PANDANGAN FILSAFAT TENTANG MANUSIA docx

PANDANGAN FILSAFAT TENTANG MANUSIA
Pandangan Descrates (1596-1650) sebagai bapak filsafat modern yang
menempatkan manusia dengan segala kemampuan rasionalnya sebagai subjek yang
sentral dalam pemecahan masalah dunia. Rasionalisme menjadi ukuran tunggal
kebenaran, tolak ukur dari segala sesuatu . jadi pandangan Descratos terhadap manusia
adalah Humanisme atau Antroposentrisme. Ia memandang berpikir positif kepada diri
dan rasio manusia dalam membangun dunia kearah yang lebih baik. Descratos mewakili
semangat zamannya yakni modernisasi yang memandang cerah masa depan untuk
manusia seiring dengan bergulirnya renaisme.
Manusia adalah makhluk yang berakal dan bertanggung jawab dengan akalnya.
Pandangan Descratos terhadap manusia adalah positif ia memandang jiwa manusia
pada dasarnya baik karena didominasi oleh fungsi akalatau intelek. Arthur Scopenheour
(1788-1868) mengemukakan pendapat yang berlawanan, ia adalah seorang filosof
pesimisme. Berlawanan dengan filosof-filosof sebelumnya seperti Descratos yang
menyatakan bahwa hakikat jiwa manusia adalah intelek atau rasio. Scopenheor
mengkritik pandangan tersebut yang dianggap terlalu menyembunyikan sisi gelap dari
diri manusia. Ia beranggapan bahwa rasio dan kesadaran pada hakikatnya hubungan
permukaan dari jiwa kita. Dibawah intelek atau rasio terdapat kehendak (nafsu) yang
tidak sadar. Suatu daya atau kekuatan hidup yang abadi keinginan yang kuat.
Rasio kadang-kadang memang mengendalikan kehendak namun hanya sebagai
pembantu yang mendorong tuannya. Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut

sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq ( manusia adalah binatang yang berpikir). Nathiq
sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarka pikirannya.
Sebagai binatang yang berfikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada dasarnya
fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan hewan. Namun hewan lebih
mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri, pola-pola tingkah laku yang
khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan
syaraf bawaan. Semakin tinggi perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola
tindakannya dan semakin kurang lengkap penyesuaian struktur yang harus dilakukan
pada saat lahirnya.
Pada primata yang lebih tinggi (bangsa monyet) bahkan dapat ditemukan
intelegasi yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan sehingga
memungkinkan binatang untuk melampaui pola-pola kelakuan yang telah digariskan
secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar
eksistensinya yang tertentu masih tetap sama.
Manusia menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dari binatang apapun. Tetapi
memahami siapa sebenarnya manusia itu bukan persoalan yang mudah. Ini terbukti dari
pembahasan manusia tentang dirinya sendiri yang telah berlangsung demikian lama.
Barang kali sejak manusia diberi kemampuan berpikir secara sistematis.

PANDANGAN KITAB SUCI TENTANG MANUSIA

Manusia adalah ciptaan Allah yang ditempatkan dalam ditengah ciptaan lainnya.
Manusia diciptakan dalam gambar Allah dengan pengetahuan, kebenaran dan
kekudusan sebagai gambar Allah manusia memiliki kehendak bebas yang memiliki
kemampuan bebas untuk taat atau tidak pada hukum Allah. Manusia terdiri dari jiwa
dan raga. Jiwa adalah suatu wujud yang abadi, tetapi yang diciptakan juga sebagai
bagian manusia paling luhur. Meskipun manusia dalam rupa lahirlah mencerminkan
kemuliaan Allah, tetapi gambar Allah sebenarnya terdapat dalam jiwa.
Allah membuat hubungan perjanjian dengan manusia. Allah menjanjikan berkat
dan rahmatnya sedangkan manusia harus menguasai alam dengan menyadari status
sebagai ciptaan dibawah kuasa kedaulatan Allah. Namun manusia melanggar perjanjian
ini dengan memberontak terhadap kekuasaan Allah. Dalam cobaan iblis manusia
menempatkan dirinya diluar kekuasaan Allah dan menyembah ciptaan dari pada sang
pencipta. Oleh karena itu manusia jatuh dalam penghakiman Allah.
Dalam kejatuhan dalam dosa gambar Allah dalam hati manusia tidak sama sekali
rusak dan binasa, tetapi rusak sedemikian rupa hingga yang masih tersisa merupakan
sesuatu yang cacatnya mengerikan. Allah yang berdaulat tidak berhenti dalam
mewujudkan rencana dan tujuannya. Dalam kekalahan Allah memilih sejumlah besar
manusia diantara ciptaannya yang jatuh untuk diperdamaikannya dengan diriNya. Untuk
mewujudkan rencana-Nya maka Dia mengirim AnakNya yang Tunggal Tuhan Yesus
Kristus untuk membayar upah dosa. Yesus Kristus menebus manusia hingga dapat

