Modul praktikum kimia dasar pdf

c

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

i

P e n g a n ta r
Selamat, anda telah menjadi mahasiswa Sains dan Teknologi yang memiliki
peran penting dalam perkembangan sains. Sebagai mahasiswa sains, anda dituntut
mampu mengintegrasi dan menginterkoneksikan berbagai disiplin ilmu, khususnya
ilmu sains dalam upaya pengembangan konsep dan terapan sains. Salah satu
cabang sains yang sangat terkait dengan ilmu biologi adalah ilmu kimia.
Sebagai cabang sains, ilmu kimia dikembangkan dan dipelajari secara
teoritis dan empiris. Mahasiswa dituntut memahami fakta teoritis melalui
pendekatan matematis dan fakta empiris melalui pelaksanaan praktikum. Oleh
karena itu, anda sebagai mahasiswa biologi memiliki beban studi untuk mengikuti
praktikum Kimia Dasar.
Praktikum ini meliputi konsep-konsep dasar kimia yang terkait dengan ilmu
biologi, seperti konsep larutan kimia, stoikiometri, asam-basa, senyawa organik,
dan streokimia molekul. Materi praktikum ini dirancang untuk memahami materi
kuliah yang anda dapatkan di kelas.

Kami berharap buku petunjuk praktikum ini dapat memudahkan anda
dalam mempelajari beberapa konsep dasar Kimia dengan baik dan pada akhirnya
membantu anda memahami ilmu biologi secara keseluruhan.
Selamat berpraktikum dan dapatkan hasil yang luar biasa!

Yogyakarta, 23 Agustus 2014
Koordinator Praktikum

Sudarlin, M.Si.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

ii

D a f ta r I s i
Pengantar .................................................................................................................................. i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
Pedoman dan Tata Tertib Praktikum ................................................................................ iii
1.


Stoikiometri Reaksi Sederhana ................................................................................................... 1

2.

Penetapan Kadar Asam Cuka Perdagangan........................................................................ 5

3.

Sifat Larutan Buffer ......................................................................................................................... 9

4.

Sifat Koligatif Larutan .................................................................................................................. 12

5.

Uji Kualitatif Sederhana Senyawa Organik ........................................................................ 15

6.


Stereokimia ........................................................................................................................................ 18

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

iii

PPeeddoom
maann ddaann TTaattaa TTeerrttiibb PPrraakkttiikkuum
m
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Praktikum Kimia Dasar terdiri atas asistensi, enam kali praktikum, dan
responsi yang wajib diikuti oleh semua praktikan.
2. Praktikan hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan
> 10 menit dari waktu tersebut dapat mengakibatkan praktikan tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum pada hari yang bersangkutan.
3. Praktikan wajib membawa perlengkapan praktikum yang disampaikan oleh
asisten praktikum saat asistensi, seperti kalkulator, data-data referensi, tabel
priodik unsur, pipet tetes (jika diperlukan), serta lap atau tisu.
4. Praktikan wajib mengenakan jas praktikum dan berpakaian sesuai kode etik
(bersepatu dan berkaos kaki, tidak berkaos oblong, pakaian tidak ketat, dan lainlain). Pelanggaran atas ketentuan ini berakibat praktikan tidak diperkenankan

mengikuti praktikum.
5. Praktikan wajib memahami dan melaksanakan prinsip Keamanan dan
Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium. Prinsip Keamanan dan Keselamatan
Kerja (K3) di laboratorium dapat diunduh di e-learning fakultas.
6. Jangan menyentuh dan atau melakukan apapun di dalam laboratorium
sebelum ada instruksi dari asisten praktikum. Semua aktivitas di dalam
laboratorium harus diketahui dan disetujui oleh asisten praktikum.
7. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum, merokok, menggangu
praktikan lain, bercanda, bermain, menggunakan HP (HP dalam status diam)
atau aktivitas lain yang menggangu proses praktikum.
8. Setelah menyelesaikan praktikum, praktikan harus mengembalikan semua
peralatan laboratorium dalam keadaan bersih. Kerusakan peralatan dan bahan
yang terjadi selama praktikum menjadi tanggung jawab kelompok praktikan
(bukan individu) kecuali kerusakan dilakukan dengan sengaja (misalnya sambil
bermain-main, di luar konteks langkah kerja praktikum). Dalam kasus terakhir,
tanggung jawab jatuh pada individu itu saja.
9. Semua data pengamatan harus dicatat dalam laporan sementara dan disahkan
oleh asisten praktikum.
10. Setiap praktikan wajib membuat laporan resmi yang dikumpulkan sebelum
mengikuti praktikum selanjutnya.

