jangan lupa bersyukur
Majalah Donatur Yatim Mandiri Maret 2017 / Jumadil Akhir - Rajab 1438 H
Certiicate No: 10071
ISO 9001:2008
Pemberi Beasiswa Yatim
Terbanyak 2011
Jangan Lupa Bersyukur
Hukum Mengelap Anggota
Tubuh Sehabis Wudhu
Mengatasi Pusing
dan Mudah Letih
Izinkan Diri
Bahagia
Donatur:
146.112
Mata Hati
“Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah
sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama
(ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu
meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat
kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa
dia masih diberi kelebihan.”
(HR. Tirmidzi)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
1
LAZNAS YATIM MANDIRI
SURAT PEMBACA
SK. Menteri Agama No. 185/2016
VISI
Menjadi Lembaga Terpercaya dalam Membangun
Kemandirian Yatim
facebook
yatimmandiri
MISI
1. Membangun nilai-nilai kemandirian yatim dhuafa
2. Meningkatkan pertisipasi masyarakat dan dukungan
sumberdaya untuk kemandirian yatim dan dhuafa
3. Meningkatkan Capacity Building Organisasi
Yanu Trisna Lestari
Alhamdulillah, sangat memudahkan untuk
bersedekah yang insyaAllah tersampaikan dan
merata untuk adik2 yatim.
Pembina H. Nur Hidayat, S.Pd
Prof. Dr. Moh. Nasih. Ak
Moch. Hasyim
Pengawas Ir. Bimo Wahyu Wardoyo
Drs. H. Abdul Rokib
Yusuf Zain, S.Pd, MM
Ketua Drs. Sumarno
Sekretaris H. Mutrofin, SE
Bendahara Zaini Faisol
Dewan Pengawas Syariah Prof. Dr. H. Imam Bawani, MA
Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA
Drs. Agustianto, MA
KH. Abdurahman Navis, Lc., MHI
Direktur Utama Drs. Sumarno
Direktur Operasional Zaini Faisol
Ketua STAINIM Drs. Sodikin, M.Pd
Direktur ICMBS Dr. Margono, M.Pd
Direktur MEC Mukhlis, ST
Direktur RSM M. Ulinnuha
Sekretaris Eksekutif Kindy M.U
GM Regional Office I H. Mutrofin, SE
GM Regional Office II Agus Budiarto
Penasehat Dr. Zaim Uchrowi
Ir. H. Jamil Azzaini, MM
Dr. Muhammad Nafik
Penasehat Hukum H. Mahfud, SH
HEAD OFFICE
Graha Yatim Mandiri
Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya 60232
Telp. (031) 8283488 (Hunting) Fax. (031) 8291757
Website: www.yatimmandiri.org
Email: [email protected]
REDAKSI MAJALAH YATIM MANDIRI
Dewan Redaksi : Sumarno, Zaini, Mutroin
Pemimpin Umum : Zaini Faisol
Wakil Pemimpin Umum : Kindy M. U
Pemimpin Redaksi : Bambang Prianggodo
Reporter : M. Irsyad
Layout : Hilya F. dan Hevi Metalika A.
Fotografer : M. Irsyad, Sirkulasi : Naura
Diterbitkan oleh : LAZNAS Yatim Mandiri
Alamat Redaksi : Graha Yatim Mandiri,
Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya
telp. (031) 8283488, fax. (031) 8291757
Email : [email protected]
ISSN : 1410-542X
Surat Donatur
Para Donatur yang budiman, bila anda ingin
memberikan masukan atau usulan terhadap
Majalah Yatim Mandiri, silahkan kirimkan
kirimkan melalui:
email : [email protected]
SMS Center : 0856 4844 3000
BBM : 286E4BA9
Facebook : Majalah Yatim Mandiri
2
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
Bunda Keysa
Sebuah lembaga sosial yg mmg ditggu
keberadaannya...maju teruz n suxses lah yatim
mandiri
Pinky Widiasty
Yatimmandiri investasi akhirat untuk kita semua
aamiin
Aan Khunaefi
selalu ada untuk yatim dhuafa Indonesia!
website
www.yatimmandiri.org
Saksikan liputan berita dan tausiyah di Yatim
Mandiri TV Channel dengan subscribe di:
atau ketik: www.youtube.com/yatimmandiritv
BANK
INFAK SHODAKOH
ZAKAT
WAKAF
Mandiri
1400003117703
1420010313327
1420010313350
BCA
0101 358 363
0883 996 647
088 399 6621
BRI
009601001 968305
Muamalat
701 0054 803
70 100 548 04
02 114 97 003
BNI Syariah
010 835 1174
Syariah Mandiri
700 1201 454
700 1241 782
Permata Syariah
0290 1444 415
02901445144
BNI
2244 900 000
KEMANUSIAAN
009601001969301
700 1241 782
BALIKPAPAN Jl. Pattimura RT104 No.38 B, Batu Ampar, Balikpapan, Telp. (0542) 860 609,
081 25344932. BANDUNG Jl. Rusa No.12 Buah Batu Bandung, Telp (022) 7309138, 0877 8164
3543, BANTEN Jl. Ayip Usman No.11 Cikepuh Kebaharan Serang Banten, Telp. (0254) 219375,
0812 8744 8444. BANDAR LAMPUNG Jl. Sultan Haji No.19 kel. Sepang Jaya kec. Kedaton,
Bandar Lampung, Telp. (0721) 700953, 0852 7566 9977. BATAM Perumahan Kurnia Djaya Alam
Parkit 01, No. 02 Batam Center - Batam, Telp. (0778) 7413149, 0813 7260 1112. BEKASI Jl. Laskar
Perum Griya Metropolitan Blok DI-4 Pekayon Jaya Bekasi (021) 8240 1706, 0851 0805 6400.
BLITAR Jl. Bali No.262 Kota Blitar. Telp. (0342) 4559117, 0851 0376 1333. BOGOR Jl. Sempur
Kaler No. 2 Bogor Tengah - Kota Bogor Telp (0251) 8409054, 0813 3177 1830. BOJONEGORO
Jl. Panglima Polim Gg. Mangga 2 Sumbang Bojonegoro. Telp. (0353) 5254809, 0857 3336 4999.
DENPASAR Jl. Gunung cemara 7K Perumnas Monang Maning, Denpasar - Bali, Telp. 081 333 241
248. DEPOK Jl. Margonda No. 23B, Pancoran Mas Kota Depok. Telp. (021) 7777785, 0821 40742135,
0852 407 421 35. GRESIK Ruko Multi Sarana Plaza Blok B-11 Jl. Gubernur Suryo Gresik, Telp. (031)
399 0727, 0853 4774 2008, Fax. (031) 399 0727. JAKARTA Jl. Utan Kayu Raya No. 64 Matraman
Jakarta Timur, Telp. (021) 29821197, 081 316 313 700. JAKARTA BARAT Jl. C No. 41 Kebon Jeruk
Jakarta Barat. Telp. 087 77 35 333 56. JAKARTA SELATAN Jl. Gedung Hijau Raya SV.07 No. 74
Pondok Indah Jakarta Selatan, Telp 0812 8016 5001, 081 613 307 01. JEMBER Pandora Square
Jl. Mastrip No.8 Ruko 8E, Jember, Telp. 0817 9393 412, 0851 0264 0333. JOMBANG Perum Widya
Graha Permai 14B RT 31/RW 06 Jl. Pattimura Gang III Jombang, Telp. (0321) 865879, 0851 0015 0808.
KEDIRI Jl. Dr. Saharjo No. 119 Campurejo Mojoroto Kediri, Telp. (0354) 3782141, 0812 3389 7975.
Salam Redaksi
DAFTAR ISI
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
A
lhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, serta
shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW.
Tiap detik, Allah melimpahkan nikmatNya kepada setiap
makhluk. Misalnya, nikmat umur, iman, dan Islam. Kita
wajib bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmatNya.
Wujud syukur yang sebenarnya adalah melaksanakan
perintah dan menjauhi laranganNya.
Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghailin
membagi syukur menjadi tiga macam. Pertama, jika
seseorang menerima nikmat, maka ingatlah ia kepada
yang memberi untuk memuji padanya. Kedua, ia ridha
dan puas terhadap nikmat yang diterima. Ketiga,
selama ia merasakan manfaat nikmat itu, maka ia tidak
menggunakannya untuk perbuatan maksiat.
Seorang hakim berkata, “Saya sibuk
mensyukuri empat macam. Pertama, Allah telah menjadikan seribu macam makhluk, sedang yang termulia
dari semua itu anak Adam, lalu Allah menjadikan aku
dari anak Adam. Kedua, Allah telah melebihkan orang
lelaki daripada wanita, lalu menjadikan aku lelaki.
Ketiga, saya mengetahui bahwa Islam itu sebaik-baik
agama, dan yang diterima oleh Allah, lalu saya dijadikan
seorang muslim. Keempat, saya mengetahui bahwa umat
Muhammad itu paling utamanya umat, lalu Allah
menjadikan aku dari umat Muhammad SAW.”
Itulah tema bahasan utama pada rubrik Bekal Hidup
Majalah LAZNAS Yatim Mandiri Edisi Maret 2017. Serta
kami juga menyajikan tema bahasan menarik di rubrikrubrik lainnya.
Selain itu, pada 31 Maret 2017, LAZNAS Yatim
Mandiri genap berusia 23 Tahun dalam membantu dan
memberdayakan anak-anak yatim dhuafa di seluruh Indonesia. Hal ini tak lepas dari sinergi LAZNAS Yatim Mandiri
dengan para donatur. Untuk itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada seluruh donatur atas partisipasinya
dalam memandirikan anak-anak yatim.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
2 Profil Majalah
4
Bekal Hidup
8 Hikmah
9 Oase
13
14
10 Jendela
11 Catatan
12 Rehat
Move On
Tausiyah
16 Solusi Islam
18 Smart Parenting
20 Karyaku
21 Doa
22 Naik Kelas
23 Fenomena
24 Dapur
25
Muslimah
26 Kinerja
27 Solusi Sehat
28
Pintu Rezeki
30 Silaturrahim
32
Kemandirian
34 Kabar Nusantara
39 Data Program
40 Formulir Donatur
KUDUS Jl. Ganesha 2 No. 4 Purwosari Kudus 59316, Telp. (0291) 2912735, 0851 0275 4279. KEPANJEN Jl. Panglima Sudirman 209 A Kepanjen, Telp. (0341)
392199, 081 3329 006 39. LAMPUNG Jl. Z A Pagar Alam No. 11 RT 04 LK.02, Rajabasa Nunyai, Rajabasa, Bandar Lampung, Telp. (0721) 700953, 0852 7566 9977.
LAMONGAN Jl. Nangka No.3 Perum Deket Permai, Lamongan, Telp. (0322) 324025, 0821 3993 9427. LUMAJANG JL. Suwandak No. 42, Lumajang, Telp. (0334)
890300, 081 2491 424 53. MADIUN Jl. MT. Haryono No. 105 Madiun, Telp. (0351) 457740, 081 332 537 501. MAKASSAR JL. Andi Tonro No.11 Kec. Tamalate, Kota
Makassar, Telp. 0813 3000 3450, 0853 9561 5116. MALANG Jl. Titan 2 BB.12 Purwantoro-Blimbing, Kota Malang, Telp. (0341) 4371011, 0857 4567 8974. MAROS
Jl.Ibrahim (HM kasim DM) NO. 19 Turikale, MAROS, Telp. (0411) 371635, 0823 4343 0681. MOJOKERTO Perum Kranggan Permai C-14 Jl. Pahlawan, Mojokerto,
Telp. (0321) 322964, 3869898, 0851 0786 9898. PALEMBANG Jl. R. Sukamto Lorong Pancasila No.73, Telp. (0711) 362598, 0852 6734 8612. PASURUAN
Perum Pondok Sejati Indah blok 8 No. 11b Pasuruan, Telp. (0343) 4742 017, 0888 0550 8832, 0852 3499 3585. PEKALONGAN Jalan Bina Griya blok
B-IV No. 191 Medono, Pekalongan, Telp (0285) 421082, 0853 2927 7285, 0822 4440 1333. PONOROGO Jl. Urip Sumoharjo gang I No. 20 Mangkujayan
Ponorogo 63413. Telp (0352) 488223, 0812 5951 5665. PROBOLINGGO Jl. Mawar No.50 Kota Probolinggo, Telp. (0335) 894623, 085 1036 44 849.
PURWOKERTO Jl. Patriot No. 073 RT/RW 03/03 Kel. Karangpucung Kec. Purwokerto Selatan, Telp 0281-639042, 0851 0092 6664. SEMARANG Jl. Nangka
Timur No. 35 Semarang, Telp. (024) 8416166, 0812 2715 3899, 0857 5154 3068. SIDOARJO Perum Taman Tiara Regency Blok A No. 2 Sidoarjo, Telp. (031)
9970 2587, 0851 0049 0045 Fax. (031) 8921021. SOLO Jl. Nakula no 38 Protojayan, Serengan, Surakarta. Telp. (0271) 656218, 0851 0301 2224. SRAGEN
Jl. Raya Sukowati No. 514 Sragen Wetan, Sragen, Telp. 0823 0013 4410, 0857 2597 3921, 0877 3307 4777. SURABAYA Jl. Bendul Merisi Selatan I/2A
Surabaya, Telp. (031) 8494100, 0851- 0098-6844. TANGERANG Jl. Cibodas Raya No. 7 Perumnas 1 Karawaci Baru Tangerang, Telp. (021) 2917 0263, 0851
0168 4004. TUBAN Jl. Soekarno - Hatta No. 29 Tuban, Telp. (0356) 327118, 0813 3388 3360. TULUNGAGUNG. Pahlawan III No. 5A, Kedungwaru Tulungagung, Telp. (0355) 332 306, 0851 0577 0187. YOGYAKARTA Jl. Jazuli Karangkajen MG III/892. RT/RW 043/011 Yogyakarta, Telp. (0274) 2871601, 0822 4359
0007. GRAHA YATIM MANDIRI Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya, Telp. (031) 8283488, Fax. (031) 8291757. MEC Jl. Jambangan No. 70 Surabaya,
Telp. (031) 8299970, 0857 4888 8170, Fax : 031-8297654. KAMPUS STAI AN NAJAH INDONESIA MANDIRI Jl. Raya Sarirogo No. 1 Sidoarjo, Telp. (031)
99700528, 082 333 2727 04. ICMBS Jl. Raya Sarirogo No. 1 Sidoarjo. Telp. (031) 8076436, 0822 3224 7576, 0857 0491 9337.
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
3
Bekal Hidup
JANGAN LUPA BERSYUKUR
“DAN JIKA KAMU MENGHITUNG-HITUNG NIKMAT
ALLAH, NISCAYA KAMU TIDAK DAPAT
MENENTUKAN JUMLAHNYA”
(QS. AN-NAHL: 18)
4
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
Bekal Hidup
iap detik, Allah melimpahkan nikmatNya
kepada setiap makhluk. Misalnya, nikmat
umur, iman, dan Islam. “Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. An-Nahl:
18)
Kita wajib bersyukur kepada Allah atas
berbagai nikmatNya. Menurut Imam al-Ghazali,
bersyukur adalah salah satu maqam yang lebih
tinggi dari sabr, khauf kepada Allah dan maqam
lainnya.
