Laporan Hasil Kegiatan on the job Traini

Laporan Hasil Kegiatan on the job Training
Officer Development Program III PT PJB Services

Nama
NID

: CARTAM
: 9012210OD

PT. Pembangkitan Jawa Bali Services

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan karena atas rahmat dan karuniaNya saya
dapat menyelesaikan tugas ini. Terimakasuh saya sampaikan kepada Bapak Djoko Suryanto
sebagai manager PLTG Balaipungut unit 1 atas support nya selama menyelesaikan tugas. Dan
tidak lepas pula bimbingan dari Supervisor saya Bapak Prihanto, Bapak Imron, Bapak Rizal
dan Bapak Sunarto. Maka dari itu saya ucapkan banyak terima kasih serta kepada rekanrekan PJBS.
Ketidak sempurnaan dari laporan ini mungkin dapat sedikit membuat pelajaran
tersendiri untuk menjadi lebih baik ke depannya. Khususnya bagi saya sendiri. Materi-materi
di dalam Laporan ini di peroleh di lapangan dengan bimbingan para senior. Dan mungkin ada
sedikit atau banyak perbedaan dengan pembangkit-pembangkit lain.

Walaupun banyak kekurangan tapi saya yakin ini adalah awal dari kesuksesan PT.
Pembangkitan Jawa Bali Services. Dan saya mohon maaf atas kekurangan-kekurangan itu.
Serta kesalahan-kesalahan yang saya buat di dalam laporan ini. Terimakasih atas
perhatiannya dan wassalamu’alaikum.

Peserta ODP III
Cartam

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….………………………...........…1
DAFTAR ISI………………………………………………………....……………2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………....6
1.2 Tujuan dan Manfaat………………………………………..…………......6
BAB II ISI LAPORAN
2.1 Prinsip Kerja PLTG...................................................................................8
2.2 Bagian-bagian Utama PLTG......................................................................9
2.3 Pelumasan Bearing 1,2 dan 3…………………………………………...17
2.4 Sistem Pembakaran…………………………………………………..…23

2.5 Sistem Bahan Bakar………………………………………………….…25
2.6 Sistem Udara Pengabut………………………………………………....32
2.7 Sistem Air Pendingin……………………………………………..…….33
2.8 Sistem Udara Pendingin dan Perapat……………………………..…….34
2.9 Sistem Kontrol…………………………………………..………….…..35
2.10 Sistem Pengaman……………………………………………….……..36
2.11 Sistem Pencucian Kompresor………………………………………....38
2.12 Transformator.........................................................................................39
2.13 Sirkuit Udara Dan Gas...........................................................................45
2.14 SOP Start Unit........................................................................................47
2.15 SOP Stop Unit....................................................................... ................56
2.16 Data PLTG Balaipungut 1......................................................................62
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................63
LAMPIRAN...........................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................100

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Siklus PLTG……………………………………………………….8
Gambar 2.2.1 Diesel Start………………………………………………………...9
Gambar 2.2.2 Accesory Gear……………………………………………………10

Gambar 2.2.3 Rotor Kompresor…………………………………………………11
Gambar 2.2.4 Ruang Bakar………………………………………………...........12
Gambar 2.2.5 Sudu-sudu Turbin………………………………………………...13
Gambar 2.2.6 Load Gear…………………….…………………………………..14
Gambar 2.2.7 Generator………………………………………………………….15
Gambar 2.2.8 Exciter……………………………………………………………16
Gambar 2.3.1 Siklus Pelumasan Pada Bearing 1, 2 dan 3………………...…….16
Gambar 2.3.2 Motor dan Pompa AOP…………………………………………..19
Gambar 2.3.3 Exchanger……………………………………………………...…20
Gambar 2.3.4 Lube Oil Filter……………………………………………………21
Gambar 2.3.5 Main Oil Filter……………………………………………………22
Gambar 2.4.1 Siklus Pembakaran……………………………………………….23
Gambar 2.5.1 Siklus Bahan Bakar Cair…………………………………………25
Gambar 2.5.2 Tanki Bahan Bakar Cair………………………………………….25
Gambar 2.5.3 Fuel Transfer Pump………………………………………………26
Gambar 2.5.4 Forwarding Pump………………………………………...………26
Gambar 2.5.5 Main After Filter…………………………………………………27
Gambar 2.5.6 Main Booster Pump………………………………………………28
Gambar 2.5.7 High Press Filter…………………………………………...……..29
Gambar 2.5.8 Flow Devider……………………………………………………..30


Gambar 2.6 Sistem Udara Pengabut ( Atomazing air)…………………………..31
Gambar 2.7 Sistem Air Pendingin………………………………………………32
Gambar 2.8 Sistem Udara Pendingin dan Perapat………………………………33
Gambar 2.9 Sistem Kontrol Aliran Bahan Bakar……………………………….35
Gambar 2.10 Sistem Pengaman (Proteksi) PLTG………………………………37

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT PJB Services sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan bagi calon
karyawan maupun karyawan diperusahaan ini. Adapun tugas dari Pusdiklat ini diantaranya
adalah menyelenggarakan berbagai macam jenis diklat yang dibutuhkan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan kompetensi perusahaan maupun kompetensi jabatan. On the job training
(OJT) merupakan salah satu program diklat prajabatan yang diatur oleh Pusdiklat dan harus
diikuti oleh seluruh siswa prajabatan SLTA/SMK yang nantinya akan diangkat menjadi
karyawan organik PT PJB Services.
Salah satu program yang dapat memenuhi kebutuhan kompetensi jabatan, khususnya
keterampilan dan sikap kerja, maka kepada Siswa Prajabatan SLTA/SMK diwajibkan
mengikuti on the job training (OJT) ini. Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan

dapat memenuhi persyaratan kebutuhan kompetensi jabatan sesuai dengan proyeksi jabatan
pertama diperusahaan.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan program On the job training ini adalah diharapkan siswa OJT mampu
menunjukkan dan memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan kebutuhan kompetensi
jabatan pada proyeksi jabatan pertama.
Manfaat program on the job training ini adalah memberi kesempatan kepada siswa
OJT untuk membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatan pada
proyeksi jabatan pertama di Perusahaan.
Mengembangkan kualifikasi siswa ojt, yang terdiri dari:


Kemampuan individu (fleksibilitas, kesiapan bertanggungjawab, kreativitas dan kesiapan



belajar).
Kemampuan sosial (kesiapan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan




mengatasi konflik).
Kemampuan kognitif (berpikir logis, kemampuan memecahkan masalah, berpikir alternatif,
kemampuan belajar, kemampuan menilai dan memutuskan).

