TANGGUNG JAWAB KELUARGA DAM MENYIAPKAN ANAK MENGIKUTI UJJAN SECARA MANDIRI
TANGGUNG JAWAB KELUARGA
D A M MENYIAPKAN ANAK MENGIKUTI UJJAN
SECARA MANDIRI
....-
Oleh:
-..-
..
..- .
. . . y
..
L
j . . ,
HD
_---.
I . . .
3.
3 p 19
---._..- .
I
,'
Dra.Hj.Yarmis Syukur,M.Pd.Kons
.
:
,
'
Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling
FIP-Universitas Negeri Padang
'
Disampaikan dalam Acara Seminar Nasional
Jurusan Birnbingan dan Konseling FIP UNP
di Padang, 09 Januari 20 10
TANGGUNG JAWAB KELUARGA DALAM MENYIAPKAN ANAK
MENGIKUTI UJIAN SECARA MANDIRI
OIeh :Yarmis Syukur
A. PENDAHULUAN
Setiap individu mendambakan kehidupan yang bahagia secara lahir dan batin,
baik perorangan maupun berkeluarga Keinginan yang sangat wajar ini menjadi
dasar b q individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga mau
berusaha dan bekerja membanting tulang dengan melakukan aneka ragam
kegiatan yang bemilai positif. Berkat usaha dan kerja keras itulah, kehidupan
yang bahagia akhirnya dapat tenvujud, sehingga hari-hari menj adi indah, hidup
menjadi tenteram dan kebahagiaan berkeluarga sangat dirasakan oleh keluarga
tersebut. Suasana seperti ini dapat dirasakan apabila unsur-unsur dalam keluarga
bisa memahami: (1) keluarga dan fimgsinya, (2) hubungan antar anggota
keluarga, (3) permasalahan keluarga dan dampaknya terhadap pendidikan anak,
dan (4) kerjasama keluarga dan sekolah dalam pendidikan an&.
B. KELUARGA DAN FUNGSINYA
Keluarga terdiri atas kata "kawula" dan "warga". Kawula berarti harnba yaitu
orang yang mengabdikan din. Warga artinya anggota, yaitu seseorang yang
dalam lingkungannya mempunyai hak dan kewajiban atas terselenggaranya
sesuatu yang baik bagi lingkungannya Dengan demikian, keluarga adalah suatu
kesatuan
(unit)
dimana
anggota-anggotanya
mengabdikan
diri
kepada
kepentingan dan tujuan unit (kelompok) tersebut. Bentuk keluarga terdiri dari: (1)
keluarga inti, dan (2) keluarga luas (PKBI; 1984). Keluarga inti atau disebut juga
keluarga batih terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah. Sedangkan
keluarga luas (extended family) terdiri dari keluarga inti ditambah dengan
keluarga yang lain seperti; kakakladik dari suami/isteri, mertua, paman dan bibi,
keponakan, pembantu, yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan h g s i
keluarga terdiri dari hngsi: (1) biologis, (2) pendidikan, (3) sosial, (4) ekonorni,
dan (4) budaya Fungsi biologis dapat membantu seseorang memenuhi naluri
untuk memperoleh keturunan dan meneruskan generasi. Fungsi pendidi kan
divamailran d a h m .Qminar Naoinnal .Jar-RK FTP IJNP. 9 Jan 2010
adalah keluarga merupakan tempat pendidikan dasar yang utarna untuk
mendewasakan anak Fungsi sosial yaitu anggota keluarga sebagai tempat belajar
tata cara bergaul dengan masyarakat (bergaul dengan pria dan wanita dalam
berbagai tingkat umur). Fungsi ekonomi yaitu keluarga merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan material, untuk memelihara kelangsungan hidup dan
peningkatan taraf hidup keluarga Sedangkan h g s i budaya maksudnya melalui
keluarga nilai-nilai budaya yang terkandung dalarn masyarakat diberikan pada
anggota keluarga terutama anak-anak
C. HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA
Hubungan antar anggota keluarga yaitu hubungan lahir batin antara para
anggota keluarga dan antara keluarga dengan keluarga lain di masyarakat.
Hubungan ini dipengaruhl oleh norma kehidupan dalam keluarga dan seterusnya
mempengaruhi pula cara keluarga bergaul dan berhubungan dengan keluarga lain
disekitarnya Hubungan antar anggota keluarga dengan memperhatikan tiga ha1
berikut, yaitu: ( I ) peranan dan kedudukan dalam keluarga, (2) hak dan ketvajiban
anggota keluarga, (3) tugas dan tangung jawab anggota k e l w g a Masingmasingnya sebagaimana keterangan berikut ini:
1. Peranan dan kedudukan dalam keluarga
Setiap anggota keluarga perlu memahami peran, kedudukan serta
tugas dan kewajibannya untuk mencapai cita-cita keluarga yang harmonis,
sehat, sejahtera dan bahagia Ayah mempunyai kedudukan sebagai kepala
keluarga Ibu adalah pendamping ayah dalam memimpin keluarga dan
mempunyai kedudukan lebih penting dari ayah dalarn mengasuh anak karena
perbedaan struktur biologis yaitu ibu memberikan air susu dan merniliki
hormon keibuan, sementara ayah tidak. Tingkat pemuasaan pada masa kanakkanak akan sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang di kemudian hari.
Kedekatan ibu dan anak adalah sesuatu yang alamiah, sementara anak-anak
mempunyai kedudukan yang sama dalam keluarga, yaitu sebagai anggota
keluarga Dalarn perkembangannya, peran ayah tidak bisa diabaikan dalarn
keluarga Hasil penelitian Blanchard dan Biller (197 1) mengungkapkan
divomnaikan dahm Seminar Navinnal.lur.RK FIP IJNP. 9 .Ian 2010
bahwa kelompok anak yang kurang mendapat perhatian ayahnya cenderung
merniliki kernarnpuan akademis rnenurun, aktivitas sosial terhambat, dan
interaksi sosial terbatas. Bahkan bagi anak laki-laki, ciri mashclinnya (ciriciri kelakian) bisa menjadi kabur.
2. Hak dan kewajiban anggota keluarga
Setiap anggota keluarga pada dasarnya mempunyai hak dan
kewajiban yang sama, yaitu mendapatkan perlindungan, hak agar kebutuhan
dasarnya terpenuhi, hak untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, hak
menyarnpaikan pendapat serta kewajiban untuk memelihara kehidupan
keluarga sebaik-baiknya Sementara suami-isteri dalarn keluarga rnerniliki
kebutuhan yang berbeda, sebagairnana dikemukakan Gary &Barbara Rosberg
(2000), dalarn tabel berikut.
Perbandingan Kebutuhan Suami dan Isteri
NO
1
2
3
4
5
LIMA KEBUTUHAN
Tw%4TAS SUAMI
LIMA KEBUTUHAN TJZRATAS
ISTERI
Kasih dan penerimaan tanpa Kasih dan penerimaan tanpa syarat
syarat
Keintiman sosial
Keintiman ernosional dan komunikasi
Persahabatan
Keintiman rohani
Dorongan clan peneguhan
Dorongan dan peneguhan
Keintiman rohani
Persahabatan
3. Tugas dan tangung jawab anggota keluarga
Anggota keluarga merniliki tugas dan tanggung jawab mengabdikan
din pada kepentingan dan tujuan hidup keluarganya Suami-isteri bertugas
menegakkan rumah tangga yang harrnonis, dilandasi saling mencintai,
menghormati, setia dan saling rnernbantu dan menjadi pernbentuk pertama
dalam pewarisan kebudayaan bangsa Suarni-isteri juga menjadi komunikator,
informator dan edukator yang baik bagi anggota keluarga dan selalu
meningkatkan kualitas kehidupan agar mampu meningkatkan kualitas
keturunan secara fisik dan mental.
Untuk mengembangkan potensi anak menjadi surnber daya rnanusia
yang berkualitas, peranan keluarga terutarna wanita sangat penting. Wanita
&.sumnuikon dalnm .Qminar Na.sinnol Jur-RK FIP I J h R 9 Jan 2/)1/3
sebagai ibu diharapkan dapat memainkan peran sebagai pemelihara fisik
anak-anaknya, yaitu menjaga kesehatan, menyediakan menu makanan yang
memehuni syarat kesehatan, menjauhkan anak dari bahaya kecelakaan fisik.
Ia juga dituntut untuk menjadi model dengan seperangkat sikap, sebagai
stimulasi dan sebagai pengembang dialog antara ibu-anak (Schaffer,l977
dalarn M d a r t i dan Syukur; 2007). Wanita dapat memberdayakan keluarga
melalui berbagai cara, misalnya melalui pendidikan, dengan menanamkan
nilai-nilai dan norma-norma
Melalu:
pool as&? yang demokratis,
mengembangkan pola komunikasi yang terbuka, memberi dukungan secara
psikologis, memberi perlindungan akan rasa aman dan sebagainya.
Pemberdayaan keluarga akan terwujud bila wanita sebagai pendamping
suarni bersama-sama dapat menjalankan b p i - f i m g s i keluarga. Fungsib p i keluarga yang hendaknya bejalan dalam keluarga dapat menyangkut
funpi keagamaan, sosial-budaya, cinta kasih, reproduksi, pendidikan,
ekonomi dan fimgsi perlindungan dan pengembangan sebagaimana dibahas
pada bahagian sebelumya
D. PERMASALAHAN KELUARGA DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
PENDIDIKAN ANAK
Keluarga dibangun oleh orang-orang yang telah dewasa, oleh karena itu
pernasalahan yang terjadi dalarn keluarga sering dikaitkan dengan tugas
kehidupan orang dewasa t a e b u t Dewasa dalam umur d m perkembangan adalah
apabila seseorang telah meninggalkan rnasa remaja (di atas 18 tahun secara
universal atau telah menikah menurut ketentuan di Indonesia). Ada dua fase
perkembangan yang sedang dilalui, yaitu fase awal dewasa dan fase usia
pertengahan (Havighurst; 1992). Pada fase awal dewasa (1 8-40 tahun), tugas
perkembangan yang dijalani adalah; (1) mulai bekeja,(2) mernilih pasangan, (3)
belajar hidup dengan tunangan, (4) mulai membina keluarga, (5) mengasuh anak,
(6) mengelola rumah tangga, (7) mengambil tangung jawab sebagai warga
negara, (8) mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Pada fase usia
pertengahan (40-60 tahun), tugas perkembangan yang harus dijalani adalah, (1)
dknmnaikan d a h n .@minor Naoimol .Iur.RK FlP IJNP. 9.Ian 2/31/)
mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai Lvarga negara, (2)
membantu anak-anak dan remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia, (3) mengembangkan kegiatan-keyatan pengisi
waktu senggang untuk orang dewasa, (4) menghubmgkan din sendiri dengan
pasangan hidup sebagai individy (5) menerima dan mmyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi, (6) mencapai dan mempertahankan
prestasi yang memuaskan dalam karir dan pekerjaan, (7) menyesuaikan diri
dengan orang tua yang semakin t u a
Tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah menjarnin terus berlangsungnya
eksistensi
kehdupan kemanusiaan
di
atas bumi,
dan memungkinkan
terselesaikannya dengan arnan perkembangan manusia (Adler dalam Prayitno
dan Erman Arnti 1994). Sedangkan tugas kehidupan menurut Witner&Sweeney
dalam Prayltno dan Erman Arnti (1994), adalah: ( I ) spiritualitas, (2) pengaturan
din, (3) bekerja, (4) persahabatan, dan (5) cinta. Spiritualitas maksudnya agama
dijadikan sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Agama sebagai sumber moral,
etika dan aturan-aturan formal yang berfkngsi untuk melindungi dan melestarikan
kebenaran dan kesucian hidup manusia Pengaturan diri, yaitu mengamalkan
hidup sehat pada din dengan ciri; pengendalian diri, pandangan realistik,
spontanitas dan kepekaan emosional, kemampuan rekayasa intelektual,
pemecahan masalah dan kreativitas, kemampuan berhurnor, kebugaran jasmani
dan kebiasaan hidup sehat. Bekerja akan memberikan keuntungan ekonomis,
psikologis dan sosial sehingga bekerja perlu menjadi perhatian individu
berkeluarga. Persahabatan merupakan hubungan sosial, baik antar individu
maupun dalam masyarakat secara lebih luas yang tidak melibatkan unsur-unsur
perkawinan dan keterikatan ekonomis. Persahabatan memberikan tiga
keutamaan, yaitu; dukungan emosional, dukungan kebendaan, dan dukungan
informasi. Dengan cinta, hubungan seseorang dengan orang lain cenderung
menjadi intim, saling mempercayai, saling terbuka, saling bekerjasama dan saling
memberikan komitmen yang h a t . Pmelitian Flanagan (1978) mengungkapkan
bahwa pasangan hidup (suarni-isteri), anak-anak dan teman-teman merupakan
tiga pilar bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik laki-laki
maupun perempuan
&,vomnaikan alnlnrn .Qminnr Nnrinnal .Jur.RK F7P I N ? ? 9 Jan 2/118
Terjadinya masalah dalam keluarga dapat bersumber dari diri pribadi anggota
keluarga dan bisa juga dari orang lain di luar keluarga Diantara faktor diri
pribadi yang memungkmkan orang mengalami masalah antara lain; (1)
terbatasnya kemampuan seseorang dalam memaharni berbagai perubahan dan
perkembangan di sekitarnya sementara perubahan dan perkembangan di luar
berlangsung dengan cepat, (2) kebiasaan-kebiasaan yang buruk ketika mengalami
masalah, yaitu tidak terbiasa membahas masalah yang tejadi sampai tuntas atau
menganggap rnasalah yang tejadi tidak perlu dibahas, akhirnya menumpuk jadi
bom waktu ketika datang masalah bary (3) h a n g terbuka menerima masukan
sehingga menyulitkan terj adinya perubahan wawasan. si kap dan keterampilan ke
arah yang lebih baik (Yarmis Syukur;2006). Sedangkan faktor dari luar yang
memungkinkan keluarga mengalami masalah adalah terjadinya bencana alarn
seperti gempa bumi Sumatera Barat pada 30 September 2009 yang lalu. Gempa
yang tejadi telah mengakibatkan kehidupan yang damai dan bahagia menjadi
kehidupan yang sangat menakutkan, bahkan tanpa harapan.
Setiap masalah &an berakibat buruk apabila tidak diatasi atau dientaskan.
&bat
tersebut dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dan juga orang lain.
Masalah-masalah keluarga yang terjadi antara suami dan istri (ibu dan ayah) akan
berdampak besar tehadap an&-an&. Begitu juga dengan masalah yang mungkin
disebabkan oleh faktor dari luar keluarga. Untuk itu cara yang dapat dilakukan
apabila keluarga mengalami masalah adalah melakukan 5 (lima) langkah berikut
ini; (1) menyadari din bmasalah, (2) menyadari perlunya bantuan orang lain,
(3) mencari seseorang yang dapat mengatasi masalah, (4) terlibat aktif dalarn
proses bantuan, dan (5) melaksanakan hasil proses bantuan (diadopsi dari lima
keefektifan pengentasan masalah dalam konseling menurut Prayitno dan Erman
Arnti (1994). Selain itu, keluarga juga dapat menggunakan konsep "3 (tiga) S
l(satu) R , yaitu konsep yang menggambarkan adanya saling pengertian, saling
memahami, saling mengasihi, saling menghargai, saling melengkapi antara
suami dan istri dalam keluarga Sarana dan prasarana merupakan tersedianya
berbagai kelengkapan yang diperlukan keluarga untuk menjalani kehidupan
sehari-hari, seperti rurnah sebagai tempat beristirahat tatkala anggotanya telah
selesai dari kehidupan lux, sehingga harus diusahakan untuk dimiliki. Seks
niramnaikan dahm ,rPrmrmnnr
N a ~ i m a.Iur.RK
l
F7P IJNP- 9 Jan 2nlO
sehat merupakan penyemangat bagi pasangan suami istri dalam menjalani
kehidupan berkeluarga, sehingga hams selalu dipupuk dengan dasar cinta dan
kasih sayang. Semua yang dilakukan dalam keluarga hendalcnya tidak keluar dari
Ridha Allah SWT. Pentingnya konsep-konsep di atas karena unsur-unsur dalam
keluarga terutama suami-isteri berbeda satu sarna lain seperti perbedaan yang
ditampilkan dalam tabel sebelurnnya
Persoalan dalam keluarga juga dipengaruhi oleh bagaimana keluarga tersebut
mengambil
keputusan pada waktu yang
diperlukan.
Dalam
keluarga,
pengambilan keputusan dapat dilakdan dengan empat cara berikut, yaitu: (1)
secara sepihak, yaitu segala keputusan diambil oleh satu pihak tanpa kesepakatan
dari pihak lain, (2) secara bebas, anggota keluarga bebas memutuskan jalan
keluar dari masalah tersebut, (3) secara musyawarah, yaitu sebelum keputusan
diambil dimusyawarahkan dahulu diantara anggota keluarga, dan (4) secara
alternatif, yaitu kombinasi cara ke-2 dan ke-3 dimana keputusan diambil dengan
membuka beberapa kemungkinan dengan telah mempertimbangkan segala
resiko. Masing-masing cara di atas merniliki kelebihan dan kekurangan. Oleh
karena itu cara pengarnbilan keputusan yang disarankan adalah berusaha untuk
menyesuaikan dengan suasana yang ada dan mempertimbangkan kemungkinan
akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil.
D. KERJASAMA KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN
ANAK
Antara keluarga dan sekolah sangat diperlukan kejasarnanya untuk
tenvujudnya pendidikan anak yang berkualitas, terutama dalam menyiapkan
siswa mengikuti ujian. Ujian merupakan suatu kondisi yang harus dilalui setiap
individu yang belajar di lernbaga pendidikan formal. Ujian juga merupakan suatu
keharusan yang perlu sepenuhnya mendapat perhatian, karena ujian dapat
mengetahui; (1) tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diikuti, (2)
kekurangan atau kelemahan yang perlu diperbaiki, (3) hasil atau prestasi belajar
yang telah dikuasai, (4) sejauhrnana aktifitas cara-cara atau teknik yang sudah
dilakukan dalam menguasai bahan dan mempersiapkan din untuk mengikuti
ujian (Asmidir Ilyas & Ismail Mudar; 2002). Keberhasilan siswa mengikuti ujian
diwmnaikan dnlarn . Q ~ ~ n NarinnaI.Iur-RK
ar
FIP IJNP. 9 Jan 2010
pada umumnya dan Ujian Nasional (UN) khususnya dipengaruhi oleh bagairnana
siswa tersebut dalam situasi ujian dan kemampuan mereka dalam mengerjakan
sod-aoal ujian secara tepat dan benar. Hasil pertemuan Mendihas bersama
Rekor PTN menyepakati untuk menyelenggarakan UN dengan kredibel dan
jujur, d m menghimbau untuk menghentikan kontroversi pelaksanaan UN dengan
meningkatkan kualitas ujian itu (Mendiknas dalam Padek Desember ;2009).
Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir mengundang
pro dan kontra baik ba@ peserta ujian sendiri maupun pengelola dan pengambil
kebijakan pendidikan, pendidik serta orang tualwali murid. Isu yang berkembang
atas pelaksanaan UN adalah bagaimana siswa sukses dan lulus dengan baik Pada
umurnnya pihak satuan pendidikan sekolah/madrasah menginginkan siswa 100 %
lulus Ujian Nasional (UN) terrnasuk lulus tahun ini.Untuk mencapai tujuan
tersebut berbagai cara dilakukan, termasuk di dalarnnya mernbentuk "tim sukses"
agar sebagian besar siswa lulus dengan nilai yang tinggi. Dalam pada itu
diperoleh informasi dari berbagai pihak bahwa peserta UN ada yang sebelum dan
latau ketika ujian berlangsung menerima kunci jawaban dari sumber yang tidak
bertanggung jawab. Ironisnya, kunci jawaban itu ada yang benar ada pula yang
salah mengacu kepada sod-soal yang ada Kenyataan seperti ini perlu ditanggapi
secara tepat dan segera dicarikan jalan keluamya Semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan UN, seperti Dinas Pendidikan Nasional Propinsi/Kabl
Kota, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Guru Pembimbing/Konselor, dan juga
orang tua, perlu melaksanakan peran masing-masing secara tepat dan terarah
sehmgga disatu sisi siswa dapat mempersiapkan diri d m menjalani ujian dalam
kondisi benar-benar 'siap tempur" dan di sisi lain misi pendidikan yang paling
esensial yaitu mencerdaskan para siswa dalam arti yang sebenar-benamya, tidak
dicederai.
Siswa perlu didorong, dibimbing, diarahkan dan diberi kesempatan seluasluasnya untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan bekal yang penuh,
bergairah d m bersemangat. Kepada siswa perlu diperkenalkan d m diajak
menempuh langkah-langkah kongkrit untuk menghadapi ujian dengan persiapan
yang penuh dan matang, karena keberhasilan dalam ujian merupakan
keberhasilan dalam mengikuti pembelajaran. Muhammad Surya (2004)
di.samnaikandalnrn .%mimar Narimal.7ur.RW F7P T J W . 9 Jan 2/118
memandang siswa yang berhasil ddam pembelajaran berarti ia dapat memenuhi
kebutuhannya dan mencapai tujuannya, sedangkan yang gaga1 artinya ia tidak
memenuhi kebutuhannya dan tidak mencapai tujuan
Keluarga dapat pula memberikan kesempatan kepada anak untuk mengikuti
workshoplpelatihan dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya yang dapat
mempersiapkan diri anak mengih-uti ujian yang diselenggarakan sekolah.
Kerjasama seperti ini bisa dibangun dengan Guru Mata Pelajaran dan Guru
Pembimbing/ Konselor. Materi pokok yang bisa dibahas pada pleno dan
workshop antara lain: (1) Kompilasi dan akses terhadap materi sod-sod ujian
(minimal Ujian Nasiond 5 tahun terakhir), (2) Pengisian format KPMPU
(Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran dan Ujian), khususnya mengacu pada
materi s o d UN, (3) Penyelenggaraan pengajaran perbaikan, (4) Instrumentasi dan
analisis kegiatan belajar siswa berorientasi PTSDL, (5) Aplikasi layanan
bimbingan kelompok berorientasi pengembangan PTSDL, (6). Pemantapan dan
pembulatan tekad untuk 'Say to no illegal answer's key". (Yarmis Syukur:2009).
1. Kompilasi dan akses terhadap materi soal-soal ujian (minimal Ujian
Nasional5 tahun terakhir)
kegiatan ini langkah yang perlu dilakmkan addah: (a) mengumpulkan
sod-sod Ujian Nasional selengkapnya, dan ujian lainnya sedapatdapatnya
sarnpai 5 tahun terakhir, (b) memperbanyak sod-sod tersebut secukupnya
sebanyak siswa yang memerlukan, (c) memungkinkan siswa mengakses dan
mempelajari sod-sod ujian tersebut secara penuh dan menddam, baik secara
perorangan maupun kelompok.
Untuk
terlaksananya
kegiatan tersebut
perlu
dipersiapkan
dan
direalisasikan:
a Pembuatan taskforce (panitia), yang didukung sepenuhnya oleh pimpinan
sekolahlmadrasah, terdiri dari wakil-wakil gury dan Guru Pembimbingl
konselor sekolahlmadrasah, untuk melaksanakan kegiatan sehingga halh d tersebut dapat terwujud. Dalam h d ini tugas-tugas dan tanggung
divnmnaikan d a h m .CI?numrnar
Navinnol .Iur.RK F7P T J N P . 9 Jan 2010
jawab masing-masing personil diidentifikasi dan ditetapkan secara
kongkrit.
b. Mendokumentasikan sod-soal yang terkumpul sehingga seluruh materi
mudah ditemukan dan diakses oleh guru dan siswa yang memerlukannya
c. Mendata jumlah siswa yang memerlukan soal. Pembagian sod ini dapat
direncanakan menurut keperluan individual ataupun kelompok.
2. Pengisian format KPMPU (Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran dan
Ujian), khususnya mengacu pada materi soal UN
K e ~ a t a nini bertuJuan untuk mengidentifikasi kesulitan penguasaan siswa
atas materi pelajaran pada umumnya, khususnya materi yang menjadi soal-
sod ujian, lebih khusus lagi materi sod-soal UN. Untuk ini perlu
dipersiapkan:
(a)
rancangan format
KPMPU-I
(Larnpiran I)
dan
perbanyakannya untuk sernua siswa, (b) cara pengisian format KPMPU-I,
sehingga siswa dapat mengisinya dengan jelas dan lengkap, (c) pengolahan
hasil isian format KPMPU-2 (Larnpiran II) sehingga diperoleh rekapitulasi
segenap materi yang sulit dikuasai siswa secara sistematis, lengkap dan jelas.
Pengisian format KPMPU dan pengolahan hasilnya dikelola oleh Panitia
yang telah dibentuk dengan dukungan pimpinan sekolah/madrasah.
3. Penyelenggaraan pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan (remedial teaching) adalah pengajaran yang
bermaksud untuk memperbaiki kekurangpahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang sudah dipelajari menjadi bisa dipahami. Kekurangpahaman
materi pelajaran tersebut bisa dialarni oleh beberapa orang siswa atau
sebahagian besar siswa terhadap salah satu sub pokok bahasan atau beberapa
sub pokok bahasan. Tentang waktu penyelenggaraan pengajaran perbaikan
(remedial teaching) dapat disesuaikan dengan kesempatan di masing-masing
sekolah. Contohnya serninggu sekali pada hari Sabtu menyelenggarakan kelas
remedial teaching untuk mernpersiapkan siswa yang akan mengkuti UN
(Z.Amril Widana dalam Padek Januari 2010). Penyelenggaraan pengajaran
perbaikan pada penyiapan siswa mengikuti ujian secara mandiri dimaksudkan
untuk menindaklanjuti isian format KPMPU berkenaan dengan materi
pelajaran yang dirasakan sulit oleh siswa, khususnya materi sod-soal UN
yang belum dikuasai siswa. Hal-ha1 yang perlu disiapkaddilaksanakan
adalah: (a) rancangan pelaksanaan pengajaran perbaikan untuk semua materi
yang terungkap melalui format KPMPU2), yang sebelumnya telah
direkapitulasi pada hasil langkah 2 (c), (b) pelaksanaan proses pengajaran
perbaikan sesuai dengan rencana yang telah disusun, (c) evaluasi dan tindak
lanjut. Kegiatan pengajaran perbaikan untuk semua mata pelajaran, baik mata
pelajaran yang menjadi mata ujian ataupun tidalq dilaksanakan oleh guru
pengampu
mata
pelaiaran
bersangkutan
dengan
partisipasi
Guru
Pembimbing konselor sekolah/madrasah, dengan dukungan penuh panitia
dan
pimpinan
sekolahlmadrasah.
Sedangkan
wah-
dan
tempat
penyelenggaraan pengajaran perbaikan diusahakan tidak mengganggu
kegatan belajar mengajar yang sudah terprogram.
4. Instrumentasi dan analisis kegiatan belajar siswa berorientasi PTSDL
Kegatan ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi kegiatan belajar
siswa dengan orintasi PTSDL, yang materinya meliputi : (a) Prasyaral untuk
menguasai meteri pelajaran baru, (b) Keiemmpilan belajar, dalam berbagai
jenis dan variasi penarnpilan tingkah laku belajar, baik di dalam kelas
maupun diluar kelas (termasuk di rumah), belajar sendiri maupun dengan
teman atau kelompok, baik untuk materi yang diwajibkan ataupun materi
bebas atau pilihan sendiri, (c) Sarana belajar, meliputi sumber dan peralatan
belajar yang dimiliki sendiri, yang ada di perpustakaan, dan atau dapat
dipinjam dari teman, dan atau dapat dimanfaatkan bersarna teman, (d) Din'
sendiri, yaitu kondisi kesehatan, dorongan dan rninat serta kondisi pribadi
lainnya untuk belajar yang dapat mempengaruhl kegiatan belajar, dan (e)
Lingkungan fisik dan social-emosioml meliputi kondisi prasaranaf sarana
dan suasana hubungan social, baik di rumah, di sekolah maupun diluar
keduanya yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Kegiatan instnunentasi
ini diselenggarakan dengan menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah)
PTSDL format SD/SLTP/SLTA sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
disamnaikon dokm ,Ceminnr Narimal.Iur.RK FJP IllVPllVP
9 Jan 2fl18
Pelaksanaan instrumentasi d m pengolahan hasil-hasilnya menjadi tanggung
jawab Guru Pernbimbing/konselor sekolah/madrasah dengan dukungan
panitia dan pimpinan sekolahlmadrasah.
