Kewenangan yang dimiliki oleh DPR sebelu

TUGAS HUKUM TENTANG LEMBAGA NEGARA
Kewenangan yang dimiliki oleh DPR sebelum dan sesudah
Amandemen UUD 1945

Oleh:
An’nisaa Khalida
110110130320

Dosen Mata Kuliah: Dr. Hernadi Affandi, S.H., LL.M.

Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran
Tahun 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini dibahas secara sederhana mengenai hak dan fungsi yang
dimiliki oleh DPR sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Hukum Tentang Lembaga

Negara. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandung, 7 Juni 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Sejak reformasi terjadi tahun 1998 yang berakibat berakhirnya masa pemerintahan orde

baru, mulailah terjadi perubahan (Amandemen) konstitusi Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945 sebanyak empat kali. Perubahan tersebut berimplikasi
terhadap perubahan ketatanegaraan sekaligus susunan kelembagaan Negara Indonesia.
Perubahan UUD 1945 tersebut dilakukan guna menyempurnakan ketentuan fundamental
ketatanegaraan Indonesia sebagai pedoman utama dalam mengisi tuntutan reformasi dan
memandu arah perjalanan bangsa dan negara pada masa kini dan yang akan datang, dengan
harapan dapat berlaku untuk jangka waktu ke depan yang cukup panjang.
Setelah terjadinya perubahan Undang-Undang Dasar 1945 terdapat beberapa perubahan
kewenangan yang dimiliki oleh beberapa lembaga negara, salah satunya yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Sesungguhnya Dewan Perwakilan Rakyat selanjutnya disingkat
dengan DPR terbentuk di Indonesia adalah setelah diadakannya pemilihan umum pada bulan
Desember 1955, walaupun Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945,
telah ditetapkan sebagai dasar konstitusi Negara Republik Indonesia sejak satu hari setelah
Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945 yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang menjelma menjadi Badan Nasional,
seperti yang dikemukakan oleh Darji Darmodiharjo, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) ini penting sekali fungsinya apalagi setelah Proklamasi, keanggotaannya
disempurnakan, badan yang mula-mula bersifat “Badan Buatan Jepang” untuk menerima
hadiah kemerdekaan “dari Jepang”, setelah takluknya Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia lalu mempunyai sifat “Badan Nasional Indonesia” (1983 : 41-42).
Kewenangan yang paling terlihat nampak berbeda setelah adanya perubahan UUD

1945 yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia sebagai pemegang
kekuasaan pembentuk undang-undang, memiliki fungsi politik yang sangat strategis yaitu
sebagai lembaga penentu arah kebijakan ketatanegaraan Republik Negara Indonesia. Dengan
reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya perubahan menuju penyelenggaraan
negara yang lebih demokratis, transparan, dan memiliki akuntabilitas tinggi serta terwujudnya
good governance dan adanya kebebasan berpendapat. Semuanya itu diharapkan untuk
semakin mendekatkan bangsa pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana terdapat dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu

gerakan reformasi diharapkan mampu mendorong perubahan mental bangsa Indonesia, baik
pemimpin maupun rakyat sehingga mampu menjadi bangsa yang menganut dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, tanggung jawab, persamaan, serta
persaudaraan.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada bagian terdahulu, sangat menarik perhatian
bila dipilih suatu rumusan masalah yang mempertanyakan keadaan DPR sebelum dilakukan
perubahan terhadap UUD 1945 dan keadaan DPR setelah diadakan perubahan terhadap UUD
1945.

B.


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan

dibahas yaitu :
1. Bagaimana kewenangan DPR sebelum perubahan UUD 1945?
2. Bagaimana kewenangan DPR setelah perubahan UUD 1945?
3. Perbedaan apa yang terlihat dalam kewenangan yang dimiliki oleh DPR setelah
adanya perubahan UUD 1945?

