ANALISIS PROSPEK BUDIDAYA TAMBAK UDANG
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
ANALISIS PROSPEK BUDIDAYA TAMBAK UDANG
DI KABUPATEN GARUT
Ine Maulina, Asep Agus Handaka, dan Indah Riyantini
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jatinangor, Bandung UBR 40600
Email: inemaulina@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil budidaya tambak, menganalisis prospek budidaya
tambak di Kabupaten Garut berdasarkan komoditas budidaya dan teknologi budidaya serta
menentukan strategi pengembangan budidaya tambak yang sesuai dengan potensi dan daya dukung
lingkungan pertambakan di Kabupaten Garut. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa budidaya udang vanamei di Mekarsari Kabupaten Garut dilakukan secara intensif dengan
nilai R/C sebesar 1,9 dan hasil dari perhitungan matriks strategi perusahaan sekarang berada pada
kuadran 1 yang cenderung mendukung strategi agresif (S-O). Pemaknaan strategi menghasilkan dua
alternatif strategi yaitu peningkatan produksi melalui peningkatan teknologi secara intensif
berwawasan lingkungan dan pengembangan produksi tambak dari usaha pembenihan sampai ke
pembesaran.
Kata kunci: Analisis SWOT, pola intensifikasi, dan tambak udang vanamei.
ABSTRACT
The aims of the study were to review the profile of aquaculture in Garut to analyze the prospect of
aquaculture in Garut based on commodity farming and cultivation technology and to determine
aquaculture development strategies appropriate to the potential carrying capacity of the environment
and aquaculture in Garut. Data obtained from studies were analyzed quantitative descriptively using
SWOT analysis. The results showed that shrimp farming in Mekarsari Garut conducted intensively
with a value of R / C of 1.9 and the results of the company's strategy matrix calculations were now at
quadrant 1, which were tends to support an aggressive strategy (SO). Based on the analysis of the
strategy resulted in two alternative which was firstly to increase production through improved
technology intensive and secondly environmentally sound development of the business hatchery
pond production of up to enlargement.
Keywords : Shrimp vanamei pond, SWOT analysis , and the pattern of intensification.
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
lingkungan
I. PENDAHULUAN
Wilayah pesisir dan laut Kabupaten
sekitar
seperti
pemukiman,
industri, persawahan, dan lain-lain.
Garut memiliki potensi habitat yang beragam
Masalah lingkungan dalam tambak
seperti sumber daya ikan dan ekosistem hutan
udang,
banyak
terkait
mangrove yang kaya dengan keanekaragaman
pemilihan lokasi yang tidak dilaksanakan
hayati misalnya ikan, udang, burung, mamalia
dengan
darat, reptilia dan lain-lain, serta mempunyai
budidaya
peran dan fungsi sosio-ekologi yang sangat
pengelolaan kualitas air, pemberian pakan,
penting bagi masyarakat dan lingkungan di
kuantitas dan kualitas kultivan dan kurangnya
sekitarnya. Pemanfaatan dan pengembangan
koordinasi antar petambak. Masalah lain yang
potensi sumberdaya perairan pantai dan laut
sering terjadi dalam usaha budidaya adalah
menjadi paradigma baru pembangunan di
masalah permodalan yang menyangkut biaya
masa sekarang yang harus dilaksanakan secara
besar untuk biaya pembangunan tambak baru
rasional dan berkelanjutan. Kebijakan ini
yang lengkap dengan saluran sekunder dan
sangat realistis karena didukung oleh fakta
tersier.
adanya potensi sumberdaya laut dan pantai
pembelian benur dan nener untuk petani
yang masih cukup besar peluangnya untuk
bermodal kecil dapat menjadi masalah yang
pengembangan eksploitasi di bidang perikanan
serius. Pembudidaya sering terbentur masalah
baik penangkapan maupuan usaha budidaya
persyaratan perkreditan dari bank, seperti
ikan khususnya budidaya tambak.
agunan dan kelayakan usaha. Masalah sarana
cermat
dan
yang
Selain
proses
manajemen
tidak
itu,
dengan
tepat,
modal
usaha
misalnya
kerja
untuk
Kecenderungan yang terjadi dalam
produksi yang menyangkut benih, pakan,
budidaya tambak udang, khususnya yang
pupuk, dan pestisida, pengadaannya sering
menerapkan teknologi semi intensif dan
tidak tepat waktu. Kualitas, jumlah,dan harga
intensif
sarana produksi bersifat fluktuatif, sehingga
adalah
lingkungan
berlangsungnya
dengan
kata
memburuknya
tambak
masa
lain
sejalan
dengan
menghambat
kesinambungan
produksi.
atau
Sampai saat ini belum ada analisa yang
mencemari
memadai terhadap potensi dan kemungkinan
pemeliharaan,
cenderung
lingkungannya sendiri.
keadaan
Dampaknya adalah
pengembangan
usaha
pertambakan
di
stress yang akan memperlemah kondisi udang,
Kabupaten Garut baik dari aspek bio-teknis,
sehingga mudah terserang penyakit. Selain
ekonomi maupun sosial ekologis.
dari itu, lingkungan tambak dapat pula
dicemari oleh polutan yang berasal dari
Pendekatan
teoritis
yang
akan
dilakukan adalah mengkaji profil potensi
perikanan budidaya tambak berupa volume
dan nilai produksi serta luas lahan tambak
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
udang, pendekatan berdasarkan aspek teknis
sekunder yang dikumpulkan terdiri dari data
dan ekologis melalui pengukuran kualitas air,
suhu,
kualitas tanah tambak, teknologi budidaya,
produksi. Analisis data yang dilakukan antara
dan kelayakan penggunaan jenis komoditas
lain (a) analisis kualitatif kualitas air fisik dan
baru sesuai dengan daya dukung lingkungan
kimia, dan (b) analisis kelayakan finansial
pertambakan di Kabupaten Garut.
dengan menghitung R/C dan analisis SWOT.
data
amplitudo,
dan
data
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Responden diambil dengan menggunakan
digunakan sebagai acuan bagi pemerintah
metode sensus yaitu pembudidaya tambak
Daerah Kabupaten Garut dan instansi terkait
udang vanamei di kabupaten Garut. Analisis
dalam
SWOT adalah analisis yang didasarkan pada
merumuskan
strategi
kebijakan
pengembangan perikanan budidaya tambak
logika
untuk
dan menjadi pertimbangan bagi pembudidaya
(strength) dan peluang (opportunities) yang
atau pengusaha dalam mengelola usahanya.
dimiliki
dan
memaksimalkan
meminimalkan
kekuatan
kelemahan
(weakness) serta ancaman (threats) yang
dihadapi.
II. DATA DAN PENDEKATAN
Penelitian
dilaksanakan pada bulan
2011.
Tempat
pesisir
selatan
III. HASIL DAN DISKUSI
3.1. Kelayakan Teknis Tambak Udang
Vanamei Di Kabupaten Garut
Kabupaten Garut. Metode yang digunakan
Hermanto (2007) menyatakan bahwa
dalam penelitian ini adalah metode survei.
tambak intensif yang ramah lingkungan harus
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis
terdiri dari atas :
secara deskriptif kuantitatif. Pengumpulan
1.
Saluran pengairan
data
personal
2.
Petak tandon perlakuan air masuk
interview dengan sebelumnya menggunakan
3.
Petak tandon air siap pakai
recruitment sheet agar responden sesuai
4.
Petak
April
sampai
penelitian
November
dilakukan
dilakukan
di
melalui
teknik
Data yang dikumpulkan terdiri dari
data primer dan data sekunder. Data primer
yang dikumpulkan terdiri dari (a) contoh air
hasil
analisis
kualitas
air
untuk
mengetahui sifat fisik dan kimia air, (b)
wawancara dengan pemilik tambak dan Kadis
DKP
Kabupaten
garut,
sedangkan
dengan
sistem
pembuangan sedimen limbah
dengan kriteria sampel (Fauzi 2001).
dan
pemeliharaan
data
5.
Saluran pengendapan limbah
6.
