Strategi Pembelajaran Nilai-Nilai Kebangsaan Dengan Model Insert pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar Kota Padang-Sumatera Barat - Universitas Negeri Padang Repository

-

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Strategi Pembelajaran Nilai-Nilai Kebangsaan Dengan Model Insert
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
di Sekolah Dasar Kota Padang - Sumatera Barat

Oleh:

'

-

#m

?((L[((P~PPL~STBKAAYUIIV.HEI;ERI Pkqk''
Pltf RtlAA T6L -I Is bpril WS,
NIDN 0020076109
S U M E E R ~ R A R S ~ : . . -~ ~ ~Junaidi Indrawadi, S.Pd, M.p
F1

-NIDN 000106751 1
I'!BLRGI
.'
6G(ildl&i4
-r.,
ill
[?\2,iIf,\!t#i!$IS -- - -.
Proc Dr. m a r *nanda, M

i

k ::w4bQl
DIBIAYAI OLEH:
DIPA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
SESUAI DENGAN SURAT PENUGASAN PELAKSANAAN
PENELITIAN DESENTRALISASI HIBAH BERSAING T.4 2012
NOMOR: 090/UN35.2/PG12012 TANGGAL 29 FEBRUARI 2012

UNI'v'ERSiTAS NEGERI PADANG
DESEMBER 2012


-'

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HIBAH BERSAING
1.

Judul Penelitian

: Strategi Pembelajaran Nilai-Nilai

Kebangsaan Dengan Model Insert
Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar
Kota Padang-Sumatera Barat
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. Jabatan Fungsional
e. Jabatan Struktural

f. Bidang Keahlian
g. Fakultas/Jurusan
h. Perguruan Tinggi
i. Tim Peneliti
Nama Lengkap
Bidang Keahlian
Fakultas /Jurusan
Perguruan Tinggi

Prof. Dr. Azwar Ananda, MA
Laki-Laki
19610720 198602 1001
Guru Besar
Strategi Pembelajaran PKn
Ilmu Sosial/Ilmu Sosial Politik
Universitas Negeri Padang
Junaidi Indrawadi, S.Pd., M.Pd
PPKn & IPS
Ilmu Sosial/Ilmu Sosial Politik
Universitas Negeri Padang


3. Pendanaan dan Jangka Waktu Penelitian
a.
b.
c.
d.

Jangka Waktu penelitian yang diusulkan
Biaya Total yang diusulkan
Biaya yang disetujui tahun I (2012)
Biaya yang disetujui tahun I1 (20 13)

Mengetahui

f7
A

'i
>
.,:-'


/(;;p!::-.

,

: 2 tahun
: Rp. 100.000.000,: Rp. 36.000.000,: -

.'-,

/"->..

f . Dr. Azwar Ananda, MA
NIP. 19610720 198602 1 001

..

- - -..' 'Menyetujui:
Ketu"6 Kenibaga Penelitian Universitas Negeri Padang
-


-;,.

.~

-'

!
:

;

'e?.

D5,Alwen Bentri, M.Pd.
h . 1 ~ ~ 1 - 9 6 1 0 7198602
2 2 1 002
','.?ca,o,,i

i


RTNGKASAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan ka-jian mendalam untuk menemukan model
strategi pembelajaran nilai-nilai kebangsaan guna mendidikan murid Sekolah
Dasar memiliki nilai-nilai kebangsaan. Penelitian ini dirancang untuk dua tahun,
Pada tahun pertama ini penelitian bertujuan: Pertama, untuk melakukan pemetaan
kondisi pendidikan nilai kebangsaan yang ada di sekolah dasar Kota Padang saat
ini; K e d t ~ a ,berdasarkan hasil pemetaan dan need assessment maka dirancang
suatu model yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran nilai-nilai
kebangsaan khususnya melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan

terhadap

pengembangan teori dan praktik pembelajaran, khususnya pembelajaran nilai-nilai

kebangsaan. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran ini
sebagai salah satu alternatif penanaman nilai-nilai karakter kebangsaan bagi siswa
Sekolah Dasar.
Penelitian ini dilakukan dengan mempedomani langkah-langkah metode
penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian diawali dengan merumuskan
masalah

dengan

melihat

kondisi

pendidikan

nilai

kebangsaan

melalui


pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berlangsung saat ini di Sekolah
Dasar. Dilanjutkan dengan need assessment, mengumpulkan dan menganalisis
data empiris, disain model, FGD, revisi model dan validasi model. Kemudian
pada tahun ke dua akan dilakukan ujicoba model.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Guru dalam proses pembela-jaran
be!urn ada atau b d u m iiielaksanakan pendidikan; pcmbinaan nilai-nilai karkter

kebangsaan secara eksplisit. 2) Pola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) oleh guru masih menekankan pada aspek kognitif dan belum member
perhatian terhadap aspek afektif dan psychomotor secara seimbang. 3) Pola
pembelajaran yang masih menakankan pada aspek kognitif tersebut umumnya
berorientasi pada aspek kognitif

tingkat rendah yaitu bersifat ingatan atau

recalling.

Model insert adalah salah satu model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan
yang sederhana dan praktis dan bisa dilaksanakan oleh guru karena model ini

tidak mengubah pola pembelajaran guru tetap model ini hanya menginsertkan
pembinanaan nilai-nilai kebangsaan pada
pembelajaran PKn.

15 menit terakhir pada setiap

EXECUTIVE SUMMARY

This research is aimed to find teaching model and teaching strategy on
how to teach the Indonesian national values for primary students. The research
was developed for two years. In the first year, the research is aimed to find and
make the mapping how teaching model and teaching strategy used by teachers in
teaching the Indonesian national values in primary schools. In the second years,
based on the data in the first year, this research will develop the new model that
appropriate a model for teaching the Indonesian national values in primary
schools.
This research can give significant contribution for developing the theories
and practices in teaching-learning

process especially in civic education. The


primary teachers can use this new model of teaching as one alternative in order to
cultivate the the Indonesian national values.
The research was conducted based on research and development (R&D)
techniques. This study was started by finding the problem through observation on
how teaching model used by teachers in primary schools. The next step is
conducted the needs assessment, collecting data and analyzed them, to design the
model, conducted focus group discussion, revise model and validate the model. In
the second years of this research, researchers plan to try out this model by doing
experiment in several primary schools the city Padang-West Sumatera.
The results of this research are: I ) . In teaching-learning process in civic
education, the primary teachers were not yet do or develop the Indonesian national
values.2). I h e pattern of civic educat~onteaching-learning process still stress on

