identifikasi kemasan film plastik doc

Laporan Praktikum
Pengemasan Pangan

Hari/Tanggal : Senin, 30 Maret 2015
PJ Dosen
: Dwi Yuni Hastati, STP, DEA
Asisten
: Alfredo Rahmatillah KP, Amd
Elita Nuryuliani, Amd

IDENTIFIKASI FILM DAN KEMASAN PLASTIK
Kelompok 2/AP1
MaretaAnindia Putri
Singgih Prasetyo
Kemala Putri
Rasyika Mareti

J3E114069
J3E114077
J3E114099
J3E214120


SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Saat ini telah berkembang pesat sistem pengemasan pangan yang
menggunakan bahan yang bersifat fleksibel yaitu sistem pengemasan yang dapat
melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Contoh bahan kemasan fleksibel
adalah plastik. Kemasan plastik beraneka ragam diantaranya plastik tipis yang
dilaminasi dengan platik lainnya sehingga membentuk multilayer. Ciri dari
kemasan plastik adalah dapat dibentuk sesuai keinginan produsen dalam
mengemas produknya agar dapat terlihat lebih menarik. Selain itu, plastik juga
mempunyai sifat yang transparan, ringan, mudah didesain, tidak mudah pecah dan
harganya lebih murah.
Penggunaan plastik dalam pengemasaan sebenarnya terbatas, tergantung dari
jenis produknya. Kelemahan dari kemasan plastik adalah tidak tahan panas dan
mudah sekali produk mengalami kerusakan kimiawi. Setiap kemasan plastik

seharusnya memiliki kode atau label sifat plastik yang tertera jelas pada bagian
kemasan. Kode atau label pada kemasan platik berbentuk gambar segitiga daur
ulang.
Bentuk molekul berpengaruh pada bentuk dan penempatan gugus samping
sepanjang tulang punggung rantai karbon-karbon yang bisa membentuk linar atau
bercabang. Bila linearitas tinggi, molekul akan tersusun sangat rapat membentuk
struktur kristalin. Percabangan menjadi tersusun rapat dan cenderung menjadi
acak menghasilkan struktur amorf. Plastik yang banyak kristalnya bersifat keras
dan kurang fleksibel. Penempatan gugus samping yang berselang-seling (atas
bawah dari tulang-tulang karbon) disebut ataktik dan yang selalu disusun yang
sama dari tulang punggung disebut isotaklik. Susunan isotaklik lebih mudah
menghasilkan kristalin dari ataklik (hanya pada rantai lurus). Suparno (1993)
menguraikan sifat plastik, kristalin dan amorf sebagai berikut (1) Struktur kristalin
(penyebab : linear, gugus samping kecil), penyebab kenampakan berkabut karena
pembiasan sinar (linear PE 85% kristalin), titik lebur tajam, pengkeruttan selama
pengkristalan, tahan suhu tinggi,dan densitas tinggi. Contohnya adalah nilon,
polipropilen, tetrafluoroetilen, dan polietilen. (2) Struktur amorf (penyebab :

percabangan, gugus samping besar), kejernihan tinggi, dan kurang mengkerut.
Contohnya adalah polisteren, akrilat, PVC, dan selulosik.

Identifikasi film dan laminate digunakan untuk membedakan ciri khas masingmasing bahan pengemas fleksibel. Sebenarnya tidak ada suatu metode yang
sistematis untuk mengidentifikasi bahan pengemas. Faktor seperti penampakan,
transparasi, strech. Sifat mudah robek dan mudah meleleh dari film atau laminate
sangat berguna untuk identifikasi. Pengujian sifat transparasi agak bersifat
subjektif, karena pengamatannya berdasarkan penampakan visual. Sifat tembus
pandang dua buah sampel dapat dibandingkan dengan cara meletakkan masingmasing sampel pada lembaran kertas yang bertuliskan.
Identifikasi film dan laminate dapat dilakukan dengan uji penarikan, uji
peremasan, uji bakar dan uji kelarutan dalam zat pelarut. Selain itu dalam
mengidentifikasi film dan laminate harus diperhatikan pula sifat-sifat dari masingmasing film dan laminate, seperti penampaknan kehalusan film dan laminate dan
adanya plasticizer. Pada percobaan ini dalam mengidentifikasi film dan laminate
diamati sifat transparasi, tegangan, daya leleh dan daya robek.