BAB II
PEMBAHASAN

Fungsi dan hak (DPR) bagai dua sisi dari sekeping mata uang (two sides of one coin).
Dapat dibedakan tetapi tidak terpisahkan. Antara keduanya, mana yang lebih dulu diadakan?
Mengikuti pendapat J.H.A. Logemann, fungsi atau yang lazim disebut dalam hukum tata
negara dengan ‘jabatan’ adalah lingkungan kerja. Ia dibentuk karena adanya pembagian kerja
yang sifatnya tertentu dan terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan negara.
Pembagian kerja itu -dalam paradigma teori ataupun praktik- setidaknya mewujud ke dalam
tiga lingkungan kerja, yaitu legislasi, eksekusi, dan yustisi. Lingkungan kerja legislasi disebut
dengan fungsi legislasi atau jabatan legislasi. Sesuai doktrin konstitusionalisme, fungsi

legislasi senantiasa dipegang, meski tidak selalu dimonopoli oleh lembaga legislatif, karena
fungsi ini dapat dilaksanakan bersama dengan lembaga eksekutif -utamanya dalam sistem
parlementer atau semi-presidensial.3 Demikian pula fungsi pengawasan terhadap pemerintah,
senantiasa dipegang oleh lembaga legislatif sehingga lembaga ini sering disebut juga dengan
‘parlemen’.1
Fungsi hanya dapat bergerak mencapai sasaran atau tujuan, apabila ada pemangku
jabatan, yaitu pejabat sebagai orang perorangan (natuurlijkpersoon) yang duduk atau
didudukkan dalam suatu jabatan dengan wewenang untuk merealisasikan jabatan tertentu.
Agar

wewenang

dapat

dilaksanakan

dalam

suatu


tindakan

konkrit

dan

dapat

dipertanggungjawabkan (baik secara politik, hukum, atau sosial), kepada pejabat dibekali hak
dan kewajiban (recht en plicht) tertentu. Tanpa hak dan kewajiban, segala wewenang tidak
dapat diwujudkan secara konkret dalam bentuk tindakan-tindakan, baik tindakan hukum atau
tindakan konkret tertentu (recht en feitelijke handelingen).2 Jadi, jelas fungsi lebih
mendahului hak yang merupakan perangkat pelaksanaan wewenang untuk merealisasikan
fungsi itu sendiri.

1

Naswar (Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar). Hak Angket Dalam Konstelasi
Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 1, November 2012.
2

Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional, 2001), hlm. 41.

A.

Kewenangan DPR sebelum Amandemen UUD 1945
Untuk melihat kewenangan apa saja yang dimiliki oleh lembaga Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) sebelum amandemen, maka terlebih dahulu dikemukakan mengenai DPR yang
termuat dalam UUD 1945 tersebut. Mengenai DPR dalam UUD 1945 tersebar pada pasalpasal berikut:3
Pasal 19
1)

Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.

2)

Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Pasal 20


1)

Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

2)

Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 21

1)

Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan rancangan undangundang.

2)

Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak disahkan
oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Pasal 22

1)

Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti undang-undang.

2)

Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut.

3)

Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Pasal 23

1)

Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang.

Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan
pemerintah, maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.

2)

Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.

3)

Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.

4)

Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang.

3

Lihat dalam UUD 1945 Sebelum Amandemen

5)


Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan undangundang. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.



Fungsi dan Tugas DPR

1)

Bersama-sama pemerintah menetapkan undang-undang (Pasal 5 ayat 1 jo, Pasal 20 ayat
1 UUD 1945).

2)

Melalui undang-undang menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Pasal
23 ayat 1).

3)

Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pernyataan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11).
Sedangkan fungsi DPR adalah pengawasan atas jalannya pemerintahan negara, sesuai

dengan pasal 11, pasal 20 dan pasal 23 UUD 1945. Dalam menjalankan kedudukan dan
fungsi DPR yang demikian, Subandi Al Marsudi mengemukakan, dalam kedudukan demikian
TAP MPR-RI No. III/MPR/1978 menegaskan kewajiban DPR untuk senantiasa mengawasi
tindakan-tindakan Presiden dalam rangka pelaksanaan haluan negara, apabila DPR
menganggap bahwa Presiden sungguh melanggar haluan negara, maka DPR menyampaikan
memorandum untuk mengingatkan Presiden. Apabila dalam waktu 3 bulan Presiden tidak
memperhatikan memorandum DPR tersebut, maka DPR menyampaikan memorandum kedua.
Apabila dalam waktu satu bulan memorandum kedua tersebut tidak diindahkan Presiden,
maka DPR dapat meminta Majelis mengadakan sidang istimewa untuk meminta
pertanggungjawaban Presiden (2001 : 134 -135).