knowledge domain and no give attention to affective and psychomotor domain. 3).
Knowledge domain that still stress on low lower order thinking or on
remembering and recalling.
The Insert Model of Teaching is a model that can be used to teach the
Indonesian national values because this model is simple can be practiced by
teachers in primary schools. This model also can not try to change the daily
teachers teaching styles but only to insert how develop the Indonesian national
values in 15 minutes or 20 minutes before teaching-learning process closed.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan muncul berbagai persoalaan
kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini, khususnya terkait penanaman
nilai-nilai karakter kebangsaan. Hal ini ditandai dengan makin memudarnya rasa
nasionalisme dan muncul beberapa perilaku yang cenderung negatif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai dengan tidak ada lagi sopan
santun, brutal, anarkhis, memaksakan kehendak, dan menyelesaikan masalah
tanpa melalui prosedur hukum.
Penelitian ini dirancang untuk dua tahun, Pada tahun pertama ini penelitian
bertujuan: Pertama, untuk melakukan pemetaan kondisi pendidikan nilai
kebangsaan yang ada di sekolah dasar Kota Padang saat ini; Kedua, berdasarkan
hasil pemetaan dan need assessment maka dirancang suatu model yang dapat
digunakan oleh guru dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan khususnya
melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Penelitian ini dilakukan dengan mempedomani langkah-langkah metode
penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian diawali dengan merumuskan
masalah dengan melihat kondisi pendidikan nilai kebangsaan melalui
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berlangsung saat ini di Sekolah
Dasar. Dilanjutkan dengan need assessment, mengumpulkan dan menganalisis
data empiris, disain model, FGD, revisi model dan validasi model. Kemudian
pada tahun ke dua akan dilakukan ujicoba model.
Hasil penelitian tahun pertama ini menunjukan bahwa: 1) Guru dalam
proses pembelajaran belum ada atau belum melaksanakan pendidikanl pembinaan
nilai-nilai karkter kebangsaan secara eksplisit. 2) Pola pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) oleh guru masill menekankan pada aspek kognitif dan
belum member perhatian terhadap aspek afektif dan psychomotor secara
seimbang. 3) Pola pembelajaran yang masih menakankan pada aspek kognitif
tersebut umumnya berorientasi pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu bersifat
ingatan atau recalling.
Pada tahun pertama ini, juga telah lahir suatu model yang diberi nama
model insert sebagai salah satu model pembelajaran nilai-nilai karakter
kebangsaan yang sederhana dan praktis dan bisa dilaksanakan oleh guru.

PENGANTAR
Kegiatan penelitian dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta
terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha
mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan
mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang
maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah
memfasilitasi peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan judul Strategi Pernbelajaran
Nilai-Nilai Kebangsaan Dengan Model Insert Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar Kota Padang-Sumatera Barat sesuai dengan
Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian Desentralisasi Hibah Bersaing Tahun Anggaran 20 12
Nomor: 090/UN35.2/PG/2012 Tanggal 29 Februari 201 2.
Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting
dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga
diharapkan memberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan
pembangunan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian, serta
telah diseminarkan ditingkat nasional. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri
Padang.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami menyampaikan terima kasih
kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Kemendiknas
yang telah memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian tahun 2012. Kami yakin tanpa
dedikasi dan kerjasama yang baik dari DP2M, penelitian ini tidak dapat diselesaikan
sebagaimana yang diharapkan. Semoga ha1 yang demikian akan lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Terima kasih.

/,'

dP-ad&-ng, Desember 2012
,,-"
Ketua Lembaga Penelitian
d n i v e r s i t a s Negeri Padang,
L
\
\
,,Dr. A l a n Bentri, M.Pd.
-:, N ~ P 1961
.
0722 198602 1 002

DAFTAR IS1
halaman

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................

I

..

RINGKASAN PENELITIAN ..........................................................

11

EXECUTIVE SUMMARY ............................................................

iv

ABSTRAK .................................................................................

vi

PENGANTAR .............................................................................

vii

DAFTAR IS1 ..............................................................................

Vlll

...

DAFTAR TABEL ........................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................

X

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................

B. Masalah Penelitian ..................................................
C. Luaran Penelitian ....................................................

BAB I1

KAJIAN TEORITIS .......................................................

BAB I11

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ...................................................

B. Manfaat Penelitian ..................................................
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN .........................................

BAB V

HASIL PENEL1TI.m DAN PEMBAHASAN

A. Pola Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan Pada Mata
Pelajaran PKn di Sekolah Dasar Kota Padang ..................
B. Rancangan Model Insert dalam Pembelajaran Nilai-nilai
Kebangsaan di Sekolah Dasar Kota Padang ...........................

BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................

B. Saran ..................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................

4I

LAMPIRAN ..............................................................................

43

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 . Perbandingan antara Aspek Kognitif dan Afektif .................... 8

2 . Tabel 2 . Jumlah Sekolah Dasar di Kota Padang ............................... 17
3 . Tabel 3 . Lokasi Penelitian yang Dipilih ........................................ 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

: Izin Penelitian

Lampiran I1

: Curriculum Vitae Peneliti

BAR I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia pada
dekade terakhir adalah masalah bagaimana menanamkan (mengenkulturasikan)
nilai-nilai kebangsaan terhadap segenap elemen bangsa pada umumnya dan
terhadap peserta didik pada khususunya. Nilai-nilai kebangsaan adalah nilai-nilai
yang menjadi perekat kemajemukan dari berbagai suku bangsa yang ada di
Indonesia menjadi bangsa yang tergabung dalam Negara Kssatuan Republik
Indonesia (NKRI). Hal ini sangat dirasakan setelah berjalanya orde reformasi
sejak tahun 1998, maka dirasakan semakin suramnya kesadaran berbangsa yang
dimiliki oleh anak bangsa Indonesia yang ditandai dengan tidak ada lagi sopan
santun, brutal, anarkhis, memaksakan kehendak, menyelesaikan masalah tanpa
melalui prosedur hukum. Salah sat11 obat yang ditawarkan adalah memikirkan
kembali bagaimana mendidik anak-anak bangsa dengan nilai-nilai kebangsaan
sehingga kita bangsa Indonesia kembali bisa hidup damai, saling menghargai,
sopan, tidak main hakim sendiri sehingga kita bisa merasakan kembali bagaimana
hidup ditengah masyarakat dengan aman. damai dan sejahtera di tengah-tengah
masyarakat yang serba majemuk.
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah menetapkan
empat pilar kehidupan berbangsa Indonesia, yaitu Pancasaila, UUD45, Bhinneka
Tunggal Ika dan NKRI. NKRI yang diproklamirkan oleh fourzding father pada
tanggal 17 agustus 1945 adalah merupakan wadahllembaga untuk hidup bagi

