Daya Tarik Museum Gunungapi Merapi Kajia

DAYA TARIK MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI :
KAJIAN BERDASARKAN VISITOR STUDIES

Oleh:

Gun Kuntara Adhiarta
05/189818/SA/13525

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

i

DAYA TARIK MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI :
KAJIAN BERDASARKAN VISITOR STUDIES

Oleh:

Gun Kuntara Adhiarta

05/189818/SA/13525

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana
dalam Ilmu Arkeologi
2012
ii

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah
menghilangkan darimu bebanmu? Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami
tinggikan bagimu sebutanmu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap” (Alam Nasyrah: 1-8)

Ayat di atas hendak menyakinkan kepada manusia bahwa dibalik semua
kesulitan yang dihadapinya pasti ada kemudahan sesudahnya. Ada hikmah
dibalik semua peristiwa yang dialami oleh manusia, baik itu peristiwa yang

menggembirakan maupun kejadian yang menyengsarakan.

iii

Judul skripsi:
Daya Tarik Museum Gunungapi Merapi: Kajian Berdasarkan Visitor Studies

iv

ABSTRAKSI SKRIPSI
Daya Tarik Museum Gunungapi Merapi: Kajian Berdasarkan Visitor Studies.
Penulis
: Gun Kuntara Adhiarta
Tahun lulus :
Pembimbing : Dra. Djaliati Sri Nugrahani
Topik:
Evaluasi daya tarik Museum Gunungapi Merapi berdasarkan kajian pengunjung
dengan metode statistik-deskriptif sehingga dihasilkan rekomendasi untuk
perkembangan museum selanjutnya.
Permasalahan dan tujuan:

Permasalahan:
1. Seperti apakah demografi pengunjung Museum Gunungapi Merapi?
2. Seperti apakah penilaian pengunjung terhadap daya tarik museum dan
materi pameran yang ada di Museum Gunungapi Merapi?
Tujuan:
1. Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan Museum Gunungapi Merapi.
2. Meningkatkan fungsi museum sebagai sarana pendidikan dan hiburan.
3. Mengetahui tingkat kepuasan pengunjung Museum Gunungapi Merapi.
Metode:
Penalaran
Pendekatan

: Induktif
: Statistik deskriptif

Kesimpulan:
Setelah melalui tahapan observasi dan penilaian, maka demografi pengunjung
Museum Gunungapi Merapi adalah:
1. Sebagian besar pengunjung merupakan pelajar dan mahasiswa.
2. Pada umumnya tujuan pengunjung ke museum yaitu mencari ilmu dan

rekreasi.
3. Kebanyakan pengunjung Museum Gunungapi Merapi berasal dari luar
kota Yogyakarta.
4. Aksesibilitas museum tidak terjangkau kendaraan umum.
5. Informasi pemasaran Museum Gunungapi Merapi kurang tersebar secara
maksimal.
Sedangkan penilaian untuk mengetahui daya tarik Museum Gunungapi Merapi,
sebagai berikut:
1. Pengunjung memberikan nilai baik terhadap museum secara umum.
Begitu pula dengan pameran, dan materi pameran, pengunjung
memberikan nilai bagus dalam penilaiannya. Sehingga secara
keseluruhan, penilaian pengunjung terhadap daya tarik museum adalah
baik.
2. Pada materi pameran yang ada di Museum Gunungapi Merapi,
pengunjung memberikan nilai baik pada poster, alat peraga, lukisan, dan
foto dokumentasi. Namun pengunjung memberikan nilai tidak baik
terhadap maket dan benda koleksi.

v


Rekomendasi kepada pihak museum :
1. Memperbaiki tata pameran yang rusak dan memudar.
2. Menambahkan informasi pada benda koleksi, agar dapat lebih dipahami
pengunjung.
3. Mengadakan evaluasi secara teratur terhadap kebutuhan pengunjung.
4. Secara berkala merubah tata pameran agar pengunjung yang datang lagi
tidak jenuh.
5. Meningkatkan nilai yang sudah dianggap baik oleh pengunjung.
6. Lebih meningkatkan nilai yang dianggap tidak baik oleh pengunjung.
Kata kunci: museum, pengunjung, manajemen.

vi

ABSTRACT THESIS
Fascination Volcano Merapi Museum: Assessment Based on Visitor Studies.
Authors
Year of graduation
Advisor

: Gun Kuntara Adhiarta

:
: Dra. Djaliati Sri Nugrahani

Topic:
Evaluation the attractiveness of Merapi Volcano Museum based on the visitor
studies, descriptive statistical methods to produce a recommendation for further
development of the museum.
Problems and objectives:
Problems:
1. How are the demographics of Merapi Volcano Museum visitor?
2. How is the assessment of the attractiveness of visitors to museums and
exhibition material at Merapi Volcano Museum?
Objectives:
1. Evaluating of the implementation of the Merapi Volcano Museum.
2. Improving the function of museums as a means of education and
entertainment.
3. Knowing the level of visitor satisfaction Merapi Volcano Museum.
Methods:
Reasoning: Inductive
Approach: Descriptive statistics

Conclusion:
After going through the stages of observation and assessment, the demographics
of Merapi Volcano Museum visitors are:
1. Most visitors are students and college students.
2. The purpose of most visitors to the museum is looking for knowledge and
recreation.
3. The most of visitors are from outside Yogyakarta.
4. Accessibility of the museum is not affordable of public transportation.
5. Merapi Volcano Museum marketing information does not spread
maximally.
The evaluation to determine the attractiveness of Merapi Volcano Museum, as
follows:
1. Visitors to the museum give a good value in general. Similarly, the
exhibitions, and exhibition materials, give visitors a good value in its
judgment. So that overall, the assessment of visitors to the museum is a
good attraction.
2. At the exhibition material at Merapi Volcano Museum, giving visitors a
good value on posters, props, painting, and photo documentation. But
visitors are not good value for object model and collections.


vii

Recommendation to the museum:
1. Improving damaged and faded exhibition.
2. Adding information on the collection objects in order to make it
comprehensible.
3. Conduct an evaluation regularly to the needs of visitors.
4. Periodically change the system exhibits so that visitors who come back
are underwhelmed.
5. Increase the value that has been considered both by visitors.
6. Further enhance the value of which is considered good by the visitors.
Keywords: museum, visitors, management

viii

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar acuan pustaka.