5. Aplikasi layanan bimbingan kelompok berorientasi pengembangan
PTSDL
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas berbagai permasalahan kegiatan
belajar pada diri para siswa sebagaimana terungkap melalui hasil intrurnen
AUM PTSDL, sehingga siswa-siswa rnampu berpikir dan merasa, serta
bersikap dan bertindak dalarn tingkah laku nyata mereka berkenaan dengan
kegiatan yang terarah, penuh makna, aplikatif dan produktif dalam mengikuti/
manjalankan proses pembelajaran. Langkah-langkah yang perlu diambil
adalah; (a) membentuk kelompok belajar, (b) merencanakan kegiatan layanan
birnbingan kelompok, (c) melaksanakan kegiatan layanan bimbingan
kelompok, sesuai Standar Prosedur Operasiaonal (SPO) nya, (d) evaluasi dan
tindak lanjut h a i l kegiatan layanan, dengan fokus AKUR yaitu : dipakainya
(1) acuan yang perlu digunakan atau dipedomani ; (2) dikuasainya
kompetensi yang diperlukan; (3) direncanakan d m dilaksanakannya usaha
yang tepat sasaran, efektif dan efisien; serta (4) bagaiman unsur rasa yang
berkembang pada diri para peserta layanan se\vaktu d m pasca layanan itu
digelar. Kegiatan ini dilaksanakan oleh konselor sekolahlmadrasah dengan
dukungan panitia dan para guru serta pimpinan sekolah/ madrasah
6. Pemantapan dan pembulatan tekad untuk "say Zo no illegal answer's
key"
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk, memantapkan dan
meneguhkan konsep, sikap dan komitrnen siswa dalarn menghadapi ujian
dengan menjunjung tinggi prinsip kejujuran yang didukung oleh tekad yang
hat untuk berbuat yang terbaik Materi yang diangkat, antara lain adalah:
a Konsep kejujuran, disiplin dun kerja keras untuk hidup dengan
pejuangan yang berhasil.
dkamnaikan &m
Seminar Navimal .lur. RK FIP 1 J W . 9 .Jan 2010
b. Dampak kejujuran, disiplin dan keua keras ddam persiapan diri dan
pelaksanaan ujian.
c. Motivasi diri dan keteguhan hasrat untuk berbuat yang terbaik dan
berhasil ddam belajar dan ujian.
Kegiatan di atas diselenggarakan oleh konselor sekolahfmadrasah melalui
layanan bimbingan kelompok dan renungan-renungan pemantapan tertentu,
dengan duhungan Panitia dan para guru serta pimpinan sekolah/madrasah.
Bentuk kegiatan dan metode pelatihan yang diselenggarakan dapat
berupa: (1) Pertemuan pleno yang mengangkat pengajian dan diskusi /tanya
jawab umurn tentang permasalahan sekitar ujian/UN serta kesiapan dan
keseriusan siswa serta pihak-pihak terkait, (2) KegMtan workshop dalam
bentuk pertemuan atau kegiatan yang lebih khusus, berupa; (a) kegiatan
klasikal, (b) kegiatan kelompok, (c) kegiatan individual (jika dimungkinkan)
yang masing-masing kegiatan itu langsung membahas, mendalami dan
melatihkan secara nyata untuk diterapkannya langkah-langkah konknt yang
menjadi materi pelatihan yang dimaksudkan. Materi pendukung yang perlu
disiapkan addah ; (a) contoh kumpulan sod-sod yang pemah digunakan
(sod-sod UN dan lainnya), (b) contoh format KPMPU yang telah diisi oleh
siswa, (c) contoh hasil rekapitulasi pengolahan format KPMPU yang telah
diisi oleh sejumlah siswa (misalnya siswa satu kelas), (d) rencana pengajaran
perbaikan yang telah dibuat guru dalarn bentuk RPP d a d atau satuan
pelajaran, (e) laporan evaluasi dan tindak lanjut pengjaran perbaikan yang
pemah dilaksanakan, (f) contoh instrumen AUM PTSDL (SD/SLTP/SLTA)
dan hasil pengolahannya
Materi tersebut disajikan dan dilatihkan mengiringi sajian dan diskusi
yang telah digelar terlebih dahulu. Tentu saja tanya jawab dan penampilan
nyata para peserta sangat diutamakan dalam penyajian dan pelatthan semua
materi di atas. Penyelenggaraan workshop juga mempertimbangkan siapa
peserta workshop, berapa waktu yang dibutuhkan untuk workshop serta siapa
yang menyelenggarakan workshop tersebut.
dkamnaikan &lorn . W n a r NavinnaI .lur.RK F7P IJNP. 9 .Ian 2010
Workshop ini dapat diikuti (sebagai peserta) oleh para pendidik (seperti
guru, dosen, konselor, widyaiswara, pamong belajar), tenaga kependidikan
(kepala sekolah, pajabat dinas pendidikan dan pemerintah daerah yang
relevan), serta orang tua siswa yang semuanya berkepentingan dengan
kesuksesan siswa mengikuti ujian. Waktu yang diperlukan minimal satu hari
untuk mendalami meteri dan menjalani pelatihan yang lebih terarah, bagi
penerapamya dilapangan diperlukan waktu yang lebih banyak yaitu bisa dua
sampai tiga hari. Sedangkan penyelenggaraannya dapat dilakukan oleh
lernbaga dadatau organisasi resrni dalam bidang pendidikan seperti satuansatuan pendidikan formal tertentu, lembaga diklat pendidikan, MGMP
(Musyawarah
Guru
Mata
Pelajaran
)
MGP
(Musyawarah
Guru
Pembimbing), atau organisasi profesi seperti PGFU (Persatuan Guru Republik
Indonesia), ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), IKI
(Ikatan Konselor Indonesia ), Yayasan Pendidikan, atau lembaga lain yang
peduli akan tingginya mutu pendidikan di tanah air.
F. PENUTUP
Kita sudah membicarakan hal-ha1 yang berkaitan dengan keluarga dan
tanggung jawabnya dalam mempersiapkan anak mengikuti ujian secara mandiri.
Dengan pembahasan ini diharapkan memperkaya wawasan dan sekaligus dapat
meningkatkan kualitas kehidupan keluarga terutama dalam mendorong
pendidikan anak-anaknya Kesuksesan anak merupakan kebanggaan orang tua
dan keluarga Selanjutnya, ini pulalah yang bisa mempengaruhi bagaimana
keluarga yang bahagia "sakinah, mawaddah, warahmah" benar-benar dapat
tenvujud.
LAMPIRAN 1
FORMAT I :KPMPU-1
Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran dan Ujian
Sekolah
: .....................
Narna Siswa : .....................
Kelas *)
: .....................
Mata PelajaradUjian **)
TahunIsemesteP* *)
Tanggal mengsi
:...............
................
...................
No
Identitas Materi
Rincian materi yang
tidak dikuasai
Pernah
dipelajari atau
belum
Keterangan
1
2
3
4
5
Keterangan:
Diisi siswa duduk di kelas berapa
*)
**)
***)
1. Diisi nomor umt materi
2. Diisi identitas materi seperti
nomor soal
3. Diisi materi apa saja yang
dirasakan sulit
4. Diisi rnateri yang sulit itu sudah
pernah disajarkan atau belum.
Diisi pada semester atau tahun kapan 5. Diisi hal-hal lain yang perlu
disarnpaikaddiusulkan kepada
materi itu diajarkaddisajikan
guru/konselor
Diisi nama mata pelajaran atau
mata ujian yang materinya dipelajari
diwmnaikan dahm Seminar Navimal .lur.RK FIP 1JNP. 9 Jan 2010
LAMPIRAN 2
FORMAT I1 :Rekapitulasi isim KPMPU-2
Mata P e l a j a r d j i a n **)
Tahdsemester ***)
Tanggal KPMPU diisi
: .....................
: .....................
: .....................
Sekolah
Kelompok
Kelas *)
:. ..............
................
...................
No
Nama siswa
Rincian materi yang tidak
dkuasai
Pemah
dipelajari atau
belum
Keterangan
1
2
3
4
5
&.samnaikan dnlnm Seminar Nasimal .lur.RK FlP IINP. 9 .Ian 2010
DAFTAR BACAAN:
Afnidarti dan Yannis Syukur. 2007. Pengaruh Konsep Diri dan Kepuasan Peran
dengan Upaya Pemberdayaan Keluarga di Kecamatan Padang Utara
Kota Padang. Universitas Negeri Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fdwltas Ilmu Pendidikan.
Asmidir Ilyas & Ismail Mudar. 2002. Keterampilan Mengikuti Ujian (Seri
Latihan). Universitas Negeri Padang; Jurusan Bimbingan dan Konseling
Falwltas Ilmu Pendidikan.
Elizaberth B.Hurlock, 1992, Psikologi Perkembagan;
Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta; Erlangga
Suatu Pendekatan
Gary & Barbara Rosberg, 2000, Kebutuhan Pria yang Perlu Dipahami oleh Setiap
Wanita, Jakarta, Indo Gracia
Muhammad Surya 2004. Psikologi Pembelsljaran dan Pengajaran. Bandung;
Pustaka Bani Quraisy.
PKBI, 1984, Pendidikan Kehidupan Berkeluarga, Jakarta
Prayitno & Erman Arnti, 1994, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, IKIP
Padang; Jurusan Birnbingan dan Konseling.
Padang Ekspres. 2009. Siap Ujian Nasional; Hasil Pertemuan M e n d i h bersarna
Rektor PTN. Rabu 16 Desember 2009.
Padang Ekspres. 2010. Strategi Sekolah Hadapi UN Mamt; Prediksi Soal hingga
Kelas Psikoterapi. Rabu 6 Januari 2010.
di,smniRan dolorn .Qmrmnar
Naoimal Jur. RK F7P IJNP. 9 Jan 2010
D A M MENYIAPKAN ANAK MENGIKUTI UJJAN
SECARA MANDIRI
....-
Oleh:
-..-
..