B.

Kewenangan DPR setelah Amandemen UUD 1945
Perubahan terhadap pengaturan DPR dalam UUD 1945 (setelah perubahan) adalah
sebagai berikut :4
Pasal 19

1)

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.

2)

Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.

3)

Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Pasal 20

1)

4

Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membuat undang-undang.

Lihat dalam UUD 1945 setelah Amandemen

2)

Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.

3)

Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.

4)

Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang.

5)

Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undangundang tersebut disetujui, rancangan undang-undang itu menjadi undang-undang dan
wajib diundangkan.
Pasal 20 A

1)

Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.

2)

Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undangundang dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket
dan hak menyatakan pendapat.

3)

Selain hak-hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undang-undang dasar ini, setiap
anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas.

4)

Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
Pasal 21

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan usul rancangan undang-undang.
Pasal 22
1)

Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti undang-undang.

2)

Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut.

3)

Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Pasal 22 A

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan undangundang.

Pasal 22 B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat
dan tata caranya diatur dalam undang-undang.
Pasal 23
1)

Anggaran Pendapatan dan Belanja sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakansecara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2)

Rancangan undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

3)

Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapat dan
belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, pemerintah menjalankan anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun yang lalu.

4)

Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang.

5)

Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan undangundang. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Selanjutnya Marsono menguraikan, bahwa perubahan terhadap pengaturan DPR pada

UUD 1945 terjadi yakni :5


Perubahan pertama terhadap pasal 21 UUD 1945 tentang pengajuan rancangan undangundang.



Perubahan kedua terhadap pasal 22 A dan pasal 22 B UUD 1945 merupakan pasal
tambahan yaitu mengatur tentang tata cara pembentukan undang-undang dan
pemberhentian anggota DPR dari jabatannya.



Perubahan ketiga terhadap pasal 23 UUD 1945 yaitu mengatur tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara harus mendapat persetujuan DPR (2002 : 38-45).

C.

Perbedaan Kewenangan yang Dimiliki oleh DPR sebelum dan setelah Amandemen
UUD 1945

55

Syahminul Siregar,S.H.,M.H., (Staf Pengajar Fakultas Agama Islam Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan). Dewan Perwakilan Rakyat (Dpr) Menurut UUD 1945 (Perubahan). Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol. 5
No.1 Juni 2012



Fungsi dan Tugas DPR
Mempertegas fungsi DPR sebagaimana diatur pada pasal 20 A ayat UUD 1945 sebagai

pasal penambahan yaitu, DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.6
a. Fungsi dan tugas DPR dalam bidang legislasi meliputi :


DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang (Pasal 20 ayat 1 UUD 1945)
ukan hanya persetujuan dari DPR (sebagaimana sebelum perubahan).DPR bersama
pemerintah membahas rancangan undang-undang untuk mendapat persetujuan bersama
(Pasal 20 ayat 2 UUD 1945).



Persetujuan terhadap peraturan pemerintah (Pasal 22 ayat 2 UUD 1945).

b. Fungsi dan tugas DPR dalam bidang anggaran, yaitu pembahasan bersama dengan
Presiden dan memperhatikan pertimbangan DPR untuk penetapan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Pasal 23 ayat 2 UUD 1945).
c.
o

Fungsi dan tugas DPR dalam bidang pengawasan, meliputi :
Pengawasan terhadap penggunaan keuangan negara, berdasarkan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23 ayat 5 dan pasal 23 E UUD 1945).

o

Memberikan pendapat bahwa Presiden dan / atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum atau telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan / atau
Wakil Presiden, termasuk untuk mengajukan kepada Mahkamah Konstitusi (Pasal 7 B
ayat 2 dan ayat 3 UUD 1945).

 Hak DPR
Berdasarkan pasal 20 A ayat 2 UUD 1945, Hak DPR meliputi :
-

Hak Interpelasi

-

Hak Angket dan

-

Hak Menyatakan Pendapat.

Sedangkan Hak Anggota DPR sebagaimana diatur dalam pasal 20 A ayat 3 UUD 1945
meliputi :
-

Hak Mengajukan Pertanyaan

-

Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat serta

-

Hak Imunitas.