1.2 Tujuan
Pada praktikum identifikasi film tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
film dan laminate yang digunakan untuk membedakan ciri khas dari bahan
pengemas fleksibel seperti PVC, LDPE, HDPE, Selophan, PP, dan Styrofoam.
Kemudian untuk menentukan jenis plastik material

berdasarkan sifat


pembakaran. Tujuan yang terakhir adalah untuk menemukan alasan pemilihan
kemasan plastik produk pangan.

BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan bahan
Bahan yang digunakan untuk mengidentifikasi film dan laminate pada
percobaan ini adalah berbagai jenis plastik diantaranya HDPE, LDPE, Selophan,
PP, PVC, dan Styrofoam. Alat yang digunakan agar memudahkan menentukan
jenisnya maka menggunakan alat gunting, pembakar bunsen, korek api, dan
mikrometer skrup.

2.2 Prosedur percobaan
2.2.1 Penyiapan Bahan

HDPE

LDPE

Selophan


PP

PVC

Syrofoam

PP

PVC

Syrofoam

PVC

Syrofoam

Disiapkan
2.2.2 Pengujian Transparan


HDPE

LDPE

Selophan

Diamati dengan indra penglihatan
2.2.3 Pengujian Tarik (Stretch)

HDPE

LDPE

Selophan

PP

Ditarik dari kedua sisi plastik dengan arah berlawanan saling menjahui

2.2.4 Pengujian Daya Sobek


HDPE

LDPE

Selophan

PP

PVC

Syrofoam

PVC

Syrofoam

Disobek dengan menggunakan tangan
2.2.5 Pengujian Leleh (Bakar)


HDPE

LDPE

Selophan

PP

Dibakar secara hati-hati diatas api dan diamati meleleh atau tidak
2.2.6 Pengujian Pengukuran Ketebalan

HDPE

LDPE

Selophan

PP

PVC


Diukur dengan menggunakan mikrometer skrup

Syrofoam

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Klasifikasi Jenis Plastik
No
1
2
3
4
5
6

Jenis


Stretch

+
++
+++
+++
+++
+

+
+++
+++
++
+++
+

HDPE
LDPE
Selophan
PP

PVC
Styrofoam
Keterangan

3.1.2

Transparan

Uji
Daya
sobek
+
+++
+
+++
++
+

Leleh

Mengkerut

++
+++
+++
+++
+
+++

++
+++
+
+++
+++
+

: +++ = Sangat / Mudah
++

= Sedang / Agak Sukar

+

= Sulit / Tidak / Sukar

Penentuan Ketebalan Plastik

Jenis Plastik
HDPE(mm) LDPE(mm) Slphn(mm) PP(mm) PVC(mm) Strfm(mm)
2.38
0.49
0.51
0.48
0.49
0.47
3.1.3
No

Penggunaan Jenis Plastik Sesuai Produk
Kemasan

Produk Pangan

Alasan Pemilihan
 Mampu untuk mencegah reaksi kimia
 Mencegah paparan sinar uv dan cahaya agar
tidak terjadi pengumpalan protein serta
oksidasi lemak yang terkandung.

1.

HDPE

Susu

 Bersifat kuat
 Memiliki sifat transparasi buram, meencegah
tembuhnya cahaya dan sinar uv.
 Kedap air,uap air dan gas sehingga susu
dalam keadaan kering untu susu bubuk

Kuat terhadap benturan sesuai isi kemasan
margarin yang berbetuk krim
Kuat terhadap sobekan, sehingga jika produk
tertekan tidak mudah mengalami kebocoran
Inert terhadap minyak yang terkandung di
margarin
Tahan suhu hingga1300C, pada pembuatan
margarin saat emulsifikasi membutuhkan
2

PP

Margarin

suhu sekitar 800C sehingga tepat apabila
menggunakan PP.
Tidak jenih dan permukaan yang cukup
mengkilap. Sesuai karakteristik produk agar
terlindungi.
Lebih kuat dan ringan dengan daya tembus
uap yang rendah, dan stabil terhadap suhu
tinggi,

tepat

untuk

mengemas

produk

makanan.
 Lumayan tahan terhadap bahan kimia
 Bersifat disposable.
 Produk merupakan mie instan yang perlu
perlakuan sebelum konsumsi dengan cara
3

