perkembangan peserta didik smp bina sisw

Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS, Kepala Sekolah, Orang Tua,
Kakak Abang, Sahabat Bidang Perkembangan Peserta Didik
SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan
Laporan Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen : Dra. Masta Ginting , M.Pd
NIP.19550525 198103 2 001
Oleh :
KELOMPOK III
C Reguler 2015
Suib
Ratna Andira Siregar
Novita Pardede
Ria Erjayani Saragih

(3152131023)
(3153131027)
(3152131034)
(3151131039)


JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tentang Peran
Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat
Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan
Percut Sei Tuan.
Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Laporan Penelitian ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian tentang Peran Guru Bidang Studi,
Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Terhadap
Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut
Sei Tuan ini dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
mengenai Peran Guru Bidang Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak
Abang, Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut
Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Medan, Maret 2017
Kelompok III

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

ii


DAFTAR TABEL ..................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................

2

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................

2

1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................................


2

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................................................................
2.1.1

Perkembangan

Peserta

Didik

Usia

Sekolah

Menengah

Pertama


(SMP) ..................
2.1.2

Peran

Lingkungan

3
3
6

Terhadap

Perkembangan

Peserta

Didik

Usia


SMP ....................
9
BAB III METODE PENELITIAN

9

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................................................

9

3.2 Variabel Penelitian ...........................................................................................................

10

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................................

11

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................................

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................................
12
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH

13

4.1 Kondisi Fisik Wilayah .....................................................................................................

13

4.2 Kondisi Non Fisik ............................................................................................................
4.3 Sarana dan Prasarana .......................................................................................................
15
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

15

5.1 Hasil Penelitian ................................................................................................................
5.1.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang .........
ii


16

5.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina

19

Siswa Desa Laut Dendang ................................................................................................

19

5.2 Pembahasan Penelitian .....................................................................................................
5.2.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang .........

22

5.2.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina
Siswa Desa Laut Dendang ................................................................................................
25
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


25

6.1 Kesimpulan ......................................................................................................................
6.2 Saran ................................................................................................................................

26
27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................................

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penduduk Menurut Pekerjaan ..................................................................................

13

Tabel 2. Sarana Pendidikan ....................................................................................................

14


Tabel 3. Sarana Ibadah ...........................................................................................................

14

iii

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya proses perkembangan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia
pada umumnya, dimana manusia itu mengalami tahapan tertentu dalam masa hidupnya, yang
setiap tahapannya tersebut harus dijalani sesempurna mungkin sesuai dengan kodrat dan
kemampuannya sebagai manusia yang diciptakan paling mulia dari makhluk lain oleh Tuhan
yang maha esa. Salah-satu tahapan tersebut adalah tahapan dalam proses perkembangan yang
dijalaninya pada masa tertentu dalam hidupnya, proses perkembangan yang akan dibahas dan di
tekankan oleh penulis adalah proses perkembangan pada masa smp (sekolah menengah pertama)
Disini penulis akan mencoba menguak bagaimana proses perkembangan baik dari segi sosial,

agama, emosi, bahasa, moral, fisik, serta seksualnya yang ideal di jalani oleh anak SMP (sekolah
menengah pertama) yang sesuai dengan seharusnya, serta untuk mengetahhui peran guru bidang
studi, wali kelas, pks, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, sahabat terhadap perkembangan
peserta didik tersebut.
Masalah yang sering dihadapi oleh para peserta didik yaitu masalah dalam perkembangan
terutama dikalangan SMP, masalah ini juga menjadi tugas para pendidik (guru) dalam upaya
memajukan kualitas manusia Indonesia terutama dalam pendidikan, karena masalah seperti ini
harusnya dapat terselesaikan secepat mungkin meskipun didalamnya terdapat kesukaran, lalu
bagaimana kaitannya dengan masalah pendidikan yang harus diatasi sesegera mungkin agar
dapat tercipta pendidikan yang baik dan benar serta optimal untuk mewujudkan tujuan
pendidikan itu sendiri baik dimasa sekarag maupun masa nyang akan datang, tentunya
kekompakan dan keselarasan antara komponen-komponen pendidik (komponen pendidik di
sekolah sperti guru,wali kelas, pks, dan kepala sekolah. Komponen keluarga atau orangtua dan
koponen di lingkungan masyarakat) harus dijalankan dengan baik dalam memantau proses
perkembangan yang dialami peserta didik.
Atas dasar tersebut penulis melakukan penelitian pada siswa agar dapat sedikit membantu
dalam penyelesayai masalah pendidikan yang sedang dialami pada masa sekarang ini, karena
penelitian pendidikan ini sendiri bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
terutama dengan masalah yang berkaitan dengan kualitas proses pendidikan dan pengajaran serta
aplikasinya kelak di masyarakat, namun penelitian ini akan lebih spesifik mengangkat sebuah
realita yang terjadi di dalam kehidupan peserta didik, yang kemudian akan di pahami dan
dipelajari sebagai bahan evaluasi terhadap masalah yang ada dalam pendidikan, khususnya dari
1

