LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT KATUP JANTU

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT KATUP JANTUNG
A. Definisi
Katup jantung adalah pintu satu arah yang terdapat pada jantung, tepatnya di
antara empat ruangan pada jantung dan pembuluh darah. Katup jantung
berfungsi menjaga aliran darah yang berasal dari seluruh tubuh yang berada di
dalam jantung maupun yang keluar dari jantung berjalan dengan benar. Ada
empat katup jantung yang masing-masing terletak, di antara atrium kanan
dengan ventrikel kanan, bernama katup trikuspid. Di antara atrium kiri dengan
ventrikel kiri, bernama katup mitral. Di antara atrium kanan dengan arteri
pulmonaris (pembuluh yang membawa darah menuju paru-paru untuk
memperoleh oksigen), bernama katup pulmonal. Di antara ventrikel kiri
dengan aorta (pembuluh yang membawa darah berisi oksigen dari jantung ke
seluruh tubuh), bernama katup aorta.
Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat
beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagi
memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah. Kelainan katup jantung
biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan terjadi sejak masih
dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi karena
kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga
dapat menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal

atau terjadi kesalahan teknis maupun prosedur dalam melakukan operasi pada
jantung.
Penyakit katup jantung adalah penyakit yang muncul akibat adanya kelainan
atau gangguan pada salah satu atau lebih dari keempat katup jantung,
sehingga menyebabkan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup
jantung. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis gangguan
fungsional regurgitasi-daun katup tidak dapat menutup rapat sehingga darah
dapat mengalir balik (isufisiensi katup ) dan stenosis katup-lubang katup
mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan.
Penyakit katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami
kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh
jantung. Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang
seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian atrium jantung ketika berada
di ventrikel jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat
untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa
melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu (Price & Wilson, 2010).

Tipe-tipe gangguan katup jantung
1. Sindrom Prolaps Katup Mitral
Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah-bilah katupmitral

yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan
regurgutasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke atrium
kiri.Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat juga
berkembang cepat dan menyebabkan kematian mendadak. Pada tahuntahun belakangan sindrom ini semakin banyak dijumpai, mungkin karena
metode diagnostik yang semakin maju.
2. Stenosis Mitral
Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilah
katup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan
progresif aliran darah.Secara normal pembukaan katup mitral adalah
selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat menjadi penyempitan lumen
sampai selebar pensil. Ventrikel kiri tidak terpengaruh, namun antrium
kiri mengalami kesulitan dalam mengosongkan darah melalui lumen yang
sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya antrium akan melebar dan mengalami
hipertrofi karena tidak ada katup yang melindungi vena pulmonal terhadap
aliran balik dari antrium, maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti.
Akibatnya ventrikel kanan harus menanggung beban tekanan arteri
pulmonal yang tinggi dan mengalami peregangan berlebihan yang
berakhir gagal jantung.
3. Insufisiensi Mitral (Regurgitasi)
Insufisiensi mitral terjadi bilah-bilah katup mitral tidak dapat saling

menutup selama systole.Chordate tendineae memendek, sehingga
bilahkatup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah
regurgitasi aliran balik dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Pemendekan
atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral mengakibtakan
penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengan Kuat
mendorong darah ke aorta, sehingga setiap denyut, ventrikel kiri
akanmendorong sebagaian darah kembali ke antrium kiri. Aliran balik
darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan
antriumkiri mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari
ventrikelakan menyebabkan darah yang mengalir dari paru ke antrium kiri
menjadi

berkurang.

padagilirannya

Akibatnya

menambah


paru

beban

mengalami
ke

kongesti,

ventrikel

yang

kanan.Maka

meskipunkebocoran mitral hanya kecil namun selalu berakibat terhadap
keduaparu dan ventrikel kanan.

4. Stenosis Katup Aorta
Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiridan

aorta.Pada orang dewasa stenosis bisa merupakan kelainanbawaan atau
dapat sebagai akibat dari endokarditisrematik atau klasifikasi kuspis
dengan

penyebab

yang

tidak

diketahui.Penyempitanterjadi

secara

progresif selama beberapa tahun atau beberapa puluhtahun.Bilah–bilah
katup aorta saling menempel dan menutup sebagianlumen diantara jantung
dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatansirkulasi ini dengan
berkontraksi lebih lambat tapi dengan energi yanglebih besar dari normal,
mendorong darah melalui lumen yang sangatsempit. Mekanisme
kompesansi


jantung

mulai

gagal

dan

munculah

tanda-tanda

klinis.Obstruksi kalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekananke
ventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalan dinding otot. Ototjantung
menebal (hipertrofi) sebagai respons terhadap besarnyaobstruksi ;
terjadilah gagal jantung bila obstruksinya terlalu berat.
5. Insufiensi Aorta (Regurgitasi)
Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang


merusakbentuk

bilah katup aorta, sehingga masing–masing bilah tidak bisa menutup
lumen aorta dengan rapt selama diastole dan akibatnyamenyebabkan
aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katupini bisa
disebabkan oleh endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakitseperti sifilis
dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atausobekan aorta
asendens karena kebocoran katup aorta saat diastole, maka sebagian
darahdalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke
ventrikelkiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu
mengirimdarah yang secara normal diterima dari atrium kiri ke ventrikel
melaluilumen ventrikel, maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel
kirikemudian

melebar

dan

hipertrofi


untuk

mengakomodasi

peningkatanvolume ini, demikian juga akibat tenaga mendorong yang
lebih normaluntuk memompa darah, menyebabkan tekanan darah sistolik
meningkat.Sistem kardiovaskuler berusaha mengkompesansi melalui
refleks dilatasi pembuluh darah arteri perifer melemas sehingga tahanan
perifer turundan tekanan diastolic turun drastic (Price & Wilson, 2010).
B. Etiologi
Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir selalu
disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan
penyakit katup jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai
adalah penyakit katup degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya masa
hidup rata-rata pada orang-orang yang hidup di negara industri dibandingkan

dengan yang hidup di negara berkembang. Meskipun terjadi penurunan
insidensi penyakit demam rematik, namun penyakit rematik masih merupakan
penyebab lazim deformitas katup yang membutuhkan koreksi bedah.
1. Stenosis Mitraler.

Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang
tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan
mereka tidak mendapatkan antibiotik. Di bagian dunialainnya, demam
rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katupmitral pada dewasa,
remaja dan kadang pada anak-anak, yang khasadalah jika penyebabnya
demam rematik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.
2. Insufisiensi Mitral
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi
atas reumatik dan non reumatik (degeneratif, endokarditis,penyakit
jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di
negara berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi
mitral adalah demam reumatik.
3. Stenosis Aorta
Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama
pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut
dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti
ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul
setelah usia 70-80 tahun. Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh
demam rematik pada masa kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya
disertai dengan kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis,

regurgitasi maupun keduanya. Pada orang yang lebih muda, penyebab
yang paling sering adalah kelainan bawaan. Pada masa bayi, katup aorta
yang menyempit mungkin tidak menyebabkan masalah, masalah baru
muncul pada masa pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak berubah,
sementara jantung melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah besar
darah melalui katup yang kecil. Katup mungkin hanya memiliki dua daun
yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong.
Lama-lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan
menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium.
4. Isufisiensi Aorta
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainankatub
dan kanker aorta juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi
aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katup,dengan atau
tanpa kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari demam reumatik.

C. Tanda dan Gejala
1. Kesulitan mengambil napas
2. Tekanan pada bagian dada terutama saat sedang beraktivitas
3. Pusing
4. Kelelahan

5. Detak jantung tidak beraturan atau tidak normal
6. Penambahan berat badan
7. Pingsan
8. Edema (pembengkakan berlebih di bagian kaki, daerah perut, atau
pergelangan kaki sebagai akibat tersumbatnya cairan)
D. Patofisiologi
Demam reuma–inflamasi akut dimediasi–imun yang menyerangkatup jantung
akibat reaksi silang antara antigen streptokokus hemolitik-αgrup A dan
protein jantung. Penyakit dapat menyebabkan penyempitanpembukaan katup
(stenosis) atau tidak dapat menutup sempurna(inkompetensi atau regurgitasi)
atau keduanya.Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi
katup memaksa jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan
jumlahdarah

yang

mengalami

regurgitasi

atau

mengalir

balik

sehinggameningkatkan volume kerja jantung. Stenosis katup memaksa
jantungmeningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi resistensi terhadap
aliranyang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja
miokardium. Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume
kerja dantekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi
miokardium dan hipertrofi merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan
meningkatakan kemampuan pemompa jantung.

E. Pathway
Faktor predisposisi
Infeksi streptookok pada
faring
Faktor sosioekonomi :
situasi kehidupan untuk
mendapat perawatan medis

Endokarditis bakterial
Defek jarinagn
penyambung sejak lahir
Ruptur otot dan disfungsi
otot pailaris karena
aterosklirosis koroner
Malformasi kongenital
Lanjut usia

Kelainan katup
mitral

Insufiensi mitral
Dilatasi ventrikel
kanan

Hipertropi
atrium kiri
dilatasi atrium
kiri

Hipeltrofi ventrikel
kiri

Kongesti vena
pulmonalis

Dilatasi antrium kiri

Kongesti paruparu
Hipertnsi
pulmonalis

Hipertrofi antrium
kiri
Kongesti vena
pulmonalis
Kongesti paru-paru

Hipertrofi ventrikel
Curah jantung
menetap
Sesak
nafas
Gangguan
pertukaran
gas
Pola nafas
tidak

Insufiensi
katup

Stenosis
katup

Kelainan katup
aorta

mimitra

Stenosis
mitral

Kelainan katup
jantung

Stenosis
Aorta

Trisufensi
Aorta

Beban ventrikel
kiri

Dilatasi Ventrikel
kiri

Tekanan untuk
mempertahanka
n perfusi perifer

Hipertrofi ventrikel
kiri
Sirkulasi perifer
hiperdinamik

Tekanan akhir
diastol
meningkat

Cianosis pada
ujung jari dan
kaki

Edem paru-paru
Hipertensi artenia
pulmonulis
Hipertrofi ventrikel
kanan

Denyut
jantung cepat

Gagal
Jantung

Aliran darah
kurang
Kondisi & pronosis
penyakit

Peningkatan
tekanan atrium
kiri

Pola nafas tidak
efektif Nyeri
dada, Intoleransi
aktifitas

F. Pemeriksaan penunjang
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Kateterisasi jantung: Untuk menentukan luas dan jenis penyumbatannya.
Gradien tekanan (pada diastole) antara atrium kiri dan ventrikel kiri
melewati katup mitral, penurunan orivisium katup (1,2 cm), peninggian
tekanan atrium kiri, arteri pulmunal,, dan ventrikel kanan ; penurunan
curah jantung.
2. Ventrikulografi kiri: Digunakan untuk mendemontrasikan prolapse katup
mitral.
3. ECG: Pembesaran atrium kiri (P mitral berupa takik), hipertropi ventrikel
kanan, fibrilasi atrium kronis.
4. Sinar X dada: pembesaran ventrikel kanan dan atrium kiri, peningkatan
vaskular, tanda-tanda kongesti/edema pulmonal.
5. Ekokardiogram: Dua dimensi dan ekokardiografi doppler dapat
memastikan masalah katup. Pada stenosis mitral pembesaran atrium kiri,
perubahan gerakan daun-daun katup.
6. Elektrokardiogram (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan
gelombang ultrasonik).

G. Komplikasi
1. Angina pectoris
2. Bedah jantung
3. Gagal jantung kongestif
4. Disritmia
5. Kondisi inflamasi jantung
6. Aspek-aspek psikososial perawatan akut
7. Penyakit jantung rematik
8. Penyakit jantung iskemik
H. Penatalaksanaan Medis
1. Stenosis Mitral
Terapi

antibiotik

infeksi.Penatalaksanaan

diberikan
gagal

untuk
jantung

mencegah
kongesti

berulangnya

adalah

dengan

memberikan kardiotinikum dan diuretik. Intervensi bedah meliputi
komisurotomiuntuk membuka atau “menyobek” komisura katub mitral
yang lengketatau mengganti katub miral dengan katub protesa.Pada
beberapakasus dimana pembedahan merupakan kontraindikasi dan
terapimedis tidak mampu menghasilkan hasil yang diharapkan, makadapat
dilakukan valvuloplasti transluminal perkutan untuk mengurangi beberapa
gejala.
2. Insufisiensi Mitral
Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif,intervensi
bedah meliputi penggantian katup mitral.
3. Stenosis Aorta
Penatalaksanaan yang sesuai untuk stenosis aorta adalahpenggantian katub
aorta secara bedah. Terdapat risiko kematianmendadak pada pasien yang
diobati saja tanpa tindakan bedah.Keadaan yang tak dikoreksi tersebut
dapat menyebabkan gagaljantung permanen yang tidak berespon terhadap
terapi medis.
4. Insufisiensi Aorta
Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktuyang
tepat

untuk

penggantian

katub

masih

kontroversial.Pembedahan

dianjurkan pada semua pasien dengan hipertropiventrikel kiri tanpa
memperhatikan ada atau tidaknnya gejala lain.Bila pasien mengalami
gejala gagal jantung kongestif, harusdiberikan penatalaksanaan medis
sampai dilakukannyapembedahan.
5. Terapi antibiotic
Kardiotinikum dan diuritik, Komisurotoomi, Valvuloplastitranslumnal
perkutan, Penggantian katup mitral, Penggantian katupaorta.

I. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas
a. Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat.
b. Batasan karakteristik
Subjektif
Dispnea
Napas pendek
Objektif
Perubahan ekskursi dada
Mengambil posisi tiga titik tumpu (tripod)
Bradipnea
Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapsitas vital
Napas cuping hidung
Ortopnea
c. Faktor yang berhubungan
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Penurunan energi dan kelelahan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Kerusakan muskuloskeletal
Imaturitas neurologis
Disfungsi neuromuskular
Obesitas
Nyeri
Kerusakan persepsi atau kognitif
Kelelahan otot-otot pernapasan
Cedera medula spinalis

Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
b. Batasan karakteristik
Subjektif
Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas
Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal
Objektif
Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respons
terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
c. Faktor yang berhubungan
Tirah baring dan imobilitas
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Gaya hidup kurang gerak
2. Perencanaan
1. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas
a. Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria):
Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator
mekanis
Mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk pasien
Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan dirumah
Mengidentifikasi

faktor

(mis.,

alergen)

yang

memicu

ketidakefektifan pola napas, dan tindakan yang dapat dilakukan
untuk menghindarinya
b. Intervensi keperawatan dan rasional:
Manajemen jalan napas : memfasilitasi kepatenan jalan napas
Pengisapan jalan napas : mengeluarkan sekret jalan napas dengan
cara memasukkan kateter pengisap ke dalam jalan napas oral atau
trakea pasien
Manajemen anafilaksis : meningkatkan ventilasi dan perfusi
jaringan yang adekuat untuk individu yang mengalami reaksi
alergi bert ( antigen-antibodi)

Manajemen jalan napas buatan : memelihra sslang endotrakea dan
slang trakeostomi serta mencegah komplikasi yang berhubungan
dengan penggunaannya
Manajemen asma : mengidentifikasi, mengobati, dan mencegah
reaksi inflamasi/konstriksi di jalan napas
Bantuan ventilator : meningkatkan pola pernapasan spontan yang
optimal sehingga memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbon
dioksida di dalam paru
Pemantuan tanda vital : mengumpulkan dan menganalisis dta
kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh pasien untuk
menentukan dan mencegah komplikasi
2. Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas
a. Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria):
Mengidentifikasi ktivitas atau situasi yang menimbulkan kecemasan
yang dapat mengakibatkan intoleransi aktivitas
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan
peningkatan normal denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah serta memantau pola dalam batas normal
Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan
oksigen, obat, dan/atau peralatan yang dapat meningkatkan
toleransi terhadap aktivitas
Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) dengan
beberapa bantuan (misalnya, eliminasi dengan bantuan ambulasi
untuk ke kamar mandi)
Menampilkan manajemen pemeliharaan rumah dengan beberapa
bantuan (mis, membutuhkan bantuan untuk kebersihan setiap
minggu)
b. Intervensi keperawatan dan rasional:
Terapi aktivitas : memberi anjuran tentang dan bantuan dalam
aktivitas fisik, kognitif, sosial, spiritual yang spesifik, untuk
meningkatkan rentang, frekuensi, atau durasi aktivitas individu
(atau kelompok)
Mnajemen energi : mengatur penggunaan energi untuk mengatsi
atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi
Manajemen lingkungan : memanipulasi lingkungan sekitar pasien
untuk memperoleh manfaat terapeutik, stimulasi sensorik, dan
kesejahteraan psikologis

Terapi latihan fisik : mobilitas sendi : menggunakan gerakan tubuh
aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki
fleksibilitas sendi.
Bantuan perawatan- Diri : membantu individu untuk melakukan
AKS
Bantuan perawatan- Diri : membantu dan mengarahkan individu
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental
(AKSI) yang diperlukan untuk berfungsi di rumah atau di
komunitas.
J. Daftar Pustaka
Arif mansjoer.dkk. (2010). Kapita Selekta. Edisi ke-3. Jakarta: Media
Brunner dan Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ; Edisi 8;
Volume 2. Jakarta: EGC.
Sylvia A. Price, Alih bahasa Brahm U dkk. 2012. Patofisiologi, konsep klinik
proses- proses penyakit ed. 6. Jakarta: EGC
http://www.alodokter.com/penyakit-katup-jantung diaskes melalui internet pada
tanggal 2 Mei 2018

Banjarmasin, 3 Mei 2018

Preseptor akademik,

(..................................................)

Preseptor klinik,

(.................................................)