LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
PERCOBAAN II
KINETIKA KIMIA
Disusun Oleh :
Rina Febrina
1530221003
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI PROGRAM STUDI KIMIA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.
Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering,
makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh
yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka
menurut kondisi reaksi (Sunarya, 2002).
Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan
perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi
digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang
meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam
kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan
yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi yang keseluruhan yang
dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat
terdiri atas beberapa reaksi yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan
suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruh laju reaksi ?
2. Bagaimana pengaruh faktor laju reaksi pada percobaan tersebut ?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan, konsentrasi, suhu dan
katalis terhadap kecepatan reaksi.
Mengamati perubahan yang terjadi dalam campuran sebagai bukti adanya
reaksi.
Mengetahui reaksi orde 1dan orde 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laju Reaksi
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana
konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring
dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki
banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia, dan kajian kesetimbangan
kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
1) Luas Permukaan
Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi
akan semakin bertambah atau berlangsung semakin cepat. Semakin luas
permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat
dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah
interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat
diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju
reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan
dalam bentuk bongkahan.
2) Konsentrasi Reaktan
Jika Natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer, maka akan timbul
endapan halus putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
+
Na2S2O3
2Na + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3
H2SO3 + S ( lambat)
Na2S2O3
+
2Na + H2SO3 + S (Putih)
Reaksi ini terdiri dari 2 buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung).
Dalam reaksi demikian, reaksi yang berkelangsungan paling lambat menentukan
kecepatan reaksi keseluruhan. Dalam hal ini, reaksi yang paling lambat ialah
penguraian H2S2O3. Jadi, jika konsentrasi besar maka volume besar, begitupun jika
konsentrasi kecil maka volume kecil, maka konsentrasi berbanding lurus
dengan
volume.
3) Temperatur
Apabila suhu tinggi maka reaksinya berlangsung cepat, dan jika suhu
rendah maka reaksinya berlangsung lambat. Adapun contoh reaksinya adalah :
Reaksi antara asam kuat dengan tiosulfat
Reaksi antara asam oksalat dengan kalium permanganat.
4) Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan
kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan
katalis disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme. Sifat
katalis:
Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami
perubahan kimia selama reaksi.
Katalis tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi.
Katalis tidak memulai reaksi tapi hanya mempengaruhi lajunya.
Katalis bekerja efektif pada suhu optimum.
Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik, berarti katalis
bekerja pada satu reaksi atau sejenis reaksi dan tidak untuk reaksi jenis
lain.
Berfungsi menurunkan energi aktivasi.
Berdasarkan fasanya, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang sama
dengan pereaksi, mungkin gas, cair, dan padat.
Katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang berbeda
dengan pereaksi. Umumnya zat katalis ini berupa zat padat dan
pereaksinya cair atau gas.(Sunarya, 2002).
B. Orde Reaksi
Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi
yang berlangsung dengan konstan tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi
disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menempatkan
konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat
satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi orde dua adalah
konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing
berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan
pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua
membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap
waktu. Untuk mendapatkan grafik lurus.
BAB III
METODELOGI
3.1.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah tabung reaksi, sudip, pipet
volumetric 5 mL, thermometer, hotplate, labu takar 100 mL, stopwatch, rak
tabung, dan bulp.
Bahan yang digunakan ialah Asam sulfat 0.2 N, 0.4 N, 0.6 ; 0.8 ; 1 N, Natrium
thiosulfate 0.2 N ; 0.4 N; 0.6 N ; 0.8 N ; 1 N.
3.2.
Prosedur Percobaan
3.2. 1 Hubungan Antara kecepatanreaksi dengan konsentrasi H 2SO4
a.
Isilah 5 tabung reaksi masing – masing dengan 5 mL Na2S2O3 0.2
N dan letakkan dirak.
b.
Isikan pada tabung pertama 5 mL H2SO40.2 N dan aduk dengan
baik sampai timbul keruh
c.
Catat waktu terbentuknya kekeruhan
d.
Ulangi percobaan diatas untuk tabung reaksi berikut dengan
konsentrasi H2SO4 0.4 N; 0.6 N; 0.8 N; 1 N.
e.
Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi H2SO4
3.2. 2 Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi Na 2S2O3
a.
Isilah 5 tabung reaksi masing – masing dengan 5 mL H2SO4 0.2 N
dan letakkan dirak.
b.
Isikan pada tabung pertama 5 mL Na2S2O3 0.2 N dan aduk dengan
baik sampai timbul keruh
3.2. 3
c.