11. Praktikan wajib mematuhi seluruh ketentuan lain yang berlaku di lingkungan
Laboratorium Terpadu UIN Sunan Kalijaga.
12. Hal-hal yang belum tertuang dalam peraturan tata tertib ini akan diatur lebih
lanjut oleh koordinator praktikum.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

iv

B. Evaluasi Praktikum
1. Evaluasi praktikum bagi praktikan yang mengikuti seluruh rangkaian praktikum:
asistensi 10%); praktikum (60%); responsi (30%).
2. Format penilaian praktikum dapat diunduh di e-learning fakultas.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

1

S TO IK IO M E TRI
R EA K S I S E D E R H A N A

Kompetensi yang akan dicapai:
mahasiswa mampu
menentukan koefisien
reaksi berdasarkan
persamaannya

mahasiswa mampu
menentukan jumlah mol
komponen reaksi
berdasarkan koefisiennya

mahasiswa mampu
menyelesaikan perhitungan
stoikiometri reaksi kimia
sederhana

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan reaksi pembentukan endapan dan
perubahan temperatur.
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol.

B. Dasar Teori
Ilmu kimia mempelajari perubahan materi secara kimia, yakni perubahan yang
menghasilkan materi dengan jenis dan sifat yang berbeda dari materi
pembentuknya. Perubahan ini dapat diamati dari bentuk hasil reaksi seperti
t e r b e n t u k gas, endapan, terjadi perubahan warna, atau perubahan kalor.
Secara teoritis, perubahan kimia dapat ditulis dalam bentuk persamaan reaksi
kimia yang menunjukkan reaktan dan produk reaksi. Persamaan tersebut
disetarakan dengan koefisien reaksi, yakni konversi yang menunjukkan jumlah
atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi. Secara stoikiometri, koefisien tersebut
menyatakan jumlah mol senyawa yang bereaksi seperti reaksi antara gas nitrogen
dan gas hidrogen membentuk gas amonia sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Persamaan ini menyatakan bahwa 1 molekul nitrogen bereaksi dengan 3
molekul hidrogen membentuk 2 molekul ammonia. Jika dikonversi ke mol, berarti 1
mol nitrogen bereaksi dengan 3 mol hidrogen menbentuk 2 mol amonia. Angka 1, 3,
dan 2 adalah koefisien reaksi sebagai faktor konversi.
Koefisien tersebut dapat ditentukan secara eksprimen. Salah satu cara
sederhana yang sering digunakan adalah metode variasi kontinu. Dalam sederetan
percobaan yang dilakukan, jumlah molar total campuran pereaksi dibuat tetap,
sedangkan jumlah molar masing-masing reaktan diubah secara teratur. Perubahan

yang terjadi dapat berupa perubahan jumlah zat, volume, atau temperatur sistem.
Metode variasi kontinu disesuaikan dengan sifat reaksi. Misal reaksi hidrolisis
asam basa yang menghasilkan endapan, maka variasi kontinu yang digunakan

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

2

berdasarkan jumlah endapan yang terbentuk. Jika sifat reaksi menghasilkan
perubahan temperatur, misal reaksi asam basa yang bersifat eksotermis, maka variasi
kontinu yang digunakan adalah perbedaan temperatur. Reaksi yang menghasilkan
endapan, temperatur, atau parameter lainnya yang terukur maksimal adalah reaksi
yang koefisiennya sesuai.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas piala 50 ml
b. Penggaris

c. Pipet ukur 5 mL
d. Termometer


2. Bahan
a. NaOH 0,1 M
b. NaOH 1,0 M
c. CuSO4 0,1 M

d. HCl 1,0 M
e. Kertas saring
f. Akuades

D. Cara Kerja
1. Stokiometri reaksi pengendapan
a. Masukkan 5 mL NaOH 0,1 M pada gelas piala 50 mL, kemudian tambahkan 25
mL larutan CuSO4 0,1 M. Aduk lalu diamkan hingga terbentuk endapan.
b. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat
gunakan satuan milimeter).
c. Lakukan cara yang sama untuk:
- 10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M
- 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M
- 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M

- 25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M
d. Saring larutan yang endapannya paling tinggi menggunakan kertas saring
yang beratnya telah diketahui. Endapan yang diperoleh dikeringkan
kemudian ditimbang.
2. Stokiometri reaksi asam-basa
a. Masukkan 5 mL NaOH 1,0 M ke dalam gelas piala 50 mL, kemudian
tambahkan 25 ml HCl 1,0 M. Sebelum dicampurkan, wadah kedua larutan
direndam dalam penangas agar temperaturnya sama.
b. Setelah tercampur, ukur temperatur campuran dan catat temperatur
maksimum yang konstan.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

