Apa itu Pengendalian Internal docx

Apa itu Pengendalian Internal ?
Sistem Pengendalian Internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang manajemen
dengan keyakinan memadai agar entitas mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur ini sering disebut pengandalian dan secara kolektif memebentuk pengendalian
internal entitas.
Standar Audit 315 mendefinisikan pengendalian internal yaitu proses yang dirancang,
diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen dan
personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuab entitas yang
berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Lalu apa tujuannya ? secara umum manajemen memiliki tiga tujuan dalam merancang suatu
pengendalian internal yang efektif, yaitu:
1. Keandalan Pelaporan Keuangan. Manajemen memiliki tanggungjawab hukum dan profesional
untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan
yang ditetapkan oleh IAI dan IFRS. Tujuan pengendalian internal yang efektif adalah untuk
memenuhi tanggungjawab pelaporan keuangan ini.
2. Efektivitas dan efisiensi operasi entitas. Pengendalian dalam suatu entitas akan mendorong
efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber-sumber secara optimal untuk mencapai tujuan entitas.
Tujuan utama pengendalian ini adalah untuk memberi informasi keuangan dan non-keuangan yang
akurat tentang operasi entitas untuk pengambilan keputusan.
3. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan. Entitas-entitas publik, nonpublik, dan organisasi nirlaba berkewajiban untuk menaati banyak undang-undang dan peraturanperaturan. Sebagian diantaranya hanya menyangkut akuntansi secara tak langsung, namun ada juga

yang langsung berkaitan dengan akuntansi, seperti undang-undan perpajakan.
Manajemen merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai ketiga tujuan di atas. Dalam
pengauditan atas laporan keuangan dab audit atas pengendalian internal, auditor fokus pada
reliabilitas laporan keuangan dan pengendalian atas operasi, serta kesesuaian dengan undang-undang
dan peraturan-peraturan yang dapat secara material mempengaruhi laporan keuangan.
Suatu pengendalian internal bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut
dapat dicapai, yaitu dengan kondisi:
a. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan,
meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan
keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan
segmen maupun interim.
c. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan
semestinya.
Komponen Pengendalian Internal
Komponen Pengendalian Internal adalah butir-butir yang harus dipahami auditor. Untuk tujuan
standar audit, pembagian pengendalian internal ke dalam lima komponen di bawah ini menyediakan
suatu kerangka yang bermanfaat bagi auditor untuk mempertimbangkan bagaimana berbagai aspek
pengendalian internal yang berbeda pada entitas dapat mempengaruhi audit:
1. Lingkungan pengendalian (contol environment), dalam komponen ini memiliki tujuan sebagai

berikut :


Integritas dan nilai-nilai etik



Komitmen pada kompetensi



Falsafah manajemen dan gaya pengoperasian



Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab



Kebijakan dan prosedur kepegawaian


2. Penilaian risiko (risk assessment), dalam penilaian risiko adalah identitas, analisis dan manajemen
risiko entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai
dengan pronsip akuntansi yang berlaku umum. Analisis risiko meliputi mengestimasi signifikan
risiko, menilai kemungkinan terjadina risiko dan bagaimana mengelola risiko.
3. Aktifitas pengendalian (control activities), aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
yang dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang dapat menghalangi entitas
mencapai tujuan.
4.Informasi dan komunikasi (informasion and communication), dalam komponen ini berfokus utama
dengan berkaitan sistem informasi akuntansi dengan cara pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu
melaksanakan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan terhadap pengendalian. Maksudnya adalah suatu proses untuk menilai efektivitas
pelaksanaan pengendalian internal. Kegiatan ini melibatkan penilaian efektivitas pengendalian secara
berkala dan tepat waktu , serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Keterbatasan Pengendalian Internal Suatu Entitas
Sebaik apapun suatu pengendalian internal dirancang dan dioperasikan dalam suatu perusahaan, tetap
saja ada berbagai keterbatasan yang melekat pada prakteknya di lapangan. Berikut di antaranya:
a. Kesalahan dalam pertimbangan. Manajemen dan personel lainnya dapat melakukan
pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam melaksanakan tugas rutin

karena informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya
b. Kemacetan. Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika personel salah
memahami instruksi atau membuta kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan.
Perubahan sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat
berkontribusi pada teradinya kemacetan
c. Kolusi. Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang melaksanakan suatu
pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan lain, konsumen atau pemasok, dapat
melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian
internal
d. Penolakan manajemen. Manajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis
untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentasi mengenai kondisi keuangan
suatu entitas yang dinaikkan ( misal, menaikkan laba yang dilaporkan untuk menaikkan
pembayaran bonus atau nilai pasar dari saham entitas ). Praktik penolakan termasuk membuat
penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti menerbitkan dokumen
palsu untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif
e. Biaya versus manfaat. Biaya pengendalian internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi
manfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Karena pengukuran yang tepat baik dari biaya dan
manfaat biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi kuantitatif
maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan manfaat.


REFERENSI
Sumber: Jusup, Al Haryono, 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi 2, cetakan
pertama. Penerbit: STIE YKPN, Yogyakarta.