PROPOSAL Tugas bhs indonesia. docx

RANCANG SOFTWARE DESAIN RODA GIGI LURUS
MENGGUNAKAN
MICROSOFT VISUAL BASIC 2010 EXPRESS
1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kemajuan teknologi semakin pesat, terbukti dengan adanya
penemuan-penemuan baru dalam berbagai bidang. Dalam bidang otomotif
contohnya mobil bertenaga penggerak listrik, bidang energi alternatif
contohnya solar sel yang merubah panas yang dipancarkan matahari menjadi
energi listrik, dalam bidang komputasi contohnya software seperti anti virus
yang melakukan update setiap minggunya.
Sebagai mahasiswa yang masih aktif menuntut ilmu dibangku
perkuliahan, kini tantangannya adalah bagaimana cara untuk mengikuti
perkembangan zaman yang cepat ini, mahasiswa teknik khususnya sebagai
pemegang peranan penting dalam perkembangan teknologi yang semakin
cepat ini.
Berbeda dalam dunia industri, tantangan dalam dunia industri adalah
bagaimana membuat sebuah produk dengan efisiensi maksimal serta
ekonomis, sehingga tercapai keuntungan yang besar pula bagi para pekerja
yang berkerja didalamnya. Sebuah produk yang efisien perlulah dikonsep
dengan jelas, mulai dari pemilihan bahan yang akan dipakai, perhitungan
kekuatannya, serta biaya produksinya jika dikerjakan massal.Dengan

melakukan perhitungan yang teliti diharapkan mampu mengurangi kesalahan
dalam proses produksinya. Tetapi akan menyingkat banyak waktu jika
perhitungan ini dilakukan secara manual. Sehingga sebagai mahasiswa yang
masih aktif perlu menjawab persoalan yang terjadi dilapangan semacam ini.
Dalam sebuah kasus konstruksi permesinan otomotif, pasti terdapat
roda gigi didalamnya sebagai suatu penerus serta mereduksi putaran yang
tinggi dari mesin menuju roda. Roda gigi perlulah diperhitungkan berapa
kekuatan mesin yang akan diteruskan ke roda, hal ini untuk menentukan

1

berapa gigi yang akan dipakai serta dimensi dari roda gigi itu sendiri. Ketika
menghitung secara manual akan memakan banyak waktu mengingat
banyaknya hal yang perlu diperhitungkan, belum lagi faktor human error yang
memang menjadi kekurangan manusia.
Diharapkan dengan bantuan komputasi rancang software desain roda
gigi lurus menggunakan visual basic 2010 express, akan membantu
perancangan roda gigi lurus khususnya dalam bidang otomotif.
2. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah roda
gigi lurus?
2. Gaya-gaya apa saja yang bekerja pada sebuah roda gigi lurus?
3. Apakah ada cara menghitung secara cepat dengan tingkat ketelitian yang
tinggi?
4. Bagaimanakah cara kerja roda gigi lurus?
3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1. Mengetahui dimensi-dimensi penting dalam merancang roda gigi lurus.
2. Mengetahui gaya-gaya apa saja yang bekerja didalam roda gigi lurus.
3. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam perhitungan serta menyingkat
waktu dalam mendesain roda gigi lurus.
4. Untuk mendiskripsikan cara kerja roda gigi lurus.
4. BATASAN MASALAH
Agar pemahaman dalam merancang roda gigi lurus terarah dan tidak
melebar kedalam pembahasan yang lain, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Untuk pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rancangan hanya untuk roda gigi lurus.
2. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah visual basic 2010.
3. Software hanya dapat menganalisa dimensi dan gaya-gaya yang bekerja

pada roda gigi lurus.
4. Satuan yang digunakan menggunakan standart ISO.

2

5. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi teman-teman mahasiswa teknik mesin, dapat menjadi rujukan dalam
tugas perencanaan mesin khususnya dalam bidang merencanakan roda gigi
lurus.
2. Bagi pengelola pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan
teoritis.
3. Bagi lembaga terkait yang menyertakan roda gigi dalam perancangannya,
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menentukan ukuran atau dimensi roda gigi lurus.
4. Bagi para peneliti yang akan datang, menambah ilmu dalam hal
perancangan roda gigi lurus, guna meningkatkan hasil perancangan.
5. Bagi kalangan umum, menambah wawasan dalam hal teknik mesin,
khususnya roda gigi lurus. Serta pemrograman, bahasa visual basic
khususnya.