bangsa Indonesia. Dasar wadah tersebut adalah Filosofi Negara Pancasila.
Kehidupan yang harus terjamin didalam wadah itu adalah Bhineka Tunggal Ika.
Agar tidak terjadi kekacauan didalam wadah itu maka disepakatilah aturan yang
berlaku yaitu UUD45.
Namun demikian yang kita lihat dan kita amati sehari-hari adalah kejadian
dan persitiwa yang tidak sesuai dengan pesan dari empat pilar kehidupan tersebut.
Eanyak terjadi anarkhisme, brutalisme, korupsi, berbicara tidak lagi menurut
tatakrama, dan lain-lain. Kerisauan ini agaknya bisa kita obati melalui pendidikan
yang baik, khususnya dengan memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang bertiijuan
mendidik warganegara yang baik. Warga negara yang baik adalah warga yang
memiliki nilai-nilai kebangsaan seperti cinta tanah air, toleransi, saling
menghoranti perbedaan, patriotism, demokratis, memeyelesaikan masalah dengan
damai dan bersedia bekorban untuk bangsa dan negaranya. Nilai-nilai ini sudah
hampir tidak lagi mendapat perhatian ditengah-tengah gemerlapnya eforia
reformasi. Pada ha1 ini nilai-nilai adalah sangat penting dalam pelaksanaan
pendidikan Indonesia.
Praktek PKn selama ini ditandai oleh terlalu menekankan terhadap aspek
intelektual (kognitif) ketimbang membina nilai-nilai dalam diri siswa (aspek
afektif dan psychomotor).. Pembinaan nilai-nilai dalam diri peserta didik harus
..

dimulai sedini mingkin dan berlangsung terus menerus. Oleh sebab itu penelitian
ini sangat urgen untuk dilakukan guna memberi wawasan dan keterampilan pada

.

guru-guru sekolah dasar dalam pembelajaran PKn yang bernuansa pendidikan
karakter kebangsaan

B. Masalah Penelitian
Secara umum pernlasalahan penelitian adalah mengkaji model dan strategi
pembelajaran

PKn disekolah dasar sehingga didapat peta pola strategi

pembelajaran PKn di SD. Kemudian penelitan ini akan mencari model
pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang tepat dan praktikal serta melakukan uji
coba terbatas terhadap model tersebut. Secara spesifik permasalahan penelitian
itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran
PKn di SD?
2. Bagaimanakah model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan
bisa dilaksakan oleh guru-guru SD?

3. Bagaimanakah hasil uji coba model pemebalajaran nilai-nilai
kebangsaanyang praktikal dan bisa dilaksanakan guru SD ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan:
1. Pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran PKn di SD?

2. Mencari model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan bisa
dilaksakan oleh guru-guru SD? .

3. Melakukan uji coba model pemebalajaran nilai-nilai kebangsaanyang
praktikal dan bisa dilaksanakan guru SD ?

D. Luaran Penelitian
Luaran (hasil) dari penelitian diharapkan adalah:
1. Luaran yang bersifat teoritis dari penelitian ini adalah deskripsi kualitatifpola
pembelajaran nilai-niloai kebangsaaan dalam mata pelajaran Pkn di sekilah
dasar kelas tinggi. Dengan demikian pemerhati pendidikan nilai-nilai
kebangsaan bisa memahami bagaimana startegi pembelajaran nnilainilai
kebangsaan.
2. Luaran yang bersifat praktis dari penelitian

adalah berupa

Model

Pembelajaran nilai-nilai kebangsaasaan yang dinarnakan model insert dalam
pembelajaran nilai-nila kebangsaan.

BAB I1
KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan pengajaran, danlatau latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang. Oleh sebab itu pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan (UU. No.20/2003).
Pendidikan pada hakekatnya adalah memanusiakan manusia (civilized
human being). Memanusiakan manusia berarti membudayakan (civilized)
manusia sesuai dengan nilai-nilai peradaban baik yang bersifat universal maupun
lokal. Oleh sebab itu pendidikan sangat berkait dengan kebudayaan. Bahkan
banyak para ahli yang berpendapat bahwa pendidikan adalah proses peyampaian
kebudayaan dari satu generasi berikutnya (transmission of culture). Kebudayaan
itu termasuk didalamnya keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai serta
pola-pola tingkah laku (Manan,1988:7). Oleh sebab itu dapat dikatakan isi dari
pendidikan adalah penyampaian kebudayaan.
Salah satu unsur dari kebudayaan manusia adalah nilai-nilai, ide-ide dan
norma-norma dimana nilai-nilai, ide-ide atau norma-norma itu hidup didalam
suatu masyarakat. Berbicara msngenai nilai ada dua jenis nilai yaitu nilai inti

(solid core values) dan nilai-nilai baru (emergent values). Kedua jenis nilai ini
selalu ada dalam setiap masyarakat sebab nilai-nilai itu bersifat dinamis dan selalu
berkembang. Perkembangan itu terjadi akibat inovasi atau temuan baru atau
mungkin juga akibat pertemuan antara satu nilai dengan nilai lain dari masyarakat
yang berbeda. Amarika Serikat, sebagai contoh, memiliki nilai-nilai inti antara
lain

1). Moralitas

Individualisme;4).

yang

bersifat

Orientasi

Puritan; 2).

keberhasilan

Etika

kerja; 3).

sukes

(achievement

orientation);

5).

Berorientasi ke masa depan. Sedangkan nilai-nilai yang baru muncul adalah :
1).

Mementingkan

kebersamaan;

2).

Moralitas

yang

relatic

3).

