Pengaruh Pendapatan Masyarakat Industri docx

Pengaruh Pendapatan Masyarakat Industri Mikro Terhadap Gaya Hidup
Masyarakat di Daerah Bayat

Disusun Oleh :
1. Atri Prasetyo Mukti
2. Puguh Prasetyo Yordan F.

10/XI IPA 3
25/XI IPA 3

SMA NEGERI 1 KLATEN
TAHUN AJARAN 2012/2013

1

HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Masyarakat Industri Mikro
Terhadap Gaya Hidup Masyarakat di Daerah Bayat” ini telah disahkan untuk
meningkatkan kualitas akademik siswa-siswi SMA Negeri 1 Klaten tahun ajaran
2012/2013 dan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada :

Hari

:

Sabtu

Tanggal

:

18 Mei 2013

Guru Mata Pelajaran
Wali Kelas

Bahasa Indonesia

Drs. Kusmarjono
NIP. 19580310 198303 1 015


Resmiyati, M.Pd
NIP. 19710805 199802 2 005

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Klaten

Drs. Tantyo Hatmono, M.Pd
NIP : 19601227 198703 1 006

2

HALAMAN ABSTRAK
Atri Prasetyo Mukti dan Puguh Prasetyo Yordan Febrian, Pengaruh
Pendapatan Masyarakat Industri Mikro Terhadap Gaya Hidup Masyarakat di
Daerah Bayat. Karya Tulis Ilmiah SMA Negeri 1 Klaten, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mandeskripsikan tentang berbagai macam
industri mikro di kabupaten Klaten khususnya kecamatan Bayat. Penelitian ini
didasarkan atas pemikiran bahwa banyak masyarakat di daerah Klaten belum begitu
mengetahui tentang berbagai macam industri mikro di kecamatan Bayat. Dengan
begitu kita bisa mengetahui berbagai macam industri di daerah di kecamatan Bayat,

Klaten. Serta mengetahui bagaimanakah cara pembuatan serta cara pendistribusian
hasil dari industri tersebut.
Penelitian ini difokuskan pada cakupan mengenai industri mikro serta
bagaimana gaya hidup masyarakat di daerah tersebut yang memiliki penghasilan yang
boleh dibilang lebih tinggi daripada industri mikro lainnya . Tipe penelitian dalam
penulisan ini adalah penelitian normatif empiris. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dimana data primer diperoleh
langsung dari lapangan melalui teknik wawancara dan observasi, serta data sekunder
diperoleh dengan menelusuri dokumentasi, buku-buku serta literatur yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada berbagai macam industri mikro di
kecamatan Bayat seperti industri batik tulis, industri gerabah atau teracota, dan
industri makanan ringan keripik belut. Serta menunjukkan bahwa masyarakat di
daerah tersebut yang memiliki penghasilan lebih tinggi mempunyai gaya hidup yang
cenderung modern daripada masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah
yang bergaya hidup sederhana dan apa adanya.
Kata kunci : Industri mikro, gaya hidup, masyarakat.

3


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya lah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, di tahun ajaran 2012/2013,
dengan judul pengaruh pendapatan masyarakat industri mikro terhadap gaya hidup
masyarakat di daerah Bayat. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu
untuk lebih mengenal tentang apa saja industri-industri mikro di daerah Bayat, yang
merupakan salah satu daerah di kabupaten Klaten dan sering kali luput dari
pengamatan kita sebagai masyarakat kabupaten Klaten.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasny ajika kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Resmiyati selaku pembimbing, yang tidak lelah dan bosa nuntuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan
dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
3. Narasumber terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu.

4. Ibu Prihatin atas kesedian nya memberikan waktu untuk melakukan
wawancara,
5. Serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh Karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif serta membangun,
guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi
informasi bagi seluruh masyarakat khususnya di kabupaten Klaten untuk lebih
mengetahui tentang apa itu industri mikro serta macam-macan industri mikro di
daerah Bayat serta gaya hidup sehari-hari pada daerah tersebut.