Yogyakarta, 29 Juni 2012
Gun Kuntara Adhiarta

ix

DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii
DAFTAR FOTO ............................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Perumusan Masalah......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
D. Keaslian Penelitian dan Tinjauan Pustaka........................................ 5
E. Metode Penelitian............................................................................. 8
F. Batasan Penelitian ........................................................................... 8
G. Tahapan Penelitian .......................................................................... 9
1. Pengumpulan Data ..................................................................... 9
2. Analisis Data............................................................................. 11
3. Interpretasi Data ....................................................................... 13
4. Kesimpulan dan Rekomendasi.................................................. 13
BAB II GAMBARAN UMUM MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI........................ 15
A. Tujuan Pendirian Museum Gunungapi Merapi................................ 15
B. Lokasi dan Aksesibilitas Museum ................................................... 16
C. Tata Pameran di Museum Gunungapi Merapi................................. 18
1. Lantai Pertama Museum Gunungapi Merapi ............................. 18
2. Pameran di Lantai Kedua Museum Gunungapi Merapi ............. 54
BAB III HASIL STUDI PENGUNJUNG MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI ....... 62
A. Data Kunjungan Museum Gunungapi Merapi ................................. 62
B. Hasil Kuesioner Pengunjung Museum Gunungapi Merapi .............. 64
1. Identitas Responden ................................................................. 65
2. Penilaian Responden Terhadap Daya Tarik Museum Gunungapi

Merapi....................................................................................... 70
3. Penilaian Responden Terhadap Daya Tarik Materi Pameran
Museum Gunungapi Merapi ...................................................... 73
4. Kepuasan Responden Terhadap Museum Gunungapi Merapi .. 80
BAB IV DAYA TARIK MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI ................................. 82
A. Pengertian Daya Tarik Museum ..................................................... 82
B. Demografi Pengunjung................................................................... 83
C. Pendapat Pengunjung Terhadap Museum ..................................... 86
x

1. Museum .................................................................................... 88
2. Materi Pameran ........................................................................ 93
3. Kepuasan pengunjung ............................................................ 101
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 103
A. Kesimpulan................................................................................... 103
B. Rekomendasi................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 106
LAMPIRAN .................................................................................................... 108
DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... 134

xi

KATA PENGANTAR
Penelitian tentang pengunjung museum (visitor studies) di luar Indonesia,
terutama di Eropa, sudah dimulai sejak 1884, sedangkan di Indonesia masih
sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat penelitian
dengan topik pengunjung di museum. Adapun judul yang dipilih adalah “Daya
Tarik Museum Gunungapi Merapi: Kajian Berdasarkan Visitor Studies”.
Penulis tertarik meneliti pengunjung museum karena pengunjung menjadi
penentu sukses atau tidaknya museum. Pengunjung adalah konsumen museum,
maka suksesnya suatu “penjualan” museum ditentukan oleh kepuasan
konsumen terhadap produk yang dijual, dalam hal ini adalah museum.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini hanyalah sumbangan kecil bagi
Arkeologi dan khususnya bidang museologi. Meskipun penulis belum menjadi
ahli baik dalam bidang visitor studies maupun museologi, namun tulisan ini
merupakan harapan dan keinginan penulis agar museum di Indonesia dapat
lebih maju dan berkembang. Di masa depan, museum di Indonesia dapat
menjadi sumber pengetahuan yang menghibur dan menyenangkan bagi setiap
orang yang berkunjung ke museum.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada:
1. Alloh Subhanahuwataala, kerena kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya,
penulis masih diberi kesehatan dan kemudahan menyelesaikan penelitian
ini
2. Dr. Mahirta, M.A., selaku Ketua Jurusan Arkeologi UGM dan seluruh staf
pengajar Jurusan Arkeologi FIB UGM yang telah memberikan wawasan
dan pengetahuan tentang berbagai hal, baik secara akademis maupun
non akademis.

xii

3. Dra. Djaliati Sri Nugrahani, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing penulis selama penyusunan skripsi, atas kemudahan dan
kesempatan waktu yang diberikan, dan pengetahuan museum yang telah
diberikan..
4. Drs. Tjahjono Prasodjo, M.A. sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing dan memberi nasehat kepada penulis.
5. “My beloved princess” de Ita Fitriana., S.S. terima kasih untuk dukungan,
semangat dan perhatiannya kepada penulis. I love you, semua akan
indah pada waktunya.
6. Bapak dan Ibu yang selalu menyayangi, mendukung, dan mengasihi
penulis dengan penuh cinta kasih hingga saat ini dan selamanya.
7. Kedua saudara penulis; Kasturi Bayu Aji., S.P dan Khairunnisa. Kalau kita
berkumpul semua jadi ramai.
8. Kepala Museum Gunungapi Merapi, Drs Suharna beserta staf Museum
Gunungapi Merapi yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
9. Teman-teman Arkeologi UGM angkatan 2003, 2004, 2005, 2006 dan
2007 atas segala kenangan, bantuan, dan hiburan selama penulis
menempuh pendidikan di arkeologi UGM, terima kasih banyak.
10. Teman-teman KKN PPM 2009.
11. Sahabat penulis; Lukh Firdiansyah, Alfian Rifky Fauzi, Sulistiyono, Sri Dwi
Mulyani, Retno Widya Hapsari, dan Burhanuddin Arif Rahman.
12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala masukan, saran maupun

xiii

kritik dari berbagai pihak sehingga bermanfaat pada penelitian lebih lanjut
tentang museum, terutama manajemen pengunjung.

Yogyakarta, 29 Juni 2012

Gun Kuntara Adhiarta

xiv

DAFTAR FOTO
Foto 2.1 Museum Gunungapi Merapi........................................................................ 17
Foto 2.2 Pengunjung di maket simulasi guguran awan panas Merapi....................... 19
Foto 2.3 Maket kompleks Museum Gunungapi Merapi dan maket Ketep pass ......... 20
Foto 2.4 Poster proses pembangunan Museum Gunungapi Merapi ......................... 21
Foto 2.5 Filosofi pembangunan Museum Gunungapi Merapi .................................... 22
Foto 2.6 Ruang pameran dampak erupsi Merapi 2010 ............................................. 23
Foto 2.7 Ruang pameran dunia gunungapi (Volcano World)..................................... 24
Foto 2.8 Evolusi kerak bumi dalam poster ................................................................ 25
Foto 2.9 Poster-poster yang menggambarkan lingkungan magmatik gunungapi ...... 26
Foto 2.10 Alat peraga gunungapi aktif dunia dan Indonesia...................................... 27
Foto 2.11 Pengunjung sedang menekan papan elektronik........................................ 28
Foto 2.12 Poster wajah gunungapi Indonesia ........................................................... 28
Foto 2.13 Poster-poster tipe letusan gunungapi........................................................ 29
Foto 2.14 Poster indeks letusan gunungapi .............................................................. 30
Foto 2.15 Poster bentuk dan fenomena gunungapi................................................... 30
Foto 2.16 Poster letusan gunungapi Indonesia dan dunia......................................... 31
Foto 2.17 Poster sumber daya gunungapi ................................................................ 32
Foto 2.18 Ruang pameran tema seputar Gunungapi Merapi .................................... 34
Foto 2.19 Maket jalur pendakian Gunungapi Merapi................................................. 35
Foto 2.20 Poster foto udara Gunungapi Merapi ........................................................ 36
Foto 2.21 Poster citra satelit Gunungapi Merapi ....................................................... 37
Foto 2.22 Poster selayang pandang Merapi.............................................................. 38
Foto 2.23 Poster pertumbuhan kubah Merapi ........................................................... 39
Foto 2.24 Poster pengamatan dan pemeriksaan gunungapi Indonesia..................... 40
Foto 2.25 Poster cara penyelamatan diri dari ancaman bahaya gunungapi .............. 40
Foto 2.26 Peta kawasan gempa bumi merusak Yogyakarta dan Jawa Tengah
dan mitos Gunungapi Bromo, Rara Anteng dan Joko Seger..................................... 41
Foto 2.27 Mitos Merapi Nyai Gadung Melati ............................................................. 42

xv

Foto 2.28 Pengaruh letusan gunungapi terhadap perubahan iklim ........................... 43
Foto 2.29 Poster morfologi puncak Gunungapi Merapi ............................................. 43
Foto 2.30 Poster citra satelit puncak gunungapi Merapi............................................ 44
Foto 2.30 Poster pengamatan Gunungapi Merapi..................................................... 45
Foto 2.31 Poster sejarah letusan Gunungapi Merapi ................................................ 45
Foto 2.32 Kumpulan poster metode pengamatan Gunungapi Merapi ....................... 46
Foto 2.33 Poster peta rawan bencana sekitar Gunung Merapi ................................. 47
Foto 2.34 Poster sabo dam penanggulangan lahar Gunungapi Merapi..................... 48
Foto 2.35 Poster peringatan dini bencana Merapi..................................................... 49
Foto 2.36 Poster yang menggambarkan letusan Gunung Merapi ............................. 49
Foto 2.37 Poster dampak letusan Gunung Merapi .................................................... 50
Foto 2.38 Foto singkapan batuan Merapi.................................................................. 51
Foto 2.39 Foto mikroskopik sayatan Batuan ............................................................. 52
Foto 2.40 Penampang stratigrafi endapan awan panas Merapi ................................ 52
Foto 2.41 Lukisan mitologi Merapi dan lukisan upacara adat di Gunungapi Merapi .. 53
Foto 2.42 Berbagai contoh peralatan yang digunakan dalam upacara adat.............. 54
Foto 2.43 Plaza tematik sedang dalam perbaikan..................................................... 54
Foto 2.44 Ruang I yang terletak di sisi timur lantai dua ............................................. 55
Foto 2.45 Ruang II yang berbentuk melingkar .......................................................... 56
Foto 2.46 Ruang memorabilia................................................................................... 57
Foto 2.47 Lorong yang menghubungkan ruang II dan ruang III................................. 58
Foto 2.48 Globe........................................................................................................ 59
Foto 2.49 Kolase foto keadaan ruang V.................................................................... 60
Foto 2.50 Maket Gunungapi Merapi di ruang VI........................................................ 61
Foto 2.51 Maket erupsi Gunungapi Merapi yang terbagi dalam empat waktu ........... 61
Foto 4.1 Kerusakan langit-langit di lantai dua (kiri), toilet lantai dua (tengah), dan
alat peraga gempa (kanan)....................................................................................... 92

xvi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengunjung Museum Gunungapi Merapi 2010 ......................................... 63
Tabel 3.2 Penunjung Museum Gunungapi Merapi 2011 ........................................... 63
Tabel 3.3 Jenis kelamin ............................................................................................ 65
Tabel 3.4 Status pekerjaan ....................................................................................... 65
Tabel 3.5 Teman....................................................................................................... 66
Tabel 3.6 Asal kota ................................................................................................... 66
Tabel 3.7 Frekuensi kunjungan................................................................................. 67
Tabel 3.8 Kendaraan yang digunakan ...................................................................... 67
Tabel 3.9 Tujuan responden ..................................................................................... 68
Tabel 3.10 Persebaran informasi Museum Gunungapi Merapi.................................. 68
Tabel 3.11 Penilaian responden tentang museum secara umum.............................. 70
Tabel 3.12 Pendapat responden tentang pameran di Museum Gunungapi Merapi ... 71
Tabel 3.13 Pendapat responden tentang materi pameran di Museum Gunungapi
Merapi ...................................................................................................................... 72
Tabel 3.14 Penilaian responden tentang poster........................................................ 73
Tabel 3.15 Penilaian responden tentang maket ........................................................ 75
Tabel 3.16 Penilaian responden tentang alat peraga ................................................ 75
Tabel 3.17 Penilaian responden tentang lukisan....................................................... 76
Tabel 3.18 Penilaian responden tentang benda koleksi ............................................ 76
Tabel 3.19 Penilaian responden tentang foto dokumentasi....................................... 77
Tabel 3.20 Tabel kepuasan responden Museum Gunungapi Merapi ........................ 78
Tabel 4.1 Kategori daya tarik Museum Gunungapi Merapi secara umum ................. 84
Tabel 4.2 Kategori daya tarik pameran Museum Gunungapi Merapi......................... 85
Tabel 4.3 Kategori daya tarik materi pameran Museum Gunungapi Merapi .............. 86
Tabel 4.4 Kategori daya tarik poster ......................................................................... 87
Tabel 4.5 Kategori daya tarik maket.......................................................................... 88
Tabel 4.6 Kategori daya tarik alat peraga ................................................................. 90
Tabel 4.7 Kategori daya tarik lukisan ........................................................................ 91