objek yang sedang di teliti. Adapun judul penelitian yang dilakukan yaitu “Peran Guru Bidang
Studi, Wali Kelas, PKS III, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kakak Abang, Sahabat Terhadap
Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut
Sei Tuan”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah proses perkembangan yang dialami peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa
Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan ?
2. Bagaimana peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua,
kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa
Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses perkembangan yang dialami peserta didik di SMP Swasta Bina
Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Mengetahui peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua,
kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina Siswa
Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangan pemikiran informasi bagi pembaca
terkhusus calon pendidik atau guru dalam memahami peran guru bidang studi, wali kelas,
PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan
peserta didik usia sekolah menengah.
2. Sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai peran guru bidang
studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap
perkembangan peserta didik usia sekolah menengah.

2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
1. Pengertian Remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang
berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah
adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik. Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu,
dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga
merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan juga, bahwa
remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa. Untuk memudahkan
identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu tertentu, WHO membagi 2 tahap usia
remaja yaitu:
 Remaja Awal : 10 – 14 tahun
 Remaja akhir : 15 – 20 tahun
Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan
sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
adalah masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja
awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode
unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan- perubahan perkembangan yang tidak terjadi
dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
2. Ciri-ciri Masa Remaja Usia Sekolah Menengah Pertama
1) Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri- ciri seks sekunder mulai
berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnyajakun pada anak laki-laki.
Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah
dada. Dengan adanya kedewasaan biologis ini, remaja memiliki kemampuan biologis yang sama
dengan orang-orang dewasa lainnya dalam hal reproduksi.

3

2) Masa remaja awal merupakan periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangan
manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai
empat tahun pada usianya.
3) Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat
Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya
timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan
timbulnya perilaku negatif.
4) Masa remaja awal merupakan masa negatif
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan
sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan
sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa
negatifistik kedua.
3. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama
Selama di SMP/MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa
dewasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus di
hadapi oleh guru.
1) Perkembangan Fisik
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki. Saat itu, secara
biologis remaja mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak
tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.
Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis
hormon (gonadotrophins ataugona dotrophic hormones) yang saling berhubungan dengan
pertumbuhan, yaitu : Follicle–Stimulating Hormone (FSH); dan Luteinizing Hormone (LH).
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhanestrogen dan
progesterone; dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak laki-laki, luteinizing hormone yang juga
dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone.
Pertumbuhan secara cepat dari hormon- hormon tersebut diatas merubah sistem biologis seorang
anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system
4

reproduksinya sudah efektif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai
berkembang. Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot dan fisik lainnya
yang berhubungan dengan tumbuhnya hormone testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah
secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
2) Perkembangan aspek kognitif
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti
pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif
utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang
tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan
analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih
kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori
objek yang beragam. Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam
bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital
untuk kegiatan kognitif.
3) Perkembangan aspek afektif
Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi.
Perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku dengan orang lain atau
sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain
(imitation).
4) Perkembangan psikomotorik
Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia
SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan
luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, sering
menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan
akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri

5

2.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
1. Peran Guru Bidang Studi Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan perkembangan
peserta didik di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai
konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan
oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran
guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan
bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawireligius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai
tanpa syarat.
2. Peran Wali Kelas Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
Wali Kelas di Sekolah untuk membantu perkembangan peserta didik dapat melakukan
pendekatan dengan Siswa/siswinya. Wali Kelas harus mampu mengenali anak-anak muridnya
dengan baik dan benar. Wali Kelas merupakan orang tua ketika kita berada di Sekolah. Jadi
hendaknya Wali Kelas mempunyai hubungan yang lebih akrab dengan anak-anak didiknya
seperti berusaha mengenali minat dan bakat anak-anak didiknya dan membantunya menggali
potensi dalam diri anak tersebut dengan begitu Wali Kelas dapat membantu perkembangan
peserta didik karena memberikan keleluasaan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
3. Peran PKS III Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
PKS III merupakan pembantu kepala sekolah dalam bidang kesiswaan dalam membantu
perkembangan peserta didik di Sekolah dengan membentuk berbagai organisasi sebagai ajang
yang membantu para Siswa/siswi untuk melancarkan kemampuan dan potensi serta bakat dari
peserta didik. Karena dengan adanya organisasi ini maka bakat dan potensi yang dimiliki peserta
didik dapat ditingkatkan sehingga memiliki nilai-nilai positif. Salah satu contoh organisasi yang
terdapat di sekolah ialah osis, pramuka, dan ekstrakurikuler lainnya.

6

4. Peran Kepala Sekolah Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah
memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
 Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
 Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
 Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan
profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
 Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
5. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
Orang tua dalam hal ini memiliki peran yang lebih berpengaruh untuk perkembangan
peserta didik. Orang tua harus bisa mengetahui bagaimana kemampuan dan potensi anaknya
dengan cara mengajaknya berkomunikasi untuk membicarakan sesuatu yang serius atau
bercanda, berusaha memahami pola pikir anak dan orang tua wajib mencontohkan kepada
anaknya sikap dan budi pekerti yang baik. Dengan begitu orang tua dapat membantu
perkembangan peserta didik kearah yang lebih baik. Selain itu orang tua juga harus melakukan
kontrol terhadap aktivitas anaknya baik di rumah maupun dilingkungan bermainnya.
6. Peran Kakak Abang Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
Kakak/Abang memiliki peran untuk membantu adiknya dalam memenuhi tugas
perkembangan peserta didik usia sekolah menegah pertama dengan cara menjalin hubungan yang
harmonis dengan adik dan tidak mencontohkan perilaku yang kurang baik, karena seorang
Kakak/Abang adalah salah saatu panutan bagi adiknya.

7

7. Peran Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik Usia SMP
Dalam perkembangan peserta didik usia sekolah menengah, sahabat juga sangat
mempengaruhi perkembangan yang terjadi pada peserta didik, sebaiknya seorang remaja awal
dapat memilah dirinya untuk bersahabat dengan orang yang dapat membawanya ke arah yang
lebih baik dalam segala hal. Sahabat berperan dalam mendengarkan cerita dan keluh kesah yang
dialami peserta didik dalam proses perkembangan dirinya, dari situ sahabat seharusnya
memberikan nasehat yang positif untuk menyikapi permasalahannya. Karena terkadang seorang
remaja awal (usia SMP) tidak dapat menceritakan semua yang dirasakannya kepada orang
tuanya. Dengan memberikan nasehat yang positif dan membantu peserta didik untuk melakukan
pergaulan yang positif seperti mengikuti organisasi-organisasi di sekolah maka akan membawa
perkembangan ke arah yang lebih baik dan positif.

8

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan pada hari rabu tanggal 18 Oktober 2017.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini
menggunakan Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga
dengan variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh,
treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi
variabel lainnya.
Dalam penelitian ini variabel yang dilihat yaitu perkembangan yang dialami peserta didik
di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang, dan peran guru bidang studi, wali kelas, PKS
III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik
SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang.
Peran :
Guru bidang studi
Wali kelas
PKS III
Kepsek
Orang Tua
Kakak/Abang
 Sahabat







Perkembangan Peserta
Didik di SMP Swasta
Yayan Bina Siswa Desa
Laut Dendang

3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik di SMP Swasta
Bina Siswa Desa Laut Dendang.