3

c. Lakukan cara yang sama untuk:
- 10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M
- 15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M
- 20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
- 25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M

E. Hasil Pengamatan
1. Stokiometri reaksi pengendapan
Jumlah NaOH 0,1 M
Jumlah CuSO4 0,1 M
Tinggi endapan
No
(mL)
(mL)
(mm)
1.
5
25
2.
10
20
3.
15
15
4.
20
10
5.
25
5
Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan
volume larutan NaOH (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
2. Stokiometri reaksi asam-basa
Jumlah NaOH 1,0 M
Jumlah HCl 1,0 M
Temperatur larutan
No
(mL)
(mL)
(0C)
1.
5
25
2.
10
20
3.
15
15
4.
20
10
5.
25
5
Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur (sumbu y)
dan volume NaOH (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
F. Pengolahan Data
1. Titik optimum kurva menyatakan perbandingan koefisien reaksi yang sesuai.
2. Berdasarkan titik optimum tersebut, tentukan koefisien reaksi berdasarkan
perbandingan mol reaktan.
3. Mol reaktan dihitung menggunakan persamaan mol = M x V.
4. Bandingkan koefisien reaksi tersebut dengan koefisien reaksi secara teori
berdasarkan persamaan reaksinya.
5. Tentukan rendemen hasil reaksi pengendapan menggunakan konsep mol
berdasarkan berat endapan yang diperoleh.
6. Berat endapan secara teori dihitung menggunakan persamaan gram = mol x Mr.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

4

G. Pembahasan
1. Jelaskan prinsip percobaan ini!
2. Jelaskan alasan titik optimum kurva digunakan sebagai acuan untuk
menentukan koefisien yang sesuai!
3. Bandingkan dan berikan penjelasan singkat hubungan antara perhitungan
teoritis dan hasil percobaan yang diperoleh!
H.
1.
2.
3.

Tugas Pendahuluan
Buat laporan sementara percobaan ini!
Pelajari konsep reaksi endapan!
Pelajari hubungan reaksi eksotermis dan temperatur!

I. Referensi
Chang R., 2003, General Chemistry:TheEssentialConcepts , alih bahasa: Indra Noviandri
dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Beran & Brady, 1978, Laboratory Manual for General Chemistry, New York: John Wiley &
Sons.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

5

P E N E TA P A N K A D A R
ASA M CU K A
PE R D A G A N G A N
Kompetensi yang akan dicapai:
mahasiswa mengetahui
prinsip reasi asam basa
lemah dan kuat

Mahasiswa
mengetahui prinsip
titrasi

mahasiswa mampu
menentukan konsentrasi
suatu sampel

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat.
2. Menetapkan kadar asam cuka perdagangan.
B. Dasar Teori
Asam cuka perdagangan merupakan jenis cuka yang sering dipakai dalam
kehidupan sehari-hari. Cuka ini merupakan campuran antara asam asetat CH3COOH,
air, dan mineral lainnya. Karena bersifat asam, jumlah asam asetat dalam asam cuka
perdagangan dapat dianalisis secara kimia menggunakan metode asidimetri.
Metode asidimetri merupakan metode analisis kuantitatif yang dilakukan
dengan cara titrasi. Reaksi yang terlibat dalam metode ini merupakan reaksi asambasa, misal reaksi antara basa NaOH dan asam asetat CH3COOH berikut:
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O
Reaksi tersebut menyebabkan semua asam asetat akan bereaksi dengan
NaOH. Jumlah NaOH yang digunakan sebanding dengan jumlah asam asetat dalam
cuka tersebut Oleh karena itu, konsentrasi NaOH yang digunakan sebagai titran
harus diketahui terlebih dahulu. Hasil kali konsentrasi dan volume NaOH yang
digunakan dalam titrasi adalah jumlah mol NaOH. Jumlah mol ini ekivalen atau
sama dengan jumlah mol asam asetat dalam cuka.
Untuk mengetahui titik ekivalen diperlukan indikator. Indikator ini
berfungsi sebagai petunjuk bahwa asam asetat dalam larutan telah habis bereaksi
dengan NaOH. Petunjuk yang diberikan berupa perubahan warna. Artinya, jika
telah terjadi perubahan warna, maka titrasi harus dihentikan. Akhir titrasi ini disebut
titik akhir titrasi. Volume NaOH yang digunakan dicatat sebagai volume titrasi.
Perubahan warna tersebut terjadi karena indikator, seperti fenolftalein (pp)
dapat berubah struktutr pada pH tertentu. Perubahan struktur tersebut
menyebabkan perubahan warna fenolftalein seperti gambar berikut:

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

struktur pp pada pH 0-8,2
tidak berwarna

6

struktur pp pada pH 8,2-12
berwarna merah muda

Oleh karena itu, jika penambahan NaOH pada asam cuka telah mencapai pH basa
maka larutan akan berubah menjadi warna merah muda.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas piala 100 mL
b. Pengaduk magnet
c. Labu ukur 100 mL
2. Bahan
a. Asam oksalat
b. Larutan NaOH 0,1 M
c. Asam cuka perdagangan

d. Buret 50 mL
e. Erlenmeyer 125 mL
f. Pipet ukur 10 mL

d. Indikator p.p
e. Akuades

D. Cara Kerja
1. Penentuan molaritas NaOH (Standarisasi NaOH)
a. Sebanyak 1,26 g asam oksalat dimasukkan ke dalam gelas piala 100 mL,
kemudian ditambahkan akuades sekitar 70 mL dan diaduk dengan pengaduk
magnet hingga larut sempurna.
b. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambah akuades hingga
volume tepat 100 mL.
c. Larutan dimasukkan ke dalam buret 50 mL yang dibilas terlebih dahulu dengan
larutan tersebut.
d. Sebanyak 10 mL larutan NaOH dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambah 12 tetes indikator pp. Larutan tersebut dititrasi dengan larutan asam oksalat
hingga warna merah jambu hilang.
e. Langkah 1.d. diulangi 3 kali.
2. Penetapan kadar asam cuka perdagangan
a. Sebanyak 10 mL larutan cuka perdagangan dimasukkan ke dalam labu ukur
kapasitas 100 mL menggunakan dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
hingga volume 100 mL.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

7

b. Sebanyak 10 mL larutan tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambah 2 tetes indikator pp.
c. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH standar hingga terjadi perubahan
warna.
d. Langkah 2.b – 2.c. diulangi 3 kali.
E. Hasil Pengamatan
1. Penentuan Molaritas NaOH
Titrasi I
Volume NaOH (mL)
10
Volume
H2C2O4.2H2O (mL)

Titrasi II
10

Titrasi III
10

Vrata-rata
10

2. Penetapan Kadar Asam Cuka Perdagangan
Volume
sampel
asam cuka (mL)
Volume NaOH (mL)

Titrasi I

Titrasi II

Titrasi III

10

10

10

Vrata-rata
10

F. Pengolahan Data
1. Penentuan molaritas NaOH (Standarisasi NaOH)
a. Tentukan konsentrasi asam oksalat yang dibuat berdasarkan cara kerja 1.a –
1.b.!
b. Tentukan volume rata-rata asam oksalat yang digunakan untuk standarisasi
NaOH!
c. Tentukan jumlah mol asam oksalat yang digunakan menggunakan
persamaan mol = M x V!
d. Tentukan jumlah mol NaOH yang bereaksi berdasarkan reaksi:
H2C2O4 + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O
e. Tentukan konsentrasi NaOH berdasarkan jumlah mol yang diperoleh!
2. Penetapan kadar asam cuka perdagangan
a. Tentukan volume rata-rata NaOH yang digunakan untuk titrasi asam cuka!
b. Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan menggunakan persamaan
mol = M x V!
c. Tentukan jumlah mol asam cuka berdasarkan reaksi:
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
d. Tentukan berat asam cuka dalam sampel menggunakan persamaan
gram = mol x Mr!
e. Nyatakan berat tersebut untuk 100 mL sampel!

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

8

f. Nyatakan berat tersebut dalam % (b/v) menggunakan persamaan:
%( / )=

100

%

G. Pembahasan
1. Jelaskan prinsip percobaan ini!
2. Jelaskan hubungan perubahan warna bening menjadi merah jambu atau
sebaliknya dengan titik akhir titrasi!
3. Berikan penjelasan singkat mengenai hasil perhitungan yang diperoleh!
H.
1.
2.
3.

Tugas Pendahuluan
Buat laporan sementara percobaan ini!
Pelajari konsep titrasi asam basa!
Apa yang dimaksud dengan titik ekivalen, titik akhir titrasi, dan indikator asam
basa!

