TUGAS MK Metodologi Penelitian PROPOSAL

PROPOSAL SKRIPSI
“KAJIAN SISTEM EMERGENCY KELISTRIKAN
TERHADAP PERALATAN MEDIS DI GEDUNG
BEDAH SENTRAL RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI
SALEH BANJARMASIN”

Oleh :
HUTAMI SETYOWATI (NPM. 17650058)
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY
BANJARMASIN
2018

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Sistem emergency pada suatu fasilitas yang penting adalah syarat utama
agar meniminalisir tingkat resiko yang terjadi pada fasilitas yang termasuk

penting tersebut. Pada fasilitas rumah sakit, kamar operasi merupakan
bagian dari dari Rumah Sakit yang tidak terpisahkan. Menurut UndangUndang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 10 ayat (2)
menyebutkan bahwa persyaratan minimal bangunan rumah sakit diantaranya
adalah harus memiliki ruang atau kamar operasi. Kamar operasi umumnya
terdapat dalam satu gedung besar yang dinamakan Instalasi Bedah Sentral
(IBS). Fungsi kamar operasi memberikan pelayanan sarana dan
prasarana dalam tindakan pembedahan terhadap pasien di rumah
sakit. Adapun dalam Gedung Bedah Sental pada RSUD. Dr. H. Moch.

Ansari Saleh Banjarmasin terintegrasi dengan ruangan-ruangan yang
lainnya, yaitu pada lantai 1 terdapat ruangan VK bersalin, lantai 2 terdapat
ruang Bayi/NICU, lantai 3 terdapat ruangan ICU/ICCU/PICU, dan lantai 4
terdapat Instalasi Kamar Operasi. Pelayanan terhadap pasien yang 24 jam di
rumah sakit pada kondisi apapun maka dari itu Direktur Rumah Sakit
menjamin ketersediaan kelistrikan dan air 24 jam dengan dikeluarkannya
SK Direktur No. 821/0123-TU/2018 tentang Persediaan Listrik dan Air
Bersih selama 24 jam.
Selain itu pada gedung IBS merupakan termasuk dalam tingkat resiko yang
tinggi dalam fasilitas Rumah sakit karena ada pelayanan intensif dan
penting karena menyangkut keselamatan pasien yang utama. Terdapat

beberapa peralatan yang harus ada dalam menunjang pelayanan gedung
bedah sentral peralatan tersebut meliputi lampu operasi, mesin anestesi,
ventilator, pasien monitor, C-arm, baby incubator, CPAP, infant warmer,
infus pump, syringe pump, suction pump, dan peralatan pendukung lainnya.
Dengan didukung juga peralatan-peralatan medis tersebut sangat sensitif

3

karena harus bekerja menggunakan energi listrik. Pada setiap tindakan
terhadap pasien maupun dewasa ataupun bayi, peralatan-peralatan tersebut
harus selalu siap bekerja, sehingga energi listrik harus selalu ada pada
mensupply gedung kamar operasi supaya setiap tindakan pembedahan dapat
berjalan dengan baik. Kebutuhan energi listrik di kamar operasi disuplai
oleh PT. PLN (Persero). Energi listrik dari Perusahaan Listrik Negara
tersebut menjadi 2 sumber energi listrik utama di gedung bedah sentral.
Keberadaan perawatan intensif dan kamar operasi sebagai salah satu ruang
darurat di rumah sakit menjadikan energi listrik harus selalu ada dan
tersalurkan secara baik, namun hingga kini masih dijumpai adanya
gangguan-gangguan berupa pemadaman energi listrik dari pendistribusian
listrik PT. PLN (Persero).