xvii

Tabel 4.8 Kategori daya tarik benda koleksi.............................................................. 92
Tabel 4.9 Kategori daya tarik foto dokumentasi ........................................................ 93

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta lokasi Museum Gunungapi Merapi......................................... 4
Gambar 2.1 Denah ruang pameran dampak erupsi Merapi 2010..................... 23

xix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Gambar Denah Museum Gunungapi Merapi Lantai I .................. 108
Lampiran II. Gambar Denah Museum Gunungapi Merapi Lantai II ................ 110
Lampiran III. Kuesioner Pengunjung Museum Gunungapi Merapi ................. 111
Lampiran IV. Identitas Responden................................................................. 118
Lampiran V. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik Museum Gunungapi
Merapi ........................................................................................................... 120
Lampiran VI. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik Materi Museum
Gunungapi Merapi ......................................................................................... 124
Lampiran VII. Kepuasan Pengunjung............................................................. 132

xx

DAFTAR SINGKATAN
ºC

: Celsius

Cm

: Centimeter

Dr.

: Doktor

ESDM

: Energi dan Sumber Daya Mineral

ICOM

: International Council of Museum

Ir.

: Insinyur

Km

: Kilometer

K.R.T

: Kanjeng Raden Tumenggung

M

: Meter

MGM

: Museum Gunungapi Merapi

MSA

: Magister Sains Akuntansi

Rp.

: Rupiah

WIB

: Waktu Indonesia Barat

xxi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan
pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan secara efisien dan efektif (Robbin and Coulter, 2010: 7). Jika dilihat
dari penjelasan di atas maka manajemen memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
koordinasi dan pengawasan dengan tujuan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas kerja.
Selain berfungsi sebagai koordinasi dan pengawasan, manajemen juga
memiliki fungsi lain dalam penerapannya. Henri Fayol, seorang pengusaha
berkebangsaan Prancis, di awal abad XX membagi fungsi manajemen menjadi
lima, yaitu: (1) Perencanaan (planning), (2) Penataan (organizing), (3)
Penugasan

(commanding),

(4)

Pengoordinasian

(coordinating),

dan

(5)

Pengendalian (controlling) atau evaluasi (evaluation) (Robbin and Coulter, 2010:
9).
Semenjak kata manajemen muncul pertama kali di awal abad XIX hingga
sekarang, manajemen mengalami perubahan dan pengertian yang beragam.
Mulanya istilah manajemen digunakan untuk organisasi komersial, namun karena
manfaatnya yang besar, istilah tersebut juga merambah organisasi sosial dan
nirlaba. Mengapa manajemen begitu berperan besar hingga organisasi sosial
dan nirlaba pun membutuhkan manajemen? Stephen P. Robbin dan Mary
Coulter (2010: 19-24) menuliskan manfaat manajemen melalui tiga hal, yaitu: (1)
Universalitas manajemen, yang merujuk pada kebutuhan manajemen dalam
semua bentuk dan ukuran organisasi; (2) Realitas dunia kerja, bahwa setiap
orang yang masuk dunia kerja memiliki kesempatan sebagai pengelola atau

1

2

yang dikelola; (3) Imbalan dan tantangan ketika seseorang menjadi manajer.
Karena sifat manajemen yang universal itulah, maka manajemen diperlukan
dalam berbagai organisasi, termasuk juga organisasi nirlaba.
Museum

merupakan organisasi

nirlaba

yang

juga membutuhkan

manajemen dalam pengelolaannya. Hal ini dilakukan untuk mendukung efisiensi
museum agar mampu berkembang dan lebih kompetitif.
Mendirikan museum tidak terlalu sulit, namun menyelenggarakan dan
mengelola museum dengan baik tidaklah mudah. Dalam mendirikan museum
haruslah ditentukan terlebih dahulu tujuan museum didirikan, kemudian
perencanaan museum, dan pelaksanaan museum (Kecil Tetapi Indah, 1999: 2533). Selain hal tersebut di atas, dalam pendirian museum juga haruslah
mempertimbangkan pengunjung. Sebab tanpa pengunjung, museum tidak dapat
menjalankan tugasnya dalam melayani masyarakat dan menjadi sumber
pengetahuan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 840), menyebutkan bahwa
pengunjung berasal dari kata kunjung yang berarti pergi (datang) untuk
menengok, dan pengunjung adalah orang yang mengunjungi. Dari pengertian
tersebut, maka pengunjung museum adalah orang yang mengunjungi atau
mendatangi museum.
Meskipun pengunjung tersebut mendatangi museum, namun tidak semua
pengunjung menjadikan museum sebagai tujuan utama. Berkaitan dengan hal
tersebut, Timothy Ambrose dan Crispin Paine (2006, 23-24) berpendapat bahwa:
“People use museums to meet all kinds of needs. Some are
straightforward, such as seeking information, somewhere to meet
their friends, somewhere to take visitors or children when they are on
holiday; some are more complex, such as to discover the history and
heritage of place, to find a sense of personal identity, to spend time
by oneself”

3

Keperluan dan kebutuhan pengunjung akan museum yang beragam
harus dipahami pihak manajemen museum sehingga pengunjung yang datang
tidak merasa kecewa karena tidak sesuai dengan harapan pengunjung. Untuk
dapat memahaminya, diperlukan suatu kajian terhadap pengunjung, atau disebut
juga visitor studies. Kegunaannya adalah untuk menjadi pertimbangan dalam
penentuan kebijakan manajemen museum dan juga sebagai bahan evaluasi
pelaksanaan museum.
Kajian

pengunjung

merupakan

bagian

dari

kegiatan

manajemen

pengunjung, yaitu evaluasi. Evaluasi sendiri menurut Schouten (1992: 77)
didefinisikan sebagai suatu himpunan data sistematis yang dapat memberikan
informasi mengenai tingkatan atau ukuran tentang pencapaian sasaran yang
telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain, pengelola museum akan
mengetahui cara komunikasi yang efektif dan efisien dari museum kepada
pengunjung jika melakukan kajian terhadap pengunjung.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka masalah kajian pengunjung atau
yang biasa disebut visitor studies merupakan topik yang menarik untuk dikaji.
Oleh karena itu, penelitian ini mengambil fokus topik tersebut. Adapun lokasi
penelitian dilakukan di Museum Gunungapi Merapi, yang terletak di kawasan
lereng

selatan

Gunung

Merapi,

tepatnya

berada

di

Jalan

K.R.T.

Pringgondiningrat No. 13 Tridadi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. (lihat Gambar 1.1).
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena Museum Gunungapi Merapi
adalah museum yang relatif baru, diresmikan tanggal 1 Oktober 2009. Museum
tersebut memiliki disain arsitektur dan tata pameran yang unik dan berbeda
dengan museum pemerintah pada umumnya.

4

Gambar 1.1 Peta lokasi Museum Gunungapi Merapi
(Sumber : Brosur Museum Gunungapi Merapi)

5

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan tersebut di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah:
1. Seperti apakah demografi pengunjung Museum Gunungapi Merapi?
2. Seperti apakah penilaian pengunjung terhadap daya tarik museum dan
materi pameran yang ada di Museum Gunungapi Merapi?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan Museum Gunungapi Merapi.
2. Meningkatkan fungsi museum sebagai sarana pendidikan dan hiburan.
3. Mengetahui tingkat kepuasan pengunjung Museum Gunungapi Merapi

D. Keaslian Penelitian dan Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang pengunjung dan kualitas pameran pernah ditulis oleh
Muhammad Rosyid Ridlo (2011) dalam tesisnya yang berjudul Evaluasi Pameran
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta: Kajian Untuk Mengembangkan
Pameran Berkiblat pada Pengunjung. Dalam tesis tersebut Ridlo melakukan
evaluasi pameran dengan dasar masukan dari pengunjung di Museum Benteng
Vredeburg. Berbeda dengan penelitian Ridlo, penelitian ini menitikberatkan pada
penilaian dan kepuasan pengunjung terhadap daya tarik museum.
Daud Aris Tanudirjo (2007: 16) dalam artikelnya di majalah Museografia
menuliskan bahwa:
“dalam sejarahnya, sebenarnya sudah jelas bahwa museum terutama
adalah tempat untuk pembelajaran yang sekaligus membuat
pengunjungnya terhibur atau gembira. Jadi, museum adalah tempat
yang paling ideal sebagai wadah kegiatan “edutainment” (education =
pendidikan sekaligus entertainment = hiburan)”.

6

Pendidikan disertai dengan hiburan adalah dua kata yang sangat
diperlukan dalam pengelolaan museum. Jika museum hanya berfungsi sebagai
pendidikan saja, maka suasana dalam museum terasa membosankan dan
menjemukan. Sedangkan jika museum hanya berfungsi sebagai hiburan, maka
museum tersebut tidak berbeda dengan taman hiburan.
Contoh sukses pengelolaan museum berdasarkan cara pandang ini
ditunjukan oleh kinerja museum seni dan budaya Jawa Ullèn Sentalu. Museum
tersebut bukan hanya memajukan unsur pendidikan saja sebagai pengetahuan,
namun juga menambahkan unsur seni sebagai hiburan bagi pengunjung.
Sehingga pengunjung yang datang ke museum tersebut merasa mendapat
pengetahuan dari koleksi yang ada di museum sekaligus terhibur dengan disain
unik bangunan dan letak koleksi yang mengandung estetika. Tanudirjo (2007:
17) menambahkan:
“pada umumnya, museum-museum kita masih lebih banyak
menekankan pada unsur-unsur “memamerkan” benda dan seakanakan terjerat oleh cara pandang sempit keilmuan. Sebagai akibatnya,
banyak museum di Indonesia yang terjebak dengan obsesi menjadi
lembaga ilmiah saja, tanpa berusaha membuat sajiannya menarik
apalagi menghibur”.
Mengapa diperlukan kajian pengunjung (visitor studies)? Kajian mengenai
pengunjung diperlukan untuk mengetahui kebutuhan pengunjung. Sesuai dengan
definisi museum yang dirumuskan dalam statuta International Council of Museum
(ICOM, 2007) di Vienna, Austria. Definisi museum adalah:
“a non-profit, permanent institution in the service of society and its
development, open to the public, which acquires, conserves,
researches, communicates and exhibits the tangible and intangible
heritage of humanity and its environment for the purposes of
education, study and enjoyment”.
Dalam pengertian tersebut disebutkan bahwa museum bukan hanya
sebagai tempat mengumpulkan, melestarikan, dan meneliti benda-benda
tangible dan intangible, namun juga sebagai tempat mengkomunikasikan dan

7

memamerkan kepada masyarakat untuk tujuan pengajian, pendidikan dan
kesenangan.