Tim Penyusun

4

DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................1
Halaman Pengesahan.............................................................................................2

Halaman Abstrak...................................................................................................3
Kata Pengantar.......................................................................................................4
Daftar Isi................................................................................................................5
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Kegiatan........................................................7
1.2 Rumusan Masalah...................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................8
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................8
1.4.1 Bagi Pembaca................................................................8
1.4.2 Bagi Penulis..................................................................8

BAB II

Landasan Teori
2.1 Kajian Pustaka........................................................................9
2.1.1 Pendapatan.....................................................................9
2.1.2 Industri Mikro................................................................9
2.1.3 Gaya hidup.....................................................................10

2.1.4 Masyarakat.....................................................................10
2.2 Kerangka Berfikir...................................................................11

BAB III

Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian...................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................12
3.3 Sumber Data...........................................................................12
3.4 Teknik Pengumpulan Data.....................................................13
3.4.1 Observasi......................................................................13
3.4.2 Literatur........................................................................13
3.4.3 Wawancara...................................................................13

BAB IV

Pembahasan
4.1. Pengertian Industri Mikro......................................................14
4.1.1 Kriteria Industri Mikro.................................................14


5

4.1.2 Ciri-ciri Industri Mikro.................................................15
4.1.3 Contoh Industri Mikro..................................................15
4.2 Bentuk Industri Mikro............................................................16
4.3 Penghasilan Masyarakat Bayat dari Industri Mikro...............18
4.4 Pengaruh Penghasilan Industri Mikro Terhadap Gaya
Hidup
Masyarakat
.............................................................................................
19
BAB V

Penutup
5.1 Kesimpulan............................................................................20
5.2
Saran
...............................................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22


6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Industri mikro atau usaha mikro adalah suatu usaha produktif milik
keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 per tahun. Industri mikro ini
sering kita jumpai di daerah-daerah kecil dan umumnya di daerah pedesaan
seperti daerah di kecamatan Bayat, kabupaten Klaten.
Daerah Bayat sudah sangat terkenal dengan beberapa industri
mikronya. Bahkan beberapa industri mikro di Bayat sudah terkenal hingga ke
berbagai pulau di Indonesia. Beberapa industri mikro yang terdapat di Bayat
yaitu industri gerabah atau teracota, industri batik tulis, dan industri makanan
ringan keripik belut. Industri yang paling terkenal di daerah Bayat adalah
industri batik tulis dan gerabah. Batik tulis dari Bayat sudah sangat terkenal
hingga ke luar pulau Jawa, selain itu gerabah dari daerah Bayat sudah di

distribusikan hingga ke beberapa pulau di luar Jawa.
Industri-industri tersebut terbilang masih sangat sederhana dan kecil.
Namun bagi para penduduk di kecamatan Bayat, industri tersebut sangat
berguna dan banyak menguntungkan bagi mereka. Karena dari industri inilah
mereka mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.
Penghasilan yang dihasilkan dari industri ini pun beragam. Mulai dari
yang berpenghasilan tinggi, sedang, maupun rendah. Sehingga panghasilan
tersebut mempengaruhi gaya hidup mereka. Masyarakat industri mikro
dengan penghasilan lebih tinggi cenderung bergaya hidup lebih boros
dibandingkan dengan masyarakat industri mikro yang berpenghasilan
meneng. Hal ini di sebabkan karena tingkat kebutuhan masyarakat berbeda,
dan masyarakat industri mikro yang berpenghasilan tinggi cenderung lebih
banyak memiliki kebutuhan.
Maka dari itu karya tulis ini dibuat untuk menjelaskan pengaruh
pendapatan masyarakat industri mikro terhadap gaya hidup masyarakat di
daerah Bayat.

1.2

Rumusan Masalah

7

Berdasarkan dari uraian latar belakang tentang masalah diatas, dapat
diajukan pokok-pokok rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan industri mikro?
1.2.2 Apakah bentuk industri mikro yang terdapat di daerah Bayat?
1.2.3 Bagaimana pengaruh penghasilan industri mikro terhadap gaya hidup
masyarakat di daerah Bayat?
1.2.4 Bagaimana gaya hidup masyarakat industri mikro yang berpenghasilan
lebih tinggi dari masyarakat industri mikro yang lain di daerah Bayat?
1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan dari karya tulis ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan industri mikro.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis industri mikro yang terdapat di daerah
Bayat.
1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh penghasilan industri mikro terhadap gaya
hidup masyarakat di daerah Bayat.
1.3.4 Untuk mengatahui gaya hidup masyarakat industri mikro yang
penghasilan lebih tinggi daripada masyarakat industri mikro lainnya di
daerah Bayat.

1.4

Manfaat Penulisan
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan karya tulis ini adalah :
1.4.1 Bagi pembaca :
a. Menambah wawasan mengenai berbagai macam industri mikro yang
ada di daerah Bayat.
b. Dapat membuat pembaca menjadi lebih bijaksana dalam menyikapi
globalisasi.
c. Menjadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
d. Memberikan informasi bagi pembaca untuk lebih mengetahui
pengaruh penghasilan terhadap gaya hidup.
1.4.2
a.
b.
c.