9

2. Sampel
Mengingat populasinya sangat besar, serta agar diperoleh sampel yang representative
yaitu sampel yang benar-benar menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka
sampel diambil memakai dengan teknik, yaitu Purposive Sampling.
Purposive Sampling yaitu sampling yang bertujuan untuk mengambil subjek yang di
dasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dan peran guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah,
orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan peserta didik SMP Swasta Bina
Siswa Desa Laut Dendang, maka sesuai dengan Purposive Sampling hanya siswa SMP Swasta
Bina Siswa Desa Laut Dendang dijadikan sampel penelitian ini. Berdasarkan pengumpulan data
berdasarkan purposive sampling maka sample dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IX dengan
jumlah 26 siswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh
data yang tidak terdapat di instansi melalui pengumpulan secara langsung dari lapangan.
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara :
 Wawancara/Kuesioner
Merupakan kegiatan untuk menarik informasi dan data dari sampel yang terpilih. Jenis
kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner dengan pertanyaan
tertutup dimana jawabannya sudah ditentukan, namun terdapat pertanyaan lanjutan
apabila jawaban responden tidak terdapat dalam jawaban pilihan.
 Observasi/pengamatan langsung
Hasil observasi/pengamatan pada penelitian ini dicatat secara deskriptif, yang secara
akurat mengamati dan merekam fenomena yang muncul dan mengetahui hubungan antara aspek
dalam fenomena tersebut.

Data dan informasi tersebut dapat berupa tabel data kuantitatif

maupun kualitatif, gambar maupun peta di wilayah penelitian, serta visualisasi foto, sebagai
bahan analisis dan penjelasan.

10

2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku kepustakaan dan penelitian terkait
perkembangan peserta didik yang validitas datanya dapat dipertanggung jawabkan. Adapun
Studi literatur merupakan survei data maupun literatur yang berkaitan dengan karakteristik desa
dan kota yang diteliti. Literatur ini diperoleh dari buku teks, internet, dan referensi lainnya.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989). Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan data
perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang yang diperoleh dari
hasil observasi. Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada dua macam data, yaitu data
primer yang diperoleh dari wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari lembaga dan
instansi-instansi terkait. Data tersebut setelah dianalisis secara deskriptif diadakan interpretasi.
Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui peran guru bidang studi, wali
kelas, PKS III, kepala sekolah, orang tua, kakak abang, dan sahabat terhadap perkembangan
peserta didik SMP Swasta Bina Siswa Desa Laut Dendang.

11

BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH
4.1 Kondisi Fisik Wilayah
1. Letak dan Luas
Desa laut dendang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan
dan terletak di wilayah Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Desa Laut Dendang
memiliki batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan desa Sampali
 Sebelah Timur berbatasan dengan desa Bandar Setia
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Estate
 Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Timur dan desa Sampali
Desa laut Dendang memiliki luas wilayah 170 Ha, dengan ketinggian 30 m dpl, dimana
wilayah ini merupakan wilayah yang berbatasan dengan kota medan. Sehingga tidak jarang
tenaga pengajar atau guru sekolah di desa Laut Dendang Berasal dari kota Medan.
2. Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada daerah yang luas dan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga
kehidupan baik manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer
dengan prosesnya.
Penentuan suatu daerah dapat di tentukan dengan banyak cara, yaitu seperti klasifikasi
iklim berdasarkan teori para ahli. Menurut klasifikasi iklim berdasarkan daerah suhu, maka iklim
terbagi atas iklim tropis (00-23,50 LU/LS), iklim subtropis (23,50-66,50 LU/LS), dan iklim
kutub (66,50-900 LU/LS). Iklim di wilayah laut dendang merupakan iklim tropis, karena wilayah
desa Laut Dendang merupakan bagian dari wilayah provinsi Sumatera Utara yang terletak di
lintang tropis. Dimana iklim tropis menunjukkan dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau, dengan curah hujan tinggi dan memperoleh sinar matahari sepanjang tahun.

12

4.2 Kondisi Non Fisik
Penduduk desa laut dendang pada tahun 2011 sebanyak 14.797 jiwa dan 3.056 KK,
dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.507 dan penduduk perempuan sebanyak 7.290
jiwa. Dengan kepadatan penduduk sekitar 87 jiwa/Km 2, dan sex ratio sebesar 103, dengan artian
bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki.
Tabel 1. Penduduk Menurut Pekerjaan
No

Jenis Pekerjaan

Jumlah (%)

.
1.

PNS

8

2.

TNI

5

4.

POLRI

5

5.

Pedagang

9

6.