Catat waktu terbentuknya kekeruhan
d.
Ulangi percobaan diatas untuk tabung reaksi berikut dengan
konsentrasi Na2S2O3 0.4 N; 0.6 N; 0.8 N; 1 N.
e.
Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi H2SO4
Hubungan Antara Kecepatan reaksi dengan suhu
a.
Isilah 5 tabung reaksi masing – masing dengan 5 mL Na2S2O3 0.2
N dan letakkan dirak.
b.
Catat suhunya, ini adalah awal suhu reaksi.
c.
Isikan apada tabung pertama 5 mL H2SO4 0.2 N dan aduk dengan
baik sampai timbul kekeruhan. Catat waktu terbentuknya
kekeruhan
d.
Catat suhunya, ini adlah suhu awal reaksi
e.
f.
Ulangi percobaan tersebut untuk zat pereaksi 35, 40, 45, dan 50 C
Buatlah kurva antara 1/t terhadap suhu pereaksi.
o
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Percobaan
Tabel 1 Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi H2SO4
Waktu (detik)
Laju Reaksi
Konsentrasi H2SO4
0.2 N
2
0
0.4 N
13
0.015
0.6 N
50
0.008
0.8 N
35
0.017
1N
32
0.031
Tabel 2 Hubungan Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi Na2S2O3
Konsentrasi
Laju Reaksi
Waktu (detik)
Na2S2O3
0
0.2 N
39
0.4 N
50
0.004
0.6 N
45
0.0089
0.8 N
40
0.015
1N
25
0.032
Tabel 3 Hubungan antara kecepatan reaksi dengan suhu
o
Suhu C Waktu Na2S2O3 0.2 N (detik)
Waktu H2SO4 0.2 N (detik)
35
20
10
40
15
19
45
5
3
50
2
22
4.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pertama tentang hubungan antara kecepatan
dengan konsentrasi asam sulfat terdapat kenaikan kekeruhan sampai konsentrasi 0.6
N, setelah itu mengalami penurunan kembali. Semua larutan terjadi perubahan yaitu
dari tidak berwarna menjadi keruh. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
Asam sulfat maka akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menjadikan larutan
menjadi keruh. Kecepatan reaksi akan menyebabkan semakin lambatnya reaksi
berjalan karena banyaknya tumbukan antara molekul-molekul zat-zat yang bereaksi
dan prosentase tumbukan yang efektif akan memperlambat proses larutan menjadi
keruh. Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Reaksi yang
terjadi pada percobaan-percobaan tersebut adalah :
Na2S2O3 + H2SO4 → 2NaSO4 + H2S2O3
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Grafik Hubungan antara Kecepatan
reaksi dengan konsentrasi H2SO4
Gambar 1 Grafik Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4
Berdasarkan hasil percobaan kedua yaitu hubungan antara kecepatan reaksi dengan
konsenrasi Thio sulfat adalah semakin tinggi konsentrasi thio semakin lama
pembentukan kekeruhan, meski di konsentrasi terakhir mengalami percepatan reaksi.
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Grafik Hubungan antara Kecepatan
reaksi dengan konsentrasi Sodium
thiosulfat
Gambar 2 Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi Na2S2O3
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada
konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol. Kinetika reaksi adalah
cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi
ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi
suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu
reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:
A + B AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
[][]
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing pereaksi.
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Sifat dan ukuran pereaksi
2.
Konsentrasi pereaksi
3.
Suhu pereaksi
4.
Katalis
(Sukamto, 1989).
Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin
relatif dari sifat pereaksi, laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka
daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat
diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi,
pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk
bongkahan.
Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka
mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara meledak,
bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida.
H2 + F2
2HF
(sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu
lambat sehingga tidak nampak perubahan kimia:
2H2 + O2
H2O
(Sunarya, 2002).
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika konsentrasi
suatu zat semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa
reaksi, laju reaksinya dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal
dengan hukum laju reaksi atau reaksi yang dinamakan orde reaksi. Menentukan orde
reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi (Keenan, 1979).
Berdasarkan percobaan terhadap pengaruh suhu yang dilakukan, semakin
tinggi suhu yang digunakan, maka semakin cepat proses reaksinya.
