Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 1992
TENTANG
KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a.
bahwa kesehat an sebagai salah sat u unsur kesej aht eraan umum harus
diwuj udkan sesuai dengan cit a-cit a bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan nasional
yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
b.
bahwa pembangunan kesehat an diarahkan unt uk mempert inggi deraj at
kesehat an, yang besar art inya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya
manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional
yang pada hakikat nya adalah pembangunan manusia Indonesia seut uhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia;
c.
bahwa dengan memperhat ikan peranan kesehat an di at as, diperlukan upaya
yang lebih memadai bagi peningkat an deraj at kesehat an dan pembinaan

penyelenggaraan upaya kesehat an secara menyeluruh dan t erpadu;
d.
bahwa dalam rangka peningkat an deraj at kesehat an masyarakat sebagaimana
dimaksud but ir b dan but ir c, beberapa undang-undang di bidang kesehat an
dipandang sudah t idak sesuai lagi dengan kebut uhan dan t unt ut an
pembangunan kesehat an;
e.
bahwa sehubungan dengan hal-hal t ersebut di at as, perlu dit et apkan
Undang-undang t ent ang Kesehat an;
Mengingat :
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
Dengan perset uj uan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menet apkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1.
Kesehat an adalah keadaan sej aht era dari badan, j iwa, dan sosial yang
memungkinkan set iap orang hidup produkt if secara sosial dan ekonomis.
2.
Upaya kesehat an adalah set iap kegiat an unt uk memelihara dan meningkat kan
kesehat an yang dilakukan oleh pemerint ah dan at au masyarakat .
3.
Tenaga kesehat an adalah set iap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehat an sert a memiliki penget ahuan dan at au ket erampilan melalui
pendidikan di bidang kesehat an yang unt uk j enis t ert ent u memerlukan
kewenangan unt uk melakukan upaya kesehat an.
4.
Sarana kesehat an adalah t empat yang digunakan unt uk menyelenggarakan
upaya kesehat an.
5.
Transplant asi adalah rangkaian t indakan medis unt uk memindahkan organ dan
at au j aringan t ubuh manusia yang berasal dari t ubuh orang lain at au t ubuh
sendiri dalam rangka pengobat an unt uk menggant ikan organ dan at au j aringan
t ubuh yang t idak berf ungsi dengan baik.
6.

Implan adalah bahan berupa obat dan at au alat kesehat an yang dit anamkan ke
dalam j aringan t ubuh unt uk t uj uan pemeliharaan kesehat an, pencegahan dan
penyembuhan penyakit , pemulihan kesehat an, dan at au kosmet ika.
7.
Pengobat an t radisional adalah pengobat an dan at au perawat an dengan cara,
obat , dan pengobat nya yang mengacu kepada pengalaman dan ket erampilan
t urun t emurun, dan dit erapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat .
8.
Kesehat an mat ra adalah upaya kesehat an yang dilakukan unt uk meningkat kan
kemampuan f isik dan ment al guna menyesuaikan diri t erhadap lingkungan yang
berubah secara bermakna baik lingkungan darat , udara, angkasa, maupun air.
9.
Sediaan f armasi adalah obat , bahan obat , obat t radisional, dan kosmet ika.
10.
Obat t radisional adalah bahan at au ramuan bahan yang berupa bahan
t umbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) at au
campuran dari bahan t ersebut yang secara t urun-t emurun t elah digunakan
unt uk pengobat an berdasarkan pengalaman.
11.

Alat kesehat an adalah inst rumen, aparat us, mesin, implan yang t idak
mengandung obat
yang digunakan unt uk mencegah,
mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit , merawat orang sakit sert a
memulihkan kesehat an pada manusia dan at au unt uk membent uk st rukt ur dan
memperbaiki f ungsi t ubuh.
12.
Zat
akt if
adalah bahan yang penggunaannya dapat
menimbulkan
kct ergant ungan psikis.

13.

14.
15.