..- .
. . . y
..
L
j . . ,
HD
_---.
I . . .
3.
3 p 19
---._..- .
I
,'
Dra.Hj.Yarmis Syukur,M.Pd.Kons
.
:
,
'
Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling
FIP-Universitas Negeri Padang
'
Disampaikan dalam Acara Seminar Nasional
Jurusan Birnbingan dan Konseling FIP UNP
di Padang, 09 Januari 20 10
TANGGUNG JAWAB KELUARGA DALAM MENYIAPKAN ANAK
MENGIKUTI UJIAN SECARA MANDIRI
OIeh :Yarmis Syukur
A. PENDAHULUAN
Setiap individu mendambakan kehidupan yang bahagia secara lahir dan batin,
baik perorangan maupun berkeluarga Keinginan yang sangat wajar ini menjadi
dasar b q individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga mau
berusaha dan bekerja membanting tulang dengan melakukan aneka ragam
kegiatan yang bemilai positif. Berkat usaha dan kerja keras itulah, kehidupan
yang bahagia akhirnya dapat tenvujud, sehingga hari-hari menj adi indah, hidup
menjadi tenteram dan kebahagiaan berkeluarga sangat dirasakan oleh keluarga
tersebut. Suasana seperti ini dapat dirasakan apabila unsur-unsur dalam keluarga
bisa memahami: (1) keluarga dan fimgsinya, (2) hubungan antar anggota
keluarga, (3) permasalahan keluarga dan dampaknya terhadap pendidikan anak,
dan (4) kerjasama keluarga dan sekolah dalam pendidikan an&.
B. KELUARGA DAN FUNGSINYA
Keluarga terdiri atas kata "kawula" dan "warga". Kawula berarti harnba yaitu
orang yang mengabdikan din. Warga artinya anggota, yaitu seseorang yang
dalam lingkungannya mempunyai hak dan kewajiban atas terselenggaranya
sesuatu yang baik bagi lingkungannya Dengan demikian, keluarga adalah suatu
kesatuan
(unit)
dimana
anggota-anggotanya
mengabdikan
diri
kepada
kepentingan dan tujuan unit (kelompok) tersebut. Bentuk keluarga terdiri dari: (1)
keluarga inti, dan (2) keluarga luas (PKBI; 1984). Keluarga inti atau disebut juga
keluarga batih terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah. Sedangkan
keluarga luas (extended family) terdiri dari keluarga inti ditambah dengan
keluarga yang lain seperti; kakakladik dari suami/isteri, mertua, paman dan bibi,
keponakan, pembantu, yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan h g s i
keluarga terdiri dari hngsi: (1) biologis, (2) pendidikan, (3) sosial, (4) ekonorni,
dan (4) budaya Fungsi biologis dapat membantu seseorang memenuhi naluri
untuk memperoleh keturunan dan meneruskan generasi. Fungsi pendidi kan
divamailran d a h m .Qminar Naoinnal .Jar-RK FTP IJNP. 9 Jan 2010
adalah keluarga merupakan tempat pendidikan dasar yang utarna untuk
mendewasakan anak Fungsi sosial yaitu anggota keluarga sebagai tempat belajar
tata cara bergaul dengan masyarakat (bergaul dengan pria dan wanita dalam
berbagai tingkat umur). Fungsi ekonomi yaitu keluarga merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan material, untuk memelihara kelangsungan hidup dan
peningkatan taraf hidup keluarga Sedangkan h g s i budaya maksudnya melalui
keluarga nilai-nilai budaya yang terkandung dalarn masyarakat diberikan pada
anggota keluarga terutama anak-anak
C. HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA
Hubungan antar anggota keluarga yaitu hubungan lahir batin antara para
anggota keluarga dan antara keluarga dengan keluarga lain di masyarakat.
Hubungan ini dipengaruhl oleh norma kehidupan dalam keluarga dan seterusnya
mempengaruhi pula cara keluarga bergaul dan berhubungan dengan keluarga lain
disekitarnya Hubungan antar anggota keluarga dengan memperhatikan tiga ha1
berikut, yaitu: ( I ) peranan dan kedudukan dalam keluarga, (2) hak dan ketvajiban
anggota keluarga, (3) tugas dan tangung jawab anggota k e l w g a Masingmasingnya sebagaimana keterangan berikut ini:
1. Peranan dan kedudukan dalam keluarga
Setiap anggota keluarga perlu memahami peran, kedudukan serta
tugas dan kewajibannya untuk mencapai cita-cita keluarga yang harmonis,
sehat, sejahtera dan bahagia Ayah mempunyai kedudukan sebagai kepala
keluarga Ibu adalah pendamping ayah dalam memimpin keluarga dan
mempunyai kedudukan lebih penting dari ayah dalarn mengasuh anak karena
perbedaan struktur biologis yaitu ibu memberikan air susu dan merniliki
hormon keibuan, sementara ayah tidak. Tingkat pemuasaan pada masa kanakkanak akan sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang di kemudian hari.
Kedekatan ibu dan anak adalah sesuatu yang alamiah, sementara anak-anak
mempunyai kedudukan yang sama dalam keluarga, yaitu sebagai anggota
keluarga Dalarn perkembangannya, peran ayah tidak bisa diabaikan dalarn
keluarga Hasil penelitian Blanchard dan Biller (197 1) mengungkapkan
divomnaikan dahm Seminar Navinnal.lur.RK FIP IJNP. 9 .Ian 2010
bahwa kelompok anak yang kurang mendapat perhatian ayahnya cenderung
merniliki kernarnpuan akademis rnenurun, aktivitas sosial terhambat, dan
interaksi sosial terbatas. Bahkan bagi anak laki-laki, ciri mashclinnya (ciriciri kelakian) bisa menjadi kabur.
2. Hak dan kewajiban anggota keluarga
Setiap anggota keluarga pada dasarnya mempunyai hak dan
kewajiban yang sama, yaitu mendapatkan perlindungan, hak agar kebutuhan
dasarnya terpenuhi, hak untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, hak
menyarnpaikan pendapat serta kewajiban untuk memelihara kehidupan
keluarga sebaik-baiknya Sementara suami-isteri dalarn keluarga rnerniliki
kebutuhan yang berbeda, sebagairnana dikemukakan Gary &Barbara Rosberg
(2000), dalarn tabel berikut.
Perbandingan Kebutuhan Suami dan Isteri
NO
1
2
3
4
5
LIMA KEBUTUHAN
Tw%4TAS SUAMI
LIMA KEBUTUHAN TJZRATAS
ISTERI
Kasih dan penerimaan tanpa Kasih dan penerimaan tanpa syarat
syarat
Keintiman sosial
Keintiman ernosional dan komunikasi
Persahabatan
Keintiman rohani
Dorongan clan peneguhan
Dorongan dan peneguhan
Keintiman rohani
Persahabatan
3. Tugas dan tangung jawab anggota keluarga
Anggota keluarga merniliki tugas dan tanggung jawab mengabdikan
din pada kepentingan dan tujuan hidup keluarganya Suami-isteri bertugas
menegakkan rumah tangga yang harrnonis, dilandasi saling mencintai,
menghormati, setia dan saling rnernbantu dan menjadi pernbentuk pertama
dalam pewarisan kebudayaan bangsa Suarni-isteri juga menjadi komunikator,
informator dan edukator yang baik bagi anggota keluarga dan selalu
meningkatkan kualitas kehidupan agar mampu meningkatkan kualitas
keturunan secara fisik dan mental.
Untuk mengembangkan potensi anak menjadi surnber daya rnanusia
yang berkualitas, peranan keluarga terutarna wanita sangat penting. Wanita
&.sumnuikon dalnm .Qminar Na.sinnol Jur-RK FIP I J h R 9 Jan 2/)1/3
sebagai ibu diharapkan dapat memainkan peran sebagai pemelihara fisik
anak-anaknya, yaitu menjaga kesehatan, menyediakan menu makanan yang
memehuni syarat kesehatan, menjauhkan anak dari bahaya kecelakaan fisik.
Ia juga dituntut untuk menjadi model dengan seperangkat sikap, sebagai
stimulasi dan sebagai pengembang dialog antara ibu-anak (Schaffer,l977
dalarn M d a r t i dan Syukur; 2007). Wanita dapat memberdayakan keluarga
melalui berbagai cara, misalnya melalui pendidikan, dengan menanamkan
nilai-nilai dan norma-norma
Melalu:
pool as&? yang demokratis,
mengembangkan pola komunikasi yang terbuka, memberi dukungan secara
psikologis, memberi perlindungan akan rasa aman dan sebagainya.