Berdasarkan observasi peneliti di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin, pemadaman yang masih sering terjadi dari PLN. Pemadaman
seperti ini dapat mengganggu tindakan pelayanan intensif dan tindakan
pembedahan, guna mengatasi gangguan ini maka diperlukan sistem
emergensi energi listrik. Sampai saat ini Generator Set atau dikenal Genset
menjadi emergensi energi listrik utama yang ada di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin. Apabila ada pemadaman listrik dari PLN maka
dengan tingkat jeda yang ada antara supply genset akan mengganggu
pelayanan, dan apabila ada trouble pada genset maka tingkat resiko
pelayanan di gedung IBS juga tinggi. Dengan tingkat resiko yang tinggi
pada area pelayanan gedung IBS seharusnya mempunyai sistem emergency
lainnya supaya sebagai back-up sementara terhadap jeda ataupun kejadian
darurat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan kajian yang sebagai
second opini pada sistem emergensi energi listrik lainnya pada area gedung
IBS. Melihat cara kerja dan objek penelitian yang dituju, maka peneliti
mengambil judul “Kajian Sistem Emergency Kelistrikan Terhadap
Peralatan Medis di Gedung Instalasi Bedah Sentral RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin”


4

1.2. Permasalahan dari Penelitian
Bedasarkan latar belakang penelitian maka terdapat permasalahan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan di gedung IBS dengan tingkat resiko yang tinggi
b. Pemakaian peralatan medis yang intensif dan kompleks
c. Sistem emergency kelistikan yang hanya mengandalkan ke satu sumber
saja yaitu pada genset
d. Apabila terjadi kegagalan pada supply emergensi pada genset maka
tidak adanya cadangan lainnya
e. Tidak adanya kajian sebelumnya terhadap sistem emergensi lainnya
yang cocok untuk gedung IBS guna menjamin ketersediaan supply
terhadap peralatan medis.
1.3. Perumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang yang ada dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai
berikut :
a. Sejauhmana kelistrikan di gedung IBS berpengaruh pada pelayanan
terhadap pasien
b. Sejauhmana peralatan medis di gedung IBS berpengaruh pada pelayanan

terhadap pasien
c. Sejauhmana tingkat resiko pada fasilitas yang terdapat pada gedung IBS
d. Upaya meningkatkan sistem emergency lainnya untuk meningkatkan
resiko kegagalan pelayanan karena peralatan medis
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahu tujuan dari penelitian
dicapai adalah :

5

a. Untuk mengetahui manajemen sistem emergency kelistrikan di gedung
IBS
b. Untuk mengetahui pengaruh sistem emergency yang ada sekarang
terdahap peralatan medis di gedung IBS
c. Upaya meningkatkan sistem emergency kelistrikan di gedung IBS untuk
meniminalisir tingkat resiko terdadap kegagalan kelistrikan.

1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun batasan dan ruang lingkup penelitian ini adalah :
a. Meneliti sistem emergency kelistrikan peralatan medis pada gedung IBS

di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
b. Membuat kajian sistem emergency kelistrikan pada fasilitas peralatan
medis yang terdapat pada gedung IBS di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin
1.6. Sistematika Penelitian
Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Permasalahan dari Penelitian
1.3. Perumusan Masalah Penelitian
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
1.6. Sistematika Penelitian
1.7. Manfaat Penelitian

Bab II

Landasan Teori


Bab III Metode Penelitian
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Metode Penelitian
3.3. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Bab IV Penutup

6

4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Bagi

peneliti

sebagai

sarana


belajar

untuk

mengintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan dengan membuat kajian sistem
emergency kelistrikan pada peralatan medis agar dapat menerapkan
keilmuan yang sudah didapatkan
b. Bagi Mahasiswa atau Calon Peneliti sebagai sumber informasi dan
referensi dalam pengembangan penelitian yang akan dipilih dan
menumbuhkan budaya meneliti supaya tercipta inovasi-inovasi dalam
penelitian.
c. Bagi Akademis bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat
menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi
sivitas akademika.
d. Bagi Instansi Rumah Sakit memberikan masukan dan informasi kepada
instansi rumah sakit untuk mengembangkan sarana dan prasarana
khususnya dalam energi listrik sebagai upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi para pasien.