memenuhi standar kebenaran Allah.
Roh kudus dikirim bagi orang pilihan untuk membimbing mereka mengenal
kebenaran Alkitab dan memampukan mereka menerima janji pengampunan Allah.
Hanya dengan iman manusia dapat diselamatkan melalui kuasa Roh kudus yang
melahirkan. Sebagai orang-orang pilihan Allah mereka harus menunjukkankehidupan
yang sesuai yakni selalu memuliakan Allah dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Manusia bukanlah Keturunan Tuhan Allah, ia juga bukan mengalir keluar dari Allah
tetapi diciptakan Allah (Kej 2:7). Kej 2:7 tidak boleh diartikan secara hurufiah apa adanya
tetapi harus kita ambil intinya saja. Maksud cerita ini ialah memberitakan bahwa
manusia itu adanya bukan karena dirinya sendiri. Semula manusia tidak ada, kemudian
adanya karena diciptakan oleh Allah.
Tubuh manusia menampakkan pribadi manusia dalam keseluruhannya dari segi
yang lahir. Jiwa atau nyawanya adalah ungkapan Alkitab untukmenyebut manusia dalam
keseluruhannya dari segi batin, sebagai makhluk yang bernafsu, berkehendak, berpikir
dan sebagainya. Hati adalah ungkapan Alkitab untuk mengungkapkan segi hidup
manusia yang tidak tampak yakni segi batin, yang menjadi asas pribadi manusia. Roh
adalah segi hidup manusia yang batin juga, yang dapat menerima dan menyatakan
pengamatan rohani. Roh ini tidak berdiri sendiri melainkan manusia sebagai
keseluruhan, sebagai makhluk yang berpikir, berbuat, berkehendak dan lain-lain.


Jadi badan mengungkapkan manusia seutuhnya demikian juga halnya dengan hati
dan roh. Hubungan antara jiwa, nyawa, pati dan roh disatu pihak dengan tubuh dilain
pihak, jika hendak dirumuskan dalam bahasa ilmiah psikologi, dapat disebut “aku” atau
ego disatu pihak dengan badan dilain pihak hubungan “aku” dengan badan bukanlah
sebagai yang tinggi dan yang rendah, bukan sebagai zat halus dan zat kasar melainkan
sebagai inti dan periferi atau sekitarnya.
Dalam perjanjian lama ungkapan dijadikan menurut gambar dan rupa Allah,
berarti bahwa manusia dijadikan memiliki kesamaan ilahi yang harus dilihat sebagai
kesamaan antara Bapa dan Anak. Pengertian sedemikian juga terdapat dalam perjanjian
baru. Arti ungkapan gambar dan rupa ialah bahwa gambar itu ialah gambar yang baik,
gambar yang cocok dengan yang digambarkan bukan karikatur bukan gambar ejekan.
Ungkapan segambar dan serupa dengan Allah atau persamaan ilahi itu sebenarnya
adalah suatu panggilan yang pelaksanaannya bergantung pada sikap manusia terhadap
Tuhan Allah. Jadi gambar Allah bukanlah sesuatu yang interen pada manusia atau
bersatu padu dengan manusia dan juga bukan sesuatu yang berada secara status pada
diri manusia.
Isi gambar Allah atau kesamaan ilahi manusia adalah kesamaan kualitas hidup
yang disebut manusia baru atau cara hidup baru setelah manusia jatuh dalam dosa.
Karenanya dijadikan menurut gambar dan rupa Allah berarti manusia harus
mencerminkan hidup ilahi dala hidupnya sehari-hari. Setelah manusia jatuh dalam dosa