Bila kita bersyukur, berarti kita telah
menempatkan nikmat Allah pada tempat yang
sesungguhnya. Wujud syukur yang sebenarnya
adalah melaksanakan perintah dan menjauhi
laranganNya.
Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbih
al-Ghailin membagi syukur menjadi tiga macam.
Pertama, jika seseorang menerima nikmat, maka
ingatlah ia kepada yang memberi untuk memuji
padanya.
Kedua, ia ridha dan puas terhadap nikmat
yang diterima. Ketiga, selama ia merasakan
manfaat nikmat itu, maka ia tidak menggunakannya untuk perbuatan maksiat.
Seorang hakim berkata, “Saya sibuk
mensyukuri empat macam. Pertama, Allah telah
menjadikan seribu macam makhluk, sedang yang
termulia dari semua itu anak Adam, lalu Allah
menjadikan aku dari anak Adam. Kedua, Allah
telah melebihkan orang lelaki daripada wanita, lalu
menjadikan aku lelaki.
Ketiga, saya mengetahui bahwa Islam itu
sebaik-baik agama, dan yang diterima oleh Allah,
lalu saya dijadikan seorang muslim. Keempat, saya
mengetahui bahwa umat Muhammad itu paling
utamanya umat, lalu Allah menjadikan aku dari
umat Muhammad SAW.”
T
Seorang ulama berkata, “Barangsiapa merasa
menerima nikmat, hendaknya ia membaca banyak
hamdalah (alhamdulillah). Dan barangsiapa yang
sering risau, hendaklah ia sering membaca
istighfar (astaghfirullah), dan barangsiapa merasa
tertekan oleh kemiskinan, hendaknya ia membaca
laa hawla wa laa quwwata illaa billahi al-aliyyi
al-adziimi.”
Ketiga, bersyukur dengan amal perbuatan,
yaitu mengamalkan dan memanfaatkan anggota
tubuh sesuai dengan agama. Bagi al-Ghazali,
anggota tubuh yang terpenting meliputi mata,
telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan (seksual),
dan kaki.
Jika kita bersyukur, Allah akan menambah
nikmatNya kepada kita, dan jika mengingkarinya,
azabNya sangat pedih (QS. Ibrahim: 7). Bila kita
bersyukur, sesungguhnya kita bersyukur untuk
kebaikan sendiri (QS. An-Naml: 40; QS. Luqman:
12).
Lagi pula, ada empat orang yang diberi
keuntungan dunia dan akhirat. Orang yang
menggunakan lidahnya untuk berdzikir, hatinya
untuk bersyukur, badannya untuk bersabar, dan
memiliki istri mukminah shalihah.
Wallahu a’lam.(*)
Nikmat Sehat
Ibnu Abbas mengutip sabda Nabi
Muhammad, “Dua macam nikmat yang
kebanyakan manusia rugi (kecewa)
dalam menerima keduanya. Yaitu
nikmat sehat afiat dan libur (tidak
ada kerja). Jarang orang yang dapat
menggunakan dengan sungguhsungguh masa sehat dan libur itu.”
Imam al-Ghazali mengemukakan
tiga cara bersyukur kepada Allah.
Pertama, bersyukur dengan hati,
yaitu mengakui
dan menyadari segala nikmat Allah. Kedua,
bersyukur dengan lidah, yaitu
mengucapkan ungkapan rasa syukur.
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
5
Bekal Hidup
Sudahkah Kita
Bersyukur?
JANGAN BUTAKAN MATA KITA.
HANYA SEBAB SATU DUA
KEINGINAN YANG TIDAK TERCAPAI,
LALU KITA MENJADI MANUSIA PENGELUH, YANG TERHAMBAT SEBAB FOKUSNYA HANYA PADA KEKURANGAN.
ata kita selalu terbiasa melihat
kekurangan. Ini yang biasanya
terjadi, selalu dan selalu yang kita
lihat hanya kekurangan. Padahal Allah berirman
“Dan janganlah engkau tujukan penglihatanmu
pada kenikmatan yang telah Kami berikan
kepada beberapa golongan dari mereka, berupa
perhiasan dunia, supaya Kami menguji mereka
padanya, sedang rezeki Tuhanmu lebih baik dan
kekal.” (QS. Thâha: 131)
Orang yang tinggi melihat bahwa ia kurus.
Orang yang pendek melihat betapa enaknya bila
bisa bertambah tinggi 5-10 cm. Yang punya TV
14” kepingin punyai TV yang 21”. Yang punya
M
6
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
rumah tipe 36, kepingin tipe 72. Yang punya
mobil satu, pengen dua. Teruuuus begitu….
Tidak salah memang punya keinginan.
Namanya saja manusia. Tapi sudahkah kita syukuri
apa yang sudah kita terima? Ini pertanyaan
yang harus kita pertanyakan kepada diri kita.
Jangan-jangan yang ada saat ini pun belum
kita syukuri, lalu kita sudah kepingen ini dan itu
sebagai tambahannya.
Jadilah kita manusia yang tidak pernah
terpuaskan dahaga keinginannya. Kalau sudah
begini, andai penyalurannya tepat, yakni lebih
giat berusaha dan lebih cermat menangkap
peluang, mungkin positif hasilnya.
Tapi andai salah penyalurannya, misal mencari
jalan pintas, maka bisa ditebak, keinginan
tersebut menjebak dia pada situasi kehidupan yang
bermasalah. Ibaratnya, ia berenang di kolam
yang tak bertepi.
Kehidupan itu indah, kalau dijalani dengan
kebersyukuran. Apa yang ada di sekeliling kita,
kita nikmati dulu sebagai pemberian Allah Yang
Maha Baik. Keinginan dipasang, tapi tidak menjadi
pasung yang mengharuskan kita memenuhi
keinginan itu dengan membabi buta.
Berterima kasihlah pada Allah atas segala
kebaikanNya, pasti Allah akan berkenan
memberikan tambahannya. “… Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tapi jika kamu mengingkari, ingatlah
azabKu sangat pedih.” (QS. Ibrâhîm: 7)
Dan salah satu cara berterima kasih itu,
adalah menerima apa yang ada dan mau
berbagi. Wallahu a’alam.(*)
Bekal Hidup
Cara Bersyukur Kepada
Allah SWT
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah
engkau nyatakan (dengan bersyukur)”
(QS. Adh-Dhuha: 11)
A
da banyak cara yang dapat dilakukan
manusia untuk mensyukuri nikmat
Allah SWT. Secara garis besar,
mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1. Syukur dengan Hati
Syukur dengan hati dilakukan dengan
menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang
kita peroleh baik besar, kecil, banyak maupun
sedikit semata-mata karena anugerah dan
kemurahan Allah SWT. Allah SWT berirman,
“Segala nikmat yang ada pada kamu
(berasal) dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)
2. Syukur dengan Lisan
Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa
segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari
Allah, spontan ia akan mengucapkan
“Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah),
“Wasysyukrulillah” (dan segala bentuk syukur
juga milik Allah). Karenanya, apabila ia
memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya
tetap memuji Allah SWT. Sebab ia yakin
dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah
perantara yang Allah SWT kehendaki untuk
“menyampaikan” nikmat itu kepadanya.
3. Syukur dengan Perbuatan
Syukur dengan perbuatan mengandung arti
bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita
terima harus dipergunakan di jalan yang
diridhoiNya. Misalnya untuk beribadah
kepada Allah, membantu orang lain dari
kesulitan, dan perbuatan baik lainnya.
Nikmat Allah harus kita pergunakan secara
proporsional dan tidak berlebihan untuk
berbuat kebaikan. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah senang melihat atsar
(bekas/wujud) nikmatNya pada hambaNya.”
(HR. Tirmidzi).
Allah SWT berirman, “Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan
(dengan bersyukur).” (QS. Adh-Dhuha: 11)
4. Menjaga Nikmat dari Kerusakan
Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah
untuk dipergunakan dengan sebaikbaiknya. Setelah itu, usahakan untuk menjaga
nikmat itu dari kerusakan. Misalnya, ketika
kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban
kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat
dan bugar agar terhindar dari sakit. Demikian
pula halnya dengan nikmat iman dan Islam.
Kita wajib menjaganya dari “kepunahan” yang
disebabkan pengingkaran, pemurtadan dan
lemahnya iman. Untuk itu, kita harus senantiasa
memupuk iman dan Islam kita dengan shalat,
membaca Al-Quran, menghadiri majelismajelis taklim, berdzikir dan berdoa. Kita pun
harus membentengi diri dari perbuatan yang
merusak iman seperti munaik, ingkar dan
kemungkaran. Intinya setiap nikmat yang Allah
berikan harus dijaga dengan sebaikbaiknya.
Rasulullah SAW bersabda, “Lihatlah kepada orang
yang lebih rendah dari pada kamu dan janganlah
kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu
lebih baik untuk tidak meremehkan
nikmat Allah atasmu.” (Muutafaq ‘Alaih).(*)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
7
Hikmah
Syukur,
‘Memperpanjang’
Nikmat
Oleh: Oki Aryono
Fungsionaris Bina Qalam Indonesia
ecara itrah, manusia bergembira jika menerima pemberian atau hadiah. Apakah
itu pemberian berupa materi maupun
non materi. Apalagi jika pemberian itu tanpa
pamrih apapun dari pemberinya. Sejak awal, Allah
SWT telah menjelaskan sifat manusia ini. “Maka
adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu
memuliakannya dan memberinya kesenangan
maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakan
aku’.” (QS. Al Fajr: 15)
Ada dua hal yang harus dipahami setiap insan
ketika mendapat kenikmatan atau kesenangan.
Yaitu respon kita terhadap sang pemberi dan
pemeliharaan kita terhadap zat pemberian itu.
Pertama, seorang mukmin selalu bersyukur
atas segala pemberian Tuhan, kecil maupun besar
bentuk anugerah yang ia terima. Itulah respon
yang baik. Jika mendapat kemalangan, ia
merespon dengan kesabaran. Itu pun respon yang
baik pula. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh
menakjubkan keadaan mukmin itu. Jika mendapat
kebaikan, ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika
mendapat musibah, ia bersabar. Itu juga baik
baginya.”
Sikap syukur ini ‘mengundang’ pemberian
berikutnya. Allah SWT telah berjanji, “Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu…” (QS.
Ibrahim: 7) Dan syukur ini bukti dari keimanan
seseorang. Karena orang yang tidak bersyukur
atau berterima kasih disebut kufur. “…Tetapi jika
mengingkari (nikmatKu), maka pasti azabKu
sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
Kedua, pemeliharaan kita terhadap zat yang
kita terima sebagai pemberian. Bentuk dari syukur
antara lain dengan merawat pemberian itu
dengan baik. Karena setiap nikmat yang kita terima selalu ada ujian yang mengiringinya. Misalnya
jika kita memiliki mobil, maka kita harus merawat
S
8
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
mobil itu agar awet. Sebaliknya, jika enggan
merawat atau bahkan menyia-nyiakannya, pasti
mobil itu cepat rusak. Jika demikian, tentu kita tak
akan bisa memanfaatkannya lagi.
Semakin rajin kita merawat nikmat itu, makin
lama manfaatnya bagi kita. Itulah salah satu (di
antara berjuta) makna syukur. Allah akan memperpanjang atau dengan kata lain menambah kenikmatan pemberian itu. Sehingga kita benar-benar mampu memanfaatkannya lebih lama.
Orang mukmin tidak membedakan pemberian itu besar atau kecil. Seorang mukmin akan
memperhatikan siapa pemilik sesungguhnya dari
nikmat itu. Meski seringkali kita menerima pemberian dari orang lain, namun hakikatnya, seluruh
alam raya dan seisinya bahkan diri kita ini adalah
pemberian Allah SWT.
Orang lain adalah pemilik yang nisbi. Pemilik
mutlak adalah Allah Ta’ala. Sebagai adab yang
baik, wajib bagi kita untuk berterima kasih kepada
orang lain yang memberi kita. Namun, adab seorang hamba adalah mengakui semua ini hanyalah
pemberianNya atas kuasaNya semata.
Kita harus memahami bahwa semua ini adalah
titipan Allah, Sang Khaliq. Maka sikap sabarlah
hal terbaik, jika Allah mengambilnya kembali.
Semua ini dari Allah dan akan kembali dari Allah.
Sebelum Allah mengambilnya kembali, maka kita
harus paham betul untuk apa Allah menitipkan
segala anugerahNya kepada kita. Seperti apa
pemanfaatannya selama nikmat itu berada dalam
genggaman kita.
Cara pemanfaatan telah dicontohkan manusia teladan, Rasulullah Muhammad SAW. Maka
apakah pemberian itu dalam rangka ketaatan
kepadaNya semata atau hanya untuk kesenangan
duniawi saja. Pepatah Arab menyatakan (artinya):
yang halal akan di-hisab dan yang haram akan
diazab.(*)
Oase
Syukur Itu Ibadah
Drs. Usman Daud, M.A
Konsultan Hukum Islam dan keluarga
“Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma,
ia berkata: Ketika itu hujan turun di masa
Nabi SAW, lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan
ini, ada manusia yang bersyukur dan ada
yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur
berkata, ‘Inilah rahmat Allah’. Orang yang
kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi
ada tanda begini dan begitu.” (HR. Muslim)
Syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul
Qayyim, “Syukur adalah menunjukkan
adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan
melalui lisan, yaitu berupa pujian dan
mengucapkan kesadaran diri bahwa ia
telah diberi nikmat. Dengan melalui hati,
berupa persaksian dan kecintaan kepada
Allah. Melalui anggota badan, berupa
kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.”
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan
mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah SWT. Semisal Qarun yang berkata,
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki
itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki.” (QS. Al
Qashash: 28)
Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah
Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas
takdir dan rahmat Allah sematalah nikmat itu bisa
diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat
senantiasa lupa akan hal ini.
Sungguh indah irman Allah, “Barangsiapa
bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa
yang ingkar maka sesunggunya Allah Maha Kaya
dan Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)
Maka, bersyukur adalah menjalankan perintah
Allah. Dan enggan bersyukur serta mengingkari
nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan
terhadap perintah Allah.
Buah manis dari syukur:
1. Syukur adalah sifat orang beriman. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin
itu sungguh menakjubkan, karena setiap
perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin
2.
3.
4.
5.
sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa
kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.”
(HR. Muslim)
Merupakan sebab datangnya ridha Allah.
Allah Ta’ala berirman, “Jika kalian ingkar,
sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian.
Dan Allah tidak ridha kepada hambaNya
yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah
ridha kepada kalian.” (QS. Az Zumar: 7)
Merupakan sebab selamatnya seseorang dari
azab Allah. Allah Ta’ala berirman, “Tidaklah
Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu
Syakir lagi Alim.” (QS. An Nisa: 147)
Merupakan sebab ditambahnya nikmat.
