LAPORAN PENDAHULUAN C A REKTI

LAPORAN PENDAHULUAN
CA REKTI
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut
perawat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang, saat ini perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik. Selain
itu Perawat juga berperan melaksanakan proses keperawatan yang berkesinambungan yang
merupakan suatu rangkaian yang harus dilakukan pada berbagai kasus penyakit yang mungkin
terjadi pada berbagai tingkatan usia mulai dari bayi, balita, pra sekolah, sekolah dan remaja, baik
kasus penyakit dalam, bedah saraf, anak, maternitas maupun komunitas.
Salah satu penyakit yang mungkin muncul di masyarakat adalah penyakit pencernaan. Masalah
pencernaan seakan tidak pandang bulu dan menganggu pada siapa saja baik bayi yang baru lahir
maupun yang sudah dewasa. Penyebab dan gejala yang dialami bisa berbeda pada setiap anak.
Salah satu penyakit yang sering muncul dimasyarakat adalah malformasi anorecktal letak tinggi.
Menurut Boocock dan Donna (1992) dalam penelitiannya, Malformasi anorecktal terjadi setiap 1
dari 5.000 kelahiran di dunia. Secara umum Bocoock dan Donna juga menegaskan bahwa
malformasi anorecktal ini lebih sering terjadi pada laki – laki. Di Indonesia 40-70% dari
penderita malformasi anorektal mengalami satu atau lebih defek tambahan dari sistem organ

lainnya.
Berdasarkan Medical Record Ruang Cempaka Bedah Anak Lantai 2 Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Hasan Sadikin Bandung yang tercatat selama kurun waktu dari bulan Januari sampai bulan
Mei 2010 klien yang dirawat dengan malformasi anorecktal mencapai 48 orang dengan
persentase 29,62 % dari pasien – pasien bedah
I.

DEFENISI
Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal
pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40
tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995)

II. ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahu namun telah dikenali beberapa faktor predisposisi yang penting
yang berhubungan dengan carsinoma recti.
1. Diet
Makanan yang banyak mengandung serat misalnya sayur-sayuran akan menyebabkan waktu
transitbolus di intestin akan berkurang, sehingga kontak zat yang potensial karsinogen pada
mukosa lebih singkat. Selain itu makan makanan yang berlemak dan protein hewani yang
tinggi dapat memicu terjadinya Ca. Rekti

2. Kelainan di colon

Adenoma di kolon, t.u bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma

Familial poliposis merupakan kondisi premaligna dimana + 7 % polipasis akan
mengalami degenerasi maligna
 Kolitis ulserativa, mempunyai resiko besar yang terjadi Ca. Rekti
3. Herediter
Hasil penelitian menunjukkan anak – anak yang berasal dai ortu yang menderita Ca.kolateral
mempunyai frekuensi 3,5 x lebih besar daripada anak yang mempunyai ortu yang sehat

III. PATHWAY

Kebiasaan Makan

Kolitis
Ulceratif

(TInggi Karbohidrat

&
Polimerase Karsinogen

Faktor Genetik

Membuat DNA baru

Polip
Colon

Kerusakan DNA
Penggabungan DNA
asing dan DNA induk
Sintesis RNA baru
Mitosis dipercepat
Transportasi Kanker
Pertumbuhan sel liar
ganas
Kurang


Gangguan

Pengetahuan

Citra
Tubuh

Ca Recti
Ansietas

Hemoroid
Perubahan Kebiasaan
Defikasi
Perdarahan Per
Nyeri

PK :
Perdarahan

Resiko Infeksi


MANIFESTASI KLINIS

Komstipasi, Diare

Anus

Nyeri Kronis

IV.