BAB II

ISI LAPORAN
2.1 Prinsip Kerja PLTG
Prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yaitu berawal menjalankan
poros kompresor dan turbin gas agar berputar, untuk itu maka diperlukan daya mekanis untuk
mengkopel agar poros tersebut berputar sehingga digunakan mesin diesel sebagai starter
untuk menstart turbin dan kompresor. Setelah itu pengambilan udara sekeliling dengan
menggunakan kompresor melalui air filter (saringan udara) yang berguna agar partikel debu
tidak ikut masuk kedalam kompresor tersebut.
Didalam kompresor ini udara diolah sehingga tekanan udara menjadi naik menjadi
bertekanan ± 7-9 bar. Selanjutnya udara bertekanan tersebut dialirkan menuju ruang bakar
(chombustion chamber). Didalam ruang bakar ini, udara dan bahan bakar dicampur dan
dibakar, untuk bahan bakarnya apabila mempergunakan gas (gas alam) yang berasal dari
sumur gas dipasok melalui pipa maka gas dapat lansung dicampur dengan udara untuk

dibakar tetapi apabila mempergunakan bahan bakar solar/HSD yang dipasok dari tangki
penampungan maka harus malalui proses pengkabutan terlebih dahulu.
Untuk itu bahan bakar solar/HSD tadi dilewatkan pada fuel nozzle (media pengabut)
yang berfungsi mengabutkan bahan bakar tersebut dan mengarahkannya ke ruang bakar,
setelah itu bahan bakar yang telah menjadi kabut baru dicampur dengan udara yang
selanjutnya dibakar.
Dari pembakaran tersebut, dihasilkan gas panas bertekanan (± 1000°C, tekanan ± 13
kg/cm²). Selanjutnya gas tersebut dialirkan dengan pipa pancar (transition piece) menuju
turbin untuk disemprotkan pada sudu-sudu turbin sehinngga turbin bisa berputar. Apabila
turbin berputar, maka akan menggerakkan generator dan selanjutnya generator menghasilkan
beda potensial pada medan magnetnya antara rotor dan stator sehingga generator
menghasilkan listrik. Gas hasil dari semua proses tadi berupa gas panas bersuhu ± 500°C
akan keluar ke udara melalui saluran gas buang (exhaust gas). Energy listrik yang dihasilkan
generator ini 11 kV, selanjutnya tegangan 11 kV akan dinaikkan jadi 150 kV melalui
transformator step up selanjutnya masuk ke switchyard untuk segera ditransmisikan dengan
transmisi tegangan tinggi interkoneksi
Gambar 2.1.1 Siklus PLTG

2.2 Bagian-Bagian Utama PLTG


1.Diesel Start
Sebelum turbin gas distart, diperlukan peralatan tambahan untuk menggerakkan
kompresor pada turbin sampai turbin tersebut mampu melakukan pembakaran sendiri.
Peralatan tambahan tersebut merupakan sebuah motor diesel untuk menghasilkan momen
putar dan kecepatan putar yang dibutuhkan turbin pada saat start. Mesin diesel hanya mampu
bekerja sampai putaran 2300 rpm, namun mesin diesel ini terbawa putaran turbin sampai
putaran 3000 rpm.Pada saat putran diesel 3000 rpm, kemudian kopling start secara otomatis
akan terlepas dan putaran diesel start akan turun hingga 0 rpm atau stop.
Gambar 2.2.1 Diesel Start

2. Accessories gear
Kumpulan dari roda-roda gigi sebagai penyatu dari poros utama. Fungsi dari roda gigi
adalah sebagai penggerak pompa pelumasan, water pump, lubricating, atomizing, dan bahan
bakar HSD.
Gambar 2.2.2 Accesory Gear
3.Compressor
Merupakan alat yang menghisap udara luar (atmosfir) dan selanjutnya di kompresikan
untuk mendapatkan tekanan yang lebih besar dari tekanan udara luar. Udara ini digunakan
untuk pembakaran, cooling, dan sealing.
Kompresor terdiri dari 17 tingkat yaitu

-tingkat 1-5 digunakan sebagai udara pembakaran.
-tingkat 6-10 digunakan sebagai pendingin kompresor.
-tingkat 11-17 digunakan sebagai pendingin sudu-sudu turbin
Gambar 2.2.3 Rotor kompresor
4.Combution Chamber
Combution chamber adalah ruang untuk pembakaran bahan bakar yang telah
dimampatkan agar diperoleh tekanan fluida gas yang akan digunakan untuk memutar sudusudu turbin.Mengingat bahwa temperature pembakaran pada ruang bakar turbin gas sangat
tinggi, maka konstruksi dan bahan dari ruang bakar harus disesuaikan dengan keadaan
ini.Untuk turbin gas PLTG Balaipungut 1 terdapat sepuluh combustion chamber yang saling
terhubung melalui cross fire tube.

Di dalam ruang bakar terdapat :


Combustion Liner : Ruang tempat terjadinya pembakaran.



Cross Fire Tube


: Penghubung antar ruang bakar.



Retainer

: Klem (penahan) cross fire tube.



Busi (spark plug) : Penyala api terdapat pada chamber 1&2.



Flame Detector

: Pendeteksi pembakaran, pada liner 7&8.
Gambar 2.2.4 Ruang bakar

5.Turbine

Turbin digunakan untuk mengekstrak energi yang bersumber dari gas bertekanan
tinggi hasil dari pembakaran di ruang bakar. Konstruksi turbin terdiri dari 2 bagian yaitu rotor
dan stator. Gas bertekanan tinggi hasil dari pembakaran yang keluar melalui transition piece
digunakan untuk mendorong sudu-sudu turbin sehingga poros dapat berputar. Turbin gas pada
PLTG Balaipungut 1 memiliki 2 tingkatan sudu berurutan dari yang kecil ke tingkatan sudu
yang lebih besar, hal ini dimaksudkan agar sudu yang kecil ini dapat menahan tekanan awal
yang cukup besar karena memililki lengan momen yang lebih kecil. Turbin dan kompresor
memiliki poros yang sama sehingga ketika poros turbin berputar, maka poros kompresor juga
ikut berputar dan terus menerus mengisap udara.

Komponen-komponen pada turbin adalah sebagai berikut :
1. Turbin rotor case
2. First stage nozzle berfungsi mengarahkan gas panas ke first stage turbine
3. First stage turbine
4.

Second stage nozzle berfungsi mengarahkan aliran gas panas ke second stage turbine,
sedangkan diafragma berfungsi memisahkan kedua turbin.

