Rahasia Sukses Mengelola Bisnis Pecel Le

Rahasia Sukses Mengelola Bisnis Pecel Lele,
Pecel Ayam, Soto Ayam Dan Nasi Goreng
Tujuan Penulisan Artikel

Artikel ini ditulis dengan tujuan:
1. Memperluas kesempatan kerja terutama di bidang bisnis
pecel lele dan ayam atau semacamnya.
2. Meningkatkan kesejahteraan para pengelola bisnis pecel
lele dan ayam atau semacamnya, dengan cara
mengoptimalkan keuntungan yang di dapat.
3. Melestarikan makanan rakyat Indonesia, terutama pecel
lele dan ayam atau semacamnya.
Pengenalan

Pecel lele dan ayam sudah menjadi bagian makanan rakyat
secara merata, dari kalangan bawah hingga kalangan atas.
Lihatlah para pengelola bisnis ini mulai dari warung kaki lima
hingga ke tingkat restoran, contohnya restoran Pecel Lele Lela
yang terbilang sukses dengan banyak cabang di Jakarta dan
omset miliaran rupiah setiap harinya.
Bagaimana rahasia kesuksesan restoran Pecel Lele Lela? Sang

pengelola mungkin enggan membeberkannya untuk Anda. Tapi
saya akan mencoba mengulik dibalik kesuksesannya.
Sekilas tentang profil pengelola restoran Pecel Lele Lela adalah
pengusaha muda (31 th), berawal dari PHK yang diterimanya, ia
kemudian mencoba bisnis pecel lele. Mulanya dia menyewa

sebuah tempat usaha untuk memulainya. Akhirnya ia sekarang
sukses dengan puluhan cabang dan sekitar 300 karyawan.
Tahukah Anda, bahwa kesuksesan Anda ada di tangan Anda
sendiri. Pecel Lele Lela tidak berhasil hanya karena makanannya
enak, atau memiliki resep rahasia. Diantara Anda pasti ada yang
mampu membuat pecel lele lebih enak dari Pecel Lele Lela. Tapi
kenapa Anda tidak mampu untuk menjadi lebih sukses?
Jawabannya hanya dua kata, “sistem manajemen”. Ya, itulah
kelebihan seseorang. Jika Anda memiliki niat yang besar,
sesuatu yang besar pun tidak akan sulit untuk dikejar. Lalu,
bagaimana Anda dapat belajar tentang manajemen? Anda akan
dapat mencari sumber-sumber lain seperti buku atau panduan
lainnya.
Memulai Bisnis


Apa saja yang diperlukan untuk memulai? Saya akan jawab
dengan satu kata, “modal”. Modal yang saya maksud tidak
dalam arti harta benda atau uang, tapi yang paling utama adalah
niat. Lihatlah di sini, saya memulai bisnis ini hanya dengan modal
Rp. 80.000. Lalu apakah saya sukses? Saya sedang dalam
perjalanan untuk sukses, sebelum akhirnya saya
mengalami kecelakaan.
Pemilihan Lokasi
Lokasi paling berpengaruh untuk menentukan bisnis ini maju
atau tidak. Terkadang Anda memerlukan keberuntungan untuk
menemukan lokasi yang stategis. Biasanya tempat yang strategis
akan disewakan dengan harga yang cukup tinggi. Untuk Anda
yang memiliki modal cukup pun perlu mempertimbangkan

apakah keuntungannya akan sebanding dengan modal yang
dikeluarkan untuk menyewa lokasi.
Ciri-ciri lokasi yang strategis:
1. Berada di lingkungan dengan daya beli masyarakatnya
yang cukup tinggi.

2. Tempat parkir tersedia luas.
3. Berada di pinggir jalan, pertigaan, atau perempatan.
4. Mobilitas atau lalu lalang orang cukup tinggi.
Mempersiapkan Semuanya
Persiapkan semua kebutuhan Anda. Saya tidak dapat merinci
satu per satu kebutuhan Anda, tapi Anda dapat menentukan
sendiri kebutuhan yang seperti apa, atau dengan melihat pada
yang lainnya.
Menetapkan Menu
Buatlah menu apa saja yang akan tersedia di dalam bisnis Anda.
Kebanyakan warung pecel lele akan di kombinasi dengan pecel
ayam, pecel bebek, soto ayam, nasi goreng, tahu dan tempe.
Menjalankan Bisnis

Apa saja yang perlu dilakukan untuk keberhasilan? Simak
dibawah ini.
Suasana Yang Menarik Pembeli
Percaya atau tidak, faktor ini sangat penting untuk menunjang
keberhasilan. Pecel lele yang ramai belum tentu makanannya


enak. Tapi karena suasananya yang menarik membuat
makanannya terkesan enak. Dan inilah yang menarik
pengunjung untuk datang. Suasana yang menarik, meliputi:
1. Penerangan yang cukup.
Bisnis ini biasanya dijalankan di saat malam hari.
Penerangan yang cukup dapat menarik perhatian pembeli.
2. Spanduk yang berwarna cerah, bersih dan selalu terlihat
baru.
Jika spanduk Anda tidak sesuai dengan kriteria seperti di
atas, cobalah ganti saja dengan yang baru. Jangan takut
tentang uang yang Anda keluarkan, dalam beberapa hari
saja akan dapat tergantikan.
3. Kebersihan dan kerapian terjaga dengan baik.
4. Buat senyaman mungkin.
Pelayanan Yang Ramah
Ada istilah “Pembeli adalah raja”. Tapi ini tidak berarti “Penjual
adalah babu”. Jadi bersikaplah sopan biasa saja, tidak dibuatbuat. Karena usaha ini bersifat wiraswasta, Anda pun berhak
mendapat sikap yang sopan dari pembeli.
Makanan Yang Berkualitas Dan Inovatif
Menu yang enak dan berkualitas menjadi daya tarik tersendiri.