:

Anoreksia :
Ketidakseimbangan Nutrisi
dari kebutuhan tubuh, mual

1. Perdarahan sejak peranal
BAB berdarah segar
2. BAB berdarah lendir

karena darah yang dikeluarkan oleh kanker tesebut telah bercampur dengan tinja
3. Obstruksi saluran pencernaan
 Perut kembung makin lama makin tegang
 Tidak dapat BAB dan tidak ada flatus
 Ukuran feses kecil seperti feses kambing
 Tenesmus rasa tidak puas setelah BAB
4. Lain-lain
 Anoreksia
 BA turun
 Nyeri perut ditempat kanker
 BAB tidak teratur
 rasa tidak puas setelah BAB dan rasa yeri pada saat BABTenesmus
V. KLASIFIKASI
Dukes Dalam Infiltrasi Prognosis Hidup Stlh 5 Thn
1. Terbatas pada dinding usus 97%
2. Menembus lapisan muskularis mukosa 80%
3. Metastosis ke kelenjar limfe
a. Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65%
b. Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%
4. Metastasis ke organ lain ; hati 35%

Dikenal pada klasifikasi menurut
a. Stadium 1
Tumor hanya terbatas di calon dan belum menembus dinding kolon dan belum metastasis
b. Stadium 2
Tumor telah mengadakan penetrasi dinding kolon tapi belum ada metastasis
c. Stadium 3
Tumor telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening regional
d. Stadium 4
Tumor telah mengadakan metastasis ke organ lain ; hati
VI. KOMPLIKASI
Karsinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan
 Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya
 Hematogen
 Linefogen
Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke hati, paru dan otak
Komplikasi lainnya ;
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pertial/lengkap

2. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemoragi

3. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses
4. Peritonitis /sepsis yang dapat menimbulkan syock
VII. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan

Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan dibuat anastromosis
decending kolakteral
• Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat anastomosis kolocinal
2. Radiasi
Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi
dengan dosis adekuat
3.

Kemoterapi
Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU)

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi
• Untuk mengetahui adanya tumor/kanker di kolon/rectum
• Untuk menentukan sumber pendapatan

• Untuk mengetahui letak obstruksi
2. Radiologi
• Foto dada : Untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker paru

3.

4.
5.
6.

Untuk persiapan pembedahan
• Foto colon (Banum enema)
• Dapat terlihat suatu filling deffect pada suatu tempat/suatu striktura
• Dapat menentukan lokasi tempat kelainan
USG

Untuk mengetahui apakah ada metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen
dan hati

Gambaran metastasis kanker dihati akan tampak massa multi nodular dengan gema

berdensitas tinggi homogen
Endosonggrafi
Pada karsinoma akan tampak massa yang hypoechoic tidak teratur mengenai lapisan dinding
kolon
Histopatologi
Gambaran histopatologi pada karsinoma recti C adenokarsinoma dan perlu ditentukan
differensiasi sel
Laboratorium
• Hb : menurun pada perdarahan
• Tumor marker (LEA) > 5 mg/ml
• Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan amoeba

ASUHAN KEPERAWATAN
1.

PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. RKD
• Riwayat diet yang hanya serat, protein hewani dan lemak

• Riwayat menderita kelainan pada colon kolitis ulseratif (polip kolon)
b. RKS
• Klien mengeluh BAB berdarah dan berlendir
• Klien mengeluh tidak BAB tidak ada flahis
• Klien mengeluh perutnya terasa sakit (nyeri)
• Klien mengeluh mual, muntah
• Klien mengeluh tidak puas setelah BAB
• Klien mengeluh BAB kecil
• Klien mengeluh berat badannya turun
c. RKK
• Riwayat keluarga dengan Ca. colon/recti
3. Pemeriksaan Fisik
• Sirkulasi
Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri),
kemerahan, ekimosis, hipotesis
• Respirasi
Sarak nafas, batuk, ronchi, expansi paru yang terbatas
• GIT
Anoreksia, mual, muntah, penurunan bising usus, kembung, nyeri abdomen, perut
tegang, nyeri tekan pada kuaran kiri bawah
• Eliminasi
BAB berlendir dan berdarah, BAB tidak ada flatur tidak ada, BAB kecil seperti
feses kambing, rasa tidak puas setelah BAB, perubahan pola
BAB/konstiasi/hemoroid, perdarahan peranal, BAB ; oliguria
• Aktifitas/istirahat
Kelemahan, keleahan, insomnia, gelisah dan ansietas

2. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. PK: Anemia

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
d. Konstipasi berhubungan dengan obstruksi akibat tumor
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan prosedur pembedahan, berhubungan
dengan kurang paparan informasi
2. Post-operasi
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
c. Risiko infeksi.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan (kolostomi) dan adanya
stoma

3. Perencanaan Keperawatan
No.

Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Keperawatan NOC
NIC
1. Nyeri
akut Setelah diberikan asuhan Pain management
berhubungan
dengan

keperawatan selama…..x 24 1. Lakukan

agen jam

diharapkan

pengkajian

yang

nyeri

komprehensif terhadap nyeri,

cedera

berkurang atau terkontrol,

meliputi lokasi, karasteristik,

biologis

dengan kriteria hasil:

onset/durasi,

NOC

kualitas, intensitas nyeri, serta

Pain level :

faktor-faktor

a. Klien tidak melaporkan

memicu nyeri.

adanya nyeri
b. Klien tidak menunjukkan
ekspresi wajah terhadap
nyeri
c. TD, Nadi dan RR dalam
batas normal

2. Observasi
verbal

frekuensi,
yang

tanda-tanda

atau

isyarat

dapat
non
dari

ketidaknyamanan.
3. Gunakan strategi komunikasi
terapeutik
pengalaman

dalam

mengkaji

nyeri

dan

menyampaikan
Pain Control

terhadap

a. Klien melaporkan nyeri

terhadap nyeri.

terkontrol

penerimaan

respon

klien

4. Kaji tanda-tanda vital klien

b. Klien dapat mengontrol 5. Kontrol
nyerinya

dengan

menggunakan
manajemen

teknik
nyeri

non

farmakologis

yang

faktor
dapat

lingkungan
menyebabkan

ketidaknyamanan,

seperti

suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan.
6. Ajarkan

4.

prinsip-prinsip

manajemen

nyeri

non

farmakologi,

(mis:

teknik

terapi musik, distraksi, guided
imagery, masase dll).
7. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik sesuai indikasi.
2. PK: Anemia

Setelah

diberikan

asuhan 1. Pantau

keperawatan selama…x 24
jam,

perawat

meminimalkan

tanda

dan

gejala

anemia yang terjadi.

dapat 2. Pantau tanda-tanda vital klien.
komplikasi 3. Anjurkan

klien

anemia yang terjadi, dengan

mengkonsumsi makanan yang

kriteria hasil:

mengandung banyak zat besi

NOC :

dan vit B12.

Vital signs
a.

4. Minimalkan prosedur yang

Tekanan darah dalam
batas

normal

130/90

(110/70-

mmHg)

bisa

menyebabkan

perdarahan.

atau 5. Pantau nilai PT dan PTT

terkontrol.

6. Pantau hasil lab Hb dan HCT

b. Nadi dalam batas normal
(60-100x/mnt)

Blood

Products

c. RR dalam batas normal Administration:
(16-20 x/mnt)

Kolaborasi

d. Suhu tubuh dalam batas
normal (36-37,5°C)

pemberian

darah sesuai indikasi.
Rasional:transfusi
diperlukan

Tissue

perfusion

tranfusi

:

darah
jika

kondisi

anemia klien buruk untuk

Peripheral

menambah

jumlah

a. CRT < 2 detik

dalam tubuh.