5. Second stage turbine.
Gambar 2.2.5 Sudu-sudu Turbin

6.Load Gear

Tujuan dari berputarnya turbin adalah untuk memutar generator. Generator pada
PLTG Balaipungut 1 memiliki putaran 3000 rpm, sedangkan putaran turbin 5100 rpm
sehingga kedua poros dihubungkan oleh gear box yang diberi nama load gear. Load gear ini
berfungsi menghubungkan poros turbin dengan poros generator dan merubah putaran turbin
menjadi 3000 rpm sesuai dengan spesifik generator.
Gambar 2.2.6 Load Gear
7.Generator
Generator adalah alat yang memproduksi listrik dari gaya mekanikal (dari putaran
turbin), biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Hasil dari gaya mekanikal
ini menghasilkan perbedaan fluks magnetik. Fluks magnetik pada rotor mempengaruhi
kumparan pada stator. Kemudian kumparan pada stator arus dan tegangan listrik.
Gambar 2.2.7 Generator

8.Exciter
Besarnya beban tergantung pada kecepatan rotor dan besarnya tegangan eksitasi.
Eksitasi adalah alat yang menyuplai tegangan listrik pada rotor generator. Pada awalnya
eksitasi menggunakan tegangan DC dari baterai sebelum generator bekerja, sesudah
generator menghasilkan tegangan maka suplai menuju eksitasi dialihkan menggunakan
tegangan PS itu sendiri.
Gambar 2.2.8 Eksiter
2.3 Pelumasan Pada Bearing 1,2 dan 3
Gambar 2.3.1 Siklus pelumasan pada bearing 1,2 dan 3
Sistem aliran minyak pelumas di perlukan untuk melumasi bearing – bearing. Minyak
peumas di pakasakan dengan pompa masuk ke bearing – bearing. Dan kembali ke tangki.
Demikian seterusnya bersirkulasi.
Peralatan sistem pelumasan di pasang lengkap dengan tangki, pompa , pendingin ,
saringan dan katup – katup. Unit di amankan terhadap hilangnya pelumasan dan terlalu
tingginya suhu minyak pelumas. Peralatan start dan turning gear atau ratchet inter lock satu
dengan yang lainnya. Sehingga unit tidak dapat diputar tanpa adanya tekanan minyak
pelumas. Minyak pelumas bersikulasi dari sump tangki melalui pendingin ( oil cooler ) ke

tangki utama oleh pompa sirkulasi ( lube oil circulating pump ). Minyak pelumas di pompa
ke sistem oleh pelumas pompa pembantu pada waktu start dan shut down atau bila pomp
utama belum sanggup menghasilkan tekanan yang cukup. Bila pompa utama sudah
mempunyai kapasitas yang cukup untuk mensupplay minyak ke sistem, maka high preassure
switch akan menstop auxiliary pump.
Minyak keluar pompa utama diteruskan ke main oil filter ( filter utama ) dan kemudian
ke pengumpul bantalan ( bearing header ). Tekanan pelumas pada pengumpul dibuat
konstant oleh bearingb header preasure regulator ( pengatur tekanan pengumpul ). Minyak
setelah melumasi bearing – bearing dikembalikan ke sump tank. Suhu minyak pada
pengumpul dideteksi oleh thermocouple yang mengerjakan lube oil coolers fans ( kipas
pendingin pelumas ) suhu minyak dalam tangki terlalu rendah dari yang di ijinkan ( di
kerjakan oleh temperature ).

A. Pelumasan bearing 1,2 dan 3
DEFINISI: Proses menyisipkan bahan tertentu (disebut “pelumas”)diantara dua
permukaan yang saling kontak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan oleh karena itu
mengurangi keausan.
Tujuan pelumasan bearing pada dasarnya adalah untuk memelihara bearing agar dapat
berfungsi dengan optimal dapat digunakan selama mungkin dapat mengurangi biaya
pemeliharaan.
B. SOP pengoperasian
Operasi System Minyak Pelumas
1. Masukan sircuit breaker 52 QC di panel MCC
2. Masukan sircuit breaker 52 DE di panel MCC
43 QC & 43 QE selector switch posisi auto yang maksudnya dapat bekerja secara automatic
dan bila auxiliary oil pump trip maka emergency. Oi pump dapat auto start.
3. Auxiliary lub. Oil pump dapat dijalankan manual dan dapat secara automatic bersamaan
dengan menjalankan racthet yang diberi signal start dari master control.
4. Dari pipa utama sistem minyak pelumas tidak dipasang valve manual.tetapi dipasang relif
valve dan valve pngatur tekanan yang sudah disetting sesuai dengan perancanaan nya.
5. Sebelum pompa jalan valve drain oil cooler dan filter harus ditutup

6. Sesudah pompa pelumas start bukalah valve venting yang disediakan di filter-filter sehingga
udara keluar.
7. Pada waktu pompa jalan , check pressure gauge apakah penunjukannya sesui dengan batasan
batassan operasinya.
8. Check diffrential pressure dari filter.
9. Check effisiensi dari oil cooler.
10. Check aliran pelumas yang dapat dilihat dari kaca penglihat aliran yang dipasang dipipa
minyak kembali dari setiap bantalan.
11. Pada waktu unit start dan putaran turbin mencapai 95 % speed lampu 14 HS menyala, maka
auxiliary lub. oil pump stop dan supplay pelumas disupplay dari main oil pump.
Pada waktu unit stop, relay 14 HSX tidak bekerja, lampu 14 HS mati ; maka auxiliary lub.
Oil pump start.
C. Komponen – komponen utama pada Pelumasan bearing 1.2 dan 3
1.

Motor dan Pompa
Berfungsi sebagai penghantar atau penyedot pelumas agar sampai kesiklus , untuk masuk ke
bearing.
Gambar 2.3.2 Motor dan Pompa AOP

2. Excengger
Berfungsi sebagai tempat terjadinya pendinginan pelumas yang selesai melumasi bagian2
bearing.
Gambar 2.3.3 Exchanger
3. Filter lube oil
Berfungsi sebagai penyaringan pelumasan dari kotoran2, agar tidak masuk kebearing.
Gambar 2.3.4 Lube oil filter
4. Main oil pump
Berfungsi sebagai pompa utama pelumasan, main oil pump bekerja pada pada saat lampu
tanda 14 HS bekerja atau kiasaran 4850 rpm. Main oil pump digerakan oleh accesories gear.

