VALIDITAS ISI TAHAP AWAL PENGEMBANGAN KU

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.2, No.2, Juni 2017: 169 - 178
ISSN 2527 - 7502
________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _________________ ____________ ____________ ____________ _____ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ ____ ____________ ____________ ____________ ___________ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ _

VALI DITAS ISI: TAHAP AWAL PENGEMBANGAN KUESIONER
Hendr yadi
Fakultas Ekonomi, Univer sitas Islam Attahir iyah, Jakar ta, Indonesia
E-mail kor espondensi: hendr y.basr ah@gmail.com
Infor masi Ar tikel

ABSTRACT

Dr aft awal: 1 Mei 2017
Revisi : 25 Mei 2017
Dit er ima : 20 Juni 2017
Avail abl e onli ne: 30 Juni 2017

Thi s paper ai ms t o identify the cont ent val idity testing
techni ques in the ear ly stages of developi ng the
questi onnai r e. Usi ng the l iter atur e st udy, i t can be concluded:
fi r st, ther e is no standar d technique for accessing the content

validity. The r esear cher s can use a qualit at ive, quantit ati ve, or
mix methods. Second, the common qual itative t echniques
used ar e thr ough in-depth inter views or FGDs with exper ts
(l ogical validit y) or user s (face validit y). Thir d, t he common
stati st ical techniques used in t esting content vali di ty i n the
last ten year s is the content vali dit y index (CVI) based on the
exper t agr eement level on the i tem (i-CVI) or S-CVI on the
questi onnai r e as a whole. Other statist ical techni ques such as
Kappa coefficients, ANOVA, and cor r elation ar e also
commonly used in t he initial testi ng pr ocess of the
questi onnai r e. Si mulation and case study ar e discussed in the
ar ticl e.

Kata Kunci:

Validit as isi, cont ent validit y,
CVI
Tipe Ar tikel
Ar ti cles


:

Methodol ogy

Diterbitkan oleh Fakultas
Ekonomi Univer sitas Isl am
Attahir iyah

Ar tikel ini di tujukan untuk mengindentifi kasi t ekni k
pengujian val idi tas isi pada tahap awal pengembangan
kuesi oner . Menggunakan metode studi pust aka, dapat
diber ikan kesi mpulan: pert ama, tidak ada teknik yang baku
dalam penguji an val idi tas kont en. Par a peneli ti dapat
menggunakan pendekatan kualitati f, kuantit at if, atau
gabungan keduanya. Kedua, tekni k kualitati f yang umum
diper gunakan adalah melalui wawancar a mendal am at au FGD
dengan pakar ( logi cal validit y) atau pengguna ( face validit y).
Ket iga, tekni k st atistik yang umum diper gunakan dalam
pengujian vali di tas i si dal am sepul uh tahun ter akhir adalah
cont ent val idity i ndex (CVI ) yang didasar kan pada t ingkat

kesepakat an par a ahli pada it em, atau S-CVI pada kuesioner
secar a keselur uhan. Tekni k statistic lain seper ti koefisien
Kappa, ANOVA, dan korel asi juga masih l azi m digunakan
dalam proses pengujian aw al kuesioner . Simul asi dan cont oh
kasus juga dibahas dalam ar ti kel .

1. Pendahuluan
Vali dit as mer upakan isu sentr al pada pr oses pengembangan instumen, ter ut ama jika
di gunakan untuk mengukur konsep/ konst r ak yang masih ambigu, abst r ak dan ti dak bisa di amati
secar a l angsung. Sebagai contoh, moti vasi dapat dinyat akan sebagai pr oses yang mengger akkan dir i
seseor ang untuk melakukan sesuatu. Konsep ini masi h abstr ak sehingga diper lukan
oper asionali sasi l ebi h lanjut agar dapat diamati dan di ukur . Azwar (2012) menyebut kan bahw a
par a ahli psikomet r ika telah menet apkan beber apa kr i ter ia penting bagi setiap alat ukur psikol ogi
untuk di nyat akan sebagai alat ukur yang baik, yaitu mampu menghasilkan dat a dan member i kan
infor masi yang akur at. Kr iter ia ter maksud antar a lain val id, r eliable, objektif, standar , ekonomis,
dan pr akti s.
Vali dit as menggambar kan sejauh al at ukur (tes) benar -benar mengukur apa yang hendak
di ukur . Menet apkan validitas sebuah t est at au inst r ument test sangat suli t, ter utama kar ena
var i abel-var iabel psi kologi biasanya adalah konsep-konsep abstr ak, seper t i i nt eli gensi, kecemasan,
dan kepr ibadi an. Konsep-konsep i ni tidak memil iki r ealit as konkr et sehingga eksi stensinya har us