6. TINJAUAN PUSTAKA
Manoj Hariharan (2006) melakukan penelitian dengan judul “SPUR
GEAR TOOTH STRESS ANALYSIS AND STRESS REDUCTION USING
STRESS REDUCING GEOMETRICAL FEATURES” menyimpulkan bahwa
penelitian yang optimal mengenai dimensi dan gaya yang terjadi pada pinion
dan roda gigi bertujuan untuk membantu mengurangi dampak beban lelah
pada roda gigi.
Kiyokatsu Suga dan Sularso (1979) dalam bukunya “Dasar
Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin” menyatakan bahwa pemakaian
roda gigi sebagai alat transmisi telah menduduki tempat terpenting di segala
bidang selama 200 tahun terakhir ini. Penggunaannya dimulai dari alat
pengukur yang kecil dan teliti seperti jam tangan, sampai roda gigi reduksi
pada turbin besar yang berdaya puluhan megawatt.
Edy Winarno, Ali Zaki, dan SmitDev Community (2010) dalam
bukunya “Dasar-Dasar Pemrograman Dengan Visual Basic 2010” menyatakan
visual basic adalah bahasa pemrograman klasik, legendaris, dan tiada duanya

3

yang paling banyak dipakai oleh programmer di dunia. Bahasa pemrograman

ini dipakai oleh jutaan programmer, dan tercatat sebagai program yang paling
dikuasai oleh mayoritas orang.
Hendri Budiman dan Muhammad Kamil (2005) dalam seminar
nasional aplikasi teknologi informasi dengan judul “Pemodelan Perencanaan
Roda Gigi Lurus” menyimpulkan dengan metode pemodelan suatu system
kompleks dapat dimodelkan menjadi objek-objek, dimana masing-masing
objek ini dapat dikembangkan lagi dan disatukan (bersifat modular).
6.1. LANDASAN TEORI
6.1.1. Roda gigi
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang
saling bersinggungan pada kelilingnya salah satu diputar maka yang
lain akan ikut berputar pula. Alat yang menggunakan cara kerja
semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek.
Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak
dapat dilakukan dengan roda gesek.Untuk ini, kedua roda tersebut
harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya
dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait.Roda bergigi
semacam ini, yang dapat berbentuk silinder atau kerucut, disebut roda
gigi. Roda gigi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


4

Table 6.1 Klarifikasi roda gigi
Letak Poros

Roda gigi
roda gigi lurus
roda gigi miring

Roda gigi dengan
poros sejajar

roda gigi miring ganda

Keterangan
klasifikasi atas dasar bentuk
alur gigi

roda gigi luar


arah putaran berlawanan

roda gigi dalam dan pinyon

aarah putaran sama

roda gigi dan pinyon

gerakan lurus berputar

rodaa gigi kerucut lurus
roda gigi kerucut spiral
Roda gigi dengan
poros berpotongan

roda gigi kerucut ZEROL
roda gigi kerucut miring
roda gigi kerucut miring ganda
roda gigi permukaan dengan
poros berpotongan

Rod gigi miring silang
Batang gigi miring silang

Roda gigi dengan
poros silang

roda gigi cacing silindris
roda gigi cacing selubung
ganda
roda gigi cacing samping
roda gigi hiperboloid
roda gigi hipoid
roda gigi permukaan silang

5

klasifikasi atas dasar bentuk
alur gigi

roda gigi dengan poros

berbentuk istimewa
kontak titik gerakan lurus
dan berputar

Gambar 6.1 Macam-macam roda gigi
Roda gigi yang telah disebut di atas semuanya mempunyai
perbandingan kecepatan sudut tetap antara kedua poros. Tetapi
disamping itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan
sudutnya dapat bervariasi, seperti misalnya roda gigi eksentris, roda
gigi bukan lingkaran, roda gigi lonjong seperti pada meteran air, dll
Dalam teori roda gigi pada umumnya dianut anggapan bahwa
roda gigi merupakan benda kaku yang hampir tidak mengalami
perubahan bentuk untuk jangka waktu lama. Namun pada apa yang
disebut transisi harmonis, dipergunakan gabungan roda gigi yang
bekerja dengan deformasi elastis dan tanpa deformasi.

