Pengaruh Penggunaan Titik Ikat GPS untuk

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering

Pengaruh Penggunaan Titik Ikat GPS untuk Penentuan Posisi
Offshore Platform
Hidayat Panuntuna*, Nurrohmat Widjadjantib, T. Aris Sunantyoc, Djawahird, Parsenoe

Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta, Telp. +062-274-520226, Email: hidayat.panuntun@ugm.ac.id

Abstract
Offshore platforms have an important role and function in offshore oil exploration. The rig needs to be
maintained in order to support that activities. One aspect of the maintenance that need to consider is the
position of offshore platform. GPS technology can be used for monitoring position with high precision
level. Meanwhile, the use of scientific software and distribution of reference point will affect to
coordinate’s accuracy. Therefore, assessment needs to be done on the coordinates that can be generated
from the processing of GPS data using regional and global reference points. The purpose of this study is
to determine offshore platforms’ coordinates and its precise using regional and global reference points, to
investigate that the coordinate value was significantly different between two reference points. Data
processing used GPS observation span from June 13 th until June 16 th 2011. This study consisted of four
projects namely, global, regional, combination and per-doy projects. Global project used 7 global
reference points, regional project used 6 regional reference points, whereas combination project used 13
of global and regional reference points that used on global and regional project. Per -doy project used 7

global reference points. Processing data use GAMIT/GLOBK software. The result showed that using
global reference points generate higher level precision than using regional reference point. Global project
resulted coordinates as follow : PUA1, X(-1696188,055 m ± 3,88 mm), Y(6120082,781 m ± 8,54 mm),
Z(588439,1200 m ± 2,25 mm); PUA2, X(-1696204,440 m ± 5,29 mm), Y(6120087,087 m ± 13,80 mm),
Z(588393,7599 m ± 3,04 mm); PUA3, X(-1696217,865 m ± 2,46 mm), Y(6120081,937 m ± 5,34 mm),
Z(588409,1717 m ± 1,53 mm). The results of statistical tests using T-test showed that there was no
significant difference coordinates between global-combination project and global-perdoy project.

Keywords: GAMIT, titik ikat GPS, titik ikat regional, titik ikat global, platform offshore.

Pendahuluan
Anjungan minyak lepas pantai adalah sebuah struktur
bangunan besar beserta perangkatnya di lepas pantai
yang digunakan sebagai sumur pengeboran dan
digunakan untuk memproses minyak dan gas alam.
Anjungan tersebut mempunyai peran dan fungsi yang
penting dalam kegiatan eksplorasi minyak di lepas
pantai (Widjajanti, 2010). Diperlukan pemeliharaan
secara kontinyu agar anjungan tersebut bisa tetap
aman saat melakukan eksplorasi. Salah satu hal yang

perlu diperhatikan adalah aspek posisi dari anjungan
minyak tersebut. Salah satu teknologi pemetaan yang
bisa digunakan untuk pemantauan posisi dengan
tingkat ketelitian tinggi dari anjungan minyak lepas
pantai adalah menggunakan GPS.
Pengukuran GPS untuk aplikasi yang menuntut
ketelitian tinggi bertumpu pada metode penentuan
posisi secara diferensial dengan menggunakan data

fase, dalam hal ini pengamatan GPS pada umumnya
dilakukan selama selang waktu yang panjang dan
dalam suatu kerangka jaringan GPS. Selain itu,
penggunaan perangkat lunak ilmiah dan distribusi
titik ikat merupakan faktor yang tidak bisa dipisahkan
untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi pada
pengolahan data GPS.
Faktor lain yang berpengaruh pada tingkat ketelitian
hasil pengolahan data GPS adalah faktor penggunaan
titik ikat. Perbedaan tingkat ketelitian tersebut
disebabkan karena bentuk jaring yang terbentuk pada

saat pengamatan, tingkat ketelitian masing-masing
titik ikat yang digunakan, dan jumlah titik ikat yang
digunakan dalam pengukuran GPS tersebut.
Penggunaan dari titik ikat tersebut akan
mempengaruhi tingkat ketelitian hasil pengolahan
dari titik pengamatan (Azhari, 2010). Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengkajian penentuan koordinat dan
tingkat ketelitian yang bisa dihasilkan dari