di infer ensi mel alui sar ana yang tidak langsung (Gr owth-Mar nat, 2011). Ada tiga jenis vali di tas yai tu
cont ent validit y ( vali di tas isi), cr it erion validit y (vali di tas cr iter ia), dan const r uct validit y ( vali di tas
konsep). Dar i tiga jenis vali di tas ter sebut, val iditas konst r ak selalu menjadi yang paling ber masalah
dan mendapat kan banyak per debat an kar ena melibat kan teor i, dan hubungan dat a dengan t eor i
(Embr etson, 2007) .
Ketika sebuah skal a bar u dikembangkan, par a peneliti yang mengi kuti pr osedur
pengembangan skala sesuai dengan standar sehingga dihar apkan dapat member ikan infor masi
yang l uas mengenai r el iabi litas dan validitas skal a ter sebut. Standar dan pr osedur t er sebut
umumnya di keluar kan ol eh lembaga-lembaga kr edi bel seper ti Amer ican Educational Resear ch
Association (AERA) , Amer ican Psychol ogical Associ ati on (APA), dan Nati onal Council on
Measur ement in Education (NCME). Meskipun vali di tas cr it er i on-r elat ed validit y dan const r uct
validit y dianggap sangat penting, infor masi tentang val idi tas kont en juga dipandang per lu dalam
menar ik kesimpulan tentang kualitas skala (Polit dan Beck, 2006).
Ar ti kel ini secar a khusus akan membahas mengenai isu vali di tas per tama yaitu val iditas isi
yang l ebih ser i ng diper gunakan pada t ahap-tahap awal pengembangan i nstr umen peneliti an.
Ter lepas dar i ber bagai per debatan mengenai kesat uan konsep validitas seper t i yang disampaikan
ol eh Lissitz dan Samuel sen (2007), eval uasi empir is mengenai penggunaan uji validitas isi pada
ber bagai publikasi ilmi ah ter kait dengan pengembangan skal a peneliti an dapat member ikan
gambar an umum mengenai tahapan awal pengembangan skala yang ber laku umum sekar ang ini.


2. Kajian Pustaka
2.1. Tentang Validitas
Vali di tas mengacu pada aspek ketepat an dan kecer mat an hasil pengukur an. Pengukur an sendir i
di lakukan untuk mengetahui seber apa banyak aspek (dal am ar ti kuanti tat if) suatu aspek psikologi s
ter dapat dalam di r i seseor ang, yang dinyatakan oleh skor nya pada i nstr ument pengukur yang
ber sangkut an. Dalam kont eks Teor i Skor-mur ni Klasik, Azwar (2012) lebih l anjut menjel askan
bahw a makna validitas dapat dinyat akan sebagai sejauhmana besar an skor-tampak X mampu
mendekati besaran skor-mur ni T. Semakin skor -t ampak mendekati skor-mur ni ber ar ti semakin
tinggi vali dit as dan sebali knya sebal iknya, semakin r endah val iditas hasil pengukur an ber ar ti
semakin besar per bedaan skor-tampak dar i skor -mur ni .
Jika r el iabi litas menyangkut isu-isu konsistensi , maka val idi tas mengakses akur asi t est.
Vali di tas adal ah sejauh alat ukur (t es) benar-benar menggambar kan apa yang hendak diukur .
Menetapkan validit as sebuah t est atau i nstr ument t est sangat sulit, ter utama kar ena var iabelvar i abel psi kologi biasanya adalah konsep-konsep abstr ak, seper ti int eligensi , kecemasan, dan
kepr ibadi an. Konsep-konsep ini tidak memili ki r ealit as konkr et sehingga eksistensinya harus
di infer ensi melal ui sar ana yang tidak langsung (Gr ow th-Mar nat, 2011). Selain i tu, konsept uali sasi
dan penelit ian tentang konstr ak ser i ng mengalami per ubahan seir i ng ber jalannya w akt u, sehi ngga
val idasi sebuah alat ukur har us ter us-mener us disempur nakan. Ada ti ga jeni s validit as yai tu
cont ent validit y ( vali di tas isi), cr it erion validit y (vali di tas cr iter ia), dan const r uct validit y ( vali di tas
konsep).