Gambar 2.3.4 Main Oil Filter
2.4 Sistem Pembakaran
Merupakan hasil gabungan dari segitiga api yaitu antara bahan bakar dengan udara
dan percikan bunga api sesaat oleh spark plug yang berlangsung di combustion liner(ruang
bakar) .
Proses terjadinya pembakara : proses nyala api dan udara starting atomizing dimulai
dari 14 HM menyala ,bahan bakar mulai mengalir ke combustion chamber melalui flow
devider dan dicampur dengan udara atomizing dan kemudian disemprotkan melalui fuel
nozzle ke setiap liner,dan liner No.1 & 2 dilengkapi spark plug (busi) yang bekerja selama
30 detik dan penyalaan api berhasil maka proses pembakaran akan terjadi secara kontinyu
dan pemerataan pembakaran pada liner terjadi karena melalui crossfire tubes yang meratakan
pembakaran.
Gambar 2.4.1 Siklus Pembakaran
Untuk mendapatkan pembakaran sempurna perlu diperhatikan kebersihan udara dan
bahan bakar yaitu dengan cara memperhatikan filter bahan bakar dan udara jika kotor maka
perlu penggantian filter sehingga generator dapat menghasilkan daya yang optimal
2.5 Sistem Bahan Bakar
Sistim bahan bakar PLTG terdiri dari tiga jenis yaitu sistim bahan bakar gas,
sistim bahan bakar cair dan sistim bahan bakar campuran. Gb 6.16 menunjukkan sebuah
sistim bahan bakar cair, dimana minyak diambil dari tangki melalui floating suction ( pipa
hisap apung ) untuk menghindari terhisapnya kotoran dari dalam tangki. Dari tangki
minyak ditransfer ke unit PLTG dengan pompa transfer, kemudian disaring didalam
saringan tekanan rendah dan selanjutnya dipompa dengan pompa tekanan tinggi menuju
flow devider melalui saringan tekanan tinggi. Flow devider adalah pembagi aliran sama
untuk masing masing burner pada msing masing ruang bakar.
Jumlah bahan bakar yang dialirkan masuk kedalam ruang bakar diatur melalui
sistim kontrol sesuai dengan kebutuhan dan daya listrik yang dibangkitkan. Sistim kontrol
memberikan komando untuk menambah atau mengurangi jumlah aliran bahan
bakar,dengan mengatur langkah katup pengatur aliran bahan bakar. Jika dikehendaki
tambahan bahan bakar, maka katup pengatur diperintahkan untuk menutup, sehingga jumlah

minyak yang melalui katup pengatur berkurang, dan yang menuju ruang bakar
bertambah. Demikian sebaliknya jika dikehendaki aliran bahan bakar berkurang, maka
katup pengatur diperintahkan untuk membuka, sehingga jumlah bahan bakar yang mengalir
melalui katup pengatur bertambah besar dan yang masuk ruang bakar berkurang.
Dalam keadaan darurat atau ketika PLTG dikehendaki untuk berhenti ( stop ), maka
katup stop (stop valve) diperintahkan untuk menutup, dan karenanya aliran bahan
bakar kedalam ruang bakar menjadi terhenti dan pembakaranpun berhenti.
Pada pembakaran dengan gas, gas alam dialirkan dari sumur sumur gas menuju ke
turbin gas. Sebelum masuk kedalam turbin gas, gas alam tersebut harus dihilangkan dulu
kotoran kotorannya melalui separator dan filter. Juga dihilangkan unsur kondensat yang
terbentuk selama perjalanan gas tersebut didalam pipa. Selanjutnya tekanan gas alam
tersebut disesuaikan tekanannya dengan tekanan yang cocok dengan design PLTG tersebut.
Gb 2.5.1 Sistim bahan bakar cair
Di bawah ini adalah gambar dari pada daily tank dan receiving tank PLTG Balaipungut 1.

Gambar 2.5.2 Tanki bahan bakar cair
Kemudian fuel transfer pump yg berfungsi untuk memompa bahan bakar solar dari
Recivieng tank ke Daily tank.

Gambar 2.5.3 fuel transfer pump
Dari daily tank kemudian di pompa dengan forwarding pump.
Gambar 2.5.4 forwarding pump
Di bawah ini adalah main filter yang berada di line bahan bakar setelah low press filter.
Gambar 2.5.5 Main after filter

Dari main filter bahn bakar kemudian melalui booster pump yang di gerakan oleh accessory
gear.

Gambar 2.5.6 Main booster pump

Setelah melewati booster pump kemudian melalui high press filter yang bertekanan 38-40
kg/cm2.

Gambar 2.5.7 High press filter

Setelah melalui HP filter kemudian ada flow devider yang berfungsi untuk mebagi bahan
bakar ke tiap tiap nozzle untuk di kabutkan.

Gambar 2.5.8 flow devider
2.6 Sistem Udara Pengabut
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dari bahan bakar cair, maka
bahan bakar cair harus dipecah pecah menjadi butir butir kecil ( dikabutkan ) dan
dicampur dengan udara. Proses pengabutan dan percampuran dengan udara dapat lebih

sempurnaterjadi jika pengabutan dilakukan dengan udara bertekanan yang disebut sebagai
udara pengabut.
Gb 4.6 adalah sistim udara pengabut yang digunakan pada salah satu jenis
PLTG buatan General Electric. Pada waktu PLTG mulai dioperasikan, udara pengabut
diambil dari sisi keluar compressor turbin gas, dibuang kotoran padatnya didalam
separator,didinginkan didalam Atomizing Precooler, dinaikkan tekanannya didalam
Starting Atomizing Air Compressor dan diteruskan kedalam Atomizing Air Manifold
untuk kemudian dibagi bagi ke masing masing nozzle bahan bakar. Ketika PLTG telah
mencapai putaran penuh, Starting Atomizing Air Compressor digantikan oleh
Atomizing Air Compressor yang digerakkan oleh poros PLTG melalui accessory gear ( gear
drive ).
T i d a k s e m u a j e n i s P LT G m e n g g u n a k a n u d a r a p e n g a b u t , a d a j u g a
y a n g menggunakan pengabutan mekanis, yaitu dengan memberikan tekanan yang tinggi
pada bahan bakar dan memberikan gerakan tangensial ketika bahan bakar keluar nozzle.
Gb 2.6 Sistim udara pengabut ( atomizing air )
2.7 Sistem Air Pendingin
Air merupakan media pendingin yang paling baik, karena itu air digunakan
sebagai pendingin didalam PLTG untuk mendinginkan minyak pelumas, udara
pengabut, gas hydrogen pendingin belitan generator, kaki penyangga turbin dan pendingin
penduga nyala api ruang bakar
( flame detector ). Air pendingin secara continue dialirkan keperalatan peralatan tsb diatas
dan disirkulasikan secara tertutup dengan menggunakan pompa. Air yang telah menjadi
panas, secara continue didinginkan kembali didalam radiator dengan menggunakan kipas
udara.Gb 4.7 menunjukkan sebuah sistim air pendingin diamana air pendingin
dari radiator dialirkan dengan pompa air pendingin menuju peralatan peralatan
tersebut diatas, dan kembali keradiator. Untuk menjaga agar tidak ada udara yang masuk
kedalam sistim, dipasang tangki persediaan dengan tekanan atau dengan ketinggian tertentu.
Kedalam tangki ini dipasang saluran air penambah, untuk secara otomatik akan
menambahkan jumlah air, jika terjadi kekurangan akibat kebocoran.
Gb. 2.7 Sistim air pendingin