Bagi penulis:
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah di dapat.
Penulis dapat mempelajari dan memahami cara penulisan karya tulis
yang benar.

8

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Kajian Pustaka
2.1.1 Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan
dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan atau jasa
kepada pelanggan. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator
penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan
tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga
pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang
dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor. Sedangkan
yang dimaksud dengan pendapatan dalam makalah ini adalah sesuatu
yang didapat oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha.
2.1.2 Industri Mikro
Ilmu ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai
keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga dan
bagaimana harga, menentukan penawaran dan permintaan barang dan
jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan
membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi
bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Salah
satu
tujuan
ekonomi
mikro
adalah
menganalisis pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga
relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di
antara banyak penggunaan alternati. Sedangkan yang dimaksud
dengan usaha industri mikro dalam makalah ini adalah suatu usaha
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara memproduksi

9

kerajinan atau makanan ringan hasil dari kreatifitas masyarakat itu
sendiri.

2.1.3

2.1.4

Gaya Hidup
Istilah gaya
hidup pada
asalnya
dicipta
oleh ahli
psikologi Austria, Alfred Adler, pada 1929. Pengertiannya yang lebih
luas, sebagaimana difahami pada hari ini, mula digunakan sejak 1961.
Dalam bidang sosiologi, gaya hidup ialah cara bagaimana
seseorang hidup. Gaya hidup ialah kumpulan ciri tingkah laku yang
bererti kepada kedua-dua orang-orang lain dan diri sendiri dalam
sesuatu
masa
dan
tempat,
termasuk hubungan
sosial,
penggunaan, hiburan, dan pakaian. Tingkah laku dan amalan dalam
gaya hidup merupakan campuran tabiat, cara lazim membuat sesuatu,
serta tindakan berdasarkan logika. Gaya hidup biasanya
membayangkan sikap, nilai, dan pandangan dunia seseorang. Gaya
hidup
ialah
cara
untuk
memupuk konsep
kendiri serta
mencipta simbol kebudayaan yang menggemakan identitas peribadi.
Namun bukan semua aspek gaya hidup bersifat sukarela pada
sepenuhnya. Sistem-sistem sosial dan teknikal di sekeliling boleh
menyekat pilihan gaya hidup serta simbol yang dapat digunakan untuk
menonjolkan gaya hidup kepada orang-orang lain dan diri sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan gaya hidup dalam yang makalah ini
adalah suatu perilaku atau sikap seseorang dalam kehidupan seharihari yang dipengaruhi oleh pendapatan orang tersebut.
Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup, dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
masyarakat sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab yaitu
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan
antar entitas-entitas.
Masyarakat
adalah
sebuah komunikasi yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang
teratur. Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat dalam makalah

10

ini adalah sekelompok orang yang tinggal di daerah tertentu dan
melakukan suatu pekerjaan baik secara individu maupun kelompok.

2.2

Kerangka Berpikir

11

iPeraslEIduthgpyB
konm
BAB III

12

METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam penulisan
penelitian. Metode terdiri dari dua jenis, yaitu metode kualitatif dan metode
kantitatif. Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif-kualitatif.
Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi,
dan makna ungkapan larangan. Dengan kata lain, penelitian ini disebut
penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan.
Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif
itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu
bahasa memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan masyarakat
bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang bersangkutan secara holistik
sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, dalam penelitian
bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah
informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan dilaksanakan di daerah Bayat kabupaten Klaten provinsi
Jawa Tengah pada hari Minggu, tanggal 5 mei 2013 pada pukul 09.00. Penulis
di daerah tersebut meneliti berbagai macam industri mikro di daerah Bayat,
seperti industri mikro batik, industri mikro gerabah, industri mikro makanan
ringan keripik belut.

3.3

Sumber Data
Data yang didapat bersumber dari pengamatan langsung ke objek, juga
dengan mewawancarai narasumber pemilik industri mikro batik, gerabah, dan
makanan ringan keripik belut. Selain itu penulis juga mengambil sumber data
dari internet yang menerangkan tentang perkembangan industri mikro di
daerah Bayat dan gaya hidup masyarakat industri mikro di Bayat.