7

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Standar Kelistrikan dalam Rumah Sakit
Sistem kelistrikan di dalam rumah sakit diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 2306/Menkes/Per/XI/2011 tentang Prasyaratan
Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit. Dengan semakin
berkembangnya teknologi peralatan kesehatan yang berhubungan dengan
elektrikal, dituntut adanya pengelolaan dan pengawasan yang baik terhadap
prasarana elektrikal Rumah Sakit, di mulai dari perencanaan, pemasangan,
pengujian, pengoperasian, sampai pemeliharaan, sehingga listrik yang
digunakan pada peralatan kesehatan tersebut aman, dan efisien. Dalam
rangka memenuhi amanat Pasal 1 1 Ayat (1 ) huruf b Undang Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, perlu disusun Peraturan
Menteri Kesehatan tentang Persyaratan Prasarana Instalasi Elektrikal
Rumah Sakit
Sesuai judul proposal skripsi penliti yaitu “Kajian Sistem Emergency
Kelistrikan Terhadap Peralatan Medis di Gedung Instalasi Bedah Sentral

RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin”, maka pemaparan
selanjutnya akan lebih membahas tentang gedung Instalasi Bedah Sentral
yang ada di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Adapun sistem
kelistrikan akan mempunyai peran yang vital dalam pelayanan gedung
Instalasi Bedah Sentral karena didalamnya terdapat banyak peralatan medis
yang banyak macam dan kateristik penggunaannya. Dan untuk menjamin
keamanan dari penggunaan peralatan medis maka dalam gedung Instalasi
Bedah Sentral harus di fasilitasi dengan sistem gounding, sistem penangkal
petir, sistem proteksi kebakaran dan fasilitas lainnya yang dapat pula guna
mendukung keamanan dan kenyamanan pasien, pengunjung dan karyawan
rumah sakit.
Prasyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit menerangkan
bahwa sistem kelistrikan RS Kelas B harus dilengkapi dengan transformator
isolator dan kelengkapan monitoring sistem IT kelompok 2E minimal
berkapasitas 5 KVA untuk titik-titik stop kontak yang mensuplai peralatan-

8

peralatan medis penting (;life support medical equipment, seperti ruang
anastesi, ruang bedah, ruang katerisasi jantung, ruang ICU dan ICCU, ruang

angiografi, dan ruang inkubator bayi)
Dimana sistem kelistrikan kelompok 2E adalah untuk ruangan dimana
Pemeriksaan tidak dapat di ulangi, kegagalan instalasi/terputus daya tidak
dapat di toleransi. Pada ruangan ini membutuhkan ups/battery sebagai
backup jika listirk mati maka peralatan tetap mendapat sumber tegangan
dari battery contoh untuk kamar operasi.
Adapun penggambaran instalasi kelistrikan di rumah sakit dapat
digambarkan dengan gambar skematik dibawah ini.

Gambar 1. Sistem sumber dan distribusi daya listrik
Pada gambar skematik diatas dapat dilihat bahwa untuk sistem kelistrikan
pada kelompok 2E maka arus listrik harus dibackup kurang dari 0,5 detik
oleh battrey/UPS pada peralatan medis tersebut dan harus ada sumber

9

emergency lainnya sebagai cadangan apabila sumber normal terjadi
kegagalan sistem distribusi kelistrikan.
2.2. Peralatan Medis
Peralatan medis adalah
Peniliti memilih objek penelitian di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin untuk mengembangkan keilmuan dan penerapan kedalam
dunia kerja. Berdasarkan tipe rumah sakit maka RSUD. Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin termasuk dalam rumah sakit tipe B.
Berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B,
yang dikeluarkan oleh Dirjen Pusat Sarana, Prasarana, dan Peralatan Medis
Kementrian Kesehatan RI tahun 2010, telah diatur sarana dan prasanana
termasuk didalamnya fasilitas pelayanan kesehatan yaitu peralatan medisnya
juga. Namun dalam pengembangan di pelayanan tergantung juga situasi dan
kondisi yang terdapat di lapangan, karena menyangkut dengan fasilitas yang
dipergunakan oleh tenaga medis. Dengan peralatan medis yang mumpuni
dan SDM tenaga medis yang terlatih maka didapatkan pelayanan yang
efisien dan tepat kepada pasien.
2.3. Kelistrikan Peralatan Medis
Sistem kelistrikan yang dimiliki oleh peralatan medis mempunyai
karakteristik yang berbeda antara peralatan satu dengan yang lainnya, hal
yang perlu diperhatikan dalam peralatan medis adalah sistem grounding
pada peralatan medis. Kelistrikan pada peralatan medis dapat diukur dengan
alat Elektikal Safety Analizer, yang merupakan alat ukur yang dapat
mengukur sistem kelistrikan didalam peralatan medis itu sendiri. Dalam
penelitian ini secara spesifik akan menerangkan tentang kelistrikan yang ada
pada peralatan medis di gedung bedah sentral.
Peralatan medis yang terdapat pada gedung bedah sentral berkaitan dengan
life support medical equipment, seperti ruang anastesi, ruang bedah, ruang
ICU, ICCU, NICU, dan ruang inkubator bayi. Dengan mengukur kelistrikan
peralatan medis agar mendapatkan gambaran peneliti untuk standar