Mempertimbangkan orang lain; 4). Mengutamakan kesenangan fisik dan
berosientasi

pada

masa

sekarang; 5). Konformitas

terhadap

kelompok

(Manan, 1988:24).
Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan, nilai-nilai, ide-ide atau norma
norma yang selalu hidup dan dihormati oleh setiap anggota masyarakat. Jadi
pendidikan adalah proses penyampaian kebudayaan, maka kebudayaan yang
disampaikan adalah kebudayaan yang hidup dimana pendidikan itu dilaksanakan.
Hal ini ditujukan agar anak didik tidak tercabut dari akar budayanya sendiri.
Dalam ha1 itu tentu saja tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku secara
universal atau nilai-nilai yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang baradab.
Penelitian ini

akan mengkaji

nilai-nilai moral dan etika dari perspektif

pendidikan, agar kita bisa mengerti bahwa moral dan etika (aspek afektif) adalah
sangat penting diperhatikan dalam memanusiakan manusia dalam pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah.
Salah satu mata pelajaran yang diwajibkan di sekolah-sekolah di Indonesia

adalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mata pelajaran Pkn
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan
status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta peningkatan kualitasdirinya sebagai manusid kesadaran dan
wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak azazi manusia, kemajemukan bangsa, pelestraian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, sikap perilaku anti korupsi, kolusi dan
nepotisme (Permendiknas No.2212006). Selanjutnya diuraikan bahwa mata
pelajarn Pkn adalah mata pelajaran yang menfokuskanpada pembentukan
warganegara

yang

memahami

dan

mampu

melaksanakan

hak-hak

dan

kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang diamanatka oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas
No.2212006).
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa mata pelajaran PKn memuat
aspek Kognitif, Affektif dan Psychomotor sekaligus. Selama ini pembelajaran
PKn hanya terfokus pada aspek kognitif saja, sedangkan aspek afektif dan
psychomotor kurang mendapat perhatian. Oleh sebab itu pembelajaran Pkn masa
depan harus memperhatikan ketiga aspek (kognitif, affektif dan psychomotor)
secara seimbang dan selaras.

B. Mengenal Aspek Afektif
Bloom (1956) dalam bukunya "Taxonomy of educational objectives" dan
Actions (keterampilan). Kemudian Bloom (1956 : 7) menegaskan bahwa affektif
adalah :
Objectives which emphasize a feeling tone, an emotion, or a degree of
acceptance or rejection. Affective objectives vary from simple
attention to selected phenomena to complex but internally consistent
qualities of character and consciences. We found a large number of
such objectives in the literature expressed as interests, attitudes, value,
emotional sets or biases.
Terlihat bagi kita bahwa aspek afektif adalah aspek yang menyangkut
emosi, rasa, sikap atau aspek internal terdalam dari diri manusia yang meliputi
rasa, cipta dan karsa. Aspek terdalam inilah yang menjadi objek binaan proses
pembelajaran Pkn.
Kalau kita bandingkan dengan aspek kognitif, Bloom juga menguraikan
herarki dari aspek ini. Mari kita lihat perbandingannya pada table No. 1 berikut
ini.

Perbandingan antara Aspek Kognitif dan Afektif.

I

No.

I

Cogtinitives Outcomes

I

Affectives Outcomes

I

1

Knowledges

Receiving

2

Comprehension

Responding

3

Application

1 Analysis
1

4

/

I

5

Synthesis

6

1 Evaluation

Valuing

I Organization
I

Characterization by a value or value
complex

I

Note : Diadaptasi dari Bloom (1956); Buku 11: hal. 35

I

Jadi aspek efektif juga mempunyai herarki dari yang paling sederhana ke
yang sangat komplek. Pengajaran aspek kognitif agar menyentuh level analisa
atau sistensa tentu berbeda dengan yang hanya menyentuh level pengetahuan.
Demikian juga kalau ingin terjadi perobahan yang permanen terhadap aspek
afektif maka pengajarannya harus direkonstruksi sedemikian rupa agar menyentuh
level pembentukan karakter pada aspek afektif.
Aspek

afektif dalam istilah sehari-hari mungkin lebih dikenal dengan

muatan (konten) seperti moral, etika dan nilai-nilai lainnya. Oleh sebab itu
kalangan akademisi lebih familiar dengan istilah moral dan etika jika
dibandingkan dengan istilah afektif. Tulisan ini akan memakai kedua tersebut
dalam makalah ini.

C. Perkembangan Aspek Afektif (Moral dan Etika)
Sebagaimana diketahui Kohlberg (Bertens, 1997) menguraikan enam tahap
perkembangan aspek atau moral dan etika. Keenam tahap ini didahului oleh fase
pramoral dari umur 0-6 tahun. Pada usia ini anak belum bisa inempertimbangkan
baik atau buruk, boleh-atau tidak boleh atau patut-tidak patut atas perbuatannya.
Walaupun demikian pendidik tetap berkewajiban menanamkan nilai-nilai moral
dan etika sejak dini terhadap anak-anak melalui contoh teladan, mempelajari halha1 yang baik melalui cerita dan media lainnya. Hal ini ditujukan agar anak secara
dini mengenal norma, nilai moral dan etika yang kelak bergilna dalam hidup dan
kehidupannya.

Kemudian keenam fase perkembangan moral dan etika ialah :

I. Tingkat Prakonvesional(7-9 tahun). Tingkat ini dibagi dua yaitu :
a. Orientasi hukuman dan kepatuhan. Anak mendasarkan perbuatannya atas
otoritas kongkret (orangtua, guru) dan atas hukuman yang akan menyusul
bila tidak patuh.
b. Orientasi ralativis instrumental. Perbuatan adalah baik, jika instrument
dapat mernenuhi kebutuhan sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan
orang lain.
11. Tingkat Konvensional (10-13 tahun). Tingkat ini dibagi dua yaitu :

a. Penyesuaian dengan kelompok. Pada periode ini anal< mulai belajar
menjadi anak manis dengan mengarahkan diri pada keinginan orang
sekelilingnya
b. Orientasi hukum dan ketertiban (Law and order)
Penyesuaian berkembang pada kelompok abstrak seperti negara, suku
bangsa dan agama.
111. Tingkat Pascakonvensional (14 tahun keatas)

a. Orientasi Kontrak sosial Legalitas. Pada tahap ini manusia sudah mencapai
consensus, perjanjian dan sudah mampu rnembentuk hukum untuk
kehidupan sosialnya.
b. Orientasi pada prinsip etika yang universal. Pada tahap ini manusia sudah
mengatur tingkah. laku dan penilaian moralnya berdasarkan harinurani
pribadi dan orang lain. Pada tahap ini manusia juga sudah mampu menilai
diri berdasarkan kaidah-kaidah universal seperti perdamaan hak manusia.

keadilan, persamaan didepan hukum dan kaidah lainnya. Menurut
Kohlberg hanya sedikit orang yang mencapai tahap ini.

