Kerusakan Lingkungan Yang disebabkan Ill

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan sebagai sumber daya alam yang memiliki berbagai manfaat
penting bagi keberlangsungan hidup mahluk hidup. Pengelolaan hutan yang
baik harus dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Hutan
pun memiliki fungsi yang sangat banyak bagi makhluk hidup di dunia, salah
satunya sebagai tempat tinggal spesies-spesies tumbuhan dan hewan yang
langka. Tapi sayangnya di Indonesia masih kurangnya pengelolaan hutan
yang baik dan benar dan masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya fungsi hutan. Maka dari itu tidak heran jika banyak kerusakan
hutan di Indonesia. Kerusakan hutan di Indonesia paling banyak dipengaruhi
oleh kasus Illegal logging.
Permasalah pembalakan liar (illegal logging) di Indonesia bukan lagi menjadi sesuatu hal
yang baru. Maraknya kasus illegal logging di Indonesia terutama di provinsi Kalimantan
membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus illegal logging terbanyak didunia.
Banyaknya kasus illegal logging yang terjadi di Indonesia dikhawatirnya dapat menimbulkan
banyak dampak negatif, terutama dampak untuk hewan dan juga tumbuhan. Jika hutan rusak
maka sudah pasti banyak makhluk hidup yang kehilangan tempat tinggalnya dan bisa saja
menimbulkan kepunahan bagi beberapa spesies. Selain itu dampak yang ditimbulkan bagi
kehidupan manusia ialah mulai terasanya pemanasan global, mudah terjadinya bencana alam

seperti banjir dan longsor.
Sebenarnya illegal logging di Indonesia kebanyakan dilakukan oleh orang-orang
memiliki jabatan dan yang mengerti bahwa illegal logging merupakan sebuah tindak kejahatan.
Namun karena terlalu rakusnya orang-orang tersebut maka mereka tidak mempedulikan dampak
apa saja yang akan terjadi atas tindakan illegal logging tersebut. Mereka memperbudak orangorang disekitar hutan yang kurang akan pendidikan untuk menjadi orang yang menebang pohon
secara liar.

1

Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali peraturan tentang kehutanan yang terutama
membahas tentang tindakan illegal logging. Namun karena tidak semua orang mengetahuinya
dan juga kurangnya sosialisasi dari pemerintah ke masyarakat yang berada di pedalaman
membuat masih maraknya tindakan illegal logging. Selain itu pratisipasi masyarakat yang masih
minim untuk melestarikan hutan di Indonesia memberikan pengaruh terhadap kecintaan
masyarakat untuk melestarikan hutan yang ada di Indonesia.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini utuk meninjau kerusakan hutan di Indonesia yang
diakibatkan oleh illegal logging dan juga faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan. Selain
itu juga memberika info tentang apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi praktek illegal
logging di Indonesia.


1.3 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dibahas di makalah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Apa pengertian dari illegal logging ?
Bagaimana kasus illegal loging di Indonesia ?
Apa saja faktor-faktor penyebab praktek illegal logging di Indonesia ?
Bagaimana penanggulangan dan peraturan atas praktek illegal logging di

Indonesia ?
5. Apa saja dampak illegal logging bagi mahluk hidup ?

2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Illegal Logging
Ileggal logging atau pembalakan liar berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2011, tentang
Pemberantasan Penebangan Kayu illegal (Illegal Logging) dan Peredaran Hasil hutan Illegal di
Kawasan Ekosistem Leuser dan taman Nasional Tanjung Puting, adalah penebangan kayu
dikawasan hutan dengan tidak sah.
Menurut pendapat Haryadi Kartodiharjo, illegal logging merupakan penebangan kayu
secara tidak sah dan melanggar peraturan perundang-undangan, yaitu berupa pencurian kayu
didalam kawasan hutan Negara atau hutan hak (milik) dan atau pemegang ijin melakukan
penebangan lebih dari jatah yang telah ditetapkan dalam perizinan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa illegal logging adalah praktek penebangan hutan kayu yang
tidak sah dan tidak memiliki izin yang sah dari pemerintah setempat.

