Chapter I Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia saat ini masih mengalami berbagai masalah kesehatan,
khususnya masalah gizi.Masalah gizi ganda masih merupakan permasalah utama,
yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi merupakan faktor penting dalam
pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan investasi pembangunan
nasional sehingga dihasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu
SDM yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus
(menurut IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun adalah 11,2 persen, terdiri dari 4,0
persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus. Masalah gemuk pada anak umur 5-12
tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat
gemuk (obesitas) 8,8 persen.
Masalah gizi ini tentunya akan berdampak pada semakin menurunnya
kualitas.Sumberdaya Manusia (SDM) Indonesia di masa sekarang dan
mendatang.Pengetahuan gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan
gizi dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan masalah gizi (Rosa, 2011).
Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menegaskan bahwa
“Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi
produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi
yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya (Bappenas, 2011). Pemerintah
melalui berbagai program intervensi pangan dan gizi di masyarakat berusaha
untuk melakukan perbaikan gizi di Indonesia. Salah satu jenis intervensi yang
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melalui pendidikan gizi.
Pendidikan gizi kepada anak-anak pada saat ini hanya terbatas pada materi
gizi yang terdapat pada buku sekolah.Materi tersebut terdapat dalam pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar.Materi menu seimbang dalam buku yang
diidentifikasi lebih mengarah pada pola menu 4 sehat 5 sempurna yang telah
dikenal sejak dahulu. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penyuluhan untuk
menambah pengetahuan dan sikap anak mengenai gizi.
Menurut WHO dalam Supariasa (2014) pendidikan gizi merupakan usaha
yang terencana untuk meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku yang
berhubungan dengan makanan dan gizi. Perilaku berubah dengan terlebih dahulu
diberikan sebuah penguatan berupa informasi-informasi tentang suatu hal yang
bisa merubah perilaku terlebih dahulu. Perlu dilakukan pencegahan sejak dini
untuk mengurangi tingkat prevalensi dan dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia yang lebih baik. Salah satu program perbaikan gizi yang bisa dilakukan
yaitu melalui penyuluhan.
Penyuluhan gizi di sekolah mempunyai beberapa keuntungan antara lain
anak-anak mempunyai pemikiran yang terbuka dibandingkan orang dewasa, dan
pengetahuan yang diterima dapat merupakan dasar bagi kebiasaan makannya. Jadi
perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena
dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM yang berkualitas
(Depkes RI, 2005).
Penyuluhan gizi kepada anak sekolah dasar haruslah dibuat media yang
bisa menarik perhatian dan disukai oleh sasaran. Media merupakan alat bantu
untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Masa anak-anak,
bermain merupakan sarana edukasi yang penting dalam mengeksplorasi otak.
Konsep pendidikan yang paling sesuai pada masa ini adalah konsep pendidikan
yang menyenangkan. Namun saat ini media yang dilakukan dalam melakukan
penyuluhan pada umumnya masih berupa poster, leafleat, dan flashcard. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu media yang sederhana, mudah dalam pembuatannya
serta tidak mahal namun tetap menarik perhatian anak.
Salah satu sarana edukasi yang sesuai dengan konsep menyenangkan dan
sederhana, yaitu buku cerita bergambar. Edukasi gizi menggunakan buku cerita
bergambar merupakan salah satu media yang banyak dikembangkan di Eropa
untuk meningkatkan pola konsumsi sayur dan buah pada anak (Bestari, 2014).
Menurut Nurhaida (2007), hasil studi yang dilakukan oleh Parloto dkk,
(1980) di negara-negara Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika menyatakan
bahwa buku cerita bergambar sangat mengesankan untuk menyampaikan pesanpesan pembangunan mengenai nutrisi, kesehatan, keluarga berencana, dan
demografi pada masyarakat yang rendah tingkat literasinya.
Menurut Nurgiyanto dalam Ikada (2010) buku bergambar merupakan salah
satu strategi dalam menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya. Buku
bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca buku. Ilustrasi yang
disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata. Karena ilustrasi merupakan
teks visual dengan maksud agar anak tertarik untuk membaca buku.
Gambar, sebagai salah satu media komunikasi, melengkapi bahasa lisan
dan tulisan dalam menjelaskan keberadaan suatu obyek. Gambar merupakan
media yang efektif untuk mengungkapkan gagasan karena lebih mudah dicerna.
Kesinambungan antara gambar dengan alur cerita yang menarik dapat
menstimulasi otak anak untuk menerima pesan dan mengingatnya dengan baik.
Menurut Hurlock dalam Faizah (2009), buku cerita bergambar akan menimbulkan
imajinasi anak saat membaca serta penggunaan gambar akan membantu anak
untuk memahami isi bacaan.
Pesan-pesan gizi yang merujuk pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dapat
diterapkan berdasarkan prinisp B2SA (beragam, bergizi seimbang, dan aman)
yang ingin disampaikan dalam buku cerita bergambar divisualisasikan dalam
bentuk gambar-gambar dan alur cerita yang menarik.
Secara umum makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman
merupakan susunan makanan untuk dikonsumsi seseorang sekali makan atau
untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang, dan sore/malam), yang
mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang
memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima (selera, budaya)
dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk dikonsumsi.
Penyuluhan gizi disekolah melalui buku cerita bergambar anak dapat
mempunyai pengetahuan, tentang makanan B2SA (beragam bergizi seimbang dan
aman) yang akan merubah sikap dan cara praktek dalam konsumsi pangan untuk
mengubah kebiasaan yang salah menjadi kebiasaan yang mengikuti syarat- syarat
ilmu gizi.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 060895 Medan
terhadap 12 orang anak tentang makanan bergizi hasilnya 5 orang anak
mengetahui dan menjawab makanan yang mengandung nasi, sayur, buah, dan lauk
pauk, dan 12 orang ditanya tentang makanan seimbang dan aman hasilnya 7 orang
anak tidak tahu.
Kurangnya informasi yang memadai mengenai gizi bisa menjadi penyebab
terjadinya masalah gizi seperti kurang gizi, anemia, dan obesitas disebabkan
rendahnya pengetahuan dan sikap tentang gizi sehingga menimbulkan perilaku
yang buruk. Dalam hal ini perlu diberikan pendidikan gizi salah satunya berupa
penyuluhan gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar
mengenai gizi.
Oleh karena itu buku cerita bergambar diharapkan dapat menjadi media
yang menarik, sederhana, serta mudah dibuat dalam melakukan penyuluhan gizi
tentang makanan beragam bergizi seimbang dan aman untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh buku cerita bergambar dapat dijadikan
media yang menarik dalam memberikan penyuluhan guna meningkatkan
pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media penyuluhan
gizi tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman berupa buku cerita
bergambar terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar
tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku
cerita bergambar.
2. Untuk membuat media pendidikan gizi tentang makanan beragam,
bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat atau media
komunikasi yang dapat mendukung program pebaikan gizi dalam melakukan
penyuluhan gizi pada anak sekolah dasar.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia saat ini masih mengalami berbagai masalah kesehatan,
khususnya masalah gizi.Masalah gizi ganda masih merupakan permasalah utama,
yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi merupakan faktor penting dalam
pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan investasi pembangunan
nasional sehingga dihasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu
SDM yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus
(menurut IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun adalah 11,2 persen, terdiri dari 4,0
persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus. Masalah gemuk pada anak umur 5-12
tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat
gemuk (obesitas) 8,8 persen.
Masalah gizi ini tentunya akan berdampak pada semakin menurunnya
kualitas.Sumberdaya Manusia (SDM) Indonesia di masa sekarang dan
mendatang.Pengetahuan gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan
gizi dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan masalah gizi (Rosa, 2011).
Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menegaskan bahwa
“Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi
produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi
yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya (Bappenas, 2011). Pemerintah
melalui berbagai program intervensi pangan dan gizi di masyarakat berusaha
untuk melakukan perbaikan gizi di Indonesia. Salah satu jenis intervensi yang
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melalui pendidikan gizi.
Pendidikan gizi kepada anak-anak pada saat ini hanya terbatas pada materi
gizi yang terdapat pada buku sekolah.Materi tersebut terdapat dalam pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar.Materi menu seimbang dalam buku yang
diidentifikasi lebih mengarah pada pola menu 4 sehat 5 sempurna yang telah
dikenal sejak dahulu. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penyuluhan untuk
menambah pengetahuan dan sikap anak mengenai gizi.
Menurut WHO dalam Supariasa (2014) pendidikan gizi merupakan usaha
yang terencana untuk meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku yang
berhubungan dengan makanan dan gizi. Perilaku berubah dengan terlebih dahulu
diberikan sebuah penguatan berupa informasi-informasi tentang suatu hal yang
bisa merubah perilaku terlebih dahulu. Perlu dilakukan pencegahan sejak dini
untuk mengurangi tingkat prevalensi dan dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia yang lebih baik. Salah satu program perbaikan gizi yang bisa dilakukan
yaitu melalui penyuluhan.
Penyuluhan gizi di sekolah mempunyai beberapa keuntungan antara lain
anak-anak mempunyai pemikiran yang terbuka dibandingkan orang dewasa, dan
pengetahuan yang diterima dapat merupakan dasar bagi kebiasaan makannya. Jadi
perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena
dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM yang berkualitas
(Depkes RI, 2005).