25
20
15
10
5
0
35
40
45
50
Grafik Hubungan antara Kecepatan reaksi dengan suhu
Gambar 3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Suhu
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya
kenaikan sebesar akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara molekulmolekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya
molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan
karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum menjelaskan
seluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga
bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak
lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak molekul yang memiliki
kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi cukup untuk bereaksi. Hampir
semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan
akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi
tumbukan bertambah besar (Sunarya, 2002).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kecepatan reaksi adalah hilangnya suatu pereaksi atau kecepatan
timbulnya hasil reaksi. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: luas permukaan, konsentrasi zat yang bereaksi, temperatur
campuran reaksi, macam zat dan katalis positif.
Semakin luas permukaan pereaksi maka reaksi berjalan semakin cepat,
karena semakin besarnya terjadi tumbukan antar partikel.
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak
juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.
Semakin naik suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari zat. Dengan demikian lebih banyak molekul
yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi
menjadi lebih besar.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini harus dilakukan dengan teliti dan memperhatikan
dalam hal waktu dan perubahan warna yang terjadi karena hal tersebut bila
kurang teliti akan menghasilkan data yang tidak tepat.
Lampiran
1. Dokumentasi praktikum
A. Na2S3O3 berbagai konsentrasi
B. H2SO4 berbagai konsentrasi
C. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4 dan
Na2S2O3
D. Hubungan antara kecepatan rekasi dengan suhu
kuis praktikum
a) sebutkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi ?
b) tuliskan persamaan reaksi dari reaksi berikut
Na2S2O3 + H2SO4
Na + SO3 + SO2(g) + S(s) + H2O
Jawaban :
a) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi :
-
Ukuran Partikel, Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi dimulai
dari bidang sentuh (bidang yang saling bersinggungan antar reaktan) dan
pada dasarnya terjadi karena tumbukan antar zat-zat pereaksi. Makin luas
bidang sentuh maka makin banyak tumbukan dan makin cepat pula terjadi
reaksi. Luas permukaan bidang sentuh dapat diperbesar dengan
memperkecil ukuran partikelnya
-
Perubahan suhu, , reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada
suhu yang lebih tinggi. Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat
pergerakan partikel-partikel zat yang bereaksi sehingga tumbukan antar
partikel lebih cepat dan reaksi berlangsung lebih cepat
-
Katalis, Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi,
namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika
reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama
seperti pada awal ditambahkan.
-
Konsentrasi, makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat
reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat
yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan
dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
PERCOBAAN II
KINETIKA KIMIA
Disusun Oleh :
Rina Febrina
1530221003
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI PROGRAM STUDI KIMIA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.
Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering,
makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh
yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka
menurut kondisi reaksi (Sunarya, 2002).
Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan
perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi
digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang
meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam
kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan
yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi yang keseluruhan yang
dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat
terdiri atas beberapa reaksi yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan
suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruh laju reaksi ?
2. Bagaimana pengaruh faktor laju reaksi pada percobaan tersebut ?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan, konsentrasi, suhu dan
katalis terhadap kecepatan reaksi.
Mengamati perubahan yang terjadi dalam campuran sebagai bukti adanya
reaksi.
Mengetahui reaksi orde 1dan orde 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laju Reaksi
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana
konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring
dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki
banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia, dan kajian kesetimbangan
kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
1) Luas Permukaan
Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi
akan semakin bertambah atau berlangsung semakin cepat. Semakin luas
permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat
dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah
interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat
diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju
reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan
dalam bentuk bongkahan.
2) Konsentrasi Reaktan
Jika Natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer, maka akan timbul
endapan halus putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
+
Na2S2O3
2Na + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3
H2SO3 + S ( lambat)
Na2S2O3
+
2Na + H2SO3 + S (Putih)
Reaksi ini terdiri dari 2 buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung).
Dalam reaksi demikian, reaksi yang berkelangsungan paling lambat menentukan
kecepatan reaksi keseluruhan. Dalam hal ini, reaksi yang paling lambat ialah
penguraian H2S2O3. Jadi, jika konsentrasi besar maka volume besar, begitupun jika
konsentrasi kecil maka volume kecil, maka konsentrasi berbanding lurus
dengan
volume.
3) Temperatur
Apabila suhu tinggi maka reaksinya berlangsung cepat, dan jika suhu
rendah maka reaksinya berlangsung lambat. Adapun contoh reaksinya adalah :
Reaksi antara asam kuat dengan tiosulfat
Reaksi antara asam oksalat dengan kalium permanganat.
4) Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan
kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan
katalis disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme. Sifat
katalis:
Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami
perubahan kimia selama reaksi.
Katalis tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi.
Katalis tidak memulai reaksi tapi hanya mempengaruhi lajunya.