3.4

Teknik Pengumpulan Data

13

3.4.1

3.4.2

3.4.3

Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik
pengumpulan data atau fakta yang cukup efektif untuk mempelajari
suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat
keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung
suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Literatur
Literatur merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
diambil dari berbagai data yang sudah ada sebelumnya dimana datadata tersebut dapat diakses secara langsung melalui internet. Data-data
yang digunakan tersenut haruslah akurat dan diambil dari sumber yang
memiliki kemampuan dibidangnya.
Wawancara
Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara tanya jawab
dan berhadapan langsung dengan responden.

BAB IV

14

PEMBAHASAN
4.1

Pengertian Industri Mikro
Usaha Mikro adalah Peluang Usaha Produktif milik orang perorangan
atau badan Usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Usaha Mikro sebagaimana
dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan
Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat
mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.
Usaha Kecil adalah Peluang Usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan Usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha menengah atau Usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan Usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

4.1.1

4.1.2

Kriteria Industri Mikro :
a. Peluang Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp 50 juta dan
omsetnya maksimal Rp 300 juta per tahun.
b. Peluang Usaha Kecil memiliki aset lebih dari Rp 50 juta sampai
dengan Rp 500 juta dengan omset lebih dari Rp 300 juta sampai
dengan Rp 2,5 miliar per tahun
c. Peluang Usaha Menengah memiliki aset lebih dari Rp 500 juta sampai
dengan Rp 10 miliar dengan omset lebih dari Rp 2,5 miliar sampai
dengan Rp 50 miliar per tahun.

Ciri-ciri Industri Mikro :

15

a. Jenis barang atau komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat.
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.
4.1.3
a.
b.
c.
d.
e.

Contoh Industri Mikro :
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan
pembudidaya.
Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu
dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat.
Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar.
Peternakan ayam, itik, dan perikanan.
Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan
penjahit (konveksi).

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen
pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi
intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik
yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
a. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap
dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha
masih tetap berjalan bahkan terus berkembang.
b. Tidak sensitive terhadap suku bunga.
c. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.
d. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima
bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat

16

Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha
mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai
kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
4.2

Bentuk Industri Mikro
Ada banyak sekali macam usaha industri mikro di kecamatan Bayat.
Namun di karya tulis ini penulis lebih memusatkan pada dua macam industri
mikro di daerah Bayat, yaitu industri gerabah dan industri batik tulis.
Gerabah sudah sangat terkenal diindonesia, bahkan sudah menyebar
hingga ke seluruh dunia. kata ‘keramik’ berasal dari Bahasa Yunani (Greek)
‘keramikos’ menunjuk pada pengertian gerabah ‘keramos’ menunjuk pada
pengertian tanah liat. ‘Keramikos’ terbuat dari mineral non metal, yaitu tanah
lihat yang dibentuk, kemudian secara permanen menjadi keras setelah melalui
proses pembakaran pada suhu tinggi. Gerabah adalah perkakas yang terbuat
dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan
alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia. Gerabah diperkirakan
telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan
mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di indonesia, telah ditemukan
banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau
keperluan religius seperti upacara dan penguburan. tembikar yang paling
sederhana dibentuk dengan hanya menggunkan tangan, yang berciri adonan
kasar dan bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari),
selain itu bentuknya kadang tidak simetris. selain dibuat dengan teknik
tangan, tembikar yang lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap-batu
dan roda putar.
Salah satu desa penghasil gerabah diindonesia yang sudah cukup
terkenal yaitu desa Pagerjurang, kecamatan Bayat, kabupaten Klaten. Gerabah
yang diproduksi di desa pagerjurang ini terkenal dengan nama gerabah Bayat,
karena berasal dari kecamatan Bayat sehingga lebih sering di panggil gerabah
Bayat. Gerabah Bayat ini sudah sangat terkenal di Klaten, bahkan hingga ke
berbagai provinsi di pulau jawa. Dan juga beberapa diantaranya sudah di
ekspor ke berbagai negara seperti Kanada, Spanyol, Jepang, dan Belanda.
Gerabah Bayat mempunyai cirikhas yang berbeda jika di bandingkan
dengan daerah lain. Yaitu teknik pembuatannya yang di namakan teknik
putaran miring. Teknik pembuatan gerabah dengan cetakan miring ternyata
menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk seorang peneliti asal Jepang,