Saluran pengurangan nutrien terlarut
7.
Petak pengolahan limbah
Pada
dasarnya
kegiatan
budidaya
udang di tambak merupakan suatu kegiatan
pembesaran sekaligus pemeliharaan udang
dalam suatu wadah yang berupa petak-petak
tambak, dengan cara menyediakan suatu
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
kondisi lingkungan tertentu yang sesuai bagi
sangat membutuhkan suhu yang optimal untuk
udang yang dipelihara dalam jangka waktu
perkembangannya. Kelangsungan hidup udang
hingga kondisi udang dianggap layak secara
vanamei
finansial untuk dimanfaatkan.
menunjukkan
Lokasi
yang
siap
pakai
Tingginya
untuk
sangat
baik
cukup
kelangsungan
baik.
hidup
hidup sangat berpengaruh atas hasil produksi
20 m dpl. Memiliki temperatur udara antara
sehingga
tingkat
yang
Mekarsari
dijaga stabilitasnya. Tingkat kelangsungan
Ha. Rata-rata wilayah tersebut berada pada 5-
C
nilai
di
pengelolaan lingkungan yang optimal dan
pantai selatan (Pansela) Kabupaten Garut 30
0
tambak
disebabkan oleh faktor pemeliharaan dan
pembudidayaan udang Vannamei di wilayah
27-35
pada
pada saat panen di beberapa tambak udang
untuk
vanamei dengan berbagai tingkatan padat
perkembangan benih udang Vannamei yang
tebar benur (Tabel 1).
Tabel 1. Produksi Tambak Udang Vanamei di Mekarsari Kab. Garut Tahun 2011
No.
Komponen
Tambak
Petak Kaji
Petak Milik
Intensif*
Terap
Swasta
Petak KUB
1.
Luas Petakan (m2)
6.000
6.000
6.000
6.000
2.
Padat Tebar (ekor)
450.000
1.000.000
600.000
450.000
3.
Padat Tebar (ekor/m2)
75
160
100
75
4.
Umur Pemeliharaan
105
120
120
120
5.
Bobot Rataan (g)
17,1
14,9
14,3
14,3
6.
Size (ekor/kg)
57,8
67
70
70
7.
Kelangsungan Hidup (%)
85,22
70
70
80
8.
Jumlah Pakan (kg)
10.500
20.000
15.000
10.000
9.
FCR
1,58
0,75
0,93
1,2
10.
Produksi/ha
16.560
15.000
14.000
12.000
Keterangan
: Periode pemeliharan Januari-April 2011
*Anonim (2004) dalam Darmawan, dkk. (2008)
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
Kelayakan Finansial Usaha Tambak dapat
3.2. Kelayakan Finansial Usaha Tambak
Udang Vanamei Di Kabupaten Garut
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Finansial Usaha Tambak Udang Vanamei Pola Intensif
No
Uraian
1 Luas lahan petak (6000 m2)
Tahap Persiapan Lahan:
a. Rehab tambak
1. Pembasmian Hama
- Kapur Tohor
- Kaptan (Kapur pertanian)
- Samponen
- Dolomit
- Molase
- Destan
2. Peralatan tambak
- Paralon 4 inch
- Paralon 6 inch
- Paralon 8 inch
- Paralon 3/4 inch
- Bambu
- Besi viva
- Kayu usuk 3 m
2 Tahap Budidaya
a. Benur Vanamei F1
b. Pakan
- Bulan Ke-1 :
- Bulan Ke-2 :
- Bulan Ke-3 :
- Bulan Ke-4 :
c. Bakteri Pengurai
d. Vitamin C
e. Telur bebek
f. Tepung kanji
g. Aqua zime
h.Ragi
3 Bahan Bakar dan Spare part
a. Bahan Bakar Solar
b.. Bahan Bakar Oli
c. Spare part
4 Pemanenan Udang
a. Upah panen
b. Peralatan panen
Jaring panen
Timbangan
Terpal
5 Upah
Volume
Satuan
Harga Satuan
1
Petak
6,000,000
6,000,000
400
1150
175
1,200
210
4
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
lt
500
1,000
6,000
2,000
15,000
220,000
200,000
1,150,000
1,050,000
2,400,000
3,150,000
880,000
8
45
58
2
50
32
10
lente
lente
lente
lente
buah
lente
buah
250,000
300,000
350,000
50,000
5,000
125,000
3,000
2,000,000
13,500,000
20,300,000
100,000
250,000
4,000,000
30,000
35
38,500,000
6,000
6,000
6,000
10,700
40,000
290,000
1,000
4,000
300,000
23,000
8,400,000
24,000,000
48,000,000
42,800,000
24,000,000
1,740,000
600,000
104,000
600,000
46,000
4,300
16,500
10,000,000
77,400,000
6,600,000
10,000,000
15,000,000
15,000,000
1,500,000
2,000,000
254,000
11,095,000
7,500,000
2,000,000
2,286,000
44,380,000
1,100,000
1,400
Kg
4,000
Kg
8,000
Kg
5.743 + 4.000 Kg G.C
600
lt
6
Kg
600
btr
26
Kg
2
Kg
2
Kg
18,000
400
5
1
9
4
lt
lt
unit
unit
buah
Bulan
Jumlah (Rp)
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
No
Uraian
Volume
Satuan
Harga Satuan
PENGELUARAN
Jumlah (Rp)
408,966,000
SR 70 %
6 PRODUKSI
Udang Konsumsi Size 74
Udang Konsumsi Undersize
Udang Konsumsi Size 80
14,864
940
9959
Kg
Kg
Kg
Pendapatan
Hasil
perhitungan
nilai
R/C
peluang
31,700
10,000
30,000
471,188,800
9,400,000
298,770,000
TOTAL
PEMASUKAN
71,622,800
480,588,800
dan
ancaman.
Strategi
dan
menunjukkan 1,9, dengan kata lain usaha
pengembangan usaha tambak di Kabupaten
tambak udang ini menguntungkan. Hal yang
Brebes dilakukan dengan menganalisis faktor-
sangat berpengaruh dalam budidaya udang
faktor strategis usaha tambak melalui analisis
vanamei
SWOT
di
kab.
Garut
adalah
adanya
yaitu
menganalisis
kekuatan
penerapan teknologi penggunaan plastik mulsa
(Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang
yang baru dilakukan pada periode tanam
(Opportunity)
pertama
Berdasarkan
Penentuan bobot dan rating dalam penilaian
informasi yang diperoleh penggunaan mulsa
Faktor Strategi Internal dan Ekternal dapat
dapat meningkatkan pendapatan. Penambahan
dilihat pada matrik faktor strategi internal
biaya pembelian dan pemasangan mulsa
(kekuatan dan kelemahan) pengembangan
sebesar Rp. 12-15 juta dapat meningkatkan
usaha budidaya tambak di Kabupaten Garut
pertumbuhan dengan panen size 37 per kg.
pada Tabel 3 dan Matrik faktor strategi
Atau dengan kata lain peningkatan produksi
eksternal
hampir 100 persen meskipun pengeluaran
pengembangan usaha budidaya tambak di
pakannya pun meningkat.
Kab. Garut tersaji pada Tabel 4. Penentuan
(Januari
2011).
dan
(peluang
ancaman
dan
(Threats).
ancaman)
bobot dan rating ditetapkan oleh Kepala
3.3. Analisis SWOT
Proses
strategis
selalu
pengambilan
berkaitan
Tambak Program Kaji Terap dinas Propinsi
keputusan
dengan
Kelautan dan Perikanan Jawa Barat. Tabel 3
latar
berisi tentang faktor-faktor strategi internal
belakang, potensi, dan permasalahan yang ada
yang mempunyai bobot dan rating. Deskripsi
baik secara internal berupa kekuatan dan
dalam hal ini adalah berisi uraian tentang
kelemahan maupun secara eksternal berupa
faktor yang sudah dijelaskan.