6

6.1.2. Macam-macam Roda Gigi
1. Roda gigi lurus


Gambar 6.2 Roda gigi lurus
Roda gigi lurus adalah roda gigi dengan poros sejajar pada
dua bidang silinder, kedua bidang bersinggungan dan yang satu
menggelinding pada yang lain dengan sumbu sejajar. Roda gigi
lurus ini merupakan roda gigi yang paling mendasar dengan jalur
gigi yang sejajar poros. Pada umumnya digunakan untuk daya yang
lebih kecil dan kecepatan rendah, dibuat dari besi cor, roda gigi
lebih murah, mudah diperoleh dan berjalan dengan baik pada pinion
baja. Untuk gaya yang lebih besar dan kecepatan lebih tinggi
digunakan roda gigi dari baja atau baja cor, sedangkan untuk gaya
yang besar dan kecepatan sangat tinggi diterapkan roda gigi yang
dibuat dengan baja keras atau baja paduan.
2. Roda gigi miring

Gambar 6.3 Roda gigi miring
Roda gigi miring adalah roda gigi yang memiliki jalur gigi
yang bentuknya seperti ulir pada silinder jarak bagi.Roda gigi
miring ini jumlah pasangan gigi yang saling membuat kontak


7

serentak (biasa disebut perbandingan kontak) adalah lebih besar dari
pada roda gigi lurus, sehingga pemindahan momen atau putaran
melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung halus.
3. Roda gigi miring ganda

Gambar 6.4 Roda gigi miring ganda
Pada roda gigi miring ganda gaya aksial yang timbul pada
gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut akan saling
meniadakan. Dengan roda gigi ini, perbandingan reduksi, kecepatan
keliling, dan daya yang diteruskan dapat diperbesar akan tetapi
rodaa gigi ganda ini pembuatannya sulit.
4. Roda gigi dalam

Gambar 6.5 Roda gigi dalam
Roda gigi jenis ini dipakai jika diinginkan suatu alat
transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar,
karena pinyon terletak di dalam roda gigi.

8

5. Pinyon dan batang gigi

Gambar 6.6 Pinyon dan batang gigi
Merupakan suatu dasar profil pahat pembuat gigi, pasangan
antara batang gigi dan pinyon dipergunakan untuk merubah gerakan
putar menjadi lurus atau sebaliknya.
6. Roda gigi kerucut lurus

Gambar 6.7 Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi kerucut lurus alur giginya lurus menuju ke puncak
kerucut.Roda gigi kerucut lurus ini paling mudah pembuatannya
dan paling banyak digunakan, tetapi penggunaannya sangat berisik
karena perbandingan kontaknya kecil.Konstruksinya juga tidak
memungkinkan untuk pemasangan bantalan pada kedua ujung
poros-porosnya.

9

6.1.3. Tinjauan Teori Roda Gigi

Gambar 6.8 Nama-nama bagian roda gigi
Bagian bagian utama roda gigi diberikan dan dijelaskan dalam
gambar 6.8. Tentang ukurannya dinyatakan dengan diameter lingkaran
jarak bagi.Yaitu lingkaran khayal yang menggelinding tanpa
slip.Ukuran gigi dinyatakan dengan “jarak bagi lingkar” yaitu jarak
sepanjang lingkaran jarak bagi antara profil dua roda gigi yang
berdekatan.
6.1.4 Perencanaan Roda Gigi Lurus
Dalam merencanakan roda gigi lurus perlu ditentukan terlebih
dahulu Daya yang akan ditransmisikan (P dalam kW),putaran poros
input dan output (n1dan n2dalam rpm), jumlah gigi pada pinyon dan
roda gigi, sudut tekanan pahat, modul, bahan dari pinyon dan roda gigi
besar, serta factor koreksi, dilanjutkan menghitung :
i=

Z2
Z1

……………………….1

Dimana :
1 Sularso dan Kiyokatsu S. “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin” hal 216

10

i

= Perbandingan reduksi

Z1

= Jumlah gigi roda gigi 1

Z2

= Jumlah gigi roda gigi 2

a=

d1 +d 2
Z +Z
=m( 1 2 )
2
2

……………………….2

Dimana :
a

= Jarak sumbu poros (mm)

d1

= Diameter jarak bagi 1 (mm)

d2

= Diameter jarak bagi 2 (mm)

m

= Modul

i

= Perbandingan reduksi

Z1

= Jumlah gigi roda gigi 1

Z2

= Jumlah gigi roda gigi 2

Pd =f c . P

……………………….3

Dimana :
Pd

= Daya rencana (kW)

fc

= Faktor koreksi

P

= Daya yang ditransmisikan (kW)

d 1=

2.a
(1+i)

d 2=

2. a . i
(1+i)