Pemberdayaan keluarga akan terwujud bila wanita sebagai pendamping
suarni bersama-sama dapat menjalankan b p i - f i m g s i keluarga. Fungsib p i keluarga yang hendaknya bejalan dalam keluarga dapat menyangkut
funpi keagamaan, sosial-budaya, cinta kasih, reproduksi, pendidikan,
ekonomi dan fimgsi perlindungan dan pengembangan sebagaimana dibahas
pada bahagian sebelumya
D. PERMASALAHAN KELUARGA DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
PENDIDIKAN ANAK
Keluarga dibangun oleh orang-orang yang telah dewasa, oleh karena itu
pernasalahan yang terjadi dalarn keluarga sering dikaitkan dengan tugas
kehidupan orang dewasa t a e b u t Dewasa dalam umur d m perkembangan adalah
apabila seseorang telah meninggalkan rnasa remaja (di atas 18 tahun secara
universal atau telah menikah menurut ketentuan di Indonesia). Ada dua fase
perkembangan yang sedang dilalui, yaitu fase awal dewasa dan fase usia
pertengahan (Havighurst; 1992). Pada fase awal dewasa (1 8-40 tahun), tugas
perkembangan yang dijalani adalah; (1) mulai bekeja,(2) mernilih pasangan, (3)
belajar hidup dengan tunangan, (4) mulai membina keluarga, (5) mengasuh anak,
(6) mengelola rumah tangga, (7) mengambil tangung jawab sebagai warga
negara, (8) mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Pada fase usia
pertengahan (40-60 tahun), tugas perkembangan yang harus dijalani adalah, (1)
dknmnaikan d a h n .@minor Naoimol .Iur.RK FlP IJNP. 9.Ian 2/31/)
mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai Lvarga negara, (2)
membantu anak-anak dan remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia, (3) mengembangkan kegiatan-keyatan pengisi
waktu senggang untuk orang dewasa, (4) menghubmgkan din sendiri dengan
pasangan hidup sebagai individy (5) menerima dan mmyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi, (6) mencapai dan mempertahankan
prestasi yang memuaskan dalam karir dan pekerjaan, (7) menyesuaikan diri
dengan orang tua yang semakin t u a
Tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah menjarnin terus berlangsungnya
eksistensi
kehdupan kemanusiaan
di
atas bumi,
dan memungkinkan
terselesaikannya dengan arnan perkembangan manusia (Adler dalam Prayitno
dan Erman Arnti 1994). Sedangkan tugas kehidupan menurut Witner&Sweeney
dalam Prayltno dan Erman Arnti (1994), adalah: ( I ) spiritualitas, (2) pengaturan
din, (3) bekerja, (4) persahabatan, dan (5) cinta. Spiritualitas maksudnya agama
dijadikan sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Agama sebagai sumber moral,
etika dan aturan-aturan formal yang berfkngsi untuk melindungi dan melestarikan
kebenaran dan kesucian hidup manusia Pengaturan diri, yaitu mengamalkan
hidup sehat pada din dengan ciri; pengendalian diri, pandangan realistik,
spontanitas dan kepekaan emosional, kemampuan rekayasa intelektual,
pemecahan masalah dan kreativitas, kemampuan berhurnor, kebugaran jasmani
dan kebiasaan hidup sehat. Bekerja akan memberikan keuntungan ekonomis,
psikologis dan sosial sehingga bekerja perlu menjadi perhatian individu
berkeluarga. Persahabatan merupakan hubungan sosial, baik antar individu
maupun dalam masyarakat secara lebih luas yang tidak melibatkan unsur-unsur
perkawinan dan keterikatan ekonomis. Persahabatan memberikan tiga
keutamaan, yaitu; dukungan emosional, dukungan kebendaan, dan dukungan
informasi. Dengan cinta, hubungan seseorang dengan orang lain cenderung
menjadi intim, saling mempercayai, saling terbuka, saling bekerjasama dan saling
memberikan komitmen yang h a t . Pmelitian Flanagan (1978) mengungkapkan
bahwa pasangan hidup (suarni-isteri), anak-anak dan teman-teman merupakan
tiga pilar bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik laki-laki
maupun perempuan
&,vomnaikan alnlnrn .Qminnr Nnrinnal .Jur.RK F7P I N ? ? 9 Jan 2/118
Terjadinya masalah dalam keluarga dapat bersumber dari diri pribadi anggota
keluarga dan bisa juga dari orang lain di luar keluarga Diantara faktor diri
pribadi yang memungkmkan orang mengalami masalah antara lain; (1)
terbatasnya kemampuan seseorang dalam memaharni berbagai perubahan dan
perkembangan di sekitarnya sementara perubahan dan perkembangan di luar
berlangsung dengan cepat, (2) kebiasaan-kebiasaan yang buruk ketika mengalami
masalah, yaitu tidak terbiasa membahas masalah yang tejadi sampai tuntas atau
menganggap rnasalah yang tejadi tidak perlu dibahas, akhirnya menumpuk jadi
bom waktu ketika datang masalah bary (3) h a n g terbuka menerima masukan
sehingga menyulitkan terj adinya perubahan wawasan. si kap dan keterampilan ke
arah yang lebih baik (Yarmis Syukur;2006). Sedangkan faktor dari luar yang
memungkinkan keluarga mengalami masalah adalah terjadinya bencana alarn
seperti gempa bumi Sumatera Barat pada 30 September 2009 yang lalu. Gempa
yang tejadi telah mengakibatkan kehidupan yang damai dan bahagia menjadi
kehidupan yang sangat menakutkan, bahkan tanpa harapan.
Setiap masalah &an berakibat buruk apabila tidak diatasi atau dientaskan.
&bat
tersebut dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dan juga orang lain.
Masalah-masalah keluarga yang terjadi antara suami dan istri (ibu dan ayah) akan
berdampak besar tehadap an&-an&. Begitu juga dengan masalah yang mungkin
disebabkan oleh faktor dari luar keluarga. Untuk itu cara yang dapat dilakukan
apabila keluarga mengalami masalah adalah melakukan 5 (lima) langkah berikut
ini; (1) menyadari din bmasalah, (2) menyadari perlunya bantuan orang lain,
(3) mencari seseorang yang dapat mengatasi masalah, (4) terlibat aktif dalarn
proses bantuan, dan (5) melaksanakan hasil proses bantuan (diadopsi dari lima
keefektifan pengentasan masalah dalam konseling menurut Prayitno dan Erman
Arnti (1994). Selain itu, keluarga juga dapat menggunakan konsep "3 (tiga) S
l(satu) R , yaitu konsep yang menggambarkan adanya saling pengertian, saling
memahami, saling mengasihi, saling menghargai, saling melengkapi antara
suami dan istri dalam keluarga Sarana dan prasarana merupakan tersedianya
berbagai kelengkapan yang diperlukan keluarga untuk menjalani kehidupan
sehari-hari, seperti rurnah sebagai tempat beristirahat tatkala anggotanya telah
selesai dari kehidupan lux, sehingga harus diusahakan untuk dimiliki. Seks
niramnaikan dahm ,rPrmrmnnr
N a ~ i m a.Iur.RK
l
F7P IJNP- 9 Jan 2nlO
sehat merupakan penyemangat bagi pasangan suami istri dalam menjalani
kehidupan berkeluarga, sehingga hams selalu dipupuk dengan dasar cinta dan
kasih sayang. Semua yang dilakukan dalam keluarga hendalcnya tidak keluar dari
Ridha Allah SWT. Pentingnya konsep-konsep di atas karena unsur-unsur dalam
keluarga terutama suami-isteri berbeda satu sarna lain seperti perbedaan yang
ditampilkan dalam tabel sebelurnnya
Persoalan dalam keluarga juga dipengaruhi oleh bagaimana keluarga tersebut
mengambil
keputusan pada waktu yang
diperlukan.
Dalam
keluarga,
pengambilan keputusan dapat dilakdan dengan empat cara berikut, yaitu: (1)
secara sepihak, yaitu segala keputusan diambil oleh satu pihak tanpa kesepakatan
dari pihak lain, (2) secara bebas, anggota keluarga bebas memutuskan jalan
keluar dari masalah tersebut, (3) secara musyawarah, yaitu sebelum keputusan
diambil dimusyawarahkan dahulu diantara anggota keluarga, dan (4) secara
alternatif, yaitu kombinasi cara ke-2 dan ke-3 dimana keputusan diambil dengan
membuka beberapa kemungkinan dengan telah mempertimbangkan segala
resiko. Masing-masing cara di atas merniliki kelebihan dan kekurangan. Oleh
karena itu cara pengarnbilan keputusan yang disarankan adalah berusaha untuk
menyesuaikan dengan suasana yang ada dan mempertimbangkan kemungkinan
akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil.
D. KERJASAMA KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN
ANAK
Antara keluarga dan sekolah sangat diperlukan kejasarnanya untuk
tenvujudnya pendidikan anak yang berkualitas, terutama dalam menyiapkan
siswa mengikuti ujian. Ujian merupakan suatu kondisi yang harus dilalui setiap
individu yang belajar di lernbaga pendidikan formal. Ujian juga merupakan suatu
keharusan yang perlu sepenuhnya mendapat perhatian, karena ujian dapat
mengetahui; (1) tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang diikuti, (2)
kekurangan atau kelemahan yang perlu diperbaiki, (3) hasil atau prestasi belajar
yang telah dikuasai, (4) sejauhrnana aktifitas cara-cara atau teknik yang sudah
dilakukan dalam menguasai bahan dan mempersiapkan din untuk mengikuti
ujian (Asmidir Ilyas & Ismail Mudar; 2002). Keberhasilan siswa mengikuti ujian
diwmnaikan dnlarn . Q ~ ~ n NarinnaI.Iur-RK
ar
FIP IJNP. 9 Jan 2010
pada umumnya dan Ujian Nasional (UN) khususnya dipengaruhi oleh bagairnana
siswa tersebut dalam situasi ujian dan kemampuan mereka dalam mengerjakan
sod-aoal ujian secara tepat dan benar. Hasil pertemuan Mendihas bersama
Rekor PTN menyepakati untuk menyelenggarakan UN dengan kredibel dan
jujur, d m menghimbau untuk menghentikan kontroversi pelaksanaan UN dengan
meningkatkan kualitas ujian itu (Mendiknas dalam Padek Desember ;2009).
Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir mengundang
pro dan kontra baik ba@ peserta ujian sendiri maupun pengelola dan pengambil
kebijakan pendidikan, pendidik serta orang tualwali murid. Isu yang berkembang
atas pelaksanaan UN adalah bagaimana siswa sukses dan lulus dengan baik Pada
umurnnya pihak satuan pendidikan sekolah/madrasah menginginkan siswa 100 %
lulus Ujian Nasional (UN) terrnasuk lulus tahun ini.Untuk mencapai tujuan
tersebut berbagai cara dilakukan, termasuk di dalarnnya mernbentuk "tim sukses"
agar sebagian besar siswa lulus dengan nilai yang tinggi. Dalam pada itu
diperoleh informasi dari berbagai pihak bahwa peserta UN ada yang sebelum dan
latau ketika ujian berlangsung menerima kunci jawaban dari sumber yang tidak
bertanggung jawab. Ironisnya, kunci jawaban itu ada yang benar ada pula yang
salah mengacu kepada sod-soal yang ada Kenyataan seperti ini perlu ditanggapi
secara tepat dan segera dicarikan jalan keluamya Semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan UN, seperti Dinas Pendidikan Nasional Propinsi/Kabl
Kota, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Guru Pembimbing/Konselor, dan juga
orang tua, perlu melaksanakan peran masing-masing secara tepat dan terarah
sehmgga disatu sisi siswa dapat mempersiapkan diri d m menjalani ujian dalam
kondisi benar-benar 'siap tempur" dan di sisi lain misi pendidikan yang paling
esensial yaitu mencerdaskan para siswa dalam arti yang sebenar-benamya, tidak
dicederai.
Siswa perlu didorong, dibimbing, diarahkan dan diberi kesempatan seluasluasnya untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan bekal yang penuh,
bergairah d m bersemangat. Kepada siswa perlu diperkenalkan d m diajak
menempuh langkah-langkah kongkrit untuk menghadapi ujian dengan persiapan
yang penuh dan matang, karena keberhasilan dalam ujian merupakan
keberhasilan dalam mengikuti pembelajaran. Muhammad Surya (2004)
di.samnaikandalnrn .%mimar Narimal.7ur.RW F7P T J W . 9 Jan 2/118
memandang siswa yang berhasil ddam pembelajaran berarti ia dapat memenuhi
kebutuhannya dan mencapai tujuannya, sedangkan yang gaga1 artinya ia tidak
memenuhi kebutuhannya dan tidak mencapai tujuan
Keluarga dapat pula memberikan kesempatan kepada anak untuk mengikuti
workshoplpelatihan dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya yang dapat
mempersiapkan diri anak mengih-uti ujian yang diselenggarakan sekolah.
Kerjasama seperti ini bisa dibangun dengan Guru Mata Pelajaran dan Guru
Pembimbing/ Konselor. Materi pokok yang bisa dibahas pada pleno dan
workshop antara lain: (1) Kompilasi dan akses terhadap materi sod-sod ujian
(minimal Ujian Nasiond 5 tahun terakhir), (2) Pengisian format KPMPU
(Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran dan Ujian), khususnya mengacu pada
materi s o d UN, (3) Penyelenggaraan pengajaran perbaikan, (4) Instrumentasi dan
analisis kegiatan belajar siswa berorientasi PTSDL, (5) Aplikasi layanan
bimbingan kelompok berorientasi pengembangan PTSDL, (6). Pemantapan dan
pembulatan tekad untuk 'Say to no illegal answer's key". (Yarmis Syukur:2009).
1. Kompilasi dan akses terhadap materi soal-soal ujian (minimal Ujian
Nasional5 tahun terakhir)
kegiatan ini langkah yang perlu dilakmkan addah: (a) mengumpulkan
sod-sod Ujian Nasional selengkapnya, dan ujian lainnya sedapatdapatnya
sarnpai 5 tahun terakhir, (b) memperbanyak sod-sod tersebut secukupnya
sebanyak siswa yang memerlukan, (c) memungkinkan siswa mengakses dan
mempelajari sod-sod ujian tersebut secara penuh dan menddam, baik secara
perorangan maupun kelompok.
Untuk
terlaksananya
kegiatan tersebut
perlu
dipersiapkan
dan
direalisasikan:
a Pembuatan taskforce (panitia), yang didukung sepenuhnya oleh pimpinan
sekolahlmadrasah, terdiri dari wakil-wakil gury dan Guru Pembimbingl
konselor sekolahlmadrasah, untuk melaksanakan kegiatan sehingga halh d tersebut dapat terwujud. Dalam h d ini tugas-tugas dan tanggung
divnmnaikan d a h m .CI?numrnar
Navinnol .Iur.RK F7P T J N P . 9 Jan 2010
jawab masing-masing personil diidentifikasi dan ditetapkan secara
kongkrit.
b. Mendokumentasikan sod-soal yang terkumpul sehingga seluruh materi
mudah ditemukan dan diakses oleh guru dan siswa yang memerlukannya
c. Mendata jumlah siswa yang memerlukan soal. Pembagian sod ini dapat
direncanakan menurut keperluan individual ataupun kelompok.
2. Pengisian format KPMPU (Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran dan
Ujian), khususnya mengacu pada materi soal UN
K e ~ a t a nini bertuJuan untuk mengidentifikasi kesulitan penguasaan siswa
atas materi pelajaran pada umumnya, khususnya materi yang menjadi soal-
sod ujian, lebih khusus lagi materi sod-soal UN. Untuk ini perlu
dipersiapkan:
(a)
rancangan format
KPMPU-I
(Larnpiran I)
dan
perbanyakannya untuk sernua siswa, (b) cara pengisian format KPMPU-I,
sehingga siswa dapat mengisinya dengan jelas dan lengkap, (c) pengolahan
hasil isian format KPMPU-2 (Larnpiran II) sehingga diperoleh rekapitulasi
segenap materi yang sulit dikuasai siswa secara sistematis, lengkap dan jelas.
Pengisian format KPMPU dan pengolahan hasilnya dikelola oleh Panitia
yang telah dibentuk dengan dukungan pimpinan sekolah/madrasah.
3. Penyelenggaraan pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan (remedial teaching) adalah pengajaran yang
bermaksud untuk memperbaiki kekurangpahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang sudah dipelajari menjadi bisa dipahami. Kekurangpahaman
materi pelajaran tersebut bisa dialarni oleh beberapa orang siswa atau
sebahagian besar siswa terhadap salah satu sub pokok bahasan atau beberapa
sub pokok bahasan. Tentang waktu penyelenggaraan pengajaran perbaikan
(remedial teaching) dapat disesuaikan dengan kesempatan di masing-masing
sekolah. Contohnya serninggu sekali pada hari Sabtu menyelenggarakan kelas
remedial teaching untuk mernpersiapkan siswa yang akan mengkuti UN
(Z.Amril Widana dalam Padek Januari 2010). Penyelenggaraan pengajaran
perbaikan pada penyiapan siswa mengikuti ujian secara mandiri dimaksudkan
untuk menindaklanjuti isian format KPMPU berkenaan dengan materi
pelajaran yang dirasakan sulit oleh siswa, khususnya materi sod-soal UN
yang belum dikuasai siswa. Hal-ha1 yang perlu disiapkaddilaksanakan
adalah: (a) rancangan pelaksanaan pengajaran perbaikan untuk semua materi
yang terungkap melalui format KPMPU2), yang sebelumnya telah
direkapitulasi pada hasil langkah 2 (c), (b) pelaksanaan proses pengajaran
perbaikan sesuai dengan rencana yang telah disusun, (c) evaluasi dan tindak
lanjut. Kegiatan pengajaran perbaikan untuk semua mata pelajaran, baik mata
pelajaran yang menjadi mata ujian ataupun tidalq dilaksanakan oleh guru
pengampu
mata
pelaiaran
bersangkutan
dengan
partisipasi
Guru
Pembimbing konselor sekolah/madrasah, dengan dukungan penuh panitia
dan
pimpinan
sekolahlmadrasah.
Sedangkan
wah-
dan
tempat
penyelenggaraan pengajaran perbaikan diusahakan tidak mengganggu
kegatan belajar mengajar yang sudah terprogram.
4. Instrumentasi dan analisis kegiatan belajar siswa berorientasi PTSDL
Kegatan ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi kegiatan belajar
siswa dengan orintasi PTSDL, yang materinya meliputi : (a) Prasyaral untuk
menguasai meteri pelajaran baru, (b) Keiemmpilan belajar, dalam berbagai
jenis dan variasi penarnpilan tingkah laku belajar, baik di dalam kelas
maupun diluar kelas (termasuk di rumah), belajar sendiri maupun dengan
teman atau kelompok, baik untuk materi yang diwajibkan ataupun materi
bebas atau pilihan sendiri, (c) Sarana belajar, meliputi sumber dan peralatan
belajar yang dimiliki sendiri, yang ada di perpustakaan, dan atau dapat
dipinjam dari teman, dan atau dapat dimanfaatkan bersarna teman, (d) Din'
sendiri, yaitu kondisi kesehatan, dorongan dan rninat serta kondisi pribadi
lainnya untuk belajar yang dapat mempengaruhl kegiatan belajar, dan (e)
Lingkungan fisik dan social-emosioml meliputi kondisi prasaranaf sarana
dan suasana hubungan social, baik di rumah, di sekolah maupun diluar
keduanya yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Kegiatan instnunentasi
ini diselenggarakan dengan menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah)
PTSDL format SD/SLTP/SLTA sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
disamnaikon dokm ,Ceminnr Narimal.Iur.RK FJP IllVPllVP
9 Jan 2fl18
Pelaksanaan instrumentasi d m pengolahan hasil-hasilnya menjadi tanggung
jawab Guru Pernbimbing/konselor sekolah/madrasah dengan dukungan
panitia dan pimpinan sekolahlmadrasah.