6

Adika Akbarrudin. Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPR RI dan DPD RI Pasca Amandemen UUD 1945.
Volume 8. Nomor 1. Januari 2013. Pandecta. Dapat dilihat di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta

Demikian pada pokoknya keberadaan DPR setelah adanya amandemen dalam UUD
1945 yang semakin memperkuat kedudukan DPR dalam hal fungsi legislasi, kewenangan lain
yang kuat adalah dalam hal pengawasan. Pengawasan yang dilakukan DPR terhadap
Pemerintah dan lembaga yang lain demikian luas. Hakekat pengawasan adalah pengawasan
terhadap pelaksanaan undang-undang dan pengejawatahan anggaran. Namun dalam
prakteknya, cakupan fungsi ini cukup luas, diantaranya: menetapkan soal-soal perang dan
damai dengan negara lain dan menyetujui amnesti umum.7

7

Fitria. Penguatan Fungsi Pengawasan Dpr Melalui Perubahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1954 Tentang
Hak Angket. Jurnal Cita Hukum, Vol. I No. 1 Juni 2014.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:
1.

Bahwa keberadaan DPR sebelum perubahan UUD 1945 diatur dalam pasal 19, pasal
20, pasal 21, pasal 22 dan pasal 23 UUD 1945, namun DPR sebagai badan legislatif
dalam sistem penyelenggaraan negara kurang berfungsi karena hanya bersifat
persetujuan baik dalam hal pembuatan undang-undang maupun dalam hal penetapan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan perkataan lain DPR hanya
pemberi cap/stempel saja.

2.

Bahwa keberadaan DPR setelah perubahan UUD 1945 banyak mengalami perubahan,
perubahan tersebut terjadi dalam penambahan beberapa aturan dalam pasal 19, pasal
20, pasal 20 A, pasal 22 A, pasal 22 B dan pasal 23 UUD 1945. Selain itu terjadi
penambahan fungsi dan tugas DPR dalam pasal 14 ayat 2, pasal 22 D ayat 1 dan ayat 2,
pasal 23 F ayat 1, pasal 24 A ayat 3, pasal 24 B ayat 3, dan pasal 24 C ayat 3 UUD
1945. Selain itu mempertegas fungsi dan tugas DPR meliputi fungsi legislasi, fungsi
anggaran dan fungsi pengawasan.

3.

Penguatan DPR tercermin dalam penguatan ketiga fungsi pokok DPR, yaitu fungsi
legislasi, pengawasan dan anggaran. Kewenangan membentuk Undang- Undang tidak
lagi berada ditangan Presiden, namun telah beralih ke DPR. Rancangan UndangUndang yang telah mendapatkan persetujuan bersama Presiden dan DPR dan kemudian
tidak mendapatkan pengesahan Presiden, tetap secara otomatis menjadi UndangUndang. Tidak hanya mengenai fungsi legislasi tetapi juga dalam fungsi pengawasan
yang semakin ketat setelah adanya perubahan UUD 1945.

B.

Saran
Saran yang bisa penulis berikan terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh DPR

setelah adanya perubahan UUD 1945 yaitu hendaknya DPR menjalankan fungsi dan
menggunakan hak-hak yang dimilikinya dengan sebaik mungkin sehingga tujuan dari good
governance yang diinginkan akan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Adika Akbarrudin. Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPR RI dan DPD RI Pasca Amandemen
UUD 1945. Volume 8. Nomor 1. Januari 2013. Pandecta. Dapat dilihat di
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta
Fitria. Penguatan Fungsi Pengawasan Dpr Melalui Perubahan Undang-Undang No. 10
Tahun 1954 Tentang Hak Angket. Jurnal Cita Hukum, Vol. I No. 1 Juni 2014.
Manan, Bagir. 2003. DPR,DPD dan MPR dalam UUD 1945 Baru, Yogyakarta: FH UII
Press, Cetakan Pertama.
Manan, Bagir. Teori dan Politik Konstitusi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, 2001), hlm. 41.
Naswar (Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar). Hak Angket Dalam
Konstelasi Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 1, November 2012.
Syahminul

Siregar,S.H.,M.H.,

(Staf

Pengajar

Fakultas

Agama

Islam

Universitas

Pembangunan Panca Budi Medan). Dewan Perwakilan Rakyat (Dpr) Menurut UUD
1945 (Perubahan). Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol. 5 No.1 Juni 2012
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen I-IV)