2.8 Sistem Udara Pendingin dan Perapat
Sistim udara pendingin digunakan untuk mengalirkan udara dari kompressor untuk
ditujukan kelubang lubang pendingin sudu turbin.
kompressor sebagian

dialirkan

untuk

Udara dari sisi keluar

mendinginkan sudu sudu tetap tingkat

pertama, kedua dst, s e b a g i a n l a g i d i a l i r k a n m e l a l u i r o t o r t u r b i n u n t u k
s e l a n j u t n y a d i a l i r k a n u n t u k mendinginkan sudu sudu jalan tingkat pertama, tingkat
kedua dst.
Pengambilan udara dari kompressor disesuaikan dengan tekanan yang ada pada
masing masing tingkat sudu turbin. Udara dari extraction kompressor tingkat 11
digunakanuntuk pendinginan ruangan yang ditempati poros dan bearing pada sisi belakang
turbin yang dilingkungi oleh saluran gas panas keluar turbin. Udara dari extraction
kompressor tingkat 5 digunakan untuk memberikan perapatan pada bearing agar minyak
pelumas tidak keluar dari bearing tersebut. Udara dari extraction tingkat 5 ini juga
digunakan untuk mendinginkan rotor pada sisi ujung belakang turbin.
Gb. 2.8 Sistim Udara Pendingin dan perapat
2.9 Sistem Kontrol
Sistim control meliputi control untuk start, control untuk accelerasi, control
putaran,control untuk sinchronisasi, control pembebanan manual, dan control
suhu maximum( pembebanan maximum). Pada waktu start, sistim kontrol berfungsi untuk
mengatur terjadinya penyalaan didalam ruang bakar, mengatur besarnya aliran bahan bakar,
mengatur pembukaanInlet Guide Vane, mengatur pemberhentian alat start dan mengatur
penutupan katup extractioncompressor. Pertambahan kecepatan putaran dilakukan oleh
control accelerasi dan setelah turbin mencapai putaran penuh, control putaran akan
mengambil peran untuk mempertahankan putaranturbin agar tetap berada pada putaran
nominalnya. Selanjutnya control untuk sinchronisasi akanmelakukan penguatan generator
dan memparalel generator dengan jaringan transmisi. Setelah sinchroon, otomatik generator
akan dibebani minimum, dan selanjutnya dapat dibebani manualatau otomatik menuju beban
maximum. Beban maximum PLTG ditentukan berdasarkan suhu pembakaran maximum yang
ditetapkan. Oleh karena tidak ada alat ukur yang dapat mendeteksi langsung suhu
pembakaran, maka sinyal kontrol suhu diambil dari suhu keluar turbin yang mewakili
suhu pembakaran tersebut. Pembebanan PLTG dapat dilakukan dengan memilih
jenis pembebanannya, yaitu jenis beban dasar ( base ) atau beban puncak ( peak ),

dimana beban puncak yang besarnya lebih tinggi dari beban dasar akan mengandung
konsekwensi umur bagianruang bakar dan turbin menjadi lebih pendek. Dengan beban dasar
dimaksudkan bahwa PLTG dapat dioperasikan secara kontinue tanpa mengakibatkan
pemendekan umur bagian bagian panasnya.

Gb 2.9 sistim control aliran bahan bakar
2.10 Sistem Pengaman (Proteksi)
Sistim pengaman PLTG berguna untuk mengamankan PLTG dari kerusakan berat
akibat terlewatinya batasan batasan operasi. Dengan sistim pengaman ini apabila batasan
o p e r a s i d i l a m p a u i , m a k a s i s t i m p e n g a m a n y b s a k a n m e m b e r i k a n s i n ya l
u n t u k memberhentikan aliran bahan bakar seketika. Sistim pengaman PLTG (diluar
generator listrik ) antara lain terdiri dari:
•Pengaman tekanan pelumas rendah, untuk menghinadari rusaknya bearing akibat
gesekankering oleh karena tidak cukupnya aliran minyak pelumas masuk kedalam bearing.
•Pengaman suhu bearing tinggi. Gesekan yang terjadi pada bearing akan mengakibatkansuhu
yang tinggi, dan suhu yang tinggi akan melumerkan metal bearing, karena itu
kenaikan suhu harus dicegah sebelum metal bearing menjadi rusak.
•Pengaman gaya axial tinggi. Penghisapan udara oleh kompressor dan dorongan gas
panas pada sudu turbin akan menyebabkan gaya axial walaupun kedua gaya ini berlawanan
dan dibuat relatif seimbang, kerusakan pada sudu turbin atau pengotoran pada
sudukompressor dapat mengkibatkan gaya axial yang timbul berlebih kearah tertentu dan
menjadikan sudu kompressor bergesekan.
•Pengaman getaran tinggi. Walupun pembuatan rotor telah dilakukan secara teliti,
namun pada akhirnya tetap ditemukan adanya ketidak samaan berat antara satu sisi dengan
sisi yang lain ( arah radial ) pada rotor. Ketidak samaan berat ini disebut sebagai unbalans
(tidak seimbang ). Pada rotor baru unbalans ini telah dibuat menjadi balans ( seimbang ),yang

menghasilkan getaran yang kecil. Seiring dengan perjalanan waktu getaran turbin bisa
menjadi besar dan melampaui batas yang ditentukan.
•Pengaman suhu lebih. digunakan untuk mengamankan bagian bagian panas PLTG
darikemungkinan kerusakan akibat terjadinya suhu gas panas yang melampaui batas.
Sistim pengaman ini mendeteksi suhu gas panas keluar turbin gas. Jika batasan suhu gas
panas keluar turbin gas dilampaui maka pengaman ini akan seketika memberikan sinyal
untuk menghentikan beroperasinya PLTG.
•Pengaman putaran lebih ( over speed ) digunakan untuk megamankan PLTG dari kerusakan
akibat putaran rotor yang melampaui batas. Pengaman ini akan bekerja jika putaran rotor
mencapai 10% diatas putaran normal.Semua alat pengaman ditujukan untuk
menghentikan beropersinya PLTG dengan menghentikan aliran bahan bakarnya.
Disamping itu PLTG juga dilengkapi dengan tombol darurat untuk menghentikan PLTG
dengan seketika jika diketahui terdapat hal hal yang membahayakan bagi berlangsungnya
operasi.
Gb 2.10 menunjukkan rangkaian sistim pengaman PLTG yang terkait dengan
PLTGU dimana kotak kotak paling kiri dan bawah menunjukkan unsur unsur pengaman
PLTG termasuk generator.
Gb 2.10 Sistim pengaman (proteksi ) PLTG
2.11 Sistem Pencucian Kompresor
Sistim pencucian kompressor digunakan untuk membersihkan sudu
s u d u kompressor dari kotoran yang tidak bisa tersaring oleh filter udara masuk. Berupa
kotoran debu, uap minyak atau kotoran dari asap industri. Pembersihan dilakukan
dengan air ditambah zat kimia pembersih yang disemprotkan dimulut kompressor ketika
PLTG sedang beroperasi. Hisapan kompressor akan membawa butir butir air masuk
kedalamnya dan membasuh sudu sudu kompressor. Kecepatan putaran sudu dan
adanya bahan kimia pembersih menyebabkan kotoran yang menempel terlepas.

2.12 TRANSFORMATOR
2.12.1 Komponen Utama Transformator Tenaga
Gambar 2.12.1 Trafo PLTG Balaipungut 1
Gambar di atas adalah sebuah peristiwa dimana Bhusing S pada Trafo PLTG
Balaipungut 1 meledak dan terbakar. Terlihat operator sedang berusaha memadamkan api
yang membakar Bhusing tersebut.
Adapun Komponen

utama transformator

tenaga terdiri dari bagian-bagian

diantaranya: inti besi, kumparan transformator, minyak transformator, bushing, tangki
konservator, peralatana Bantu pendinginan transformator, tap changer dan alat pernapasan
(dehydrating breather).
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan- lempengan besi
tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh Eddy Current.
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawatberisolasi yang membentuk
suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan
dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.
Gambar 2.12.1 konstruksi belitan transformator
Minyak

transformator

merupakan

salah

satu

bahan

dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator.

isolasi

cair

yang

Sebagai bagian dari

bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus,
sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas
yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan
akan mampu melindungi transformator dari gangguan.
Bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator merupakan alat
penghubung antara kumparan transformator dengan jaringan luar. Bushing sekaligus
berfungsi

sebagai

penyekat/isolator

antara

konduktor

tersebut

dengan

tangki

transformator.
Tangki

Konservator

berfungsi

untuk

menampung

minyak

cadangan

dan

uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan
relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga
agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui
saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara,

sering

disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
Peralatan Bantu Pendinginan Transformator berfungsi untuk menjaga agar
transformator bekerja pada suhu rendah. Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan
timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu
yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin
untuk menyalurkan panas keluar transformator.
Secara alamiah media pendingin (minyak isolasi) mengalir karena perbedaan suhu
tangki minyak dan sirip-sirip transformator (Radiator). Untuk mempercepat pendinginan
transformator dilengkapi dengan kipas yang dipasang di radiator transformator dan pompa
minyak agar sirkulasi minyak lebih cepat dan pendinginan lebih optimal.
Tap Changer berfungsi untuk menjaga tegangan keluaran yang diinginkan
dengan

input

tegangan

yang

berubah-ubah.

Kualitasoperasitenaga

listrik

jika

tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi dapat saja terjadi
penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur
tegangan agar tegangan selalu pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.
Ditinjau dari cara pengoperasiannya, tap changer terdiri dari dua tipe yaitu on- load
yang bekerja secara otomatis jika merasakan tegangan kurang/lebih dan off-load yang
dapat dipindah tap hanya jika trafo tidak berbeban/bertegangan.
Alat pernapasan (Dehydrating Breather).

Sebagai tempat penampungan

pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka minyak ditampung pada
tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan
minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang
mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya
berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang masuk kedalam
tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap
kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo panas
maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki

dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu
media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gell, yang secara
khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.
2.12.2 Peralatan Proteksi Internal
Proteksi

internal

adalah

peralatan

yang

telah

terpasang

melekat

pada

transformator tenaga yang berfungsi sebagai pengaman jika transformator mengalami
tekanan mendadak dan temperature tinggi.

A. Relai Bucholz,
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan transformator yang menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah:
a. Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
b. Hubung singkat antar phasa
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap
ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator
terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada
umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator
tersebut.
B. Jansen Membran
Alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting
Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena
tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka membran akan

pecah dan minyak akan keluar dari dalam transformator yang disebabkan oleh tekanan
minyak
C. Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay),
Flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu transformator terendam
minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas
yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah
relai

pelepasan

tekanan

lebih

pada

trafo,

maka

tekanan

lebih

yang

membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak
dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada
cairan tangki dan trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja
mengevakuasi tekanan tersebut.
D. Relai Thermis (Temperature Relay)
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan
isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
Setelan dari relai ini dibagi menjadi dua tingkat (stage) yaitu 1st stage sebagai
alarm dan 2nd stage sebagai trip.

2.12.3 Peralatan Tambahan Pengaman Transformator
Sistem pegaman transformator tenaga ditinjau dari daerah pemangamanannya
dikelompokan menjadi dua yaitu proteksi terhadap gangguan di dalam transformator, dan
proteksi terhadap gangguan di luar transformator [1].

A. Relai Diferensial
Relai diferensial merupakan proteksi utama transformator tenaga. Relai ini

hanya bekerja apabila terjadi gangguan yang berada di daerah pengamanannya yaitu di
antara transformator arus di sisi kumparan primer dan transformator arus di sisi
kumparan sekunder.
Prinsip kerja

relai

diferensial

adalah

dengan membandingkan atau

menjumlahkan nilai arus pada CT (current transformer) di sisi kumparan primer dan CT
(current transformer) sisi kumparan sekunder.

Jika hasil penjumlahan arus dari kedua

CT tersebut melebihi nilai setelan yang telah ditentukan, maka relai akan trip dan
mengirim perintah kepada CB (circuit breaker) sisi kumparan primer dan CB sisi kumparan
sekunder untuk membebaskan transformator tenaga dari tegangan.
Sebagai proteksi utama relai ini bekerja dengan waktu seketika (instantaneous) atau
bekerja dengan kecepatan dibawah 100 ms. Selektifitas relai harus terbukti, relai harus trip
apabila terjadi gangguan di daerah pengamanannya. Relai tidak boleh trip ketika terjadi
gangguan di luar daerah pengamanannya.
B. Relai Thermis (Temperature Relay)
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan
isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
Setelan dari relai ini dibagi menjadi dua tingkat (stage) yaitu 1st stage sebagai
alarm dan 2nd stage sebagai trip.