D. Postulat-Postulat Dalam Pembelajaran Afektif (Moral d a n Etika)
Yang dimaksud dengan postulat dalam aspek efektif (Moral dan Etika)
adalah kebenaran-kebenaran yang diterima tanpa perlu pembuktian dan dipakai
sebagai dasar untuk pengembangan moral dan etika itu sendiri. Makmurtomo &
Soekarnc (1989) mengemukakan ada tiga postulat utama yang dipegang oleh
etika:
1. Adanya Tuhan (The Exisence of God)
Tuhan adalah sumber kebaikan tertinggi. Tuhan bukan saja sebagai pencipta
manusia tetapi sekaliglis sebagai tujuan akhir hidup manusia. Tuhan adalah
pembuat norma-noma absolute yang nenjadi sumber dari norma-norma yang
lain dalam kehidupan manusia. Demikian keyakinan akan adanya Tuhan adalah
dasar norma yang hakiki dalam ha1 yang berhubungan dengan moral dan etika.

2. Kemerdekaan Kehendak (the Freedom of will)
Kebebasan kehendak manusia memungkinkan manusia untuk memilih,
menimbang dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Oleh sebab itu
kebebasan kehendak manusia adalah mutlak diperlakukan dalam pembinaan
dan pengembangan moral etika manusia.

3. Kekekalan Jiwa (the Immortality of Soul)
Kekekalan jiwa (roh) akan mendorong manusia melakukan perbuatan baik
dalam hidupnya. Keyakinan terhadap ha1 ini akan menimbulkan prilaku yang
baik, walaupun perbuatan-perbuaran baiknya belum mendapat balasan dalam

kehidupan dunia, maka ia yakin akan menerimanya setelah meninggalkan
dunia fana ini.
Ketiga postulat ini adalah dasar pengembangan filsafat moral dan etika dalam
kehidupan manusia dan juga menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak dan
mempertimbangkan apakah sesuatu itu baik atau tidak untuk dilakukan.

E.Pendidikan Moral dan Etika (Aspek Afektii)
Pendidikan yang menyangkut aspek afektif (moral dan etika) adalah
pendidikan yang seharusnya menyentuh aspek afektif manusia yang paling dalam.
Pengalaman menunjukan, kalau pendidikan afektif (moral dan etika) tidak
menyentuh aspek yang paling dalam dari manusia, maka perserta didik hanya
mengetahui kaidah moral dan etika dengan baik (moral dan etika kognitif), tetapi
tidak melakukannya dalam perbuatan sehari-hari (afektif). Itulah yang kita lihat
selama ini. Banyak orang tua dan masyarakat rnempertanyakan mengapa moral,
etika, sopan santun generasi muda cenderung menurun. Maka permasalahannya
adalah bagaimana pendidikan morzl dan etika itu seharusnya dilakukali.
Moral dan etika harus dibina secara terus menerus. Prinsip pengajaran
moral dan etika adalah melalui Keterpanggilan, Keterlibatan, Keterundangan

dan Keterikatan anak didik terhadap konsep nilai moral dan etika yang akan
ditampilkan. Jadi moral tidak diajarkan secara langsung tetapi kita undang siswa
untuk terlibat sehingga mereka menangkap pesan moral yang diinginkan.
Mengajar moral dan etika secara langsung hanya memberikan pengetahuan moral
dan etika kepada anak didik, tetapi tidak mempraktekannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab iru pengajaran moral harus menyentuh aspek manusia
yang paling dalam dari diri manusia.

Hal ini sesuai dengan unsur dari ranah Afektif yang meliputi : Penerimaan,
Partisipasi, penilaianfpenentuan sikap, organisasi dan pembenhikan pola hidup.
Jadi kita undang siswa untuk terlibat dalam pengajaran moral. Keterlibatan siswa
(engagement) secara aktif dalam pengajaran moral adalah sangat penting, karens
keterlibatan itu memungkinkan guru untuk melakukan pembinaan moral dan etika
secara baik.

Dengan

demikian

pengajaran

moral

dan etika

hendaklah

diintegrasikan kedalam pokok bahasan (materi ajar) melalui metode-metode
pengajaran moral yang relevan.
Pendidikan di Indonesia sampai hari ini dan mungkin juga pada masa akan
datang adalah bersifat Valtre based education dan bukan Value $-ee education.
Oleh sebab itu pendidikan Indonesia mempunyai misi pembinaan moral dan etika
yang jelas acuannya yaitu moral dan etika yang berdasarkan atas Pancasila dan
Kebudayaan Indonesia serta UUD 1945.

F. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajalan adalah keputusan yang diambil oleh seorang
pendidik guna menyediakan situasi, kondisi, sarana dan serangkaian kegiatan
yang memungkinkan seseorang peserta didik belajar dengan baik. Keputusan
tersebut sangat penting dan salah mengambil keputusan membuat peserta didik
tidak bisa belajar. Oleh sebab itu dinamakan keputusan strategis.
Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna atau
pemahaman guna memperoleh pengetahuan, sikap atau keterampilan. Oleh sebab
itu mengajar adalah membelajarkan peserta didik guna mendapatkan pengalaman
belajar seorang peserta ciidik.

Sehubungan dengan itu pengajaran moral dan etika(Afekti0 hendaklah
juga didasarkan atas teori-teori belajar yang ada "The evidence suggestes that
affective behaviors develop when appropriate learning experiences are provided
for student much the same as cognitive behavior develop from appropriate
learning experiences (Bloom, 1956 : Book I1 : 20). Hal ini ditujukan agar
pengajaran moral dan etika dapat menyentuh aspek yang paling dalam dalam diri
anak didik sebagai manusia.
Jadi mengajar dalam pendidikan moral dan etika, kiranya sangat sesuai
bila PBM-nya direkonstruksi berdasarkan Ieori belajar kognitif psikologi, karena
teori ini memungkinkan guru melakukan pembinaan terhadap moral dan etika
dalam PBM secara terintegrasi dengan materi yang ada.
Kegiatan PBM dapat dibagi atas tiga yaitu pembukaan, kegiatan inti dan
penutup. Dalam kegiatan ini PBM yang sedang berlangsung, guru dapat
melakukan pembinaan moral dan etika inelalui berbagai metode pengajaran moral
yang ada seperti teknik menilai diri sendiri, menilai naskah tulisan, metode
pembuatan daftar dan metode pembuatan dafiar dan metode lainnya. Metode ini
sangat aplikatif dan tidak menghabiskan banyak waktu dan bahannya sangat
banyak pada media cetak, dosen tinggal memilih dan mencocokan dengan materi
yang sedang diajarkan. Ingat prinsip umum dalam mengajar dan belajar adalah : I
listen, I forget, I see, I remember, and I do, I understand. Maka keterlibatan siswa
dalam setiap PBM adalah sangat penting.
Pola pendidikan dan pengajaran efektif (moral dan etika) seperti ini juga
sesuai dengan empat pilar pendidikan yang direkomendasikan oleh Unesco
(1996). Keempat pilar itu ialah : Learning to know, Learning to do, learning io