Pembeli yang ketagihan akan datang lagi di lain waktu. Jika
Anda memiliki ide kreatif untuk membuat inovasi sendiri,
tuangkan saja ide Anda.
Harga Yang Pantas

Menetapkan harga sama dengan menetapkan keuntungan yang
akan diperoleh. Tidak ada ketentuan tertulis dalam menentukan
harga. Untuk saya, saya metetapkan keuntungan 30% sampai
40%.
Tapi jika Anda masih bingung tentang harga yang pantas, Anda
sementara dapat mengikuti harga pasaran di sekitar lokasi Anda.
Harga pasaran di setiap daerah tentulah tidak sama. Selain itu,
Anda perlu mempertahankan keuntungan. Misalnya begini,
terkadang setiap orang memiliki permintaan khusus saat mereka
memesan menu. Jika permintaan itu terlalu mengurangi
keuntungan Anda, contohnya meminta tambah sambal, jangan
lupa untuk menghitungnya, ini hak Anda. Tapi ini tidak perlu
dilakukan jika Anda Anda sudah memperhitungkannya dalam
keuntungan yang Anda peroleh.
Jika pembeli keberatan untuk membayar tambahan, cobalah

berikan pengertian, bahwa untuk membuat sambalitu tidaklah
murah. Jika pembeli tidak juga mengerti mungkin ia akan
beralih ke lainnya. Biarkan saja, percayalah, Anda tidak butuh
pembeli semacam ini.
Menghadapi Pesaing
Jika kebanyakan orang menyebutnya dengan pesaing, saya
menyebutnya dengan teman seprofesi. Bukankah mereka pun
sama? Biasanya, karena persaingan, kita berlomba-lomba untuk
mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. Ini sangat bagus. Tapi
terkadang persaingan terjadi secara tidak sehat.
Saya akan mencontohkan saya sendiri. Teman saya menjual nasi
goreng dengan isi yang lebih komplit dari saya dan dengan
harga yang sama. Tentu saja nasi gorengnya lebih laku dari saya.

Tapi tetap saja saya memiliki pelanggan sendiri meskipun tidak
sebanyak teman saya.
Lalu apa yang saya pikirkan? Jika dipikir lebih dalam, meskipun
teman saya lebih ramai pengunjung, toh keuntungannya sama
saja dengan saya. Jika misalnya teman saya beromset Rp.
400.000, saya hanya perlu omset Rp. 250.000. Saya kembali ke

tujuan saya, yaitu mencari keuntungan, bukan untuk bersaing.
Lalu apa bedanya? Ya, jelas teman saya lebih sibuk dan capai
dibanding saya. Saya masih memiliki waktu untuk santai,
menulis artikel ini dan lainnya. Bukankah karena persaingan ini
justru saya yang diuntungkan? Jadi, hindarilah persaingan yang
tidak sehat.
Mengelola Keuangan

Hindari Rentenir
Setiap dari kita mungkin sering mengalami tekanan ekonomi.
Cobalah painjam ke orang terdekat Anda. Jika cara ini tidak
dapat ditempuh, cobalah pinjam ke bank. Jika cara ini pun
mentok, pikirkan alternatif lain. Ingat, jangan coba-coba
meminjam pada rentenir. Meskipun bisnis Anda berjalan lancar,
sesungguhnya ini adalah penyakit. Lama-kelamaan Anda akan
tergantung pada rentenir dan akan membuat bisnis Anda hancur.
Dan ini sudah sangat sering terjadi di masyarakat kita. Inilah
pemborosan tingkat pertama yang tidak Anda sadari.
Hindari Kredit Barang Tidak Perlu
Adakalanya Anda memerlukan sesuatu untuk dibeli, namun

tidak memiliki uang cukup. Mungkin Anda akan berpikir, jika
Anda tidak ambil kredit, barang itu tidak mungkin terbeli. Ya,