I. Referensi
Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts , alih bahasa: Indra Noviandri
dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Beran & Brady, 1978, Laboratory Manual for General Chemistry , New York: John Wiley &
Sons.
Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students. 4th Ed. New
York: Academic Press, Inc.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

9

S IF A T
LA R U T A N B UF FE R
Kompetensi yang akan dicapai:
mahasiswa dapat
membuat dan
menghitung pH larutan
buffer

mahasiswa
mengetahui sifat
larutan buffer

mahasiswa dapat
menggunakan pH meter, pH
universal, dan kertas lakmus

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari sifat larutan penyangga.
2. Menentukan pH larutan penyangga.
B. Dasar Teori
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan
pHnya pada kondisi tertentu. Jika pada larutan buffer ditambahkan larutan asam,
basa, atau akuades, maka pHnya relative tetap. Perubahan yang terjadi sangat kecil
sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya.
Hal ini terjadi karena kombinasi asam basa konjugat pada larutan buffer dapat
menghilangkan ion H+ atau OH- yang masuk dalam larutan. Akibatnya, jumlah ion
tersebut relative tetap dalam larutan.
Larutan buffer sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya
dalam kegiatan penelitian, larutan buffer sangat dibutuhkan. Misalnya kita
memerlukan suatu larutan dengan pH = 7 selama melakukan penelitian terhadapa
sel agar pH-nya tidak berubah-ubah dan sel yang diteliti tidak rusak..
Cairan dalam tubuh kita juga pH-nya harus tetap dijaga, yaitu pada harga 7,4.
Apabila pH-nya berubah misalnya kurang dari 7,0 atau lebih dari 7,8, hal tersebut
akan sangat membahayakan tubuh kita bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh
karena itu, cairan dalam tubuh kita harus memiliki sifat sebagai larutan buffer
sehingga dapat mempertahankan pH cairan tubuh walaupun tubuh kita menerima
berbagai penambahan, misalnya zat yang mengandung asam atau basa.
Perubahan pH suatu sistem seringkali memberikan dampak yang tidak
diinginkan. Sebagai contoh, jika jus lemon ditambahkan ke dalam susu. Susu akan
menggumpal karena terjadi perubahan pH. Secara alami, terdapat suatu sistem yang
dapat mengatasi hal tersebut. Larutan buffer mempertahankan pH sistem terhadap
gangguan yang dapat mengubah pH. Buffer alami terdapat di dalam tubuh makhluk
hidup maupun di alam.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. pH meter
b. Gelas ukur 25 mL

c. Gelas piala 250 mL
d. Pipet ukur 10 mL

2. Bahan
a. Larutan NH3 0,1 M
b. Larutan NH4Cl 0,1 M
c. Larutan CH3COONa 0,1 M
d. Larutan NaCl 0,1 M

e.
f.
g.
h.

10

Larutan HCl 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan CH3COOH 0,1 M
Akuades

D. Cara Kerja
1. Perubahan pH larutan bukan buffer
a. Ukur pH larutan NaCl 0,1 M menggunakan pH meter.
b. Siapkan 3 gelas kimia 100 mL.
c. Masing-masing diisi dengan 10 mL larutan NaCl 0,1 M, kemudian :
- Dalam gelas kimia 1 tambah 1 ml HCl 0,1 M
- Dalam gelas kimia 2 tambah 1 ml NaOH 0,1 M
- Dalam gelas kimia 3 tambah 10 ml akuades
d. Ukur pH ketiga larutan tersebut.
2. Perubahan pH larutan buffer asam
a. Campurkan 25 ml larutan CH3COOH 0,1 M dan 25 ml larutan CH3COONa
0,1 M dalam gelas kimia. ukur pH larutan.
b. Larutan yang dihasilkan, dimasukkan dalam 3 gelas piala, masing-masing
sebanyak 10 mL, kemudian:
- Dalam gelas kimia 1 tambah 1 ml HCl 0,1 M
- Dalam gelas kimia 2 tambah 1 ml NaOH 0,1 M
- Dalam gelas kimia 3 tambah 10 ml akuades
c. Ukur pH ketiga larutan tersebut.
3. Perubahan pH larutan buffer basa
a. Campurkan 25 ml larutan NH3 0,1 M dan 25 ml larutan NH4Cl 0,1 M dalam
gelas kimia. Ukur pH larutan.
b. Larutan yang dihasilkan, dimasukkan ke dalam 3 gelas piala, masing-masing
sebanyak 10 mL, kemudian:
- Dalam gelas kimia 1 tambah 1 ml HCl 0,1 M
- Dalam gelas kimia 2 tambah 1 ml NaOH 0,1 M
- Dalam gelas kimia 3 tambah 10 ml akuades
c. Ukur pH ketiga larutan tersebut.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

11

E. Hasil Pengamatan
pH setelah
pH mula- ditambah
No. Larutan yang diuji mula
HCl
1.
NaCl
2.

CH3COOH +
CH3COONa

3.