live together dan learning to be. Hal ini menyiratkan bahwa anak didik hendaklah
didik bagaimana mencari dan menemukan nilai moral dan etika agar mereka bisa
hidup secara bersama. Empat pilar ini menyiratkan bahwa pendidikan moral dan
etika haruslah dilakukan melalui pembinaan secara terus menerus sampai terjadi
internalisasi dalam dirinya seperangkat nilai moral dan etika yang sangat perlu
dalam membangur, hubungan dan interaksi dengan diri sendiri, orang lain dan
dengan Tuhan yang menciptakannya.
G. Azaz Pengajaran Moral Etika

Pengajaran moral dan etika adalah pengajaran yang bersifat penanaman
nilai-nilai kedalam diri siswa melalui keterlibatan siswa kedalam situasi tertentu.
O!eh sebab itu situasi kondusif untuk itu harus diciptakan ole11 guru, sehingga
misi penanslman dan pembinaan moral dan etika bisa dilakukan. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa azaz pengajaran moral yang kiranya dapat membantu guru
dalam proses belajar mengajar moral dan etika.
1. Azaz Humanistik. Guru hendaklah melihat siswa sebagai manusia yang

utuh dan tentunya memiliki sifat karakteristik manusia pada umumnya.
Jadi PBM yang dibangun haruslah manusiawi dan tentunya hams kondusif
untuk penanaman moral dan etika. Sebagai contoh dalam mengajarkan
demokrasi hendaklah jangan dibawah ancaman, sebaliknya harus lah
dalam suasana yang menyenangkan dan saling menghargai, sehingga sikap
berdemokrasi bisa dibina dengan baik.
2. Azaz siswa sentris. Guru hendaknya selalu melakukan pembinaan secara

terus menerus melalui pendekatan yang manusiawi. J a d ~siswa adalah
semntral dari kegiatan PBM yang diciptakan.

3. Azaz menyentuh emosi, hati dan kemauan siswa. Hal ini ditujukan agar
siswa tahap internalisasi terhadap target moral dan etika yang sedang
diajarkan. Pengajaran moral dan etika hendaklah selalu dilakukan dengan
suasana yang memungkinkan nilai-nilai moral etika untuk dibina.

4. Azaz materi harus mudah dicerna Artinya adalah pesan moral dan etika
yang disampaikan hendaknya mulai dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks. Mulailah dari lingkungan siswa dan ha1 yang dilakukan seharihari. Contoh : kebersihan, antri, berbicara yang baik, bertegur sapa dengan
orang lain dan sebagainya.
Dengan demikian pengajaran moral dan etika akan dapat mencapai sasaran
yaitu menyentuh aspek terdalam dari jiwa manusia (anak didik). Akhirnya
diharapkan terjadilah pembinaan nilai dan moral yang baik sesuai dengan nilai,
norma dan kaidah yang berlaku secara lokal, nasional dan global.

BAB I11
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan:
1. Pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran PKn di Sekolah

Dasar.

2. Mencari model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan bisa
dilaksakan oleh guru-guru Sekolah Dasar.
3. Melakukan uji coba model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang
praktikal dan bisa dilaksanakan guru Sekolah Dasar.

B. Manfaat Penelitian
Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan teori dan praktik pembelajaran nilai-nilai kebangsaan. Dengan
memahami teori dan praktik pembelajaran nilai-nilai kebangsaan diharapkan guru
mampu secara optimal menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaaan kepada
semua peserta didiknya. Dengan demikian, program nasional tentang pembagunan
karakter kebangsaan terujud dengan baik.

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Pengembangan
(Research and DevelopmedRBD) menurut model Richey & Klein (2007). Proses
perancangan

dan penyusunan model pengembangan

pendidikan

karakter

kebangsaan dilakukan dengan mempedomani langkah-langkah metode penelitian
dan pengembangan (R & D) yang dikemukakan Sugiyono (2010).

B. Jumlah Sekolah Dasar di Kota Padang
Berdasarkan data yang diperoieh dari Kantor Dinas Penididikan Kota
Padang, bahwa jumlah Sekolah Dasar (SD) baik sekolah negeri dan sekolah
swasta dikota padang berjumlah 401 buah dengan jumlah guru 6069 orang. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada tabel di berikut ini:
Tabel 2:
Jumlah Sekolah Dasar di Kota Padang

Bungus
Lubuk Ic
Lubuk Begalung

37

Padang :Selatan

3~

5

Padang'Timur

6

Padang Barat

26

1

11

3407

3267

508

Padang
Nanggal

97

50

Kuranji

6

6926

6415

-,

49065

44920

709

Pau h
Koto Tar- - - '-

5'

Jumlah

342

6069

C. Lokasi Penelitian
Pem ilihan

lokasi

penelitian

dilakukan

dengan

mempertimbangkan

berbagai faktor antara lain: homogenitas populasi, kluster populasi (RSBI, SSN,
Sekolah biasa inti, Sekolah biasa imbas), Lokasi Sekolah (daerah pantai dan
pedalaman, Pusat kota dan pinggir Kota). Maka pemilihan lokasi sekolah
berdasarkan tehnik purposive Sampling berdasarkan Kluster pringkat dan

lokasi sekolah yaitu:
Tabel 3:
Lokasi Penelitian yang dipilih

2.

SDN Perc

RSBI

SDN 11 Lubuk

SSN

Yurnita, S.Pd

SDN 52 Parupuk

Sekolah
Biasa (
I ~nbas)

Gusti

SDN 15
Anduring

Sekolah
Biasa (SD
Inti)

Ruri Rafnobi

a,

Pacjang Bar;at

Pus;at Kota

Koto Tangah

Pinggir Kota

Koto Tangah

Pinggir
K0l
Pan

T,

4.