gambar Allah pada manusia telah rusak secara menyeluruh. Manusia tidak lagi
mencerminkan hidup ilahi dalam hidupnya. Kerusakan menyeluruh ini dapat disimpilkan
dari pembaharuan gambar Allah pada manusia yang dilakukan oleh Tuhan Yesus juga
secara menyeluruh.
Calvinisme menegaskan bahwa manusia terdiri dari jiwa dan raga. Sedangkan
Dr.Harun menekankan manusia seutuhnya yang memiliki segi lahir atau badan dan segi
batin yakni jiwa, hati, roh. Dua pandangan ini pada dasarnya tidak berbeda, hanya pada
permukaannya member kesan berbeda. Ajaran Calvinisme tentang manusia disebut
Dikhotomi. Dipihak lain Dr.Harun menggap pandangan dikhotomi ditolak oleh Alkitab.
Penolakan ini tidak identik dengan posisi berlawanan terhadap Calvinisme. Sebab yang
ditentang oleh Dr.Harun adalah pengertian Dikhotomi yang dualistis, seperti tertulis
dalam kutipan berikut: kecuali trikhotomi juga dikhotomi, yaitu ajaran yang
mengajarkan, bahwa manusia terdiri dari badan dan jiwa, ditolak oleh Alkitab, jikalau
badan dan jiwa dipandang sebagai dua zat yang saling bertentangan. Sedangkan
dikhotomi dalam calvinisme tidak bersifat dualistis baik secara tersirat atau tersurat tidak
pernah jiwa dipertentangkan dengan raga. Pandangan ditegaskan oleh Louis Berkhof.
Secara implicit Dr.Harun mengakui adanya dua bagian dalam diri manusia yakni
segi lahir atau tubuh dan segi batinyang terdiri dari jiwa atau nyawa, hati dan roh.
Pandangan ini secara tidak langsung adalah dikhotomi yang pada dasarnya tidak
berbeda dengan Calvinisme. Keduanya setuju bahwa manusia diciptakan menurut

gambar dan rupa Allah, namun pada isi pengertian kedua istilah ini berbeda.

PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN TENTANG MANUSIA
Hampir semua disiplin ilmu pengetahuan dalam bahasanya berusaha menyelidiki
dan mengerti tentang makhluk yang bernama manusia. khusus tujuan-tujuan pendidikan
adalah memahami dengan mendalam tentang hakikat manusia itu sendiri. Aristoteles
mengatakan bahwa manusia itu adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya yang berbicara berdasarkan akal pikirannya. Hal itu tentu saja dengan tetap
menilai seperangkat perbedaan antara manusia dengan hewan itu secara umum.
Menurut tinjauan Islam, manusia adalah pribadi atau individu yang berkeluarga
dan selalu bersilaturrohmi dan mengabdi Tuhan. Manusia juga adalah pemelihara alam
sekitar, wakil dari Allah SWT. Diatas permukaan bumi ini. Manusia dalam pandangan
islam selalu berkaitan dengan kisah tersendiri, tidak hanya sebagai hewan tingkat tinggi
yang berkuku pipih, berjalan dengan dua kaki, berbicara. Islam memandang manusia
sebagai makhluk sempurna dibandingkan dengan hewan. Dan ciptaan Tuhan yang lain,
karena itu manusia disuruh menggunakan akalnya dan indranya agar tidak salah
memahami mana kebenaran yang sesungguhnya dan mana kebenaran yang dibenarkan,
atau dianggap benar.
Eksistensi manusia yang padat itulah yang perlu dimengerti untuk pemikiran
selanjutnya. karena pada dasarnya manusia adalah makhluk religius, yang dengan

pernyataan itu mewajibkan manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran
yang harus dipatuhi dan diyakini. Untuk itu sangat penting membangun manusia yang
sanggup melakukan pembangunan duniawi, yang mempunyai arti bagi hidup pribadi
diakhirat kelak. Dengan kata lain, usaha ilmu tetrsebut dalam rangka pembinaan
manusia ideal , merupakan program utama dalam pendidikan modern ( pendidikan yang
lebih maju) dari pada masa-masa sekarang ini.
Sebelum terjadinya proses pendidikan diluar dirinya, manusia cenderung
berusaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia berusaha
mengerti dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam
prosesnya, peran efektif pendidikan terhadap pembinaan manusia dipengaruhi oleh
lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum,
tujuan pendidikan adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna.
Pengertian kriteria sempurna ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat,
bangsa suatu tempat dan waktu. Pendidikan yang terutama dianggap sebagai transper
kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan akan membawa manusia mengerti dan
memahami lebih luas tentang masalah seperti itu. dengan demikian ilmu pengetahuan
memiliki nilai-nilai praktis didalam kehidupan, baik sebagai pribadi maupun warga
masyarakat.

PANDANGAN TENTANG

MANUSIA

NAMA :SELTI ASTRIA MANDALAHI
NIM :16606041
MATA KULIAH: AGAMA KATOLIK

UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2016

PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN TENTANG MANUSIA
Hampir semua disiplin ilmu pengetahuan dalam bahasanya berusaha menyelidiki
dan mengerti tentang makhluk yang bernama manusia. khusus tujuan-tujuan pendidikan
adalah memahami dengan mendalam tentang hakikat manusia itu sendiri. Aristoteles
mengatakan bahwa manusia itu adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya yang berbicara berdasarkan akal pikirannya. Hal itu tentu saja dengan tetap
menilai seperangkat perbedaan antara manusia dengan hewan itu secara umum.
Menurut tinjauan Islam, manusia adalah pribadi atau individu yang berkeluarga
dan selalu bersilaturrohmi dan mengabdi Tuhan. Manusia juga adalah pemelihara alam

sekitar, wakil dari Allah SWT. Diatas permukaan bumi ini. Manusia dalam pandangan
islam selalu berkaitan dengan kisah tersendiri, tidak hanya sebagai hewan tingkat tinggi
yang berkuku pipih, berjalan dengan dua kaki, berbicara. Islam memandang manusia
sebagai makhluk sempurna dibandingkan dengan hewan. Dan ciptaan Tuhan yang lain,
karena itu manusia disuruh menggunakan akalnya dan indranya agar tidak salah
memahami mana kebenaran yang sesungguhnya dan mana kebenaran yang dibenarkan,
atau dianggap benar.
Eksistensi manusia yang padat itulah yang perlu dimengerti untuk pemikiran
selanjutnya. karena pada dasarnya manusia adalah makhluk religius, yang dengan
pernyataan itu mewajibkan manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran
yang harus dipatuhi dan diyakini. Untuk itu sangat penting membangun manusia yang
sanggup melakukan pembangunan duniawi, yang mempunyai arti bagi hidup pribadi
diakhirat kelak. Dengan kata lain, usaha ilmu tetrsebut dalam rangka pembinaan
manusia ideal , merupakan program utama dalam pendidikan modern ( pendidikan yang
lebih maju) dari pada masa-masa sekarang ini.
Sebelum terjadinya proses pendidikan diluar dirinya, manusia cenderung
berusaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia berusaha
mengerti dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam
prosesnya, peran efektif pendidikan terhadap pembinaan manusia dipengaruhi oleh
lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum,

tujuan pendidikan adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna.
Pengertian kriteria sempurna ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat,
bangsa suatu tempat dan waktu. Pendidikan yang terutama dianggap sebagai transper
kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan akan membawa manusia mengerti dan
memahami lebih luas tentang masalah seperti itu. dengan demikian ilmu pengetahuan
memiliki nilai-nilai praktis didalam kehidupan, baik sebagai pribadi maupun warga
masyarakat.