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS-Internal Strategic Factors Analysis Summary)
Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI
INTERNAL
KEKUATAN
(STRENGHTS)
1. Potensi lahan yang besar
BOBOT
RATING
BOBOT x
RATING
0,15
3
0,45
30 hektar tambak riil dan
lahan potensial seluas 278 ha.
2.
0,05
3
0,15
0,20
3
0,60
0,1
4
0,40
Benih
berasal
dari
pangandaran
Banyaknya usia kerja di Kab.
Garut
Berkembang
0,05
3
0,15
3.
4.
5.
Ketersediaan benih yang
memadai
Jumlah tenaga kerja yang
memadai
Informasi tentang
perkembangan teknologi
pertambakan
Ketersediaan modal
Jumlah
KELEMAHAN
(WEAKNESSES)
Kualitas SDM rendah
0,10
3
0,30
2.
Biaya produksi besar
0,10
4
0,40
3.
Lembaga pengujian mutu 0,05
belum representatif
Jaminan keamanan
0,05
2
0,10
4
0,20
Lemahnya
hukum
Jumlah
3
0,45
5.
penegakkan 0,15
Pendidikan yang rendah SD
dan SMP
Untuk pola intensifikasi
membutuhkan paling sedikit 1
miliar
Belum tersedia
Lemahnya penegakan oknum
kurang terjamin
Sangsi tegas dari aparat
kurang
1,45
Analisis
bertujuan
Program
PEMP
yang
memberikan
bantuan
permodalan bagi petambak
1,85
1.
4.
URAIAN
lingkungan
untuk
eksternal
dan
peluang bagi petambak udang, sehingga
mengevaluasi kecenderungan dan kejadian
memudahkan menajemen untuk menentukan
yang
strategi-strategi dalam meraih peluang dan
berada
mengidentifikasi
faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan
diluar
control.
Analisis
lingkungan eksternal berfokus pada penentuan
mengatasi ancaman.
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS-Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)
Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
PELUANG
(OPPORTUNITY)
1.
2.
3.
4.
RATING
Pangsa pasar yang besar
Harga udang yang stabil
dan
kompetitif
Preferensi konsumen
terhadap
hasil tambak
0,20
0,05
4
3
0,80 Pangsa pasar cukup potensial
0,15 Peningkatan pendapatan bagi
petambak
0,05
3
0,15 Produksi
tambak
dikenal
masyarakat
Sarana transportasi
memadai
0,05
3
0,10
3
0,15 Lokasi
tambak
mudah
dijangkau
oleh kendaraan
0,30 Tersedianya lahan yang luas
0.10
3
5.
Peluang berusaha yang
besar
6. Kebijakan
pemerintah
yang
mendukung
budidaya tambak
Jumlah
ANCAMAN (THREATS)
Menurunnya daya
dukung
lingkungan
0,2
3
2.
Keamanan yang kurang
terjamin
Adanya kompetitor
0,1
2
0,05
2
0,1
3
4.
Adanya pencemaran
lingkungan
Jumlah
Berdasarkan
analisis
URAIAN
Program
gapura
0.3 revitalisasi tambak
telah
dan
1,85
1.
3.
BOBOT x
RATING
BOBOT
internal
dan
dalam
0,60 Perbaikan lingkungan tambak
dengan
dilakukannya
rehabilitasi
lahan mangrove dan saluran
tambak
0,20 Koordinasi petambak untuk
menjaga keamanan rendah
0,10 Koordinasi intern petambak
untuk
menguatkan
kelembagaan
0,30 Dilakukannya usaha budidaya
tambak sistem resirkulasi
tertutup
1,20
menghadapi
persaingan
di
masa
eksternal yang dilakukan, maka unsur-unsur
sekarang maupun di masa yang akan datang
yang termasuk dalam kekuatan, kelemahan,
adalah sebagai berikut :
peluang dan ancaman yang harus diantisipasi
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
1. Kekuatan
Setelah diketahui faktor-faktor krisis dari
a. Potensi lahan yang besar memberikan
proses analisis matrik IFE yang menjelaskan
kesempatan untuk usaha budidaya
tentang kekuatan dan kelemahan yang ada
tambak udang. Diharapkan kekuatan
pada perusahaan dan analisis matrik EFE yang
ini dapat dimanfaatkan dan lebih
memberikan gambaran peluang dan ancaman
ditingkatkan
agar konsumen dapat
yang
merasa puas
dengan kualitas yang
selanjutnya yang harus dilakukan adalah
diberikan.
maka
tahap
b. Ketersediaan benih.
menggunakan matrik strategi. Tujuan dari
c. Jumlah tenaga kerja yang memadai
penggunaan matrik strategi adalah untuk
d. Informasi
memperoleh
tentang
perkembangan
perusahaan
strategi
bisnis
dapat
menentukan
arah
selanjutnya.
Posisi
pengembangan
Kelemahan
matrik
a. Kualitas SDM rendah
penggabungan hasil total skor matrik IFE dan
b. Biaya produksi besar
total skor matrik EFE. Melalui penggabungan
pengujian
mutu
belum
representatif
bisnis
sehingga
e. Ketersediaan modal
c. Lembaga
strategi
dapat
diketahui
melalui
itu, maka dapat diketahui posisi perusahaan
pada saat ini dan strategi yang harus
d. Jaminan keamanan belum jelas
e. Lemahnya penegakkan hukum.
3. Peluang
diterapkan petambak.
Saat ini berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai IFE sebesar (3,25) dengan nilai
a. Pangsa pasar yang besar.
faktor kekuatan sebesar (1,85) dan nilai faktor
b. Harga udang yang stabil dan kompetitif
kelemahan
c. Preferensi
memperoleh selisih sebesar (0.41) dan nilai
konsumen
terhadap
konsumen besar
4.
petambak
pengabungan dari nilai IFE dan EFE dengan
teknologi pertambakan
2.
dihadapi
sebesar
(1,45)
sehingga
EFE sebesar (3,01), dengan nilai faktor
d. Sarana transportasi memadai
peluang sebesar (1.85) dan nilai faktor
e. Peluang berusaha yang besar
ancaman sebesar (1,2) sehingga diperoleh
Ancaman
selisih sebesar (1,4). Oleh karena itu, strategi
a. Menurunnya daya dukung lingkungan
yang dapat dilakukan petambak
b. Keamanan yang kurang menjamin
strategi agresif (kuadran 1) untuk saat ini.
c. Adanya kompetitor
Menurut
d. Adanya pencemaran lingkungan
merupakan
Rangkuti
(2008),
situasi
adalah
kuadran
yang
1
sangat
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada
budidaya atau penambahan lahan budidaya,
untuk kemajuan perusahaan. Strategi yang
segmen pasar yang dituju ditambah atau
harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
melakukan penjualan keluar negeri (ekspor),
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
serta
agresif.
pembudidaya lain untuk menjadi pemasok.
Strategi agresif ini bisa dilakukan oleh
dapat
menjalin
kerjasama
dengan
Adapun matriks strategi pada Gambar 1.
perusahaan tambak udang dengan melakukan
peningkatan produksi melalui perluasan lahan
FAKTOR
PELUANG
III
Mendukung
Strategi
turnaround
I
Mendukung
Strategi
Agresif
FAKTOR
KELEMAHAN
FAKTOR
KEKUATAN
IV
Mendukung
Strategi
Defensif
II
Mendukung
Strategi
Diversifikasi
FAKTOR
ANCAMAN
Gambar 1. Matriks Strategi Perusahaan Tambak Udang Vanamei
ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan
3.4. Pemaknaan Strategi
Analisis pemaknaan strategi merupakan
tahap
pencocokan
untuk
menghasilkan
matrik IFE dan matrik EFE. Strategi yang
dihasilkan
merupakan
pencocokan
atau
alternatif strategi yang cocok dilakukan
pengabungan dari faktor kekuatan dengan
perusahaan
faktor
dengan
melibatkan
kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang sudah
peluang
(S-O),
faktor
kelemahan
dengan faktor peluang (W-O), faktor kekuatan
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
dengan faktor ancaman (S-W) dan faktor
strategi
yaitu
mendukung
kelemahan dengan faktor ancaman (W-T)
pertumbuhan
yang berdasarkan pada strategi utama yang
pemaknaan strategi dapat dilihat pada Tabel 5.
yang
kebijakan
agresif.