10

kelistrikan yang diperlukan untuk peralatan medis, dan kapasitas kelistrikan
yang diperlukan untuk menggambarkan sistem emergency yang tepat untuk
gedung bedah sentral tersebut.
2.4. Sistem Emergency Peralatan Medis
Sistem emergency atau sistem darurat di dalam fasilitas area penting sangat
diperlukan sebagai antisipasi keadaan darurat apabila terjadi. Pada peralatan
medis terdapat juga sistem emergency/ darurat yang harus dibangun apabila
terjadi kegagalan sistem pada peralatan medis atau fasilitas pendukungnya
juga misalkan kelistrikan. Dalam peralatan medis harus mempunyai sistem
emergency dengan mempertimbangkan segala macam kemungkinan yang
terjadi.
Pada sistem peralatan medis terkaitan dengan sistem daya listrik, adapun
sumber daya listrik dibagi menjadi 3 (tiga) antara lain :
a. Sumber Daya Listrik Normal
Sumber

daya

listrik

utama

gedung

harus

diusahakan

untuk

menggunakan tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara
b. Sumber Daya Listrik Siaga
1) Bangunan, ruang atau peralatan khusus yang pelayanan daya
listriknya disyaratkan tidak boleh terputus putus, harus memiliki
pembangkit/ pasokan daya listrik siaga yang dayanya dapat memenuhi
kelangsungan pelayanan dengan persyaratan tersebut.
2) Sumber listrik cadangan berupa diesel generator (Genset). Genset
harus disediakan 2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah
daya terpasang pada masing-masing unit. Genset dilengkapi sistem
AMF dan ATS.
c. Sumber Daya Listrik Darurat
1) Sistem instalasi listrik pada rumah sakit harus memiliki sumber daya
listrik darurat yang mampu melayani kelangsungan pelayanan seluruh
atau sebagian beban pada bangunan rumah sakit apabila terjadi
gangguan sumber utama.

11

2) Sumber/Pasokan daya listrik darurat yang digunakan harus mampu
melayani semua beban penting termasuk untuk perlengkapan pengendali
kebakaran, secara otomatis.
3) Pasokan Daya Listrik Darurat berasal dari Peralatan UPS
(Uninterruptable Power Supply) untuk melayani Kamar Operasi
(;Central Operation Theater), Ruang Perawatan Intensif (;Intensive 96
Care Unit), Ruang Perawatan Intensif Khusus Jantung (;Intensive
Cardiac Care Unit). Persyaratan :
a. Harus tersedia Ruang UPS minimal 2 X 3 m2 (sesuai kebutuhan)
terletak di Ruang Operasi Rumah Sakit, Ruang Perawatan Intensif dan
diberi pendingin ruangan.
b. Kapasitas UPS setidaknya 50 KVA.
Dengan pengukuran pada setiap peralatan medis di Gedung Bedah Sentral
maka nantinya akan didapatkan sistem emergency yang tepat pada setiap
peralatan medis ataupun ruangan pelayanan. Salah satu sistem emergency
didapatkan pada sistem kelistrikan dan sistem pendukung lainnya. Jadi
untuk membuat evaluasi harus berasarkan data-data yang nantinya akan
dikumpulkan oleh peneliti.
Sistem emergency peralatan medis dibagi menjadi 3 (tiga) antara lain :
a. Sistem Backup battrey unit
Pada sistem ini merupakan cadangan kelistrikan dari peralatan medis itu
sendiri yang berasal dari battrey, namun dalam cadangan ini hanya
untuk sementara saja beberapa menit.
b. Sistem Backup cadangan listrik utama
Pada sistem ini merupakan cadangan kelistrikan dari listrik utama yang
berasal dari genset sebagai cadangan utama dengan supply utama bahan
bakar dan sistem pembangkit listrik.
c. Sistem Backup cadangan listrik darurat
Sistem ini merupakan cadangan listrik ini akan diperlukan pada saat
kedaruratan apabila terjadi kegagalan sistem kelistrikan utama ataupun
pada sistem kelistrikan cadangan utama. Hal ini perlu dipertimbangkan