2.13 SIRKUIT UDARA DAN GAS
Ada beberapa jenis penggerak mula yang dikenal diantaranya:
Motor bensin, diesel, kincir angin, turbin uap, mesin uap, dan turbin gas. Suatu penggerak
mula pada prinsipnya adalah alat yang pertama-tama memanfaatkan sumber tenaga yang
belum terkendali (terkontrol) menjadi tenaga yang dapat terkendali atau tenaga yang dapat
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan . biasanya pengerak mula merupakaan mesin tenagaa
yang menghasilkan tenaga putar.
Perbandinggan beberapa penggerak mula adalah sebagai berikut:
PENGGERAK MULA

SUMBER TENAGA
MATERI

JENIS TENAGA

1. Kincir angin
2. Turbin air
3. Mesin uap
4. Turbin uap
5. Motor bensin
6. Motor diesel
7. Turbin gas
8. Panas bumi
9. Nuklir
10. Pasang surut

Angin
Air
Batubara/ residu
Batubata/ residu
Bensin
Solar
Solar/ gas

Kinetik
Potensial
Kimia
Kimia
Kimia
Kimia
kimia

Penggerak mula jenis 3, 4, 5, 6, dan 7. Digolongkan sebagai mesin kalor (termis) karena
mempergunakan azas-azas penggerak panas (thermodinamika).
Perkembangan turbin gas
Pemakaian turbin gas sebagai sumber tenaga dewasa ini sudah meluas untuk berbagai
keperluan.
Khususnya untuk pembangkit tenaga listrik turbin gas berkambang pesat. dalam hal
ini ada hubungannya dengan waktu pemasangan yang pendek, operasinya mudah dan kerja
pasang yang murah.
Dengan keistimewaan tersebut, penggunaan turbin gas sangat meluas dinegara
berkambang, dimana permintaan tenaga listrik naik dengan cepat. Sehingga faktor waktu dan
modal investasinya merupakaan pertimbangan terpenting.
Dewasa ini sudah dapat dibuat unit pembangkit listriktenaga gas dengan daya
terpasang berkapasitas 500 MW ( th 1952) sampai 33000 MW (th 1970) dan masih
berembang terus dengan bahan bakar gas alam, solar, I.D.O. residu dan minyak mentah
(crude oil).
Keuntungan dan kerugian menggunakan PLTG
Keuntungan menggunakan PLTG:
Beberapa faktor yang menguntungkan pada penggunaan turbin gas sebagai penggerak mula
untuk pembangkit listrik yaitu:
1. Harganya murah ( Rp/daya terpasang kecil).
2. Ukuran sepesifikasinya kecil bahkan dapat dibuat dalam bentuk paket yang kompak dan
sederhana.
3. Karena pemasangan bagian-bagianya dilakukan dipabrik. maka pekerjaan pemasangan
setemnpat menjadi ringan.
4. Harga pemasangan rendah, pemeliharaan, dan perbaikan dapat dilakukan dengan mudah.
5. Dapat dijalankan dengan cepat.
6. Dapat dipasang disemaua tempat, tidak terkait persyaratan khusus, sehingga dapat dipasang
dipusat beban untuk mengurangi kerugian transmisi.

7.

Dapat dikombinasikan dengan pusat listrik tenaga uap utuk mendapatkan rendemen total
yang lebih baik.
Kerugian-kerugian menggunakan PLTG
Disamping keuntungan dari padaturbin gas maka turin gas ini juga mempunyai kerugian
yaitu:
1.

Rendemen totalnya rendah, yang disebabkan oleh banyaknya kalor yang terbuang

bersama gas buang.
2.
Umur mesin relatif pendek, karena turbin bekerja pada suhu tinggi dengan variasi
yang tajam. Variasi beban selalu diikuti oleh variasi

suhu pembakaran sehingga

menimbulkan perubahan tegangan termis yang dapat menimbulkan kelelahan material.
3.
Harga suku cadangnya mahal.
2.14 SOP Start unit PLTG
1. Fungsi
1.1

Fungsi Equipment/system
Start Up Unit dilakukan setelah Unit shutdown atau trip. Proses start up dimulai dari start
pompa bahan bakar sampai Unit berbeban dan paralel dengan jaringan 150 kV .
1.2 Tujuan SOP :
Sebagai panduan operator dalam melaksanakan kegiatan start up unit secara aman, handal
dan efisien.
2. APD Yang Digunakan
2.1. Safety Helmet
2.2. Majun
2.3. Sarung Tangan
2.4. Safety Shoes
3. Alat Kerja
3.1. Kunci F
3.2. Kunci Inggris
3.3. Kunci Pipa
4. Spesifikasi Teknik
4.1. K apasitas Pembangkit

: 1 x 20 MW

4.2. Turbin Gas dan Kompresor Bahan Bakar Minyak
1)

Daya Terpasang

: Base 23700 KW, Peak 25550 KW

2)

Putaran

: 5100 / 3000 Rpm

3)

Presure

: 0,10 Mpa

4) Temp. Exhaust

: Base 481°C, Peak 506°C

5)

Bahan Bakar

: Solar (HSD)

6)

Minyak Pelumas

: Turbo Shell 32

7)

Sistem Kontrol

: Speedtronic

8) Tipe Kompresor

: Axial Flow

9) Tingkat Kompreesor

: 17 / 5100 Rpm

10) Tingkat Turbin

: 2 / 5100 Rpm

4.3. Turbin Gas dan Kompresor Bahan Gas
1)

Daya Terpasang

: Base 24250 KW, Peak 26100 KW

2)

Putaran

: 5100 / 3000 Rpm

3)

Presure

: 0,10 Mpa

4) Temp. Exhaust

: Base 481°C, Peak 506°C

5)

Bahan Bakar

: Natural gas

6)

Minyak Pelumas

: Turbo Shell 32

7)

Sistem Kontrol

: Speedtronic

8) Tipe Kompresor

: Axial Flow

9) Tingkat Kompreesor

: 17 / 5100 Rpm

10) Tingkat Turbin

: 2 / 5100 Rpm

4.4. Diesel Starter
1) Type

: Detroit 12V71N

2) Jumlah Cylinder

: 12

3) Cycle

:2

4) Speed Rating

: 2300 Rpm

4.5. Generator
1)

Daya Terpasang

: Base 30400 KW, Peak 32500 KW

2) Type

: Brush excitation, 2 Poles, 3 PhaseWYE

3)

Frekuensi

: 50 Hz

4)

Sistem Pendingin

: Udara

5) Armature curent

: 1526 Amp, Peak 1623 Amp

6) Armature Volts

: 11500 V, Peak 11500 V

7)

Filed Current

: 288 A, Peak 302 A

8)

Excitation Volts

: 250 V. Peak 250 V

9)