PS

Mie instan

perebusan, sehingga pemakaian PS yang
yang

mengandung

dimungkin

zat

mencemari

bahaya
produk

menambah bahayanya.
 Bersifat
keruh,
bertujuan
4

LDPE

Mie kering dan
tepung bumbu

dan
bisa
untuk

memudahkan desain kemasannya.
 Harga bakunya murah, sesuai dengan
kegunaan kemasan mie kering dan bumbu
yang sekali dibuka dan dibuang jadi tidak
perlu tipe plastik yang mahal.
 Tahan uap air, yang cocok untuk produk
kering.
 Bersifat transparan yang memudahkan
untuk

mendesain

kemasan

serta

menampakan isi produk langsung
 Memiliki sifat mekanik baik yang biasanya
diaplikasikan dalam bentuk botol
 Derajat kerapatan yang baik, sehingga
sangat tepat untuk produk cairan
 Bersifat thermoplastik
 Sifat pada kemasan yang kuat (semi rigid)
Soft drink
Sari buah
5

PET

Air mineral
Kecap
Saus sambal

 Daya uap air dan air yang rendah, sehingga
tidak

menyebabkan

kontaminasi

zat

tersebut dari luar.
 Meminimalkan reaksi kimia (sinar uv,
cahaya, dan gas) sehingga susunan yang
terkandung pada produk tidak banyak yang
hilang. Misalnya pada soft drink untuk
mempertahankan sifat fizz, pada sari buah
mempertahankan vitaminnya, pda kecap
mencegah
warna,

pengentalan

pada

saus

dan

degradasi

sambal

mencegah

perubahan kekentalan dan menurunkan
kandungan vitamin.

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Klasifikasi Jenis Plastik
Kelemahan umum yang biasanya dijumpai pada plastik adalah plastik
melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. Hal tersebut terjadi
karena adanya zat-zat monomer lain dan adanya molekul kecil. Plastik
mempunyai bagian tipis (film) yang memiliki transaparansi dan daya strech yang
dapat diklasifikasikan menjadi film yang mudah ditarik dan sukar ditarik.
Film yang mudah ditarik dibagi lagi menjadi film yang mudah meleleh dan
yang tidak mudah meleleh. film yang tidak mudah meleleh dibagi menjadi film

yang mudah disobek dan yang sukar. Sedangkan bahan yang sulit ditarik dibagi
kedalam film yang mengkerut dan mudah terbakar.
Plastik yang praktikan uji, mendapatkan hasil bahwa plastik PVC
mempunyai tingkat transparan paling mudah dilihat, mudah ditarik, sukar
meleleh, memiliki asap hitam pekat, dan mudah mengkerut. Sedangkan plastik
HDPE memiliki sifat yang tidak transparan, sukar meleleh, mudah mengkerut,
tidak mudah sobek, memiliki asap putih pekat dan sulit untuk ditarik.
Film jenis PP mempunyai sifat yang transparan, sukar ditarik, mudah
meleleh, tidak mudah sobek, dan memiliki asap putih. Selophan mempunyai sifat
transparan, sulit untuk ditarik, sukar meleleh, mudah sobek dan mengkerut.
Sedangkan jenis plastik LDPE memiliki sifat transparanya sedang, mudah ditarik,
mudah meleleh, memiliki asap putih, mudah mengkerut dan mudah sobek. Jenis
plastik selophan memiliki sifat transparan yang tinggi, sulit untuk ditarik, sukar
meleleh, sulit untuk disobek, dan mengkerut.
Plastik HDPE dan LDPE merupakan plastik yang terdiri dari polimer yang
sama dengan densitas yang berbeda. Kekuatan tarik pada plastik HDPE lebih
besar dibandingkan dengan pada plastik LDPE. Hal ini dapat disebabkan karena
pada HDPE rantai-rantai molekul tersusun lebih teratur dibandingkan dengan
LDPE, sehingga dibutuhkan kekuatan tarik yang lebih besar untuk memutuskan
plastik HDPE dibanding dengan untuk plastik LDPE. Hal ini berkaitan juga
dengan nilai densitas kedua jenis plastik tersebut. HDPE yang memiliki densitas
yang lebih tinggi, maka strukturnya tertutup atau susunan rantai-rantai polimernya
lebih rapat dibandingkan dengan LDPE yang memiliki densitas rendah.
Semakin tinggi kemampuan suatu bahan kemasan untuk menerima suatu
tekanan yang diberikan, maka semakin tinggi mutu suatu kemasan itu di dalam
melindungi produk dari tekanan yang terjadi selama penyimpanan atau
transportasi, sehingga kerusakan mekanis yang akan terjadi pada produk akan bisa
dikurangi.
Rantai-rantai polimer lurus akan searah mengikuti arah MD. Atom-atom
karbon pada rantai polimer akan bergabung melalui ikatan kovalen yang kuat.
Disamping itu di antara rantai satu dengan yang lain dihubungkan oleh ikatan van
der waals yang sifatnya jauh lebih lemah (ikatan sekunder) sehingga memberikan
sifat-sifat plastis. Walaupun secara individual ikatan sekunder ini lemah, akan