Buruh

70

7.

lain-lain

3

Sumber: Desa Laut Dendang Dalam Angka 2011

Dari data di atas dapat dilihat mata pencaharian warga masyarakat desa Laut Dendang
umumnya non pertanian: misalnya buruh, pedagang, pegawai negeri sipil dan lain-lain. Dimana
hal tersebut mengindikasikan bahwasanya masyarakat Desa Laut Dendang Merupakan para
buruh penglaju yang bekerja di Kota Medan. Dari tabel tersebut juga kita dapat menganalisis
bahwa dilihat dari jenis pekerjaan buruh yang dominan maka menunjukkan tingkat pendidikan
atau tamatan sekolah penduduk rata-rata rendah, karena hanya dapat bekerja sebagai buruh dan
jenis pekerjaan lain seperti PNS, TNI, dan POLRI dengan persentase yang rendah.
4.3 Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil penelusuran data sekunder yang kelompok peneliti lakukan maka
diperoleh hasil keadaan sarana dan prasarana di Desa Laut Dendang berupa sarana pendidikan,
dan sarana ibadah. Dimana data menunjukkan jumlah sekolah menurut tingkatan dan rumah
ibada mnurut agama. Untuk lebih jelas mengenai jumlah sarana pendidikan dan sarana ibadah di
Desa Laut Dendang dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

13

Tabel 2. Sarana Pendidikan
No

Sarana Pendidikan

Jumlah/unit

.
1.

PAUD

3

2.

TK

1

3..

SD

2

4.

SMP

3

5.

MTS

1

6.

SMA

1

Sumber : Desa Laut Dendang Dalam Angka 2011

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa sarana pendidikan secara umum di
desa laut dendang memiliki sarana pendidikan yang memadai, karena sarana pendidikan mulai
dari anak usia 3 tahun yaitu PAUD, sampai SMA. Namun jumlah SMP dan SMA yang masih
sedikit dan tidak terdapat SMK, merupakan akibat dari aksesibilitas dan jarak desa Laut
Dendang yang berdekatan dengan kota Medan, sehingga banyak penduduk di Desa Laut
Dendang yang bersekolah di kota Medan.
Tabel 3. Sarana Ibadah
No

Sarana Ibadah

Jumlah/unit

.
1.

Masjid

5

2.

Mushala

7

3.

Gereja

2

Sumber : Desa Laut Dendang Dalam Angka 2011

Pendirian rumah ibadah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Pendirian Rumah Ibadah. Dalam medirikan
satu rumah ibadah minimal terdapat 60 orang tanda persetujuan untuk mendirikan rumah ibadah.
Dalam peneltian yang dilakukan tidak memperoleh jumlah penduduk menurut agama maka
kelompok peneliti hanya mampu menyajikan data jumlah rumah ibadah, dimana rumah ibadah
agama islam yaitu mesjid dan mushala dengan jumlah 5 unit masjid dan 7 unit mushala. Selain
itu terdapat 2 unit gereja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk agama islam lebih
banyak dibandingkan penduduk agama kristen.
14

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang
1. Perkembangan Fisik Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa
perkembangan fisik dari seluruh siswa yang berjumlah 26 orang siswa telah mengalami
perkembangan fisik secara signifikan. Perkembangan fisik yang terjadi pada siswa kelas IX SMP
Swasta Bina Siswa yang rata-rata berusia 13-14 tahun dengan perkembangan fisik perubahan
ukuran tubuh, proporsi tubuh, dan perubahan suara.
2. Perkembangan Kognitif Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina
Siswa, dapat diketahui bahwa dari 26 jumlah siswa kelas IX memiliki perkembangan otak yang
lebih signifikan sesuai dengan usia mereka yang rata-rata berusia 13-14 tahun. Perkembangan
kognitif yang dapat diamati dari peserta didik tersebut yaitu cara berpikir yang lebih abstrak di
bandingkan anak sekolah dasar. Hal ini tergambar pada saat peserta didik menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok peneliti, yang mana pertanyaan terkait dengan mata pelajaran.
3. Perkembangan Sikap Sosial dan Spritual Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa
Laut Dendang
Perkembangan sikap sosial dan spiritual peserta didik kelas IX di SMP Swasta Bina
Siswa dapat diketahui melalui pengamatan yang dilakukan pada saat siswa mendapat materi dari
guru mata pelajaran. Di mana siswa mampu mengahargai guru dan patuh untuk mengikuti mata
pelajaran dengan baik tanpa ada yang membuat keributan. Selain itu berdasarkan hasil observasi
pada saat siswa melakukan diskusi kelompok maka terlihat keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat dan saling menghargai pendapat teman yang berbeda. Untuk aspek
spiritual pada siswa kelas IX ini terlihat pada saat akan memulai satu matapelajaran siswa
melakukan doa bersama dan setelah selesai juga ditutup dengan doa.