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 1

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
pengolahan data GPS pada anjungan minyak lepas
pantai dengan menggunakan titik ikat regional dan
titik ikat global. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan koordinat anjungan minyak lepas
pantai dan ketelitiannya serta untuk mengetahui
signifikansi perbedaan hasil pengolahan dengan
menggunakan titik ikat global dan regional. Tujuan
dari penelitian ini adalah menentukan koordinat dan

ketelitian posisi dari anjungan minyak lepas pantai
yang diikatkan pada titik ikat regional dan global,
menghitung signifikansi perbedaan koordinat yang
dihasilkan dengan titik ikat regional dan titik ikat
global dan menentukan kecepatan posisi anjungan
minyak lepas pantai. Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui koordinat
anjungan minyak lepas pantai secara teliti. Selain itu
dapat diketahui secara optimal dalam melakukan
pemilihan titik ikat berdasarkan kebutuhan tingkat
ketelitian koordinat yang akan ditentukan.

sampai dengan 16 juni 2011 (COCO, KUNM, BAN2,
PIMO, TOW2, DARW, DGAR), dan Data precise
ephemeris untuk pengamatan tanggal 13 Juni
hingga16 Juni 2011.
Bahan Pendukung
(otl_FES2004.grid),
(vmf1grid.2011),
(atmdisp_cm.2011).


: File gelombang laut
File
pemodelan
cuaca
dan
File
atmosfer

Persiapan
Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah
instalasi perangkat lunak yang digunakan yaitu :
instalasi sistem operasi yang digunakan (Linux
Ubuntu), instalasi compiler, instalasi NetCDF,
instalasi GMT, instalasi GAMIT serta menyusun
strategi pengolahan data pengamatan GPS.
Pengolahan data pengamatan dilakukan dengan
menggunakan 4 project, yaitu :
Project


Metodologi
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 2 buah, yaitu perangkat keras dan perangkat
lunak.
Perangkat keras yang digunakan antara lain : Satu
buah notebook (Processor Intel Core 2 Duo 2.2 Ghz,
RAM 4GB, Harddisk 160 GB) digunakan sebagai alat
pengolah data; Printer Canon IP3500 yang digunakan
untuk mencetak hasil.
Perangkat lunak yang digunakan antara lain : Sistem
operasi Microsoft Windows XP SP3 dan Linux
Ubuntu 10.10; GAMIT dan GLOBK versi 10.4,
digunakan untuk pengolahan data RINEX; Microsoft
Office 2010, digunakan untuk melakukan penulisan
hasil penelitian; netCDF (Network Common Data
Form) 3.6.1, yang digunakan untuk interface pada
akses (sharing dan transfer ) data yang bersifat
scientific; GCC (GNU C Compiler) 4.4.1, merupakan
perangkat lunak yang dipakai untuk pemrograman

bahasa C yang dibuat oleh GNU Project; GMT
(Generic Mapping Tools) 4.0, digunakan untuk
plotting data hasil pengolahan dengan perangkat
lunak GAMIT; TEQC, yang digunakan untuk
Translation, Editing (metadata extraction, formatting,
windowing dan splicing ) dan Quality Checking file
RINEX.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 2 buah bahan, yaitu bahan utama dan bahan
pendukung.
Bahan utama yang digunakan adalah Data
pengamatan GPS anjungan minyak dan data 6 stasiun
MASS/MyRTK Regional Malaysia selama 5 hari
pada tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan 16 Juni
2011 (doy 164, doy 165, doy 166, doy 167), Data
pengamatan dari stasiun IGS tanggal 13 juni 2011