……………………….4

Dimana :
d1

= Diameter jarak bagi 1 (mm)

d2

= Diameter jarak bagi 2 (mm)

a

= Jarak sumbu poros (mm)

i

= Perbandingan reduksi

2
3
4

11

c k =0,25 . m

……………………….5

Dimana :
ck

m

= Faktor kelonggaran puncak (mm)
= Modul

H=2 . m+ c k

……………………….6

Dimana :
H

= Kedalaman pemotongan gigi (mm)

m

= Modul

ck

= Faktor kelonggaran puncak (mm)

d k =( Z +2 ) . m

……………………….7

Dimana :
dk

= Diameter luar (mm)

Z

= Jumlah gigi roda gigi

m

= Modul

d f =d k −(2 . H )

……………………….8

Dimana :
df

= Diameter kaki (mm)

dk

= Diameter luar (mm)

H

= Kedalaman pemotongan gigi

v=

π . d 1 . n1
60 . 1000

……………………….9

5
6
7
8
9

12

Dimana :
v

= Kecepatan keliling (m/s)

d1

= Diameter jarak bagi 1 (mm)

n1

= Putaran yang diteruskan (rpm)

Ft =

102. Pd
v

……………………….10

Dimana :
Ft

= Gaya tangensial (kg)

Pd

= Daya rencana (kW)

v

= Kecepatan keliling (m/s)

f v=

3
3+v

Untuk kecepatan rendah (v = 0,5 – 10 m/s)

f v=

6
6+v

Untuk kecepatan sedang (v = 5 – 20 m/s)

f v=

5,5
5,5+ √ v

………….11

Untuk kecepatan tinggi (v = 20 – 50 m/s)

Dimana :
fv

= Faktor dinamis

v

= Kecepatan keliling (m/s)

Fb =σ a . m. Y . f v

……………………….12

Dimana :
Fb

= Beban lentur (kg/mm)

10
11
12

13

σa

= Tegangan lentur yang diijinkan (kg/mm)

m

= Modul

Y

= Faktor bentuk gigi

fv

= Faktor dinamis

F'H =f v k H d 1

2. Z 2
Z 1+ Z 2

……………………….13

Dimana :
'

FH

= Beban permukaan yang diijinkan (kg/mm)

fv

= Faktor dinamis

kH

= Faktor tegangan kontak (kg/mm2)

d1

= Diameter jarak bagi 1 (mm)

Z 1 = Jumlah gigi roda gigi 1
Z2

b=

= Jumlah gigi roda gigi 2

Ft
FH

……………………….14

Dimana :
b

= Lebar sisi (mm)

FH

= Beban permukaan yang diijinkan (kg/mm)

Ft

= Gaya tangensial (kg)

13
14

14

Ga
mbar 6.9 Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi lurus standar

15

6.1.5. Evolvent
Sebuah lengkungan evolvent adalah sebuah lengkungan yang
dihasilkan oleh sebuah titik pada benang yang dilepas dari gulungan
pada sebuah lingkaran, atau sebaliknya, dengan ketentuan bahwa
benangnya harus tetap tegang.
Cara menggambarnya dapat dilihat langkah berikut ini :
1. Gambarlah sebuah lingkaran dengan titik pusat O, dan tariklah garis
singgung AB melalui titik A pada lingkaran tersebut. Panjang AB
adalah sama dengan panjang keliling lingkaran ( πD ).

Gambar 6.10 Awal langkah menggambar evolvent
2. Bagilah keliling lingkaran dan garis singgung dalam bagian-bagian
yang sama dalam jumlah yang sama. Di sini keduanya dibagi dalam
dua belas bagian yang sama. Berilah tanda bagi masing-masing titik,
warna hijau untuk garis singgung dan warna merah untuk garis
didalam lingkaran. Tariklah dengan sudut 900 pada titik 1 merah ke
titik 1 biru dengan jarak titik 12 merah ke titik 1 hijau. Tariklah
dengan sudut 900 pada titik 2 merah ke titik 2 biru dengan jarak titik
12 merah ke titik 2 hijau. Begitu pula seterusnya.