Penyuluhan gizi kepada anak sekolah dasar haruslah dibuat media yang
bisa menarik perhatian dan disukai oleh sasaran. Media merupakan alat bantu
untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Masa anak-anak,
bermain merupakan sarana edukasi yang penting dalam mengeksplorasi otak.
Konsep pendidikan yang paling sesuai pada masa ini adalah konsep pendidikan
yang menyenangkan. Namun saat ini media yang dilakukan dalam melakukan
penyuluhan pada umumnya masih berupa poster, leafleat, dan flashcard. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu media yang sederhana, mudah dalam pembuatannya
serta tidak mahal namun tetap menarik perhatian anak.
Salah satu sarana edukasi yang sesuai dengan konsep menyenangkan dan
sederhana, yaitu buku cerita bergambar. Edukasi gizi menggunakan buku cerita
bergambar merupakan salah satu media yang banyak dikembangkan di Eropa
untuk meningkatkan pola konsumsi sayur dan buah pada anak (Bestari, 2014).
Menurut Nurhaida (2007), hasil studi yang dilakukan oleh Parloto dkk,
(1980) di negara-negara Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika menyatakan
bahwa buku cerita bergambar sangat mengesankan untuk menyampaikan pesanpesan pembangunan mengenai nutrisi, kesehatan, keluarga berencana, dan
demografi pada masyarakat yang rendah tingkat literasinya.
Menurut Nurgiyanto dalam Ikada (2010) buku bergambar merupakan salah
satu strategi dalam menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya. Buku
bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca buku. Ilustrasi yang
disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata. Karena ilustrasi merupakan
teks visual dengan maksud agar anak tertarik untuk membaca buku.
Gambar, sebagai salah satu media komunikasi, melengkapi bahasa lisan
dan tulisan dalam menjelaskan keberadaan suatu obyek. Gambar merupakan
media yang efektif untuk mengungkapkan gagasan karena lebih mudah dicerna.
Kesinambungan antara gambar dengan alur cerita yang menarik dapat
menstimulasi otak anak untuk menerima pesan dan mengingatnya dengan baik.
Menurut Hurlock dalam Faizah (2009), buku cerita bergambar akan menimbulkan
imajinasi anak saat membaca serta penggunaan gambar akan membantu anak
untuk memahami isi bacaan.
Pesan-pesan gizi yang merujuk pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dapat
diterapkan berdasarkan prinisp B2SA (beragam, bergizi seimbang, dan aman)
yang ingin disampaikan dalam buku cerita bergambar divisualisasikan dalam
bentuk gambar-gambar dan alur cerita yang menarik.
Secara umum makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman
merupakan susunan makanan untuk dikonsumsi seseorang sekali makan atau
untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang, dan sore/malam), yang
mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang
memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima (selera, budaya)
dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk dikonsumsi.
Penyuluhan gizi disekolah melalui buku cerita bergambar anak dapat
mempunyai pengetahuan, tentang makanan B2SA (beragam bergizi seimbang dan
aman) yang akan merubah sikap dan cara praktek dalam konsumsi pangan untuk
mengubah kebiasaan yang salah menjadi kebiasaan yang mengikuti syarat- syarat
ilmu gizi.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 060895 Medan
terhadap 12 orang anak tentang makanan bergizi hasilnya 5 orang anak
mengetahui dan menjawab makanan yang mengandung nasi, sayur, buah, dan lauk
pauk, dan 12 orang ditanya tentang makanan seimbang dan aman hasilnya 7 orang
anak tidak tahu.
Kurangnya informasi yang memadai mengenai gizi bisa menjadi penyebab
terjadinya masalah gizi seperti kurang gizi, anemia, dan obesitas disebabkan
rendahnya pengetahuan dan sikap tentang gizi sehingga menimbulkan perilaku
yang buruk. Dalam hal ini perlu diberikan pendidikan gizi salah satunya berupa
penyuluhan gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar
mengenai gizi.
Oleh karena itu buku cerita bergambar diharapkan dapat menjadi media
yang menarik, sederhana, serta mudah dibuat dalam melakukan penyuluhan gizi
tentang makanan beragam bergizi seimbang dan aman untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh buku cerita bergambar dapat dijadikan
media yang menarik dalam memberikan penyuluhan guna meningkatkan
pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media penyuluhan
gizi tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman berupa buku cerita
bergambar terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar
tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku
cerita bergambar.
2. Untuk membuat media pendidikan gizi tentang makanan beragam,
bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat atau media
komunikasi yang dapat mendukung program pebaikan gizi dalam melakukan
penyuluhan gizi pada anak sekolah dasar.