tetapi kekuatan dari total ikatan yang ada sepanjang rantai dapat memberi andil
yang bersar terhadap beberapa macam sifat fisik plastik yang bersangkutan.
Pada percobaan plastik PS atau Styrofoam, Styrofoam mempunyai daya
tarik yang rendah diantara semuanya. Karena Styrofoam berbentuk padatan yang
struktur kristalinnya sangat rapat sehingga sangat sulit untuk ditarik.pada saat
dibakar, Styrofoam ini mengeluarkan bau menyengat karena Styrofoam ini terbuat
dari zat-zat benzena.
3.2.2

Pembahasan Penggunaan Jenis Plastik Sesuai Produk
Kemasan HDPE pada produk susu dapat melindungi susu dari paparan

panas karan susu mengandung banyak protein, lemak, dan nutrisi lainnya yang
dapat rusak jika terkena panas, namun jika diberi kemasan plastik jenis HDPE
dapat terhindar dari gangguan tersebut karna, HDPE mempunyai sifat yang tahan
terhadap bahan kimia dan cairan, kemasan mudah diwarnai, hermetis,dan tahan
terhadap suhu panas hingga 100°C dan suhu dingin hingga 80°C.
Plastik PET pada produk soft drink, sari buah, air mineral, kecap, saus
sambal. Kemasan PET pada produk soft drink, air mineral dapat melindungi
produk dari air dan gas. Sehingga pada produk soft drink dapat memepartahankan
kadar CO2. Sedangkan untuk kecap dan saus, karna sifat kemasan ini jernih
transparan ,dapat memperlihatkan isi produk, serta semi rigid. Namun lain
padaproduk sari buah kemasan ini dapat mempertahankan kadar vitamin pada
produk dengan penambahan warna yang lebih gelap pada PET atau dengan
memberikan nano UV yang dapat menghambat sinar cahaya matahari.
Pada plastik Styrofoam yang terbuat dari zat-zat benzene, zat-zat benzene
ini mudah larut dan bereaksi dengan bahan yang dibungkusnya jika terkena
panas.jika sudah masuk ke dalam tubuh dan masuk ke dalam jaringan darah dan
terakumulasi selama bertahun-tahun akan menimbulkan kerusakan pada sum-sum
tulang belakang, menimbulkan anemia, dan bahkan mengurangi produksi sel
darah merah yang sangat dibutuhkan tubuh untuk mengangkut sari-sari makanan
dan oksigen ke seluruh tubuh.sehingga penggunaannya untuk produk yang butuh
pemanasan masih kurang tepat.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kemasan plastik yang mempunyai struktur amorf besifat mudah ditarik
seperti PVC. Sedangkan kemasan plastik yang mempuyai struktur kristalin
bersifat sukar ditarik karena strukturnya sejajar dan rapi seperti PP, LDPE, HDPE,
Selophan, dan Styrofoam. Kelelehan plastik tergantung pada bahan penyusunnya,
semakin lunak bahan penyusun plastik tersebut maka akan semakin mudah
meleleh.
4.2 Saran
Kemasan plastik harus sesuai dengan sifat produk agar kemasan yang
digunakan sesuai dengan produk dan tidak mengurangi mutu produk tersebut.
Berhati-hatilah saat melakukan praktikum karena berhubungan dengan bahan-

bahan yang mudah terbakar. Setelah melakukan praktikum, jangan lupa untuk
meletakkan alat-alat pada tempatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd
Ed. WoodheadPublishing Ltd., Cambridge, England.
Fardiaz dan D.Fardiaz (ed),Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam
Menunjang Pengembangan Industri,Distribusi dalam Negeri dan Ekspor
Pangan. Jakarta.
Millati, Tanwirul, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Teknologi Pengemasan dan
Penyimpanan.
Banjarbaru.

Fakultas

Pertanian

Universitas

Lambung

Mangkurat.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.