5. Aplikasi layanan bimbingan kelompok berorientasi pengembangan
PTSDL
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas berbagai permasalahan kegiatan
belajar pada diri para siswa sebagaimana terungkap melalui hasil intrurnen
AUM PTSDL, sehingga siswa-siswa rnampu berpikir dan merasa, serta
bersikap dan bertindak dalarn tingkah laku nyata mereka berkenaan dengan
kegiatan yang terarah, penuh makna, aplikatif dan produktif dalam mengikuti/
manjalankan proses pembelajaran. Langkah-langkah yang perlu diambil
adalah; (a) membentuk kelompok belajar, (b) merencanakan kegiatan layanan
birnbingan kelompok, (c) melaksanakan kegiatan layanan bimbingan
kelompok, sesuai Standar Prosedur Operasiaonal (SPO) nya, (d) evaluasi dan
tindak lanjut h a i l kegiatan layanan, dengan fokus AKUR yaitu : dipakainya
(1) acuan yang perlu digunakan atau dipedomani ; (2) dikuasainya
kompetensi yang diperlukan; (3) direncanakan d m dilaksanakannya usaha
yang tepat sasaran, efektif dan efisien; serta (4) bagaiman unsur rasa yang
berkembang pada diri para peserta layanan se\vaktu d m pasca layanan itu
digelar. Kegiatan ini dilaksanakan oleh konselor sekolahlmadrasah dengan
dukungan panitia dan para guru serta pimpinan sekolah/ madrasah
6. Pemantapan dan pembulatan tekad untuk "say Zo no illegal answer's
key"
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk, memantapkan dan
meneguhkan konsep, sikap dan komitrnen siswa dalarn menghadapi ujian
dengan menjunjung tinggi prinsip kejujuran yang didukung oleh tekad yang
hat untuk berbuat yang terbaik Materi yang diangkat, antara lain adalah:
a Konsep kejujuran, disiplin dun kerja keras untuk hidup dengan
pejuangan yang berhasil.
dkamnaikan &m
Seminar Navimal .lur. RK FIP 1 J W . 9 .Jan 2010
b. Dampak kejujuran, disiplin dan keua keras ddam persiapan diri dan
pelaksanaan ujian.
c. Motivasi diri dan keteguhan hasrat untuk berbuat yang terbaik dan
berhasil ddam belajar dan ujian.
Kegiatan di atas diselenggarakan oleh konselor sekolahfmadrasah melalui
layanan bimbingan kelompok dan renungan-renungan pemantapan tertentu,
dengan duhungan Panitia dan para guru serta pimpinan sekolah/madrasah.
Bentuk kegiatan dan metode pelatihan yang diselenggarakan dapat
berupa: (1) Pertemuan pleno yang mengangkat pengajian dan diskusi /tanya
jawab umurn tentang permasalahan sekitar ujian/UN serta kesiapan dan
keseriusan siswa serta pihak-pihak terkait, (2) KegMtan workshop dalam
bentuk pertemuan atau kegiatan yang lebih khusus, berupa; (a) kegiatan
klasikal, (b) kegiatan kelompok, (c) kegiatan individual (jika dimungkinkan)
yang masing-masing kegiatan itu langsung membahas, mendalami dan
melatihkan secara nyata untuk diterapkannya langkah-langkah konknt yang
menjadi materi pelatihan yang dimaksudkan. Materi pendukung yang perlu
disiapkan addah ; (a) contoh kumpulan sod-sod yang pemah digunakan
(sod-sod UN dan lainnya), (b) contoh format KPMPU yang telah diisi oleh
siswa, (c) contoh hasil rekapitulasi pengolahan format KPMPU yang telah
diisi oleh sejumlah siswa (misalnya siswa satu kelas), (d) rencana pengajaran
perbaikan yang telah dibuat guru dalarn bentuk RPP d a d atau satuan
pelajaran, (e) laporan evaluasi dan tindak lanjut pengjaran perbaikan yang
pemah dilaksanakan, (f) contoh instrumen AUM PTSDL (SD/SLTP/SLTA)
dan hasil pengolahannya
Materi tersebut disajikan dan dilatihkan mengiringi sajian dan diskusi
yang telah digelar terlebih dahulu. Tentu saja tanya jawab dan penampilan
nyata para peserta sangat diutamakan dalam penyajian dan pelatthan semua
materi di atas. Penyelenggaraan workshop juga mempertimbangkan siapa
peserta workshop, berapa waktu yang dibutuhkan untuk workshop serta siapa
yang menyelenggarakan workshop tersebut.
dkamnaikan &lorn . W n a r NavinnaI .lur.RK F7P IJNP. 9 .Ian 2010
Workshop ini dapat diikuti (sebagai peserta) oleh para pendidik (seperti
guru, dosen, konselor, widyaiswara, pamong belajar), tenaga kependidikan
(kepala sekolah, pajabat dinas pendidikan dan pemerintah daerah yang
relevan), serta orang tua siswa yang semuanya berkepentingan dengan
kesuksesan siswa mengikuti ujian. Waktu yang diperlukan minimal satu hari
untuk mendalami meteri dan menjalani pelatihan yang lebih terarah, bagi
penerapamya dilapangan diperlukan waktu yang lebih banyak yaitu bisa dua
sampai tiga hari. Sedangkan penyelenggaraannya dapat dilakukan oleh
lernbaga dadatau organisasi resrni dalam bidang pendidikan seperti satuansatuan pendidikan formal tertentu, lembaga diklat pendidikan, MGMP
(Musyawarah
Guru
Mata
Pelajaran
)
MGP
(Musyawarah
Guru
Pembimbing), atau organisasi profesi seperti PGFU (Persatuan Guru Republik
Indonesia), ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), IKI
(Ikatan Konselor Indonesia ), Yayasan Pendidikan, atau lembaga lain yang
peduli akan tingginya mutu pendidikan di tanah air.
F. PENUTUP
Kita sudah membicarakan hal-ha1 yang berkaitan dengan keluarga dan
tanggung jawabnya dalam mempersiapkan anak mengikuti ujian secara mandiri.
Dengan pembahasan ini diharapkan memperkaya wawasan dan sekaligus dapat
meningkatkan kualitas kehidupan keluarga terutama dalam mendorong
pendidikan anak-anaknya Kesuksesan anak merupakan kebanggaan orang tua
dan keluarga Selanjutnya, ini pulalah yang bisa mempengaruhi bagaimana
keluarga yang bahagia "sakinah, mawaddah, warahmah" benar-benar dapat
tenvujud.
LAMPIRAN 1
FORMAT I :KPMPU-1
Kesulitan Penguasaan Materi Pelajaran dan Ujian
Sekolah
: .....................
Narna Siswa : .....................
Kelas *)
: .....................
Mata PelajaradUjian **)
TahunIsemesteP* *)
Tanggal mengsi
:...............
................
...................
No
Identitas Materi
Rincian materi yang
tidak dikuasai
Pernah
dipelajari atau
belum
Keterangan
1
2
3
4
5
Keterangan:
Diisi siswa duduk di kelas berapa
*)
**)
***)
1. Diisi nomor umt materi
2. Diisi identitas materi seperti
nomor soal
3. Diisi materi apa saja yang
dirasakan sulit
4. Diisi rnateri yang sulit itu sudah
pernah disajarkan atau belum.
Diisi pada semester atau tahun kapan 5. Diisi hal-hal lain yang perlu
disarnpaikaddiusulkan kepada
materi itu diajarkaddisajikan
guru/konselor
Diisi nama mata pelajaran atau
mata ujian yang materinya dipelajari
diwmnaikan dahm Seminar Navimal .lur.RK FIP 1JNP. 9 Jan 2010
LAMPIRAN 2
FORMAT I1 :Rekapitulasi isim KPMPU-2
Mata P e l a j a r d j i a n **)
Tahdsemester ***)
Tanggal KPMPU diisi
: .....................
: .....................
: .....................
Sekolah
Kelompok
Kelas *)
:. ..............
................
...................
No
Nama siswa
Rincian materi yang tidak
dkuasai
Pemah
dipelajari atau
belum
Keterangan
1
2
3
4
5
&.samnaikan dnlnm Seminar Nasimal .lur.RK FlP IINP. 9 .Ian 2010
DAFTAR BACAAN:
Afnidarti dan Yannis Syukur. 2007. Pengaruh Konsep Diri dan Kepuasan Peran
dengan Upaya Pemberdayaan Keluarga di Kecamatan Padang Utara
Kota Padang. Universitas Negeri Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fdwltas Ilmu Pendidikan.
Asmidir Ilyas & Ismail Mudar. 2002. Keterampilan Mengikuti Ujian (Seri
Latihan). Universitas Negeri Padang; Jurusan Bimbingan dan Konseling
Falwltas Ilmu Pendidikan.
Elizaberth B.Hurlock, 1992, Psikologi Perkembagan;
Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta; Erlangga
Suatu Pendekatan
Gary & Barbara Rosberg, 2000, Kebutuhan Pria yang Perlu Dipahami oleh Setiap
Wanita, Jakarta, Indo Gracia
Muhammad Surya 2004. Psikologi Pembelsljaran dan Pengajaran. Bandung;
Pustaka Bani Quraisy.
PKBI, 1984, Pendidikan Kehidupan Berkeluarga, Jakarta
Prayitno & Erman Arnti, 1994, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, IKIP
Padang; Jurusan Birnbingan dan Konseling.
Padang Ekspres. 2009. Siap Ujian Nasional; Hasil Pertemuan M e n d i h bersarna
Rektor PTN. Rabu 16 Desember 2009.
Padang Ekspres. 2010. Strategi Sekolah Hadapi UN Mamt; Prediksi Soal hingga
Kelas Psikoterapi. Rabu 6 Januari 2010.
di,smniRan dolorn .Qmrmnar
Naoimal Jur. RK F7P IJNP. 9 Jan 2010