2.2 Praktek Illegal Logging di Indonesia
Hutan tropis Indonesia adalah rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati
dunia yang unik. Keanekaragaman hayati yang terkandung di hutan Indonesiap meliputi 12%
spesies mamalia dunia, 7,3% spesies reptil dan amfibi, serta 17% spesies burung dari seluruh
dunia. Diyakini masih banyak lagi spesies yang belum teridentifikasi dan masih menjadi misteri
tersembunyi di dalamnya. Sebuah contoh nyata misalnya, data WWF menunjukkan antara tahun
1994-2007 saja ditemukan lebih dari 400 spesies baru dalam dunia sains di hutan Pulau
Kalimantan. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan

keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Berdasarkan data FAO tahun 2010 hutan dunia –
termasuk di dalamnya hutan Indonesia – secara total menyimpan 289 gigaton karbon dan
memegang peranan penting menjaga kestabilan iklim dunia. Sayangnya kerusakan hutan di tanah
air cukup memprihatinkan. Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia,
sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data
3

Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di
Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang. Kerusakan atau ancaman yang
paling besar terhadap hutan alam di Indonesia adalah penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi
perkebunan, kebakaran hutan dan eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan
pemukiman, industri, maupun akibat perambahan. Kerusakan hutan yang semakin parah
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya. Contoh
nyata yang frekuensinya semakin sering terjadi adalah konflik ruang antara satwa liar dan
manusia. Rusaknya hutan habitat satwa liar menyebabkan mereka bersaing dengan manusia
untuk mendapatkan ruang mencari makan dan hidup, yang sering kali berakhir dengan kerugian
bagi kedua pihak. Rusaknya hutan telah menjadi ancaman bagi seluruh makhluk hidup.1
Kasus illegal loggin di Indonesia sendiri banyak terjadi di provinsi Kalimantan. Provinsi
Kalimantan merupakan provinsi yang memiliki hutan terbanyak di Indonesia bahkan dunia.
Maka dari itu Kalimantan disebut-sebut sebagai paru-paru dunia.

Menurut data olahan Tempo (22 Juli 2007), sejak tahun 2001 hingga 2006 jumlah
penebangan illegal berkisar antara 19 hingga 27 juta meter kubik per tahun, atau rata-rata 23 juta
meter kubik per tahun dalam 5 tahun terakhir. Angka tersebut jika dianalogikan dengan luas
hutan yang ditebang mencapai 27 kilometer persegi setiap tahunnya, setara dengan 40 kali luas
Jakarta. Epidemi llegal logging tidak hanya merambah kawasan hutan produksi negeri ini, tetapi
juga kawasan hutan konservasi dan taman-taman nasional yang dilindungi demi menjaga
kekayaan dan kelestarian keanekaragaman hayati. Laporan PBB tersebut menemukan bahwa
praktek illegal logging terjadi di 37 dari 41 taman nasional di Indonesia, seperti Taman Nasional
Tanjung Putting dan Taman Nasional Gunung Leuser. Jenis-jenis kayu yang menjadi objek aksi
Illegal logging di Indonesia adalah kayu-kayu yang laku di pasaran internasional, seperti kayu
ramin dan jelatung.
Para aktor intelektual di balik praktek Illegal logging di Indonesia merupakan penjahat
berkerah putih yang sepertinya tidak pernah terjerat oleh hukum. Mereka terdiri dari para
pengusaha kayu (cukong kayu) dibantu oleh aparat militer dan polisi, pejabat pemerintah dan
politisi yang korup, mafia peradilan, sampai sidikat penyelundupan internasional yang
1 http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/tentang_forest_spesies/kehutanan/

4

melakukan segala upaya untuk mengeksploitasi seluruh sumber daya hutan yang ada di