Sebelum

pengelola

museum

mengkomunikasikan

dan

memamerkan kepada masyarakat, pengelola museum tentunya harus dapat
memahami dan mempelajari kebutuhan pengunjung. Hal tersebut diperlukan
agar informasi yang diberikan pihak museum dapat diterima dengan baik dan
sesuai kebutuhan pengunjung. Luthfi Asiarto (2007: 7) mengatakan bahwa
pengunjung yang datang ke museum mempunyai beraneka ragam latar belakang
budaya, pendidikan, umur, dan tujuan. Sehingga perlu strategi agar pengunjung
dapat memahami informasi yang diberikan oleh museum. Asiarto juga
menambahkan (2007: 8) bahwa petugas museum, khusus bagian pelayanan
pengunjung, harus mengetahui dan mengkaji kebutuhan pengunjung. Lebih jauh
Kollmann (2010) menjelaskan bahwa:
“Visitor studies [is] the process of systematically obtaining knowledge
from and about museum visitors, actual and potential, for the purpose
of increasing and utilizing such knowledge in the planning and
execution of those activities that relate to the public.”
Dalam penjelasan tersebut terdapat dua hal penting, yaitu pengetahuan
tentang pengunjung museum dan penggunaannya dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan museum yang berhubungan dengan publik. Kollmann
menjelaskan pula pentingnya melakukan studi pengunjung. Alasan pertama,
karena pengunjung museum memiliki berbagai latar belakang dan kepentingan.
Alasan kedua, karena museum adalah lingkungan belajar yang bebas pilih
(Kollmann, http://care-aam.org/).
Hein (1998, 100) dalam bukunya Learning in the Museum menuliskan
bahwa visitor studies dilakukan karena peneliti tertarik untuk mencari tahu apa
yang pengunjung pikirkan dan bagaimana mereka merasakan kunjungannya.
Hein (1998, 102-134) juga menjelaskan metode yang dilakukan ketika mengkaji

8

pengunjung. Metode tersebut adalah, metode observasi (observation methods),
metode berbasis bahasa (language-based methods), dan focus groups.

E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penalaran induktif, yaitu penalaran yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan untuk menghasilkan
generalisasi empirik (Zuriah, 2006: 47). Metode penelitiannya menggunakan
language-based methods yang hasilnya diolah dengan menggunakan statistik
deskriptif. Language-based methods adalah:
“language-based methods concerns about the “subjectivity” of
respondents, inability to develop reproducible data, or doubts about
their capability to be reflective have prompted some researchers to
reject the most human of all qualities, our ability to speak and to
reflect on our activities, as a research tool” (Hein, 1998: 114).
Sedangkan statistik deskriptif merupakan metode penelitian yang
berkaitan dengan penerapan metode statistik untuk mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif (Suprayogi,
http://file.upi.edu/).

F. Batasan Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Museum Gunungapi
Merapi yang terletak di kawasan lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya berada
di Jalan K. R. T. Pringgondiningrat No. 13 Tridadi, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta (lihat Gambar 1.1).
Sebenarnya Museum Gunungapi Merapi memiliki empat lantai, namun
baru lantai satu dan dua yang dapat dilihat pengunjung. Oleh karena itu, area
penelitian hanyalah ruang pameran di lantai satu dan lantai dua (lihat Lampiran
I).

9

G. Tahapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu meminta izin kepada pihak
pengelola Museum Gunungapi Merapi untuk melakukan penelitian. Kemudian
melakukan prapenelitian di museum dengan membuat denah museum, letak
koleksi yang dipamerkan di museum, dan mencatat label setiap benda yang
dipamerkan, serta menentukan alur pengunjung (lihat Lampiran I). Setelah
dilakukan prapenelitian, kemudian penulis melakukan tahap-tahap penelitian
sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data
Penulis melakukan berbagai cara pengumpulan data untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
1.1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terbagi menjadi dua jenis data,
yaitu:
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi penulis tentang tingkah laku dan
kebiasaan pengunjung yang datang ke Museum Gunungapi Merapi dan hasil
kuesioner yang dibagikan kepada pengunjung (lihat Lampiran III) serta
dokumentasi berupa foto displai pameran dan bangunan museum.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui kajian pihak lain yang didapat oleh
penulis. Publikasi yang berhubungan dengan manajemen museum dan
pengunjung, tingkat kunjungan Museum Gunungapi Merapi, dan berbagai
penunjang lainnya, baik media cetak yang diperoleh dari perpustakaan, dan
internet.

10

1.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner
atau angket. Kuesioner atau angket adalah seperangkat pernyataan atau
pertanyaan tertulis dalam lembaran kertas atau sejenisnya dan disampaikan
kepada responden penelitian untuk diisi olehnya tanpa intervensi dari peneliti
atau pihak lain. (Danim, 2002: 138)
Metode kuesioner atau angket, berisi sejumlah pertanyaan yang
berhubungan dengan penilaian pengunjung terhadap daya tarik museum, materi
pameran dan kepuasan pengunjung (lihat Lampiran III). Pembagian kuesioner ini
ditujukan kepada pengunjung yang datang ke Museum Gunungapi Merapi pada
3 – 8 April 2012. Kuesioner ini diberikan saat pengunjung masuk ke Museum
Gunungapi Merapi dan diisi sambil pengunjung melihat seluruh museum,
kemudian diserahkan kembali kepada peneliti setelah pengunjung keluar dari
museum.
Penentuan jumlah sampel pengunjung yang akan diteliti ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993: 161):

=

1+

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diizinkan (persen kelonggaran,
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)
Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang didapat adalah jumlah rata-rata
pengunjung Museum Gunungapi Merapi tiap hari pada tahun 2010, yaitu 114
orang. Nilai kritis yang peneliti ambil adalah sebesar 10% atau 0,1. Jika
dimasukkan ke dalam rumus Slovin maka:

=

114
1 + 114 (0,1)

11

=

114
1 + 114 (0,01)

=

114
1 + 1,14

=

114
2,14

= 53,271
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yang diteliti
adalah 53,271. Karena sampel tidak dapat dihitung dengan desimal, maka untuk
mempermudah perhitungannya, dibulatkan menjadi 55 orang.