itulah cara pikir otak kiri. Cara berpikir otak kanan lain lagi.
Bukankah meski kredit kita tetap harus membayarnya setiap
periode? Lalu apa bedanya dengan menabung? Apakah Anda
berpikir bahwa kredit dapat dengan cepat memiliki barang yang
Anda inginkan? Salah, selama cicilan belum lunas, barang itu
bukan milik Anda, dan dapat diambil sewaktu-waktu oleh
pemiliknya.
Meskipun barang itu menurut Anda penting dan mendesak,
cobalah alternatif lain. Kredit adalah pemborosan tingkat kedua
tanpa Anda sadari.
Hindari Membeli Barang Ketengan
Kenapa saya menganjurkan ini? Saya akan memberi contoh
sederhana. Anda membeli beras setiap hari 10 liter dengan harga
Rp. 9.5oo/kg misalnya, maka totalnya adalah Rp.65.000.
Bandingkan dengan jika Anda membeli beras sekarung dengan
berat 50 kg seharga Rp. 450.000. Beras itu dapat digunakan
untuk 10 hari. Maka dalam 10 hari perbedaannya adalah Rp. 500

x 10 x 10 = Rp. 50.000. Ya, dalam 10 hari saja sudah Rp.
50.000. Maka dalam satu tahun adalah Rp. 1.800.000. Dan ini
baru dari beras. Coba bayangkan untuk yang lainnya? Ingat,
membeli barang ketengan adalah pemborosan tingkat ke tiga.
Menabung
Sebagai manusia tentulah kita memiliki harapan untuk masa
depan kita dan keluarga kita. Masa depan perlu direncanakan.
Dengan menabung kita berarti telah merencanakan masa depan.
Cobalah Anda sisihkan 5 % saja dari omset bisnis Anda. Ini
tidak akan mengganggu kelancaran bisnis. Suatu waktu, Anda
akan merasakan manfaatnya.

Cara Sukses Dengan Otak Kanan

Di atas sudah saya singgung sedikit tentang cara berpikir otak
kanan dan otak kiri. Di sini akan dijelaskan lebih detail. Ini
adalah kutipan dari sebuah buku yang berjudul 7 Keajaiban
Rezeki. Informasi lebih tentang buku in dapat Anda cari di
Internet.
Ketika Istilah-istilah Serba “Kanan” Ditemukan

 Satu kutipan religius berbunyi, “Mulailah dengan yang
kanan”. Maknanya bisa jadi “Mulailah dengan otak kanan”.
 Dalam bahasa inggris, kanan dan benar disebut dengan
“Right”. Ini bisa jadi kanan artinya benar.
 Masih dalam bahas inggris, kiri dan ketinggalan disebut
“Left”. Ini bisa diartikan kiri itu memang ketinggalan.
 Al Qur’an dibaca dari kanan ke kiri. Bukankah Al Qur’an
itu pembawa kebenaran?
 Budaya Islam, Kristen dan Indonesia akrab dengan istilahistilah seba kanan yang identik dengan kebaikan.
 Sebuah rambu-rambu bertuliskan, “Gunakan lajur kanan
untuk mendahului”. Itu artinya gunakan otak kanan untuk
mendahului otak kiri.
 Masih pada rambu-rambu, “Untuk kendaraan lambat
gunakan lajur kiri”. Yang artinya otak kiri selalu lambat.
 Saat kita naik kendaraan umum dan berteriak, “Kiri”, maka
kendaraan akan melambat dan berhenti.

 Kesimpulannya, bagaimana pun, nganan lebih baik
daripada ngiri.
Bertindak Cara Kiri

Berikut adalah catatan tentang otak kiri:
 Kalau Anda merancang impian dengan otak kiri, ya susah.
Karena hanya sekedarnya saja.
 Kalau Anda mencari solusi dengan otak kiri, ya susah. Pasti
itu-itu saja jawabannya.
 Kalau Anda mencoba inovasi dengan otak kiri, ya susah.
Pasti bisanya cuma ikut-ikutan.
 Kalau Anda bersedekah dengan otak kiri, ya susah. Pasti
segitu-gitu saja jumlahnya.
 Kalau Anda membuka usaha dengan otak kiri, ya susah.
Karena kebanyakan “Hitung-hitung, tapi-tapi, kalau-kalau,
jangan-jangan!”.
Masih penasaran dengan dalih-dalih orang Kiri? Simak saja dan
bagaimana golongan Kanan mematahkannya dengan sekali
sambar.
 Kata si Kiri, “Punya modal dulu, baru buka usaha”. Si
Kanan nyeletuk, “Pakai modal orang lain dulu kan bisa”.
 Si Kiri berkata, “Study kelayakan dulu, baru buka usaha”.
Si Kanan menjawab, “Buka usaha dulu, baru usahanya
dilayakkan”

 Si Kiri bilang, “Makanannya enak dulu, baru ramai”. Si
Kanan menjawab, “Dibuat ramai dulu, baru kesannya akan
enak”.
 Si Kiri berpendapat, “Barangnya bagus dulu, baru dijual
mahal”. Si Kanan berpendapat, “Dijual mahal dulu,
kesannya bagus”.
 Kata si Kiri. “Omsetnya besar dulu, baru terkenal”. Kata si
Kanan, “Dibuat terkenal dulu, baru omsetnya besar”.
 Kata si Kiri, “Sekolah formal yang tinggi, baru sukses”.
Jawab si Kanan, “Sekolah formal secukupnya, perbanyak
belajar informal, baru bisa sukses”.
 Kata si Kiri, “Saya bangga dengan gelar kesarjanaan”.
Jawab si Kanan, “Saya bangga dengan gelar barang
dagangan”.