17

yakni Profesor Chitaru Kawasaki. Peneliti keramik Jepang ini sempat
melakukan penelitian lebih dalam mengenai teknik cetakan miring Bayat ini.
Selain dari segi teknik pembuatannya, ciri khas dari gerabah Bayat
yaitu warnanya yang coklat polos dan tidak menggunakan sentuhan warna
lainnya. Sehingga membuat gerabah Bayat ini kelihatan lebih alami dan
indah. Bukan hanya itu, masyarakat pengrajin gerabah Bayat juga
memproduksi gerabah dengan menggunakan pola batik sehingga semakin
memperindah tampilan pada gerabah tersebut. Namun selain tampilan dan
tekniknya yang menarik, gerabah Bayat juga terkenal mempunyai kualitas
yang bagus. Itu semua karena bahan yang di gunakan adalah tanah dari
pegunungan, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
Selain industri gerabah yang terkenal, di kecamatan Bayat juga
mempunyai industri mikro yang juga cukup terkenal yaitu industri Batik
Tulis. Batik adalah Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan
menggunakan malam. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini
telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain
pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia,
teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika,
teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke
dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak
zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal
abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920an.
J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan
Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja,
Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah
area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna
membuat batik. G.P. Rouffaer juga mengatakan bahwa pola gringsing sudah
dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa
pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting,
sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar
itu.
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Batik tulis di kecamatan Bayat yang terkenal yaitu di
desa jarum. Di desa ini terdapat banyak sekali pengrajin batik tulis. Konon

18

keterampilan seni membatik yang dimiliki oleh masyarakat Bayat diajarkan
seorang utusan Sunan Kalijaga, yakni Ki Ageng Pandanaran, yang selanjutnya
lebih dikenal dengan nama Sunan Bayat. Hingga akhirnya batik tulis ini
berkembang hingga sekarang.
Batik Bayat memang belum kelihatan menonjol ciri khasnya. Namun
motif seperti gajah birowo, pintu retno, parang liris, babon angrem, dan mukti
wirasat adalah ciri khas batik Bayat. Selain itu warnan yang khas pada Batik
Bayat didominasi soga atau kecoklatan yang mempunyai pola berbeda dengan
batik dari Kasultanan Yogyakarta atau Kasunanan Surakarta. Itulah mengapa
batik tulis Bayat cukup terkenal di kalangan masyarakat luas.
4.3

Penghasilan Masyarakat Bayat dari Industri Mikro
Kecamatan Bayat di kabupaten Klaten menjadi daerah yang cukup
terkenal dengan usaha industri mikro yang banyak di tekuni beberapa orang di
kecamatan ini. Yaitu industri gerabah dan industri batik tulis. Kedua industri
mikro ini bahkan sudah banyak yang mampu di ekspor ke negara lain seperti
Jepang, Belanda, Spanyol, Qatar. Tentu hal ini cukup membawa keuntungan
bagi para pengusaha industri mikro ini. Selain menambah penghasilan, hasil
karya mereka juga bisa di perkenalkan di negara-negara besar dunia. Dan itu
akan membawa nama baik serta naiknya permintaan produk dari konsumen.
Namun karena semakin tingginya angka permintaan dari konsumen,
ini akan membawa dampak bagi para pengusaha ini. Mereka akan berusaha
untuk bersaing dengan pengusaha lain yang juga memproduksi barang yang
sama agar produk mereka tetap laku di pasaran. Para pengusaha mikro ini juga
harus memperhatikan kualitas agar produk mereka menang di pasaran.
Persaingan ini dilakukan tentu agar para pengusaha mendapatkan
penghasilan yang lebih besar dari yang lain. Rata-rata pengusaha gerabah bisa
memproduksi 15 sampai dengan 20 buah gerabah tiap harinya. Harga setiap
gerabah berbeda-beda tergantung ukuran serta kualitas bahannya. Dari
narasumber yang penulis wawancara yaitu bapak waluyo menjelaskan bahwa
setiap hari rata-rata penghasilan yang didapat dari penjualan usaha industri
gerabah ini adalah Rp.50.000,00 sampai dengan Rp.60.000,00. Sehingga
setiap bulan pengusaha gerabah bisa mendapatkan rata-rata Rp.1.500.000,00
sampai dengan Rp.1.800.000,00.

19

Sedangkan dari pengrajin batik narasumber yang penulis wawancarai
adalah ibu prihatin. Ibu prihatin menjelaskan bahwa setiap bulan rata-rata
penghasilan kotor yang diperoleh adalah Rp.4.000.000,00.