2. Analisis Data
a. Untuk mengetahui demografi pengunjung Museum Gunungapi Merapi,
data yang dianalisis meliputi data identitas responden (lihat Lampiran III), yaitu
jenis kelamin, kota asal, status pekerjaan, kendaraan yang digunakan dan tujuan
datang ke Museum Gunungapi Merapi. Data tersebut kemudian dikorelasikan
dengan hasil observasi. Hasil observasi didapat dari pengamatan penulis
terhadap tingkah laku dan kebiasaan pengunjung saat berada di dalam museum.
b. Data yang dianalisis meliputi penilaian pengunjung terhadap daya tarik
museum dan materi pameran, serta kepuasan pengunjung Museum Gunungapi
Merapi menggunakan metode statistik deskriptif. Data yang telah dikumpulkan
diolah dengan menggunakan teknik statistik non-parametrik, yaitu dengan
mengubah data ordinal menjadi data interval (Ridlo, 2011: 100). Statistik nonparametrik disebut juga statistik bebas sebaran yang tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi dan dapat digunakan pada data yang memiliki

12

sebaran normal atau tidak normal. Statistik nonparametrik biasanya digunakan
untuk melakukan analisis pada data nominal atau ordinal (Supriana, 2010: 2).
Data ordinal adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun
posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat
(Supriana, 2010: 5). Penentuan skala peringkat dapat menggunakan bermacam
skala, pada penelitian ini skala peringkat yang digunakan adalah 1 – 5, dengan
penjelasan sebagai berikut:
Skala
1
2
3
4
5

Mewakili
Sangat tidak suka
Tidak suka
Biasa
Suka
Sangat suka

Tabel 1.1 Skala peringkat
Contoh penulisan tabel data ordinal berikut ini (lihat Tabel 3.11):
No
1
2
3
4

Variabel
Gedung museum
Lingkungan museum
Pameran
Suasana ruang pamer

Skala Penilaian Responden (orang)
Tidak
1
2
3
4
5
memilih
2
0
3 21 10 19
2
2
6 13 21 11
1
0
6 21 17 10
1
2
5 14 23 10

Jumlah
Responden
55
55
55
55

Tabel 1.2 Contoh penulisan data ordinal pada tabel

Data interval adalah data yang diukur dengan jarak di antara dua titik
pada skala yang sudah diketahui (Supriana, 2010: 4). Pada penelitian ini, data
interval yang digunakan contohnya berikut ini (lihat Tabel 4.1):
No
1
2
3
4

Interval

220 ≤ x < 440
440 ≤ x < 660
660 ≤ x < 880
880 ≤ x < 1100

Kategori
Sangat tidak baik
Tidak baik
Baik
Sangat baik

Tabel 1.2 Contoh penulisan data interval

13

Langkah-langkah perubahan dari data ordinal menjadi data interval
adalah sebagai berikut: Pertama, data ordinal yang didapatkan dari kuesioner
dipindahkan ke dalam tabel. Tabel tersebut terbagi menjadi tiga kategori, yaitu
tabel identitas responden, tabel penilaian pengunjung tentang kualitas museum,
dan penilaian pengunjung tentang materi pameran museum. Kemudian masingmasing tabel dihitung tiap jumlah responden yang memberi penilaian dan
persentasenya.
Kedua, data yang akan dihitung adalah tabel penilaian pengunjung
tentang kualitas museum dan tabel penilaian pengunjung tentang materi
pameran

museum.

Kedua

data

tersebut

kemudian

dijumlahkan

dan

dikonversikan ke dalam tabel yang memiliki perhitungan interval, sehingga
diketahui kategori interval data tersebut.

3. Interpretasi Data
Pada tahap ini, data hasil analisis disingkronisasi dengan hasil observasi.
Pada hasil observasi, penulis mendapat pertanyaan, seperti; mengapa
kendaraan yang datang lebih banyak kendaraan pribadi dan sewa, sedangkan
kendaraan umum tidak ada? Apakah pengunjung tertarik pameran di Museum
Gunungapi Merapi? Apakah pengunjung tertarik dengan disain bangunan
museum yang berbeda dengan disain museum pada umumnya? Dari pertanyaan
hasil observasi tersebut kemudian dikaitkan dengan hasil analisis, sehingga dari
hasil tersebut dapat menjawab permasalahan yang diajukan pada rumusan
masalah.

4. Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat hipotesis, karena
hanya dilakukan pada sampel dan hanya mewakili tren yang terjadi saat

14

penelitian tersebut dilakukan. Sehingga belum dapat mewakili populasi yang
sebenarnya. Namun, hasilnya dapat menjadi rekomendasi bagi museum sebagai
evaluasi pelaksanaan museum dalam rangka meningkatkan fungsi museum
sebagai sarana pendidikan dan hiburan bagi pengunjung.

BAB II
GAMBARAN UMUM MUSEUM GUNUNGAPI MERAPI
A. Tujuan Pendirian Museum Gunungapi Merapi
Museum Gunungapi Merapi adalah museum dengan koleksi mengenai
kegunungapian, yang diharapkan mampu menjadi sumber ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu geologi. Pendirian Museum Gunungapi Merapi bertujuan sebagai
wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu
kebencanaan gunungapi, gempa bumi, dan bencana alam lainnya (Wulan, 2011:
2).
Gunungapi Merapi termasuk dalam gunungapi yang sering meletus,
sampai Juni 2006 erupsi Merapi tercatat sudah mencapai 83 kali kejadian.
Bahaya utama Merapi bukan pada lahar yang keluar saat erupsi, namun pada
aliran awan panas yang dapat mencapai puluhan kilometer ketika erupsi,
kecepatannya lebih dari 100 km/jam. Material awan panas terdiri atas batu, kerikil,
abu, dan pasir yang berasal dari runtuhan kubah lava dengan suhu sekitar 500 600°C (http://www.merapi.bgl.esdm.go.id/). Dengan kecepatan dan suhu yang
sangat tinggi itu, runtuhan awan panas dapat dengan mudah menghancurkan
berbagai benda yang berada di lintasan alirannya.
Sebagai usaha melindungi kehidupan masyarakat yang bermukim di
sekitar daerah vulkanis, diperlukan tindakan mitigasi bencama, salah satu
aksinya adalah pemantauan aktivitas vulkanik. Dengan mitigasi tersebut
diharapkan dapat mendeteksi tanda-tanda peningkatan bahaya erupsi Merapi,
sehingga peringatan dini penyelamatan dapat diberikan. Selain pemantauan
aktivitas vulkanik, sosialisasi dan edukasi informasi kegunungapian, terutama
Gunungapi Merapi pada masyarakat sangatlah diperlukan. Sebab ketika
Gunungapi Merapi memperlihatkan tanda-tanda erupsi, masyarakat akan selalu