Power Factor

: 0,67, Peak 0,67

10) Speed

: 3000 Rpm

6. P e r s i a p a n S t a r t u n i t
6.1. Pastikan skid fuelsudah terpenuhi semua yaitu:
- Valve bahan bakar sudah terbuka
- Level Daily tank normal
6.2. Ruangan Kontrol
- Semua power supply bekerja
- Start ratchet turbin min 1 jam sebelum unit start
- Semua switch pada MCC dalam keadaan ON
6.3. Ruangan Turbin
- Pastikan tidak ada kebocoran
- Pastikan posisi inlet guide vane 45°
- Tutup semua pintu ruangan
6.4. Ruangan Loa Gear
- Pastikan aliran minyak pelumas keluar dr bearing no 2
- Pastikan tidak ada kebocoran terutama di sekitar exhaust plenum
- Pastikan pintu uara pendingin load gear selalu terbuka
- Tutup semua pintu ruangan
6.5. Ruangan Exciter
- Pastikan tidak ada kebocoran
- Pastikan aliran minyak pelumas keluar dari bearing no 3
- Periksa temperature bearing generator
- Tutup semua pintu ruangan
6.6. Ruangan Alat – alat bantu
- Pastikan tidak ada kebocoran
- Pastikan semua valve drain dalam posisi tertutup
- Reset mechanical overspeed
- Tutup semua pintu ruangan
6.7. Bagian Bawah Ruangan
- Pastikan level tangki bahan bakar diesel normal

- Pastikan level tangki minyak pelumas normal dan temperature pada header juga
normal
- Pastikan valve inlet dan outlet heat exchanger pada system air pendingin pada posisi
terbuka
- Pastikan VTR-1 & VTR-2 pada posisi “Auto”
7. P e l a k s a n a a n S t a r t U n i t
7.1. Dust Louver “ON”

7.2. Radiator Fan “ON”

7.3. Fuse 52G “Closed”

7.4. All Breaker in CCR “Closed ON”
7.5. Crank àExecute (Tunggu sampai STATUS “Ready to start” pada monitor CCR)

7.6. Start à Excute, pada tahap ini diesel akan running (Tunggu sampai SP_LVL : 14HM )
7.7. Fire à Excute , Pada tahap ini putaran turbin mencapai 1100 (Tunggu sampai FLAME :
#A#B)
7.8. Auto à Excute, pada tahap ini turbin perlahan lahan akan menaikkan Rpm secara auto
7.9. Pada 2800 Rpm à L33CSE akan beubah dari logic 1 menjadi 0 dan diesel akan stop
7.10. Pada 4800 Rpm à Auxilary Oil Pump “stop” dan excitasi “ON”
7.11. Pada 5100 Rpm akan muncul STATUS “FULL SPEED NO LOAD” dan unit siap
sinkron

8. P e l a k s a n a a n S i n k ro n U n i t
8.1. Togle Sync diposisikan Manual
8.2. Samakan Tengangan (SVL & DV)

8.3. Atur kecepatan syncron scoupe
8.4. Saat jarum sinkron sudah pas di tengah maka 52G “Closed”

8.5. Naikkan Beban ke 4 MW
8.6. Base load à Excute

2.15 SOP Stop Unit
1. Fungsi
1.1

Fungsi Equipment/system
S t o p Unit dilakukan setelah Unit . Proses start up dimulai dari start pompa bahan bakar
sampai Unit berbeban dan paralel dengan jaringan 150 kV .
1.2 Tujuan SOP :
Sebagai panduan operator dalam melaksanakan kegiatan start up unit secara aman, handal
dan efisien.
2. APD Yang Digunakan
2.1. Safety Helmet
2.2. Majun
2.3. Sarung Tangan
2.4. Safety Shoes
3. Alat Kerja
3.1. Kunci F
3.2. Kunci Inggris
3.3. Kunci Pipa
4. Spesifikasi Teknik
4.1. K apasitas Pembangkit

: 1 x 20 MW

4.2. Turbin Gas dan Kompresor Bahan Bakar Minyak
1)

Daya Terpasang

: Base 23700 KW, Peak 25550 KW

2)

Putaran

: 5100 / 3000 Rpm

3)

Presure

: 0,10 Mpa

4) Temp. Exhaust

: Base 481°C, Peak 506°C

5)

Bahan Bakar

: Solar (HSD)

6)

Minyak Pelumas

: Turbo Shell 32

7)

Sistem Kontrol

: Speedtronic

8) Tipe Kompresor

: Axial Flow

9) Tingkat Kompreesor

: 17 / 5100 Rpm

10) Tingkat Turbin

: 2 / 5100 Rpm

4.3. Turbin Gas dan Kompresor Bahan Gas
1)

Daya Terpasang

: Base 24250 KW, Peak 26100 KW

2)

Putaran

: 5100 / 3000 Rpm

3)

Presure

: 0,10 Mpa

4) Temp. Exhaust

: Base 481°C, Peak 506°C

5)

Bahan Bakar

: Natural gas

6)

Minyak Pelumas

: Turbo Shell 32

7)

Sistem Kontrol

: Speedtronic

8) Tipe Kompresor

: Axial Flow

9) Tingkat Kompreesor

: 17 / 5100 Rpm

10) Tingkat Turbin

: 2 / 5100 Rpm

4.4. Diesel Starter
1) Type

: Detroit 12V71N

2) Jumlah Cylinder

: 12

3) Cycle

:2

4) Speed Rating

: 2300 Rpm

4.5. Generator
1)

Daya Terpasang

: Base 30400 KW, Peak 32500 KW

2) Type

: Brush excitation, 2 Poles, 3 PhaseWYE

3)

Frekuensi

: 50 Hz

4)

Sistem Pendingin

: Udara

5) Armature curent

: 1526 Amp, Peak 1623 Amp

6) Armature Volts

: 11500 V, Peak 11500 V

7)

Filed Current

: 288 A, Peak 302 A

8)

Excitation Volts

: 250 V. Peak 250 V

9)

Power Factor

: 0,67, Peak 0,67

10) Speed

: 3000 Rpm

5. Persiapan Stop
1.

Pastikan benar-benar sudah ada izi untuk shutdown dari atasan atau langsung dari Unit
Pengatur Beban

2. Stop – excute,

3. Tunggu Sampai Load 0.99-0,55 atau di bawah 1,00

4. Kemudian Putar Togel 52G 45o to TRIP

5. Off- execute
6. Matikan Dust Louver jika Rpm Turbine sudah mencapai 0 Rpm

7. Matikan radiator fan

8. Lepas Interlok 52G

2.14 Data PLTG Balaipungut 1

Gambar di atas adalah data pembebanan PLTG Balaipungut 1 dimana beban di bawah
16MW. Sebelumnya pada tahun 2012 PLTG Balaipungut 1 bebenya mencapai 16MW.
Sekarang beban puncak hanya sampai di 15MW. Pada bulan juni kemarin seharusnya unit
PLTG Balaipungut 1 sudah melakukan Combastion Inspection. Akan tetapi sampai bulan
Agustus belum juga dilakukna. Hal ini du karenaka

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Docking Studies on Flavonoid Anticancer Agents with DNA Methyl Transferase Receptor

0 55 1

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Teaching speaking through the role play (an experiment study at the second grade of MTS al-Sa'adah Pd. Aren)

6 122 55

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Matahari Departemen Store Tbk Kings Bandung

71 457 62