Adapun
didapat pada perhitungan di analisis matrik
Tabel 5. Matrik Pemaknaan Strategi
Internal
Eksternal
Opportunities(O)/ Peluang
Strenght (S)/ Kekuatan
Weaknesses (W)/ Kelemahan
1. Potensi lahan yang besar
2. Ketersediaan benih yang
memadai
3. Jumlah tenaga kerja yang
memadai
4. Kualitas tenaga kerja baik
5. Informasi teknologi sangat
terbuka
6. Ketersediaan modal
1. Kualitas SDM rendah
2. Biaya produksi besar
3. Lembaga pengujian mutu
belum representative
4. Jaminan keamanan
5. Lemahnya penegakkan hukum
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Pangsa pasar yang besar/
1. Peningkatan produksi
1. Penggunaan tandon dan
Permintaan udang yang
melalui peningkatan
pengolahan limbah
besar
teknologi secara intensif
2. Pemberian bantuan permodalan
2. Harga udang yang stabil dan
dan berwawasan lingkungan
dan kredit lunak
kompetitif
2. Pengembangan produksi
3. Peningkatan keamanan
3. Preferensi konsumen
tambak dari usaha
produksi dengan melakukan
terhadap hasil tambak
pembenihan sampai ke
koordinasi antar petambak.
4. Sarana transportasi memadai
pembesaran.
5. Peluang berusaha yang besar
Threats(T)/Ancaman
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Menurunnya daya dukung 1. Menajamen kualitas air dan 1. Penerapan manajemen
lingkungan
pemberian pakan
pengelolaan tambak
2. Keamanan yang kurang 2. Pengadaan benur yang
2. Penerapan teknologi tepat guna
menjamin
bermutu baik dan
untuk mengatasi menurunnya
3. Adanya kompetitor
bersertifikat
daya dukung lingkungan
4. Adanya
pencemaran
3. Peningkatan produksi dengan
lingkungan
memberlakukan standar mutu
produk
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis SWOT
yang telah dilakukan, maka strategi yang
Strategi S-O
1. Peningkatan
produksi
melalui
dilakukan untuk pengembangan budidaya
peningkatan teknologi secara intensif
udang vanamei :
dan berwawasan lingkungan
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
2. Pengembangan produksi tambak dari
usaha
pembenihan
sampai
ke
pembesaran.
1. Pola budidaya tambak udang vanamei
di selatan Garut khususnya desa
Mekarsari yaitu pola intensif.
Strategi W-O
2. Biaya produksi untuk operasional satu
1. Penggunaan tandon dan pengolahan
limbah
2. Pemberian bantuan permodalan dan
kredit lunak
3. Peningkatan
keamanan
produksi
dengan melakukan koordinasi antar
petambak.
petakan
6.000
m2
adalah
Rp.
408.966.000,- dan penerimaan sebesar
Rp. 779.358.000,- dan R/C sebesar 1,9.
3. Hasil identifikasi faktor-faktor internal
yang dihadapi terdiri dari kekuatan dan
kelemahan.
Faktor
internal
yang
menjadi kekuatan adalah potensi lahan
yang besar, ketersediaan benih yang
Strategi S-T
memadai, jumlah tenaga kerja yang
1. Menajamen kualitas air dan pemberian
pakan
memadai, kualitas tenaga kerja baik,
Informasi teknologi sangat terbuka dan
2. Pengadaan benur yang bermutu baik
dan bersertifikat
ketersediaan modal. Yang menjadi
kelemahan
adalah
kualitas
SDM
rendah, biaya produksi besar, lembaga
Strategi W-T
pengujian mutu belum representatif,
1. Penerapan
manajemen
pengelolaan
tambak
jaminan
keamanan
dan
lemahnya
penegakkan hukum. Sedangkan faktor
2. Penerapan teknologi tepat guna untuk
eksternal yang menjadi peluang adalah
mengatasi menurunnya daya dukung
pangsa pasar yang besar/permintaan
lingkungan
udang yang besar, harga udang yang
3. Peningkatan
produksi
dengan
memberlakukan standar mutu produk.
stabil
dan
konsumen
sarana
kompetitif,
terhadap
transportasi
preferensi
hasil
tambak,
memadai
dan
peluang berusaha yang besar. Faktor
IV. KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
yang
menjadi
ancamannya
adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Menurunnya daya dukung lingkungan,
dilakukan di tambak udang dapat disimpulkan
keamanan yang kurang menjamin,
sebagai berikut :
adanya
competitor,
pencemaran lingkungan.
adanya
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
4. Hasil dari perhitungan matriks strategi
perusahaan
sekarang
berada
pada
kuadran 1 yang cenderung mendukung
strategi agresif (S-O). Berdasarkan
pemaknaan strategi menghasilkan dua
alternatif strategi yaitu Peningkatan
produksi
melalui
teknologi
secara
berwawasan
peningkatan
intensif
lingkungan
dan
dan
pengembangan produksi tambak dari
usaha
pembenihan
sampai
4.2. Saran
Usaha budidaya tambak di wilayah
selatan
dengan
komoditas
Laporan
Penelitian.
David. 2009. Manajemen Strategis: Konsep.
Ed ke-12. Paulyn Sulistio dan Dono
Sunardi, Penerjemah. Jakarta: Salemba
Empat. Terjemahan dari: Strategic
Management.
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia.
2004a.
Kembangkan
Budidaya, Kendalikan Penangkapan.
Bulletin Mina Bahari Departemen
Kelautan dan Perikanan. Vol 02. No.9.
Hal :12.
ke
pembesaran.
Garut
Tasikmalaya.
Bandung.
udang
vanamei dapat dilakukan berdasarkan tata
_______________. 2004b. Udang Indonesia
Terancam Embargo AS. Bulletin Mina
Bahari Departemen Kelautan dan
Perikanan. Vol.02. N0.12. Hal : 18-19.
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Garut. 2010. Data Potensi Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Garut.
laksana atau standar operasional prosedur
yang sudah ada. Pola budidaya secara intensif
dengan teknologi penggunaan mulsa dapat
digunakan untuk mendapatkan keuntungan
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Chen, T.T. 2000. Aquaculture Biotechnology
and Fish Disease. In: Hardjito, L. (Ed.).
International Symposium on Marine
Biotechnology. Center for Coastal and
Marine Resources Studies, IPB, Jakarta.
Cholik, F. 1999. Tujuh Pilar Pemberdaya
Gema Protekan 2003. Warta Penelitian
Perikanan Indonesia Vol.V No.1. Hal :
8-12.
Darmawan, I., Ine M. dan Asep A. 2008.
Penyusunan Bussines Plan Budidaya
Kakap dalamKeramba jaring Apung Di
Fauzi, A. 2001. Prinsip-prinsip Penelitian
Sosial Ekonomi.
Jurusan Sosial
Ekonomi Perikanan dan Kelautan IPB.
Bogor.
Hermanto. 2007. Pengelolaan Budidaya
Tambak
Berwawasan
Lingkungan.
http://ikanmania.wordpress.com//[diakse
s 5 Desember 2010].
Husnan, S. 1984. Studi Kelayakan Proyek.
Yogyakarta: BPFE.
Ibrahim, H.M. Yacob. 1998. Studi Kelayakan
Bisnis. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Pikiran Rakyat, 2007.
Jabar Luncurkan
Program Gapura. http://www.pikiran
rakyat.com [diakses 25 Desember 2009].
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Utojo dan AM. Tangko, 2008. Status
Masalah dan Alternatif Pemecahan
Masalah Pada Pengembangan Budidaya
Udang
Vanamei
(Litopenaeus
vannamei) Di Sulawesi Selatan. Media
Akuakultur volume 3 nomor 2 tahun
2008.
ISSN 0853-2523
ANALISIS PROSPEK BUDIDAYA TAMBAK UDANG
DI KABUPATEN GARUT
Ine Maulina, Asep Agus Handaka, dan Indah Riyantini
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jatinangor, Bandung UBR 40600
Email: inemaulina@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil budidaya tambak, menganalisis prospek budidaya
tambak di Kabupaten Garut berdasarkan komoditas budidaya dan teknologi budidaya serta
menentukan strategi pengembangan budidaya tambak yang sesuai dengan potensi dan daya dukung
lingkungan pertambakan di Kabupaten Garut. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa budidaya udang vanamei di Mekarsari Kabupaten Garut dilakukan secara intensif dengan
nilai R/C sebesar 1,9 dan hasil dari perhitungan matriks strategi perusahaan sekarang berada pada
kuadran 1 yang cenderung mendukung strategi agresif (S-O). Pemaknaan strategi menghasilkan dua
alternatif strategi yaitu peningkatan produksi melalui peningkatan teknologi secara intensif
berwawasan lingkungan dan pengembangan produksi tambak dari usaha pembenihan sampai ke
pembesaran.
Kata kunci: Analisis SWOT, pola intensifikasi, dan tambak udang vanamei.
ABSTRACT
The aims of the study were to review the profile of aquaculture in Garut to analyze the prospect of
aquaculture in Garut based on commodity farming and cultivation technology and to determine
aquaculture development strategies appropriate to the potential carrying capacity of the environment
and aquaculture in Garut. Data obtained from studies were analyzed quantitative descriptively using
SWOT analysis. The results showed that shrimp farming in Mekarsari Garut conducted intensively
with a value of R / C of 1.9 and the results of the company's strategy matrix calculations were now at
quadrant 1, which were tends to support an aggressive strategy (SO). Based on the analysis of the
strategy resulted in two alternative which was firstly to increase production through improved
technology intensive and secondly environmentally sound development of the business hatchery
pond production of up to enlargement.
Keywords : Shrimp vanamei pond, SWOT analysis , and the pattern of intensification.
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
lingkungan
I. PENDAHULUAN
Wilayah pesisir dan laut Kabupaten
sekitar
seperti
pemukiman,
industri, persawahan, dan lain-lain.
Garut memiliki potensi habitat yang beragam
Masalah lingkungan dalam tambak
seperti sumber daya ikan dan ekosistem hutan
udang,
banyak
terkait
mangrove yang kaya dengan keanekaragaman
pemilihan lokasi yang tidak dilaksanakan
hayati misalnya ikan, udang, burung, mamalia
dengan
darat, reptilia dan lain-lain, serta mempunyai
budidaya
peran dan fungsi sosio-ekologi yang sangat
pengelolaan kualitas air, pemberian pakan,
penting bagi masyarakat dan lingkungan di
kuantitas dan kualitas kultivan dan kurangnya
sekitarnya. Pemanfaatan dan pengembangan
koordinasi antar petambak. Masalah lain yang
potensi sumberdaya perairan pantai dan laut
sering terjadi dalam usaha budidaya adalah
menjadi paradigma baru pembangunan di
masalah permodalan yang menyangkut biaya
masa sekarang yang harus dilaksanakan secara
besar untuk biaya pembangunan tambak baru
rasional dan berkelanjutan. Kebijakan ini
yang lengkap dengan saluran sekunder dan
sangat realistis karena didukung oleh fakta
tersier.
adanya potensi sumberdaya laut dan pantai
pembelian benur dan nener untuk petani
yang masih cukup besar peluangnya untuk
bermodal kecil dapat menjadi masalah yang
pengembangan eksploitasi di bidang perikanan
serius. Pembudidaya sering terbentur masalah
baik penangkapan maupuan usaha budidaya
persyaratan perkreditan dari bank, seperti
ikan khususnya budidaya tambak.
agunan dan kelayakan usaha. Masalah sarana
cermat
dan
yang
Selain
proses
manajemen
tidak
itu,
dengan
tepat,
modal
usaha
misalnya
kerja
untuk
Kecenderungan yang terjadi dalam
produksi yang menyangkut benih, pakan,
budidaya tambak udang, khususnya yang
pupuk, dan pestisida, pengadaannya sering
menerapkan teknologi semi intensif dan
tidak tepat waktu. Kualitas, jumlah,dan harga
intensif
sarana produksi bersifat fluktuatif, sehingga
adalah
lingkungan
berlangsungnya
dengan
kata
memburuknya
tambak
masa
lain
sejalan
dengan
menghambat
kesinambungan
produksi.
atau
Sampai saat ini belum ada analisa yang
mencemari
memadai terhadap potensi dan kemungkinan
pemeliharaan,
cenderung
lingkungannya sendiri.
keadaan
Dampaknya adalah
pengembangan
usaha
pertambakan
di
stress yang akan memperlemah kondisi udang,
Kabupaten Garut baik dari aspek bio-teknis,
sehingga mudah terserang penyakit. Selain
ekonomi maupun sosial ekologis.
dari itu, lingkungan tambak dapat pula
dicemari oleh polutan yang berasal dari
Pendekatan
teoritis
yang
akan
dilakukan adalah mengkaji profil potensi
perikanan budidaya tambak berupa volume
dan nilai produksi serta luas lahan tambak
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
udang, pendekatan berdasarkan aspek teknis
sekunder yang dikumpulkan terdiri dari data
dan ekologis melalui pengukuran kualitas air,
suhu,
kualitas tanah tambak, teknologi budidaya,
produksi. Analisis data yang dilakukan antara
dan kelayakan penggunaan jenis komoditas
lain (a) analisis kualitatif kualitas air fisik dan
baru sesuai dengan daya dukung lingkungan
kimia, dan (b) analisis kelayakan finansial
pertambakan di Kabupaten Garut.
dengan menghitung R/C dan analisis SWOT.
data
amplitudo,
dan
data
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Responden diambil dengan menggunakan
digunakan sebagai acuan bagi pemerintah
metode sensus yaitu pembudidaya tambak
Daerah Kabupaten Garut dan instansi terkait
udang vanamei di kabupaten Garut. Analisis
dalam
SWOT adalah analisis yang didasarkan pada
merumuskan
strategi
kebijakan
pengembangan perikanan budidaya tambak
logika
untuk
dan menjadi pertimbangan bagi pembudidaya
(strength) dan peluang (opportunities) yang
atau pengusaha dalam mengelola usahanya.
dimiliki
dan
memaksimalkan
meminimalkan
kekuatan
kelemahan
(weakness) serta ancaman (threats) yang
dihadapi.
II. DATA DAN PENDEKATAN
Penelitian
dilaksanakan pada bulan
2011.
Tempat
pesisir
selatan
III. HASIL DAN DISKUSI
3.1. Kelayakan Teknis Tambak Udang
Vanamei Di Kabupaten Garut
Kabupaten Garut. Metode yang digunakan
Hermanto (2007) menyatakan bahwa
dalam penelitian ini adalah metode survei.
tambak intensif yang ramah lingkungan harus
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis
terdiri dari atas :
secara deskriptif kuantitatif. Pengumpulan
1.
Saluran pengairan
data
personal
2.
Petak tandon perlakuan air masuk
interview dengan sebelumnya menggunakan
3.
Petak tandon air siap pakai
recruitment sheet agar responden sesuai
4.
Petak
April
sampai
penelitian
November
dilakukan
dilakukan
di
melalui
teknik
Data yang dikumpulkan terdiri dari
data primer dan data sekunder. Data primer
yang dikumpulkan terdiri dari (a) contoh air
hasil
analisis
kualitas
air
untuk
mengetahui sifat fisik dan kimia air, (b)
wawancara dengan pemilik tambak dan Kadis
DKP
Kabupaten
garut,
sedangkan
dengan
sistem
pembuangan sedimen limbah
dengan kriteria sampel (Fauzi 2001).
dan
pemeliharaan
data
5.
Saluran pengendapan limbah
6.
Saluran pengurangan nutrien terlarut
7.
