Latar Belakang - HUBUNGAN MENONTON TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK PRA SEKOLAH

  • *) Dosen Akper Pamenang Pare- Kediri

    **) Perawat RSUD Pare Kediri

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  

42

HUBUNGAN MENONTON TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN

PERSONAL SOSIAL PADA ANAK PRA SEKOLAH

Emi Agustina*, Aldino Junitalius P.S**

  The influence of media toward children is more, the higher technology and it intensity. Whereas

parents do not have time to give attention, guidance, and control their children, Children spend much more time

watching television than conducting others. The purpose of research is to analyze the correlation between

watching television toward socio personal growth of pre school child.

  Research design used in the research is cross sectional. Population from 30 respondents and 30 samples, taking sample uses total sampling. The result of research is got of watching television is much more (16,6 %), more (36,67%), enough

(46,66%), fairly enough (0%) and the social personal growth are very good (40%), good (16,67%), enough

  

(26,66%), fairly good (16,67%) from the result of correlation test. That shows that there is significant 0,046 < 0,

05 means Ho is refused.

  Based on the result, concluded that there is correlation between watching television toward social

personal growth of Pre school child with low category. Parents should be realizing it. How more the influence of

watching Television is. Every parent has responsibility to control and give attention of their growth, therefore a

little thing of the influence must be anticipated by parents either positive or negative impact shown by them.

  Key word: Watching Television, Pre School Child, Social Personal Growth.

  Latar Belakang

  Jaman sekarang ini televisi merupakan media massa elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. bahkan bagi anak pra sekolah sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya, bahkan acara nonton televisi sudah menjadi agenda wajib bagi mereka (Majid Abdul, 2008). Pengaruh media terhadap anak makin besar, tehnologi semkin cangih dan intensitasnya semakin tinggi. Padahal orang tua tidak punya waktu untuk mempehatikan, mendampingi dan mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi ketimbang melakukan hal yang lainnya. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran- pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi didunia yang penuh dengan orang lain (Koeqing, 2007). Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak pra sekolah yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa.

  Saat

  ini

  jumlah acara televisi untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar perminggu sekitar 80 judul ditayangkan dalam 300 kali penayangan selama 170 jam. Tahun 2002 mengenai jumlah jam menonton televisi pada anak di Indonesia adalah sekitar 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/ tahun. Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1000 jam/tahun. Padahal dalam seminggu ada 24 jam x 7 = 168 jam. Jadi, selain sudah sangat berlebihan, acara untuk anak juga banyak yang tidak aman yaitu: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak pra sekolah tidak menonton acara ini. (Koeqing,2007).

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta. Pada tahun 2008 ditemukan bahwa 68% (68 anak) cukup sampai sangat ingin mempraktekkan trik-trik dalam film keras apabila berkelahi dengan temannya, dan 32% (32 anak) menyatakan kurang sampai tidak ingin mempraktekkan (Reni, 2008). Film kartun menurut hasil penelitian Stein dan Friedrich di AS menunjukan bahwa anak pra sekolah menjadi lebih agresif yang dapat dikatagorikan anti sosial setelah mereka menonton film kartun. Tidak semua pada 2004 acara untuk anak yang aman hanya sekira 15% saja(Admin,2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010 jumlah murid 30 anak terdiri dari kelas A berjumlah 18 anak dan kelas B berjumlah 12 anak. Peneliti melakukan wawancara tentang lama menonton televisi dari 6 anak didapatkan hasil 4 anak menonton televisi lebih dari 3,5 jam/hari dengan personal sosial yang kurang yaitu sering menyendiri.

  Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir disegala jenjang usia, baik oleh anak pra sekolah maupun orang dewasa sekalipun. Menonton acara televisi sebenarnya sangat baik bagi anak pra sekolah, dan orang dewasa, dengan catatan apabila menonton televisi tersebut tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia,

  dan bagi anak pra sekolah adanya kontrol atau pengawasan dari orang tua. Bagi anak pra sekolah, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak pra sekolah terhadap buku,

  mengurangi semangat belajar, membentuk pola pikir sederhana, mengurangi kreativitas serta masih banyak lagi dampak

  negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak pra sekolah cenderung lebih senang berlama-lama didepan televisi dibandingan harus belajar, atau membaca buku. Jika kita melihat acara-acara yang disajikan oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya bagi anak pra sekolah untuk di tonton. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan. Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oleh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.

  Sudah waktunya stasiun televisi mencantumkan tanda bahwa program itu untuk orang dewasa, memerlukan bimbingan orangtua, atau memang acara yang dianggap pantas ditonton anak pra sekolah. Begitupun para pengelola stasiun televisi hendaknya mempunyai tanggungjawab moral terhadap acara- acara yang ditayangkannya. Mereka hendaknya tidak sekedar mencari untung (kue iklan) terhadap acara yang ditayangkannya. Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Pra Sekolah Di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010.