4.4

Pengaruh Penghasilan Industri Mikro Terhadap Gaya Hidup
Masyarakat
Masyarakat di kecamatan Bayat banyak yang menggantungkan
hidupnya pada usaha industri mikro. Yaitu industri gerabah dan industri batik
tulis. Pengrajin gerabah banyak terdapat di desa Pagerjurang, kecamatan
Bayat, kabupaten Klaten. Sedangkan pengrajin batik tulis banyak terdapat di
desa Jarum, kecamatan Bayat, kabupaten Klaten. Kecamatan Bayat juga
terkenal dengan daerah yang penuh dengan kesenian. Dan itulah seharusnya
yang harus dikembangkan agar budaya Indonesia tidak punah dan terus
berjalan.
Gaya hidup masyarakat di kecamatan Bayat bisa di bilang masih
sangat sederhana. Sebagian besar masyarakat masih bercocok tanam.
Sebagian yang lain ada yang bekerja sebagai pedagang. Selain itu budaya juga
masih terus di jalankan. Seperti pewayangan, reog, dll. Meskipun sudah tidak
banyak diadakan, namun setiap satu tahun sekali pasti diadakan acara
tersebut. Ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang diterapkan di kecamatan
Bayat ini masih terbilang sederhana.
Sebagian besar masyarakat Bayat menggantungkan hidupnya pada
usaha industri mikro. Sehingga ini juga mempengaruhi kehidupan sosial
mereka. Karena akan timbul suatu persaingan antar pengusaha. Setiap
pengusaha pasti mempunyai penghasilan yang berbeda-beda. Hal ini juga
akan mempengaruhi gaya hidup mereka.
Masyarakat industri mikro yang berpenghasilan lebih tinggi rata-rata
memiliki gaya hidup yang modern dan cenderung mewah, sehingga
masyarakat yang berpenghasilan lebih tinggi mempunyai jiwa sosial yang
rendah dan cenderung egois, sedangkan masyarakat yang berpenghasilan
cenderung rendah mempunyai jiwa sosial tinggi dan memiliki gaya hidup
yang sederhana.

20

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita ambil beberapa
kesimpulan:
1. Industri mikro adalah suatu badan usaha perorangan maupun
kelompok yang mempunyai penghasilan tidak begitu besar tetapi
cukup untuk memenuhi kebutuhan individu maupun keluarga
untuk bisa bertahan hidup. Oleh karena itu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat memanfaatkan keahlian-keahlian individu
masing-masing, serta untuk menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
2. Terdapat berbagai macam industri mikro di daerah Bayat seperti
industri mikro batik tulis, industri mikro gerabah atau teracota,
industri mikro makanan ringan keripik belut. Walaupun demikian,
industri mikro yang paling terkenal di daerah Bayat adalah industri
mikro gerabah dan batik tulis. Karena hasil produksi gerabah dan
batik tulis sudah didistribusikan hingga ke luar pulau Jawa.
3. Gaya hidup masyarakat industri mikro dipengaruhi oleh beberapa
hal dan aspek seperti penghasilan, jumlah keluarga, usia, dan
kebutuhan.
4. Masyarakat industri mikro yang memiliki penghasilan tinggi
cenderung bergaya hidup mewah dan modern, sedangkan
masyarakat industri mikro yang memiliki penghasilan menengah
cenderung bergaya hidup sederhana dan apa adanya.

5.2

Saran
Setelah mengetahui bahwa sekitar tempat tinggal penulis
terdapat berbagai macam industri mikro yang terkenal, hendaknya
pembaca yang juga tinggal di lingkungan yang sama dengan penulis
tergerak hatinya untuk melestarikan budaya dan kesenian agar
kerajinan tersebut tidak diklaim oleh negara lain. Karena kebudayaan

21

adalah warisan dari pendahulu yang diberikan kepada kita dan kita
wajib menjaga kelestariannya serta mengenalkan kepada peneruspenrus kita untuk meningkatkan kualitas budaya yang bisa bersaing
dengan produk luar negeri. Sebaiknya kita juga tidak hanya
mengenalkan tetapi harus ikut melestarikan kebudayaan tersebut agar
kebudayaan yang ditinggalkan oleh pendahulu-pendahulu kita tetap
terjaga da sesalu lestari.

22

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25425/4/Chapter%20II.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan
http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/pengertian-usaha-mikro.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup
http://lifestyle-awan.blogspot.com/2009/03/pengertian-gaya-hidup.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-141-1791400890-bab%20iii.pdf
http://www.sarjanaku.com/2011/07/contoh-karya-ilmiyah.html
http://yuka-adi.blogspot.com/2009/12/usaha-mikro.html

23

24