170

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 169 - 178

Face
Validit y
Content
Logical
Validit y
Validit y

Criterion
Concept

Gambar 1. Jenis Uji Val iditas
Vali dit as bukan semat a-mat a sebagai sebuah t es, sebal iknya, i ni mengacu pada penggunaan
tes untuk t ujuan t er t entu. Dengan demikian, val idi tas mer upakan upaya peneliti untuk
mengeval uasi kegunaan dan kel ayakan tes untuk tujuan t er tentu yang memer lukan banyak sumber
bukti. Hal ini diper lukan ji ka penggunaan tes har us diper tahankan untuk tujuan ter tent u, sehi ngga
bukti yang memadai dapat di ajukan untuk memper t ahankan penggunaan tes untuk tujuan itu.

Sel ai n itu, evaluasi val idi tas bukan kejadian st ati s satu kali , namun mer upakan pr oses yang ter us
mener us (Sir eci, 2007).

Validitas Isi ( Content Validity)
Dalam St andar untuk Tes Pendidikan dan Psi kol ogi (Amer ican Educational Resear ch Associati on,
Amer ican Psychological Association & Nat ional Counci l of Measur ement in Education, 1985:9)
"bukti vali di tas ter kai t konten" di defi ni si kan sebagai "bukt i yang menunjukkan sejauh mana isi tes
sesuai dengan tujuan yang dimaksudkannya. Bukti ter sebut digunakan untuk menet apkan bahwa
pengujian ter sebut mencakup contoh yang r epr esentatif atau kr iti s dar i domain kont en yang
r elevan dan isinya tidak ter masuk konten di l uar domain ter sebut".
Vali dit as isi mer upakan validitas yang diestimasi lewat pengujian t er hadap kel ayakan atau
r elevansi isi tes melalui anali sis r asional oleh panel yang ber kompeten at au mel alui exper t
judgement (penil aian ahl i). Validitas i si at au cont ent vali dit y memasti kan bahw a pengukur an
memasukkan sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkap konsep. Semakin
item skala mencer minkan kawasan at au kesel ur uh konsep yang di ukur , semakin besar validitas i si.
Atau dengan kat a lain, validitas isi mer upakan fungsi seber apa baik dimensi dan elemen sebuah
konsep yang telah digambar kan (Sekar an, 2006).
Mengukur dan melapor kan vali dit as konten instr umen adal ah pentingm, kar ena jeni s
val iditas i ni juga dapat membantu memastikan val iditas konst r uk dan member i keper cayaan
kepada pembaca dan peneliti tent ang i nstr ument kar ena mel ibat kan pakar-pakar untuk memer iksa

kel ayanan instr ument dar i sisi konsep dan oper asional isasi. Konsept uali sasi dan oper asionali sasi
mer upakan t ahap awal pengembangan kuesioner (Gr owt h-Mar nat, 2010), dan ter kadang meskipun
peneliti sudah mengi kuti langkah-langkah itu dengan taat, kadang-kadang tetap sulit untuk
menentukan apa yang sesungguhnya diukur oleh tes t er sebut. Beber apa istlilah l ain dar i vali di tas
isi antar a lain: cont ent r elat ed vali dit y, i ntr i nsi c val idit y, r el evance vali dit y, r epr esent at ive validit y
dan logical at au sampli ng vali dit y.
Validitas Berdasarkan Kriteria ( cr iter ion-r elated validity)
Vali di tas ber dasar kan kr iter ia atau cr it eri on-r el at ed validit y mer upakan sebuah ukur an vali di tas
yang ditent ukan dengan cara membandingkan skor -skor tes dengan kiner ja ter tentu pada sebuah
ukur an l uar . Ukur an luar ini sehar usnya memil iki hubungan teor i tis dengan var i abel yang di ukur
ol eh tes itu. Misalnya, tes intel ijensi mungkin ber kor elasi dengan r ata-r ata nilai akademis,