15

16

siaga dan dapat melakukan tindakan penyelamatan diri ketika erupsi sewaktuwaktu terjadi.
Karena alasan itulah maka Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), Pemerintah Provinsi Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Sleman
mendirikan Museum Gunungapi Merapi pada tahun 2005. Bangunan selesai
pada 1 Oktober 2009 dan dibuka untuk umum pada 1 Januari 2010. Pembukaan
dilakukan oleh menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro.
Visi Museum Gunungapi Merapi adalah memberikan pengetahuan
kepada masyarakat mengenai pemahaman kegunungapian, ilmu kebumian, dan
bencana. Misi Museum Gunungapi Merapi adalah menjadi sarana penyampaian
informasi dan pendidikan ilmu kebumian, serta memicu pengembangan potensi
ekonomi rakyat yang mendukung pariwisata. Tujuan pendirian Museum
Gunungapi Merapi adalah sebagai wahana edukasi serta pengembangan ilmu
kebencanaan gunungapi, gempa bumi, dan bencana alam lainnya .

B. Lokasi dan Aksesibilitas Museum
Lokasi Museum Gunungapi Merapi cukup terpencil, sehingga agak sukar
ditemukan. Terlebih jika pengunjung kurang jeli memperhatikan papan penunjuk
jalannya. Untuk mencapai lokasi MGM, pengunjung dapat melalui jalan Kaliurang.
Saat pengunjung sampai di perempatan Pakem, pengunjung dapat melihat
penunjuk jalan di sebelah kanan. Di papan tersebut tertuliskan bahwa jarak MGM
masih 7 km lagi. Kira-kira 5,5 km ke arah utara, pengunjung akan menemukan
papan penunjuk jalan di sebelah kanan. Papan tersebut menunjukkan bahwa
museum berjarak 1,5 km ke arah barat. Ikuti petunjuk tersebut, maka pengunjung
akan sampai ke Museum Gunungapi Merapi.
Hasil wawancara dengan Drs. Suharna, kepala Museum Gunungapi Merapi 21 Desember 2011
pukul 11.15 WIB


17

Museum hanya dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi atau
sewaan. Namun pengunjung yang menggunakan kendaraan umum akan
kesulitan mencapai museum tersebut, sebab kendaraan umum hanya sampai di
jalan utama saja. Untuk menuju museum tidak terdapat ojek maupun angkutan
umum lagi. Oleh karena itu, pengunjung yang ingin ke Museum Gunungapi
Merapi disarankan membawa kendaraan sendiri atau menyewa kendaraan.
Tiket masuk museum sebesar Rp. 3.000,00 jika hanya mengunjungi
museum saja dan Rp. 5.000,00 jika pengunjung ingin melihat film mengengai
Merapi di ruang theater. Jam operasional museum hari Selasa hingga hari
Minggu, mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB. Tempat parkir sangat luas, dengan
biaya parkir sebesar Rp 1.000 untuk motor, Rp 2.000 untuk mobil, dan Rp 10.000
untuk bis.

Foto 2.1 Museum Gunungapi Merapi
(Dokumentasi : Gun Kuntara Adhiarta)

18

C. Tata Pameran di Museum Gunungapi Merapi
Bangunan Museum Gunungapi Merapi terlihat unik dan menarik.
Mempunyai bentuk kerucut di puncak bangunannya. Tangga yang berjajar tiga di
depan pintu gerbang tampak dominan di teras museum yang lebar. Bangunan
museum menghadap utara selatan (lihat Foto 2.1).
Luas tanah museum 3,5 ha dan luas bangunannya 4.470 m2. Museum
terdiri atas empat lantai. Lantai pertama merupakan ruang pameran tentang
serba-serbi gunungapi di dunia, termasuk Gunungapi Merapi. Lantai kedua
berisikan pameran poster sejarah erupsi dan pengamatan Gunungapi Merapi
dari tahun 1920-2010. Lantai tiga dan lantai empat masih dalam tahap rencana
dan belum dibuka untuk pengunjung. Jadi, saat ini pengunjung hanya dapat
melihat dua lantai saja.

1. Lantai Pertama Museum Gunungapi Merapi
Lantai pertama Museum Gunungapi Merapi terdiri atas empat ruangan
yang dapat dinikmati pengunjung, yaitu (1). Lobby, (2). Ruang pameran dampak
erupsi Merapi 2010, (3). Ruang dunia gunungapi, (4). Ruang seputar gunungapi
Merapi, dan (5). Plaza tematik. Tata pameran di lantai I ini memiliki dua tema,
yaitu tema Dunia Gunungapi dan tema Seputar Gunungapi Merapi.

1.1.

Lobby

Ruang ini merupakan ruang transisi pengunjung dari luar museum ke
dalam museum. Bentuk lobby melingkar dan merupakan void2 hingga lantai dua.
Di lobby terdapat maket replika Gunung Merapi dengan diameter + 6 m. Maket
Void merupakan bukaan antarlantai yang biasanya terdapat pada rumah bertingkat. Fungsinya
adalah menghubungkan lantai bawah dengan lantai atas.
(http://lifestyle.okezone.com/read/2011/12/07/30/void-ciptakan-ruang-yang-lebih-lapang)

2

19

tersebut bersifat interaktif, menyimulasikan letusan Gunung Merapi pada tahun
2002, 2006, dan 2010. Terdapat empat tombol pada maket tersebut. Tombol
pertama merupakan tombol narasi yang menjelaskan tentang Gunung Merapi
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tombol kedua merupakan tombol
untuk menyimulasikan guguran awan panas Merapi ketika erupsi 2002. Tombol
ketiga merupakan tombol yang menyimulasikan guguran awan panas Merapi
ketika erupsi 2006. Tombol keempat merupakan tombol yang menyimulasikan
guguran awan panas Merapi ketika erupsi 2010. Dari keempat tombol tersebut,
yang masih berfungsi saat ini hanyalah tombol tahun 2006, tombol lainnya rusak.

Foto 2.2 Pengunjung di Maket Simulasi Guguran Awan Panas Merapi
(Dokumentasi : Gun Kuntara Adhiarta)

Dalam lobby juga terdapat maket Museum Gunungapi Merapi