Gambar 6.11 Penarikan garis bantu evolvent
16

3. Hubungkan titik-titik biru yang telah terbentuk dengan menggunakan
mal lengkung, maka akan dihasilkan garis evolvent.

Gambar 6.12 Garis evolvent dengan bantuan mal lengkung
Untuk memper halus pergerakan dari roda gigi maka
diperlukan garis evolvent. Jika menggunakan garis lurus biasa dapat
terjadi tumbukan yang berlebih.Sehingga memperbesar gesekan dari
gigi-gigi roda gigi.
6.2. BAHASA PEMROGRAMAN UMUM
Komunikasi antara satu piranti dengan piranti dan antara computer
dengan manusia dilakukan dengan menggunakan suatu bahasa yang disebut
dengan bahasa pemrograman.
Pada dasarnya bahasa computer dibagi menjadi 2 (dua) bahasa, yaitu
Bahasa Tingkat Rendah (Low Level Lenguage) dan Bahasa Tingkat Tinggi
(High Level Lenguage).Antara bahasa tingkat rendah dan bahasa tingkat
tinggi terdapat perbedaan yang cukup mencolok dalam segi tatabahasanya.
Bahasa Tingkat Rendah adalah bahasa yang digunakan dalam
computer itu sendiri.Bahasa ini sering disebut dengan bahasa mesin atau
Machine Lenguage. Komunikasi antara satu piranti dengan piranti lain dalam
computer dilaksanakan dengan sinyal-sinyal atau kode-kode biner, yakni
kode yang terdiri dari digit 1 dan digit 0. Dengan kombinasi bit-bit ini
computer akan menerima atau mengirimkan suatu perintah ked an dari
piranti-piranti sekitarnya sesuai dengan instruksi yang dibarikan oleh
program.

17

Dalam bahasa rendah ini orang awam tidak bisa tahu bagaimana
kode-kode biner tersebut diartikan oleh computer sehingga computer bisa
melaksanakan instruksi seperti yang diperintahkannya, hanya para ahli
computer yang dapat mengikuti prosesnya.
Bahasa Tingkat Tinggi adalah bahasa computer yang dimengerti oleh
orang awam, karena memang dikembangkan untuk dipakai oleh orang awam.
Instruksi yang akan dilaksanakan oleh computer memang berasal dari Bahasa
Tingkat Tinggi ini yang oleh penerjemah akan diterjemahkan menjadi bahasa
mesin yang dimengerti computer. Penterjemah ini juga berupa suatu program
yang telah diberikan oleh pabrik pembuat computer tersebut, dan dinamakan
dengan interpreter.
Ada beberapa macam Bahasa Tingkat Tinggi, yang masing-masing
bahasa tersebut berorientasi pada suatu permasalahan tertentu (“Problem
Oriented”).
Bahasa BASIC, singkatan dari Beginner’s All-purpose Symbolic
Instruktur Code, merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang
dirancang untuk pola percakapan (conversation mode). Bahasa BASIC ini
bisa dikatakan sebagai bahasa yang paling sederhana disbanding dengan
bahasa yang lain. Dan saat sekarang ini banyak digunakan pada computerkomputer mikro yang sedang membanjiri pasaran computer.
Bahasa pemrograman COBOL, singkatan dari Common Bussines
Oriented Lenguage, merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang
berorientasi pada masalah-masalah bisnis, administrasi, dan keuangan yang
memerlukan data dari sejumlah berkas.Dalam bahasa COBOL ini digunakan
Bahasa Inggris Standart.
Bahasa

pemrograman

FORTRAN,

singkatan

dari

FORmula

TRANslasion, lebih banyak berorientasi pada keperluan ilmiah dan
matematis.Sebagai bahasa pemrograman yang berorientasi pada problem
matematis dan ilmiah, bahasa ini dilengkapi dengan fungsi-fungsi matematik
yang lengkap.

18

6.2.1Flowchart
Masalah pemrograman sangat bervariasi tergantung dari tingkat
kesukarannya. Beberapa terasa sangat sederhana, sementara yang lain
terasa sangat sulit karena sangat komplek.
Untuk menuliskan program, pertama kali harus ditentukan
langkah apa yang harus diambil terlebih dahulu. Lalu prosedur urutan
langkah-langkah ditata, dan baru dituliskan programnya.Prosedur tata
urutan langkah tersebut disebut algoritma.
Untuk lebih memperjelas lagi alogaritma yang dipakai, biasanya
digunakan gambar-gambar yang akan memperhatikan aliran kegiatan
yang harus dilaksanakan. Gambar aliran inilah yang disebut dengan
flowchart.Dalam flowchart ini digunakan symbol-simbol khusus untuk
menyatakan suatu operasi yang harus dilaksanakan.
Berikut ini simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan
aliran kegiatan yang dinyatakan dalam flowchart.Simbol-simbol ini
merupakan standarisasi dari simbol flowchart yang dikeluarkan oleh
IBM.

19

Simbol

Arti
Input Output
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan operasi
yang dilakukan untuk membawa data atau mengirim
data dari dank e piranti input atau piranti output.
Proses
Simbol

ini

digunakan

untuk

menggambarkan

instruksi atau proses pengolahan data. Disini tidak
ada perpindahan data antara piranti yang satu
dengan piranti yang lain.
Testing
Dalam blok testing ini diperhatikan kondisi yang
harus dites. Langkah selanjutnya didasarkan pada
hasil tes ini, dan mengambil salah satu dari dua atau
tiga alternative yang ditujukan.
Terminal
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan awal,
akhir atau titik interupsi pada sebuah program.
Preparasi
Instruksi atau sekumpulan instruksi yang akan
mengubah program.
Predefine process
Untuk

menunjukkan

global

operasi

yang

dilaksanakan. Disini tidak dijelaskan detail dari
operasi tersebut.
Sambungan pada satu halaman
Simbol

ini

digunakan

untuk

menunjukkan

sambungan dari bagian flowchart dimana bagian
tersebut ada pada halaman yang sama. Di dalam
lingkaran ini bisa ditambahakan suatu symbol lain
untuk menunjukkan sambungan yang tepat.
Sambungan pada halaman lain
Simbol

ini

20

digunakan

untuk

menunjukkan

sambungan dimana sambungannya pada halaman
yang berbeda.
Arah aliran
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan arah
aliran kegiatan.
Tampilan
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan informasi
yang akan ditampilkan melalui layar tampilan atau
plotter.
6.2.2. Bahasa Visual Basic
Dalam membuat program yang baik menggunakan visual basic,
perlu memahami terlebih dahulu tata bahasa atau sintaks visual
basic.Setelah itu barulah dapat dibuat sebuah program yang sederhana
sampai yang rumit tanpa ada kesalahan.
Dasar pemrograman adalah bagian sintaks yang dipakai oleh
visual basic, yang dibagi dalam beberapa hal :
a. Variabel
Variabel ibarat tempat untuk menyimpan data dalam format
tertentu.Nilai

dalam

variable

bisa

diganti-ganti

sesuai

kebutuhan.Cara penulisan variable di visual basic harus dipahami
mengingat

pentingnya

peran

variable

dalam

sebuah

program.Hampir tidak mungkin membuat program yang tidak
melibatkan variable didalamnya.
Untuk menulis nama variable, usahakan menggunakan kata
yang sependek mungkin, namun mudah diingat. Berikut ini
beberapa aturan penulisan variable dalam visual basic :
-

Variable bisa dimulai dengan huruf atau underscore. Menurut
visual basic, nama variable hanya berupa huruf, underscore dan
angka. Tidak boleh karakter-karakter lainnya.

-

Walaupun panjang variable bebas, tapi usahakan sependek
mungkin agar lebih mudah dibaca.
21

-

Usahakan

membuat

variable

yang

deskriptif,

misalnya

menggabungkan dua kata yang mudah diingat, sehingga lebih
mudah dipahami.
-

Bisa juga kombinasi huruf besar dan huruf kecil

-

Nama variable tidak boleh memakai keyword, objek, property
atau nama variable visual basic. Jika tetap dipakai, nanti ada
peringatan error ketika program dijalankan.
Variable-variable di visual basic punya tipe data.Visual basic

menyediakan banyak tipe data yang memungkinkan manajemen
memori computer yang efisien. Berikut ini beberapa tipe data
fundamental pada visual basic :
Table 6.2 Tipe data fundamental pada visual basic.
Tipe Data