NH3 + NH4Cl

pH setelah
ditambah
NaOH

pH setelah
diencerkan

F. Pengolahan Data
1. Buat grafik yang menyatakan perubahan pH masing-masing larutan! Gunakan
Microsoft Excel dengan perintah Insert >> Charts (Line) >> Line With Markers!
2. Lengkapi grafik dengan Legend!
G.
1.
2.
3.

Pembahasan
Jelaskan prinsip percobaan ini!
Berikan penjelasan mengenai pola grafik untuk masing-masing larutan!
Berikan kesimpulan untuk masing-masing larutan!

H.
1.
2.
3.

Tugas Pendahuluan
Buat laporan sementara percobaan ini!
Pelajari konsep pH asam, basa, dan garam!
Pelajari konsep larutan buffer!

I. Referensi
Chang R., 2003, General Chemistry:TheEssentialConcepts , alih bahasa: Indra Noviandri
dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Beran & Brady, 1978, Laboratory Manual for General Chemistry , New York: John Wiley &
Son

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

12

SIFAT KOLIGATIF
L ARUTA N
Kompetensi yang akan dicapai:
mahasiswa memahami
konsep larutan kimia dan
sifat-sifatnya

mahasiswa
memahami sifat
koligatif

mahasiswa mampu
menghitung secara kuantitatif
sifat koligatif larutan

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari perbedaan kenaikan titik didih larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit.
2. Mempelajari hubungan antara molalitas zat terlarut dengan titik didih larutan.
B. Dasar Teori
Sifat koligatif (colligative properties ) larutan merupakan sifat penting larutan yang
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan bukan pada jenis
partikel zat terlarut. Jenis sifat koligatif larutan adalah penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Sifat koligatif larutan elektrolit memerlukan pendekatan yang sedikit berbeda
daripada sifat koligatif larutan nonelektrolit. Hal ini dikarenakan elektrolit terurai
menjadi ion-ion dalam larutan sehingga satu satuan senyawa elektrolit terpisah
menjadi dua atau lebih partikel bila dilarutkan. Oleh karena itu, penentuan sifat
koligatif larutan memerlukan faktor van’t Hoff .
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas piala 250 mL
b. Pengaduk
c. Statif
2. Bahan
a. Sukrosa
b. NaCl

0

d. Termometer 150 C
e. Hot plate

c. Akuades

D. Cara Kerja
1. Titik didih air
a. Siapkan 100 gram akudes dalam gelas piala 250 mL.
b. Panaskan akuades tersebut menggunakan hot plate hingga mendidih.
Termometer tercelup menggantung dalam gelas piala menggunakan statif.
c. Catat temperatur didih akuades dalam tabel yang telah disediakan.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

13

2. Titik didih larutan sukrosa dalam berbagai konsentrasi
a. Siapkan 30, 60, dan 90 gram sukrosa (C12H22O11).
b. Masukkan sukrosa tersebut ke dalam gelas piala 250 mL, kemudian masingmasing ditambahkan 100 gram akuades.
c. Campuran diaduk hingga larut (boleh dibantu dengan pemanasan ringan).
d. Masing-masing larutan dipanaskan hingga mendidih. Termometer tercelup
menggantung dalam gelas piala menggunakan statif.
e. Catat temperatur didih masing-masing larutan dalam tabel yang telah
disediakan.
3. Titik didih larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
a. Ulangi cara kerja di atas menggunakan 5, 10, dan 15 gram NaCl.
b. Catat temperatur didih masing-masing larutan dalam tabel yang telah
disediakan.
E. Hasil Pengamatan
Titik didih (Td) air : ……………… oC
Tabel 1. Titik didih larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi
No Massa zat
Molalitas
Titik didih larutan /Td Kenaikan titik
terlarut (gram) larutan/m
(oC)
didih/ΔTd (oC)
1.
30
2.

60

3.

90

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik hubungan titik didih larutan dan molalitas
larutan.
Tabel 2. Titik didih larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi
No Massa zat
Molalitas
Titik didih larutan /Td
terlarut (gram) laruta/m
(oC)
1.
5
2.

10

3.

15

Kenaikan titik
didih/ΔTd (oC)

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik hubungan perubahan titik didih larutan dan
molalitas larutan.
F. Pengolahan Data
1. Molalitas larutan dihitung menggunakan persamaan

=

(1000 �



.

)

2. Kenaikan titik didih (ΔTd) merupakan selisih titik didih larutan dengan titik didih
air.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

14

3. Berdasarkan grafik yang diperoleh, tentukan konstanta kenaikan titik didih (Kb)
menggunakan persamaan Δ� = � �
yang analog dengan persamaan garis
lurus y = mx + c.
G.
1.
2.
3.