12

karena keadaan darurat itu terjadi tanpa ada jadwal pemberitahuan, dan
berguna juga pada saat kegiatan perbaikan/ pemeliharaan terhadap
kelistrikan utama atau kelistrikan cadangan utama/ genset.
Dalam sistem backup cadangan kelistrikan darurat dapat berupa UPS
(Uninterruptable

Power

Supply)

yang

untuk

kapasitasnya

diperhitungkan dengan tepat sehingga sistem kelistrikan peralatan medis
tidak terganggu ataupun penggunaan kapasitas UPS ini diperlukan untuk
berapa lama sehingga mempengaruhi pemilihan kapasitas UPS yang
ada.

13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Sesuai judul proposal skripsi penliti yaitu “Kajian Sistem Emergency
Kelistrikan Terhadap Peralatan Medis di Gedung Instalasi Bedah Sentral
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin”, maka tempat sebagai
objek penelitian di Gedung Bedah Sentral RSUD. Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin. Untuk waktu penelitian akan dilaksakan selama 6
(enam) bulan karena banyaknya peralatan medis dan tidak dikenankan
menggangu kegiatan pelayanan medis di dala gedung bedah sentral. Dengan
kendala yang ada maka diperlukan waktu yang lama didalam survey objek
penelitian ini.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Studi literatur
Mempelajari literatur yang berdasarkan peraturan-peraturan terkait
standar kelistrikan ataupun standar sistem emergency, drawing book
gedung bedah sentral, sistem kelistrikan rumah sakit, dan literatur
lainnya yang terkait dengan penelitian.
b. Survey objek penelitian
Mempelajari objek penelitian secara langsung dengan mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan judul penelitian.
c. Studi kasus
Mempelajari kasus yang pernah terjadi dengan mencari penyebab serta
solusi yang diambil dari kasus tersebut, supaya menjadi pembelajaran
dan antisipasi ke depannya.
d. Evaluasi
Mengevaluasi semua kegiatan penelitian dan menyimpulkan hasil
penelitan

sehingga

laporan

kegiatan

penelitian

dipertanggungjawabkan dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

dapat

14

3.3. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan mengukur objek penelitian dan
meneliti fasilitas yang mendukung objek penelitian kemudian dari hasil
pengumpulan data akan ditampilkan dalam bentuk tabel/grafik. Adapun
selanjutnya peneliti akan menganalisa data yang berdasarkan pada teori
yang ada, sehingga mendapatkan kesimpulan yang dapat dipergunakan oleh
instansi terkait.

15

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sumber listrik yang merupakan pendukung dari semua aktifitas yang serba
modern ini terutama di bidang kesehatan yaitu area publik seperti rumah
sakit, dikarenakan rumah sakit memakai perkembangan teknologi untuk
menganalisa dan pengobatan di bidang medis. Dengan judul proposal
“Kajian Sistem Emergency Kelistrikan Terhadap Peralatan Medis di
Gedung Instalasi Bedah Sentral RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin” diharapkan kelistrikan pada area rumah sakit mempunyai
sistem emergency kelistrikan yang dapat mendukung pelayanan yang ada,
apalagi pada area pelayanan intensif, bayi dan kamar operasi.
4.2. Saran
a. Dengan judul proposal “Kajian Sistem Emergency Kelistrikan Terhadap
Peralatan Medis di Gedung Instalasi Bedah Sentral RSUD. Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin” penulis memberikan manfaat bagi penulis
dan instansi terkait
b. Pada area publik masyarakat seperti rumah sakit mendapatkan perhatian
untuk sistem emergency pada setiap fasilitas pendukungnya yang lebih
menitik beratkan pada pelayanan prima pada pasien.