Hendr yadi / Val iditas Isi …

171

Vali dit as cr i ter ia ( cr it erion-r elat ed vali dit y) ter penuhi jika pengukur an membedakan
indi vi du menur ut suatu cr iter ia yang dhar apkan dipr ediksi. Hal ter sebut bisa dilakukan dengan
menghasi lkan validitas konkur en (concur r ent val idity) atau val idi tas pr edicti ve (pr edi ctive
val idity). Validitas konkur en dihasi lkan ji ka skala membedakan individu yang di ketahui ber beda,

yai tu mer eka har us menghasil kan skor yang ber beda pada inst rument , sedangkan vali di tas
pr edictive menunjukkan kemampuan instr ument pengukur an untuk membedakan or ang dengan
r efer ensi pada suatu cr iter ia masa depan ( Sekar an, 2006). Dengan demi kian, per bedaan ant ar a
concur r ent validity dengan pr edicti ve vali di ty adalah waktu penguji an, di mana concur r ent vali di ty
di ambil dal am wakt u yang sama (at au kur ang lebih sama) , sedangkan pr edi ct ive val idity dilakukan
beber apa saat (dal am per i ode waktu t er tentu) set elah ter l ebih dahul u dahul u skor hasi l tes
di per oleh.

Validitas Konsep ( Constr uct Validity)
Sebuah tes t el ah validitas konst ruk ji ka menunjukkan hubungan ant ar a ni lai tes dan pr ediksi sifat
teor i tis. Gr oth-Mar nat (2010) member ikan penj el asan bahw a “metode Contr uct Vali di ty
di kembangkan sebagian untuk mengor eksi ketidak-adekuatan dan kesulit an yang dialami dengan
pendekat an cont ent dan pendekat an cr it er ion . Bentuk-bentuk aw al vali di tas isi t er l alu banyak
mengandalkan pada judgement subjektif, sement ar a validitas cr iter ion ter lalu r est r iktif dal am
beker ja dengan r anah-r anah atau st r uktur konstr ak-konstr ak yang di ukur . Validitas cr iter ion
memi liki kesul itan lain dalam ar ti bahwa ser ing kali ti dak ada kesepakatan dalam menetapkan
kr iter a luar yang adekuat”.
Pendekatan dasar validitas konstr ak adalah mengakses sejauh mana test yang dimaksud
mengukur sebuah konstr ak teor i tis atau cir i-sifat. Asesmen ini melibat kan 3 l angkah umum, yaitu :
per tama, konst r uktor tes har us melakukan analisi s yang diteli ti ter hadap konsep. Kedua,

memper ti mbangkan bagai mana hubungan si fat-cir i itu dengan var iabel lain. Ketiga, per ancang tes
per lu menguji dulu apakah hubungan-hubungan dihipotesiskan benar -benar ada (Foster & Cone,
1995, dikut ip oleh Gr oth-Mar nat, 2010).
2.2. Jenis Validitas Isi
Vali di tas isi dilakukan untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah sesuai dan r el evan
dengan tujuan study. Validitas i si menunjukkan isi mencer mi nkan r angkaian lengkap atr i but yang
di teliti dan biasanya dil akukan oleh tujuh at au lebih ahli (DeVon et al 2007). Per kir aan val idi tas isi
dar i tes di per oleh dengan menyelur uh dan sist emati s dalam memer i ksa item t es untuk
menentukan sejauh mana mer eka mencer minkan dan tidak mencer mi nkan domain kont en
(Kowsalya, Venkat Lakshmi, dan Sur esh, 2012)
Vali dit as tampang/ muka ( face val idit y) mer upakan vali ditas isi yang pal ing dasar dan sangat
minimum. Vali dit as isi menunjukkan bahw a item-item yang di maksudkan untuk mengukur sebuah
konsep, member i kan kesan mampu mengungkap konsep yang hendak di ukur ( Sekar an, 2006).
Ti dak ber beda dengan penjelasan sebelumnya, Gr oth-Mar nat, (2010) menjelaskan bahwa vali di tas
isi ( cont ent validit y) dengan vali di tas muka ( face validity) memil iki per bedaan dan tidak sinonim.
Vali di tas isi menyangkut judgement yang dibuat ol eh par a ahl i, sedangkan val iditas muka/ tampang
menyangkut judgement dar i pengguna test. Sejal an dengan itu, Gr egor y (1992) yang di kutip Azwar
(2012) menjel askan bahw a vali dit as tampang hanya sekedar t ahap pener i maan or ang pada
umumnya t er hadap fungsi pengukur an t es, ser ta tidak ber hubungan dengan stati st ic vali di tas
seper ti koefisi en atau i ndeks.

