Laporan Praktikum Pelapukan statistik inferensial

I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia
dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan
induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah
campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan
cair. Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil
yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk
dan menjadi tanah.
Batuan-batuan di permukaan bumi akan mengalami proses pelapukan,
yang memerlukan waktu yang relatif lama. Karena proses pembentukannya yang
sangat lama itu (ribuan higga jutaan tahun) kita tidak dapat menyaksikan
bagaimana tanah itu terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan
sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama
kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah, batu yang ditumbuhi lumut lama
kelamaan akan pecah dan hancur, tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang
mengandung bahan kimia, dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan
lainya. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari
daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat
dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub
tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja. Berdasarkan uraian di atas, maka

perlu dilakukan diskusi mengenai pelapukan tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum tanah sebagai hasil pelapukan adalah untuk mengetahui
bahwa tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sifat
tanah ditentukan oleh sifat batuan/bahan induk yang membentuknya. Adapun
kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca
khususnya mahasiswa untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan tanah
sebagai hasil pelapukan batuan.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
0

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelapukan Tanah
Tanah merupakan bagian paling atas dari lapisan kera bumi. Tubuh tanah terdiri
atas batuan yang telah mengalami pelapukan, kemudian bercampur dengan sisasisa bahan organic, air dan udara serta mengalami proses fisika dan kimia
membentuk lapisan tanah. Sebagai suatu system tubuh alam, tanah tersusun atas
lima komponen utama, yaitu partikel mineral (fraksi anorganik), bahan organik

(humus), unsur air, udara dalam tanah dan kehidupan jasad renik atau
miroorganisme seperti cacing tanah, bakteri dan jamur.
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia
dan/atau biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan
sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses
pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari
mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai
batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh
dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan
klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya.
Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga
dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis
pembentukan tanah itu sendiri (Boggs, 1995).
Rombakan batuan oleh proses pelapukan merupakan bagian terpenting
dari siklus pembentukan sedimen dan batuan sedimen. Proses pelapukan dapat
berupa proses fisika, kimia dan biologi.
2.1.1.Pelapukan Fisik
Pelapukan fisik (disintegrasi) merupakan proses mekanik yang menyebabkan
bebatuan massif pecah-hancur terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa

ada perubahan kimiawi sama sekali. Proses ini sangat dominan pada kondisi suhu
rendah seperti di kutub atau pada kondisi suhu tinggi di padang pasir. Proses
pelapukan fisik terutama dipicu oleh perubahan suhu secara drsatis dan oleh

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
1

hantaman air hujan, selain dapat dipicu oleh penetrasi akar dan aktivitas makhluk
hidup lainnya. (Anonim1,2012)
Bebatuan yang tersusun oleh berbagai mineral yang beraneka sifat fisik dan
kimawi apabila tiba-tiba terpapar oleh perubahan suhu drastis, akan terjadi
kontraksi dan ekspansi antarfraksi penyusunnya, sehingga timbul retakan-retakan
yang kemudian memicu pecah hancurnya bebatuan ini. Kecepatan proses ini
tergantung pada kondisi fisik bebatuan. Bebatuan berpermukaan kasar lebih cepat
ketimbang yang halus, bebatuan berwarna gelap lebih banyak menyerap panas
sehingga lebih cepat ketimbang yang berwarna terang.
Proses pelapukan fisik yang dipicu air dapat terjadi lewat beberapa
mekanisme :

1. Pada bebatuan yang telah retak, air masuk ke celah-celahnya kemudian
membeku, pembekuan ini menyebabkan membesarnya rekahan-rekahan
tersebut. Lewat tekanan proses hodrothermal berupa siklus beku cairnya air
yang silih berganti ini, bebatuan menjadi pecah hancur. Mekanisme ini
umumnya terjadi pada kawasan beriklim dingin.
2. Hanataman butiran-butiran hujan dan aliran air/es menyebabkan terjadinya
pengikisan dan retaknya bebatuan, menghasilkan partikel-partikel halus yang
terangkut ke tempat-tempat rendah.
1.2.2. Pelapukan Kimiawi
Pelapukan atau transformasi kimiawi umunya merupakan proses yang menyertai
proses pelapukan fisik dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam komposisi
kimiawi maupun komposisi mineral (dekomposisi) penyusun permukaan
fragmen-fragmen bebatuan. Melalui proses ini bagian permukaan fragmenfragmen dapat kehilangan sebagian mineral penyusunnya atau mengalami
perubahan komposisi kimiawinya, yang kemudian menyebabkan terbentuknya
mineral-mineral sekunder. Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi
ini meliputi :
·

Pelarutan (Solubilitasi)


·

Hidratasi

·

Hidrolisis
DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
2

·

Oksidasi

·

Reduksi


·

Karbonatasi

·

Asidifikasi (Pengasaman)

1.2.3.Pelapukan Biologis
Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan bantuan
organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya pelapukan organis
dipengaruhi oleh :
1. Membusuknya sisa tumbuhan dapat membentuk asam gambut yang berakibat
rusaknya bebatuan.
2. Pengrusakan-pengrusakan oleh binatang-binatang kecil di dalam tanah.
3. Pengrusakan batuan oleh aktiviras manusia dengan segala peralatannya baik
alat tradisonal maupun mekanik.
2.2. Faktor pelapukan tanah
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerja sama dalam
berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi).

Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim,
dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka
faktornya ditambah dengan waktu. Topografi (relief) yang mempengaruhi tata air
dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.
2.2.1

Iklim (Climate)

Iklim adalah rata-rata cuaca. Semua energi untuk membentuk tanah datang dari
matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan
panas. Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban
menyebabkan perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching).
Sedangkan angin mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah
iklim arid. Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi
pembentukan tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi
kelembeban, aktifitas biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi. (Jenny,1941),
Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur). Faktor
pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.
DASAR-DASAR ILMU TANAH


6
3

- Curah hujan
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi
atau pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang
terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan
maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin
lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini
desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
- Suhu (temperatur)
Suhu

sangat

berpengaruh

bagi

proses


pembentukan

tanah

meliputi

evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi
kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat pula reaksi kimia
berlangsung.
2.2.2

Bahan Induk (Parent Rock)

Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun
pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan
organik.
Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam
membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau
lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis

batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.
Bahan organik berperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga
ketahanan agregat tahan. Selain itu, bahan organik mempunyai pengaruh terhadap
warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman.sertaterhadap
ketersediaan hara dalam tanah. Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan
organik, pada keadaan alami tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat
besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan organik tercampur
tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti
cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahan organik tanah yaitu, kedalaman tanah
yang mentukan kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20
DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
4

cm dan makin ke bawah makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana
semakin rendahnya suhu, maka makin tinggi pula bahan organik yang terkandung
dalam tanah.
2.2.3. Makhluk Hidup (Rates of Growth and Decay)

Semua makhluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh
terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah
vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan untuk waktu yang lama,
sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad renik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam
proses peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat diserap oleh akar
tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah).
2.2.4. Relief
Menurut (Jenny,1941) ada 3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah:
a. pengaruh kelerengan atas jeluk tanah
b. modifikasi pengaruh iklim
c.mempengaruhi hubungan kelembaban
2.2.5. Waktu (Time)
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah,
memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk.
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang
lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan
mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika
tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan
steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama.
(Jenny,1941),

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
5

III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Tanah Hasil Pelapukan dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan
Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin Makassar pada hari Rabu, 10 Desember 2014, pada pukul 15.00
WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah spidol, polpen dan kertas.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu sampel batuan induk, bahan induk dan
tanah hasil pelapukan.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini sebagai berikut :
1.

Mendengar penjelasan yang dibawakan oleh senior mengenai sampel tanah

2.

Mendiskusikan bersama kelompok mengenai pelapukan batuan

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi pada praktikum Tanah Hasil Pelapukan
maka diperoleh hasil bahwa pembentukan tanah berasal dari proses pelapukan
yaitu proses pemecahan atau penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari
batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan
organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Sawkins dkk, 1978) bahwa pelapukan adalah proses
berubahnya batuan menjadi tanah (soil) baik oleh proses fisik atau mekanik
(disintegrasi) maupun oleh proses kimia (decomposition).
Proses pembentukan tanah dapat dikelompokka menjadi 3, yaitu melalui
proses pelapukan fisik, kimiawi dan biologis. Pelapukan fisik (disintegrasi)
merupakan proses mekanik yang menyebabkan bebatuan massif pecah-hancur
terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan kimiawi sama
sekali. Pelapukan atau transformasi kimiawi umunya merupakan proses yang
menyertai proses pelapukan fisik dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam
komposisi kimiawi maupun komposisi mineral (dekomposisi) penyusun
permukaan

fragmen-fragmen

bebatuan. Pelapukan

organis

adalah

proses

penghancuran massa batuan dengan bantuan organisme makhluk hidup dan
tumbuhan.
Proses pelapukan membutuhan waktu yang sangat lama, semua proses
pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami
proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Pembentukan tanah dipengaruhi
oleh lima faktor yang bekerja sama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik
(disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Menurut Jenny (1941): 5 Faktor
yang mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah (Genesis) dan Perkembangan
Tanah (Differensiasi Horison), yaitu:
1. Bahan Induk (b) = Batuan Beku, B.Sedimen, B.Metamorf, Bhn.Organik;
(mempengaruhi perbedaan dari sifat kimia dan sifat fisik tanah)
2. Iklim (i) = curah hujan dan suhu (temperatur)

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
7

3. Organisme (o) atau Jasad Hidup (h) = Tumbuhan & Hewan
4. Relief (r ) atau Topografi (t) : Kecuraman Lereng
5. Waktu (w) = Tingkat Perkembangan (muda, dewasa, tua) dan Umur
(dalam tahun)

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
8

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
 Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan
kimiawi, dan pelapukan biologis.
 Pelapukan biologi : pelapukan yg disebabkan oleh kegiatan makhluk
hidup, misalnya oleh lumut, akar tanaman
 Pelapukan kimia : proses pelapukan yg disertai perubahan struktur kimia
batuan, misalnya proses oksidasi (oleh oksigen) dan proses hidrolis (oleh
air).
 Pelapukan fisika : proses pelapukan tanpa disertai perubahan komposisi,
misalnya pengaruh sinar matahari, perubahan temperatur (pemanasan &
pendinginan).
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan adalah iklim, bahan induk,
topografi/relief, organismedan waktu.
5.2.

Saran
Praktikum pelapukan batuan yang dilakukan terkesan kurang kondusif karena
praktikum diadakan secara mendadak. Sebaiknya jika ingin melaksanakan
praktikum, praktikan diberitahu minimal sehari sebelum praktikum diadakan
agar para praktikan bisa lebih siap.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

6
9

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2012. http://fredatorinsting.blogspot.com/2012/01/pelapukan-danerosi.html. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014 Makassar
Boggs, Sam, J. R., 1995, Principles of Sedimentology and Stratigraphy,
University of Oregon, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.
Jenny, H., 1941. Factor of Soil Formation. McGraw-Hill Book Company, Inc.
New York And London.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

7
0