  Rumusan Masalah

  Adakah Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Pra Sekolah Di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec.

  Kasembon, Kab. Malang tahun 2010?

  Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak Pra Sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengidentifikasi menonton televisi di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010.

  b. Mengidentifikasi perkembangan personal sosial anak pra sekolah anak di TK Dharma

43 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayaan

  Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. penyusunan data dalam bentuk tabel. Tabel bervariasi Malang tahun 2010. adalah suatu tabel yang menyajikan data dari dua

  c. Menganalisis hubungan menonton televisi variabel secara silang. Selanjutnya dilakukan tabulasi terhadap perkembangan personal sosial anak atau cross tabulasion yaitu dengan menggabungkan Pra Sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 hasil pengukuran menonton televisi terhadap Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010. perkembangan personal sosial pada anak pra sekolah dalam jumlah total. Setelah dilakukan langkah– langkah diatas kemudian dilakukan analisa data

  Desain Penelitian

  berdasarkan kajian teori untuk mengetahui hubungan Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan menonton televisi terhadap perkembangan personal adalah analitik dengan pendekatan “cross sectional” sosial pada anak pra sekolah di TK Dharma Wanita yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

  Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010 korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan menggunakan uji statistik spearman dengan dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan  data sekaligus pada suatu saat (point time approach) =0,05. artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status

  Hasil Penelitian

  A. Karakteristik Menonton Televisi karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua objek peneliti 16

  14 diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005). 14 Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan 12

  11

  analitik cross sectional dengan variabel menonton 10 televisi sebagai variabel independen dan 8 perkembangan personal sosial anak pra sekolah 6

  5

  sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan di 4 TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. 2 Malang tahun 2010 mulai tanggal 6 - 7 Maret 2010.

  Populasi penelitian adalah semua orang tua dan anak

  Banyak Banyak Cukup Kurang

  di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon,

  Sekali

  Kab. Malang sejumlah 30 responden, dengan teknik total sampling, maka semua populasi menjadi Berdasarkan diagram menunjukkan bahwa hampir responden penelitian. Pengumpulan data dilakukan setengah (46,66%) adalah menonton televisi dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri cukup sebanyak 14 responden dan sebagian oleh peneliti. Pertanyaan yang digunakan adalah (16,67%) adalah banyak sekali sebanyak 5 pertanyaan yang bersifat tertutup yaitu responden responden. hanya memilih jawaban yang telah disediakan,

  B. Perkembangan Personal Sosial Anak Pra Sekolah sedangkan untuk perkembangan personal sosial pada 14 anak usia pra sekolah, instrumen yang digunakan

  12

  adalah kuesioner terstruktur dengan menggunakan 12 lembar KPSP pada poin personal sosial. Pengolahan 10

  8

  data terdiri atas kegiatan editing, yaitu kegiatan 8 mengedit data dilakukan dengan tujuan untuk 6

  5

  5

  mengevaluasi kelengkapan, konsistensi, dalam 4 kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan 2 penelitian; Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban dari responden macam-macamnya dengan menandai

  Sangat Baik Cukup Kurang

  kode pada masing-masing jawaban. Scoring;adalah

  Baik

  pemberian skor atau nilai terhadap bagian-bagian yang perlu diberi skor; dan Tabulating, yaitu

44 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  urnal

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  TOTAL

  Dari penelitian diatas didapatkan sebagian dari responden sebanyak 53,3%. Hal tersebut disebabkan mayoritas pekerjaan orang tua sebagai petani sebanyak 40%, dimana dilihat dari sosial ekonomi termasuk menengah kebawah. Sehingga menonton televisi merupakan sarana hiburan atau rekreasi untuk anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seorang anak sering melakukan aktivitas menonton televisi. Kemungkinan karena kondisi orang tua yang kurang mampu, sehingga mereka kurang dapat memberikan fasilitas bermain untuk anak yang sesuai. Dan anak memilih menonton televisi sebagai sarana hiburan. Disamping itu orang tua juga cenderung kurang bisa memperhatikan atau membagi waktu untuk mendampingi anak saat menonton televisi. Karena pada anak usia prasekolah khususnya perlu didampingi orang tua untuk dapat memilih acara televisi yang sesuai dan layak untuk ditonton anak usia prasekolah. Apabila anak tidak mendapat perhatian dan pendampingan orang tua saat menonton televisi maka akan dapat menimbulkan

  Menonton televisi adalah kegiatan sosial kultural yang intinya berkaitan dengan makna yang dilakukan anak-anak di dalam rumah (Reni, 2008). Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain usia, jenis kelamin, intelegensi, status sosial ekonomi, prestasi akademik, penerimaan sosial, kepribadian (Hurlock, 1998). Menonton televisi umumnya pada anak-anak yang menghabiskan waktu 3 – 3,5 jam per hari untuk menonton televisi (Azmil, 2007).