Katalis bekerja efektif pada suhu optimum.
Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik, berarti katalis
bekerja pada satu reaksi atau sejenis reaksi dan tidak untuk reaksi jenis
lain.
Berfungsi menurunkan energi aktivasi.
Berdasarkan fasanya, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang sama
dengan pereaksi, mungkin gas, cair, dan padat.
Katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang berbeda
dengan pereaksi. Umumnya zat katalis ini berupa zat padat dan
pereaksinya cair atau gas.(Sunarya, 2002).
B. Orde Reaksi
Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi
yang berlangsung dengan konstan tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi
disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menempatkan
konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat
satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi orde dua adalah
konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing
berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan
pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua
membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap
waktu. Untuk mendapatkan grafik lurus.
BAB III
METODELOGI
3.1.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah tabung reaksi, sudip, pipet
volumetric 5 mL, thermometer, hotplate, labu takar 100 mL, stopwatch, rak
tabung, dan bulp.
Bahan yang digunakan ialah Asam sulfat 0.2 N, 0.4 N, 0.6 ; 0.8 ; 1 N, Natrium
thiosulfate 0.2 N ; 0.4 N; 0.6 N ; 0.8 N ; 1 N.
3.2.
Prosedur Percobaan
3.2. 1 Hubungan Antara kecepatanreaksi dengan konsentrasi H 2SO4
a.
Isilah 5 tabung reaksi masing – masing dengan 5 mL Na2S2O3 0.2
N dan letakkan dirak.
b.
Isikan pada tabung pertama 5 mL H2SO40.2 N dan aduk dengan
baik sampai timbul keruh
c.
Catat waktu terbentuknya kekeruhan
d.
Ulangi percobaan diatas untuk tabung reaksi berikut dengan
konsentrasi H2SO4 0.4 N; 0.6 N; 0.8 N; 1 N.
e.
Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi H2SO4
3.2. 2 Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi Na 2S2O3
a.
Isilah 5 tabung reaksi masing – masing dengan 5 mL H2SO4 0.2 N
dan letakkan dirak.
b.
Isikan pada tabung pertama 5 mL Na2S2O3 0.2 N dan aduk dengan
baik sampai timbul keruh
3.2. 3
c.
Catat waktu terbentuknya kekeruhan
d.
Ulangi percobaan diatas untuk tabung reaksi berikut dengan
konsentrasi Na2S2O3 0.4 N; 0.6 N; 0.8 N; 1 N.
e.
Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi H2SO4
Hubungan Antara Kecepatan reaksi dengan suhu
a.
Isilah 5 tabung reaksi masing – masing dengan 5 mL Na2S2O3 0.2
N dan letakkan dirak.
b.
Catat suhunya, ini adalah awal suhu reaksi.
c.
Isikan apada tabung pertama 5 mL H2SO4 0.2 N dan aduk dengan
baik sampai timbul kekeruhan. Catat waktu terbentuknya
kekeruhan
d.
Catat suhunya, ini adlah suhu awal reaksi
e.
f.
Ulangi percobaan tersebut untuk zat pereaksi 35, 40, 45, dan 50 C
Buatlah kurva antara 1/t terhadap suhu pereaksi.
o
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Percobaan
Tabel 1 Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi H2SO4
Waktu (detik)
Laju Reaksi
Konsentrasi H2SO4
0.2 N
2
0
0.4 N
13
0.015
0.6 N
50
0.008
0.8 N
35
0.017
1N
32
0.031
Tabel 2 Hubungan Kecepatan Reaksi dengan Konsentrasi Na2S2O3
Konsentrasi
Laju Reaksi
Waktu (detik)
Na2S2O3
0
0.2 N
39
0.4 N
50
0.004
0.6 N
45
0.0089
0.8 N
40
0.015
1N
25
0.032
Tabel 3 Hubungan antara kecepatan reaksi dengan suhu
o
Suhu C Waktu Na2S2O3 0.2 N (detik)
Waktu H2SO4 0.2 N (detik)
35
20
10
40
15
19
45
5
3
50
2
22
4.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pertama tentang hubungan antara kecepatan
dengan konsentrasi asam sulfat terdapat kenaikan kekeruhan sampai konsentrasi 0.6
N, setelah itu mengalami penurunan kembali. Semua larutan terjadi perubahan yaitu
dari tidak berwarna menjadi keruh. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
Asam sulfat maka akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menjadikan larutan
menjadi keruh. Kecepatan reaksi akan menyebabkan semakin lambatnya reaksi
berjalan karena banyaknya tumbukan antara molekul-molekul zat-zat yang bereaksi
dan prosentase tumbukan yang efektif akan memperlambat proses larutan menjadi
keruh. Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Reaksi yang
terjadi pada percobaan-percobaan tersebut adalah :
Na2S2O3 + H2SO4 → 2NaSO4 + H2S2O3
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Grafik Hubungan antara Kecepatan
reaksi dengan konsentrasi H2SO4
Gambar 1 Grafik Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4
Berdasarkan hasil percobaan kedua yaitu hubungan antara kecepatan reaksi dengan
konsenrasi Thio sulfat adalah semakin tinggi konsentrasi thio semakin lama
pembentukan kekeruhan, meski di konsentrasi terakhir mengalami percepatan reaksi.