Indonesia. Mereka sangat sukar untuk diadili karena mereka mampu membeli peradilan dengan
uang hasil dari Illegal logging.2
Negara sudah sangat dirugikan oleh praktek Illegal logging. Departemen Kehutanan
memprediksi kerugian ekonomi akibat praktek Illegal logging mencapai 30-40 triliun rupiah per
tahun. Belum lagi kerugian ekologis dan sosial akibat pengrusakan hutan. Illegal logging dapat
disebut sebagai biang keladi dari serangkaian bencana ekologis, seperti banjir, tanah longsor, dan
yang baru-baru ini muncul ke permukaan, isu pemanasan global, serta menjadi ancaman terhadap
habitat spesies-spesies yang terancam punah. Dalam konteks kehidupan sosial manusia, praktek
Illegal logging harus dibayar mahal berupa hilangnya penghidupan tradisional masyarakat yang
tinggal di dalam dan sekitar hutan. Semestinya, masyarakat sekitar hutan bisa menikmati hasil
hutan dan menjadikannya sebagai sumber penghidupan, tetapi kebanyakan hasil hutan dinikmati
kalangan tertentu.3
Kasus terbesar pembalakan liar di Indonesia terjadi di kawasan hutan lindung Gunung
Tambora dengan volume penebangan diperkirakan mencapai 1.000 meter kubik lebih itu diduga
menyalah gunakan SKAU kayu. Terkait dengan praktik pembalakan liar itu jajaran Dinas
Kehutanan NTB telah menyita 5 truk memuat 52 meter kubik kayu di Desa Beriungin Jaya dan
3 truk membuat 30 hingga 33 meter kubik yang diduga ditebang di kawasan hutan lindung
Gunung Tambora. Jenis kayu yang ditebang di kawasan hutan lindung Tambora tersebut
didominasi oleh jenis Rajumas (duabanga mollucana) berdiameter satu sampai dua meter lebih
yang usianya lebih dari 100 tahun. Satu batang bisa mencapai 50 hingga 60 meter kubik. Praktik

pembalakan liar di kawasan hutan lindung Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara
Barat diduga melibatkan oknum pengusaha yang memberikan modal dan peralatan untuk
menebang kayu. 4
Tingkat kerusakan hutan Tambora akibat penebangan pohon secara liar itu sudah
mencapai 30 persen dari luas kawasan hutan Tambora yang mencapai 70.000 hektare lebih.
Kawasan hutan lindung Tambora terbagi atas tiga bagian, yakni kawasan hutan produksi, hutan
2 http://deviratnasavitri.wordpress.com/illegal-logging/
3 ibid
4 http://www.antarantb.com/print/23568/menguak-kasus-pembalakan-liar-di-hutan-tambora-oleh-masnun-masud

5

olahan investor dan hutan taman buru. Namun semua bagian mengalami kerusakan yang
diperkirakan mencapai 30 persen. Kerusakan terparah terjadi di kawasan hutan olahan investor
yang mencapai 50 persen dari total luas areal 30.000 ha. Kawasan itu pernah dikelola PT Vener
Production yang mengantongi Hak Pemanfaatan Hutan (HPH) dan tidak sempat direklamasi
pascakontrak pengelolaan. Sementara tingkat kerusakan di hutan produksi mencapai 25 persen
dari total 26.000 ha, demikian pula tingkat kerusakan hutan taman buru yang juga mencapai 25
persen lebih.5
Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan terjadi 124 kasus kejahatan

kehutanan sejak 2001 hingga 2012 yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 691 triliun.
Peneliti ICW, Lalola Easter Kaban, mengatakan kondisi tersebut menunjukan banyaknya
penyimpangan yang terjadi di sektor kehutanan.6
Ada tiga jenis pembalakan illegal. Pertama, yang dilakukan oleh orang atau kelompok
orang, baik yang tinggal di sekitar hutan atau bahkan jauh berada dari hutan yang tidak
mempunyai hak legal untuk menebang pohon. Kedua, dilakukan oleh perusahaan kehutanan
yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam izin yang dimilikinya. Ketiga dilakukan olehorangorang tertentu yang mengatasnamakan rakyat.7
Pelaku illegal logging di Indonesia pun sangat beragam, dan pelaku illegal logging pun
membuat maraknya terjadi praktek illegal logging. Ini adalah beberapa pelaku illegal logging di
Indonesia8:


Cukong, yaitu pemilik modal yang membiayai kegiatan penebangan liar dan yang
memperoleh keuntungan besar dari hasil penebangan liar. Di beberapa daerah dilaporkan
bahwa para cukong terdiri dari anggota MPR, anggota DPR, pejabat pemerintah
(termasuk para pensiunan pejabat), para pengusaha kehutanan, oknum TNI dan POLRI.



Sebagian masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan maupun yang

didatangkan sebagai pelaku penebangan liar (penebang dan pengangkut kayu curian).

5 ibid
6 http://www.tempo.co/read/news/2013/10/27/063525081/ICW-Kejahatan-Hutan-Rugikan-Uang-Negara-Rp-691Triliun
7 http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/04/23/problematika-penanganan-illegal-logging-di-indonesia357287.html
8 http://syamsuhilal.blogspot.com/2013/01/upaya-pemberantasan-illegal-logging-di.html

6



Sebagian pemilik pabrik pengolahan kayu (industri perkayuan) skala besar, sedang, dan
kecil, sebagai pembeli kayu curian (penadah).



Oknum pegawai pemerintah (khususnya dari instansi kehutanan) yang melakukan KKN,
memanipulasi dokumen SAKB (SKSHH), dan tidak melaksanakan tugas pemeriksaan
sebagaimana mestinya.




Oknum penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, TNI) yang bisa dibeli dengan uang
sehingga para aktor pelaku penebangan liar, khususnya para cukong dan penadah kayu
curian dapat terus lolos dengan mudah dari hukuman. Oknum TNI dan POLRI turut
terlibat, termasuk ada yang mengawal pengangkutan kayu curian di jalan-jalan
kabupaten/provinsi.

2.3 Faktor Penyebab Tidakan Illegal Logging
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya illegal logging di Indonesia, yaitu9:


Adanya krisis ekonomi yang berkelanjutan mengakibatkan tingginya harga –harga barang
konsumsi, sementara masyarakat disekitar hutan yang sudah miskin tidak lagi mampu
mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga salah satu cara yang paling mudah adalah
memanfaatkan hutan untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan memanfaatkan hutan
dengan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan hutan, khususnya kayu, dengan
cara yang tidak benar.




Dengan krisis ekonomi pula mengakibatkan perusahaan yang bergerak disektor
kehutanan, khususnya industri kayu, banyak yang mengalami kemunduran usaha, karena
tingginya harga – harga barang produksi, sehingga untuk mendapatkan bahan baku kayu
dengan harga murah dilakukan pembelian dari kayu yang tidak syah yang berasal dari
hasil praktek illegal logging.



Lemahnya penegakan hukum, karena tidak adanya concerted action yang dapat
menyuburkan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Disamping itu kurangnya dana
atau lack of budget dalam upaya mendukung kemampuan politik dan kurangnya tekanan

9 http://www.makalahkuliah.com/2012/05/illegal-logging.html

7

publik. Pada tataran masyarakat, kondisi moral, sosial dan budaya masyarakat, serta
aparat cenderung menjadi tidak kondusif terhadap kelestarian hutan dan dilain pihak
masih banyak industri pengolahan kayu yang membeli dan mengolah kayu dari hasil
illegal logging.


Tingginya permintaan kebutuhan kayu yang berbanding terbalik dengan persediaannya.
Dalam kontek demikian dapat terjadi bahwa permintaan kebutuhan kayu sah tidak
mampu mencukupi tingginya permintaan kebutuhan kayu. Hal ini terkait dengan
meningkatnya kebutuhan kayu di pasar internasional dan besarnya kapasitas terpasang
industri kayu dalam negeri/konsumsi lokal. Tingginya permintaan terhadap kayu di dalam
dan luar negeri ini tidak sebanding dengan kemampuan penyediaan industri perkayuan.
Ketimpangan antara persediaan dan permintaan kebutuhan kayu ini mendorong praktik
illegal logging di taman nasional dan hutan konservasi.10

2.4 Peraturan Tentang Illegal Logging di Indonesia
Sebenarnya sudah banyak Undang-Undang yang mengatur tentang praktek illegal
logging. Namun tetap saja aturan hanyalah aturan, karena pada faktanya masih banyak orangorang yang melakukan praktek illegal logging tersebut. Peraturan-peraturan tersebut tidak
disertai dengan praktik penegakannya. Itulah mengapa masih banyak orang yang melanggarnya.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan
pemberantasan perusakan hutan. Di pasal tersebut dibahas jelas tentang segala peraturan dan
hukuman bagi ornag-orang yang melakukakn praktek illegal logging. Peraturan-peraturan
tersebut seharusnya disosialisasikan kepada masyarakat luas, agar masyarakat mengetahui
peraturan-perautan tersebut.
2.5 Penaggulangan illegal logging di Indonesia
Untuk mengatasi illegal logging dan sekaligus juga perambahan hutan, kiranya
pemerintah perlu melakukan restrukturisasi atas kelebagaan ini sebagaimana yang diamanatkan
dalam program ketiga Departemen Kehutanan yaitu: restrukturisasi kelembagaan sektor
10 http://syamsuhilal.blogspot.com/2013/01/upaya-pemberantasan-illegal-logging-di.html

8

kehutanan, dengan cara antara lain perlu dibentuk unit-unit pengelolaan hutan untuk setiap unit
kawasan hutan di bawah satuan kerja yang telah ada dengan fasilitas yang memadai. Perlu
mendudukkan fungsi Dinas Kehutanan di provinsi sebagai regulator di samping fungsinya
sebagai koordinator lembaga/instansi kehutanan yang ada di provinsi/ kabupaten/kota; sehingga
jelas tugas/fungsinya sebagai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas umum pemerintahan
(melaksanakan kebijakan publik). Selain itu, perlu mengembalikan fungsi Perhutani ke dalam
fungsi BUMN murni yang diberi tugas mencari/ mendapatkan keuntungan finansial bagi
perusahaan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan kehutanan dalam arti luas.11
Pengembangan pengelollan hutan bersama masyarakat dan juga peningkatan pengawasan
hutan dan penegakan hukum bersama masyarakat. Mensosialisasikan pentingnya hutan bagi
kehidupan dan juga sosialisasi tentang illegal logging. Maka dari beberapa langkah tersebut yang
dilakukan bisa meminimalisir jumlah praktek ilegal logging di Indonesia.
2.6 Dampak Illegal Logging
Ada banyak dampak yang ditimbulkan dari praktik illegal logging di Indonesia, sudah
jelas dampak tersebut sudah mulai terasa ter;utama dampak terhadap lingkungan. Ini adalah
beberapa dampak illegal logging12:


Kepunahan berbagai varietas hayati
Illegal logging yang kian marak tentunya akan merusak bahkan menghilangkan habitat
asli dari berbagai flora dan fauna. Dengan rusaknya habitat mereka, maka mereka akan
kesulitan untuk melangsungkan kehidupannya, seperti kesulitan mencari makan akibat
sumber makanan mereka yang ditebang, tidak adanya tempat untuk berkembang biak
dan sebagainya. Contoh nyata ialah populasi orang hutan yang terancam punah,
khususnya di Pulau Kalimantan yang diakibatkan illegal logging dan pengalih fungsian
hutan menjadi perkebunan sawit. Selain itu, populasi gajah Sumatra juga terancam punah
akibat pembalakan hutan. Para ahli mengestimasikan apabila hal ini tidak ditangani

11 http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/04/23/problematika-penanganan-illegal-logging-di-indonesia357287.html
12 http://candlesinmyheart.wordpress.com/2012/07/20/makalah-illegal-logging-di-indonesia/

9

dengan serius, generasi mendatang hanya akan mengetahui flora dan fauna tersebut


melalui fosil ataupun foto-foto saja.
Menimbulkan Bencana Alam
Pohon-pohon ditebangi hingga jumlahnya semakin hari semakin berkurang
menyebabkan hutan tidak mampu lagi menyerap air hujan yang turun dalam jumlah yang
besar,sehingga air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Tentunya, ini bisa menyebabkan
banjir,seperti yang terjadi belum lama ini yaitu bencana banjir bandang di Wasior, Papua
yang menewaskan hampir 110 orang. Contoh lainnya ialah banjir yang setiap tahunnya
menjadi langganan di Jakarta. Banjir di ibu kota Indonesia terjadi karena kurangnya
daerah serapan air akibat adanya pengalih fungsian hutan menjadi pemukiman. Dengan



pengalih fungsian ini, fungsi hutan juga akan menurun.
Menipisnya Cadangan Air
Seperti yang kita ketahui, salah satu fungsi hutan ialah tempat cadangan air. Dengan
semakin maraknya illegal logging akan mengurangi eksistensi hutan, maka cadangan air
bersih juga akan berkurang. Itulah sebabnya, di Indonesia sering terjadi kekeringan air



khususnya pada musim kemarau.
Merusak Lapisan Tanah
Ketika eksistensi hutan menurun, maka hutan akan tidak optimal untuk menjalankan
fungsinya menjaga lapisan tanah sehingga akan memperbesar probabilitas terjadi erosi



yang nantinya dapat mengakibatkan lapisan tanah hilang dan rusak.
Penyebab Global Warming
Isu global warming pastilah tidak asing di telinga kita. Isu ini tidak hanya menyedot
perhatian sebagian masyarakat tertentu, tetapi telah menjadi masalah global. Global
warming membawa dampak berupa bencana alam yang sering terjadi di Indonesia,
seperti angin puyuh, seringnya terjadi ombak yang tinggi, dan sulitnya memprediksi
cuaca yang mengakibatkan para petani yang merupakan mayoritas penduduk di
Indonesia sering mengalami gagal panen. Global warming juga mengakibatkan semakin
tingginya suhu dunia, sehingga es di kutub mencair yang mengakibatkan pulau-pulau di
dunia akan semakin hilang terendan air laut yang semakin tinggi volumenya. Global
warming terjadi oleh efek rumah kaca dan kurangnya daerah resapan CO2 seperi hutan.
Hutan di Indonesia yang menjadi paru- paru dunia telah hancur oleh ulah para pembalak



liar.
Berkurangnya Pendapatan Negara

10

Dari perspektif ekonomi kegiatan illegal logging telah mengurangi penerimaan devisa
negara dan pendapatan negara. Berbagai sumber menyatakan bahwa kerugian negara
yang diakibatkan oleh illegal logging mencapai Rp 30 trilyun per tahun. Permasalahan
ekonomi yang muncul akibat penebangan liar bukan saja kerugian finansial akibat
hilangnya pohon, tidak terpungutnya DR dan PSDH akan tetapi lebih berdampak pada
ekonomi dalam arti luas, seperti hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan keragaman


produk di masa depan (opprotunity cost).
Dilihat dari aspek sosial, illegal logging menimbulkan berbagai konflik hak atas hutan,
konflik kewenangan mengelola hutan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah



serta masyarakat adat setempat.
Dilihat dari aspek budaya seperti illegal logging dapat memicu ketergantungan
masyarakat terhadap hutan yang pada khirnya akan dapat merubah perspektif dan
perilaku masyarakat adat setempat terhadap hutan.

11

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tindakan illegal logging merupakan tindakan kejahatan di sektor kehutanan. Illegal
logging bukan lah masalah yang sepele, karena jika terus menerus makan dampaknya akan
semakin memburuk. Banyak faktor pula yang melatar belakangi terjadinya kasus illegal logging.
Saat ini saja dampaknya sudah mulai banya baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Maka dari itu sebaiknya pemerintah serta masyarakat pun harus semakin mengawasi dan benarbenar menindak palaku illegal logging dengan hukuman yang berat, karena ini merupakan
kejahatan yang bisa mengancam kehidupan dimasa depan. Mungkin memang sulit untuk benarbenar menghapus tindakan illegal logging, namun jika kita mau mengingatkan masyarakat akan
pentingnya hutan dan juga menurunkan permintaan barang-barang yang berasal dari kayu
mungkin bisa sedikit meminimalisir tindakan illgal logging di Indonesia.
Apalagi jika kita tahu bahwa di Indonesia ada paru-paru dunia yaitu Kalimantan, maka
wajib bagi masyarakat Indonesia untuk melestarikannya. Karena jika Indonesia kehilangan
banyak hutannya dikarenakan illegal logging maka akan berdampak pula pada dunia. Bayangkan
saya jika dunia adalah manusia yang dimana paru-parunya rusak, makan tidak mungkin organ
lainnya akan berfungsi jika paru-parunya sendiri pun rusak begitu pula dunia.
3.2 Saran
Menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, saya selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar saya bisa lebih baik dalam pembuatan
makalah selanjutnya dengan mengirimkan kritik dan saran ke alamat e-mail saya:
lolytadwianjani@yahoo.com

12

DAFTAR PUSTAKA
Hakim Ridha, Kehutanan,
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_Skami/forest_spesies/tentang_forest_spesies/ke
hutanan/ (diakses pada tanggal 5 Februari 2014)
Savitri Ratna Devi, Illegal Logging, http://deviratnasavitri.wordpress.com/illegal-logging/
(diakses pada pada tanggal 8 Januari 2014)
Wijaya Sukma Angga, ICW Kejahatan Hutan Rugikan Uang Negara Rp.691 Triliun,
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/27/063525081/ICW-Kejahatan-Hutan-RugikanUang-Negara-Rp-691-Triliun (diakses pada tanggal 5 Februari 2014)
Masud Masnun, Menguak Kasus Pembalakn Liar di Hutan Tambora,
http://www.antarantb.com/print/23568/menguak-kasus-pembalakan-liar-di-hutan-tamboraoleh-masnun-masud (diakses pada tanggal 8 Januari 2014)
Artikel Kuliah Makalah Illegal Logging, http://www.makalahkuliah.com/2012/05/illegallogging.html (diakses pada tanggal 8 Januari 2014)
Hilal Syamsul, Upaya Pemberatasan Illegal Logging,
http://syamsuhilal.blogspot.com/2013/01/upaya-pemberantasan-illegal-logging-di.html
(diakses pada tanggal 5 Februari 2014)
Malik Halim, Problematika Penanganan Illegal Logging di Indonesia,
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/04/23/problematika-penanganan-illegallogging-di-indonesia-357287.html (diakses pada tanggal 5 Februari 2014)
Sekar Agnes, Illegal Logging di Indonesia Harus Segera Ditanggulangi Untuk Menuju Good
Governanc, http://agnessekar.wordpress.com/2009/07/04/illegal-loging-di-indonesia-harussegera-ditanggulangi-untuk-menuju-good-governance/ (diakses pada tanggal 5 Februari
2014)
Agies , Makalah Illegal Logging di Indonesia,
http://candlesinmyheart.wordpress.com/2012/07/20/makalah-illegal-logging-di-indonesia/
(diakses pada tanggal 5 Februari 2014)

13