Global

Regional


Kombinasi

COCO
GETI
COCO
GETI
KUNM
KUAL
KUNM
KUAL
BAN2
CENE
BAN2
CENE
PIMO
BIN1
PIMO
BIN1
DGAR

MIRI
DGAR
MIRI
TOW2
LAB1
TOW2
LAB1
DARW
PUA1
DARW
PUA1
PUA1
PUA2
PUA2
PUA2
PUA3
PUA3
PUA3
Gambar 1. Project pada pengolahan data GPS


a. Project Global. Project ini menggunakan 7 buah
titik ikat dari stasiun global IGS yaitu : COCO
(Cocos Island), KUNM (Kunming, China), BAN2
(Bangalore), PIMO (Filipina), DGAR (Diego
Garcia Island), TOW2 (Townsville), DARW
(Darwin), dan 3 buah stasiun pengamatan PUA1
(Pulai A 1), PUA2 (Pulai A 2), PUA3 (Pulai A 3).
b. Project Regional. Project ini menggunakan 6
buah
titik
ikat
dari
stasiun
regional
MASS/MyRTK Malaysia yaitu : GETI (Tanah
Geting), KUAL (Kuala Terengganu), CENE,
BIN1 (Bintulu), MIRI (Miri), LAB1 (Labuan) dan
3 buah stasiun pengamatan PUA1 (Pulai A1),
PUA2 (Pulai A2), PUA3 (Pulai A3).
c. Project Kombinasi. Project ini menggunakan 6

buah
titik
ikat
dari
stasiun
regional
MASS/MyRTK Malaysia, 7 buah titik ikat dari
stasiun global IGS, dan 3 buah stasiun
pengamatan.
d. Project Per-Doy. Project ini menggunakan titik

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 2

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
ikat yang sama dengan yang digunakan pada
project
kombinasi.
Perbedaannya
adalah
pengolahan GAMIT/GLOBK yang dilakukan
pada project ini dilakukan per-doy.

Efek multipath diklasifikasikan
mempunyai nilai kurang dari 0,5 m.

baik

apabila

Ilustrasi dari penggunaan titik ikat pada
masing-masing project dapat dilihat pada gambar 1.
Pengolahan
Pekerjaan selanjutnya setelah semua project disusun,
adalah melakukan pengolahan masing-masing project
tersebut dengan menggunakan perangkat lunak
GAMIT dan GLOBK. Pengolahan dengan GAMIT
menggunakan automatic batch processing (sh_gamit).
Perintah yang digunakan pada pengolahan dengan
menggunakan automatic batch processing adalah
sebagai berikut : sh_gamit –s -expt
, dalam hal ini : yyy adalah data tahun
pengamatan yang diolah; d1 adalah doy awal
pengamatan; d2 adalah doy akhir pengamatan; expt
adalah nama eksperimen yang telah ditentukan pada
file sites.defaults. Perintah tersebut dilakukan setelah
melakukan editing terhadap 6 file input GAMIT yaitu
L-file, Sittbl, Sites.default, Process.default, Sestbl dan
Station.info. Pengolahan menggunakan GLRED dan
GLOBK dilakukan dengan menggunakan perintah
glred
dan globk
. Dalam hal
ini : adalah nilai numerik (bila nilai diisi 6
maka output ditampilkan pada jendela terminal;
adalah nilai numerik atau nama file untuk
keluaran dengan solusi di dalamnya;
adalah nilai numerik atau nama untuk file log; adalah nama list h-file biner yang sudah dibuat
sebelumnya; adalah nama command
file yang digunakan dalam hal ini adalah globk.cmd
(Herring, T. A., King, R. W. dan Mc. Clusky, S. C,
2010).