Allah Ta’ala berirman, “Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu mengumumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7)
Ganjaran di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala
berirman, “Dan sungguh orang-orang yang
bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al
Imran: 145)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
9
Jendela
Najmatus Shobah
N
amanya Najmatus Shobah. Anak ini
tinggal di Desa Ledug, Kecamatan
Kembaran, Kabupaten Banyumas.
Usianya baru 12 tahun, penampilanya juga seperti
kebanyakan anak desa seusianya. Lugu dan agak
pemalu. Hanya senyumnya saja yang sesekali
terlihat diraut wajahnya yang sekilas menunjukan
bahwa ia selalu optimis.
Sejak pertama kali Sanggar Genius dibuka
oleh LAZNAS Yatim Mandiri di Kelurahan Mersi,
gadis yang akrab disapa Nana ini selalu rajin
datang untuk belajar. Hasilnya sungguh luar biasa,
Nana berhasil mengalahkan 25 teman sekaligus
lawannya dalam ajang Olimpiade Matematika
yang digelar oleh LAZNAS Yatim Mandiri
Purwokerto.
Menjadi juara pertama pada ajang tersebut,
sempat membuatnya terheran-heran. Rasa tidak
percaya juga ditunjukan oleh sang ibu, Aprilistiani
Mujiatun, ketika mendengar cerita sang anak yang
akan ke Jakarta mewakili LAZNAS Yatim Mandiri
Purwokerto pada ajang Olimpiade Genius
Nasional.
Bahkan para guru di sekolahnya juga
merasa kaget bercampur bangga, karena
Nana akan mengikuti Olimpiade
Matematika Tingkat Nasional. Terlebih
ia bukanlah murid yang diperhitungkan
oleh guru-gurunya untuk bidang mata
pelajaran matematika. Namun,
dukungan serta doa dari ibu dan
guru-gurunya membuat anak
kelahiran Banyumas, 15 Juni
2005 ini optimis dan
bersemangat.
Gadis kecil ini pun
membuat semua
orang takjub.
10
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
Di Olimpiade Genius Nasional, ia menunjukan
prestasi yang luar biasa. Nana berhasil menembus
25 besar dari 100 peserta, dengan menempati
ranking 19. Meski tidak berhasil meraih juara, tapi
itu adalah prestasi terbaiknya yang telah
diusahakannya.
Dari sinilah Nana kini semakin terpacu untuk
belajar lebih giat lagi di Sanggar Genius. Hasilnya
adanya perubahan signiikan diperlihatkan olehnya
dibawah bimbingan intensif guru Sanggar Genius,
Kharis Hidayat. Yakni saat Raport untuk semester
ganjil kelas 6 dibagikan, Nana mendapat nilai
matematika 91. Sekaligus menjadikannya siswa
dengan nilai matematika tertinggi dikelasnya.
Bahkan saat ujian akhir semester, gadis ini
mampu meraih nilai 100 untuk bidang studi
matematika. Padahal, saat masih semester genap
kelas 5, nilai matematikanya hanya 67.
Hal ini tak lepas dari rutin dan intensnya Nana
belajar di Sanggar Genius LAZNAS Yatim Mandiri.
Yakni sebuah program pendampingan belajar
pada anak-anak yatim untuk menggali
potensI kecerdasan dan kreativitas,
khususnya dibidang matematika.
Najmatus Shobah adalah sebagian
kecil anak yatim binaan LAZNAS
Yatim Mandiri yang luar biasa.
Masih banyak anak-anak yatim
lainnya yang berprestasi dan
memiliki potensi-potensi yang
menakjubkan. Harapannya,
mereka mampu meraih
kemandirian dan bisa
mewujudkan impiannya.
(*)
Monumen Jariah
Donatur Yatim Mandiri
Catatan
Oleh: Drs. Sumarno
Direktur Utama LAZNAS Yatim Mandiri
yukur Alhamdulillah kita panjatkan
doanya untuk kita, serta mengalirkan pahala jariah
kehadirat Allah SWT atas segala karunia
yang tak terputus kepada semua donatur. Aamiin.
dan rahmatNya, dan sholawat serta salam
3. Sekolah Tinggi An-Najah Indonesia Mandiri
terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Dipenghujung
(STAINIM)
bulan Maret 2017 ini, LAZNAS Yatim Mandiri genap
LAZNAS Yatim Mandiri juga menyiapkan Sekolah
berusia 23 tahun, sejak berdiri tahun 1994 yang diawaTinggi An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
li dari pemikiran sederhana untuk dapat mengantar
Yakni kuliah berasrama bebas biaya untuk anak yaanak-anak yatim negeri ini agar mampu hidup
tim. Dan saat ini sedang berlangsung pembangumandiri dengan bekal ilmu dan keterampilan.
nan Kampus STAINIM 7 lantai yang terletak satu
Alhamdulillah gayung pun bersambut. Programkomplek dengan Sekolah SMP-SMA ICMBS di
program sederhana tapi berimplikasi besar dalam
Jalan Sarirogo, Sidoarjo. Keberadaan STAINIM ini
membangun kemandirian anak yatim yang ditawarkan
diharapkan dapat meningkatkan derajat hidup
kepada masyarakat dan donatur mendapat dukungan
anak-anak yatim melalui pendidikan dan menjadi
positif. Hal ini tidak lepas dari pertolongan Allah
amal jariah bagi semua donatur. Aamiin.
SWT, dan keistiqomahan para donatur yang turut
serta mengiringi perjalanan LAZNAS Yatim Mandiri.
Beberapa bukti monumen jariah donatur untuk
kemandirian anak yatim telah berjalan dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh anak yatim, diantaranya:
S
1. Kampus Kemandirian Mandiri Entrepreneur
Center (MEC)
Mulai di buka tahun 2006, diberi nama Kampus
Kemandirian, berlokasi di Jalan Jambangan 70,
Surabaya. Di sinilah anak yatim tamatan SMTA
(purna asuh) dididik dan dilatih untuk mandiri
dalam waktu setahun. Kampus yang dilengkapi
dengan asrama ini, mampu menampung
150 anak yatim laki-laki dan perempuan. Ribuan
4. Pesantren Kemandirian
alumni telah dibina di kampus ini dan mereka
Berlokasi di Desa Jati Batur, Kecamatan Gemolong,
kini telah mandiri, berani menjalani hidup dengan
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Lahannya
ikhtiar dan jeri payah sendiri. Semoga pahala jariah
merupakan wakaf dari donatur berupa lahan
terus mengalir ke semua donatur LAZNAS Yatim
pertanian dan bangunan untuk asrama. Di sini
Mandiri. Aamiin.
anak yatim purna asuh belajar pertanian, budidaya
2. Sekolah SMP-SMA Insan Cendekia Mandiri
ikan serta peternakan. Alhamdulillah, adanya PeBoarding School (ICMBS)
santren Kemandirian ini juga menginspirasi berkemKomplek Sekolah ICMBS ini terletak di Jalan Raya
bangnya perekonomian dilingkungan sekitarnya.
Sarirogo, Sidoarjo. Di atas lahan seluas tiga
setengah hektar ini, telah berdiri gedung sekolah
Selain itu, masih ada beberapa proyek jariah
SMP-SMA yang representatif, asrama siswa,
donatur lainnya seperti Diklat MEC di Semarang
berbagai sarana olahraga serta sarana ibadah
dan Bogor, Mobil Sehat, Alat Tulis Sekolah, dan
berupa Masjid Ulul Albab berkapasitas 1000
lainnya. Yang semuanya dapat dilaksanakan karena
jama’ah. Kita mohon kepada Allah SWT, semoga dukungan dan partisipasi para donatur dalam
anak-anak yang dididik di ICMBS kelak akan
menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh dan wakafmenjadi pemimpin-pemimpin yang amanah dan nya di LAZNAS Yatim Mandiri. Semoga semuanya
teladan yang baik pada zamannya. Mereka inilah menjadi amal jariah yang sholeh di sisi Allah SWT.
harapan kita, kelak yang akan melantunkan doa- Aamiin.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
11
Rehat
Mengenang 2 Tahun Alm. Zakariya Zain, S.Ag
(Direktur Yatim Mandiri Periode 2008-2010)
Setetes Embun
Penumbuh Asa
Alm. Zakariya Zain, S.Ag
Oleh: Dewi ‘Aisyah
“Jamu bu..!!!” Begitu seruan halus terdengar.
Aku spontan keluar sembari berucap, “Ya bu…!!” Ibu
penjual jamu itu pasti bertandang ke rumah tiap jam
7 pagi. Sebenarnya, aku bukanlah langganan jamu,
obat-obatan, atau apapun yang berbau medis dan
herbal.
Tetapi, yang menarik perhatian dari pertama
bertemu dengannya, adalah sosoknya yang masih
muda. Usianya berkisar 25-26 tahun, lumayan cantik
untuk ukuran mbok jamu yang didominasi ibu-ibu
paruh baya. “Ada jamu sirih, beras kencur, kunir
asem, jamu paitan juga ada lho bu,” begitu sapaannya. “Tapi saya juga nggak minum jamu-jamuan, bu,”
jawabku jujur.
“Tapi jajanan juga ada lho bu, blendung, gathot, thiwul, peyek, krupuk puli, kacang goreng. Kalo
sayur, ada urap-urap, oseng daun kates. Murah kok
bu, pokok e serba 1000an,” terangnya ramah. Aku
langsung tertarik pada nama-nama jajanan pasar
jadul khas kota Trenggalek, tempat kelahiranku.
Blendung adalah pipilan jagung rebus yang dicampur parutan kelapa. Gathot adalah fermentasi ketela
yang diredam air sampai berwarna coklat kehitaman
dengan parutan kelapa diatasnya. Rasanya pasti aneh
bagi yang belum pernah mencoba.
Tapi bagiku yang lahir dan besar dikota kecil, itu
adalah salah satu jajanan favorit yang sudah sangat
langka. Aku pernah menemukan gathot kering di
salah satu pusat oleh-oleh di Sidoarjo, tapi harganya hampir 25 kali lipat dari tawaran ibu jamu. Aku
langsung pesan 2 bungkus per item jajan, 5 bungkus
peyek kacang, Teri dan Drago. Urap-urap dan terong.
“Namanya siapa mbak?” tanyaku. “Kulo, Yati bu,”
jawabnya pendek. “Sudah punya putro (anak) berapa?” tanyaku kemudian. “Pun gadah setunggal bu
(sudah punya satu anak),” jawabnya. “Lah, terus kalo
sampeyan kerja gini, sama siapa putrane?” tanyaku
lebih lanjut. “Ya sama mbah putrine (sama neneknya).
Semua jadi 13 ribu bu..,” imbuhnya. Lalu kusodorkan selembar uang dua puluh ribuan. “Kembalinya
ambil saja ya mbak...,” kataku. “Waduh bu.. kathahe
(banyaknya), matur sembah nuwun sanget lho bu..”
jawabnya dengan mata berbinar.
Sejenak, hatiku terharu. Dengan menerima
12
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
kelebihan kembali 7 ribu saja sampai segitunya ia
berterima kasih. Apalagi kalau menerima 50 ribu,
100 ribu, seperti apa lagi ekspresi terima kasihnya?
Hatiku dipenuhi rasa malu.
Ya Allah ya Rahman ya Rahim, ampuni hambamu
ini yang terlampau sering alpa dan menaikan betapa
banyak rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba. Kesehatan terus-menerus, anak-anak yang
sehat dan pandai, saleh, dan sholehah, tanpa cacat
sedikit pun, materi yang selalu mencukupi, mempunyai teman dan tetangga yang baik, sanak saudara
yang senantiasa memberi semangat dan dukungan,
orang tua lengkap yang tak pernah putus mendoakan. “Fabi ayya aala irobbikuma tukadz dzibaan”
penggalan Surat Ar Rahman terlintas dibenakku.
Ampuni hamba yang dhaif ini Ya Allah…
Keteguhan imanku sempat diuji dengan moment
kehilangan terbesar sepanjang hidup, yaitu meninggalnya “Sang Belahan Jiwa”. Suamiku yang tidak
hanya menarik secara isik, tetapi juga baik akhlaknya, penuh tanggung jawab dan cintanya yang begitu
luar biasa. Ah.. hatiku sering bergetar mengingat
segala perhatian, cinta kasih dan pengorbanan beliau
selama kurang lebih 19 tahun mengenal beliau dan
17 tahun mengarungi bahtera rumah tangga.
Seandainya boleh manusia menyembah kepada
manusia lainnya, sepatutnya istri menyembah kepada
suaminya, begitu penggalan salah satu hadist Rasulullah SAW, karena besarnya hak suami atas istrinya.
Subhanallah…….. Aku merasakan sendiri betapa
sebagian Asmaul Husna Mu menetes pada suami
hamba ini Ya Allah. Sebagai suami, ayah, anak, kakak,
pimpinan, rekan, kawan, beliau selalu do and give the
best. I love him so much, but Allah love him more…
Terima kasih Ya Allah… Engkau sempatkan hamba
mendampingi beliau, Engkau titipkan tunas beliau
yang saleh dan sholehah. Pertemukan kami kelak di
Jannah Mu Ya Allah. Hanya dengan Rahman dan Rohim Mu, semua itu akan terwujud. “Hiduplah dengan
penuh rasa kebersyukuran, niscaya hidup akan tambah berkah, melimpah, tenang dan bahagia.” Semoga
Khusnul Khotimah.(*)
(Penulis adalah istri alm. Zakariyah Zain, S.Ag)
Move On
Memaafkan dan
Kerjasama
Oleh: Jamil Azzaini
Penasehat Yatim Mandiri
D
ulu saya pernah punya partner bisnis
yang berkhianat kepada saya. Dari
perbuatannya itu, membuat bisnis saya
bangkrut satu per satu. Ketika itu, saya jengkel
dan marah luar biasa.
Dan seiring berjalannya waktu, saya pun mampu memaafkan mereka. Setelah saya memaafkan
mereka, beberapa diantaranya kemudian mengajak kerjasama lagi dan menunjukkan kepada saya
perubahan dan kebaikan-kebaikan yang sudah
dilakukannya.
Meski saya sudah memaafkan bukan berarti
saya menerima tawaran kerjasamanya. Sungguh
berbeda antara memaafkan dan kesedian untuk
kerjasama.
Salah satu diantara mereka ada yang berkirim
pesan “Allah SWT itu pemaaf, hambaNya yang
bertaqwa seharusnya juga pemaaf. Mari kita kerjasama lagi. Saya sudah taubat koq.”
Saya pun menjawab pesannya “Saya sudah
memaafkan Anda sejak dulu. Silakan Anda bekerjasama dengan yang lain. Sementara saya cukup
kerjasama dengan yang ada saja dulu.” Jawaban
saya ini sangat tidak memuaskan mereka.
Apakah semua yang pernah berbuat salah
kepada saya, semuanya saya tolak untuk bekerjasama dengan saya? Jawabnya adalah tidak.
Ada diantara mereka yang kemudian bekerjasama lagi. Tentu setelah saya melihat perubahan dan banyak kebaikannya dilakukan secara
konsisten atas kesadaran bukan karena pencitraan
semata.