Ukuran

Range

Short

16 bit

-32.786 sampai 32.767

Ushort

16 bit

0 sampai 65.535

Integer

32 bit

-2.147.483.648 sampai
2.147.483.648

Long

64 bit

-9.223.372.036.854.775.808
sampai
9.223.372.036.854.775.808

Single

32 bit
pecahan

-3,4028235E38 sampai
3,4028235E38

String

16 bit
per
karakter
16 bit

0 – 2 juta karakter

Boolean

True atau False

Contoh
penggunaan
Dim nomor As
Short
nomor = 5
Dim jumlah As
Ushort
jumlah = 100
Dim Nom As
Integer
Nom = 451111
Dim ukuran As
Long
ukuran =
111253232
Dim pecahan As
Single
pecahan = 90,5
Dim tulisan As
String
tulisan = “VB”
Dim status As
Boolean
status = False

b. Formula
Formula yaitu statement yang terdiri dari angka, variable,
operator dan keyword yang bisa dipakai untuk membuat value
baru.Salah satu elemen yang digunakan untuk membuat formula

22

adalah operator.Operator ini fungsinya mengoprasikan operandoperand yang ada, seperti variable atau konstanta.
Operator sendiri banyak jenisnya.Pertama adalah operator
aritmatika berfungsi melakukan operasi aritmatika terhadap
operand-operand yanhg ada. Daftar operator aritmatika bisa dilihat
pada table berikut ini :
Tabel 6.3 Daftar operator aritmatika
Operator
+
/
*
\
Mod
^
&

Deskripsi
Penambahan
Pengurangan
Pembagian
Perkalian
Pembagi integer
Sisa pembagian/modulus
Pemangkatan/eksponensial
Penyambungan/menggabungakan string

7. METODE PENELITIAN

Gambar 7.1 Diagram aliran untuk Metode Penelitian
7.1. WAKTU DAN TEMPAT
Dalam penelitian ini dibutuhkan waktu pelaksanaan dan tempat
pelaksanaan sebagai berikut :
Tanggal :
23

Tempat

:

Yang dapat diestimasikan dalam table waktu penelitian dibawah ini :
7.1 Tabel Waktu Penelitian
Tahapan
I
II
III
IV
V
VI
VII

Februari
3
4

Pengerjaan

1

Maret
2 3

April
1 2 3

4

Studi Literatur
Tahap Persiapan
Proses Pembuatan
Software
Uji Coba / Trial
Analisa
Kesimpulan
Pelaporan

Penjelasan :
Study Literatur

= Kegiatan

mencari

referensi

yang

dapat

mendukung dalam pengerjaan penelitian dan
study lapangan.
Tahap Persiapan

= Kegiatan menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat
yang dapat membantu pengerjaan penelitian.

Pembuatan Software

= Kegiatan membuat software penelitian.

Uji Coba / Trial

= Kegiatan pengujian software dari kesalahan.

Analisa

= Kegiatan mendesain yang dilakukan dengan dua
cara, yaitu analisa manual dan analisa komputasi.

Kesimpulan

= Kegiatan membandingkan hasil dari dua cara
pembanding.

Pelaporan

= Melaporkan hasil kegiatan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Budiman Hendri dan Kamil Muhammad, 2005, “Pemodelan Perencanaan Roda
Gigi Lurus”, Seminar nasional aplikasi teknologi informasi, Yogyakarta.

24

Hariharan Manoj, 2006, “SPUR GEAR TOOTH STRESS ANALYSIS AND STRESS
REDUCTION USING STRESS REDUCING GEOMETRICAL FEATURES”,
Department of Mechanical Engineering Thapar Institute Of Engineering And
Technology (Deemed University) Patiala, Punjab.
Soesianto, Nugroho Eko dan Santosa P Insap, 1988, “Pemrograman Basic Edisi
Kedua” ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Suga Kiyokatsu dan Sularso, 1979, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin” P.T. Pradnya Paramita, Jakarta.
Winarno Edy, Zaki Ali, dan SmitDev Community, 2010, “Dasar-Dasar
Pemrograman Dengan Visual Basic 2010” P.T. Elex Media Komputindo, Jakarta.
http:www.cartertools.com/involute.html diakses tanggal 5 Januari 2014 pukul
23.00 WIB.
http://www.microsoft.com/visualstudio/en-us/products/2010-editions/visual-basicexpress diakses tanggal 8 Januari 2014 pukul 20.33 WIB.

25