Gambar 3. Grafik efek multipath (MP2) data pengamatan

Dari hasil cek kualitas data diperoleh informasi
bahwa nilai rata-rata dari MP1 adalah 0,44 m dan
nilai rata-rata dari MP2 adalah 1,22 m.
Semakin kecil nilai MP1 dan MP2 pada
masing-masing doy menandakan semakin sedikit
multipath yang terjadi sehingga kualitas data
pengamatan yang dihasilkan semakin baik. Nilai MP1
dan MP2 untuk stasiun observasi PUA2 (Pulai A2)
tidak ada karena tidak tersedianya data RINEX dari
stasiun tersebut. Hal itu disebabkan karena kegagalan
dalam proses download data pengamatan untuk
stasiun observasi PUA2.
Hasil Project Global
Pengolahan project global dengan menggunakan
perangkat lunak GAMIT/GLOBK menghasilkan file
keluaran antara lain :
1. Postfit nrms, File tersebut digunakan untuk
mengevaluasi kualitas model pengamatan yang
dibentuk dari pengolahan project global dengan

Hasil dan Pembahasan
Hasil cek kualitas data dengan TEQC
Gambar 2 dan gambar 3 menunjukkan hasil cek
kualitas data dengan menggunakan perangkat lunak
TEQC dengan melihat besaran nilai moving average
dari multipath (MP1 dan MP2).

menggunakan GAMIT. Gambar 4 menunjukkan
grafik besaran postfit nrms untuk pengolahan project
global.
Gambar 4. Nilai postfit nrms hasil pengolahan project
global

Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai loose nrms
selalu lebih kecil dibandingkan dengan nilai dari
constrained nrms. Hal itu menunjukkan bahwa tidak
ada nilai yang salah dari parameter orbit dan
koordinat stasiun pengamat.
2. Koordinat. Nilai koordinat hasil pengolahan
pada project global ditunjukkan pada tabel 1

Gambar 2. Grafik efek multipath (MP1) data pengamatan

Tabel 1. Koordinat kartesi 3D hasil project global

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 3

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
Koordinat (m)

Stasiun
X

Y

Z

PUA1

-1696188,055

6120082,781

588439,1200

PUA2

-1696204,441

6120087,087

588393,7599

PUA3

-1696217,865

6120081,937

588409,1717

Nilai simpangan baku dari koordinat hasil pengolahan
project global dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Simpangan baku koordinat hasil project global
Stasiun

Tabel 4. Simpangan baku koordinat hasil project regional

Simpangan baku (mm)
Sx

Sy

Sz

PUA1

3,88

8,54

2,25

PUA2

5,29

13,76

3,04

PUA3

2,46

5,34

1,53

baku untuk masing-masing komponen pada tiap
stasiun mempunyai nilai yang hampir sama.
Komponen sumbu X mempunyai rata-rata nilai
simpangan baku sebesar 55,59 mm. Komponen
sumbu Y mempunyai rata-rata nilai simpangan baku
sebesar 123,81 mm. Komponen sumbu Z mempunyai
rata-rata nilai simpangan baku sebesar 39,35 mm.
Nilai rata-rata tersebut adalah rata-rata dari nilai
simpangan baku masing-masing komponen sumbu
ketiga stasiun pengamatan.

Stasiun

Tabel 2 menunjukkan besar simpangan baku
masing-masing koordinat hasil pengolahan project
global. Secara keseluruhan stasiun PUA2 mempunyai
nilai rata-rata simpangan baku yang paling besar
yaitu 7,63 mm. Sedangkan nilai rata-rata simpangan
baku terkecil dimiliki oleh stasiun PUA3 dengan nilai
3,11 mm.
Hasil Project Regional
1. Postfit nrms. Evaluasi dengan postfit nrms
dilakukan dengan melihat perbandingan antara nilai
akar kuadrat chi-square dan nilai degree of freedom.
Gambar 5 menunjukkan grafik besaran postfit nrms
untuk pengolahan project regional.

Simpangan baku (mm)
Sx

Sy

Sz

PUA1

55,59

123,83

39,35

PUA2

55,71

123,95

39,41

PUA3

55,48

123,64

39,29

Hasil Project Kombinasi
1. Postfit nrms. Evaluasi dengan postfit nrms
dilakukan dengan melihat perbandingan antara nilai
akar kuadrat chi-square dan nilai degree of freedom.
Gambar 6 menunjukkan grafik besaran postfit nrms
untuk pengolahan project kombinasi.

Gambar 6. Nilai postfit nrms hasil pengolahan project
kombinasi
Gambar 5. Nilai postfit nrms hasil pengolahan project
regional

Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai dari loose nrms
selalu lebih kecil dibandingkan dengan nilai dari
constrained nrms. Hal itu menunjukkan bahwa tidak
ada nilai yang salah dari parameter orbit dan
koordinat stasiun pengamat.
2. Koordinat. Nilai koordinat hasil pengolahan
pada project regional ditunjukkan pada tabel 3.

Gambar 6 menunjukkan nilai dari loose nrms selalu
lebih kecil dibandingkan dengan nilai dari
constrained nrms. Hal itu menunjukkan bahwa tidak
ada nilai yang salah dari parameter orbit dan
koordinat stasiun pengamat.
2. Koordinat. Nilai koordinat hasil pengolahan
pada project regional ditunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Koordinat kartesi 3D hasil project kombinasi
Stasiun

X

Y

Z

PUA1

-1696188,056

6120082,786

588439,1209

PUA2

-1696204,443

6120087,091

588393,7596

PUA3

-1696217,864

6120081,936

588409,1718

Tabel 3. Koordinat kartesi 3D hasil project regional
Stasiun

Koordinat (m)
X

Y

Z

PUA1

-1696187,996

6120082,818

588439,2319

PUA2

-1696204,384

6120087,125

588393,8705

PUA3

-1696217,805

6120081,968

588409,2823

Koordinat (m)

Nilai simpangan baku dari koordinat hasil pengolahan
project global dapat dilihat pada tabel 6.

Nilai simpangan baku dari koordinat hasil pengolahan
project global dapat dilihat pada tabel 4. Tabel
tersebut menunjukkan bahwa bahwa nilai simpangan

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 4

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
Tabel 6. Simpangan baku koordinat hasil project regional
Stasiun

Simpangan baku (mm)
Sx

Sy

Sz

PUA1

3,98

8,94

2,35

PUA2

5,51

14,28

3,15

PUA3

2,51

5,46

1,57

koordinat sumbu X tiap stasiun hasil pengolahan
project regional dibandingkan dengan hasil
pengolahan project yang lain mencapai 0,05 m.
Koordinat sumbu X hasil pengolahan project global
dan project kombinasi tidak mempunyai perbedaan
yang besar.

Tabel 6 menunjukkan bahwa sumbu y mempunyai
nilai simpangan baku terbesar dibandingkan dengan
sumbu yang lain. Selain itu, stasiun PUA2
mempunyai nilai rata-rata simpangan baku yang
paling besar yaitu 123,81 mm. Nilai rata-rata
simpangan baku terkecil dimiliki oleh stasiun PUA3
dengan nilai 39,35 mm.
Perbandingan Koordinat
Koordinat hasil pengolahan project regional, project
global,
dan
project
kombinasi
selanjutnya
dibandingkan untuk mengetahui nilai perbedaan
koordinatnya. gambar 7 sampai dengan gambar 10
menyajikan perbandingan koordinat hasil pengolahan
project global, project regional, dan project
kombinasi pada masing-masing komponen sumbu.

Gambar 8. Perbedaan komponen koordinat sumbu Y

Gambar 8 menunjukkan bahwa koordinat sumbu Y
hasil pengolahan project regional mempunyai
perbedaan yang cukup besar jika dibandingkan
dengan project yang lainnya. Perbedaan nilai
koordinat sumbu Y tiap stasiun hasil pengolahan
project regional dibandingkan dengan hasil
pengolahan project yang lain mencapai 0,03 m.
Koordinat sumbu Y hasil pengolahan project global,
dan project kombinasi tidak mempunyai perbedaan
yang besar.

Gambar 7. Perbedaan komponen koordinat sumbu X

Gambar 7 menunjukkan bahwa koordinat sumbu X
hasil pengolahan project regional mempunyai
perbedaan yang cukup besar jika dibandingkan
dengan project yang lainnya. Perbedaan nilai

Gambar 9. Perbedaan komponen koordinat sumbu Z

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 5

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
lainnya. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa
stasiun PUA3 merupakan stasiun yang mempunyai
simpangan baku yang paling kecil pada semua project
pengolahan.

Gambar 12. Simpangan baku sumbu Y masing-masing
project

Gambar 10. Perbedaan komponen koordinat sumbu Z

Gambar 9 dan gambar 10 menunjukkan bahwa
koordinat sumbu Z hasil pengolahan project regional
mempunyai perbedaan yang cukup besar jika
dibandingkan dengan project yang lainnya. Perbedaan
nilai koordinat sumbu Z tiap stasiun hasil pengolahan
project regional dibandingkan dengan hasil
pengolahan project yang lain mencapai 0,1 m.
Koordinat sumbu Z hasil pengolahan project global
dan project kombinasi tidak mempunyai perbedaan
yang besar.

Gambar 12 menunjukkan bahwa nilai simpangan
baku komponen sumbu Y tiap stasiun pada project
regional mempunyai nilai yang paling besar apabila
dibandingkan dengan project global dan project
kombinasi. Hal ini mengindikasikan bahwa
komponen sumbu Y pada koordinat yang dihasilkan
oleh project regional mempunyai ketelitian yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan kedua project
yang lainnya. Sesuai dengan yang terlihat pada
Gambar 12, stasiun PUA3 mempunyai ketelitian yang
lebih tinggi pada masing-masing project pengolahan
dibandingkan dengan stasiun pengamatan yang lain.

Simpangan baku koordinat hasil pengolahan project
regional, project global dan project kombinasi
disajikan pada gambar 11sampai dengan gambar 13.

Gambar 13. Simpangan baku sumbu Z masing-masing
project

Gambar 11. Simpangan baku sumbu X masing-masing
project

Gambar 11 menunjukkan bahwa nilai simpangan
baku komponen sumbu X tiap stasiun pada project
regional mempunyai nilai yang paling besar apabila
dibandingkan dengan project global dan project
kombinasi. Hal ini mengindikasikan bahwa
komponen sumbu X pada koordinat yang dihasilkan
oleh project regional mempunyai ketelitian yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan project yang

Gambar 13 menunjukkan bahwa nilai simpangan
baku komponen sumbu Z tiap stasiun pada project
regional mempunyai nilai yang paling besar apabila
dibandingkan dengan project global, project
kombinasi. Hal ini mengindikasikan bahwa
komponen sumbu Z pada koordinat yang dihasilkan
oleh project regional mempunyai ketelitian yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan project yang
lainnya.
Secara keseluruhan, simpangan baku untuk semua
komponen sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z pada
project regional mempunyai nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan project yang lainnya. Hal ini

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 6

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
mengindikasikan bahwa hasil koordinat hasil
pengolahan project regional mempunyai ketelitian
yang paling rendah apabila dibandingkan dengan
koordinat hasil pengolahan project yang lainnya.
Nilai simpangan baku paling kecil untuk semua
komponen sumbu X, Y, dan X terdapat pada
koordinat hasil pengolahan project global. Hal ini
menunjukkan bahwa koordinat hasil pengolahan
project global mempunyai ketelitian posisi yang lebih
teliti dibandingkan dengan koordinat hasil
pengolahan project lainnya.
Uji-T

perbedaan yang signifikan untuk masing-masing
sumbu tersebut.
Uji-T pada project global-project kombinasi
Uji-T dilakukan
dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan ∞, maka
nilai
adalah 1,960. Project global digunakan
sebagai referensi karena memiliki nilai simpangan
baku yang lebih kecil dibandingkan dengan project
kombinasi. Nilai dari T-hitungan dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. T-hitungan project global- project kombinasi

Untuk menguji perbedaan koordinat yang dihasilkan
pada pengolahan project regional, project global, dan
project kombinasi, dilakukan pengecekan dengan
menggunakan uji-T. Uji ini digunakan untuk
menentukan signifikansi perbedaan dari koordinat
yang dihasilkan pada masing-masing project tersebut.

Stasiun

Uji-T pada project global-project regional

PUA2

Uji-T pada project global-project regional
menggunakan koordinat hasil pengolahan pada
project global sebagai koordinat referensi yang
digunakan untuk menghitung signifikansi perbedaan
koordinat hasil pengolahan antar project tersebut.
Project global digunakan sebagai referensi karena
mempunyai nilai simpangan baku yang paling kecil
dibandingkan dengan project regional. Dengan
menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan derajat
kebebasan ∞, maka nilai
adalah 1,960 (Abidin,
2006). Nilai dari T-hitungan bisa dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. T-hitungan project global-project regional
Stasiun

PUA1

PUA2

PUA3

Parameter

T-hitungan

X

1,0561

Y

0,2941

Z

2,8398

X

1,0177

Y

0,3094

Z

2,7981

X

1,0809

Y

0,2464

Z

2,8146

PUA1

PUA3

Parameter

T-hitungan

X

0,2015

Y

0,3615

Z

0,2674

X

0,2867

Y

0,2022

Z

0,0639

X

0,1365

Y

0,1885

Z

0,0593

Tabel 7 menunjukkan bahwa T-hitungan untuk project
global-kombinasi mempunyai nilai yang lebih kecil
dari 1,960. Hal ini menunjukkan bahwa koordinat
hasil pengolahan project global dan project
kombinasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Uji-T pada project kombinasi-project regional
Uji-T pada project kombinasi-project regional
menggunakan koordinat hasil pengolahan pada
project kombinasi sebagai koordinat referensi karena
mempunyai nilai simpangan baku yang lebih kecil
dibandingkan dengan project regional. Uji-T
dilakukan
dengan
menggunakan
tingkat
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan ∞, maka
adalah 1,960. Nilai dari T-hitungan dapat
nilai
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. T-hitungan project kombinasi-project regional
Stasiun

Tabel 6 menunjukkan bahwa T-hitungan untuk project
global-project regional pada komponen sumbu Z
masing-masing stasiun mempunyai nilai yang lebih
besar dari 1,960. Nilai T-hitungan untuk komponen
tersebut adalah 2,8398 (PUA1), 2,7981 (PUA2) dan
2,8146 (PUA3). Hal ini menunjukkan bahwa
perbedaan koordinat pada komponen sumbu Z hasil
pengolahan project regional secara statistik berbeda
signifikan dibandingkan dengan hasil pengolahan
project global. Komponen sumbu X dan sumbu Y
memiliki nilai dibawah 1,960 sehingga tidak terdapat