darah

b. Akral hangat
c. Klien tidak pucat
d. Konjungtiva

berwarna

merah muda.
Blood Loss Severity
a. Hb klien dalam batas
normal (12-16 g/dL).
b. HCT dalam batas normal
(45-55%)
c. Mukosa bibir lembab.
d. Klien tidak mengalami
3. Ketidakseimb

lemas dan lesu.
Setelah diberikan

asuhan Nutrition Therapy:

angan nutrisi

keperawatan … x 24 jam 1. Kaji status nutrisi klien

kurang

diharpkan

dari

pemenuhan 2. Monitor masukan makanan

kebutuhan

nutrisi

tubuh

kriteria hasil:

berhubungan

NOC

dengan

Nutrition Status

cocok

dengan

tetap

ketidakmamp

a. Masukan nutrisi adekuat

mempertimbangkan

aspek

uan

b. Masukan makanan dalam

agama dan budaya klien..

mengabsorpsi

adekuat,

batas normal

dengan

atau

cairan

dan

hitung

kebutuhan kalori harian.
3. Tentukan jenis makanan yang

4. Anjurkan untuk menggunakan

nutrient

c. Berat badan meningkat

suplemen

atau tetap

sesuai

kebersihan

mulut,

indikasi.
5. Jaga

Nausea

nutrisi

and

vomiting

ajarkan oral higiene pada

severity

klien/keluarga.

a. Klien mengatakan tidak 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
ada mual

untuk

b. Klien mengatakan tidak

menentukan

jumlah

kalori dan jenis nutrisi yang

muntah

dibutuhkan untuk memenuhi

c. Tidak ada peningkatan

kebutuhan nutrisi.

sekresi saliva
Weight management:
Appetite (nafsu makan)

1. Timbang berat badan klien

a. Keinginan klien untuk
makan meningkat

secara teratur.
2. Diskusikan dengan keluarga

b. Intake makanan adekuat
(porsi

makan

klien

yang

hal-hal

yang

menyebabkan penurunan berat

disediakan habis)

badan.
3. Pantau

konsumsi

kalori

harian.
4. Pantau

hasil

laboratorium,

seperti kadar serum albumin,
dan elektrolit.
5. Tentukan makanan kesukaan,
rasa,

dan

temperatur

makanan..
6. Anjurkan
suplemen

penggunaan
penambah

makan.
.
Nausea management:

nafsu

1. Dorong

klien

mempelajari

untuk

strategi

untuk

memanajemen mual
2. Kaji frekuensi mual, durasi,
tingkat

keparahan,

frekuensi,

factor

presipitasi

yang

menyebabkan mual.
3. Kaji riwayat diet meliputi
makanan yang tidak disukai,
disukai, dan budaya makan.
4. Kontrol

lingkungan

sekitar

yang menyebabkan mual.
5. Ajarkan

teknik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi mual (relaksasi,
guide imagery, distraksi).
6. Dukung istirahat dan tidur
yang

adekuat

untuk

meringankan nausea.
7. Ajarkan untuk melakukan oral
hygine

untuk

mendukung

kenyaman dan mengurangi
rasa mual.
8. Anjurkan untuk makan sedikit
demi sedikit.
9. Pantau masukan nutrisi sesuai
kebutuhan kalori.
4. Konstipasi

Setelah

diberikan

askep

berhubungan

selama …. X 24 jam

dengan

diharapkan eliminasi fekal

Bowel Management
1.

Catat waktu terakhir pasien
BAB,

konsistensi,

warna,

obstruksi

klien

normal,

akibat tumor

kriteria hasil :

dengan

jumlah
2.

pasien

mengonsumsi makanan yang

Bowel elimination:

mengandung

a. Frekuensi BAB kembali

pepaya
3.

b. Feses klien lembek dan
berbentuk
c. Tidak

4.

ada

kesulitan

seperi

Kolaborasi pemberian obat
Anjurkan pasien untuk tidak
menahan-nahan

keinginan

untuk BAB

d. Tidak ada darah dalam

5.

feses

Anjurkan

pasien

untuk

meningkatkan

e. Tidak ada nyeri saat

terutama

BAB

hidrasi,
air

hangat

merangsang proses defekasi.
6.