Kita perlu menjadi orang yang pemaaf namun
bukan berarti orang yang sudah memaafkan secara otomatis bisa diajak bekerjasama lagi.
Sungguh memaafkan dan kerjasama adalah
dua hal yang berbeda. Bersegeralah memaafkan
kesalahan orang namun jangan terburu-buru
bekerjasama dengannya. Setuju?
Salam SuksesMulia
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
13
Tausiyah
Mengikis Sikap Otoriter
Oleh: Abdullah Gymnastiar
alah satu yang berbahaya diantara
penyakit hati yang kita miliki adalah sifat
egois, sifat tidak mau kalah, sifat ingin
menang sendiri, sifat ingin selalu merasa benar,
atau sifat ingin selalu merasa bahwa memang
dirinya tidak berpeluang untuk berbuat salah. Sifat
seperti ini biasanya banyak menghinggapi orangorang yang diamanahi kedudukan, seperti para
pimpinan dalam skala apapun.
Sifat-sifat tadi ujung-ujungnya akan bermuara
pada sikap otoriter, bahkan lebih jauh lagi menjadi
seorang diktator (suatu sebutan yang diantaranya
dinisbahkan pada pemimpin pemerintahan NAZI
Jerman, Adolf Hitler atau pada pemerintahan fasis
Italia zaman Benito Musolini, dan juga para
pemimpin diktator dunia lainnya).
Pastilah pula kita tidak akan pernah nyaman
mendengar kata-kata seperti itu dan kita juga
tidak akan pernah suka melihat orang yang otoriter,
yang segalanya sepertinya harus dalam genggamannya. Dan hasilnya kita tahu sendiri, bahwa
S
14
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
orang-orang yang memiliki cap otoriter, orang
yang selalu ingin segalanya dalam kekuasaannya,
semuanya tunduk dan patuh kepadanya, ujungnya
adalah kejatuhan dan kehinaan.
Tapi sayang, sepertinya kita jarang menyisihkan
waktu untuk bertanya secara jujur pada diri sendiri,
apakah sifat-sifat itu ada pada diri kita atau tidak?
Apakah kita ini orang otoriter atau bukan? Maafmaaf saja kepada para orang tua, guru, manager,
pimpinan, direktur, pokoknya orang-orang yang
diamanahi kekuasaan oleh Allah, biasanya memiliki
kecenderungan sifat seperti ini.
Orang-orang yang otoriter biasanya memiliki
versi tersendiri dalam menilai suatu kejadian, versi
yang sesuka dia tentunya. Hal ini terjadi karena
dia selalu memandang lebih pada dirinya, sehingga selalu melihat sesuatu yang lain hanya pada
kurangnya dan jeleknya saja. Akibatnya sebaik
apapun yang dilakukan orang lain, selalu saja
dari mulutnya meluncur omelan, gerutuan, dan
koreksian.
Tausiyah
Tepatlah baginya pepatah, ‘nila setitik rusak
susu sebelanga’. Artinya, karena kesalahan sedikit,
jeleklah seluruh kelakuannya. Bagi orang otoriter,
biasanya tidak ada pilihan lain selain 100% harus
sesuai keinginannya.
Hasil kajian sebuah penelitian menyebutkan
bahwa para korban NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Aditif lainya) diantaranya adalah mereka
yang tumbuh besar dari kalangan orang tua otoriter,
keras, mau menang sendiri, tidak berkomunikasi, dan tidak ada dialog antar anggota keluarga.
Sehingga si anak menjadi seorang yang bersikap
apatis, acuh, bahkan akhirnya si anak melarikan rasa
ketertekanannya ini ke NAPZA, naudzhubillah.
Ada pula anak yang selalu bentrok dengan
ibunya, karena si ibu begitu menuntut agar dia
nurut 100% tanpa reserve. Maka munculah ungkapan,
“Sedikit-sedikit salah sedikit-sedikit salah!”, bahkan
saking kesalnya si anak ini berkata, “Kalau saya ini
salah terus, lalu kapan benarnya saya sebagai
manusia ini? Padahal kalau si anak belum mengerti,
seharusnya orang tua yang lebih dulu mengerti, kalau si anak belum bisa paham seharusnya orang tua
yang duluan paham. Tapi karena orang tuanya tidak
mengerti dan kurang ilmu, akhirnya tanpa disadari
si ibu telah menggiring dan menjerumuskan anaknya
ke dunia NAPZA.
Ternyata beginilah, gaya mendidik yang
otoriter, yang kaku, dan kurang komunikatif akan
menghasilkan anak-anak dalam kondisi tertekan,
tidak aman, hingga ujungnya ia lari dari kenyataan
yang dihadapinya.
Otoriter di Kantor
Begitupun di kantor-kantor atau perusahaanperusahaan yang memiliki pimpinan bertipe otoriter,
pastilah dia akan membuat karyawannya tertekan.
Hal ini dapat diamati saat pimpinannya datang ke
ruang kerja karyawannya, semua karyawan menjadi
tegang, gugup, dan panik.
Ini terjadi karena kalau pimpinan datang, maka
yang dilihat hanya kesalahan-kesalahan karyawannya saja. Jarang memuji, jarang menghargai, jarang
menyapa dengan baik, bahkan sangat jarang senyum.
Pada akhirnya karyawan disiplinnya menjadi disiplin
takut atau disiplin semu. Padahal sebenarnya
karyawan merasa tertekan, sakit hati, dan bahkan
benci ke si pimpinan yang otoriter ini.
Oleh sebab itu, hati-hatilah bagi para pemimpin
yang otoriter, dan bersiap-siaplah menjadi orang
yang tidak disukai karena saking banyaknya orang
yang merasa teraniaya. Orang otoriter itu marahnya
saja biasanya dilakukan di sembarang tempat, asal
dia ketemu dengan yang dimarahinya, marahnya
akan meledak-ledak. Padahal kemarahan seperti
itu justru akan mempermalukan si pemarah itu
sendiri karena orang yang melihatnya akan mengeluarkan penilaian yang negatif kepada dia. Hati-hati
nih bagi para pimpinan yang suka marah-marah, terutama orang-orang yang tidak biasa jadi bawahan,
kadang-kadang ia agak otoriter.
Pernah ada sebuah keluarga dengan empat
anak, ternyata tiga diantaranya mengalami depresi
berat karena sang ayah terlalu kaku dalam memimpin
rumah tangga yang pengelolaannya disamakan
seperti kantornya. Jangan heran bila ada orang yang
sukses di kantor belum tentu sukses di rumah tangga.
Guru yang Otoriter
Perlu diwaspadai pula bahwa biasanya pemimpin
yang otoriter akan membuahkan pula bibit-bibit
anak didik yang otoriter. Seperti guru yang otoriter,
akan menghasilkan anak-anak didik yang otoriter
pula, bahkan nakal. Guru yang otoriter di kelas, diantara sifat-sifatnya adalah maunya menang sendiri,
kata-katanya tajam, dan suka mempermalukan.
Kelakuan ini sebenarnya akan jadi bumerang
bagi guru itu sendiri, seperti tidak disukai pelajarannya,
tidak disenangi perangainya, dan tentu saja ini
suatu hal yang kontra produktif. Apalagi perilakuperilaku seperti ini sangat bertentangan dengan
sikap-sikap yang dituntunkan Rasulullah SAW yang
ternyata memiliki pribadi yang sangat indah, santun, dan berakhlak mulia.
Bagi orang yang bagus perangainya, berwajah
ceria, serta mulia akhlaknya maka ia laksana mawar
yang kuncup di musim semi, dia akan beroleh
banyak teman yang membawa kedamaian dan
ketentraman, semua pintu terbuka baginya.
Sementara orang pemberang, mudah marah,
egois, dan otoriter harus menggedor pintu untuk
bisa sekedar berbincang dengan seorang kawan.
Karenanya, yang terbaik adalah keramahan
akhlak dan keceriaan. Rasulullah SAW sendiri adalah
seorang yang senantiasa berwajah cerah ceria
penuh sungging senyuman, insya Allah.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017 15
Solusi Islam
HUKUM
MENGELAP
ANGGOTA
TUBUH
SEHABIS
WUDHU
“
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang terhormat Ustad Navis, mohon
pencerahan tentang hukum mengelap muka
atau anggota tubuh lainnya yang terkena air
wudhu sebelum melaksanakan shalat.
Karena ada beberapa teman yang
mengatakan bahwa sehabis berwudhu,
kita tidak boleh mengeringkan bekas wudhu
tersebut dengan kain lap atau handuk,
biarkan mengering dengan sendirinya.
Kalau mengambil wudhu di masjid memang
mungkin saja tidak dilap, tetapi jika
mengambil wudhu di rumah, saya terbiasa
mengeringkan bekas wudhunya baik di wajah
maupun tangan (dan terkadang sampai kaki)
dengan handuk.
Yang ingin saya tanyakan,
1. bagaimanakah hukum sebenarnya
mengenai hal ini, salahkah saya?
2. Apakah ada dalil atau hadits khusus
mengenai hal ini?
3. Dan bagaimana sebaiknya setelah wudhu,
mengelapnya atau membiarkannya?
Demikian pertanyaan dari saya.
Atas jawaban dan bimbingan Ustad Navis,
saya mengucapkan terima kasih.
Rohman, Jakarta
16
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
”
Solusi Islam
KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI
Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur
Jawaban :
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarkatuh.
Pak Rohman yang saya hormati, mayoritas
ulama berpendapat bahwa mengeringkan air di
badan setelah wudhu itu boleh, tapi kurang baik
(makruh), tidak haram dan tidak membatalkan
wudhunya.
Namun, sebagian ulama berbeda pendapat
sebagaimana penjelasan berikut ini:
Syaikh Ibrahim al Bajuri dalam kitabnya
mengatakan, “Termasuk kesunnahan setelah wudhu
adalah tansyif, yaitu tidak mengusap anggota
wudhu dengan kain tanpa adanya udzur, karena hal
tersebut dapat menghilangkan atsar/bekas ibadah,
jika ada udzur semisal kedinginan, khawatir tertempel perkara najis, atau ia hendak tayammum setelah
wudhu, maka hukumnya tidak makruh baginya
melakukan hal tersebut.” (Hasyiah al Bajuri 1/62)
Apakah disunnahkan meninggalkan tansyif
(mengusap anggota setelah wudhu)? Menurut qoul
Aujah, meninggalkan mengusap anggota wudhu
dengan handuk hukumnya sunnah, seperti yang
ada di Kitab Roudhoh.
Menurut salah satu pendapat hukum mengusap wajah dengan handuk atau tidak mengusap
hukumnya adalah sama, yaitu boleh (mubah) dan
inilah pendapat yang dipilih Imam Nawawi dalam
kitab Syarah Muhaddzab.
Menurut pendapat lain, meninggalkan tansyif
hukumnya sunnah mutlak, dan pendapat yang
lainnya lagi tansyif hukumnya makruh mutlak.
(Kifayatul Akhyar 1/26).
Wallahu a’lam bish shawab.(*)
Imam An-Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’
menyebutkan keterangan al-Muhamili ketika
membahas hukum mengeringkan anggota wudhu.
Al-Muhamili menyebutkan keterangan adanya
sepakat ulama, bahwa mengeringkan anggota
wudhu tidak haram. Perbedaan hanya dalam
masalah apakah itu dimakruhkan ataukah tidak.
Allahu a’lam.
Mengenai madzhab para ulama tentang
mengeringkan anggota badan setelah wudhu.
Kami telah singgung bahwa yang shahih dalam
madzhab kami (Syaiiyah), dianjurkan untuk
ditinggalkan. Tidak kita katakan hukumnya
makruh. Ibnul Mundzir menyebutkan ulama yang
berpendapat mengeringkan anggota wudhu
hukumnya mubah, Utsman bin Afan, Hasan bin
Ali, Anas bin Malik, Basyir bin Abi Mas’ud, Hasan
al-Bashri, Ibnu Sirin, Alqamah, al-Aswad, Masruq,
ad-Dhahaq, Malik, at-Tsauri, ulama Kufah, Ahmad,
dan Ishaq. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 1/462)
Dalil yang menguatkan pendapat mereka:
Pertama, hadits dari Aisyah, beliau mengatakan,
“Rasulullah SAW memiliki handuk kecil yang beliau
gunakan untuk mengeringkan anggota badan
setelah wudhu.” (HR. Turmudzi, An-Nasai).
Kedua, hadits dari Salman al-Farisi, “Nabi SAW
pernah berwudhu, kemudian beliau membalik
jubah wol yang beliau pakai, dan beliau gunakan
untuk mengusap wajahnya.” (HR. Ibn Majah 468)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
17
Smart Parenting
Oleh: Elly Risman
Pakar Parenting,
Yayasan Kita dan Buah Hati
Izinkan
Diri
Untuk
Bahagia
“
..Saat ini, sumber emosi
negatif bertambah dengan
makin seringnya kita menerima pesan lewat HP kita, bisa
berupa pesan di whatsapp
group, postingan teman di
media sosial, berita hoax di
situs abal-abal, kejadian-kejadian mengenaskan yang
membombardir kita melalui
berbagai media, online maupun konvensional..
18
”
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
D
isadari atau tidak, begitu banyak emosi
negatif yang mengular di sekitar kita.
Anak yang pulang sekolah dengan
muka ditekuk dan langsung melempar tas, suami
yang cuma bereaksi hm..hm... saja sambil konsentrasi didepan HP ketika diajak bicara, ketemu
kerabat yang senang bergibah, teman yang setiap ketemu minta bantuan dengan alasan ini itu…
dan seribu dua pesan dari orang yang dikenal
maupun tidak, yang membawa dan atau dapat
menimbulkan emosi negatif pada diri kita.
Sepotong kalimat terakhir di atas perlu kita
bicarakan dengan serius dan seksama. Seringkali
emosi negatif yang muncul pada diri kita, dan
akhirnya bikin kita jadi ‘baper’, dipicu oleh ulah
orang lain yang langsung ditujukan kepada kita
atau kepada orang lain yang tidak ada
hubungannya dengan kita.
Teman saya, yang lumayan‘baperan’, seringkali mengucap ‘It’s ruin my day’. Seharian moodnya
bisa hancur, gara-gara sebuah ulah orang di pagi
hari. Kadang-kadang, kalau sedang enak mood
juga, saya tanya dia: Coba di ingat-ingat, sebelum
kamu kontak dengan dia, apa yang terjadi pada
dirimu? Bagaimana perasaanmu sebelum itu
terjadi?
Sumber Energi Negatif
Saya bertanya begitu karena biasanya kita
sudah punya sumber atau bibit emosi negatif
sebelumnya. Misalnya malam sebelumnya kita
tidak dapat tidur nyenyak karena AC rusak. Atau
Smart Parenting
tukang sayurpun bisa membuat kita naik darah
saat dia mengabarkan kenaikan harga sayuran.
Apalagi anak yang baru teringat ada PR pas jemputan datang. Ulah orang lain seringkali hanya
sebagai pemicu kita naik darah.