Petak pengolahan limbah
Pada
dasarnya
kegiatan
budidaya
udang di tambak merupakan suatu kegiatan
pembesaran sekaligus pemeliharaan udang
dalam suatu wadah yang berupa petak-petak
tambak, dengan cara menyediakan suatu
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
kondisi lingkungan tertentu yang sesuai bagi
sangat membutuhkan suhu yang optimal untuk
udang yang dipelihara dalam jangka waktu
perkembangannya. Kelangsungan hidup udang
hingga kondisi udang dianggap layak secara
vanamei
finansial untuk dimanfaatkan.
menunjukkan
Lokasi
yang
siap
pakai
Tingginya
untuk
sangat
baik
cukup
kelangsungan
baik.
hidup
hidup sangat berpengaruh atas hasil produksi
20 m dpl. Memiliki temperatur udara antara
sehingga
tingkat
yang
Mekarsari
dijaga stabilitasnya. Tingkat kelangsungan
Ha. Rata-rata wilayah tersebut berada pada 5-
C
nilai
di
pengelolaan lingkungan yang optimal dan
pantai selatan (Pansela) Kabupaten Garut 30
0
tambak
disebabkan oleh faktor pemeliharaan dan
pembudidayaan udang Vannamei di wilayah
27-35
pada
pada saat panen di beberapa tambak udang
untuk
vanamei dengan berbagai tingkatan padat
perkembangan benih udang Vannamei yang
tebar benur (Tabel 1).
Tabel 1. Produksi Tambak Udang Vanamei di Mekarsari Kab. Garut Tahun 2011
No.
Komponen
Tambak
Petak Kaji
Petak Milik
Intensif*
Terap
Swasta
Petak KUB
1.
Luas Petakan (m2)
6.000
6.000
6.000
6.000
2.
Padat Tebar (ekor)
450.000
1.000.000
600.000
450.000
3.
Padat Tebar (ekor/m2)
75
160
100
75
4.
Umur Pemeliharaan
105
120
120
120
5.
Bobot Rataan (g)
17,1
14,9
14,3
14,3
6.
Size (ekor/kg)
57,8
67
70
70
7.
Kelangsungan Hidup (%)
85,22
70
70
80
8.
Jumlah Pakan (kg)
10.500
20.000
15.000
10.000
9.
FCR
1,58
0,75
0,93
1,2
10.
Produksi/ha
16.560
15.000
14.000
12.000
Keterangan
: Periode pemeliharan Januari-April 2011
*Anonim (2004) dalam Darmawan, dkk. (2008)
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
Kelayakan Finansial Usaha Tambak dapat
3.2. Kelayakan Finansial Usaha Tambak
Udang Vanamei Di Kabupaten Garut
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Finansial Usaha Tambak Udang Vanamei Pola Intensif
No
Uraian
1 Luas lahan petak (6000 m2)
Tahap Persiapan Lahan:
a. Rehab tambak
1. Pembasmian Hama
- Kapur Tohor
- Kaptan (Kapur pertanian)
- Samponen
- Dolomit
- Molase
- Destan
2. Peralatan tambak
- Paralon 4 inch
- Paralon 6 inch
- Paralon 8 inch
- Paralon 3/4 inch
- Bambu
- Besi viva
- Kayu usuk 3 m
2 Tahap Budidaya
a. Benur Vanamei F1
b. Pakan
- Bulan Ke-1 :
- Bulan Ke-2 :
- Bulan Ke-3 :
- Bulan Ke-4 :
c. Bakteri Pengurai
d. Vitamin C
e. Telur bebek
f. Tepung kanji
g. Aqua zime
h.Ragi
3 Bahan Bakar dan Spare part
a. Bahan Bakar Solar
b.. Bahan Bakar Oli
c. Spare part
4 Pemanenan Udang
a. Upah panen
b. Peralatan panen
Jaring panen
Timbangan
Terpal
5 Upah
Volume
Satuan
Harga Satuan
1
Petak
6,000,000
6,000,000
400
1150
175
1,200
210
4
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
lt
500
1,000
6,000
2,000
15,000
220,000
200,000
1,150,000
1,050,000
2,400,000
3,150,000
880,000
8
45
58
2
50
32
10
lente
lente
lente
lente
buah
lente
buah
250,000
300,000
350,000
50,000
5,000
125,000
3,000
2,000,000
13,500,000
20,300,000
100,000
250,000
4,000,000
30,000
35
38,500,000
6,000
6,000
6,000
10,700
40,000
290,000
1,000
4,000
300,000
23,000
8,400,000
24,000,000
48,000,000
42,800,000
24,000,000
1,740,000
600,000
104,000
600,000
46,000
4,300
16,500
10,000,000
77,400,000
6,600,000
10,000,000
15,000,000
15,000,000
1,500,000
2,000,000
254,000
11,095,000
7,500,000
2,000,000
2,286,000
44,380,000
1,100,000
1,400
Kg
4,000
Kg
8,000
Kg
5.743 + 4.000 Kg G.C
600
lt
6
Kg
600
btr
26
Kg
2
Kg
2
Kg
18,000
400
5
1
9
4
lt
lt
unit
unit
buah
Bulan
Jumlah (Rp)
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
No
Uraian
Volume
Satuan
Harga Satuan
PENGELUARAN
Jumlah (Rp)
408,966,000
SR 70 %
6 PRODUKSI
Udang Konsumsi Size 74
Udang Konsumsi Undersize
Udang Konsumsi Size 80
14,864
940
9959
Kg
Kg
Kg
Pendapatan
Hasil
perhitungan
nilai
R/C
peluang
31,700
10,000
30,000
471,188,800
9,400,000
298,770,000
TOTAL
PEMASUKAN
71,622,800
480,588,800
dan
ancaman.
Strategi
dan
menunjukkan 1,9, dengan kata lain usaha
pengembangan usaha tambak di Kabupaten
tambak udang ini menguntungkan. Hal yang
Brebes dilakukan dengan menganalisis faktor-
sangat berpengaruh dalam budidaya udang
faktor strategis usaha tambak melalui analisis
vanamei
SWOT
di
kab.
Garut
adalah
adanya
yaitu
menganalisis
kekuatan
penerapan teknologi penggunaan plastik mulsa
(Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang
yang baru dilakukan pada periode tanam
(Opportunity)
pertama
Berdasarkan
Penentuan bobot dan rating dalam penilaian
informasi yang diperoleh penggunaan mulsa
Faktor Strategi Internal dan Ekternal dapat
dapat meningkatkan pendapatan. Penambahan
dilihat pada matrik faktor strategi internal
biaya pembelian dan pemasangan mulsa
(kekuatan dan kelemahan) pengembangan
sebesar Rp. 12-15 juta dapat meningkatkan
usaha budidaya tambak di Kabupaten Garut
pertumbuhan dengan panen size 37 per kg.
pada Tabel 3 dan Matrik faktor strategi
Atau dengan kata lain peningkatan produksi
eksternal
hampir 100 persen meskipun pengeluaran
pengembangan usaha budidaya tambak di
pakannya pun meningkat.
Kab. Garut tersaji pada Tabel 4. Penentuan
(Januari
2011).
dan
(peluang
ancaman
dan
(Threats).
ancaman)
bobot dan rating ditetapkan oleh Kepala
3.3. Analisis SWOT
Proses
strategis
selalu
pengambilan
berkaitan
Tambak Program Kaji Terap dinas Propinsi
keputusan
dengan
Kelautan dan Perikanan Jawa Barat. Tabel 3
latar
berisi tentang faktor-faktor strategi internal
belakang, potensi, dan permasalahan yang ada
yang mempunyai bobot dan rating. Deskripsi
baik secara internal berupa kekuatan dan
dalam hal ini adalah berisi uraian tentang
kelemahan maupun secara eksternal berupa
faktor yang sudah dijelaskan.
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
Tabel 3. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS-Internal Strategic Factors Analysis Summary)
Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI
INTERNAL
KEKUATAN
(STRENGHTS)
1. Potensi lahan yang besar
BOBOT
RATING
BOBOT x
RATING
0,15
3
0,45
30 hektar tambak riil dan
lahan potensial seluas 278 ha.
2.
0,05
3
0,15
0,20
3
0,60
0,1
4
0,40
Benih
berasal
dari
pangandaran
Banyaknya usia kerja di Kab.
Garut
Berkembang
0,05
3
0,15
3.
4.
5.
Ketersediaan benih yang
memadai
Jumlah tenaga kerja yang
memadai
Informasi tentang
perkembangan teknologi
pertambakan
Ketersediaan modal
Jumlah
KELEMAHAN
(WEAKNESSES)
Kualitas SDM rendah
0,10
3
0,30
2.
Biaya produksi besar
0,10
4
0,40
3.
Lembaga pengujian mutu 0,05
belum representatif
Jaminan keamanan
0,05
2
0,10
4
0,20
Lemahnya
hukum
Jumlah
3
0,45
5.
penegakkan 0,15
Pendidikan yang rendah SD
dan SMP
Untuk pola intensifikasi
membutuhkan paling sedikit 1
miliar
Belum tersedia
Lemahnya penegakan oknum
kurang terjamin
Sangsi tegas dari aparat
kurang
1,45
Analisis
bertujuan
Program
PEMP
yang
memberikan
bantuan
permodalan bagi petambak
1,85
1.
4.
URAIAN
lingkungan
untuk
eksternal
dan
peluang bagi petambak udang, sehingga
mengevaluasi kecenderungan dan kejadian
memudahkan menajemen untuk menentukan
yang
strategi-strategi dalam meraih peluang dan
berada
mengidentifikasi
faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan
diluar
control.
Analisis
lingkungan eksternal berfokus pada penentuan
mengatasi ancaman.
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS-Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)
Prospek Usaha Budidaya Tambak di Kabupaten Garut
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
PELUANG
(OPPORTUNITY)
1.
2.
3.
4.
RATING
Pangsa pasar yang besar
Harga udang yang stabil
dan
kompetitif
Preferensi konsumen
terhadap
hasil tambak
0,20
0,05
4
3
0,80 Pangsa pasar cukup potensial
0,15 Peningkatan pendapatan bagi
petambak
0,05
3
0,15 Produksi
tambak
dikenal
masyarakat
Sarana transportasi
memadai
0,05
3
0,10
3
0,15 Lokasi
tambak
mudah
dijangkau
oleh kendaraan
0,30 Tersedianya lahan yang luas
0.10
3
5.
Peluang berusaha yang
besar
6. Kebijakan
pemerintah
yang
mendukung
budidaya tambak
Jumlah
ANCAMAN (THREATS)
Menurunnya daya
dukung
lingkungan
0,2
3
2.
Keamanan yang kurang
terjamin
Adanya kompetitor
0,1
2
0,05
2
0,1
3
4.
Adanya pencemaran
lingkungan
Jumlah
Berdasarkan
analisis
URAIAN
Program
gapura
0.3 revitalisasi tambak
telah
dan
1,85
1.
3.
BOBOT x
RATING
BOBOT
internal
dan
dalam
0,60 Perbaikan lingkungan tambak
dengan
dilakukannya
rehabilitasi
lahan mangrove dan saluran
tambak
0,20 Koordinasi petambak untuk
menjaga keamanan rendah
0,10 Koordinasi intern petambak
untuk
menguatkan
kelembagaan
0,30 Dilakukannya usaha budidaya
tambak sistem resirkulasi
tertutup
1,20
menghadapi
persaingan
di
masa
eksternal yang dilakukan, maka unsur-unsur
sekarang maupun di masa yang akan datang
yang termasuk dalam kekuatan, kelemahan,
adalah sebagai berikut :
peluang dan ancaman yang harus diantisipasi
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
1. Kekuatan
Setelah diketahui faktor-faktor krisis dari
a. Potensi lahan yang besar memberikan
proses analisis matrik IFE yang menjelaskan
kesempatan untuk usaha budidaya
tentang kekuatan dan kelemahan yang ada
tambak udang. Diharapkan kekuatan
pada perusahaan dan analisis matrik EFE yang
ini dapat dimanfaatkan dan lebih
memberikan gambaran peluang dan ancaman
ditingkatkan
agar konsumen dapat
yang
merasa puas
dengan kualitas yang
selanjutnya yang harus dilakukan adalah
diberikan.
maka
tahap
b. Ketersediaan benih.
menggunakan matrik strategi. Tujuan dari
c. Jumlah tenaga kerja yang memadai
penggunaan matrik strategi adalah untuk
d. Informasi
memperoleh
tentang
perkembangan
perusahaan
strategi
bisnis
dapat
menentukan
arah
selanjutnya.
Posisi
pengembangan
Kelemahan
matrik
a. Kualitas SDM rendah
penggabungan hasil total skor matrik IFE dan
b. Biaya produksi besar
total skor matrik EFE. Melalui penggabungan
pengujian
mutu
belum
representatif
bisnis
sehingga
e. Ketersediaan modal
c. Lembaga
strategi
dapat
diketahui
melalui
itu, maka dapat diketahui posisi perusahaan
pada saat ini dan strategi yang harus
d. Jaminan keamanan belum jelas
e. Lemahnya penegakkan hukum.
3. Peluang
diterapkan petambak.
Saat ini berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai IFE sebesar (3,25) dengan nilai
a. Pangsa pasar yang besar.
faktor kekuatan sebesar (1,85) dan nilai faktor
b. Harga udang yang stabil dan kompetitif
kelemahan
c. Preferensi
memperoleh selisih sebesar (0.41) dan nilai
konsumen
terhadap
konsumen besar
4.
petambak
pengabungan dari nilai IFE dan EFE dengan
teknologi pertambakan
2.
dihadapi
sebesar
(1,45)
sehingga
EFE sebesar (3,01), dengan nilai faktor
d. Sarana transportasi memadai
peluang sebesar (1.85) dan nilai faktor
e. Peluang berusaha yang besar
ancaman sebesar (1,2) sehingga diperoleh
Ancaman
selisih sebesar (1,4). Oleh karena itu, strategi
a. Menurunnya daya dukung lingkungan
yang dapat dilakukan petambak
b. Keamanan yang kurang menjamin
strategi agresif (kuadran 1) untuk saat ini.
c. Adanya kompetitor
Menurut
d. Adanya pencemaran lingkungan
merupakan
Rangkuti
(2008),
situasi
adalah
kuadran
yang
1
sangat
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada
budidaya atau penambahan lahan budidaya,
untuk kemajuan perusahaan. Strategi yang
segmen pasar yang dituju ditambah atau
harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
melakukan penjualan keluar negeri (ekspor),
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
serta
agresif.
pembudidaya lain untuk menjadi pemasok.
Strategi agresif ini bisa dilakukan oleh
dapat
menjalin
kerjasama
dengan
Adapun matriks strategi pada Gambar 1.
perusahaan tambak udang dengan melakukan
peningkatan produksi melalui perluasan lahan
FAKTOR
PELUANG
III
Mendukung
Strategi
turnaround
I
Mendukung
Strategi
Agresif
FAKTOR
KELEMAHAN
FAKTOR
KEKUATAN
IV
Mendukung
Strategi
Defensif
II
Mendukung
Strategi
Diversifikasi
FAKTOR
ANCAMAN
Gambar 1. Matriks Strategi Perusahaan Tambak Udang Vanamei
ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan
3.4. Pemaknaan Strategi
Analisis pemaknaan strategi merupakan
tahap
pencocokan
untuk
menghasilkan
matrik IFE dan matrik EFE. Strategi yang
dihasilkan
merupakan
pencocokan
atau
alternatif strategi yang cocok dilakukan
pengabungan dari faktor kekuatan dengan
perusahaan
faktor
dengan
melibatkan
kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang sudah
peluang
(S-O),
faktor
kelemahan
dengan faktor peluang (W-O), faktor kekuatan
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
dengan faktor ancaman (S-W) dan faktor
strategi
yaitu
mendukung
kelemahan dengan faktor ancaman (W-T)
pertumbuhan
yang berdasarkan pada strategi utama yang
pemaknaan strategi dapat dilihat pada Tabel 5.
yang
kebijakan
agresif.