PUA1

PUA2

PUA3

Parameter

T-hitungan

X

1,0760

Y

0,2581

Z

2,8173

X

1,0564

Y

0,2772

Z

2,8046

X

1,0723

Y

0,2580

Z

2,8112

Tabel 8 menunjukkan bahwa T-hitungan untuk project

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 7

The 1st Conference on Geospatial Information Science and Engineering
kombinasi-project regional pada komponen sumbu Z
masing-masing stasiun mempunyai nilai yang lebih
besar dari 1,960. Nilai T-hitungan untuk komponen
sumbu Z tersebut adalah 2,8173 (PUA1), 2,8046
(PUA2) dan 2,8112 (PUA3). Hal ini menunjukkan
bahwa perbedaan koordinat pada komponen sumbu Z
hasil pengolahan project kombinasi berbeda secara
signifikan dibandingkan dengan hasil pengolahan
project regional. Komponen sumbu X dan sumbu Y
memiliki nilai di bawah 1,960 sehingga tidak terdapat
perbedaan yang signifikan untuk masing-masing
sumbu tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Dari analisis hasil dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan titik ikat global
menghasilkan koordinat dengan tingkat ketelitian
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pengolahan dengan titik ikat regional, dan titik ikat
kombinasi (global dan regional). Hasil pengolahan
dengan
menggunakan
titik
ikat
regional
menghasilkan koordinat dengan ketelitian yang
paling
rendah
jika
dibandingkan
dengan
menggunakan titik ikat global dan titik ikat
kombinasi. Selain itu, dari hasil pengujian dengan
menggunakan uji-T diperoleh kesimpulan bahwa
secara statistik tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dari koordinat hasil pengolahan pada
project global dengan project kombinasi. Nilai
perbedaan koordinat yang signifikan terdapat pada
kordinat hasil pengolahan project global dengan
project regional dan project kombinasi dengan project
regional.
Daftar Pustaka

Technology.
Hernandez. S, (2006), GPS Data Processing via
GAMIT/GLOBK: Application to the East Africa Rift,
Academic Affiliation RESESS/SOARS, USA.
Isaac. N, (2007), Analysis of data from the GPS
reference station at AAU Using GAMIT, Aalborg
University, Institute of Development and Planning.
Kamaludin, (2011), Pulai Deformation Monitoring:
GNSS Processing Results, Faculty of Geoinformation
Engineering & Sciences, Universiti Teknologi
Malaysia.
Leick, A. (2004), GPS Satellite Surveying. Third
Edition, John Wiley and Sons Inc. Hoboken, New
Jersey.
Mikhail, E. dan Gracie, G., (1981), “Analysis and
Adjustment of Survey Measurement”, Newyork, Van
Nostrand Reinhold Company.Inc.
Popovas, D. (2001), Adjustment of the Lithuanian
GPS network using GAMIT, Aalborg University,
Institute of Development and Planning.
Widjajanti. N, (2010), “Deformation Analysis of
Offshore Platform using GPS Technique and its
Application in Structural Integrity Assessment”,
Universiti Teknologi PETRONAS, Malaysia.
Widjajanti, N. Matori A.N, (2008), Effect of
Reference Station Configuration for GPS Long
Baseline Processing, ICCBT, pp349-366
Offshore
platform,
http://en.wikipedia.org/wiki/Oil_platform access on
Januari 13, 2012.

Abidin, H,Z, (2006), XIII FIG Congress : Land
Subsidence Characteristics of Bandung Basin
(Indonesia) between 2000 and 2005 as Estimated
from GPS Surveys, Munich, Germany.
Azhari, (2010), Seminar Juru Ukur : Malaysian
Geodetic Infrastructures, Department of Survey and
Mapping Malaysia, Kuala Lumpur.
Herring, T. A., King, R. W. and Mc. Clusky, S. C,
(2010), GAMIT Reference Manual. GPS Analysis at
MIT. Release 10.4, Department of Earth,
Atmospheric and Planetary Sciences, Massachusetts
Institute of Technology.
Herring, T. A., King, R. W. and Mc. Clusky, S. C,
(2010), GLOBK Reference Manual. GPS Analysis at
MIT. Release 10.4, Department of Earth,
Atmospheric and Planetary Sciences, Massachusetts
Institute of Technology.
Herring, T. A., King, R. W. and Mc. Clusky, S. C,
(2006), Introduction to GAMIT/GLOBK. Release
10.3, Department of Earth, Atmospheric and
Planetary Sciences, Massachusetts Institute of

Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada | 8