.

Kuranji

Pinggir Kota
jauh dari
pa11tai

D. Informan Penelitian
Informan penelitian dalam penelitian ini adalah; Dinas Pendidikan Kota
Padang, Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Padang Barat dan Kecarnatan
Koto Tangah Kota Padang, Kepala Sekolah, Guru Kelas yang mengajar pada
kelas kelas tinggi (kelas IV dan V) , administrator sekolah, Komite Sekolah dan
para siswa.
Pemilihan informan penelitian ini merujuk pada pendapat Spradley (1980)
yang menyatakan bahwa : (1) informan telah cukup lama dan intensif menyatu
dengan kegiatan atau medan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian, (2)
informan masih terlibat aktif dan penuh pada lingkungan atau kegiatan yang
menjadi perhatian peneliti, (3) informan punya cukup banyak waktu atau
kesempatan untuk dimintai informasi, (4) peneliti lebih merasa tertantang untuk
belajar sebanyak mungkin dari informan yang asing baginya.

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik,
yaitu;
1. Observasi;

mengamati

pelaksanaan

pembelajaran

yang

sedang

berlangsung dikelas guru yang ditunjuk sebagai informan. Kemudian
peneliti juga mengamati aktivitas pengembangan karakter kebangsaan
yang dilakukan oleh guru dan personil sekolah lainnya. Dalarn ha1 ini
peneliti menggunakan lemharanlpedoman observasi, catatan lapangan dan
handycam.

2. Wawancara; melakukan wawancara dcilgan para informan terkait dengan
permasalahan yang diteliti. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data

yang diperoleh melalui observasi. Alat pengun~puldata yang digunakan
adalah pedoman wawancara dan recorder.
3. Dokumentasi; mempelajari dokumen-dokumen yang erat hubungan

dengan permasalahan penelitian, misalnya peraturanlkebijakan terkait
pendidikan karakter, silabus, RPP, buku pegangan, soal-soal, dan simbolsimbol yang terkait dengan penelitian.
Peneliti merupakan instrumen utama, dengan demikian peneliti harus
terlibat dan melakukannya secara langsung.

F. Teknik Menjamin Keabsahan data
Untuk menjamin keabsahan data dilakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan secara berulang-ulang baik terhadap proses

pembelajaran PKn dan aktivitas yang terjadi di sekolah terkait dengan
pengembangan karkater kebangsaan.
2. Melakukan diskusi terfokus dengan kepala sekolah, guru, personil sekolah
dan komite sekolah yang dinilai mengetahui lebih banyak dan mendalam
tentang data yang diperlukan.

3. Melakukan triangulasi dengan beberapa orang guru, kepala sekolah dan
beberapa orang peserta didik.

G . Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik yang
dikemukakan oleh Cresswell. Analisis data menurut Cresswell (2009) dapat
dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1 . Mempersiapkan dan mengorganisir data untuk di analisis yang mencakup;
mentranskripkan hasil wawancara, mempersiapkan material yang perlu,
mempersiapkan bahan-bahan, mendiskripsikan data lapangan, mengatur
data ke dalam beberapa tipe sesuai dengan sumber informasinya.

2. Membaca data secara keseluruhan, gunanya untuk mendapatkan gambaran
umum tentang informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya
secara keseluruhan, misalnya, apa ide yang secara umum dikemukakan
partisipan? Apakah struktur ide tersebut? Apakah kesan terhadap informasi
itu dari segi kedalamannya, kridibiltasnya dan penggunaan informasinya.
3. Proses kodefikasi yaitu; mengorganisir informasi yang diperoleh ke dalam

beberapa segmen sebelum memberi makna terhadap informasi tersebut
dengan jalan memberi kategori yang didasarkan pada bahasa yang
digunakan oleh partisipan.
4. Mengembangkan deskripsi dari setting penelitian atau orang-orang sesuai
dengan kategori atau tema yang akan dianalisis. Deskripsi meliputi
penjabaran informasi tentang orang, tempat atau peristiwa-peristiwa dalam
setting penelitian.

5. Merepresentasikan

hasil

deskripsi

informasi secara naratif dengan

menggunakan pendekatan diskusi.
6. Membuat interpretasi atau makna dari data. Dalam ha1 ini makna

diturunkan dari hasil perbandingan temuan penelitian dengan informasi
yang diperoleh dari literatur atau teori.

H. Pengembangan Model Penclidikan Karakter Kebangsaan
Model
penelitian

pengembangan

pendidikan

karakter

kebangsaan

dalam

ini disusun dalam bentuk deskripsi proses pengembangan

pendidikan karakter yang terkait dengan beberapa aspek yaitu; (1) bentuk
pengembangan,

(2)

sasaran

pengembangan,

(3)

materi

(konten)

pengembangan, (4) metodelteknik pengembangan, dan (5) pendekatan yang
digunakan.

Penyusunan

model

pengembangan

ini

dilakukan

dengan

mempedomani langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan (R &D)
yang dikemukakan Sugiyono (201 0) sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
Langkah

awal,

peneliti

berusaha

mendeskripsikan

potensi

dan

permasalahan penelitian secara jelas. Potensi dan pennasalahan dalam
penelitian ini terkait dengan potensi dan permasalahan implementasi
pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran PKn pada Sekolah
Dasar.
2. Mengumpulkan datalinformasi dan Kajian teori
..

.

Langkah ke dua, dilakukan pengumpulan berbagai data dan informasi
yang

dapat

pengembangan

digunakan
pendidikan

sebagai

bahan

karakter.