  A. Menonton Televisi Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah responden menonton televisi banyak dan banyak sekali (53,3%).

  Pembahasan

  Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon. Uji statistik juga didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar - 0,368, yang artinya semakin banyak frekuensi menonton televisi semakin kurang perkembangan personal sosial dan sebaliknya semakin jarang menonton televisi semakin baik perkembangan personal sosial. Namun demikian hubungannya termasuk katagori rendah.

  Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi didapatkan hasil ρ =0,046 < 0,05(α) yang bermakna ada hubungan yang signifikan antara menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak pra sekolah di TK Dharma

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada kelompok yang sangat banyak menonton televisi 5 anak (16,7%) memiliki perkembangan personal sosial sangat baik; dan dari 11 anak yang banyak menonton televisi, 4 diantaranya memiliki perkembangan sangat baik, 4 lainnya mengalami perkembangan baik, 2 anak memiliki perkembangan cukup serta 1 anak dengan perkembangan sosial kurang. Dari 14 anak yang menonton televisi dengan frekuensi cukup, 3 anak memiliki perkembangan sangat baik, 1 anak memiliki perkembangan baik, 6 anak memiliki perkembangan cukup dan 4 anak memiliki perkembangan kurang. Dari tabel didapatkan adanya kecenderungan semakin banyak menonton televisi maka tingkat perkembangan personal sosial anak menjadi semakin baik.

  30 (100%)

  8 (26,6%) 5 (16,7%)

  12 (40,0%) 5 (16,7%)

  14 (46,7%) Kurang (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) (0,0%)

  bahwa hampir setengah (40%) adalah kelompok perkembangan personal sosial sangat baik sebanyak 12 responden dan sebagian (16,67%) adalah baik dan kurang sebanyak 5 responden.

  6 (20%) 4 (13,3%)

  3 (10,0%) 1 (3,3%)

  11 (36,6%) Cukup

  2 (6,6%) 1 (3,3%)

  4 (13,3%) 4 (13,3%)

  Banyak

  5 (16,7%) (0,0%) (0,0%) (0,0%) 5 (16,7%)

  Baik Baik Cukup Kurang Banyak Sekali

  Perkembangan Personal Sosial TOTAL Sangat

  Frekuensi Menonton Televisi

  C. Hubungan Antara Menonton Televisi dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Pra Sekolah Hubungan antara kebiasaan menonton televisi dengan perkembangan personal sosial pada anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang dapat digambarkan seperti tabel berikut:

45 Berdasarkan diagram diatas menunjukkan

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  

46

  dampak yang tidak baik bagi anak itu sendiri antara lain: berpengaruh terhadap sikap, mengurangi semangat belajar, membentuk pola pikir sederhana, mengurangi kreativitas, merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, matang secara seksual lebih cepat. Oleh sebab itu orang tua perlu memperhatikan dan memberikan pengarahan kepada anaknya untuk membatasi waktu menonton televisi.

  B. Perkembangan Personal Sosial Anak Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah responden perkembangan personal sosial adalah sangat baik dan baik (56,67%).

  Menurut Soetjiningsih (1995), perkembangan personal sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat. Tumbuh kembang Personal Sosial anak pra sekolah dapat distimulasi salah satunya dengan mematuhi peraturan keluarga.

  Dari hasil penelian didapatkan perkembangan personal sosial anak pra sekolah baik dan sangat baik 56,67%. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan orang tua yang mayoritas berpendidikan SMA/SMK 46,66%. Pendidikan orang tua juga mempengaruhi bagi perkembangan personal sosial anak. Apabila orang tua tidak mengetahui dan mengerti tentang dampak yang ditimbulkan dari menonton televisi yang akan mempengaruhi perkembangan personal sosial anak tidak terpenuhi seperti aspek yang berhubungan dengan anak antara lain: kemandirian, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Maka dari itu orang tua perlu membuat suatu aturan yang ditaati oleh anak sehingga perkembangan personal sosial anak menjadi lebih baik.

  C. Hubungan antara Menonton Televisi dengan Perkembangan Personal Sosial Anak

  Dari hasil analisa menggunakan uji spearmen menunjukan hasil ρ =0,046 < 0,05 (α) ada hubungan yang signifikan antara menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 2010.

  Sehingga Ho ditolak, menunjukkan Hubungan kedua variabel negatif (ditunjukkan oleh nilai correlation Spearman's - 0, 368) artinya semakin banyak menonton televisi semakin kurang perkembangan personal sosial dan sebaliknya semakin jarang menonton televisi semakin baik perkembangan personal sosial. Namun demikian hubungannya termasuk katagori rendah.