15

4. Perkembangan Psikomotor Peserta didik Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa
Laut Dendang
Pada masa usia sekolah menengah merupakan usia peralihan antara masa kanak-kanak
menuju dewasa. Perubahan pada aspek psikomotor peserta didik pada SMP Swasta Bina Siswa
cenderung aktif melakukan gerakan yang meniru idola atau tokoh tertentu. Salah satu keaktifan
siswa dalam kegiatan olah raga dilapangan. Siswa cakap dan terampil dalam melakukan
beberapa praktek kegiatan olah raga. Akan tetapi ketersediaan alat dan keterbatasan lapangan
oleh raga di SMP Swasta Bina Siswa menjadi penghambat dalam perkembangan psikomotor
peserta didik di SMP ini.
5.1.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa
Desa Laut Dendang
1. Peran Guru Bidang Studi Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina
Siswa, Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru bidang studi di SMP
Swasta Bina siswa, diketahui bahwa guru bidang studi memiliki peran yang strategis dalam
perkembangan peserta didik, diantaranya sebagai berikut :
1) Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru di SMP Swasta Bina Siswa
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkanya serta senantiasa
mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimiliki karena
hal ini akan sangat menentukan hasil belajar dan perkembangan peserta didik di SMP Swasta
Bina Siswa.
2) Guru sebagai pengelola kelas
Dalam peranya sebagai pengelola kelas, guru bidang studi mampu mengelola kelas
sebagai lingkunagn belajar serat merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada
tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang, dan merangsang
siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Dimana hal
ini sangat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina
Siswa.

16

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru bidang studi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar
yang diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya
proses pendidikan dan pengajaran disekolah SMP Swasta Bina Siswa.
4) Guru sebagai evaluator
Guru bidang studi di SMP Swasta Bina Siswa merupakan guru dengan kompetensi
evaluator yang baik, di mana kegiatan evaluator ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah
cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau
penilaian. Denga evaluasi guru juga mampu mendeskripsikan sejauh mana perkembangan
peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa ini.
2. Peran Wali Kelas Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa,
Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa
peneliti mendapatkan keterangan mengenai beberapa peran wali kelas terhadap perkembangan
peserta didik diantara peranan wali kelas adalah sebagai berikut :
 Sebagai pengganti orang tua yang dapat mengatasi masalah-masalah di dalam kelas.
 Sebagai orang tua yang bisa mendiagnosis siswa yang mempunyai masalah dengan
memberi buku pengendali kepada semua siswa di kelas IX SMP Swasta Bina Siswa.
 Wali kelas memberi berbagai pelatihan kepada siswa yang mendorong timbulnya
kesadaran diri. Seperti penerapan aturan tersendiri di kelas IX SMP Swasta Bina siswa
dengan membuat uang kas, aturan dilarang membuang sampah dengan sanksi denda,
aturan piket kelas.
 Wali kelas juga berperan dalam mengkomunikasikan siswa-guru, siswa-kepala sekolah,
atau siswa-orang tua/wali.
 Untuk kelas IX SMP Sawasta Bina Siswa, wali kelas juga membantu beberapa siswa
yang mengalami kesulitan ekonomi dengan memberi arahan mengenai beasiswa dan
bantuan dari sekolah.

17

3. Peran PKS III Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa
Laut Dendang
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembantu kepala sekolah III bidang kesiswaan
diperoleh beberapa informasi mengenai kegiatan yang membantu perkembangan potensi peserta
didik. Adapun beberapa rancangan kegiatan yang dilakukan PKS III, yaitu kegiatan karate, jam
tambahan belajar komputer, dan pramuka sebagai ekstrakurikuler yang mendorong
perkembangan peserta didik baik aspek kognitif, fisik, afektif maupun psikomotorik. Akan tetapi
untuk tahun ajaran sekarang ini beberapa ekstrakurikuler yang sebelumnya berjalan kemudian
menjadi vakum dan tidak aktif lagi. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya minat peserta didik
semakin menurun untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dengan alasan keterbatasaan
ekonomi keluarga peserta didik.
4. Peran Kepala Sekolah Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Sawasta Bina
Siswa, Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah “ibu Nani Erlina, S.Pd”, diketahui
bahwa kepala sekolah sangat berperan dalam peningkatan mutu sekolah beserta komponennya
termasuk guru dan peserta didik. Adapun langkah yang diterapkan kepala sekolah SMP Swasta
Bina Siswa yaitu berusaha untuk mengoptimalkan pelayanan baik berupa sarana dan prasarana di
sekolah yang mampu mendukung kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu peserta didik.
Akan tetapi semenjak berdirinya SMP Swasta Bina Siswa pada tahun 1980-2013 tidak mendapat
perhatian dari pemerintah setempat sehingga banyak sarana dan prasarana yang belum terpenuhi
secara maksimal. Pada tahun 2014 kepala sekolah berusaha mengajukan beberapa proposal dan
berhasil mendapatkan bantuan dana, yang digunakan untuk memaksimalkan pelayanan sekolah
SMP Swasta Bina siswa.
5. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa,
Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan peserta didik kelas IX SMP Swasta
Bina Siswa sebagai sampel penelitian, diketahui sebagian besar peserta didik memiliki hubungan
yang kurang harmonis, hal diindikasikan dengan keterangan yang diutarakan beberapa peserta
didik, bahwa orang tua mereka tidak banyak memiliki waktu dengan keluarga, karena kedua
orang tua bekerja kekota medan dengan waktu kerja hingga malam hari. Selain itu beberapa
peserta didik juga bekerja untuk membantu orang tua dan menambah uang saku untuk sekolah.
Oleh sebab itu hanya sebagian kecil peserta didik yang selalu di kontrol oleh orang tua nya di
18

rumah. Hanya peserta didik dengan ekonomi yang mapan yang mendapatkan perhatian lebih dari
keluarga mereka, akan tetapi untuk keluarga yang kurang dalam segi perekonomian maka
peranan orang tua dalam perkambangan peserta didik kurang signifikan.
6. Peran Kakak Abang Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa,
Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa peran kakak abang terhadap
perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa, adalah kakak dan abangan menjadi
untuk adik kelas, yang mana pada remaja awal usia sekolah menengah pertamamasih bersifat
imitation/meniru, dan cenderung mengidolakan seseorang. Selain itu prestasi juara OSN tingkat
kabupaten yang diraih kakak kelas di SMP ini menjadi contoh untuk adik kelasnya yang juga
berhasil meraih prestasi yang sama.
7. Peran Sahabat Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa
Laut Dendang
Pada usia remaja awal kecenderungan memilih teman yang sesuai dengan persepsi yang
sama, dan membentuk kelompok-kelompok siswa dalam satu kelas. Pada kelas IX sebagai
sample penelitian diketahui bahwa sahabat sangat berperan dalam perkembangan peserta didik,
dikarenakan sahabat merupakan orang terdekat kedua setelah keluarga. Peserta didik cenderung
lebih mudah menceritakan masalah yang dihadapinya dengan teman dibandingkan dengan
keluarga. Pada usia remaja awal teman dianggap lebih mampu mengerti permasalahan yang
sedang dihadapi dibandingkan ketika bercerita dengan keluarga atau orang tua.
5.2 Pembahasan Penelitian
5.2.1 Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang
1. Perkembangan Fisik Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik pada
siswa Kelas IX SMP Swasta Bina Siswa. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk
tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam
perkembangan seksualitas remaja, baik siswa laki-laki maupun perempuan.
 Siswa (pria)
Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua,
kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20–
21 tahun. Matangnya organ-organ seks yang memungkinkan remaja pria usia sekolah menengah
19

yang berusia sekitar 14-15 tahun mengalami mimpi basah. Dan hal ini rata-rata tergambar pada
siswa kelas IX, yang mulai menyukai lawan jenis. Dalam fase perkembangan ini harus diarahkan
ke hal-hal yang lebih positif.
 Siswi (wanita)
Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium
menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan,
menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering
ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah
tersinggung. Pada siswi kelas IX rata-rata telah berusia 13-14 tahun yang telah mengelami fase
ini sesuai dengan teori tersebut. Dalam hal ini peran orang tua dan guru konseling sangat
dibutuhkan untuk mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan tugas perkembangan
peserta didik usia sekolah menengah pertama.
2. Perkembangan Kognitif Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut Dendang
Perkembangan intelektual (kognitif) pada siswa SMP bermula pada umur 13 atau 14
tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas sesuai dengan pendapat
Arajoo T.V (1986). Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu
untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan
peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
Tahap perkembangan ini disebut formal-operational. Usia tahapan ini adalah 11-15
tahun. Pada tahap ini seorang remaja memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara
serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitifnya. Yaitu kapasitas menggunakan
hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan kemampuan hipotesis,
remaja mampu berpikir khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan
anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon. Sedangkan dengan memiliki
kapasitas prinsip-prinsip abstrak, mereka mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak,
seperti ilmu matematika. Tahapan perkembanan kognitif ini sesuai dengan siswa kelas IX SMP
Swasta Bina Siswa, yang mana siswa mampu berpikir lebih abstrak dan banyak menguasai
konsep serta mampu mengeluarkan pendapat dan hipotesa.