Pembahasan
Jelaskan prinsip percobaan ini!
Jelaskan perbedaan pengaruh masing-masing zat terhadap titik didih larutan!
Berikan kesimpulan untuk masing-masing zat yang dengan pengaruhnya
terhadap titik didih larutan!

H.
1.
2.
3.

Tugas Pendahuluan
Buat laporan sementara percobaan ini!
Pelajari konsep kenaikan titik didih!
Pelajari konsep persamaan garis lurus, kemiringan grafik, dan regresi linear!

I. Referensi
Chang, R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts,diterjemahkan oleh:
Suminar Setiati Achmadi, 2005, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jakarta:
Penerbit Erlangga
Zumdahl, S.S., 1998, Chemical Principles, Boston: Houngton Mifflin Company
Moore, J.T., 2003, Chemistry for Dummies, alih bahasa: Deni Pranowo dkk, 2007, Kimia
for Dummies, Bandung: Penerbit Pakar Raya

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

15

UJ I KUA L I TA TI F
SE D E R H A N A
SE N Y A W A O R G A N I K
Kompetensi yang akan dicapai:
mahasiswa mengetahui
beberapa senyawa organik
dalam kehidupan seharihari

mahasiswa mampu
mengindentifikasi
senyawa organik tertentu

mahasiswa mengetahui
prinsip dasar uji kualitatif
senyawa organik

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif senyawa organik.
2. Mengetahui kandungan senyawa organik dalam beberapa sampel.
B. Dasar Teori
1. Uji Alkohol
Asam karboksilat dan alkohol dapat diidentifikasi sebagai senyawa ester,
yakni dipanaskan bersama asam sulfat pekat hingga tercium bau senyawa ester.
Reaksi tersebut berlangsung lambat dan dapat balik (reversible) sehingga ester yang
terbentuk tidak banyak.
Aroma khas ester sering tertutupi atau terganggu oleh bau asam
karboksilat. Cara sederhana untuk mendeteksi senyawa ester selain aromantya
tersebut adalah menaburkan campuran hasil reaksi ke dalam sejumlah air. Jika
terbentuk lapisan yang tidak larut, maka senyawa ester dapat dianggap terbentuk.
2. Uji Formalin
Identifikasi formalin dapat dilakukan menggunakan kalium permanganat
(KMnO4) yang disebut uji PK (Permanganas Kalikus). Warna ungu/merah jambu
larutan kalium permanganan berkurang/hilang jika ditambahkan sampel yang
mengandung formalin.
3. Uji Pati
Pati merupakan polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Molekul amilosa membentuk warna biru tua apabila bereaksi dengan iodium.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi kecil
b. Gelas piala 250 mL

c. Pipet tites
d. Cawan porselen

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

e. Hot plate
f. Pipet ukur 1 mL
2. Bahan
a. KMnO4 1,0 M
b. HNO3 encer
c. Larutan AgNO3 0,5 M
d. NH4OH

16

g. Gelas arloji
h. Pengaduk magnet

e. Asam asetat glasial
f. Larutan iodium
g. Sampel: bakso, tahu, roti, apel,
Mie basah, tape, dll.

D. Cara Kerja
1. Uji kualitatif senyawa aldehid dengan test Tollens
a. Bersihkan sebuah tabung reaksi denganlarutan HNO3 panas dan cuci
dengan akuades sampai bersih dan keringkan.
b. Masukkan 1 ml larutan AgNO3 0,5 M, kemudian encerkan dengan
menambah NH4OH tetes demi tetes sampai endapan yang terbentuk larut.
c. Tambahkan 20 mg atau 1 ml sampel yang tidak diketahui, kocok, dan letakkan
dalam air hangat selama 5 menit. Cermin atau endapan hitam yang terbentuk
menandakan sampel memiliki gugus aldehid.
2. Uji kualitatif senyawa alkohol dengan pembuatan ester
a. Masukkan 1 mL asam asetat glasial ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 2 ml zat sampel yang tidak diketahui dan 2 tetes asam sulfat
pekat
c. Panaskan tabung reaksi tersebut sambil dikocok.
d. Amati apa yang terjadi dan cium baunya
3. Uji kualitatif sederhana senyawa formalin pada makanan
a. Masukkan 3 ml larutan KMnO4 1,0 M ke dalam gelas piala 250 mL.
b. Masukkan sampel (tahu, bakso, dan mie basah) ke dalam larutan KMnO 4
tersebut.
c. Amati dan catat perubahan warna larutan yang terjadi.
4. Uji kualitatif sederhana senyawa pati pada makanan
a. Siapkan sampel (roti dan mie basah) dalam cawan porselen.
b. Teteskan 2-4 tetes larutan iodium pada sampel tersebut.
c. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