Setelah

serat

suposituria sesuai indikasi

defekasi

diberikan

Anjurkan klien untuk tidak

mengejan
asuhan Teaching: Disease Proses

pengetahuan

keperawatan selama …x 24 1. Kaji

tingkat

mengenai

jam

dan

penyakit

untuk

NOC

sesuai kebiasaan pasien

5. Kurang

Ajarkan

diharapkan

dan peningkatan

terjadi

pengetahuan

klien

pengetahuan

keluarga

berhubungan

yang
dengan

prosedur

klien dan keluarga, dengan

perkembangan penyakit.

pembedahan,

kriteria hasil:

berhubungan

NOC

perjalanan

penyakit,

dengan

Knowledge: Disease Process

penyebab,

komplikasi

kurang

Klien

penyakit, usaha-usaha yang

paparan

memahami tentang proses

dapat

informasi

penyakit, penyebab penyakit,

mencegah

komplikasi

penyakit

penyakit dan kondisi penyakit

usaha-usaha

yang

2. Jelaskan

dan

keluarga

dan
dapat

patofisiologi

dilakukan

untuk

komplikasi

klien saat ini.

dilakukan untuk mencegah 3. Diskusikan terapi pengobatan
komplikasi penyakit

yang perlu dilakukan klien

4. Informasikan pasien tentang
Knowledge: Diet
Klien

dan

efek samping pengobatan dan
keluarga

upaya yang dilakukan dalam

memahami tentang diet pada

mengurangi/meminimalisir

penyakit

kanker,

efek samping dari pengobatan

makanan

yang

meliputi
dianjurkan

tersebut.

dan dihindari, dan makanan
pemicu kanker
Knowledge:

Teaching: Procedure
Treatment

1. Jelaskan

Procedure
Klien

tentang

pembedahan
dan

keluarga

dijalani

prosedur

yang

klien,

akan
meliputi

memahami tentang prosedur

prosedur,

pembedahan, tujuan, lama

tindakan, komplikasi)..

tindakan, dan efek tindakan

2. Berikan

tujuan,

lama

kesempatan

klien/keluarga
menanyakan

bagi
untuk

hal-hal

yang

kurang dimengerti.
.
Teaching: Prescribed diet
1. Kaji

tingkat

pengetahuan

klien mengenai diet saat ini
2. Jelaskan tujuan diet, meliputi
makanan yang dianjurkan dan
dihindari,

serta

makanan

pemicu kanker.
3. Berikan contoh-contoh menu
makanan harian yang bisa
diaplikasikan oleh klien dan
keluarga.
4. Bantu

klien

menyesuaikan

untuk
makanan

pilihan

dengan

diet

yang

dianjurkan
5. Libatkan
6. Risiko infeksi. Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan selama .....x 24
jam diharapkan tidak terjadi
infeksi, dengan kriteria hasil

keluarga

dalam

pemberian informasi.
Infection control
1. Bersihkan lingkungan setelah
digunakan oleh klien.
2. Jaga agar barier kulit yang

NOC

terbuka

tidak

terpapar

Infection Severity

lingkungan

a. Tidak ada kemerahan

menutup dengan kasa streril.

dengan

cara

b. Tidak terjadi hipertermia

3. Batasi jumlah pengunjung.

c. Tidak ada pembengkakan

4. Ajarkan klien dan keluarga

d. Tidak
purulen

ada
-WBC

drainase
dalam

batas normal)

tekhnik mencuci tangan yang
benar.
5. Gunakan sabun anti mikrobial
untuk mencuci tangan.

Risk Control

6. Cuci tangan sebelum dan

a. Klien

mampu

menyebutkan

factor-

faktor resiko penyebab
infeksi

sesudah melakukan tindakan
keperawatan..
7. Terapkan

Universal

precaution.

b. Klien mampu memonitor
lingkungan penyebab
c. Klien mampu memonitor

8. Pertahankan

lingkungan

aseptik selama perawatan.
9. Anjurkan

klien

untuk

asupan

nutrisi

tingkah laku penyebab

memenuhan

infeksi

-Tidak

dan cairan adekuat.

paparan

saat

keperawatan

terjadi
tindakan

10.