Saat ini, sumber emosi negatif bertambah
dengan makin seringnya kita menerima pesan
lewat HP kita, bisa berupa pesan di whatsapp
group, postingan teman di media sosial,
ber
Certiicate No: 10071
ISO 9001:2008
Pemberi Beasiswa Yatim
Terbanyak 2011
Jangan Lupa Bersyukur
Hukum Mengelap Anggota
Tubuh Sehabis Wudhu
Mengatasi Pusing
dan Mudah Letih
Izinkan Diri
Bahagia
Donatur:
146.112
Mata Hati
“Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah
sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama
(ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu
meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat
kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa
dia masih diberi kelebihan.”
(HR. Tirmidzi)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
1
LAZNAS YATIM MANDIRI
SURAT PEMBACA
SK. Menteri Agama No. 185/2016
VISI
Menjadi Lembaga Terpercaya dalam Membangun
Kemandirian Yatim
yatimmandiri
MISI
1. Membangun nilai-nilai kemandirian yatim dhuafa
2. Meningkatkan pertisipasi masyarakat dan dukungan
sumberdaya untuk kemandirian yatim dan dhuafa
3. Meningkatkan Capacity Building Organisasi
Yanu Trisna Lestari
Alhamdulillah, sangat memudahkan untuk
bersedekah yang insyaAllah tersampaikan dan
merata untuk adik2 yatim.
Pembina H. Nur Hidayat, S.Pd
Prof. Dr. Moh. Nasih. Ak
Moch. Hasyim
Pengawas Ir. Bimo Wahyu Wardoyo
Drs. H. Abdul Rokib
Yusuf Zain, S.Pd, MM
Ketua Drs. Sumarno
Sekretaris H. Mutrofin, SE
Bendahara Zaini Faisol
Dewan Pengawas Syariah Prof. Dr. H. Imam Bawani, MA
Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA
Drs. Agustianto, MA
KH. Abdurahman Navis, Lc., MHI
Direktur Utama Drs. Sumarno
Direktur Operasional Zaini Faisol
Ketua STAINIM Drs. Sodikin, M.Pd
Direktur ICMBS Dr. Margono, M.Pd
Direktur MEC Mukhlis, ST
Direktur RSM M. Ulinnuha
Sekretaris Eksekutif Kindy M.U
GM Regional Office I H. Mutrofin, SE
GM Regional Office II Agus Budiarto
Penasehat Dr. Zaim Uchrowi
Ir. H. Jamil Azzaini, MM
Dr. Muhammad Nafik
Penasehat Hukum H. Mahfud, SH
HEAD OFFICE
Graha Yatim Mandiri
Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya 60232
Telp. (031) 8283488 (Hunting) Fax. (031) 8291757
Website: www.yatimmandiri.org
Email: [email protected]
REDAKSI MAJALAH YATIM MANDIRI
Dewan Redaksi : Sumarno, Zaini, Mutroin
Pemimpin Umum : Zaini Faisol
Wakil Pemimpin Umum : Kindy M. U
Pemimpin Redaksi : Bambang Prianggodo
Reporter : M. Irsyad
Layout : Hilya F. dan Hevi Metalika A.
Fotografer : M. Irsyad, Sirkulasi : Naura
Diterbitkan oleh : LAZNAS Yatim Mandiri
Alamat Redaksi : Graha Yatim Mandiri,
Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya
telp. (031) 8283488, fax. (031) 8291757
Email : [email protected]
ISSN : 1410-542X
Surat Donatur
Para Donatur yang budiman, bila anda ingin
memberikan masukan atau usulan terhadap
Majalah Yatim Mandiri, silahkan kirimkan
kirimkan melalui:
email : [email protected]
SMS Center : 0856 4844 3000
BBM : 286E4BA9
Facebook : Majalah Yatim Mandiri
2
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
Bunda Keysa
Sebuah lembaga sosial yg mmg ditggu
keberadaannya...maju teruz n suxses lah yatim
mandiri
Pinky Widiasty
Yatimmandiri investasi akhirat untuk kita semua
aamiin
Aan Khunaefi
selalu ada untuk yatim dhuafa Indonesia!
website
www.yatimmandiri.org
Saksikan liputan berita dan tausiyah di Yatim
Mandiri TV Channel dengan subscribe di:
atau ketik: www.youtube.com/yatimmandiritv
BANK
INFAK SHODAKOH
ZAKAT
WAKAF
Mandiri
1400003117703
1420010313327
1420010313350
BCA
0101 358 363
0883 996 647
088 399 6621
BRI
009601001 968305
Muamalat
701 0054 803
70 100 548 04
02 114 97 003
BNI Syariah
010 835 1174
Syariah Mandiri
700 1201 454
700 1241 782
Permata Syariah
0290 1444 415
02901445144
BNI
2244 900 000
KEMANUSIAAN
009601001969301
700 1241 782
BALIKPAPAN Jl. Pattimura RT104 No.38 B, Batu Ampar, Balikpapan, Telp. (0542) 860 609,
081 25344932. BANDUNG Jl. Rusa No.12 Buah Batu Bandung, Telp (022) 7309138, 0877 8164
3543, BANTEN Jl. Ayip Usman No.11 Cikepuh Kebaharan Serang Banten, Telp. (0254) 219375,
0812 8744 8444. BANDAR LAMPUNG Jl. Sultan Haji No.19 kel. Sepang Jaya kec. Kedaton,
Bandar Lampung, Telp. (0721) 700953, 0852 7566 9977. BATAM Perumahan Kurnia Djaya Alam
Parkit 01, No. 02 Batam Center - Batam, Telp. (0778) 7413149, 0813 7260 1112. BEKASI Jl. Laskar
Perum Griya Metropolitan Blok DI-4 Pekayon Jaya Bekasi (021) 8240 1706, 0851 0805 6400.
BLITAR Jl. Bali No.262 Kota Blitar. Telp. (0342) 4559117, 0851 0376 1333. BOGOR Jl. Sempur
Kaler No. 2 Bogor Tengah - Kota Bogor Telp (0251) 8409054, 0813 3177 1830. BOJONEGORO
Jl. Panglima Polim Gg. Mangga 2 Sumbang Bojonegoro. Telp. (0353) 5254809, 0857 3336 4999.
DENPASAR Jl. Gunung cemara 7K Perumnas Monang Maning, Denpasar - Bali, Telp. 081 333 241
248. DEPOK Jl. Margonda No. 23B, Pancoran Mas Kota Depok. Telp. (021) 7777785, 0821 40742135,
0852 407 421 35. GRESIK Ruko Multi Sarana Plaza Blok B-11 Jl. Gubernur Suryo Gresik, Telp. (031)
399 0727, 0853 4774 2008, Fax. (031) 399 0727. JAKARTA Jl. Utan Kayu Raya No. 64 Matraman
Jakarta Timur, Telp. (021) 29821197, 081 316 313 700. JAKARTA BARAT Jl. C No. 41 Kebon Jeruk
Jakarta Barat. Telp. 087 77 35 333 56. JAKARTA SELATAN Jl. Gedung Hijau Raya SV.07 No. 74
Pondok Indah Jakarta Selatan, Telp 0812 8016 5001, 081 613 307 01. JEMBER Pandora Square
Jl. Mastrip No.8 Ruko 8E, Jember, Telp. 0817 9393 412, 0851 0264 0333. JOMBANG Perum Widya
Graha Permai 14B RT 31/RW 06 Jl. Pattimura Gang III Jombang, Telp. (0321) 865879, 0851 0015 0808.
KEDIRI Jl. Dr. Saharjo No. 119 Campurejo Mojoroto Kediri, Telp. (0354) 3782141, 0812 3389 7975.
Salam Redaksi
DAFTAR ISI
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
A
lhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, serta
shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW.
Tiap detik, Allah melimpahkan nikmatNya kepada setiap
makhluk. Misalnya, nikmat umur, iman, dan Islam. Kita
wajib bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmatNya.
Wujud syukur yang sebenarnya adalah melaksanakan
perintah dan menjauhi laranganNya.
Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghailin
membagi syukur menjadi tiga macam. Pertama, jika
seseorang menerima nikmat, maka ingatlah ia kepada
yang memberi untuk memuji padanya. Kedua, ia ridha
dan puas terhadap nikmat yang diterima. Ketiga,
selama ia merasakan manfaat nikmat itu, maka ia tidak
menggunakannya untuk perbuatan maksiat.
Seorang hakim berkata, “Saya sibuk
mensyukuri empat macam. Pertama, Allah telah menjadikan seribu macam makhluk, sedang yang termulia
dari semua itu anak Adam, lalu Allah menjadikan aku
dari anak Adam. Kedua, Allah telah melebihkan orang
lelaki daripada wanita, lalu menjadikan aku lelaki.
Ketiga, saya mengetahui bahwa Islam itu sebaik-baik
agama, dan yang diterima oleh Allah, lalu saya dijadikan
seorang muslim. Keempat, saya mengetahui bahwa umat
Muhammad itu paling utamanya umat, lalu Allah
menjadikan aku dari umat Muhammad SAW.”
Itulah tema bahasan utama pada rubrik Bekal Hidup
Majalah LAZNAS Yatim Mandiri Edisi Maret 2017. Serta
kami juga menyajikan tema bahasan menarik di rubrikrubrik lainnya.
Selain itu, pada 31 Maret 2017, LAZNAS Yatim
Mandiri genap berusia 23 Tahun dalam membantu dan
memberdayakan anak-anak yatim dhuafa di seluruh Indonesia. Hal ini tak lepas dari sinergi LAZNAS Yatim Mandiri
dengan para donatur. Untuk itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada seluruh donatur atas partisipasinya
dalam memandirikan anak-anak yatim.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
2 Profil Majalah
4
Bekal Hidup
8 Hikmah
9 Oase
13
14
10 Jendela
11 Catatan
12 Rehat
Move On
Tausiyah
16 Solusi Islam
18 Smart Parenting
20 Karyaku
21 Doa
22 Naik Kelas
23 Fenomena
24 Dapur
25
Muslimah
26 Kinerja
27 Solusi Sehat
28
Pintu Rezeki
30 Silaturrahim
32
Kemandirian
34 Kabar Nusantara
39 Data Program
40 Formulir Donatur
KUDUS Jl. Ganesha 2 No. 4 Purwosari Kudus 59316, Telp. (0291) 2912735, 0851 0275 4279. KEPANJEN Jl. Panglima Sudirman 209 A Kepanjen, Telp. (0341)
392199, 081 3329 006 39. LAMPUNG Jl. Z A Pagar Alam No. 11 RT 04 LK.02, Rajabasa Nunyai, Rajabasa, Bandar Lampung, Telp. (0721) 700953, 0852 7566 9977.
LAMONGAN Jl. Nangka No.3 Perum Deket Permai, Lamongan, Telp. (0322) 324025, 0821 3993 9427. LUMAJANG JL. Suwandak No. 42, Lumajang, Telp. (0334)
890300, 081 2491 424 53. MADIUN Jl. MT. Haryono No. 105 Madiun, Telp. (0351) 457740, 081 332 537 501. MAKASSAR JL. Andi Tonro No.11 Kec. Tamalate, Kota
Makassar, Telp. 0813 3000 3450, 0853 9561 5116. MALANG Jl. Titan 2 BB.12 Purwantoro-Blimbing, Kota Malang, Telp. (0341) 4371011, 0857 4567 8974. MAROS
Jl.Ibrahim (HM kasim DM) NO. 19 Turikale, MAROS, Telp. (0411) 371635, 0823 4343 0681. MOJOKERTO Perum Kranggan Permai C-14 Jl. Pahlawan, Mojokerto,
Telp. (0321) 322964, 3869898, 0851 0786 9898. PALEMBANG Jl. R. Sukamto Lorong Pancasila No.73, Telp. (0711) 362598, 0852 6734 8612. PASURUAN
Perum Pondok Sejati Indah blok 8 No. 11b Pasuruan, Telp. (0343) 4742 017, 0888 0550 8832, 0852 3499 3585. PEKALONGAN Jalan Bina Griya blok
B-IV No. 191 Medono, Pekalongan, Telp (0285) 421082, 0853 2927 7285, 0822 4440 1333. PONOROGO Jl. Urip Sumoharjo gang I No. 20 Mangkujayan
Ponorogo 63413. Telp (0352) 488223, 0812 5951 5665. PROBOLINGGO Jl. Mawar No.50 Kota Probolinggo, Telp. (0335) 894623, 085 1036 44 849.
PURWOKERTO Jl. Patriot No. 073 RT/RW 03/03 Kel. Karangpucung Kec. Purwokerto Selatan, Telp 0281-639042, 0851 0092 6664. SEMARANG Jl. Nangka
Timur No. 35 Semarang, Telp. (024) 8416166, 0812 2715 3899, 0857 5154 3068. SIDOARJO Perum Taman Tiara Regency Blok A No. 2 Sidoarjo, Telp. (031)
9970 2587, 0851 0049 0045 Fax. (031) 8921021. SOLO Jl. Nakula no 38 Protojayan, Serengan, Surakarta. Telp. (0271) 656218, 0851 0301 2224. SRAGEN
Jl. Raya Sukowati No. 514 Sragen Wetan, Sragen, Telp. 0823 0013 4410, 0857 2597 3921, 0877 3307 4777. SURABAYA Jl. Bendul Merisi Selatan I/2A
Surabaya, Telp. (031) 8494100, 0851- 0098-6844. TANGERANG Jl. Cibodas Raya No. 7 Perumnas 1 Karawaci Baru Tangerang, Telp. (021) 2917 0263, 0851
0168 4004. TUBAN Jl. Soekarno - Hatta No. 29 Tuban, Telp. (0356) 327118, 0813 3388 3360. TULUNGAGUNG. Pahlawan III No. 5A, Kedungwaru Tulungagung, Telp. (0355) 332 306, 0851 0577 0187. YOGYAKARTA Jl. Jazuli Karangkajen MG III/892. RT/RW 043/011 Yogyakarta, Telp. (0274) 2871601, 0822 4359
0007. GRAHA YATIM MANDIRI Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya, Telp. (031) 8283488, Fax. (031) 8291757. MEC Jl. Jambangan No. 70 Surabaya,
Telp. (031) 8299970, 0857 4888 8170, Fax : 031-8297654. KAMPUS STAI AN NAJAH INDONESIA MANDIRI Jl. Raya Sarirogo No. 1 Sidoarjo, Telp. (031)
99700528, 082 333 2727 04. ICMBS Jl. Raya Sarirogo No. 1 Sidoarjo. Telp. (031) 8076436, 0822 3224 7576, 0857 0491 9337.
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
3
Bekal Hidup
JANGAN LUPA BERSYUKUR
“DAN JIKA KAMU MENGHITUNG-HITUNG NIKMAT
ALLAH, NISCAYA KAMU TIDAK DAPAT
MENENTUKAN JUMLAHNYA”
(QS. AN-NAHL: 18)
4
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
Bekal Hidup
iap detik, Allah melimpahkan nikmatNya
kepada setiap makhluk. Misalnya, nikmat
umur, iman, dan Islam. “Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. An-Nahl:
18)
Kita wajib bersyukur kepada Allah atas
berbagai nikmatNya. Menurut Imam al-Ghazali,
bersyukur adalah salah satu maqam yang lebih
tinggi dari sabr, khauf kepada Allah dan maqam
lainnya.
Bila kita bersyukur, berarti kita telah
menempatkan nikmat Allah pada tempat yang
sesungguhnya. Wujud syukur yang sebenarnya
adalah melaksanakan perintah dan menjauhi
laranganNya.
Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbih
al-Ghailin membagi syukur menjadi tiga macam.
Pertama, jika seseorang menerima nikmat, maka
ingatlah ia kepada yang memberi untuk memuji
padanya.
Kedua, ia ridha dan puas terhadap nikmat
yang diterima. Ketiga, selama ia merasakan
manfaat nikmat itu, maka ia tidak menggunakannya untuk perbuatan maksiat.
Seorang hakim berkata, “Saya sibuk
mensyukuri empat macam. Pertama, Allah telah
menjadikan seribu macam makhluk, sedang yang
termulia dari semua itu anak Adam, lalu Allah
menjadikan aku dari anak Adam. Kedua, Allah
telah melebihkan orang lelaki daripada wanita, lalu
menjadikan aku lelaki.
Ketiga, saya mengetahui bahwa Islam itu
sebaik-baik agama, dan yang diterima oleh Allah,
lalu saya dijadikan seorang muslim. Keempat, saya
mengetahui bahwa umat Muhammad itu paling
utamanya umat, lalu Allah menjadikan aku dari
umat Muhammad SAW.”
T
Seorang ulama berkata, “Barangsiapa merasa
menerima nikmat, hendaknya ia membaca banyak
hamdalah (alhamdulillah). Dan barangsiapa yang
sering risau, hendaklah ia sering membaca
istighfar (astaghfirullah), dan barangsiapa merasa
tertekan oleh kemiskinan, hendaknya ia membaca
laa hawla wa laa quwwata illaa billahi al-aliyyi
al-adziimi.”
Ketiga, bersyukur dengan amal perbuatan,
yaitu mengamalkan dan memanfaatkan anggota
tubuh sesuai dengan agama. Bagi al-Ghazali,
anggota tubuh yang terpenting meliputi mata,
telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan (seksual),
dan kaki.
Jika kita bersyukur, Allah akan menambah
nikmatNya kepada kita, dan jika mengingkarinya,
azabNya sangat pedih (QS. Ibrahim: 7). Bila kita
bersyukur, sesungguhnya kita bersyukur untuk
kebaikan sendiri (QS. An-Naml: 40; QS. Luqman:
12).
Lagi pula, ada empat orang yang diberi
keuntungan dunia dan akhirat. Orang yang
menggunakan lidahnya untuk berdzikir, hatinya
untuk bersyukur, badannya untuk bersabar, dan
memiliki istri mukminah shalihah.
Wallahu a’lam.(*)
Nikmat Sehat
Ibnu Abbas mengutip sabda Nabi
Muhammad, “Dua macam nikmat yang
kebanyakan manusia rugi (kecewa)
dalam menerima keduanya. Yaitu
nikmat sehat afiat dan libur (tidak
ada kerja). Jarang orang yang dapat
menggunakan dengan sungguhsungguh masa sehat dan libur itu.”
Imam al-Ghazali mengemukakan
tiga cara bersyukur kepada Allah.
Pertama, bersyukur dengan hati,
yaitu mengakui
dan menyadari segala nikmat Allah. Kedua,
bersyukur dengan lidah, yaitu
mengucapkan ungkapan rasa syukur.
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
5
Bekal Hidup
Sudahkah Kita
Bersyukur?
JANGAN BUTAKAN MATA KITA.
HANYA SEBAB SATU DUA
KEINGINAN YANG TIDAK TERCAPAI,
LALU KITA MENJADI MANUSIA PENGELUH, YANG TERHAMBAT SEBAB FOKUSNYA HANYA PADA KEKURANGAN.
ata kita selalu terbiasa melihat
kekurangan. Ini yang biasanya
terjadi, selalu dan selalu yang kita
lihat hanya kekurangan. Padahal Allah berirman
“Dan janganlah engkau tujukan penglihatanmu
pada kenikmatan yang telah Kami berikan
kepada beberapa golongan dari mereka, berupa
perhiasan dunia, supaya Kami menguji mereka
padanya, sedang rezeki Tuhanmu lebih baik dan
kekal.” (QS. Thâha: 131)
Orang yang tinggi melihat bahwa ia kurus.
Orang yang pendek melihat betapa enaknya bila
bisa bertambah tinggi 5-10 cm. Yang punya TV
14” kepingin punyai TV yang 21”. Yang punya
M
6
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
rumah tipe 36, kepingin tipe 72. Yang punya
mobil satu, pengen dua. Teruuuus begitu….
Tidak salah memang punya keinginan.
Namanya saja manusia. Tapi sudahkah kita syukuri
apa yang sudah kita terima? Ini pertanyaan
yang harus kita pertanyakan kepada diri kita.
Jangan-jangan yang ada saat ini pun belum
kita syukuri, lalu kita sudah kepingen ini dan itu
sebagai tambahannya.
Jadilah kita manusia yang tidak pernah
terpuaskan dahaga keinginannya. Kalau sudah
begini, andai penyalurannya tepat, yakni lebih
giat berusaha dan lebih cermat menangkap
peluang, mungkin positif hasilnya.
Tapi andai salah penyalurannya, misal mencari
jalan pintas, maka bisa ditebak, keinginan
tersebut menjebak dia pada situasi kehidupan yang
bermasalah. Ibaratnya, ia berenang di kolam
yang tak bertepi.
Kehidupan itu indah, kalau dijalani dengan
kebersyukuran. Apa yang ada di sekeliling kita,
kita nikmati dulu sebagai pemberian Allah Yang
Maha Baik. Keinginan dipasang, tapi tidak menjadi
pasung yang mengharuskan kita memenuhi
keinginan itu dengan membabi buta.
Berterima kasihlah pada Allah atas segala
kebaikanNya, pasti Allah akan berkenan
memberikan tambahannya. “… Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tapi jika kamu mengingkari, ingatlah
azabKu sangat pedih.” (QS. Ibrâhîm: 7)
Dan salah satu cara berterima kasih itu,
adalah menerima apa yang ada dan mau
berbagi. Wallahu a’alam.(*)
Bekal Hidup
Cara Bersyukur Kepada
Allah SWT
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah
engkau nyatakan (dengan bersyukur)”
(QS. Adh-Dhuha: 11)
A
da banyak cara yang dapat dilakukan
manusia untuk mensyukuri nikmat
Allah SWT. Secara garis besar,
mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1. Syukur dengan Hati
Syukur dengan hati dilakukan dengan
menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang
kita peroleh baik besar, kecil, banyak maupun
sedikit semata-mata karena anugerah dan
kemurahan Allah SWT. Allah SWT berirman,
“Segala nikmat yang ada pada kamu
(berasal) dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)
2. Syukur dengan Lisan
Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa
segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari
Allah, spontan ia akan mengucapkan
“Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah),
“Wasysyukrulillah” (dan segala bentuk syukur
juga milik Allah). Karenanya, apabila ia
memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya
tetap memuji Allah SWT. Sebab ia yakin
dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah
perantara yang Allah SWT kehendaki untuk
“menyampaikan” nikmat itu kepadanya.
3. Syukur dengan Perbuatan
Syukur dengan perbuatan mengandung arti
bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita
terima harus dipergunakan di jalan yang
diridhoiNya. Misalnya untuk beribadah
kepada Allah, membantu orang lain dari
kesulitan, dan perbuatan baik lainnya.
Nikmat Allah harus kita pergunakan secara
proporsional dan tidak berlebihan untuk
berbuat kebaikan. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah senang melihat atsar
(bekas/wujud) nikmatNya pada hambaNya.”
(HR. Tirmidzi).
Allah SWT berirman, “Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan
(dengan bersyukur).” (QS. Adh-Dhuha: 11)
4. Menjaga Nikmat dari Kerusakan
Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah
untuk dipergunakan dengan sebaikbaiknya. Setelah itu, usahakan untuk menjaga
nikmat itu dari kerusakan. Misalnya, ketika
kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban
kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat
dan bugar agar terhindar dari sakit. Demikian
pula halnya dengan nikmat iman dan Islam.
Kita wajib menjaganya dari “kepunahan” yang
disebabkan pengingkaran, pemurtadan dan
lemahnya iman. Untuk itu, kita harus senantiasa
memupuk iman dan Islam kita dengan shalat,
membaca Al-Quran, menghadiri majelismajelis taklim, berdzikir dan berdoa. Kita pun
harus membentengi diri dari perbuatan yang
merusak iman seperti munaik, ingkar dan
kemungkaran. Intinya setiap nikmat yang Allah
berikan harus dijaga dengan sebaikbaiknya.
Rasulullah SAW bersabda, “Lihatlah kepada orang
yang lebih rendah dari pada kamu dan janganlah
kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu
lebih baik untuk tidak meremehkan
nikmat Allah atasmu.” (Muutafaq ‘Alaih).(*)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
7
Hikmah
Syukur,
‘Memperpanjang’
Nikmat
Oleh: Oki Aryono
Fungsionaris Bina Qalam Indonesia
ecara itrah, manusia bergembira jika menerima pemberian atau hadiah. Apakah
itu pemberian berupa materi maupun
non materi. Apalagi jika pemberian itu tanpa
pamrih apapun dari pemberinya. Sejak awal, Allah
SWT telah menjelaskan sifat manusia ini. “Maka
adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu
memuliakannya dan memberinya kesenangan
maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakan
aku’.” (QS. Al Fajr: 15)
Ada dua hal yang harus dipahami setiap insan
ketika mendapat kenikmatan atau kesenangan.
Yaitu respon kita terhadap sang pemberi dan
pemeliharaan kita terhadap zat pemberian itu.
Pertama, seorang mukmin selalu bersyukur
atas segala pemberian Tuhan, kecil maupun besar
bentuk anugerah yang ia terima. Itulah respon
yang baik. Jika mendapat kemalangan, ia
merespon dengan kesabaran. Itu pun respon yang
baik pula. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh
menakjubkan keadaan mukmin itu. Jika mendapat
kebaikan, ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika
mendapat musibah, ia bersabar. Itu juga baik
baginya.”
Sikap syukur ini ‘mengundang’ pemberian
berikutnya. Allah SWT telah berjanji, “Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu…” (QS.
Ibrahim: 7) Dan syukur ini bukti dari keimanan
seseorang. Karena orang yang tidak bersyukur
atau berterima kasih disebut kufur. “…Tetapi jika
mengingkari (nikmatKu), maka pasti azabKu
sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
Kedua, pemeliharaan kita terhadap zat yang
kita terima sebagai pemberian. Bentuk dari syukur
antara lain dengan merawat pemberian itu
dengan baik. Karena setiap nikmat yang kita terima selalu ada ujian yang mengiringinya. Misalnya
jika kita memiliki mobil, maka kita harus merawat
S
8
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
mobil itu agar awet. Sebaliknya, jika enggan
merawat atau bahkan menyia-nyiakannya, pasti
mobil itu cepat rusak. Jika demikian, tentu kita tak
akan bisa memanfaatkannya lagi.
Semakin rajin kita merawat nikmat itu, makin
lama manfaatnya bagi kita. Itulah salah satu (di
antara berjuta) makna syukur. Allah akan memperpanjang atau dengan kata lain menambah kenikmatan pemberian itu. Sehingga kita benar-benar mampu memanfaatkannya lebih lama.
Orang mukmin tidak membedakan pemberian itu besar atau kecil. Seorang mukmin akan
memperhatikan siapa pemilik sesungguhnya dari
nikmat itu. Meski seringkali kita menerima pemberian dari orang lain, namun hakikatnya, seluruh
alam raya dan seisinya bahkan diri kita ini adalah
pemberian Allah SWT.
Orang lain adalah pemilik yang nisbi. Pemilik
mutlak adalah Allah Ta’ala. Sebagai adab yang
baik, wajib bagi kita untuk berterima kasih kepada
orang lain yang memberi kita. Namun, adab seorang hamba adalah mengakui semua ini hanyalah
pemberianNya atas kuasaNya semata.
Kita harus memahami bahwa semua ini adalah
titipan Allah, Sang Khaliq. Maka sikap sabarlah
hal terbaik, jika Allah mengambilnya kembali.
Semua ini dari Allah dan akan kembali dari Allah.
Sebelum Allah mengambilnya kembali, maka kita
harus paham betul untuk apa Allah menitipkan
segala anugerahNya kepada kita. Seperti apa
pemanfaatannya selama nikmat itu berada dalam
genggaman kita.
Cara pemanfaatan telah dicontohkan manusia teladan, Rasulullah Muhammad SAW. Maka
apakah pemberian itu dalam rangka ketaatan
kepadaNya semata atau hanya untuk kesenangan
duniawi saja. Pepatah Arab menyatakan (artinya):
yang halal akan di-hisab dan yang haram akan
diazab.(*)
Oase
Syukur Itu Ibadah
Drs. Usman Daud, M.A
Konsultan Hukum Islam dan keluarga
“Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma,
ia berkata: Ketika itu hujan turun di masa
Nabi SAW, lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan
ini, ada manusia yang bersyukur dan ada
yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur
berkata, ‘Inilah rahmat Allah’. Orang yang
kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi
ada tanda begini dan begitu.” (HR. Muslim)
Syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul
Qayyim, “Syukur adalah menunjukkan
adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan
melalui lisan, yaitu berupa pujian dan
mengucapkan kesadaran diri bahwa ia
telah diberi nikmat. Dengan melalui hati,
berupa persaksian dan kecintaan kepada
Allah. Melalui anggota badan, berupa
kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.”
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan
mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah SWT. Semisal Qarun yang berkata,
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki
itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki.” (QS. Al
Qashash: 28)
Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah
Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas
takdir dan rahmat Allah sematalah nikmat itu bisa
diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat
senantiasa lupa akan hal ini.
Sungguh indah irman Allah, “Barangsiapa
bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa
yang ingkar maka sesunggunya Allah Maha Kaya
dan Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)
Maka, bersyukur adalah menjalankan perintah
Allah. Dan enggan bersyukur serta mengingkari
nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan
terhadap perintah Allah.
Buah manis dari syukur:
1. Syukur adalah sifat orang beriman. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin
itu sungguh menakjubkan, karena setiap
perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin
2.
3.
4.
5.
sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa
kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.”
(HR. Muslim)
Merupakan sebab datangnya ridha Allah.
Allah Ta’ala berirman, “Jika kalian ingkar,
sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian.
Dan Allah tidak ridha kepada hambaNya
yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah
ridha kepada kalian.” (QS. Az Zumar: 7)
Merupakan sebab selamatnya seseorang dari
azab Allah. Allah Ta’ala berirman, “Tidaklah
Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu
Syakir lagi Alim.” (QS. An Nisa: 147)
Merupakan sebab ditambahnya nikmat.
Allah Ta’ala berirman, “Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu mengumumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7)
Ganjaran di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala
berirman, “Dan sungguh orang-orang yang
bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al
Imran: 145)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
9
Jendela
Najmatus Shobah
N
amanya Najmatus Shobah. Anak ini
tinggal di Desa Ledug, Kecamatan
Kembaran, Kabupaten Banyumas.
Usianya baru 12 tahun, penampilanya juga seperti
kebanyakan anak desa seusianya. Lugu dan agak
pemalu. Hanya senyumnya saja yang sesekali
terlihat diraut wajahnya yang sekilas menunjukan
bahwa ia selalu optimis.
Sejak pertama kali Sanggar Genius dibuka
oleh LAZNAS Yatim Mandiri di Kelurahan Mersi,
gadis yang akrab disapa Nana ini selalu rajin
datang untuk belajar. Hasilnya sungguh luar biasa,
Nana berhasil mengalahkan 25 teman sekaligus
lawannya dalam ajang Olimpiade Matematika
yang digelar oleh LAZNAS Yatim Mandiri
Purwokerto.
Menjadi juara pertama pada ajang tersebut,
sempat membuatnya terheran-heran. Rasa tidak
percaya juga ditunjukan oleh sang ibu, Aprilistiani
Mujiatun, ketika mendengar cerita sang anak yang
akan ke Jakarta mewakili LAZNAS Yatim Mandiri
Purwokerto pada ajang Olimpiade Genius
Nasional.
Bahkan para guru di sekolahnya juga
merasa kaget bercampur bangga, karena
Nana akan mengikuti Olimpiade
Matematika Tingkat Nasional. Terlebih
ia bukanlah murid yang diperhitungkan
oleh guru-gurunya untuk bidang mata
pelajaran matematika. Namun,
dukungan serta doa dari ibu dan
guru-gurunya membuat anak
kelahiran Banyumas, 15 Juni
2005 ini optimis dan
bersemangat.
Gadis kecil ini pun
membuat semua
orang takjub.
10
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
Di Olimpiade Genius Nasional, ia menunjukan
prestasi yang luar biasa. Nana berhasil menembus
25 besar dari 100 peserta, dengan menempati
ranking 19. Meski tidak berhasil meraih juara, tapi
itu adalah prestasi terbaiknya yang telah
diusahakannya.
Dari sinilah Nana kini semakin terpacu untuk
belajar lebih giat lagi di Sanggar Genius. Hasilnya
adanya perubahan signiikan diperlihatkan olehnya
dibawah bimbingan intensif guru Sanggar Genius,
Kharis Hidayat. Yakni saat Raport untuk semester
ganjil kelas 6 dibagikan, Nana mendapat nilai
matematika 91. Sekaligus menjadikannya siswa
dengan nilai matematika tertinggi dikelasnya.
Bahkan saat ujian akhir semester, gadis ini
mampu meraih nilai 100 untuk bidang studi
matematika. Padahal, saat masih semester genap
kelas 5, nilai matematikanya hanya 67.
Hal ini tak lepas dari rutin dan intensnya Nana
belajar di Sanggar Genius LAZNAS Yatim Mandiri.
Yakni sebuah program pendampingan belajar
pada anak-anak yatim untuk menggali
potensI kecerdasan dan kreativitas,
khususnya dibidang matematika.
Najmatus Shobah adalah sebagian
kecil anak yatim binaan LAZNAS
Yatim Mandiri yang luar biasa.
Masih banyak anak-anak yatim
lainnya yang berprestasi dan
memiliki potensi-potensi yang
menakjubkan. Harapannya,
mereka mampu meraih
kemandirian dan bisa
mewujudkan impiannya.
(*)
Monumen Jariah
Donatur Yatim Mandiri
Catatan
Oleh: Drs. Sumarno
Direktur Utama LAZNAS Yatim Mandiri
yukur Alhamdulillah kita panjatkan
doanya untuk kita, serta mengalirkan pahala jariah
kehadirat Allah SWT atas segala karunia
yang tak terputus kepada semua donatur. Aamiin.
dan rahmatNya, dan sholawat serta salam
3. Sekolah Tinggi An-Najah Indonesia Mandiri
terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Dipenghujung
(STAINIM)
bulan Maret 2017 ini, LAZNAS Yatim Mandiri genap
LAZNAS Yatim Mandiri juga menyiapkan Sekolah
berusia 23 tahun, sejak berdiri tahun 1994 yang diawaTinggi An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
li dari pemikiran sederhana untuk dapat mengantar
Yakni kuliah berasrama bebas biaya untuk anak yaanak-anak yatim negeri ini agar mampu hidup
tim. Dan saat ini sedang berlangsung pembangumandiri dengan bekal ilmu dan keterampilan.
nan Kampus STAINIM 7 lantai yang terletak satu
Alhamdulillah gayung pun bersambut. Programkomplek dengan Sekolah SMP-SMA ICMBS di
program sederhana tapi berimplikasi besar dalam
Jalan Sarirogo, Sidoarjo. Keberadaan STAINIM ini
membangun kemandirian anak yatim yang ditawarkan
diharapkan dapat meningkatkan derajat hidup
kepada masyarakat dan donatur mendapat dukungan
anak-anak yatim melalui pendidikan dan menjadi
positif. Hal ini tidak lepas dari pertolongan Allah
amal jariah bagi semua donatur. Aamiin.
SWT, dan keistiqomahan para donatur yang turut
serta mengiringi perjalanan LAZNAS Yatim Mandiri.
Beberapa bukti monumen jariah donatur untuk
kemandirian anak yatim telah berjalan dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh anak yatim, diantaranya:
S
1. Kampus Kemandirian Mandiri Entrepreneur
Center (MEC)
Mulai di buka tahun 2006, diberi nama Kampus
Kemandirian, berlokasi di Jalan Jambangan 70,
Surabaya. Di sinilah anak yatim tamatan SMTA
(purna asuh) dididik dan dilatih untuk mandiri
dalam waktu setahun. Kampus yang dilengkapi
dengan asrama ini, mampu menampung
150 anak yatim laki-laki dan perempuan. Ribuan
4. Pesantren Kemandirian
alumni telah dibina di kampus ini dan mereka
Berlokasi di Desa Jati Batur, Kecamatan Gemolong,
kini telah mandiri, berani menjalani hidup dengan
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Lahannya
ikhtiar dan jeri payah sendiri. Semoga pahala jariah
merupakan wakaf dari donatur berupa lahan
terus mengalir ke semua donatur LAZNAS Yatim
pertanian dan bangunan untuk asrama. Di sini
Mandiri. Aamiin.
anak yatim purna asuh belajar pertanian, budidaya
2. Sekolah SMP-SMA Insan Cendekia Mandiri
ikan serta peternakan. Alhamdulillah, adanya PeBoarding School (ICMBS)
santren Kemandirian ini juga menginspirasi berkemKomplek Sekolah ICMBS ini terletak di Jalan Raya
bangnya perekonomian dilingkungan sekitarnya.
Sarirogo, Sidoarjo. Di atas lahan seluas tiga
setengah hektar ini, telah berdiri gedung sekolah
Selain itu, masih ada beberapa proyek jariah
SMP-SMA yang representatif, asrama siswa,
donatur lainnya seperti Diklat MEC di Semarang
berbagai sarana olahraga serta sarana ibadah
dan Bogor, Mobil Sehat, Alat Tulis Sekolah, dan
berupa Masjid Ulul Albab berkapasitas 1000
lainnya. Yang semuanya dapat dilaksanakan karena
jama’ah. Kita mohon kepada Allah SWT, semoga dukungan dan partisipasi para donatur dalam
anak-anak yang dididik di ICMBS kelak akan
menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh dan wakafmenjadi pemimpin-pemimpin yang amanah dan nya di LAZNAS Yatim Mandiri. Semoga semuanya
teladan yang baik pada zamannya. Mereka inilah menjadi amal jariah yang sholeh di sisi Allah SWT.
harapan kita, kelak yang akan melantunkan doa- Aamiin.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
11
Rehat
Mengenang 2 Tahun Alm. Zakariya Zain, S.Ag
(Direktur Yatim Mandiri Periode 2008-2010)
Setetes Embun
Penumbuh Asa
Alm. Zakariya Zain, S.Ag
Oleh: Dewi ‘Aisyah
“Jamu bu..!!!” Begitu seruan halus terdengar.
Aku spontan keluar sembari berucap, “Ya bu…!!” Ibu
penjual jamu itu pasti bertandang ke rumah tiap jam
7 pagi. Sebenarnya, aku bukanlah langganan jamu,
obat-obatan, atau apapun yang berbau medis dan
herbal.
Tetapi, yang menarik perhatian dari pertama
bertemu dengannya, adalah sosoknya yang masih
muda. Usianya berkisar 25-26 tahun, lumayan cantik
untuk ukuran mbok jamu yang didominasi ibu-ibu
paruh baya. “Ada jamu sirih, beras kencur, kunir
asem, jamu paitan juga ada lho bu,” begitu sapaannya. “Tapi saya juga nggak minum jamu-jamuan, bu,”
jawabku jujur.
“Tapi jajanan juga ada lho bu, blendung, gathot, thiwul, peyek, krupuk puli, kacang goreng. Kalo
sayur, ada urap-urap, oseng daun kates. Murah kok
bu, pokok e serba 1000an,” terangnya ramah. Aku
langsung tertarik pada nama-nama jajanan pasar
jadul khas kota Trenggalek, tempat kelahiranku.
Blendung adalah pipilan jagung rebus yang dicampur parutan kelapa. Gathot adalah fermentasi ketela
yang diredam air sampai berwarna coklat kehitaman
dengan parutan kelapa diatasnya. Rasanya pasti aneh
bagi yang belum pernah mencoba.
Tapi bagiku yang lahir dan besar dikota kecil, itu
adalah salah satu jajanan favorit yang sudah sangat
langka. Aku pernah menemukan gathot kering di
salah satu pusat oleh-oleh di Sidoarjo, tapi harganya hampir 25 kali lipat dari tawaran ibu jamu. Aku
langsung pesan 2 bungkus per item jajan, 5 bungkus
peyek kacang, Teri dan Drago. Urap-urap dan terong.
“Namanya siapa mbak?” tanyaku. “Kulo, Yati bu,”
jawabnya pendek. “Sudah punya putro (anak) berapa?” tanyaku kemudian. “Pun gadah setunggal bu
(sudah punya satu anak),” jawabnya. “Lah, terus kalo
sampeyan kerja gini, sama siapa putrane?” tanyaku
lebih lanjut. “Ya sama mbah putrine (sama neneknya).
Semua jadi 13 ribu bu..,” imbuhnya. Lalu kusodorkan selembar uang dua puluh ribuan. “Kembalinya
ambil saja ya mbak...,” kataku. “Waduh bu.. kathahe
(banyaknya), matur sembah nuwun sanget lho bu..”
jawabnya dengan mata berbinar.
Sejenak, hatiku terharu. Dengan menerima
12
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
kelebihan kembali 7 ribu saja sampai segitunya ia
berterima kasih. Apalagi kalau menerima 50 ribu,
100 ribu, seperti apa lagi ekspresi terima kasihnya?
Hatiku dipenuhi rasa malu.
Ya Allah ya Rahman ya Rahim, ampuni hambamu
ini yang terlampau sering alpa dan menaikan betapa
banyak rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba. Kesehatan terus-menerus, anak-anak yang
sehat dan pandai, saleh, dan sholehah, tanpa cacat
sedikit pun, materi yang selalu mencukupi, mempunyai teman dan tetangga yang baik, sanak saudara
yang senantiasa memberi semangat dan dukungan,
orang tua lengkap yang tak pernah putus mendoakan. “Fabi ayya aala irobbikuma tukadz dzibaan”
penggalan Surat Ar Rahman terlintas dibenakku.
Ampuni hamba yang dhaif ini Ya Allah…
Keteguhan imanku sempat diuji dengan moment
kehilangan terbesar sepanjang hidup, yaitu meninggalnya “Sang Belahan Jiwa”. Suamiku yang tidak
hanya menarik secara isik, tetapi juga baik akhlaknya, penuh tanggung jawab dan cintanya yang begitu
luar biasa. Ah.. hatiku sering bergetar mengingat
segala perhatian, cinta kasih dan pengorbanan beliau
selama kurang lebih 19 tahun mengenal beliau dan
17 tahun mengarungi bahtera rumah tangga.
Seandainya boleh manusia menyembah kepada
manusia lainnya, sepatutnya istri menyembah kepada
suaminya, begitu penggalan salah satu hadist Rasulullah SAW, karena besarnya hak suami atas istrinya.
Subhanallah…….. Aku merasakan sendiri betapa
sebagian Asmaul Husna Mu menetes pada suami
hamba ini Ya Allah. Sebagai suami, ayah, anak, kakak,
pimpinan, rekan, kawan, beliau selalu do and give the
best. I love him so much, but Allah love him more…
Terima kasih Ya Allah… Engkau sempatkan hamba
mendampingi beliau, Engkau titipkan tunas beliau
yang saleh dan sholehah. Pertemukan kami kelak di
Jannah Mu Ya Allah. Hanya dengan Rahman dan Rohim Mu, semua itu akan terwujud. “Hiduplah dengan
penuh rasa kebersyukuran, niscaya hidup akan tambah berkah, melimpah, tenang dan bahagia.” Semoga
Khusnul Khotimah.(*)
(Penulis adalah istri alm. Zakariyah Zain, S.Ag)
Move On
Memaafkan dan
Kerjasama
Oleh: Jamil Azzaini
Penasehat Yatim Mandiri
D
ulu saya pernah punya partner bisnis
yang berkhianat kepada saya. Dari
perbuatannya itu, membuat bisnis saya
bangkrut satu per satu. Ketika itu, saya jengkel
dan marah luar biasa.
Dan seiring berjalannya waktu, saya pun mampu memaafkan mereka. Setelah saya memaafkan
mereka, beberapa diantaranya kemudian mengajak kerjasama lagi dan menunjukkan kepada saya
perubahan dan kebaikan-kebaikan yang sudah
dilakukannya.
Meski saya sudah memaafkan bukan berarti
saya menerima tawaran kerjasamanya. Sungguh
berbeda antara memaafkan dan kesedian untuk
kerjasama.
Salah satu diantara mereka ada yang berkirim
pesan “Allah SWT itu pemaaf, hambaNya yang
bertaqwa seharusnya juga pemaaf. Mari kita kerjasama lagi. Saya sudah taubat koq.”
Saya pun menjawab pesannya “Saya sudah
memaafkan Anda sejak dulu. Silakan Anda bekerjasama dengan yang lain. Sementara saya cukup
kerjasama dengan yang ada saja dulu.” Jawaban
saya ini sangat tidak memuaskan mereka.
Apakah semua yang pernah berbuat salah
kepada saya, semuanya saya tolak untuk bekerjasama dengan saya? Jawabnya adalah tidak.
Ada diantara mereka yang kemudian bekerjasama lagi. Tentu setelah saya melihat perubahan dan banyak kebaikannya dilakukan secara
konsisten atas kesadaran bukan karena pencitraan
semata.
Kita perlu menjadi orang yang pemaaf namun
bukan berarti orang yang sudah memaafkan secara otomatis bisa diajak bekerjasama lagi.
Sungguh memaafkan dan kerjasama adalah
dua hal yang berbeda. Bersegeralah memaafkan
kesalahan orang namun jangan terburu-buru
bekerjasama dengannya. Setuju?
Salam SuksesMulia
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
13
Tausiyah
Mengikis Sikap Otoriter
Oleh: Abdullah Gymnastiar
alah satu yang berbahaya diantara
penyakit hati yang kita miliki adalah sifat
egois, sifat tidak mau kalah, sifat ingin
menang sendiri, sifat ingin selalu merasa benar,
atau sifat ingin selalu merasa bahwa memang
dirinya tidak berpeluang untuk berbuat salah. Sifat
seperti ini biasanya banyak menghinggapi orangorang yang diamanahi kedudukan, seperti para
pimpinan dalam skala apapun.
Sifat-sifat tadi ujung-ujungnya akan bermuara
pada sikap otoriter, bahkan lebih jauh lagi menjadi
seorang diktator (suatu sebutan yang diantaranya
dinisbahkan pada pemimpin pemerintahan NAZI
Jerman, Adolf Hitler atau pada pemerintahan fasis
Italia zaman Benito Musolini, dan juga para
pemimpin diktator dunia lainnya).
Pastilah pula kita tidak akan pernah nyaman
mendengar kata-kata seperti itu dan kita juga
tidak akan pernah suka melihat orang yang otoriter,
yang segalanya sepertinya harus dalam genggamannya. Dan hasilnya kita tahu sendiri, bahwa
S
14
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
orang-orang yang memiliki cap otoriter, orang
yang selalu ingin segalanya dalam kekuasaannya,
semuanya tunduk dan patuh kepadanya, ujungnya
adalah kejatuhan dan kehinaan.
Tapi sayang, sepertinya kita jarang menyisihkan
waktu untuk bertanya secara jujur pada diri sendiri,
apakah sifat-sifat itu ada pada diri kita atau tidak?
Apakah kita ini orang otoriter atau bukan? Maafmaaf saja kepada para orang tua, guru, manager,
pimpinan, direktur, pokoknya orang-orang yang
diamanahi kekuasaan oleh Allah, biasanya memiliki
kecenderungan sifat seperti ini.
Orang-orang yang otoriter biasanya memiliki
versi tersendiri dalam menilai suatu kejadian, versi
yang sesuka dia tentunya. Hal ini terjadi karena
dia selalu memandang lebih pada dirinya, sehingga selalu melihat sesuatu yang lain hanya pada
kurangnya dan jeleknya saja. Akibatnya sebaik
apapun yang dilakukan orang lain, selalu saja
dari mulutnya meluncur omelan, gerutuan, dan
koreksian.
Tausiyah
Tepatlah baginya pepatah, ‘nila setitik rusak
susu sebelanga’. Artinya, karena kesalahan sedikit,
jeleklah seluruh kelakuannya. Bagi orang otoriter,
biasanya tidak ada pilihan lain selain 100% harus
sesuai keinginannya.
Hasil kajian sebuah penelitian menyebutkan
bahwa para korban NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Aditif lainya) diantaranya adalah mereka
yang tumbuh besar dari kalangan orang tua otoriter,
keras, mau menang sendiri, tidak berkomunikasi, dan tidak ada dialog antar anggota keluarga.
Sehingga si anak menjadi seorang yang bersikap
apatis, acuh, bahkan akhirnya si anak melarikan rasa
ketertekanannya ini ke NAPZA, naudzhubillah.
Ada pula anak yang selalu bentrok dengan
ibunya, karena si ibu begitu menuntut agar dia
nurut 100% tanpa reserve. Maka munculah ungkapan,
“Sedikit-sedikit salah sedikit-sedikit salah!”, bahkan
saking kesalnya si anak ini berkata, “Kalau saya ini
salah terus, lalu kapan benarnya saya sebagai
manusia ini? Padahal kalau si anak belum mengerti,
seharusnya orang tua yang lebih dulu mengerti, kalau si anak belum bisa paham seharusnya orang tua
yang duluan paham. Tapi karena orang tuanya tidak
mengerti dan kurang ilmu, akhirnya tanpa disadari
si ibu telah menggiring dan menjerumuskan anaknya
ke dunia NAPZA.
Ternyata beginilah, gaya mendidik yang
otoriter, yang kaku, dan kurang komunikatif akan
menghasilkan anak-anak dalam kondisi tertekan,
tidak aman, hingga ujungnya ia lari dari kenyataan
yang dihadapinya.
Otoriter di Kantor
Begitupun di kantor-kantor atau perusahaanperusahaan yang memiliki pimpinan bertipe otoriter,
pastilah dia akan membuat karyawannya tertekan.
Hal ini dapat diamati saat pimpinannya datang ke
ruang kerja karyawannya, semua karyawan menjadi
tegang, gugup, dan panik.
Ini terjadi karena kalau pimpinan datang, maka
yang dilihat hanya kesalahan-kesalahan karyawannya saja. Jarang memuji, jarang menghargai, jarang
menyapa dengan baik, bahkan sangat jarang senyum.
Pada akhirnya karyawan disiplinnya menjadi disiplin
takut atau disiplin semu. Padahal sebenarnya
karyawan merasa tertekan, sakit hati, dan bahkan
benci ke si pimpinan yang otoriter ini.
Oleh sebab itu, hati-hatilah bagi para pemimpin
yang otoriter, dan bersiap-siaplah menjadi orang
yang tidak disukai karena saking banyaknya orang
yang merasa teraniaya. Orang otoriter itu marahnya
saja biasanya dilakukan di sembarang tempat, asal
dia ketemu dengan yang dimarahinya, marahnya
akan meledak-ledak. Padahal kemarahan seperti
itu justru akan mempermalukan si pemarah itu
sendiri karena orang yang melihatnya akan mengeluarkan penilaian yang negatif kepada dia. Hati-hati
nih bagi para pimpinan yang suka marah-marah, terutama orang-orang yang tidak biasa jadi bawahan,
kadang-kadang ia agak otoriter.
Pernah ada sebuah keluarga dengan empat
anak, ternyata tiga diantaranya mengalami depresi
berat karena sang ayah terlalu kaku dalam memimpin
rumah tangga yang pengelolaannya disamakan
seperti kantornya. Jangan heran bila ada orang yang
sukses di kantor belum tentu sukses di rumah tangga.
Guru yang Otoriter
Perlu diwaspadai pula bahwa biasanya pemimpin
yang otoriter akan membuahkan pula bibit-bibit
anak didik yang otoriter. Seperti guru yang otoriter,
akan menghasilkan anak-anak didik yang otoriter
pula, bahkan nakal. Guru yang otoriter di kelas, diantara sifat-sifatnya adalah maunya menang sendiri,
kata-katanya tajam, dan suka mempermalukan.
Kelakuan ini sebenarnya akan jadi bumerang
bagi guru itu sendiri, seperti tidak disukai pelajarannya,
tidak disenangi perangainya, dan tentu saja ini
suatu hal yang kontra produktif. Apalagi perilakuperilaku seperti ini sangat bertentangan dengan
sikap-sikap yang dituntunkan Rasulullah SAW yang
ternyata memiliki pribadi yang sangat indah, santun, dan berakhlak mulia.
Bagi orang yang bagus perangainya, berwajah
ceria, serta mulia akhlaknya maka ia laksana mawar
yang kuncup di musim semi, dia akan beroleh
banyak teman yang membawa kedamaian dan
ketentraman, semua pintu terbuka baginya.
Sementara orang pemberang, mudah marah,
egois, dan otoriter harus menggedor pintu untuk
bisa sekedar berbincang dengan seorang kawan.
Karenanya, yang terbaik adalah keramahan
akhlak dan keceriaan. Rasulullah SAW sendiri adalah
seorang yang senantiasa berwajah cerah ceria
penuh sungging senyuman, insya Allah.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017 15
Solusi Islam
HUKUM
MENGELAP
ANGGOTA
TUBUH
SEHABIS
WUDHU
“
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang terhormat Ustad Navis, mohon
pencerahan tentang hukum mengelap muka
atau anggota tubuh lainnya yang terkena air
wudhu sebelum melaksanakan shalat.
Karena ada beberapa teman yang
mengatakan bahwa sehabis berwudhu,
kita tidak boleh mengeringkan bekas wudhu
tersebut dengan kain lap atau handuk,
biarkan mengering dengan sendirinya.
Kalau mengambil wudhu di masjid memang
mungkin saja tidak dilap, tetapi jika
mengambil wudhu di rumah, saya terbiasa
mengeringkan bekas wudhunya baik di wajah
maupun tangan (dan terkadang sampai kaki)
dengan handuk.
Yang ingin saya tanyakan,
1. bagaimanakah hukum sebenarnya
mengenai hal ini, salahkah saya?
2. Apakah ada dalil atau hadits khusus
mengenai hal ini?
3. Dan bagaimana sebaiknya setelah wudhu,
mengelapnya atau membiarkannya?
Demikian pertanyaan dari saya.
Atas jawaban dan bimbingan Ustad Navis,
saya mengucapkan terima kasih.
Rohman, Jakarta
16
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
”
Solusi Islam
KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI
Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur
Jawaban :
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarkatuh.
Pak Rohman yang saya hormati, mayoritas
ulama berpendapat bahwa mengeringkan air di
badan setelah wudhu itu boleh, tapi kurang baik
(makruh), tidak haram dan tidak membatalkan
wudhunya.
Namun, sebagian ulama berbeda pendapat
sebagaimana penjelasan berikut ini:
Syaikh Ibrahim al Bajuri dalam kitabnya
mengatakan, “Termasuk kesunnahan setelah wudhu
adalah tansyif, yaitu tidak mengusap anggota
wudhu dengan kain tanpa adanya udzur, karena hal
tersebut dapat menghilangkan atsar/bekas ibadah,
jika ada udzur semisal kedinginan, khawatir tertempel perkara najis, atau ia hendak tayammum setelah
wudhu, maka hukumnya tidak makruh baginya
melakukan hal tersebut.” (Hasyiah al Bajuri 1/62)
Apakah disunnahkan meninggalkan tansyif
(mengusap anggota setelah wudhu)? Menurut qoul
Aujah, meninggalkan mengusap anggota wudhu
dengan handuk hukumnya sunnah, seperti yang
ada di Kitab Roudhoh.
Menurut salah satu pendapat hukum mengusap wajah dengan handuk atau tidak mengusap
hukumnya adalah sama, yaitu boleh (mubah) dan
inilah pendapat yang dipilih Imam Nawawi dalam
kitab Syarah Muhaddzab.
Menurut pendapat lain, meninggalkan tansyif
hukumnya sunnah mutlak, dan pendapat yang
lainnya lagi tansyif hukumnya makruh mutlak.
(Kifayatul Akhyar 1/26).
Wallahu a’lam bish shawab.(*)
Imam An-Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’
menyebutkan keterangan al-Muhamili ketika
membahas hukum mengeringkan anggota wudhu.
Al-Muhamili menyebutkan keterangan adanya
sepakat ulama, bahwa mengeringkan anggota
wudhu tidak haram. Perbedaan hanya dalam
masalah apakah itu dimakruhkan ataukah tidak.
Allahu a’lam.
Mengenai madzhab para ulama tentang
mengeringkan anggota badan setelah wudhu.
Kami telah singgung bahwa yang shahih dalam
madzhab kami (Syaiiyah), dianjurkan untuk
ditinggalkan. Tidak kita katakan hukumnya
makruh. Ibnul Mundzir menyebutkan ulama yang
berpendapat mengeringkan anggota wudhu
hukumnya mubah, Utsman bin Afan, Hasan bin
Ali, Anas bin Malik, Basyir bin Abi Mas’ud, Hasan
al-Bashri, Ibnu Sirin, Alqamah, al-Aswad, Masruq,
ad-Dhahaq, Malik, at-Tsauri, ulama Kufah, Ahmad,
dan Ishaq. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 1/462)
Dalil yang menguatkan pendapat mereka:
Pertama, hadits dari Aisyah, beliau mengatakan,
“Rasulullah SAW memiliki handuk kecil yang beliau
gunakan untuk mengeringkan anggota badan
setelah wudhu.” (HR. Turmudzi, An-Nasai).
Kedua, hadits dari Salman al-Farisi, “Nabi SAW
pernah berwudhu, kemudian beliau membalik
jubah wol yang beliau pakai, dan beliau gunakan
untuk mengusap wajahnya.” (HR. Ibn Majah 468)
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
17
Smart Parenting
Oleh: Elly Risman
Pakar Parenting,
Yayasan Kita dan Buah Hati
Izinkan
Diri
Untuk
Bahagia
“
..Saat ini, sumber emosi
negatif bertambah dengan
makin seringnya kita menerima pesan lewat HP kita, bisa
berupa pesan di whatsapp
group, postingan teman di
media sosial, berita hoax di
situs abal-abal, kejadian-kejadian mengenaskan yang
membombardir kita melalui
berbagai media, online maupun konvensional..
18
”
Yatim Mandiri/Edisi Maret 2017
D
isadari atau tidak, begitu banyak emosi
negatif yang mengular di sekitar kita.
Anak yang pulang sekolah dengan
muka ditekuk dan langsung melempar tas, suami
yang cuma bereaksi hm..hm... saja sambil konsentrasi didepan HP ketika diajak bicara, ketemu
kerabat yang senang bergibah, teman yang setiap ketemu minta bantuan dengan alasan ini itu…
dan seribu dua pesan dari orang yang dikenal
maupun tidak, yang membawa dan atau dapat
menimbulkan emosi negatif pada diri kita.
Sepotong kalimat terakhir di atas perlu kita
bicarakan dengan serius dan seksama. Seringkali
emosi negatif yang muncul pada diri kita, dan
akhirnya bikin kita jadi ‘baper’, dipicu oleh ulah
orang lain yang langsung ditujukan kepada kita
atau kepada orang lain yang tidak ada
hubungannya dengan kita.
Teman saya, yang lumayan‘baperan’, seringkali mengucap ‘It’s ruin my day’. Seharian moodnya
bisa hancur, gara-gara sebuah ulah orang di pagi
hari. Kadang-kadang, kalau sedang enak mood
juga, saya tanya dia: Coba di ingat-ingat, sebelum
kamu kontak dengan dia, apa yang terjadi pada
dirimu? Bagaimana perasaanmu sebelum itu
terjadi?
Sumber Energi Negatif
Saya bertanya begitu karena biasanya kita
sudah punya sumber atau bibit emosi negatif
sebelumnya. Misalnya malam sebelumnya kita
tidak dapat tidur nyenyak karena AC rusak. Atau
Smart Parenting
tukang sayurpun bisa membuat kita naik darah
saat dia mengabarkan kenaikan harga sayuran.
Apalagi anak yang baru teringat ada PR pas jemputan datang. Ulah orang lain seringkali hanya
sebagai pemicu kita naik darah.
Saat ini, sumber emosi negatif bertambah
dengan makin seringnya kita menerima pesan
lewat HP kita, bisa berupa pesan di whatsapp
group, postingan teman di media sosial,
ber