Analisis lanjutan set elah vali dit as tampang adalah mel alui validitas logis yai tu pr osedur
penilaian kelayakan isi i tem mel alui penil ai an yang ber sifat kualitati f oleh panel ahli. Pr osedur i ni
selanjutnya menghasil kan validitas logis atau merupakan tinggi r endahnya kesepakatan di ant ar a
par a ahli yang menilai kelayakan suatu skal a pengukuran (Azwar , 2012).

172

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 169 - 178

Lawshe (1975) mengusulkan r asi o vali di tas isi (CVR) untuk mengukur der aj at kesepakat an
par a ahli dar i satu item dan yang dapat mengekspr esikan tingkat vali dit as konten mel al ui indictor s
tunggal yang ber kisar dar i -1 sampai 1. Pendekatan lain adalah koefisien validitas i si dan r eliabili tas
koefi si en homogenitas diusulkan ol eh Aiken (1980, 1985), yang dapat digunakan untuk mengukur
per ingkat vali dit as setiap item (V value) . Dua tekni k yang digunakan dalam analisi s i ni adalah
melalui koefisien validitas i si Aiken’s V dan Rasio validitas i si - Law she’s CVR.

Koefisien Validitas Isi – Aiken’s V
Ai ken (1985) mer umuskan for mula Ai ken’s V untuk menghit ung cont ent -validit y coeffi cient yang
di dasar kan pada hasil penilaian dari panel ahli sebanyak n or ang ter hadap suatu item dar i segi
sejauh mana item t er sebut mewakil i konst r ak yang di ukur .
For mula yang diajukan ol eh Aiken adalah sebagai ber i kut (dalam Azwar , 2012)
V = ∑ s / [n(C-1)]
S = r – lo
Lo = angka penilaian ter endah (misalnya 1)
C = angka penil ai an t er t inggi (misalnya 4)
R = angka yang diber i kan oleh penil ai
Tabel 1. Contoh Validitas Isi Aiken’s V
Item 1
Penilai

Nilai (R)

S = R - Lo

1

3

3–1=2

2

4

4–1=3

3

4

4–1=3

4

3

3–1=2

5

3

3–1=2

6

4

4–1=3

7

4

4–1=3

∑s
V

18
0.857

Nil ai S unt uk peni lai 1 diperoleh dar i skor penilai 3 di kur angi skor ter endah (Lo), sehi ngga 3 – 1 =
2, dan seter usnya. Ni lai ∑s adalah penjumlahan dar i skor S yaitu 2 + 1 + 3 + 2 + 2 + 3 + 3 = 18.
Dengan demi ki an, nilai V dapat dihitung sebagai ber i kut :
V = ∑ s / [n(C-1)]
V = 18 / [ 7(4-1)]
V = 0.857
Nil ai koefi sien Aiken’s V ber kisar antar a 0 – 1. Koefisien sebesar 0.857 ini sudah dapat dianggap
memi liki val idi tas isi yang memadai .

Koefisien Validitas Isi – Lawshe’s CVR
Lawshe’s CVR (content val idi ty r atio) mer upakah sal ah satu met ode yang di gunakan secar a luas
untuk mengukur val iditas isi. Teknik ini di kembangkan oleh Lawshe (1975). Pendekatan i ni pada
dasar nya adalah sebuah metode untuk mengukur kesepakat an di antar a penil ai atau hakim tentang
pentingnya it em ter tentu.