Ajarkan

klien

dan

keluarga untuk menghindari
infeksi.
11.

Ajarkan pada klien dan

keluarga tanda-tanda infeksi.
12.

Kolaborasi

pemberian

antibiotik bila perlu.
Infection protection
1. Monitor

tanda

dan gejala

infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor

hitung

granulosit,

WBC
3. Berikan perawatan kulit.
4. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas dan drainase
5. Inspeksi kondisi luka
Wound care
1. Monitor

karakteristik

luka,

meliputi warna, ukuran, bau
dan pengeluaran pada luka
2. Bersihkan luka dengan normal
salin
3. Lakukan

pembalutan

pada

luka sesuai dengan kondisi
luka
4. Pertahankan
7. Gangguan
citra

Setelah

teknik

steril

dalam perawatan luka pasien
asuhan Body Image Enhancement:

diberikan

tubuh keperawatan selama …x 24 1. Kaji penilaian dasar klien

berhubungan

jam

diharapkan

dengan

citra

pembedahan

teratasi dengan kriteria hasil:

tubuh

gangguan

klien

tentang citra tubuhnya

dapat 2. Identifikasi efek perubahan
bentuk tubuh pasien terhadap

(kolostomi)
dan

NOC

budaya,

adanya Adaptation

stoma

to

physical

disability:

agama,

perilaku

seksual, dll
3. Diskusikan tentang perubahan

a. Klien

mampu

yang dapat terjadi pada klien

mengungkapkan

akibat dari proses penyakitnya

kemampuan

untuk

intervensi/konseling

mengatasi keterbatasan

lebih

lanjut

b. Klien mampu beradaptasi 4. Perhatikan frekuensi pasien
dengan

keterbatasan

fungsi

dan

dalam mengkritik dirinya

struktur 5. Diskusikan tentang bagaimana

tubuhnya

(Klien

menerapkan
untuk

orang

strategi

dapat

menerima keterbatasnnya

mengurangi 6. Berikan bantuan positif bila

keterbatasan

8

terdekat

Ansietas

Setelah

berhubungan

keperawatan

diperlukan

diberikan
..

asuhan NIC

x24

jam Anxiety Reduction

dengan krisis diharapakan klien ansietas 1.

Jelaskan

situasional

dapat teratasi tujuan dan

termasuk

criteria hasil

mungkin dialami

NOC

2.

Anxiety Control
ada

3.
manifestasi

perilaku

4.

mengurangi cemas
relaksasi

perasaan

yang

Berikan objek yang dapat
Berbicara dengan pelan dan
tenang

3. Mencari informasi untuk
4. Menggunakan

prosedur

memberikan rasa nyaman

1. Tidur nyenyak
2. Tidak

semua

Membina hubungan saling
percaya

5.

Dengarkan penuh perhatian

teknik 6.

Ciptakan

untuk

percaya

suasana

saling

mengurangi cemas

7.

5. Berinteraksi sosial

Dorong

klien

dan

keluargamengungkapkan
perasaannya
8.

Berikan aktivitas mengurangi
ketegangan

9.

Anjurkan

menggunakan

teknik relaksasi
10. Berikan

lingkungan

tenang
11. Batasi pengunjung

yang

DAFTAR PUSTAKA
Basavanthappa, B.T. 2003. Medical Surgical Nursing. New Delhi : Jaypee. 111-134.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Vol. 2. Jakarta:EGC
Dochtermen, J. et al. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Fourth Edition.
USA:Mosby Elsevier.
Doenges at al. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H. 2012. Nanda International : Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014.Jakarta:EGC.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, Jakarta: BP FKUI.
Sudjatmiko. 2012. Kolon-Rektum dan Anus. Laboratorium Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
University IOWA. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Fourth Edition. Mosby
Elsevier.
Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4.
Jakarta:EGC.
Samsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku