POLA INTERAKSI PONDOK PESANTREN MODERN AL-AMANAH DENGAN MASYARAKAT SEKITAR DESA JUNWANGI KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO : TINJAUAN SOSIOLOGIS PERSPEKTIF TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER.

(1)

POLA INTERAKSI PONDOK PESANTREN MODERN AL-AMANAH DENGAN MASYARAKAT SEKITAR DESA JUNWANGI KECAMATAN

KRIAN KABUPATEN SIDOARJO

(Tinjauan Sosiologis Prespektif Teori Tindakan Sosial Max Weber)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial(S. Sos) Dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

Ana Nur Afifah NIM. B05212013

UNIVERITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI-SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Ana Nur Afifah, 2016, Pola Interaksi Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Dengan Masyarakat Sekitar Desa Junwangi Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo (Tinjaun Sosiologis Interaksi Sosial Teori Tindakan Sosial Max Weber).

Kata Kunci: InteraksiSosial, AnggotaPesantren, MasyarakatSekitar.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini tentang pola interaksi pondok pesantren modern Al-Amanah dengan masyarakat sekitar, antara lain membahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi antara pondok pesantren Modern Al-amanah, dan juga nilai solidaritas yang terkandung di dalam proses interaksi itu sendiri.

.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber untuk menganalisis hasil penelitian ini.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua pola interaksi sosialyang terjalin yaitu interaksi internal dan eksternal, interaksi yang terjadi didalam lingkungan pesantren antar anggota pesantren seperti ustadz atau ustadza dengan sanrtri, kemudian santri dengan santri, atau juga pengasuh dengan ustadz atau ustadza, bisa juga santri dengan pengasuh pesantren, dengan melalui berbagai kegiatan antara lain dalam lembaga formal atau sekolah, pada kegiatan muhadtasah, kegiatan mukhadhoroh dan lain-lain, dan interaksi yang terjadi di luar pesantren yaitu antara pihak pesantren denan masyarakat dengan melalui berbagai bentuk kegiatan yang di adakan pihak pesantren untuk masyarakat pengajian eleng-eleng, pengajian rutinan untuk wali santri,pengajian rutinan untuk alumni, bazar ramadhan, gotong royong, dan lain-lain. Nilai solidaritas yang terkandung didalam proses interaksi antara pesantren dengan masyarakat sekitar antara lain: nilai silaturahmi dan nilai persaudaraan.


(6)

ABSTRACT

Ana Nur Afifah, 2016, Interaction Patterns Modern Pondok Pesantren Al-Amanah With Junwangi Village Community Neighborhood District of Krian Sidoarjo regency (Overview Sociological Theory of Social Interaction Social Action Max Weber).

Keywords: Interaksi Sosial, Anggota Pesantren, Masyarakat Sekitar.

Issues examined in this study on the patterns of interaction modern boarding school Al-Amanah with the surrounding communities, among others, discuss the forms of social interaction that occurs between boarding Modern Al-trust, and also the value of solidarity contained in the interaction process itself.

Penelitian This is a qualitative descriptive study. Data collected by observation, interview and documentation. This study uses the theory of social action proposed by Max Weber to analyze the results of this study.

From the results of this study indicate that there are two patterns of interaction sosialyang established that the interaction of internal and external interactions that occur within the boarding school environment among member schools as chaplain or ustadza with sanrtri, then students with students, or also the caregiver with a cleric or ustadza, could also students with pesantren, through various activities, among others in a formal institution or school, on activities muhadtasah, activities mukhadhoroh and others, and the interactions that take place outside schools are among the schools primarily to the community through various forms of activities that held the pesantren for public recitation eleng-eleng, recitals rutinan for guardians of students, teaching rutinan for alumni, Ramadan bazaar, mutual cooperation, and others. Values of solidarity contained in a process of interaction between the schools with the surrounding community, among others: the value of friendship and fraternity values.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI vi ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Telaah pustaka ... 7

F. Definisi konsep... 16

G. Metodologi Penelitian ... 17

Metode Penelitian... 17

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 17

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3. Pemilihan Subyek Penelitian... 20

4. Tahap-tahap Penelitian ... 21

5. Melakukan Penelitian ... 22

6. Teknik keabsahan Data ... 24

7. Teknis analisis Data ... 25

H. Sistematika Pembahasan ... 27

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER A. Kajian Teori ... 29

BAB III SKETSA PONDOK PESANTREN MODERN AL-AMANAH DAN POLA INTERAKSI ANTRA PONDOK PESANTREN DENGAN MASYARKAT SEKITAR A. Deskripsi Pondok Pesantren Modern Al-Amanah ... 39

1. Sejarah Pondok Pesantren Modern Al-Amanah ... 39

2. Letak Geografis ... 42

3. Gambaran umun Pondok Pesantren Modern Al-Amanah ... 43 B. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Pondok Pesantren


(8)

ModernAl-Amanah ... 50 1. Interaksi Sosial di Dalam Pondok Pesantren

Modern Al-Amanah ... 51 2. Interakasi Sosial yang terjalin antara pondok

pesantren modernAl-Amanah dengan masyarakat

sekitar pesantren ... 53 3. Solidaritas dalam proses interaksi yang terjalin

antara Pesantren Modern Al-Amanah ... 61 4. Implikasi Pola Hubungan Terhadap Masyarakat .... 64 C. Pola Interaksi Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

dengan Masyarakat Sekitar ... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren mempunyai kultur yang unik, karena keunikannya, pondok pesantren digolongkan kedalam subkultur tersendiri dalam masyarakat indonesia. Lima ribu pesantren yang tersebar di enam puluh delapan ribu desa merupakan bukti tersendiri untuk menyatakan sebagai sebuah subkultur.

Sebagai muslim kita menyakini bahwa mendidik merupakan kewajiban. Karena itu, melaksanakannya merupakan ibadah kepada Allah. Aturan dan tata cara melaksanakan pendidikan pun juga diberi petunjuk. Misalnya saja, dapat disimak berbagai ayat al-qur’an dan teks hadis tentang bagaimana mendidik anak agar mau dan bisa menjalankan shalat, bentuk-bentuk ilmu serta kemampuan yang perlu diberikan dalam pendidikan kepada anak.1 Seperti sistem pendidikan di pondok pesantren yaitu bertumpu pada pemahaman literal tentang ajaran agama islam.

Ciri-ciri dari pondok pesantren sebagai sebuah lingkungan pendidikan yang integral. Sistem pendidikan pondok pesantren sebetulnya sama dengan sistem yang di pergunakan Akademi militer,

1


(10)

yakni dicirikan dengan adanya sebuah bangunan berada yang disitu seseorang dapat mengambil pengalaman secara integral.2

Junwangi sebagai salah satu desa di kecamatan Krian, memiliki banyak sekali lembaga pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai SMA, baik yang negeri maupun swasta. Dan yang paling menonjol adalah Yayasan Pondok Pesantren Modern Al-Amanah.

Yayasan Al-Amanah ini memiliki 2 lembaga pendidikan utama yaitu SMP Bilingual Terpadu (Bilter) dan Madrasah Aliyah Bilingual (MAB). Kedua lembaga itu mengusung kegiatan belajar mengajar (KBM) yang berbasis kepesantrenan, serta penggunaan 2 bahasa (bilingual) didalam kesehariannnya, yaitu Arab dan Inggris.

Sedangkan Pondok Pesantren Al-Amanah sendiri memiliki 2 asrama untuk laki-laki dan perempuan.Bagi putra terdapat masjid utama dan beberapa kamar begitu juga dengan putri ada musholla yang khusus untuk jama’ah putri serta beberapa kamar juga.

Pesantren terletak di tengah persawahan membuatnya terlihat begitu indah saat dipandang. Dengan penataan yang baik antara bangunan-bangunan beton dan pohon yang tinggi-tinggi. Apalagi ketika masuk ke dalam akan terasa sekali ketentraman dan kedamaiannya. Kebersihannya

2 Ibid.13


(11)

yang terjaga ditambah dengan penataan taman-taman yang membuatnya semakin indah untuk dipandang.

Pak Nur, demikianlah beliau akrab dipanggil, nama lengkapanya adalah KH .Nur Khalis Misbah beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-amanah, beliau mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, sehingga mampu melahirkan interaksi sosial yang baik antara pondok pesantren dengan masyarakat sekitar.

Dalam kehidupan pondok pesantren interaksi soaial juga sangat dibutuhkan, seperti interaksi antara pengasuh pondok dengan ustad dan ustazah, kemudian interaksi antara ustad atau ustadza dengan para santri, kemudian juga antara pihak pesantren dengan masyarakat sekitar.Salah satu syarat terjadinya interaksi adalah kominikasi,Komunikasisendiri merupakan inti semua hubungan sosial, apabila seseorang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkanpersengketaan apabila muncul.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,


(12)

antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang peorangan dengan kelompok manusia.3

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu dengan individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama . Manusia hidup adalah sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkaninteraksi sosial. Salah satu syarat terjadinya interaksi adalah kominikasi,Komunikasisendiri merupakan inti semua hubungan sosial, apabila seseorang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkanpersengketaan apabila muncul.

Pondok Pesantren Modern Al-amanah berada dilingkungan masyarakat mayoritas beragama Islam, tetapi dulunya masyarakat junwangi ini tidak kental akan keagamaannya. Interaksi yang terjalin antara masyarakat dengan pesantren sangat mempengaruhi kedekatan mereka. Dengan adanya interaksi sosial melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat membuat masyarakat lebih mampu memaknai

3


(13)

keberadaan pesantren, dan mau berkecimpung di dalamnya. Makna yang terkandung di dalam bentuk-betuk interaksi dan juga nilai-nilai dari berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan memberikan suatu pandangan sehingga masyarakat mampu memilih dan juga menentukan arah apakah harus melibatkan diri atau sebaliknya. Kegiatan pesantren menjadi simbol yang dapat dimaknai dan juga diartikan, dengan adanya suatu kegiatan tentu saja ada output yang akan dihasilkan. Masyarakat pandai memahami makna dalam setiap peran yang akan mereka lakukan.

Tindakan masyarakat maupun pesantren akan memberikan sebuah arti penting didalam interaksi dan akan melahirkan suatu bentuk-bentuk interaksi yang dapat mereka maknai serta nilai-nilai yang dapat diserap oleh masyarakat maupun anggota pesantren.Nilai-nilai yang ditanamkan serta bentuk-bentuk interaksi yang terjalin akan memberikan makna yang mendalam bagi masyarakat maupun pesantren, mereka akan memaknai lembaga pesantren ini mampu bertahan atau justru sebaliknya.

Dalam pondok pesantren yang berbasic modern, biasanya lebih tertutup dengan masyarakat, karena semua sistemnya diolah sendiri oleh pihak pesantren, pesantren modern cukup berbeda dengan pesantren salafiah yang terkenal dengan ke tradisionalnya, dan lebih membaur dengan masyarakat sekitar pesantren.


(14)

Berdasarkan uraian di atas menjadi alasan ketertarikan peneliti, maka skripsi ini berjudul “ Pola Interaksi Sosial Antara Pondok Pesantren Dengan Masyarakat Sekitar (Tinjauan Sosiologis Interaksi Sosial teori tindakan Sosial Max Weber) Di Desa Junwangi Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah, yaitu:

1. .Bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antara Pondok Pesantren Modern Al-Amanah dengan masyarakat sekitar

pesantren ?

2. Bagaimana solidaritas yang terkait dalam proses interaksi antara pondok pesantren Modern Al-Amanah dengan masyarakat sekitar pesantren ? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sesuai dengan judul penelitian ini, untuk mengetahui bentuk-

bentuk interaksi sosial antara pesantren denganmasyarakat sekitar Desa Junwangi Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.


(15)

2. Untuk mengetahui nilai solidaritas yang terkandung didalam prosesinteraksi sosial antara pesantren dengan masyarakat sekitar Desa Junwangi Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini di antaranya sebagai berikut

A. Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pola-pola interaksi sosial yang terjadi di masyarakat

2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai seperti apa pola interaksi yang terjadi antar Pondok Pesantren Modern Al-Amanah dengan masyarakat sekitar Desa Junwangi.

3. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu menjadi penggugah kesadaran masyarakat bahwa interaksi sosial sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat

B. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi Dosen, Mahasiswa Prodi Sosiologi, dan peneliti sendiri, sebagai bahan evaluasi


(16)

sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan belajar mahasiswa dapat mempengaruhi secara positif terhadap peningkatan prestasi.

E. Telaah Pustaka A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pesantren

Secara etimologis pesantren berasal dari kata “ santri”, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga pendidikan Islam tradisional Jawa. Kata “santri”. Mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu.4

Di sisi yang berbeda definisi pesantren yang dikemukakan oleh para ahli juga bermacam-macam. Abdurrahman Wahid mendefinisikan pesantren sebagai tempat dimana santri hidup. Mastuhu memberikan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.5

2. Pola Interaksi

4

Abdul Munir Mulkhan , hal.1

5


(17)

Pengertian interaksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dan kelompok ,atau antara kelompok dan kelompok dalam bentuk kerja sama,persaingan,ataupun pertikain.6

Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial sebagai berikut:7

1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan)

seperti : a. Kerja sama

Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

b. Akomodasi

Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

6

Soerjono, Soekanto. Sosiologi suatu pengantar(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1990), 61.

7


(18)

c. Asimilasi

Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

d. Akulturasi

Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari

kebudayaan itu sendiri.

2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :

a. Persaingan

Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.


(19)

Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

c. Konflik

Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

B. Penelitian Terdahulu

Kehidupan masyarakat adalah sebuah kehidupan yang dibangun bersama-sama anggota masyarakat sebagai sebuah realitas obyektif, tempat para anggot masyarakat mengembangkan kehidupan dan menentukan tindakannya. Interaksi sosial perlu dilakukan. Sebagai manusia adalah merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri adanya interaksi sosial dapat melancarkan komunakasi antara individu dengan individu yang lain atau individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.


(20)

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah interaksi sosial antara anggota pesantren modern Al-amanah dengan masyarakat sekitar, serata nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam proses interaksi yang terjadi antara pondok pesantren Al-amanah dengan masyarakat sekitar.

Penelitian lain yang mengkaji dan membahas tentang keberadaan Pondok Pesantren Modern Al-amanah atau skripsi terdahulu yang membahas tentang interaksi sosial.

1. Penelitian yang ditulis oleh Bejo Suratno dalam skripsinya yang berjudul (2006) “Peranan Pondok Pesantren Al Asror Terhadap kehidupan

Masyasrakat Desa Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 1980-2005” tahun 2006 di Universitas Negeri Semarang.

Permasahan yang dibahas adalah (1) latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al Asror. (2) Bagamana proses pertumbuhan dan perkembagan Pondok Pesantren Al Asror. (3)Peranan Pondok Pesantren Terhadap Kehidupan Masyarakat sekitar dalam bidang Agama,Pendidikan ,Sosial Budaya dan Ekonomi. Tujuan yang ingin dicapai adalah memaparkan tentang kegiatan dasn pengajaran pondok pesantren yang dipimpin oleh K.Al Mamnuhin Kkholid manfaat yang diharapkan dari penulis adalah ingin memberi masukan kepada pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional untuk mengikut sertakan Pesantren dalam membangun mental


(21)

spiritualdan memberi masukan kepada pemimpin Pesantren atau Kyai untuk membawa siswanya atau santri sesuai dengan tuntutan zaman melalui program pendidikan atau kurikulum. Diharapkan output pondok pesantren (alumni) bersikap aspiratif, progresif inovatif sehingga siswa atau santri dapat beradaptasi dalam masyarakat dan memiliki kemampuan siap pakai serta ber ahlak mulia. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pondok pesantren Al Asror didirikan pada tahun 1980 oleh Alm.K.Zubaidi atas dorongan masyarakat desa Patemon yang sangat membutuhkan pendidikan ,pengajian untuk anak-anak dan orang tua semakin berkembang bekat keterbukanya sebagai pimpinan pondok pesantren untuk melakukan perubahan dalam sisitem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantrennya .Tahun 1987 membuka sistem madrasah/klasikal serta membangun sarana dan prasarana seperti ruang kelas, ruang guru. dll. Dampak perkembangan Pondok Pesantren juga dirasakan oleh masyarakat sekitarnya baik dalam bidang Agama, Pendidikan, Sosial Budaya dan Ekonomi. Dalam bidang Agama terlihat suasana Islami dilingkungan masyarakat, dalam bidang pendidikan hampir semua masyarakat mengenyam pendidikan, bidang Sosial Budaya terjalinya Ukhuwah Islamiah, dalam Ekonomi meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar diluar sektor pertanian. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pondok pesantren sebagai titik awal lahirnya pendidikan Islam di Indonesia dan media pembelajaran masyarakat, untuk pengelola pondok pesantren diharakan dapat meningkatkan mutu pendidikan.


(22)

Dalam permasalahan di atas maka sangat berbeda dengan penelitian ini yang membahas tentang pola interaksi antara pondok pesantren dengan masyarakat disekitar pondok pesantren.

2. Kemudian yang kedua juga pada Penelitian skripsi yang ditulis oleh Faizal Rahman dari jurusan sosiologi tahun 2012 UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul Interaksi Sosial Anak Panti Asuhan Darul Musthafa dengan lingkungan sekitar (studi kasus dipanti asuhan Darul Musthafa Desa Gogor Kelurahan Jajar tunggal Kecamatan Wiyung Kota Surabaya). Skripsi ini membahas tentang bagaimana interakasi sosial anak panti asuhan dengan lingkungan masyarakat sekitar , kemudian membahas tentang bagaimana respon mesyarakat terhadap kondisi interakasi sosial anak panti asuhan darul musthafa di lingkungan masyarakat.

Dari pembahasan diatas ditemukan data dari panti asuan, bnaayak program-program pengentasan dalam hal pelayanan kesejahteraan bagi anak-anak yang dalam panti asuhan, karena itu merupakan wujud realisasi dari tugas, amanah dan tanggungjawab sebagai orang tua di panti.

Interaksi antara anak-anak panti asuhan dengan masyarakat kurang baik, karena beberapa progam tidak terealisasikan dengan baik. Sehingga menyebabkan perkembangan pola kepribadian interaksi


(23)

sosial anak-anak panti kurang baik dan tidak sesuai dengan dengan apa yang diharapkan.

Lalu respon masyarakat tentang panti asuhan masyarakat bagaimana, sungguh masyarakat sangat merespon dengan adanya panti asuan musthafa ini. Mereka anak panti adalahmembutuhkan uluran kasih sayang yang sangat kuat sepenuh hati mereka juga hidup selayaknya anak sewajarnya dan mereka pun selalu taat dengan agama pula untuk menjalankan ibadah sholat disetiap waktunya.

Penelitian ini yang berjudul Pola Interaksi Antara Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Dengan Masyarakat Sekitar (Tinjauan Sosiologis Interaksi Sosial Teori Tindakan Sosial Max Weber). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, berbeda dengan penelitian yang ditulis oleh Abdi Chamdani pada tahun 2011 di dalam tesisinya, yaitu obyek yang teliti disini adalah sama yaitu Pesantren Modern Al-Amanah, namun yang dibahas dalam penelitian yang tulis oleh Abdi Chamdani adalah tentang strategi pembelahajaran fikih di Pesantren Modern Al-Amanah sedangkan penelitian ini membahas tentang interaksi sosial yang terjadi antara pihak pesantren dengan msyarakat. Kemudian penelitian yang kedua yaitu penelitian yang ditulis Faizal Rahman dalam skripsinya pada tahun 2012, yang berjudul interaksi sosial anak panti asuhan Darul Musthafa dengan lingkungan sekitar (studi kasus dipanti asuhan Darul Musthafa Desa Gogor


(24)

Kelurahan Jajar Tunggal Kecamatan Wiyung Kota Surabaya). Disini memang sama antara judul penelitian yang ditulis oleh Faizal Rahman dengan penelitian ini namum dalam pembahasannya sangatlah berbeda, penelitian yang ditulis oleh Faizal Rahman lebih membahas ke program-program pengentasan dalam pelayanan kesejahteraan bagi anak-anak dalam panti asuhan,. Sedangkan penelitian ini membahas tentang kegiatan pesantren yang dikhususkan untuk masyarakat sekitar, sehingga menimbulkan interaksi sosial yang baik antara pondok pesantren dengan masyarakat sekitar.

F. Definisi Konseptual

Penjelasan konsep yang mendasari pengambilan judul di atas sebagai bahan penguat sekaligus spesifikasi mengenai penelitian yang akan dilakukan.

1. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia.8

8


(25)

Dalam penelitian ini interaksi sosial dapat terjadi antara santri dengan santri, santri dengan ustad, ustad dengan pengasuh, ataupun santri dengan pengasuh pesantren.

2. Masyarakat

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.9

Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang berdomisili disekitar pesantren, tetangga kanan kiri pesantren, kemudian masyarakat yang bekerja didalam Pesantren, pedagang disekitar area pesantren. 1. Pondok Pesantren Modern Al-amanah Bilingual

Pondok pesantren atau yang sering disingkat menjadi PONPES adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiyai dan mempunyai tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian, pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu.

9

.Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). Dapat juga dilihat dalam: Ira. M. Lapidus, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 227.


(26)

Jadi Pondok Pesantren Modern Al-amanah Bilingualadalah lembaga pendidikan berbasic pesantren yang rutinitas sehari-harinya menggunakan metode bilingual. Bilingual sendiri yaitu dua bahasa (bahasa inggris dan bahasa arab).

G. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif karena, peneliti ingin menggambarkan realita dibalik fenomena secara mendalam dan terperinci. Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya”.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti berperan sebagai instrument kunci dengan analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian yang lebih menekankan makna dari pada kesimpulan generalisasi. metode ini digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan, berfokus pada makan individual, dan menterjemahkan


(27)

kompleksitas suatu persoalan.10 Jenis penelitian baru-baru ini memiliki dua pendekatan kualitatif, yakni pengamatan melibat dan penelitian tindakan partisipatif.11

Pembicaraan mengenaipenelitian kualitatif tidak dapat terlepas dari pembicaraan mengenai pendekatan yang melatarbelakangi penelitian kualitatif.12 Untuk dapat memahami penelitian kualitatif tidaklah cukup hanya sekedar membicarakan mengenai metode cara untuk melakukan suatu penelitian. Oleh karena itu, sebelum membicarakan mengenai bagaimana metode dan prosedur melakukan suatu penelitian kualitatif perlu untuk terlebih dahulu memahami teori dan pendekatan yang melatarbelakangi metode penelitian kualitatif.13 2. Lokasi dan waktu penelitihan

Penelitian ini berada di Pondok Pesantren modernAl Amanah terletak di desa Junwangi Rt.10 Rw.03 tepatnya di duku Kwangen, Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Dengan lokasi yang berada di daerah pedesaan, masyarakat sekitar dan lingkungannya masih dalam kategori sangat sederhana dan

10

Definisi mengenai penelitian kualitatif ini diambil dari makalah: Rr. Suhartini, berjudul: Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Kualitatif, yang disampaikan di kelas pada 25 Maret 2014

11

Adus Salim, teori dan paradigma penelitian sosial,(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006),8.

12

Krisyanto Rahmad, Metode Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga Universiti Press, 2005) 113. 13


(28)

masih alami, yang menjadikan suasana menjadi akrab dengan ketenangan, kesejukan dan keindahan, disamping letaknya yang berdampingan dengan areal persawahan yang sangat mendukung untuk terciptanya suasana belajar yang kondusif, tenang dan nyaman tanpa adanya banyak gangguan selama proses pembelajaran.

Waktu penelitian di lakukan mulai bulan oktober 2015sampai bulan januari 2015. Adapun alasan penelitian yang menjadikan DesaJunwangiini di jadikan objek penelitian ialah, karena dari hasil pengamatan yang di lakukan peneliti tentang polainteraksi pondok pesantren modern al-amanah dengan masyarakat sekitar sangat baik, terlebih antara lingkungan pesantren dengan lingkungan warga tidak ada batasnya tidak ada pagar yang membatasi antra lingkungan pesantren dengan lingkungan warga sehingga peneliti tertarik untuk meneliti interaksi sosial anatara pondok pesantren dengan masyarakat sekitar.

3. Pemilihan subyek penelitihan

a. Sasaran penelitian yang akan dilakukan adalah masyarakat disekitar pondok pesantren modern Al-amanah ada tujuh yaitu Pengasuh, karena Pengasuh berperan penting dalam perkembangan Pondok Pesantren, yang kedua adalah santri, santri merupakan penghuni Pesantren, ustad yang mengatur kegiatan-kegiatan santri, masyarakat yang berada disekitar pesantren tetangga kanan kiri,


(29)

masyarakat yang bekerja dipesantren, dan masyarakat pedagang disekitar area PondokPesantren. Berikut sasaran peneliti dalam melakukan penelitian ini:

Masyarakat disini yakni terdiri dari:

1. Para pedagang disekitar pondok pesantren maupun didalam pesantren.

2. Masyarakat yang bekerja didalam pesantren seperti: tukang masak, tukang supir, tukang kebun.

b. Para pengurus pondok pesantren antara lain :

1. Pengasuh Ponpes Modern Al-Amanah: KH. Nur Khalis Misbah

2. Ustad dan Usadzah, 5 orang

3. Santri yang berkedudukan dikelas 3 aliyah, sebanyak 10 santri

4. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian tentang perubahan sosial masyarakat disekitar pondok pesantren modern Al-amanah, diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Melakukan diskusi intensif

Langkah ini adalah langkah pertama yang akan dilakukan pra-penelitian. Diskusi secara intensif yang dilakukan di kelas dengan cara mengumpulkan berbagai pendapat dan gagasan mengenai cara-cara


(30)

yang tepat dalam melakukan penelitian. Langkah ini penting supaya semua yang terlibat dalam penelitian mempunyai pengetahuan dan orientasi yang jelas ketika terjun di lokasi penelitian.

2. Melihat Fenomena

Fenomena yang terjadi mengenai interaksi sosial pondok pesantren Al-amanah dengan masyarakat sekitar. Seperti pada waktu ada kegiatan hafla akhirusanah atau wisudah santri dipondok pesantren masyarakat juga turut andil misalkan pada remaja masjid didesa junwangi, remaja masjid ini turut membantu kagiatan pondok yaitu mambantu untuk memarkir kendaraan para tamu yang hadir. Sehingga acara kagiatan pondok pesantren pun berjalan dengan lancar. Langkah ini mempunyai tujuan untuk membuktikan dan menarik hipotesa mengenai objek penelitian interaksi sosial antara pondok pesantren Modern Al-amanah dengan masyarakat sekitar. 3.Melakukan penulisan proposal

Langkah selanjutnya adalah menulis proposal penelitian. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang rencana kegiatan penelitian di Pondok Pesantren Al-amanah secara lengkap, jelas, singkat, dan mudah dimengerti sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang memberikan persetujuan atas kegiatan penelitian yang diusulkan.


(31)

Sementara langkah keempat adalah melakukan perizinan kepada pihak Pesantren. Langkah ini merupakan syarat utama bagaimana penelitian tentang interaksi sosial pondok pesantren modern Al-amanah dengan mayarakat sekitar dapat berjalan lancar tanpa ada larangan dari pihak pesantren.

5.Melakukan Penelitian

Langkah ini merupakan inti dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan, yang bertujuan untuk mencari, memperoleh dan menganalisa data yang telah diperoleh dari terjun lapangan untuk penelitian.

6. Melakukan Penulisan Laporan

Setelah memperoleh dan menganalisa data yang didapat dari penelitian lapangan, pada langkah ini dilakukan penulisan laporan secara deskriptif-interpretatif.

a) Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian tentang opini mahasiswa terhadap plagiarisme ini, data dari subyek penelitian dikumpulkan melalui 1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah pada saat penentuan informan dimana peneliti mengamati secara visual menggunakan indera mata dan telinga sendiri untuk mengetahui


(32)

karakteristik masyarakat desa Kwangen (Junwangi) yang akan dijadikan sebagai informan penelitian.

Karakteristik yang dimaksud adalah bagaimana pengetahuan dan pengaruh maysarakat dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pengetahuan disini adalah khusunya yang berkaitan dengan pengetahuan akan perkembangan pondok pesantren modern Al-amanah dan juga perkembangan desa.

Selain itu, peneliti juga melakukan observasi mengenai bagaimana Pondok Pesantren Modern Al-amanah operasionalnya dan juga pengaruhnya dimasyarakat dengan adanya Pondok Pesantren Modern Al-amanah.

2. Wawancara

Proses menggali data terhadap informan dengan menggunakan pedoman wawancara terbuka dan disertai dengan wawancara lebih mendalam terhadap informan (indepth interview). Wawancara yang dilakukan lebih menyerupai suatu dialog antara peneliti dan subyek penelitian yang dilakukan dengan suasana keakraban dan santai dengan menggunakan pedoman wawancara atau guide interview. Dimana, dalam proses wawancara peneliti menyesuaikan lokasi wawancara sesuai keinginan informan. Dengan cara ini dapat menggali sebanyak mungkin informasi sehingga memperoleh gambaran yang sejelas-jelasnya dan lebih


(33)

memungkinkan mendapatkan info yang unik dan jujur. Dalam proses wawancara peneliti tidak terpaku pada pedoman wawancara yang baku tetapi juga mengikuti alur pembicaraan subyek penelitian dan memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan. Pada saat melakukan percakapan, peneliti berusaha untuk memberi kebebasan kepada informan apapun pendapatnya dan tidak untuk memotong atau menyela perkataan informan. Untuk memudahkan proses wawancara peneliti menggunakan media handphone dan kamera digital sebagai media untuk merekam hasil wawancara serta mengabadikan suatu realitas yang terjadi di lapangan sehingga hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan.

Seperti yang sudah dijelaskan yang menjadi informan adalah pihak peantren meliputi, pengasuh pondok pesantren, ustad dan ustadzah, santri, kemudian juga dari pihak masyarakat seperti pedagang yang ada disekitar pondok pesantren, kemudia masyarakat yang bekerja didalam pondok pesantren seperti, tukang masak, tukang kuli, tukang kebun, dan tukang sopir.

3. Studi Pustaka atau Literatur

menggunakan buku-buku atau artikel dalam kaitannya dengan kajian teoritik yang berhubungandengan interaksi sosial pondok pesantren modern Al-amanah dengan masyarakat sekitar.


(34)

7. Teknik Analisis Data

Pada tahap analisis data terdapat tiga langkah untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan (Salim, 2006: 22-23), yaitu: 1) Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan studi.

2) Penyajian data (data display) yaitu deskripsi dalam bentuk teks naratif berdasarkan kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and

verification), mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya di

lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dan proposisi. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus-menerus di verifikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh.

Dengan tiga langkah analisis data tersebut memudahkan peneliti untuk menganalisis data dari informan. Peneliti juga menggunakan kategorisasi untuk mengklasifikasikan data-data kunci sehingga bisa lebih mudah untuk menarik kesimpulan hasil penelitian. Kategorisasi data yang tersebut dalam bentuk tabel dimana jawaban informan di kategorikan menurut konsep-konsep penelitian yang terpenting. Data juga dianalisis


(35)

dengan menggunakan teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori tindakan sosial yang dkemukakan oleh Max Weber.

1. Teknik pemeriksaan keabsahan data

Dalam proses penelitian tidak semua pernyataan atau informasi yang didapatkan dari informan itu sesuai atau valid. Maka dari itu uraian informasi, tindakan dan ungkapan yang didapat perlu terlebih dahulu diukur keabsahan datanya. Proses ini sangat penting dimaksudkan agar informasi yang diperoleh memiliki derajat ketepatan dan kepercayaan sehingga hasil penelitian bisa dipertanggung jawabkan.Agar data yang diperoleh benar-benar valid maka informasi yang telah diperoleh dari satu informan dicoba untuk ditanyakan kembali kepada informan yang lain dalam beberapa kesempatan dan waktu yang berbeda. Teknik member check (pengecekan anggota). Dengan kata lain peneliti melakukan cross check mempertanyakan pertanyaan yang sama dengan informan yang berbeda hingga informasi yang diperoleh menjadi sama atau memiliki kemiripan.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dilaporkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB pertama berisi tentang pendahuluan dengan pembahasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, definisi konsep dan sistematika pembahasan.Menjelaskan tentang pendekatan dan


(36)

jenis penelitian yang digunakan, mejelaskan kenapa lokasi penelitian terpilih, jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, dan pemeriksaan keabsahan data.

BAB kedua berisi tentang teori yang membahas tentang kajian teori, dengan menggunakan teori Tindakan Sosial yang dikemukakan oleh Max Weber, teori yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian.

BAB ketiga berisi tentang penyajian data yang membahas tentang sketsa Pondok Pesantren,kemudian bentuk-bentuk interaksi yang terjadi di dalam maupun di luar Pondok pesantren, implikasi dari pola interaksi yang terjalin antara Pondok Pesantren dengan masyarakat, dan nilai solidaritas yang terkandung dalam proses interaksi sosial.

Analisis data juga di bahas dalam bab ke tiga yang berisi tentang realisasi hasil dari penelitian interaksi sosial antara Pondok Pesantren dengan masyarakat ke dalam teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber.

BAB keempat berisi tentang penutupan, yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.


(37)

BAB II

TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER

A.Kajian Teori

Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan dengan temapembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan teori tindakan sosial yang di kemukakan oleh Max Webber.

Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa Jerman, lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920. Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan Munchen (1919-1920).1 Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial dan itulah yang dimaksudkan dengan pengertian paradigma definisi sosial dan itulah yang di maksudkan dengan pengertian paradigma definisi atau ilmu sosial itu. Tindakan manusia dianggap sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan pada orang lain.

Pokok persoalan Weber sebagai pengemuka exemplar dari paradigma ini mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial.dua hal itulah yang menurutnya menjadi pokok persoalan sosiologi. Inti tesis adalah

“tindakan yang penuh arti” dari individu. Yang dimaksdudnya dengan tindakan sosial itu adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau


(38)

arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepadan tindakan orang lain. Sebaliknya tindakan invidu yang diarahkan kepada benda mati atau objek fisik semata tanpa di hubungkannya dengan tindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial.

Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nila, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.2

Max Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi sosial. sosiologi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial. Menurutnya terjadi suatu pergeseran tekanan ke arah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada diri anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Kata perikelakuan dipakai oleh Weber untuk perbuatan-perbuatan yang bagi si pelaku mempunyai arti subyektif. Pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong oleh motivasi. Perikelakuan menjadi sosial menurut Weber terjadi hanya kalau dan sejauh mana arti maksud subyektif dari tingkahlaku membuat individu memikirkan dan menunjukan suatu keseragaman yang kurang lebih tetap.

2


(39)

Max Weber dalam memperkenalkan konsep pendekatan verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak haya sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive.3

interaksi sosial merupakan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai tindakan sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam pengambilan-pengambilan keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut mengenai semua jenis perilaku manusia, yang di tujukan kepada perilaku orang lain, yang telah lewat, yang sekarang dan yang diharapkan diwaktu yang akan datang. tindakan sosial (social action)adalah tindakan yang memiliki makna subjektif (a subjective meaning)bagi dan dari aktor pelakunya.Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang memiliki arti subjektif dari yang melakukannya. Baik yang terbuka maupun yang tertutup, yang diutarakan secara lahir maupun diam-diam, yang oleh pelakunya diarahkan pada tujuannya. Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang kebetulan tetapi yang memiliki pola dan struktur tertentudan makna tertentu.

Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial yang memiliki arti-arti subjektif tersebut kedalam empat tipe.Atas dasar rasionalitas tindakan

3


(40)

sosial,Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalam empat tipe, semakin rasionaltindakan sosial itu semakin mudah dipahami:4

1. Tindakan Rasionalitas Instrumental(Zwerk Rational)

Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Contohnya : Seorang siswa yang sering terlambat dikarenakan tidak memiliki alat transportasi, akhirnya ia membeli sepeda motor agar ia datang kesekolah lebih awal dan tidak terlambat. Tindakan ini telah dipertimbangkan dengan matang agar ia mencapai tujuan tertentu. Dengan perkataan lain menilai dan menentukan tujuan itu dan bisa saja tindakan itu dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan lain.

2. Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational)

Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Contoh : perilaku beribadah atau seseorang mendahulukan orang yang lebih tua ketika antri sembako. Artinya, tindakan sosial ini telah dipertimbangkan terlebih dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial maupun nilai agama yang ia miliki.

4


(41)

3. Tindakan Afektif(Affectual Action)

Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Contohnya: hubungan kasih sayang antara dua remaja yang sedang jatuh cinta atau sedang dimabuk asmara.Tindakan ini biasanya terjadi atas rangsangan dari luar yang bersifat otomatis sehingga bias berarti 4. Tindakan Tradisional(Traditional Action)

Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.

Kedua tipe tindakan yang terakhir sering hanya menggunakan tanggapan secara otomatis terhadap rangsangan dari luar. Karena itu tidak termasuk kedalam jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi sasaran penelitian sosiologi. Namun demikian pada waktu tertentu kedua tipe tindakan tersebut dapat berubah menjadi tindakan yang penuh arti sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial, suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu liannya).


(42)

Meski tak jarang tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu.

Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial itu Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu:5

1. Jika tindakan manusia itu menurut aktornya mengandung makna subjektif dan hal ini bisa meliputi berbagai tindakan nyata.

2. Tindakan nyata itu bisa bersifat membatin sepenuhnya.

3. Tindakan itu bisa berasal dari akibat pengaruh positif atas suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang, atau tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam dari pihak mana pun.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang

lain itu.

Selain dari pada ciri tersebut diatas tindakan sosial masih mempunyai ciri-ciri lain. Tindakan sosial dapat pula dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan pada waktu sekarang, waktu lalu, atau waktu yang akan

5


(43)

datang. Di liat dari segi sasaranya, maka “ pihak sana” yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat berupa seorang individu atau sekelompok orang. Dengan membatasi suatu perbuatan sebagai suatu tindakan sosial, maka perbuatan-perbuatan lainnya tidak termasuk kedalam obyek penyelidikan sosiologi. Tindakan nyata tidak termasuk tindakan sosial kalu secara khusus diarahkan kepada obyek mati. Karena itu pula Weber mengeluarkan beberapa jenis interaksi sosial dari teori aksinya.

Beberapa asumsi fundamental teori aksi (action theory) antara lain6 :

1. Tindakan manusia muncul dari kesadaran sendiri sebagai subjek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai objek.

2. Sebagai subjek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

3. Dalam bertindakmanusia menggunakan cara teknik prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh kondisi yang tak dapat di ubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang sedang terjadi dan yang akan dilakukan.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat pengambilan keputusan.

6


(44)

7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif.

Pelaku individual mengarahkan kelakuannya kepada penetapan atau harapan-harapan tertentu yang berupa kebiasaan umum atau dituntut dengan tegas atau bahkan dibekukan dengan undang-undang. Menurut Weber, tidak semua tindakan yang dilakukan merupakan tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada orang lain. Contohnya adalah seseorang yang bernyanyi-nyanyi kecil untuk menghibur dirinya sendiri bukan merupakan tindakan sosial. Namun jika tujuannya untuk menarik perhatian orang lain, maka itu merupakan tindakan sosial. Contoh lain adalah orang yang dimotivasi untuk membalas atas suatu penghinaan di masa lampau, mengorientasikan tindakannya kepada orang lain,Itu perilaku sosial.

Menurut Weber perilaku sosial juga berakar dalam kesadaran individual dan bertolak dari situ. Tingkah laku individu merupakan kesatuan analisis sosiologis, bukan keluarga, negara, partai, dll. Weber berpendapat bahwa studi kehidupan sosial yang mempelajari pranata dan struktur sosial dari luar saja, seakan-akan tidak ada inside-story, dan karena itu mengesampingkan pengarahan diri oleh individu, tidak menjangkau unsur utama dan pokok dari kehidupan sosial itu. Sosiologi sendiri haruslah berusaha menjelaskan dan menerangkan kelakuan manusia dengan menyelami dan memahami seluruh arti sistem subyektif.


(45)

Dalam kontek penelitian yang kami lakukan peneliti ingin mengetahui kategori atau klasifikasi tipe tindakan warga pondok mulai dari pengurus, ustad santri dan lain-lain bersama dengan masyarakat sekitar dalam perspektif tindakan Weber.

Seperti di uraikan di dalam latar belakang masalah bahwa ada tindakan sosial warga pondok pesantren modren Al-Amanah yang dilakukan bersama warga masyarakat seperti, kegiatan pengajian eleng-eleng, kemudian bazar ramadhan, kemudian gotong royong, pengajian rutinan untuk wali santri, pengajian rutinan alumni. Dalam hal ini beberapa tindakan sosial yang dilakukan oleh pihak pesantren terhadap masyarakat nantinya akan dianalisis pada empat tipe tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber.

Ada empat tipe tindakan sosial yang dikemukakan Weber, yaitu tipe tindakan rasional instrumental (zwerk rational), kemudian yang ke dua tindakan rasional nilai

(werktrational action), yang ketiga tindakan afektif (affectual action), dan yang

terakhir tindakan tradisional (traditional action).

Dari beberapa contoh kegiatan yang diadakan oleh pesantren untuk masyarakat diatas, kemudian tindakan sosial tersebut termasuk kedalam tipe tindakan sosial yang mana, apakah termasuk dalam tipe tindakan sosial yang pertama, yaitu tindakan rasional instrumental,tindakan ini merupakan tindakan yang tidak hanya sekedar menilai cara baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukkan nilai dari tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri, atau masuk juga kedalam tipe tindakan rasional nilai, tindakan tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih cepat untuk


(46)

mencapai tujuan yang lainnya, atau juga bisa masuk dalam tipe tindakan yang ke tiga yakni tindakan afektif, tindakan afektif merupaka tindakan yang dibuat-buat, dan kemungkinan juga masuk pada tindakan sosial yang ke empat ini tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yaitu tindakan tradisional. Dan beberapa tindakan sosial yang dilakukan oleh pihak pesantren untuk masyarakat tidak hanya bisa masuk dalam satu tipe saja namun tindakan sosial tersebut juga bisa masuk dalam ke empat-empatnya tipe tindakan sosial yang dikemukakan oleh Weber.


(47)

BAB III

Sketsa Pondok Pesantren modern Al-Amanah

A. Deskripsi Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

1. Sejarah Pondok Pesantren Modern Al-amanah Krian-Sidoarjo

Pesantren Al-amanah dirintis dari sebuah cita-cita yang nyaris disebut mimpi karena tidak memiliki bekal apapun, kecuali keyakinan dan semangat. Beberapa langkah awal yang dilakukan ialah pertama, mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang pesantren. Maka hal ini kunjungi banyak pesantren, dari pesantren-pesantren besar seperti Gontor, Asy-Syafiiyah Situbondo, Lirboyo, Ploso, sampai pesantren yang tinggal puing-puing. Dan dikumpulkan buku yang berbicara tentang pesantren. Kedua, Menyiapkan beberapa kader, yang kelak akan dijadikan teman untuk mulai membangun dan merintis pesantren. Selanjutnya, terus meningkatkan kemampuan dengan banyak membaca dan mengoleksi banyak buku.1

Pertama kali terjun di desa Mojosantren sebuah desa yang dahulu terkenal sebagai desa santri yang kemudian mengalami pergeseran karena industri. Tertantang untuk mencoba mengembalikan masa lalu sebagai desa

1.

KH.Nur Kholis Misbah. Sejarah Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Pondok Pesantren Modern Al-Amnah.(Sidoarjo: Al-Amanah Berkarya Press,2015).2


(48)

santri. Yakin bisa dengan beberapa pertimbangan yaitu banyak tokoh yang menginginkan, potensi keuangan yang luar biasa denganadanya homeindustri sepatu, dimana tiap hari ribuan pekerja mencari rizki di pedukuhan ini dan adapun beberapa langkah yang dilakukan adalah :

a. Mengadakan aneka kegiatan, diskusi, pengajian, kajian dengan aneka lapisan masyarakat.

b. Mengumpulkan para tokoh, sesepuh dan pemilik perusaahaan, untuk menyampaikan rencana.

Untuk mendapat sambutan luar biasa, baik dari kaum muda, sesepuh dan para pengusaha hingga dalam waktu singkat suasana keagamaan begitu terasa.Pembangunan gedung yang direncanakan juga sudah dimulai, sumbangan dari tokoh masyarakat mengalir lancar.Dalam waktu singkat, lantai pertama hampir selesai dari dua lantai.

Kemudian perbedaan cara dalam mengembangkan pesantren dan membangun pesantren yang menimbulkan kesalah pahaman. Akibatnya sebagian besar masyarakat marah dan memutuskan dukungan, hingga bangunan tidak bisa dilanjutkan.Setahun menunggu, masyarakat tidak mau lagi meneruskan.Akhirnya dengan kekecewaan yang luar biasa denganhijrah di desa Junwangi-Krian, yang hanya 1 km dari Mojosantren dengan mengikuti aliran sungai.Sebenarnya tidak langsung masuk desa Junwangi, beberapa desa telah dicoba, beberapa rumahdilihat, tapi kurang cocok.Dan desa Junwangi ini


(49)

sebenarnya yang tidak sengaja, mungkin Allah SWT sendiri yang menunjukkan.

Kegagalan di Mojosantren memang amat pahit, tapi terus mempelajari. Di Junwangi dengan menggunakan cara yang lain. Apalagikeadaan Junwangi berbeda dengan desa Mojosantren. Junwangi adalah desa yang belum tersentuh dakwah, hingga kebiasaan melakukan aneka judi, minuman keras masih terjadi. Satu musholla kecil di pedukuhan tempat tinggal tak ada jamaahnya keculi pemilik musholla dan seorang putranya. Setelah itu kemudian mempunyai langkah-langkah

yaitu :

1. Untuk mengalir, mengikuti kegiatan masyarakat, khususnya kaum muda dengan harapan mereka menerima kehadiran seperti: catur, remi, cangkrukkan dan lain-lain.

2. Pelan-pelan untuk memberi teladan misalnya, ketika masuk waktu shalat dengan istri berangkat ke musholla.

3. Berusaha menghidupkan mushalla pedukuhan, dengan jamaah, pengajian dan membangun sebuah pondok pesantren.

Kemudian sedikit demi sedikit pondok pesantren Al-amanahmulai dirintis setelah mushalla kampung berjalan, jamaah lima waktu terlaksana dengan baik. Di rumah kontrak mengajar mengaji anak-anak kecil, mulai dhuhur hingga larut malam tiap hari. Anak yang mengaji bertambah banyak, cita-cita makin kuat, keyakinan semakin sempurna.


(50)

Tanah wakaf dari ibu Kamsini menambah kuatnya semangat.Rumah tetap kontrak, tanah wakaf mulai dipondasi. Berbeda dengan di Mojosantren, di Junwangi merintis sendiri tidak banyak melibatkan orang lain. Ternyata tidak mudah, setahun hanya berupa pondasi, tak mampu meneruskan. Baru tahun 1992 disempurnakan, dan tepatnya bulan agustus 1992 KH. Shaleh Qasim kita rawuhkanuntukberdoa dalam acara penting itu. Saat itu baru ada dua santri mukim dari desa tetangga, selebihnya putra-putri anak tetangga.Rintangan silih berganti, ujian terus dihadapi, hal-hal sulit terus bermunculan, tetapi pelajaran yang Allah berikan ketika di Mojosantren meneguhkan untuk terus maju. Dan Alhamdulillah, terus berkembang. Kini pondok pesantren modern Al-Amanah mulai menjadi alternatif masyarakat untuk mencari pendidikan formal dan pesantren.Sekarang lembaga pendidikan yang dikembangkan pondok pesantren modern Al-amanah yaitu Sekolah Menengah Pertama Bilingual Terpadu dan Madrasah Aliyah Bilingual.Dengan didukung oleh semangat yang besar dari pengasuh dan pengurusnya, pondok pesantren ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. 2. Letak Geografis Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

Obyek penelitian dalam penulisan ini adalah di pondok pesantren modern Al-Amanah yang berada di desa Junwangi Nomor.43 Krian-Sidoarjo. Desa Junwangi termasuk wilayah Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.Krian teletak di 20 km sebelah barat daya Surabaya.


(51)

secara geografis kecamatan ini berada di lokasi yang strategis, karena terletak di antara 4 ibukota kabupaten/kotamadya, yaitu Surabaya (timur), Sidoarjo (selatan), Gresik (utara), dan Mojokerto (barat). Lokasi Krian juga sangat strategis dari sisi transportasi, karena merupakan salah satu jalur transportasi utama (Jalan Negara) dari Surabaya-Jakarta melalui jalur selatan (Surabaya-Madiun-Solo-Semarang/Jogja- Bandung-Jakarta). Selain itu, jalur kereta api Surabaya-Bandung-Jakarta juga melewati daerah ini. Terdapat pula jalur bypass Krian untuk memperlancar transportasi yang melewati Krian.

Dengan lokasi strategis yang memberi banyak keuntungan bagi Krian, terutama dalam segi ekonomi, karena sebagai salah satu kawasan satelit bagi Surabaya. Banyak sekali perusahaan yang berdiri di lokasi Krian, sehingga mampu menjalankan roda perekonomian masyarakat.

Adapun batas-batas wilayah dari Desa Junwangi adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa kenep-babadan. b. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa kasak.

c. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Krian. d. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Candi-Wonoayu.


(52)

3. Gambaran Umum Pondok Pesantren Modern Al-Amanah a. Lokasi Pesantren

Pondok pesantren Modern Al-Amanah merupakan lembaga yayasan, pondok pesantren Modern Al-Amanah mempunyai dua asrama yaitu putra dan putri, pondok pesantren juga mempunyai tiga lembaga sekolah, yaitu MA.BILINGGUAL (Madrasah Aliyah Bilinggual), SMP BILTER (SMP Bilinngual Terpadu) dan SD Antawirya yang baru di dirikan satu tahun ini.Pondok pesantren modern Al-Amanah yang di kelolah oleh KH.Nur Kholis Misbah sebagai pengasuh pondok pesantren modern Al-Amanah.

pesantren ini terletak di tengah- tengah persawahan, kanan kiri pesantren ini adalah semuanya area persawahan, udara menjadi segar dan warna hijau menghiasi pandangan setiap harinya, tak jarang para santri bermain di area persawahan.

“ya begini ini pesantren kami yang mewah (mepet sawah), lihat ke kanan ya sawah lihat ke kiri ya sawah ke depan juga sawah”2

“senang disini banyak hijau-hijauan, kalu dirumah saya tidak ada mbak semuanya pendudk padat, maklum saya tinggal disurabaya jadinya sulit untuk melihat hijau-hijuan seperti disini”3

Selain itu, melihat dari kondisi para santri banyak datang dari luar kota atau daerah yang berjauhan, seperti semarang, kalimantan, jakarta. Sedangkan

2

KH. Nur Kholis Misbah. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amanah ,Halaman Rumah Pengasuh. 10 Desember 2015.

3


(53)

dari jumlah santri sebanyak 640 santri putri dan 530 santri putra dengan total keseluruhan jumlah santri adalah 1200 santri.

“ iya santrinya itu ada 1200 santri, untuk santri putra berjumlah 530 dan santri putri 640 santri, itu juga belum ditambah dengan jumlah santri dari SD, murid SD nya ada 25

murid, karena memang baru di buka tahun ini.4

Semua jumlah santri tersebut merupakan santri yang latar ekonominya menengah keatas, jarang santri dari kalangan yang ekonominya rendah karena memang membutuhkan banyak biaya untuk bisa nyantri di pondok pesantren modern Al-amanah ini.

b. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

pondok pesantren modern Al-Amanah dalam menjalankan aktifitasnya dilengkapi dengan susunan kepengurusan dengan rincian sebagai berikut.

4


(54)

“STRUKTUR ORGANISASI PPM AL- AMANAH

Sumber Dokumentasi Pondok Pesantren Modren Al-Amanah

Devisi-devisi

a. Pembimbing Dewan Santri Al-Amanah b. Bahasa

c. Perizinan Santri d. Poskertren e. Koprasi f. Kantin

g. Pembimbing Gedung h. Pramuka


(55)

Pesantren memiliki beberapa fasilitas sebagai kelengkapan dan kemajuan dalam pesantren. Selain itu juga sebagai alat untuk memudahkan santri dalam melakukan aktifitas kepesantrenan seperti,masjid, musholla, perpustakaan,ruang kepala sekolah, ruang guru, lapangan bola basket, lapangan tenis meja, koperasi atau mini market, kantin,laboratorium Internet dan computer center, gedung asrama putra dan gedung asrama putri, kamar mandi putra dan kamar mandi putri. a. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri.Ceramah atau memberikan tausiah dan terutama dalam khutbah shalat jumat, serta pengajaran kitab klasik.

b. Perpustakaan

Perpustakaan pondok pesantren modern Al-amanah lumayan luas.Dilengkapi dengan kumpulan buku-buku yang menunjang pengetahuan santri dalam menghadapi dunia luar, yaitu buku tentang kajian-kajian islami, majalah, Koran, dan artikel lainnya yang menunjang kemajuan berfikir para santri.

c. Gedung asrama putra

Terdapat gedung asrama putra dan gedung asrama putri, diantaraGedung asrama santri Putra terdiri dari : gedung rahman,


(56)

rahim, Ali bin abi thalib, para madina, Abu bakar, Al-jannah, Ibnurus, Abu hurairah, Ustman bin affan, Ismail, Muhajirin, Riyadus sholihin. d. Gedung asrama putri

Gedunga srama Putri juga memiliki beberapa gedung yaitu pada gedung Beijing terdapat tiga kamar yaitu : An-nujum, As-salwa, dan Qitabevi. Pada gedung Kairo terdapat enam kamar yaitu : Al-azka, Ar-roudlho, Mifta Assurur, Salsabila, Al-hikmah, dan Al-azhar. Pada gedung Damaskus terdapat satu kamar yaitu : Az-zahra. Gedung Andalusia terdapat satu kamar yaitu : Andalusia. Gedung Al-farobi terdapat dua kamar yaitu : Al-farobi 1 dan Al-farobi 2. Dan gedung Avizena terdapat tiga kamar yaitu : Avizena 1, Avizena 2 dan Avizena 3.

Disamping fasilitas-fasilitas yang ada, pondokpesantren modern Al-amanah juga memiliki unit usaha antara lain :

1) Kantin dan Mini Market

Unit usaha yang dikembangkan Pondok Pesantren Modern Al-Amanah adalah kantin, dan memiliki dua mini market yaitu mini market La-Tahzan 1 dan mini market La-Tahzan 2.Unitusaha ini telah berkembang menjadi unit usaha yang mandiri yang penjaganya adalah para santri sendiri dengan sistem giliran atau terjadwal. Selain itu konsumen yang dilayani selain lingkungan pondok pesantren juga untuk melayani umum yaitu masyarakat sekitar pondok.


(57)

“Iya ukhti ada kantin dan koprasi, kalau koprasi itu yang mengelola itu Ustadzah Hamida, kalau untuk kantin itu ustadzah Anis Silfiyati”5

2) Sawah

Unit usaha sawah yang dekat dengan pondok disini Pondok Pesantren Modern Al-Amanah tidak menyuruh para santri tetapi dengan menyuruh orang dan biasanya sawah tersebut disewakan kepada orang lain.

3) Laundry

PondokPesantren modern Al-amanah juga memiliki unit usaha yaitu laundry, dengan menyuruh orang lain dan beberapa santri yang dapat giliran atau ada jadwal piket.

Laundry ne onok loro mbak, loundry putri ambek laundry putre, tapi

laundry putri budhe nya cuman satu nek putra budhene onok

loro”6

(laundry nya ada dua mbak, laundry putra dan laundry putri, tapi kalau budhe laundry putri hanya ada satu, sedangkan laundry putra ada dua budhe).

4) Alber (Al-amanah berkarya)

Disini PondokPesantren modern Al-amanah memiliki sebuahunit usaha yang melayani percetakan majalah, kalender, banner, sablon, ID card, gantungan kunci, pin, profile CD dan lain-lain

5

ustadzah ririn. Ustadza Pesantren Putri, Wawancara, Kantor Pengasuan Putri, Pada 16 Desember 2015.

6

Bude Siti. Bude yang Bekerja di laundry Putri. Wawancara, loundry Pesantren Putri, Pada 18 Desember 2015.


(58)

b. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

kegiatan santri di mulai sejak pagi usai sholat shubuh berjama’ah dan di

akhiri pada waktu usai belajar pada malam hari. Untuk lebih jelas mengenai kegiatan sehari-hari pondok pesantren modern Al- Amanah sebagai beriku: - Jam 03.00- 04.00 Pagi : Bangun pagi dan sholat tahajut

- Jam 04.00- 05.00 : Sholat shubuh dan dzikir bersama

- Jam 05.00- 05.30 : Penambahan kosakata B. Inggris dan B. Arab - Jam 05.30- 06.30 : Persiapan masuk kelas

- Jam 06.30- 15.00 Sore : Sholat dhuha dianjurkan masuk pagi. - Disela-sela jam 13.00-14.00 : Sholat dhuhur dan makan siang. - Jam 15.00- 17.00 : Aktifitas sore yaitu olaraga, folly dll. - Jam 17.00- 17.30 : Persiapan magrib.

- Jam 17.30- 19.00 : Sholat magrib dan ngaji Al-Quran. - Jam 19.00- 20.00 : Makan malam.

- Jam 20.00- 20.15 : Sholat isyak. - Jam 20.15- 22.00 : Belajar malam. - Jam 22.00- 23.00 : Persiapan tidur. - Jam 23.00- 03.00 : Tidur.

7

. Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Al-Amanah, 2015

7

. Dokumentasi Pondok Pesantren, Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren Moden Al-Amanah, yang dilihat Pada t 22 Desember, 2015.


(59)

c. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

Dalam metode pembelajaran di pondok pesantren modern Al-Amanah ini menggunakan sisten dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris, dua bahasa ini di gunakan untuk berkomunikasi sehari-harinya, dengan jadwan satu minggu berbahasa arab dan satu minggu berbahasa inggris.

“ iya disini sehari-harinya menggunakan dua bahasa yaitu arab dan inggris, satu minggu penuh menggunakann bahasa arab dan minggu berikutnya satu minggu menggunakan bahasa inggris jadi setiapa minggu ada english week dan arabic week, tapi kalau pada hari minggu para santri di wajibkan menggunakan bahasa jawa krama”8 Jadi di pesantren tidak hanya da dua bahasa jika ditelusuri yaitu ada tiga bahasa yang seperti di ungkapkan oleh ustad kundarun, ada bahasa arab, ada bahasa inggris, dan ada bahasa jawa krama. Namun bahasa jawa krama hanya dipakek di hari minggu saja, untuk bahasa inggris dan bahasa arab, di gunakan untuk bahasa sehari-hari.

B. Bentuk-Bentuk Interaksi Pondok Pesnatren Modern Al-Amanah

Pada bab ketiga ini akan membahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial antara pesantren dengan masyarakat sekitarnya dan yang kedua nilai solidaritas yang terkandung didalam proses interaksi, dan kehidupan sosial masyarakat sekitar pesantren yang dilakukan antara pesantren dengan masyarakat Desa Junwangi Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

8

. Ustad Kundarun. Sekertaris Pondok Pesantren, Wawancara, kantor Pengasuhan Putra Pada 11 Desember 2015.


(60)

1. Interaksi Sosial di Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

Bentuk-bentuk interaksi antar sesama anggota terlihat melalui berbagai kegiatan di pesantren tersebut misalnya dalam kegiatan-kegiatan terlihat interaksi yang terjalin sebagai berikut yakni interaksi antara pengasuh dengan santri, kemudian pengasuh dengan ustadz atau ustadzah, dan santri dengan sesama santri.berikut bentuk kegiatan-kegiatan santri:

1.Sekolah formal

Sekolah formal pesantren Modern Al-Amanah dilakukan setiap hari, kecuali hari minggu, sekolah formal pesantren Modern Al-Amanah termasuk sekolah yang berbasis full day school yaitu kegiatan sekolah formal dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.00, kegiatan pesantren dengan sekolah ini dijadikan satu, jadi didalam sekolah formal juga ada pelajaran pesantren, seperti pelajaran kitab-kitab yang diajarkan oleh pesantren.

Berbeda memang dengan pesantren salafiyah, yang kegiatan sekolahnya atau madrasah di jadikan dua , ada madrasah formal, yaitu sekolah dan madrasah diniyah yaitu pelajaran pesantren.Dalam kegiatan sekolah formal santri dan juga ustadz-ustadzah di sekolah ini saling berinteraksi dan sering terjadi komunikasi.

2.Kegiatan Bersih-Bersih/ Ro’an Pesantren

Kegiatan ro’an di Pesantren Modern Al-Amanah berlangsung setiap hari minggu dari pukul 08.00 wib hingga pukul 10.00 wib seluruh santri dan juga anggota pesantren yang lain masing-masing mengerjakan bagian-bagian piket yang telag ditentukan oleh pengurus Pesantren, seperti membersihkan


(61)

asrama,membersihkan kamar mandi, membersihkan tandon (tempat penyimpanan air), membersihkan rumah pengasuh (piket ndalem), membersihkan lingkungan sekitar pesantren. Interaksi sosial juga banyak terjadi dalam kegiatan ini antara santri dengan ustadz maupun ustadzah, kemudian santri dengan santri.

3.Muhadhoroh ( Latihan Ceramah)

Kegiatan muhadhoroh di Pesantren Al-Amanah dilakukan setiap malam sabtu, kegiatan ini dilaksanakan setelah sholat isya, kegiatan ini bertujuan untuk memupuk bakat santri Al-Amanah agar mampu dan juga berbakat dalam bidang dakwah.Dalam pesantren Modern ini bentuk muhadhoro pun berbeda dengan pesantren yang lainnya, karena pesantren yang berbasis bilingual, maka muhadhoroh pun juga dilakukan dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris.

4. Muhadatsa (pembinaan bahasa)

Muhadatsa ini adalah kegiatan untuk pembinaan bahasa untuk berbicara sehari-hari,dua bahasa yang di gunakan maka ada dua bahasa yang harus di bina yaitu satu minggu pembinaan bahasa arab dan satu minggu pula pembinaan bahasa inggris seterusnya bergiliran seperti itu.Dalam kegiatan ini dilakukan setiap hari kecuali hari minggu libur. setelah sholat shubuh sampai dengan pukul 06.00, usai sholat subuh santri dihimbau untuk langsung menuju kelas masing-masing yang sudah ditentukan. Dalam kegiatan ini juga banyak sekali terjadi interaksi sosial, antara pengajar dengan santri, pengajar muhadatsa tidak selalu


(62)

ustadz ataupun ustadza tetapi tak lain adalah santri senior yang mengurusi bagian bahasa yang ada di pesantren.

2.Interaksi Sosial yang Terjalin antara Pesantren Modern Al-Amanah dengan Masyarakat Sekitar Lingkungan Pesantren

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Setelah pesantren didirikan, banyak sekali kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, pola interaksi ini di temukan interaksi antra phak pesantren seperti ustad yang mengisi kegiatan ini dengan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Kemudian juga ada interaksi antra santri dengan masyarakat dalam kegiatan ini. kegiatan-kegiatan ini merupakan simbol dari bentuk-bentuk sebuah interaksi antara lain meliputi:

a.Pengajian Eleng-eleng

Penggalian khazanah budaya Islam yang diperutukkan untuk masyarakat sekitar, rutinan pengajian eleng-eleng ini dilakukan seminggu 1 kali, yaitu setiap hari rabu, pengisi pengajian ini adalah ustadz dari pesantren Modern Al-amanah. Pesantren memiliki gedung ACEN (Al-Amanah Center) gedung ini yang menjadi tempat pengajian ini, gedung ACEN terletak disebrang jalan pesantren tepatnya di perumahan Babatan Asri, perumahan ini berapa di sebrang pesantren, jadi gedung yang ditempeti untuk pengajian ini tidak terletak di dalam pesantren.Pengajian juga sebagai upaya untuk membangun interaksi dengan baik antara pesantren


(63)

dengan masyarakat, meskipun jama’ah nya tidak terlalu banyak, namun antusias masyarakat juga baik dalam mendukung program pesantren ini, sebagian masyarakat sudi meluangkan waktunya untuk mengikuti pengajian ini, termasuk juga para masyarakat yang bekerja didalam pesantren, seperti tukang memasak, tukang kebun dan, supir mereka juga mengikuti kegiatan ini, jadi mereka tidak hanya bekerja didalam pesantren untuk mencari rezeki saja, namun mereka juga mendapatkan ilmu agama dari kegiatan ini.

Kegiatan ini awalnya tidak sebesar ini, awal mulanya hanya diwajibkan untuk para budhe-budhe dan pak dhe yang bekerja di pesantran maupun yang bergadang di pesantren, hingga sekarang merambah ke masyarakat sekitar pesantren. Memang tujuan dari pesantren tak lain adalah menjaga silaturahhmi dengan masyarakat sekitar pesantren.Namun itu juga tidak segampang dalam menggerakkan kagiatan pengajian ini.

“ kendala itu pasti ada, tidak gampang dalam menggerakkan masyarakat, apalagi menggerakkan dalam hal kabaikan seperti pengajian ini”

Memang tidak mudah mengkordinasi masyarakat untuk mengajak kebaikkan, seperti kegiatan pengajian ini, butuh waktu yang lama sehingga bisa mendirikan pengajian ini. Sedikit-demi sedikit mengajak masyarakat dari dalam pesantren misalnya budhe-budhe dan pak dhe, itu saja pihak pesantren juga merasa kesulitan dalam menggerakkan masyarakat yang bekerja di dalam pesantren.

Kadang juga banyak yang tidak hadir dalam kegiatan ini, entah apa alasannya, mungkin saja para masyarakat yang bekerja dipesantren ini kecapekan, atau ada


(64)

hal penting yang menjadi kendala tidak hadirnya sebagian budhe-budhe dan pak dhe.

yo jarang-jarang budhe melok mbak, males kok,nek gak aras-arasen

ya melok, ACEN iku kakean acara kok, ibuk ku mbak ya sering

melok”9

Terlihat juga diatas merupakan kendala, memang sulit sekali dalam menggerakkan kegiatan ini, kegiatan yang mengajak kebaikkan, apalagi kegiatan ini untuk masyarakat khususnya ibu-ibu dan bapak-bapak, otomatis dalam usia ibu-ibu dan bapak-bapak tak lagi usia muda.

b. Pengajian Rutinan Wali Santri

pada hari minggu adalah hari berkunjung untuk para wali santri, bukan berarti hari lainnya tidak boleh berkunjung, tetap saja boleh, namun tidak sebebas ketika pada hari minggu, karena kegiatan para santri ketika hari minggu adalah libur, distulah pengajian wali santri di adakan, setiap satu bulan dua kali kegiatan ini berjalan pada minggu kedua dan minggu terakhir, sehingga wali santri tidak hanya bisa menjenguk para anaknya namun bisa mendapatkan kajian islami yang di berikan langsung oleh pengasuh pesantren. Kegiatan ini juga bukan wajib bagi setiap wali santri yang berkunjung namun memang banyak sekali yang mengikutinya, ini juga merupakan cara pesantren untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan wali santri.

9

Bude Jun, Tukang Memasak di Pesantren.Wawancara, Dapur Pesantren, Pada tanggal 19 Desember 2015.


(1)

persaudaraan lebih harmonis antara Pondok Pesantren Modern Al-Amanah dengan Masyarakat sekitar Desa Junwanangi. Kemudian juga bisa masuk dalam tipe tindakan yang kedua, yaitu tindkan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Artinya disisni tindakan ini telah di pertimbangkan terlebih dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial maupun nilai agama dan nilai yang masyarakat miliki. Karena memang religiusitas dan ekonomi masyarakat belum pesat perkembang. Namun terkadang juga masyarakat mengikuti kegiatan tersebut atas dasar emosional saja, maka disini rasa emosional masuk dalam tipe tindakan sosial yang ketiga yaitu tindakan afektif. Kemudian juga ada sebagian masyarakat misalnya saja ikut-ikutan tetangga, kemudian ikut kalau tidak ada rasa malas, jadi kegiatan tersebut menjadi sedikit tidak penting bagi masyarakat maka disini juga termasuk dalam tipe tindakan yang ke empat yaitu tindakan tradisional yaitu tindakan yang di lakukan karena kebiasaan, seperti ikut-ikutan tetangga meruapakan tindakan kebiasaan. Tetapi sebagian juga ada yang mengikuti kegiatan ini dengan rutin dan ingin menjalin hubungan baik dengan pesantren dan banyak mendapatkan ilmu serta pengalaman dari setiap kegiatan yang dilukukan oleh pesantren.karena masyarakat sadar akan peran pesantren yang memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.


(2)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Pola-pola interaksi Pondok Pesantren dengan masyarakat, ada dua pola interaksi yang di bangun oleh Pondok Pesantren Modern Al-Amanah, yaitu pola interaksi internal atau interaksi didalam pesantren, misalanya terjadi pada interaksi antara santri dengan santri, santri dengan ustad atau ustadza, kemudian usatad sengan pengasuh atau bapak kiai, ataupun bisa jdi antara pengasuh pesantren dengan santri. Kemudian pola interaksi yang kedua yaitu interaksi yang terjadi eksternal, atau interaksi yang terjadi diluar Pondok Pesantren, yaitu interaksi pondok pesantren dengan masyarakat sekitar pesantren, kagiatan ini ditunjukkan oleh beberapa kegiatan,seperti kegiatan-kegiatan sebagai berikut:Pengajian Eleng-Eleng, Pengajian Rutinan Wali Santri, Pengajian Rutinan Alumni, Kegiatan Bazar Ramadhan

b. Nilai solidaritas yang terkandung dalam interaksi sosial yang terjalin antara pesantren dengan masyarakat sekitar antara lain:

a.Silaturahmi (Guyub)

Nilai silaturahmi atau istilah Jawa guyup memang terkandung didalam proses interaksi, dengan berinteraksi maka tali silaturahmi tidak akan putus,Kegiatan pesantren adalah bentuk dari tindakan yang


(3)

dilakukan pesantren untuk berinteraksi dengan masyarakat,kegiatan pesantren ini bertujuan untuk menjaga silaturahmi kepada masyarakat sekitar.

b. Rasa Persaudaraan

Nilai persaudaraan terkandung didalam proses interaksi antara anggota pesantren dengan masyarakat sekitar pesantren. Nilai persaudaraan terlambang disetiap kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama.

B. Saran-Saran

1. Untuk pihak pesantren, hendaknya lebih mengadakan pertemuan antara masyarakat yang bekerja di dalam pesantren maupun dengan pedagang yang menjual makanan dan minumannya di dalam pesantren, sehingga menciptakan interaksi sosial lebih baik dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara pihak pesantren dengan masyarakat.Atau dengan mengadakan rekreasi bersama antara pesantren dengan para masyarakat yang bekerja atau yang berdagang di dalam pesantre, maka akan tercipta suasana senang dan tidak ada kata bosan untuk bekerja maupun berdagang di dalam pesantren.

2.Untuk masyarakat Desa Junwangi, hendaknya dalam mengikuti kegiatan yang di adakan oleh pesantren lebih rutin untuk menghadirinya, sehingga kedekatan antara pihak pesantren dengan masyarakat lebih erat.


(4)

3.Untuk peneliti, penulis berharap dengan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya, meskipun dalam kenyataannya masih banyak kekurangan di dalamnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Suhartini, Dra., M.Si,. 2014. Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Kualitatif, makalah disampaikan di kelas pada 25 Maret 2014.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Haryanto Deni, 2001, “Pengantar Sosiologi Dasar”, Jakarta: Kencana

Ritzer, George. 2002.”Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda”. PT Rajawali Press, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1990. ”Sosiologi Suatu Pengantar”. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sa’id ,Sa’id Aqil et al.2001.Pesantren Masa Depan.Bandung :Pustaka Hidayah. Bagong Suyanto dan Sutinah. 2007.Metode Penelitian Sosial.Jakarta: Prenada Media Group.

Zulkarnain,2005 “Solidaritas Ssosial dan Partisipasi Masyarakat Desa

Transisl”Malang:UMM Pres.

Syaifa Aulia Achidsti.Kiai dan Pembangunan Institusi Sosial.Jogyakarta:Pustaka Pelajar

Robert H, Lauer, 1989.Perspektif tentang Perubahan Sosial Jakarta: Bina Aksara. Abdurrahman Wahid, “ Benarkah Kiai Membawa Perubahan Sosial? : Sebuah Pengantar” (1987), dalam Horikoshi(1987).


(6)

Hotman M. Siahan.1986Sejarah dan Teori Sosiologi.Jakarta:Erlangga.

Wirawan, I.B.2012.Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma.Jakarta:Kencana Prenadamedia Grup.

Zamroni.1992. Pengantar Pengembangan Teori Sosial.Yogyakarta:PT.Tiara Wacana Jogja.

M. Arifin. 1991.Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum .Jakarta: Bumi Aksara. Krisyanto Rahmad . 2005.Metode Penelitian Sosial Surabaya: Airlangga Universiti Press.