  Menonton televisi adalah kegiatan sosial kultural yang intinya berkaitan dengan makna yang dilakukan anak-anak di dalam rumah (Reni, 2008). Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antera lain usia, jenis kelamin, intelegensi, status sosial ekonomi, prestasi akademik, penerimaan sosial, kepribadian (Hurlock, 1998). Menonton televisi umumnya pada anak-anak yang menghabiskan waktu 3 – 3,5 jam per hari untuk menonton televisi (Azmil, 2007). Menurut Soetjiningsih, Perkembangan Personal Sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat. Tumbuh kembang Personal Sosial anak pra sekolah dapat distimulasi salah satunya dengan mematuhi peraturan keluarga.

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar dari responden yang mempunyai menonton televisi banyak dan banyak sekali 53,3% karena orang tua bekerja sebagai petani sehingga kurang memperhatikan anaknya setiap menonton televisi, sehingga berpengaruh pada perkembangan personal sosial anak. Semakin tinggi orang tua memberikan perhatian dan pengarahan terhadap anaknya maka perkembangan personal sosial anak menjadi lebih baik tetapi sebaliknya bila orang tua kurang memperhatikan dan memberikan pengarahan terhadap anaknya maka perkembangan personal sosial anak kurang baik.

  Kesimpulan

  1. Dari hasil penelitian didapatkan menonton televisi adalah banyak sekali sebanyak 5 responden (16,67%), frekuensi banyak 11 responden (36,67%), frekuensi cukup 14 responden (46,66%), dan frekuensi kurang 0 responden (0%)

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  Pada Anak pra sekolah . www. mujid

  Cumux. (2009). Pengaruh Televisi Pada Perilaku

  Anak. Gumuxranger.web.id (download : 10 Oktober 2009).

  Hurlock, Elizabeth. (1998). Perkembangan Anak Jilid

  I. Erlangga : Jakarta Koeqing. (2007). Pengaruh Televisi Pada Anak.

  www.kapanlagi.com (download : 10 Oktober 2008).

  Majid, Abdul. (2008).. Pengaruh Nonton Televisi

  bs2.wordpress.com (download :15 September 2009). Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi

  Admin. (2008).. Pengaruh Perilaku Menonton Televisi Pada Anak pra sekolah .

  Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rhineka Cipta

  Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

  Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika Reni. (2008). Pengaruh Televisi Pada Anak .

  www.puslit2.petra.dac.i.com (download : 07 Oktober 2009).

  Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak .

  Jakarta : EGC _______.(2005). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.

  Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

  www.sulastowo.com (download :12 Oktober 2009).

  Standar Siaran. www.bainfokomsumut.go.id (download :11 September 2009).

  

47

  Kasembon, Kab. Malang tetapi dikeseluruhan anak yang ada di masyarakat.

  2. Dari hasil penelitian didapatkan perkembangan personal sosial sangat baik 12 responden (40%), baik 5 responden (16,67%), cukup 8 responden (.26,66%), kurang 5 responden (16,67%)

  3. Berdasarkan uji statistik spearman didapatkan (

  Sig. (2-tailed = 0,046 < 0,05(α) sehingga Ho

  ditolak. Hubungan kedua variabel negatif (ditunjukkan oleh nilai correlation Spearman's - 0, 368) artinya semakin banyak menonton televisi semakin kurang perkembangan personal sosial. Namun demikian hubungannya termasuk katagori rendah.

  Saran

  1. Bagi Peneliti Lain Untuk peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai informasi untuk meneliti dengan variabel lain yang lebih luas dan sampel yang lebih banyak tidak hanya di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec.

  2. Bagi Institusi Diharapkan dapat mengembangkan konsep dan ilmu keperawatan serta cara peningkatan perkembangan personal sosial yang adaptif.

  Azmil. (2007). Pedoman Perilaku Penyinaran Dan

  3. Bagi Tempat Penelitian Dengan menonton televisi, personal sosial anak menjadi kurang baik sehingga untuk anak yang bersekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang semoga guru pengajar dapat memberikan pengarahan kepada anak maupun orang tua agar tidak menonton televisi terlalu sering.

  4. Bagi Orang Tua Diharapkan orang tua mampu mendampingi anak ketika menonton televisi dan dapat memilih acara televisi yang layak ditonton oleh anak.

DAFTAR PUSTAKA

  Alimul Aziz, H. (2003). Riset Keperawatan dan

  Tehnik Penulisan Ilmiah

  , Surabaya : Salemba Medika. Alimul Aziz, H. (2006). Kebutuhan dasar manusiaI.

  Jakarta : Salemba Medika Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu

  Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta