awal
• Apabila pada awal periode perusahaan afiliasi masih
mempunyai barang dagangan yang semula berasal
dari perusahaan afiliasi berarti:
1. Bagi perusahaan afiliasi penjual:
a. laba ditahan awal terlalu besar karena laba periode
sebelumnya terlalu besar.
b. laba periode sekarang terlalu kecil karena
sebagian laba kotor yang direalisir sekarang sudah
diakui dalam periode sebelumnya, yaitu sebesar laba
kotor yang melekat pada persediaan awal.
2. Bagi perusahaan afiliasi pembeli berarti
persediaan awal terlau besar.
Semua akibat tersebut harus dihilangkan melalui
jurnal eliminasi:
Laba ditahan (1 januari) XXX
Persediaan (Awal atau HPP)
XXX
Contoh: Laporan laba rugi tahun 2016 yang disusun
perusahaan induk (PT X) yang memiliki 100% modal
saham perusahaan anak (PT Y).
Keterangan
Penjualan
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Total
(PT X + PT Y)
50.000.000
30.000.000
80.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000 +
10.000.000
25.000.000 +
25.000.000
70.000.000 +
BTUD
60.000.000
35.000.000
95.000.000
Persd. Akhir
20.000.000 -
13.000.000 -
33.000.000 -
HPP
40.000.000
22.000.000
62.000.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
18.000.000
HPP:
Biaya Usaha
6.000.000 -
5.000.000 -
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
4.000.000
3.000.000
7.000.000
Informasi tambahan:
1. Dalam periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan afiliasi Rp 10.000.000.
harga pokok barang Rp 8.000.000 .
2. Pada awal periode perusahaan masih mempunyai
barang dagangan yang berasal dari perusahaan
afiliasi. Laba kotor yang melekat pada persediaan
awal Rp 1.000.000.
3. Pada akhir periode perusahaan masih mempunyai
barang dagangan yang berasal dari perusahaan
afiliasi. Laba kotor yang melekat pada persediaan
akhir Rp 800.000.
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Penjualan terlalu besar Rp 10.000.000, karena dalam
laporan laba rugi total tersebut telah dimasukkan
penjualan kepada perusahaan afiliasi Rp 10.000.000
2. Pembelian terlalu besar Rp 10.000.000 karena
pembelian tersebut sudah dimasukkan ke perusahaan
afiliasi.
3. Persediaan awal terlalu besar Rp 1.000.000 yaitu laba
kotor yang melekat pada persediaan awal tersebut.
4. Laba ditahan awal terlalu besar Rp 1.000.000 yaitu
ebesar laba kotor yang melekat pada persediaan awal.
5. Persediaan akhir terlalu besar Rp 800.000 yaitu laba
kotor yang melekat pada persediaan akhir.
Jurnal Eliminasi:
1. Mengeliminasi pembelian dan penjualan
Penjualan Rp 10.000.000
Pembelian Rp 10.000.000
2. Mengeliminasi laba kotor yang melekat pada persediaan
awal
Laba ditahan Rp 1.000.000
Persediaan awal Rp 1.000.000
3. Mengeliminasi laba kotor yang melekat pada
persediaan akhir
Persediaan (L/R) Rp 800.000
Persediaan (Neraca)Rp 800.000
PT X dan PT Y
Kertas kerja laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Keteranga
n
PT X (Rp)
PT Y (Rp)
Jurnal eliminasi
Debit
Kredit
Penjualan
50.000.000
30.000.000
10.000.000
Persd. Awal
Pembelian
15.000.000
45.000.000
+
10.000.000
25.000.000
+
-
BTUD
60.000.000
35.000.000
-
-
84.000.000
Persd. Akhir 20.000.000
-
13.000.000
-
800.000
-
32.200.000
-
HPP
40.000.000
22.000.000
-
-
51.800.000
Laba Kotor
10.000.000
8.000.000
-
-
18.200.000
Biaya Usaha
6.000.000
5.000.000
-
-
11.000.000
-
3.000.000
-
-
-
Total
(PT X + PT
Y)
70.000.000
HPP:
Laba Bersih
Usaha
1.000.000 24.000.000
10.000.000 60.000.000
+
4.000.000
7.200.000
Laporan Laba-Rugi Konsolidasi
Pengaruh Laba Kotor Pada Persediaan Akhir
Keterangan
Penjualan
70.000.000
HPP:
Persd. Awal
Pembelian
24.000.000
60.000.000 +
BTUD
84.000.000
Persd. Akhir
32.800.000 -
HPP
51.800.000 -
Laba Kotor
18.200.000
Biaya Usaha
11.000.000 -
Laba Bersih Usaha
7.200.000
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SOAL: PT INTAN yang memiliki 100% modal saham
perusahaan PT MUTIARA. Beberapa informasi
sebagai berikut:
Keterangan
PT INTAN (Rp)
PT MUTIARA(Rp)
Penjualan
150.000.000
70.000.000
Persd. Awal
Pembelian
65.000.000
55.000.000
25.000.000
35.000.000
Persd. Akhir
30.000.000
15.000.000
Biaya Usaha
16.000.000 -
15.000.000 -
Informasi tambahan:
1. Dalam periode tersebut terjadi jual beli barang
dagangan antara perusahaan afiliasi Rp 15.000.000.
harga pokok barang Rp 10.000.000 .
2. Pada awal periode perusahaan masih mempunyai
barang dagangan yang berasal dari perusahaan
afiliasi. Laba kotor yang melekat pada persediaan
awal Rp 3.000.000.
3. Pada akhir periode barang dagangan yang belum
terjual sebesar 25%.
Diminta:
1. Susunlah laporan laba rugi perusahaan
tersebut!
2. Buatlah jurnal eliminasi
3. Buatlah kertas kerja konsolidasi laporan Laba
rugi.
4. Buatlah laporan laba rugi konsolidasi