20

3. Perkembangan Sikap Sosial dan Spritual Peserta didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa
Laut Dendang
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.
Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
tergambar pada siswa kelas IX SMP Swasta Bina Siswa, yaitu meliputi aspek kepercayaan akan
diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa remaja usia sekolah menengah pertama berkembang
kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifatsifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi
lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan
atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja
(teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja
yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti mencuri, free sex,
narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam
arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh sebab itu perkembangan peserta didik kelas
IX sebagai remaja usia sekolah menengah harus diarahkan dengan baik, agar tidak terjadi
penyimpangan perkembangan yang dialami.
4. Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa, Desa Laut
Dendang
Berdasarkan hasil penelitian perkembangan psikomotor peserta didik SMP Swasta Bina
Siswa cakap dan terampil dalam melakukan beberapa praktek kegiatan oleh raga. Akan tetapi
ketersediaan alat dan keterbatasan lapangan olah raga di SMP Swasta Bina Siswa menjadi
penghambat dalam perkembangan psikomotor peserta didik. Dengan keterbatasan sarana
prasarana maka perkembangan peserta didik di SMP ini dapat dikatakan belum optimal. Potensi
yang terdapat pada setiap peserta didik tidak dilatih, sehingga keterampilan peserta didik belum
optimal.

21

5.2.2 Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Peserta Didik SMP Swasta Bina Siswa
Desa Laut Dendang
1. Peran Guru Bidang Studi Dalam Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina
Siswa, Desa Laut Dendang
Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui peran guru bidang studi dalam
perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa sangat berpengaruh dan sangat
signifikan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Wina Sanjaya (2006) menyebutkan
salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sesuai dengan hasil penelitian, diketahui peranan guru terhadap peserta didik di
SMP Swasta Bina Siswa memiliki banyak peranan, diantaranya sebagai demonstrator, yaitu
berperan dalam pengembangan materi ajar untuk siswa yang berpengaruh terhadap
perkembangan peserta didik di SMP Swasta Bina Siswa. Selain itu peranan guru juga sebagai
pengelola kelas, mediator, dan evaluator dalam optimalisasi perkembangan peserta didik kearah
yang lebih positif.
2. Peran Wali Kelas Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa,
Desa Laut Dendang
Berdasarkan teori, peran wali kelas terhadap perkembangan peserta didik yaitu sebagai
pengganti orang tua di sekolah dan mampu mengatasi masalah peserta didik. Begitu pula dengan
wali kelas IX SMP Swasta Bina Siswa, yang mana guru berperan sebagai pengganti orang tua,
mampu mendiagnosis masalah siswa, memberi dan melatih peserta didik untuk disiplin dengan
menerapkan aturan kelas, sebagai pengganti orang tua yang membantu siswa dalam
mengkomunikasikan siswa dengan kepala sekolah, dan wali kelas juga membantu siswa yang
mengalami kesulitan ekonomi untuk mendapatkan beasiswa.
3. Peran PKS III Terhadap Perkembangan Peserta Didik di SMP Swasta Bina Siswa, Desa
Laut Dendang
Peran pembantu kepala sekolah III bidang kesiswaan secara teroritik yaitu membantu
perkembangan peserta didik di sekolah dengan membentuk berbagai wadah sebagai tempat
pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik di sekolah. Di SMP Swasta Bina Siswa
peran pembantu kepala sekolah III dalam perkembangan peserta didik yaitu dengan membuat
suatu ekstrakurikuler yang terdiri atas karate, jam tambahan belajar komputer, dan pramuka.
Akan tetapi minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler di SMP Swasta Bina Siswa setiap
22

tahunnya menurun