LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN KEUANGAN
“PETERNAKAN AYAM PEDAGING WATU SIMBAR”

Disusun oleh :
KELOMPOK : IXA
Titik Pitaloka
Vincent P Tinambunan
Talasi Ruqaya Yasmin
Resi Anastasia
Ihtifazhuddin

23040113140002
23040113190015
23040113140034
23040113140063
23040113140072

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN

Kelompok

: IX (SEMBILAN)A

Program Studi

: S-1 AGRIBISNIS

Jurusan

: PERTANIAN


Tanggal Pengesahan :

Juni 2015

Mengetahui,
Koordinator Umum
Praktikum Manajemen keuangan

Pramudita Dian Nugrahadi
NIM. 23010112130229

Menyetujui,

Koordinator Praktikum
Praktikum Manajemen Keuangan

Migie Handayani, S.Pt., M.Si.
NIP. 19770212 2 003

KATA PENGANTAR


Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan

rahmat,

taufik,

dan

hidayah-Nya, sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan Laporan Praktikum Manajemen Keuangan ini dengan sebaik baiknya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Migie Handayani, S.Pt., M.Si.
selaku dosen pengampu Praktikum Produksi Ternak Unggas, Pramudita Dian
Nugroho selaku koordinator umum Praktikum Manajemen keuangan, dan yang
telah membimbing dan membantu penulis selama praktikum berlangsung sampai

penyusunan Laporan Praktikum Manajemen keuangan ini selesai.
Penulis menyadari Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan membangun dari berbagai
pihak sehingga laporan ini dapat sempurna. Penulis berharap Laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Semarang, Juni 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen keuangan sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan. Perencanaan
manajemen keuangan dilakukan oleh seorang manajer keuangan. Pengertian
manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
pendanaan modal kerja, pengalokasian dana, pengelolaan asset serta penggunaan
dana dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Ruang
lingkup manajemen keuangan sendiri terdiri atas keputusan pendanaan, keputusan
investasi dan keputusan pengelolaan asset. Fungsi manajemen keuangan adalah
planning, budgeting, controlling, auditing, dan reporting. Perencanaan meliputi

kas dan laba rugi, anggaran meliputi perencanaan, penerimaan dan pengalokasian
anggaran, pengendalian keuangan untuk melakukan evaluasi serta perbaikan
sistem keuangan perusahaan, pemeriksaan keuangan untuk pemeriksaan audit
keuangan agar tidak terjadi penyimpangan, pelaporan keuangan sebagai laporan
informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan
keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dihitung dengan liquidity ratio, leverage
ratio, activity ratio, dan rentability ratio.
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai yang dimiliki
perusahaan, menambah nilai asset yang dimiliki perusahaan, dan mengatur
keuangan perusahaan. Manfaat manajemen keuangan adalah meningkatkan
efisiensi keuangan dalam perusahaan dan mengontrol keuangan dalam suatu
perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah usaha-usaha untuk menyediakan uang,


dimana dengan

uang tersebut perusahaan berusaha unutk memperoleh atau

mendapatkan aktiva atau merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang
minimal dan syarat-syarat yang paling menguntukan berserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin (Sutrisno, 2006). Faktor yang
mempengaruhi baik buruknya manajemen keuangan adalah perimbangan antara
cash inflow dan cash outflow, penyimpangan terhadap aliran kas yang
diperkirakan, anggaran biaya yang trasnparan (Munawir, 2005).

2.2.

Modal
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan modal. Modal

adalah jumlah dari asset peusahaan untuk memprodusi suatu barang (Sugiyono,
2008). Jumlah besar kecilnya subuah modal dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain sifat atau jenis perusahaan, waktu yang diperlukan, tingkat perputaran
persediaan, tingkat perpuran piutang, siklus usaha, dan resiko kemungkinan
penurunan harga aktiva lancar (Sutrisno, 2006).
2.3.

Biaya Produksi
Biaya

produksi

adalah

sejumlah

uang

yang

dikeluarkan


untuk

mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan jumlah uang
keluar yang tercatat (Sugianto, 2000). Biaya produksi merupakan biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa (Hansen dan Mowen,
2001). Kebanyakan perusahaan manufaktur membagi biaya produksi kedalam tiga
kategori besar yaitu biaya bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung

(direct labour), dan biaya overhead pabrik (manufacturing goverhead) (Wijaya
dan Syafitri, 2012).
2.4.

Penerimaan dan Pendapatan
Pendapatan merupakan penerimaan yang dikurangi dengan biaya–biaya

yang dikeluarkan. Pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan
dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan, dan tingkat
pendapatan perjam yang diterima (Pangandaheng, 2012). Pendapatan adalah
jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama
satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan

usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang
diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan
(Sukirno, 2006).
2.5.

Neraca Keuangan

2.5.1. Aktiva
Neraca keuangan adalah kondisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu
terdiri atas aktiva pasiva dan pajak perusahaan. Aktiva atau yang biasa disebut
dengan asset adalah segala sumberdaya atau harta yang dimiliki oleh perusahaan
untuk digunakan dalam operasinya (Rianto, 2008). Suatu perusahaan secara
umum memiliki dua jenis aktiva yaitu aktiva lancar yaitu sumberdaya atau modal
yang rutin dikeluarkan atau digunakan oleh perusahaan dalam kurun waktu
kurang lebih satu tahun dan aktiva tetap yaitu sumberdaya modal yang ditanam
layaknya sebuah investasi jangka panjang karena aktiva tetap memiliki masa
hidup lebih dari satu tahun (Syamsuddin, 2007).
2.5.2. Pasiva
Pasiva adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan pada masa yang akan dating. Pengorbanan untuk masa yang akan

dating ini terjadi akibat kegiatan usaha kewajiban (Rianto, 2008). Kegiatan
pengeorbanan ekonomi ini dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek

yang sesegera mungkin harus dibayarkan paling lambat selama satu tahun buku
dan hutang jangka panjang yaitu semua hutang yang tempo pembayarannya
relative lama (Syamsuddin, 2007).
2.6.

Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan

yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi
bersih. Dalam laba rugi perusahaan yang biasa dicatat adalah biaya langsung dan
pendapatan langsung (Pranomo, 2008 ). Laporan laba rugi mempunyai dua unsur
yaitu pendapatan dan beban atau biaya (Arifin, 2009).
2.7.

Operating Cash Flow
Operating cash flow atau arus kas operasi adalah selisih bersih antara


penerimaan serta pengeluran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi
selama 1 tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas perusahaan
(Manurung dan Siregar, 2009). Arus kas operasi adalah pengaruh kas dari
transaksi yang termasuk dalam penentuan net income selain aktivitas investasi dan
keuangan (Rasyid, 2001). Arus kas operasi adalah perbedaan antara laba
penjualan dan beban operasi kas setelah pajak atas pendapatan operasi perusahaan
(Brigham dan Houston, 2001).

2.6.

Pajak
Pajak adalah sebuah konstribusi yang wajib kepada negara terutang oleh

individu atau badan, yang bersifat memaksa berdasarkan tetapan hokum yang
berlaku dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara guna kemakmuran rakyat (Mudrajat, 2002). Pajak perusahan
terdiri atas dua pajak yang harus dibayarkan yaitu pajak penghasilan (PPH) dan
pajak bumi dan bagunan (PBB). PPH adalah pajak yang dikenakan terhadap
subjek pajak penghasilan ats penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam
tahun pajak (Rianto, 2008).

2.8.

Depresiasi
Penyusutan (depreciation), adalah proses akuntansi dalam mengalokasikan

biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama
periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut
(Baridwan, 2004). Ada beberapa metode penyusutan, antara lain metode aktivitas
(unit penggunaan produksi), metode garis lurus (penyusutan fungsi dari waktu),
metode beban menurun (dipercepat), metode penyusutan khusus, dan metode
penyusutan khusus (Kieso et al., 2002).
2.9.

EBIT
Ukuran profitabilitas entitas yang tidak memasukkan beban bunga dan

pajak penghasilan adalah pengertian Earning Before Interest Tax (EBIT). Faktor
lain selain profitabilitas adalah bunga dan pajak sehingga dikecualikan. Laba
operasi menunjukkan kekuatan produktif suatu entitas dari operasi yang
berlangsung disebut juga EBIT (Halim, 2011). Laba sebelum dikurangi pajak
merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa EBIT
merupakan laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax). Hal
penting bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, menyatakan laba yang
akhir dicapai perusahaan (Nafarin, 2004).

2.10.

Earning Before Tax
Earning Before Tax biasa disingkat EBT atau laba sebelum pajak adalah

laba kotor yang didapat oleh suatu perusahaan sebelum dipotong oleh pajak.
Angka yang tersaji dalam EBT mencerminkan keuntungan atau rugi dari kegiatan
utama dan kegiatan sampingan suatu perusahaan (Arifin, 2009). Laba yang ada
masih merupakan laba keseluruhan yang didapat dari kegiatan perusahaan
tersebut. Laba tersebut merupakan hasil dari operasi yang berjalan sebelum
cadangan untuk pajak penghasilan (Sholihin, 2010).
2.11.

Earning After Tax
Earning After Tax biasa disingkat EAT atau laba sesudah dipotong pajak

adalah laba kotor yang didapat oleh suatu perusahaan sesudah dipotong oleh pajak
menjadi laba bersih. Angka yang tersaji menceerminkan kenaikkan bersih
terhadap modal (Arifin, 2009). Laba EAT ini merupakan laba keseluruhan yang
diterima oleh perusahaan setelah dipotong pajak atau disebut laba yang
sebenarnya. Laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan
pajak (Harriman, 2009).

BAB III
METODOLOGI

3.1.

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum Manajemen Keuangan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 2

Juni 2015 pukul 09.30 – 15.00 bertempat di Perusahaan Peternakan Watu Simbar
Gunung Pati, Semarang.
3.2.

Metode Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan melalui beberapa tahap antara lain,

mencari perusahaan, membuat kuisioner, melakukan wawancara dan mencatat
hasil wawancara. Metode pengumpulan data menggunakan metode survei.
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan membuat neraca keuangan,
laporan laba rugi dan operating cash flow. Rumus operating cash flow, yaitu :
Operating Cash Flow = Earning After Tax + Penyusutan + Biaya (1-Pajak)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Gambaran Umum
Berdasarkan hasil praktikumn manajemen keuangan di perusahaan Watu

Simbar didapatkan hasil bahwa perusaaan melakukan manajemen keuangan
dengan membuat anggaran biaya seperti menghitung aktiva, pasiva dan pajak
perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno (2006) yang menyatakan
bahwa manajemen keuangan adalah usaha-usaha untuk menyediakan uang,
dimana dengan

uang tersebut perusahaan berusaha unutk memperoleh atau

mendapatkan aktiva atau merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang
minimal dan syarat-syarat yang paling menguntukan berserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Perusahaan uang,

dnan

pengelualam mengelola keuangan memounyai faktor yang mempengaruhinya
antara lain pemasukan uang dan pengeluar uang, jumlah uang kas yang tersedia,
ketrasparan dalam mengelola. Hal ini didukung oleh pendapat Munawir (2005)
yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi baik buruknya manajemen
keuangan

adalah

perimbangan

antara

cash inflow

dan cash

outflow,

penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan, anggaran biaya yang
trasnparan.
4.2.

Modal
Berdasarkan hasil praktikum manajemen keuangan di perusahaan

Peternakan Watur Simbar didaptkan hasil total modal sebesar Rp. 351.137.040,.
Modal merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2008) yang berpendapat bahwa adalah jumlah dari
asset peusahaan untuk memprodusi suatu barang.Faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya suatu modal adalah keperluan perusahaan itu sendiri besar atau
kecilnya, siklus perusahaan, piutung perusahaan dan resiko penurunan modal. Hal

tersebut didukung oleh pendapat Sutrisno (2006) yang menyatakan bahwa jumlah
besar kecilnya subuah modal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat
atau jenis perusahaan, waktu yang diperlukan, tingkat perputaran persediaan,
tingkat perputaran piutang, siklus usaha, dan resiko kemungkinan penurunan
harga aktiva lancar.
4.3.

Biaya Produksi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil biaya produksi perusahaan

sebesar Rp 565.500.000,00. Data ini terdiri dari biaya pakan sebesar Rp
423.000.000,00, biaya DOC sebesar Rp 132.500.000,00 dan biaya obat sebesar
Rp 10.000.000,00. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Hansen dan Mowen
(2001) yang menyatakan bahwa biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan
dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dikeluarkan guna
memperoleh input atau keuntungan bagi perusahaan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugianto (2000) yang menyatakan bahwa biaya produksi adalah
sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu secara
akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat.
4.4.

Penerimaan dan Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pendapatan kotor

perusahaan adalah Rp 294.984.075,-/tahun dan pendapatan bersih sebesar Rp
4.346.484.075,-/tahun. Pendapatan bersih diperoleh dari uang yang diterima
dikurangi biaya produksi dan pajak perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sukirno (2006) yang menyatakan kegiatan usaha pada akhirnya akan
memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk
yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Pangandaheng

(2012)

yang

menyatakan

bahwa

pendapatan

penerimaan yang dikurangi dengan biaya – biaya yang dikeluarkan.

merupakan

4.5.

Neraca Keuangan
Berdasarkan hasil praktikum manajemen keuangan di perusahaan

Peternakan

Watur Simbar didaptkan hasil total aktiva sebesar Rp.

462.137.040.00-,. Aktiva merupakan

sebuah kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto, (2008) yang berpendapat
bahwa aktiva atau yang biasa disebut dengan asset adalah segala sumberdaya atau
harta yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Total
pasiva sebesar Rp. 462.137.040,-. Pasiva merupakan hutang yang dimiliki oleh
peusahaan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Rianto (2008) yang berpendapat
bahwa pasiva adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan pada masa yang akan dating. Pajak perusahaan dari hasil praktikum
didapatkan hasil sebesar Rp. 2.949.840,- pajak perusahaan 1% dari total
pendapatan bersih. Hal ini seusai dengan pendapat

Mudrajat (2002) yang

menyatakan bahwa pajak adalah sebuah konstribusi yang wajib kepada negara
terutang oleh individu atau badan, yang bersifat memaksa berdasarkan tetapan
hokum yang berlaku dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara guna kemakmuran rakyat.
4.6.

Laporan Laba dan Rugi

4.7.

Operating Cash Flow
Berdasarkan hasil praktikum manajemen keuangan di perusahaan

Peternakan Watur Simbar didapatkan hasil operating cash flow adalah sebesar
Rp. 374.554.234,3. Hal ini sesuai dengan pendapat Brigham dan Houston (2011)
yang menyatakan bahwa arus kas operasi adalah perbedaan antara laba penjualan
dan beban operasi kas setelah pajak atas pendapatan operasi perusahaan. Hal
tersebut didukung dengan pendapat Manurung dan Siregar (2009) yang
menyatakan bahwa operating cash flow atau arus kas operasi adalah selisih bersih
antara penerimaan serta pengeluran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas
operasi selama 1 tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas
perusahaan.
4.8.

Pajak
Pajak perusahaan dari hasil praktikum didapatkan hasil sebesar Rp

2.949.840,75,- pajak perusahaan 1% dari total pendapatan kotor. Hal ini seusai
dengan pendapat Mudrajat (2002).yang menyatakan bahwa pajak adalah sebuah
konstribusi yang wajib kepada negara terutang oleh individu atau badan, yang
bersifat memaksa berdasarkan tetapan hokum yang berlaku dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
guna kemakmuran rakyat. Pajak yang dibayarkan oleh perusahaan adalah berupa
pajak keuntungan atu pengahasilan perusahaan tersebut. Hal in didukung oleh
pendapat Rianto (2008) yang menyatakan bahwa pajak perusahaan terdiri atas
pajang yang harus dibayarkan dari pengahasilan.
4.7.

Depresiasi
Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan investasi yang diperoleh

dari perusahaan peternakan Watu Simbar adalah bangunan senilai Rp.
5.400.000,00 dan tanah perushaan seluas 10 ha atau senilai dengan Rp.
193.500.000,00. Berdasarkan data tersebut diperoleh penyusutan bangunan setiap
tahun sebesar 2,5% atau senilai Rp. 3.600.000,00. Menurut Nasution (2003)
Investasi penyusutan bangunan meliputi pengeluaran untuk merenovasi bangunan
yang rusak dan peralatan yang ada. Pemakaian bangunan pada suatu saat akan

menimbulkan biaya renovasi bangunan dan peralatan menjadi lebih besar
dibanding dengan biaya operasi, jika bangunan tersebut tidak diperbaiki atau
sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan saat ini. Proses produksi akan
menjadi tidak ekonomis dan efisien apabila bangunan yang sudah rusak tidak
segera diperbaiki. Menurut Kieso et al.(2002) Informasi yang penting yang perlu
dipertimbangkan dalam keputusan perbaikan bangunan yang ada adalah pekerjaan
dari suatu informasi akuntan diferensial yang berupa aktiva deferensial dan biaya
deferensial

4.8.

EBIT
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh EBIT sebesar Rp 294.984.750,-

diperoleh dari Earning Before Interest Tax (EBIT) yang tidak memasukkan beban
bunga dan pajak penghasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Halim (2011) yang
menyatakan bahwa ukuran profitabilitas entitas yang tidak memasukkan beban
bunga dan pajak penghasilan adalah pengertian Earning Before Interest Tax
(EBIT). Selain profitabilitas, faktor lain yang mempengaruhi EBIT adalah bunga
serta pajak. Laba operasi akan menunjukkan kekuatan produktif dari suatu entitas
dari operasi yang berlangsung disebut juga EBIT. Laba sebelum dikurangi pajak
disebut laba operasi yang ditambah hasil serta biaya diluar operasi biasa EBIT
yang merupakan laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax).
Nafarin (2004) menambahkan bahwa pajak penting bagi pihak-pihak tertentu
terutama dalam hal pencapaian laba perusahaan.
4.9.

Earning Before Tax
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh EBT sebesar Rp - yang didapat oleh

perusahaan tersebut. Laba tersebut lebih penting untuk kepentingan perpajakan
dalam laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan pendapat College (2009) yang
menyatakan bahwa laba sebelum pajak untuk kepentingan perpajakan jauh lebih
besar dibandingkan untuk kepentingan akuntansi. EBT ditentukan dengan
mengurangkan harga pokok penjualan dari penjualan bersih. Hal ini sesuai dengan

pendapat Halim (2008) yang menyatakan bahwa EBT ditentukan dengan
mengurangkan harga pokok penjualan dari penjualan bersih.
4.10.

Earning After Tax
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh EAT sebesar Rp 292.034.234,-

EAT yang didapat oleh perusahaan tersebut. Besarnya pajak diperhitungkan dari
EBT. Hal ini sesuai dengan pendapat Pramono (2009) yang menyatakan bahwa
besarnya pajak diperhitungkan dari EBT. Ada juga laba yang ditahan yang
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sugiono dan Untung (2008) yang menyatakan bahwa laba yang ditahan
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan dan nilai diakumulasi selama umur
hidup perusahaan.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum diketahui penyusutan investasi tiap tahun Rp

363.500.000, biaya produksi Rp 4.069.500.000,- pendapatan selama sebulan Rp
565.500.000,- harga pokok produksi Rp 23.230,- sehingga dapat disimpulkan
perusahaan peternakan watusimbar tidak merugi karena perusahaan tersebut
bermitra dengan perusahaan mustika.
5.2.

Saran
Sebaiknya melakukan praktikum pada perusahaan yang tidak terlalu besar,

agar transparan dalam memberi informasi tentang keuangan perusahaan.
Wawancara sebaiknya dilakukan dengan cara direkam, agar informasi dapat
diputar ulang kembali secara detail.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, J. 2009. Solusi Total Bisnis UKM Berbasis Komputer Dengan Microsoft
Excel Plus Word. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Arifin, J. 2009. Solusi Total Bisnis UKM Berbasis Komputer Dengan Microsoft
Excel Plus Word. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Arifin, J. 2009. Akuntansi Pajak Dengan Microsoft Excel. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Buku I
Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
College, M. R. 2009. Teknik Membuka Bisnis Desain Arsitektur. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Halim, A. 2008. Accounting Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Harriman, M. K. 2009. Be Optimal Reach Real Success in Life and Business.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Manurung, Indah Agustina, dan Hasan Sakti Siregar. 2009. Pengaruh Laba
Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Akuntansi 3. Universitas Sumatera Utara.
Pangadaheng, Y. 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan Saliabu
Kabupaten Talaud. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Skripsi.
Pramono, P. R. 2009. Seri UKM Berbasis Komputer. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Pramono, P. R. 2008. Membuat Laporan Keuangan Perusahaan. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Rasyid, Rosmita. 2001. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan
Dividen. Jurnal Akuntansi. Tahun V Vol. 1 Mei 2001. Universitas
Tarumanegara.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. edisi keempat,
Penerbit : BPFE, Yogyakarta.
S. Munawir, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Sholihin, A. I. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sugiono, A dan E. Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisan Laporan
Keuangan: Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Perbankan.
Grasindo. Jakarta.
Kieso, E Donald. Weygandt, J Terry dan Warfield, D Terry. 2002. Akuntansi
Intermediate. Edisi kesepuluh. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. BPFEYogyakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keenam. Alfabet. Bnadung.
Sukirno, S. 2000. Mikro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari klasik
sampai Keynesian Baru, Edisi 1. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Sutrisno. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi kedua.Ekonisia, Yogyakarta.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Neraca Keuangan

Aktiva
Lancar
Kas
Total
Aktiva
Lancar
Aktiva
Tetap
Lahan
Bangunan
Kandang
Mesin
Chopper
Tungku
pemanas
Penyusutan
Total
Aktiva
Tetap
Total
Aktiva

Aktiva
Rp
29.923.408 x 5
Rp
29.923.408 x 5
Rp
149.617.040,-

Pasiva
Hutang
Lancar
Gaji
Karyawan
Total
Hutang
Lancar
Modal

Rp
111.000.000,Rp
111.000.000,Rp
383.537.040,-

Rp
193.500.000,Rp
5.400.000,Rp 3.300.000
Rp
27.600.000,Rp
1.200.000,Rp
50.120.000,Rp
312.520.000,Rp
494.537.040,-

Total
Pasiva

Modal = Total Aktiva −¿ Total Hutang
= Rp 494.537.040,- – Rp 111.000.000,= Rp 383.537.040,-

Rp
494.537.040,-

Lampiran 2. Biaya Produksi
Macam Biaya

Jumlah (kg)

A. Biaya Tetap
1. Gaji Karyawan

Harga
(Rp)

5x12

Jumlah
1.850.000
9.250.000,-

Total Biaya Tetap

9.
250.000,-

B. Biaya Variabel
1.
Pakan
7500
5x240sak(50kg)
423.000.000,2.
DOC
5300
25000
132.500.000,3.
Obat
400
25000
10.000.000,Total Biaya Variabel
565.500.000,C. Total Biaya
571.500.000,Produksi (perbulan)
Total Biaya Produksi (per tahun) = Total Biaya Produksi / periode x 7
= Rp 565.500.000 x 7 + 111.000.000
= Rp 4.069.500.000
Keterangan:
1. Gaji Karyawan
Total Gaji Karyawan = Gaji Karyawan x Jumlah Karyawan
= Rp 1.850.000,- x 5 orang
= Rp 9.250.000,Total Gaji Karyawan (per tahun) = Rp 9.25.000,- x 7
= Rp 111.000.000,-

Lampiran 3. Perhitungan Pendapatan
Penerimaan = Harga Jual Produk x Jumlah Produksi x Bonus / (kg) (5) + Bonus
(5) x 100 (5)
= Rp 16.075,- x 5 x 7709.4 kg (5) + 770.940 (5)
= Rp 619.643.025 + 3.854.700
= Rp 623.497.725,- x 7
= Rp. 4.364.484.075,- /tahun
Pendapatan = Penerimaan −¿ Biaya Produksi
= Rp. 4.364.484.075−¿Rp 4.069.500.000
= Rp 294.984.075,- /tahun

Lampiran 4. Operating Cash Flow
Investasi
(Rp)

Penerimaan
(Rp)

Biaya (Rp)

4.364.484.0
75

4.069.500.
000

EBT (Rp)

Pajak (1%)

294.984.07
5

2.949.841

Penyusuta
n (Rp)

Penerimaa
n(Biaya+Pe
nyusutan)
(Rp)

363.500.
000

Persen
Bunga
(%)
0
OCF

50.120.00
0
EAT (Rp)
292.034.2
34

345.104.0
75
EAT +
Penyusuta
n
342.154.2
34
342.154.2
34

Operating Cash Flow Peternakan Ayam Watusimbar selama 1 tahun adalah
Rp 342.154.234