17

E. Hasil Pengamatan
No Jenis uji
1

Uji Tollens

2

Uji senyawa alcohol

3

Uji formalin

4

Uji pati

Hasil pengamatan

F. Pembahasan
1. Jelaskan prinsip percobaan ini!
2. Jelaskan ciri khas/penampakan/perubahan masing-masing sampel berdasarkan
uji yang digunakan!
3. Berikan penjelasan ilmiah yang mendasari ciri khas/penampakan/perubahan
masing-masing sampel tersebut!
G. Tugas Pendahuluan
1. Buat laporan sementara percobaan ini!
2. Pelajari konsep dan reaksi yang terlibat dalam uji tollens, uji alkohol, uji
formalin, dan uji pati yang digunakan dalam percobaan ini!
H. Referensi
Fessenden & Fessenden, 1986, Organic Chemistry , Alih Bahasa: Hadyana
Pudjaatmaka, 1991, Kimia Ornaik Jilid I , Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bloch,D., 2006, Organic Chemistry Demysified , McGraw-Hill Companies, Inc.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

18

STEREOKIMIA
Kompetensi yang akan dicapai:
mahasiswa dapat
menjelaskan bentuk
molekul

mahasiswa dapat
menggambarkan bentuk
molekul berdasarkan sifatsifatnya

mahasiswa dapat
menggolongkan molekul
berdasarkan bentuknya

A. Tujuan Percobaan
1. Menggambar molekul 2D dan 3D menggunakan aplikasi kimia.
2. Memahami bentuk 3D molekul menggunakan model molekul.
B. Dasar Teori
Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi, yakni penataan atom-atom molekul tersebut relatif terhadap atom yang
lain. Kajian ini membantu dalam menentukan stereoisomer dan kekiralan berbagai
molekul.
Isomer adalah sebutan untuk senyawa-senyawa organik yang memiliki
rumus molekul sama tapi masing-masing memiliki sifat dan penataan atom yang
berbeda. Beberapa penggolongan isomer adalah isomer posisi, isomer fungsional,
isomer geometrik, dan isomer optik.
Konsep yang terkait dengan isomer adalah kekiralan molekul atau pola
bayangan molekul. Sebagai contoh, jika atom C mengikat 4 atom/gugus yang
berbeda (senyawa tipe C abcd), maka akan terbentuk 2 molekul yang merupakan
bayangan cermin yang tidak saling menutup satu sama lain. Dua molekul tersebut
adalah molekul yang berlainan sebagai sepasang stereoisomer yang disebut
enantiomer. Sebaliknya, sebuah molekul akiral dapat diimpitkan dengan molekul
bayangan cerminnya sehingga molekulnya adalah senyawa yang sama.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah satu set model molekul (Molymod) dan
seperangkat komputer dengan program ChemSketch dan Avogadro.
D. Cara Kerja
1. Gambarkan dalam bentuk 3D molekul berikut:
a. n-Pentana
e.
f.
b. Fenol
c. Propanal
g.
d. Propenol
h.

2,2 Dimetil Pentana
Metil Etanoat
Propanon
Asam Propanoat

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

i. Cis-2-Butena
j. Trans-2-Butena

19

k. Fruktosa
l. Glukosa

2. Gambar molekul eritrosa dan seluruh stereoisomernya
a. Tentukan konfigurasi R dan S dari setiap stereoisomernya!
b. Apakah merupakan senyawa meso?
3. Perhatikan dan bandingkan bentuk 3D masing-masing molekul tersebut!
E. Pembahasan
1. Kategorikan masing-masing molekul ke dalam kelompok isomer posisi, isomer
fungsional, isomer geometrik, atau isomer optik!
2. Berikan penjelasan mengenai kesamaan isomer tersebut!
3. Berikan penjelasan mengenai stereoisomer eritrosa!
F. Tugas Pendahuluan
1. Buat laporan sementara percobaan ini!
2. Unduh dan instal aplikasi ChemSketch!
G. Referensi
Fessenden & Fessenden, 1986, Organic Chemistry , Alih Bahasa: Hadyana
Pudjaatmaka, 1991, Kimia Ornaik Jilid I , Jakarta: Penerbit Erlangga. Bloch,D., 2006,
Organic Chemistry Demysified , McGraw-Hill Companies, Inc.

[Petunjuk Praktikum Kimia Dasar]

20