Data

untuk
dan

menyusun
informasi

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data dan informasi

model
yang
tentang

implemetasi pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran PKn
pada Sekolah Dasar Percobaan Kota Padang dan Sekolah Dasar Negeri
No.43 Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Data dan informasi tersebut

dilihat dari perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum pembelajaran
PKn, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Data dan

informasi yang sudah dikumpulkan

dianalisis dengan

menggunakan teknik Cresswell. Analisis data menurut Cresswell (2009:
185-190) dapat dilakukan melalui tahap; (a) mempersiapkan dan
mengorganisir data untuk di analisis yang mencakup; mentranskripkan
hasil wawancara, mempersiapkan material yang perlu, (b) membaca data
secara keseluruhan gunanya untuk mendapatkan gambaran umum tentang
informasi

yang

diperoleh

dan

merefleksikan

maknanya

secara

keseluruhan, (c) proses kodefikasi, (d) mengembangkan deskripsi dari
setting penelitian atau orang-orang sesuai dengan kategori atau tema yang
akan dianalisis, (e) merepresentasikan hasil deskripsi informasi secara
naratif dengan menggunakan pendekatan diskusi, dan ( f ) membuat
interpretasi atau makna dari data. Sementara pengumpulan dan pengolahan
data dilaksanakan, peneliti juga melakukan pencarian informasil kajian
terhadap teori terkait dengan topik yang diteliti.

3. Desain Model
Berdasarkan analisis data implementasi pendidikan karakter kebangsaan
dalam pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru ada saat ini, dan
setelah ditentukan permasalahan yang perlu diperbaiki maka dilanjutkan
dengan merancang design model pengembangan pendidikan karakter
kebangsaan dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar.

4 . Focus Group Discusion (FGD)

Rancangan model yang sudah disusun diperkaya melalui kelompok diskusi
terfokus. Focus Group Disczision (FGD) dilakukan dengan menghadirkan
beberapa unsur yang dinilai mempunyai wawasan

dan memiliki

kepedulian terhadap pengembangan pendidikan karakter kebangsaan.

5. Validasi Desain Model oleh PakarJAhli
Validasi desain merupakan proses kegiatan menilai rancangan model
pengembangan pendidikan karakter kebangsaandalam pembelajaran PKn
pada Sekolah Dasar yang sudah disusun. Validasi rancangan model
pengembangan ini dilakukan oleh dua orang pakar, yakni pakar dalam
bidang strategi pembelajaran nilai dan pakar dalam metodologi penelitian
kualitatif. Berdasarkan pendapat dan saran tim pakar ini dilakukan
perbaikan.
6. Perbaikan Desain Model oleh Peneliti

Perbaikan

rancangan

model

dilakukan

oleh

peneliti

dengan

mempertimbangkan masukan yang diberikan oleh pakarlahli.
7. Uji Coba Model
Rancangan model yang sudah divalidasi dan direvisi oleh peneliti
diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Uji coba ini dimaksudkan
untuk mendapatkan informasi apakah model yang disusun ini lebih efektif
dan efisien dibandingkan dengan model pengembangan yang dilakukan
sebelumnya.

8. Revisi Model oleh Peneliti
Jika hasil uji coba model sudah menunjukkan lebih efektif dari yang lama,
namun belum sesuai harapan maka rancangan model tersebut direvisi
kembali.

9. Penggunaan Model
Model yang sudah direvisi digunakan untuk pengembangan pendidikan
dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar di Kota Padang. Kemudian
diminta pendapat para pengguna terhadap efektifitas model yang
digunakan. Pendapat tersebut dijadikan bahan masukan untuk lebih
menguatkan
karakter.

argumentasi

Untuk

lebih

dalam

menghasilkan

jelasnya

model

langkah-langkah

pendidikan

penelitian

ini

divisualisasikan pada bagan berikut:

+
Perumusan
Masalah

-

Data

Kaj ian Teori

-

Desain Model

A

f

L+

Uji Coba
Penggunaan
Model

d

-

Validasi
Desain Model
oleh Ahli

Revisi Desnin
Model oleh
PeneIiti

Pelaksanaanl
Penggunaan
Model

---+

Evaluasi
Model

i
,
Revisi Desain
Model oleh
Peneliti

Model
Pendidikan
Karakter
Kebangsaan

Bagan : Langkah-langkah Penyusunan Model Pengembangan Pendidikan
Karakter dengan metode R & D (Sugiyono, 20 10).

BAB V
TEMUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan pada Bab I,
maka temuan penelitian ini akan diuraikan sesuai dengan urutan permasalahan
tersebut.

A. Pola Pembelajaran Nilai-nilai

Kebangsaan pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraa (PKn) di Sekolah Dasar (SD) di Kota
Padang.

Analisis bagian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola pembelajaran
yang dilaksanakan .selama ini dan berdasarkan data inilah nanti perlu
dikembangkan model pembelajarn yang lebih baik dan praktikal. Jadi analisis data
bagian ini adalah sebagai need assessment dari pola pembelajaran Pkn di SD Kota
Padang
1. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (l2PP).
Berdasarkan analilis RPP, struktur RPP sudah dibuat berdasarkan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses. Permendiknas
Nomor 41 tahun 2007 merupakan acuan dasar dalam penyusunan RPP. Dalam
RPP sudah ada memuat nilai-nilai karakter yang akan dibelajarkan, namun secara
eksplisit tidak terlihat nilai-nilai karakter kebangsaan dalam indikator, tiijuan dan
skenario pembelajaran. Disisi lain, pada RPP belum disesuaikan nilai-nilai
karakter yang akan dibelajarkan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Strategi pembelajaran yang dimuat dalam RPP sudah cukup variatif, namun

belum terlaksana dengan baik dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran masih
cenderung hanya penilaian aspek kognitif. Ranah afektif dan psikomotor cederung
terabaikan.
2. Pola Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) di Kota Padang.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Sampel yang
melalui observasi secara langsung dan merekam dengan video, maka dapat
dikemukan pola pernbelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran Pkn di
Sekolah Dasar di Kota Padang sebagai berikut:
1. SDN Percobaan (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) :
Topik: Pengambilan Keputusan

1 . Pembukaan: penyampaian topik pembelajaran dengan menampilkan gambar
ragam makanan dengan bantuan tayangan proyektor.
2. Diskusi kelompok: tentang pengambilan keputusan berdasarkan Materi LKS.

3. Presentasi hasil diskusi kelompok
4. Guru memberi waktu murid untuk mencatat materi pelajaran berdasarkan
LKS

5. Pentup: guru menutup pembelajaran dengan mmemberikan tes yang semua
soalnya C 1 dan Kognitif tingkat rendah.

2. SDN 15 Kuranji (Sekolah Inti)

Topik: Keutuhan NKRI

1.Pembukaan:

berdoa,

guru

menulis

topik,

memyampaikan

tujuan

pembelajaran, menyanyikan lagu wajib dari Sabang Sampai Merauke
2.Inti: Memakai media Peta Indonesia, letak kota Sabang, letak kota Merauke,
konsep ne