Adapun
didapat pada perhitungan di analisis matrik
Tabel 5. Matrik Pemaknaan Strategi
Internal
Eksternal
Opportunities(O)/ Peluang
Strenght (S)/ Kekuatan
Weaknesses (W)/ Kelemahan
1. Potensi lahan yang besar
2. Ketersediaan benih yang
memadai
3. Jumlah tenaga kerja yang
memadai
4. Kualitas tenaga kerja baik
5. Informasi teknologi sangat
terbuka
6. Ketersediaan modal
1. Kualitas SDM rendah
2. Biaya produksi besar
3. Lembaga pengujian mutu
belum representative
4. Jaminan keamanan
5. Lemahnya penegakkan hukum
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Pangsa pasar yang besar/
1. Peningkatan produksi
1. Penggunaan tandon dan
Permintaan udang yang
melalui peningkatan
pengolahan limbah
besar
teknologi secara intensif
2. Pemberian bantuan permodalan
2. Harga udang yang stabil dan
dan berwawasan lingkungan
dan kredit lunak
kompetitif
2. Pengembangan produksi
3. Peningkatan keamanan
3. Preferensi konsumen
tambak dari usaha
produksi dengan melakukan
terhadap hasil tambak
pembenihan sampai ke
koordinasi antar petambak.
4. Sarana transportasi memadai
pembesaran.
5. Peluang berusaha yang besar
Threats(T)/Ancaman
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Menurunnya daya dukung 1. Menajamen kualitas air dan 1. Penerapan manajemen
lingkungan
pemberian pakan
pengelolaan tambak
2. Keamanan yang kurang 2. Pengadaan benur yang
2. Penerapan teknologi tepat guna
menjamin
bermutu baik dan
untuk mengatasi menurunnya
3. Adanya kompetitor
bersertifikat
daya dukung lingkungan
4. Adanya
pencemaran
3. Peningkatan produksi dengan
lingkungan
memberlakukan standar mutu
produk
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis SWOT
yang telah dilakukan, maka strategi yang
Strategi S-O
1. Peningkatan
produksi
melalui
dilakukan untuk pengembangan budidaya
peningkatan teknologi secara intensif
udang vanamei :
dan berwawasan lingkungan
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
2. Pengembangan produksi tambak dari
usaha
pembenihan
sampai
ke
pembesaran.
1. Pola budidaya tambak udang vanamei
di selatan Garut khususnya desa
Mekarsari yaitu pola intensif.
Strategi W-O
2. Biaya produksi untuk operasional satu
1. Penggunaan tandon dan pengolahan
limbah
2. Pemberian bantuan permodalan dan
kredit lunak
3. Peningkatan
keamanan
produksi
dengan melakukan koordinasi antar
petambak.
petakan
6.000
m2
adalah
Rp.
408.966.000,- dan penerimaan sebesar
Rp. 779.358.000,- dan R/C sebesar 1,9.
3. Hasil identifikasi faktor-faktor internal
yang dihadapi terdiri dari kekuatan dan
kelemahan.
Faktor
internal
yang
menjadi kekuatan adalah potensi lahan
yang besar, ketersediaan benih yang
Strategi S-T
memadai, jumlah tenaga kerja yang
1. Menajamen kualitas air dan pemberian
pakan
memadai, kualitas tenaga kerja baik,
Informasi teknologi sangat terbuka dan
2. Pengadaan benur yang bermutu baik
dan bersertifikat
ketersediaan modal. Yang menjadi
kelemahan
adalah
kualitas
SDM
rendah, biaya produksi besar, lembaga
Strategi W-T
pengujian mutu belum representatif,
1. Penerapan
manajemen
pengelolaan
tambak
jaminan
keamanan
dan
lemahnya
penegakkan hukum. Sedangkan faktor
2. Penerapan teknologi tepat guna untuk
eksternal yang menjadi peluang adalah
mengatasi menurunnya daya dukung
pangsa pasar yang besar/permintaan
lingkungan
udang yang besar, harga udang yang
3. Peningkatan
produksi
dengan
memberlakukan standar mutu produk.
stabil
dan
konsumen
sarana
kompetitif,
terhadap
transportasi
preferensi
hasil
tambak,
memadai
dan
peluang berusaha yang besar. Faktor
IV. KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
yang
menjadi
ancamannya
adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Menurunnya daya dukung lingkungan,
dilakukan di tambak udang dapat disimpulkan
keamanan yang kurang menjamin,
sebagai berikut :
adanya
competitor,
pencemaran lingkungan.
adanya
Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (49-62)
ISSN 0853-2523
4. Hasil dari perhitungan matriks strategi
perusahaan
sekarang
berada
pada
kuadran 1 yang cenderung mendukung
strategi agresif (S-O). Berdasarkan
pemaknaan strategi menghasilkan dua
alternatif strategi yaitu Peningkatan
produksi
melalui
teknologi
secara
berwawasan
peningkatan
intensif
lingkungan
dan
dan
pengembangan produksi tambak dari
usaha
pembenihan
sampai
4.2. Saran
Usaha budidaya tambak di wilayah
selatan
dengan
komoditas
Laporan
Penelitian.
David. 2009. Manajemen Strategis: Konsep.
Ed ke-12. Paulyn Sulistio dan Dono
Sunardi, Penerjemah. Jakarta: Salemba
Empat. Terjemahan dari: Strategic
Management.
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia.
2004a.
Kembangkan
Budidaya, Kendalikan Penangkapan.
Bulletin Mina Bahari Departemen
Kelautan dan Perikanan. Vol 02. No.9.
Hal :12.
ke
pembesaran.
Garut
Tasikmalaya.
Bandung.
udang
vanamei dapat dilakukan berdasarkan tata
_______________. 2004b. Udang Indonesia
Terancam Embargo AS. Bulletin Mina
Bahari Departemen Kelautan dan
Perikanan. Vol.02. N0.12. Hal : 18-19.
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Garut. 2010. Data Potensi Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Garut.
laksana atau standar operasional prosedur
yang sudah ada. Pola budidaya secara intensif
dengan teknologi penggunaan mulsa dapat
digunakan untuk mendapatkan keuntungan
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Chen, T.T. 2000. Aquaculture Biotechnology
and Fish Disease. In: Hardjito, L. (Ed.).
International Symposium on Marine
Biotechnology. Center for Coastal and
Marine Resources Studies, IPB, Jakarta.
Cholik, F. 1999. Tujuh Pilar Pemberdaya
Gema Protekan 2003. Warta Penelitian
Perikanan Indonesia Vol.V No.1. Hal :
8-12.
Darmawan, I., Ine M. dan Asep A. 2008.
Penyusunan Bussines Plan Budidaya
Kakap dalamKeramba jaring Apung Di
Fauzi, A. 2001. Prinsip-prinsip Penelitian
Sosial Ekonomi.
Jurusan Sosial
Ekonomi Perikanan dan Kelautan IPB.
Bogor.
Hermanto. 2007. Pengelolaan Budidaya
Tambak
Berwawasan
Lingkungan.
http://ikanmania.wordpress.com//[diakse
s 5 Desember 2010].
Husnan, S. 1984. Studi Kelayakan Proyek.
Yogyakarta: BPFE.
Ibrahim, H.M. Yacob. 1998. Studi Kelayakan
Bisnis. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Pikiran Rakyat, 2007.
Jabar Luncurkan
Program Gapura. http://www.pikiran
rakyat.com [diakses 25 Desember 2009].
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk
Ine Maulina, Agus Asep Handaka, dan Indah Riyantini
Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Utojo dan AM. Tangko, 2008. Status
Masalah dan Alternatif Pemecahan
Masalah Pada Pengembangan Budidaya
Udang
Vanamei
(Litopenaeus
vannamei) Di Sulawesi Selatan. Media
Akuakultur volume 3 nomor 2 tahun
2008.