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Grafik Hubungan antara Kecepatan
reaksi dengan konsentrasi Sodium
thiosulfat
Gambar 2 Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi Na2S2O3
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada
konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol. Kinetika reaksi adalah
cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi
ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi
suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu
reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:
A + B AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
[][]
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing pereaksi.
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Sifat dan ukuran pereaksi
2.
Konsentrasi pereaksi
3.
Suhu pereaksi
4.
Katalis
(Sukamto, 1989).
Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin
relatif dari sifat pereaksi, laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin
bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka
daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat
diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi,
pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk
bongkahan.
Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka
mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara meledak,
bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida.
H2 + F2
2HF
(sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu
lambat sehingga tidak nampak perubahan kimia:
2H2 + O2
H2O
(Sunarya, 2002).
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika konsentrasi
suatu zat semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa
reaksi, laju reaksinya dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal
dengan hukum laju reaksi atau reaksi yang dinamakan orde reaksi. Menentukan orde
reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi (Keenan, 1979).
Berdasarkan percobaan terhadap pengaruh suhu yang dilakukan, semakin
tinggi suhu yang digunakan, maka semakin cepat proses reaksinya.
25
20
15
10
5
0
35
40
45
50
Grafik Hubungan antara Kecepatan reaksi dengan suhu
Gambar 3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Reaksi dengan Suhu
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya
kenaikan sebesar akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara molekulmolekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya
molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan
karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum menjelaskan
seluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga
bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak
lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak molekul yang memiliki
kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi cukup untuk bereaksi. Hampir
semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan
akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi
tumbukan bertambah besar (Sunarya, 2002).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kecepatan reaksi adalah hilangnya suatu pereaksi atau kecepatan
timbulnya hasil reaksi. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: luas permukaan, konsentrasi zat yang bereaksi, temperatur
campuran reaksi, macam zat dan katalis positif.
Semakin luas permukaan pereaksi maka reaksi berjalan semakin cepat,
karena semakin besarnya terjadi tumbukan antar partikel.
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak
juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.
Semakin naik suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari zat. Dengan demikian lebih banyak molekul
yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi
menjadi lebih besar.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini harus dilakukan dengan teliti dan memperhatikan
dalam hal waktu dan perubahan warna yang terjadi karena hal tersebut bila
kurang teliti akan menghasilkan data yang tidak tepat.
Lampiran
1. Dokumentasi praktikum
A. Na2S3O3 berbagai konsentrasi
B. H2SO4 berbagai konsentrasi
C. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4 dan
Na2S2O3
D. Hubungan antara kecepatan rekasi dengan suhu
kuis praktikum
a) sebutkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi ?
b) tuliskan persamaan reaksi dari reaksi berikut
Na2S2O3 + H2SO4
Na + SO3 + SO2(g) + S(s) + H2O
Jawaban :
a) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi :
-
Ukuran Partikel, Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi dimulai
dari bidang sentuh (bidang yang saling bersinggungan antar reaktan) dan
pada dasarnya terjadi karena tumbukan antar zat-zat pereaksi. Makin luas
bidang sentuh maka makin banyak tumbukan dan makin cepat pula terjadi
reaksi. Luas permukaan bidang sentuh dapat diperbesar dengan
memperkecil ukuran partikelnya
-
Perubahan suhu, , reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada
suhu yang lebih tinggi. Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat
pergerakan partikel-partikel zat yang bereaksi sehingga tumbukan antar
partikel lebih cepat dan reaksi berlangsung lebih cepat
-
Katalis, Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi,
namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika
reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama
seperti pada awal ditambahkan.
-
Konsentrasi, makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat
reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat
yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan
dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.