Hendr yadi / Val iditas Isi …

173

Lawshe (1975) mengusulkan bahwa setiap penil ai / subject mat t er exper t s (SME) yang
ter di r i dar i panel ahli untuk menjawab per t anyaan untuk setiap item dengan tiga pi lihan jaw aban
yai tu (1) esensial, (2) ber guna tapi tidak esensial, (3) ti dak diper l ukan. Menur ut Lawshe, jika lebih
dar i setengah panelis menunjukkan bahw a it em penti ng/ esensial, maka item ter sebut memili ki
setidaknya vali di tas isi yang cukup. For mula yang diajukan ol eh Lawshe adalah :
CVR = (n e – N/ 2) / (N/ 2), dimana CVR adalah content vali dit y r ati o, ne adalah juml ah anggot a
panelis yang menjaw ab “pent ing”, N adalah jumlah total panelis.
Misalnya, Seor ang peneli ti ingin menguji validitas isi dar i sebuah skal a yang ter dir i dar i 1 item.
Sebanyak 12 or ang panel ahli dijadikan peni lai dengan memi lih 3 pili han jawaban yaitu “penti ng”,
“sesuai, ti dak penti ng” dan “tidak ber guna”.
Dar i 12 or ang panel ahli , 10 or ang menyatakan i tem t er sebut “pent ing”, 1 or ang menyat akan
“sesuai, tidak penting”, dan 1 or ang menyatakan “tidak ber guna (Lihat t abel 2) . Dar i dat a ini
kemudi an dapat dihi tung CVR sebagai ber ikut :
CVR = ((10 – (12/ 2) ) / (12/ 2)
CVR = 0.667
For mula ini menghasi lkan nilai-ni lai yang ber kisar dar i +1 sampai -1, nil ai positif menunjukkan
bahw a setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penti ng/ esensial. Semakin l ebih besar CVR
dar i 0, maka semaki n “ penting” dan semakin tinggi validitas isi nya. Dar i contoh di atas di per oleh
ni lai CVR sebesar 0.667 yang menunjukkan bahw a item yang di gunakan sudah memenuhi vali di tas
isi yang baik dan dianggap penti ng l ebih dar i separ uh ahli yang digunakan sebagai penilai.
Tabel 2. Data Simulasi Vali dit as Isi Lawshe’s CVR
Penil ai (SME)

Penilai an

1

Penti ng

2

Penti ng

3

Penti ng

4

Tidak Ber guna

5

Penti ng

6

Penti ng

7

Sesuai, Tidak Penting

8

Penti ng

9

Penti ng

10

Penti ng

11

Penti ng

12

Penti ng
Jawaban Penting = 10

Content Validity Index (CVI)
Sal ah satu pendekat an yang juga di r ekomendasi kan unt uk mengeval uasi vali di tas isi adalah
cont ent vali dit y i ndex (CVI). Pendekatan ini, sama dengan dua pendekatan sebelumnya, juga
melibat kan tim ahli untuk menent ukan apakah setiap it em dal am skala susah sesuai atau r el evan
dengan konst r aknya, menghit ung per sent ase i tem yang di anggap r elevan untuk setiap pakar , dan
kemudi an mengambil r ata-r ata per sentase di antar a pakar . Sebagai contoh, misalnya dengan tiga
ahli , jika Exper t 1 member i kan nilai kesesuai an sekumpulan item dengan kostr uknya sebesar 90%,
Exper t 2 member ikan nil ai kesesuai an 100%, dan Exper t 3 member i nil ai 90%, maka nilai indeks
ini adal ah 93%. Ini disebut sebagai persentase kongr uensi r ata-r ata ( aver age congr uency
per cent age - ACP). Nilai ACP disar ankan lebih besar dar i 90 sebagai syar at diter imanya sebuah
instr umen (Popham, 1978, Walt z et al., 2005)

174

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 169 - 178

Cont ent vali dit y index (CVI) mer upakan sal ah satu t eknik yang paling banyak di gunakan
dalam r i set keper aw atan ( Poli t dan Beck, 2006). Teknik ini dikembangkan ol eh Mar tuza (1977),
seor ang spesialis pendidikan. Meski demi ki an, CVI t el ah memili ki banyak kr itik, dan kemudian
Lynn (1986), dalam peneliti annya menghit ung dua jenis CVI. Tipe per tama meli bat kan val iditas isi
item i ndividual (i-CVI) dan yang kedua melibat kan vali ditas konten dar i skal a keselur uhan (s-CVI).
Lynn (1986) menganjur kan mi ni mal menggunakan t iga ahli, namun mengindikasikan bahw a
lebih dar i 10 mungkin tidak per lu. Skala pengukur an yang disar ankan adalah skal a or dinal 4 titi k
untuk poi n untuk menghi ndar i ti tik t engah net r al dan ambi valen. Beber apa label yang ser ing ser ing
di gunakan: 1 = tidak r el evan, 2 = agak r elevan, 3 = cukup r elevan, 4 = sangat r elevan. Kemudi an,
untuk setiap item, I-CVI dihitung sebagai jumlah ahl i yang member ikan penilaian baik yaitu 3 at au 4
(dengan demi ki an di kot omisasi skala or dinal menjadi r elevan = 1 dan tidak r elevan= 0), di bagi
dengan jumlah tot al ahl i. Mi sal nya, i tem yang di nil ai cukup atau sangat r elevan oleh empat dar i
lima penilai akan memili ki I-CVI sebesar 0,80 (Pol it dan Beck, 2006).

Tabel 3. Data Simulasi CVI

Expert 1

Expert 2

Expert 3

Jumlah
Kesetujuan

I-CVI

1

0

1

1

2

2/ 3 = 0.67

2

1

0

1

2

2/ 3 = 0.67

3

1

1

0

2

2/ 3 = 0.67

4

1

1

1

3

3/ 3 = 1.00

5

1

1

1

3

3/ 3 =1.00

6

1

1

1

3

3/ 3 =1.00

7

1

1

1

3

3/ 3 =1.00

8

1

1

1

3

3/ 3 =1.00

Item



9

1

1

1

3

3/ 3 =1.00

10

1

1

1

3

3/ 3 =1.00

9

9

9

M ean I-CVI

0.90

0.90

0.90

0.90

Proposi Relevan

Mean I -CVI, item-l evel content validity i ndex r ata-r ata = 0.90
Pr opor si r ata-r ata item dinil ai r elevan di tiga ahli = 0,90
Nil ai I-CVI har us 1,00 bila ada lima atau lebi h sedi kit penil ai . Bila ada enam at au lebi h peni lai,
standar nya bisa lebih longgar , tapi Lynn (1986) mer ekomendasi kan I-CVI tidak l ebi h r endah dar i
0,78.

Interrater reliability (Kappa Statistic)
Tekni k kuantitati f ke empat yang juga banyak digunakan adalah Kappa St at istik. Tekni k i ni
di gunakan beber apa penelit i seper ti Wynd, Schmi dt, dan Schaefer (2003) yang menggunakan CVI
dan kappa mult i-r ater dalam validasi konten skala yang dikembangkannya. Mer eka ber pendapat
bahw a statisti k kappa mer upakan suplemen pent ing, namun bukan pengganti CVI. Kappa
member ikan infor masi tent ang ti ngkat kesepakatan di l uar kemungkinan (Polit et al., 2007).
Kappa st at istic atau int er at er r eliabilit y adalah ukur an yang digunakan untuk menguji
kesepakat an antar a dua or ang (penilai / pengamat) pada var iabel kategor is. Ji ka lebih dar i 2
penilai, maka tekni k multi-r at er Kappa dapat digunakan. Ukur an stati st ik r el iabi litas inter r at er
adalah Kappa Cohen yang umumnya ber ki sar antar a 0 sampai 1.0 (walaupun angka negatifnya
di mungki nkan) di mana angka besar ber ar t i keandalan yang lebih baik, nil ai mendekat i atau kur ang
dar i nol menunjukkan bahwa kesepakat an disebabkan oleh kebetul an saja. Anal isis Kappa dapat
di lakukan menggunakan al at bantu SPSS pada menu Tabulasi Sil ang ( Cr osst abulation ). Landis dan
Koch (1977) member i kan pedoman penil aian pada Kappa st at istic sebagai ber i kut :

Hendr yadi / Val iditas Isi …

175

Tabel 4. Evaluasi Nilai Stat istik Kappa
Kappa

Int er pr et ation