Pekerj aan kef armasian adalah pembuat an t ermasuk pengendalian mut u sediaan

f armasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan dist ribusi obat ,
pengelolaan obat , pelayanan obat at as resep dokt cr, pelayanan inf ormasi obat ,
sert a pengembangan obat , bahan obat , dan obat t radisional.
Perbekalan kesehat an adalah semua bahan dan peralat an yang diperlukan
unt uk menyclenggarakan upaya kesehat an.
Jaminan
pemeliharaan
kesehat an
masyarakat
adalah
suat u
cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehat an yang paripurna berdasarkan asas
usaha bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mut u
yang t erj amin sert a pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2
Pembangunan kesehat an diselenggarakan berasaskan perikemanusiaan yang

berdasarkan Ket uhanan Yang Maha Esa, manf aat , usaha bersama dan kekeluargaan,
adil dan merat a, perikehidupan dalam keseimbangan, sert a kepercayaan akan
kemampuan dan kckuat an sendiri.
Pasal 3
Pembangunan kesehat an bert uj uan unt uk meningkat kan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi set iap orang agar t erwuj ud deraj at kesehat an
masyarakat yang opt imal.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Set iap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh deraj at kesehat an yang
opt imal.
Pasal 5
Set iap orang berkewaj iban unt uk ikut sert a dalam memelihara dan meningkat kan
deraj at kesehat an perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
BAB IV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 6

Pemerint ah bert ugas mengat ur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya

kesehat an.
Pasal 7
Pemerint ah bert ugas menyelenggarakan upaya kesehat an yang merat a dan t erj angkau
oleh masyarakat .
Pasal 8
Pemerint ah bert ugas menggerakkan peran sert a masyarakat dalam penyelenggaraan
dan pembiayaan kesehat an, dengan memperhat ikan f ungsi sosial sehingga pelayanan
kesehat an bagi masyarakat yang kurang mampu t et ap t erj amin.
Pasal 9
Pemerint ah bert anggung j awab unt uk meningkat kan deraj at kesehat an masyarakat .
BAB V
UPAYA KESEHATAN
Bagian Pert ama
Umum
Pasal 10
Unt uk mewuj udkan deraj at kesehat an yang opt imal bagi masyarakat , diselenggarakan
upaya kesehat an dengan pendekat an pemeliharaan, peningkat an kesehat an
(promot if ), pencegahan penyakit (prevent if ), penyembuhan penyakit (kurat if ), dan
pemulihan kesehat an (rchabilit at if ) yang dilaksanakan secara menycluruh, t erpadu,
dan berkesinambungan.


(1)

Pasal 11
Penyelenggaraan upaya kesehat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dilaksanakan melalui kegiat an :
a. kesehat an keluarga;
b. perbaikan gizi;
c. pengamanan makanan dan minuman;
d. kesehat an lingkungan;
e. kesehat an kerj a;
f . kesehat an j iwa;
g. pemberant asan penyakit ;
h. penyembuhan penyakit dan pemulihan kcschat an;
i. penyuluhan kesehat an masyarakat ;

(2)

j . pengamanan sediaan f armasi dan alat kesehat an;
k. pengamanan zat adikt if ;

l. kesehat an sekolah;
m. kesceat an olahraga;
n. pengobat an t radisional
o. kesehat an mat ra.
Penyelenggaraan upaya kesehat an sebagaimana dimaksud dalam ayat
didukung oleh sumber daya kesehat an.

(1)

Bagian Kedua
Kesehat an Keluarga

(1)
(2)

Pasal 12
Kesehat an keluarga diselenggarakan unt uk mewuj udkan keluarga sehat , kecil,
bahagia, dan sej aht era.
Kesehat an keluarga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i kesehat an
suami ist ri, anak, dan anggot a keluarga lainnya.


Pasal 13
Kesehat an suami ist ri diut amakan pada upaya pengat uran kelahiran dat a rangka
mencipt akan ket uarga yang sehat dan harmonis.
Pasal 14
Kesehat an ist ri meliput i kesehat an pada masa prakehamilan,
pascapersalinan dan masa di luar kehamilan, dan persalinan.

(1)
(2)

(3)

kehamilan,

Pasal 15
Dalam keadaan darurat sebagai upaya unt uk menyclamat kan j iwa ibu hamil dan
at au j aninnya, dapat dit akukan t indakan medis t ert ent u.
Tindakan medis t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan :

a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya t indakan
t ersebut ;
b. oleh t enaga kesehat an yang mempunyai keahlian dan kewenangan unt uk it u
dan dilakukan sesuai dengan t anggung j awab prof esi sert a berdasarkan
pert imbangan t im ahli;
c. dengan perset uj uan ibu hamil yang bersangkut an at au suami at au
keluarganya;
d. pada sarana kesehat an t ert ent u.
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t indakan medis t ert ent u sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

(1)
(2)

(3)

(1)
(2)

(1)
(2)

(1)
(2)

Pasal 16
Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya t erakhir unt uk
membant u suami ist ri mendapat ket urunan.
Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami ist ri yang sah dengan ket ent uan :
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami ist ri yang bersangkut an,
dit anamkan dalam rahim ist ri dari mana ovum berasal;
b. dilakukan oleh t enaga kesehat an yang mempunyai keahlian dan kewenangan
unt uk it u;
c. pada sarana kesehat an t ert ent u.
Ket ent uan mengenai persyarat an penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 17
Kesehat an anak diselenggarakan unt uk mewuj udkan pert umbuhan dan
perkembangan anak.
Kesehat an anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
peningkat an kesehat an anak dalam kandungan, masa bayi, masa balit a, usia
prasekolah, dan usia sekolah.
Pasal 18
Set iap keluarga melakukan dan mengembangkan kesehat an keluarga dalam
keluarganya.
Pemerint ah membant u pelaksanaan dan mengembangkan kesehat an keluarga
melalui penyediaan sarana dan prasarana at au dengan kegiat an yang
menunj ang peningkat an kesehat an keluarga.
Pasal 19
Kesehat an manusia usia lanj ut diarahkan unt uk memelihara dan meningkat kan
kesehat an dan kemampuannya agar t et ap produkt if .
Pemerint ah membant u penyelenggaraan upaya kesehat an manusia usia lanj ut
unt uk meningkat kan kualit as hidupnya secara opt imal.
Bagian Ket iga
Perbaikan Gizi
Pasal 20

(1)
(2)

Perbaikan gizi diselenggarakan unt uk mewuj udkan t erpenuhinya kebut uhan
gizi.
Perbaikan gizi meliput i upaya peningkat an st at us dan mut u gizi, pencegahan,
penyembuhan, dan at au pemulihan akibat gizi salah.
Bagian Keempat
Pengamanan Makanan dan Minuman

(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 21
Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan unt uk melindungi
masyarakat dari makanan dan minuman yang t idak memenuhi ket ent uan
mengenai st andar dan at au persyarat an kesehat an.
Set iap makanan dan minuman yang dikemas waj ib diberi t anda at au label yang
berisi :
a. bahan yang dipakai;
b. komposisi set iap bahan;
c. t anggal, bulan, dan t ahun kadaluwarsa;
d.
ket ent uan lainnya.
Makanan dan minuman yang t idak memenuhi ket ent uan st andar dan at au
persyarat an kesehat an dan at au membahayakan kesehat an sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilarang unt uk diedarkan, dit arik dari peredaran, dan
disit a
unt uk
dimusnahkan
sesuai
dengan
ket ent uan
perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
Ket ent uan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayal (2), dan ayat (3) dit et apkan dengan Perat uran
Pemerint ah.
Bagian Kelima
Kesehat an Lingkungan

(1)
(2)
(3)

(4)

Pasal 22
Kesehat an lingkungan diselenggarakan unt uk mewuj udkan kualit as lingkungan
yang sehat .
Kesehat an lingkungan dilaksanakan t erhadap t empat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerj a, angkut an umum, dan lingkungan lainnya.
Kesehat an lingkungan meliput i penyehat an air dan udara, pengamanan limbah
padat , limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vekt or
penyakit , dan penyehat an at au pengamanan lainnya.
Set iap t empat at au sarana pelayanan umum waj ib memelihara dan
meningkat kan lingkungan yang sehat sesuai dengan st andar dan persyarat an.

(5)

Ket ent uan mengenai penyelenggaraan kesehat an lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Bagian Keenam
Kesehat an Kerj a

(1)
(2)
(3)
(4)

Pasal 23
Kesehat an kerj a diselenggarakan unt uk mewuj udkan produkt ivit as kerj a yang
opt imal.
Kesehat an kerj a meliput i pclayanan kesehat an kerj a, pencegahan penyakit
akibat kerj a, dan syarat kesehat an kerj a.
Set iap t empat kerj a waj ib menyelenggarakan kesehat an kerj a.
Ket ent uan mengenai kesehat an kerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dan ayat (3) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Ket uj uh
Kesehat an Jiwa

(1)
(2)

(3)

(1)

(2)

(1)

Pasal 24
Kesehat an j iwa diselenggarakan unt uk mewuj udkan j iwa yang schat secara
opt imal baik int elekt ual maupun emot ional.
Kesehat an j iwa meliput i pemeliharaan dan peningkat an kesehat an j iwa,
pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan j iwa,
penyembuhan dan pemulihan penderit a gangguan j iwa.
Kesehat an j iwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan pekerj aan, lingkungan masyarakat , didukung sarana
pelayanan kesehat an j iwa dan sarana lainnya.
Pasal 25
Pemerint ah melakukan pengobat an dan perawat an, pemulihan, dan penyaluran
bekas penderit a gangguan j iwa yang t elah selesai menj alani pengobat an dan
at au perawat an ke dalam masyarakat .
Pemerint ah membangkit kan, membant u, dan membina kegiat an masyarakat
dalam pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan j iwa,
pengobat an dan perawat an penderit a gangguan j iwa, pemulihan sert a
penyaluran bekas penderit a ke dalam masyarakat .

Penderit a

gangguan

j iwa

Pasal 26
yang dapat

menimbulkan

gangguan

t erhadap

(2)

kcamanan dan ket ert iban umum waj ib diobat i dan dirawat di sarana pelayanan
kesehat an j iwa at au sarana pelayanan kesehat an lainnya.
Pengobat an dan perawat an penderit a gangguan j iwa dapat dilakukan at as
permint aan suami at au ist ri at au wali at au anggot a keluarga penderit a at au
at as prakarsa pej abat yang bert anggung j awab at as kcamanan dan ket ert iban di
wilayah
set empat at au hakim pengadilan bilamana dalam suat u perkara
t imbul persangkaan bahwa yang bersangkut an adalah penderit a gangguan j iwa.

Pasal 27
Ket ent uan mengenai kesehat an j iwa dan upaya penanggulangannya dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kedelapan
Pemberant asan Penyakit

(1)
(2)
(3)

Pasal 28
Pemberant asan penyakit diselenggarakan unt uk menurunkan angka kesakit an
dan at au angka kemat ian.
Pemberant asan penyakit dilaksanakan t erhadap penyakit menular dan penyakit
t idak menular.
Pemberant asan penyakit menular at au penyakit yang dapat menimbulkan angka
kesakit an dan at au angka kemat ian yang t inggi dilaksanakan sedini mungkin.

Pasal 29
Pemberant asan penyakit t idak menular dilaksanakan unt uk mencegah dan mengurangi
penyakit dengan perbaikan dan perubahan perilaku masyarakat dan dengan cara lain.
Pasal 30
Pemberant asan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan,
penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perant ara penyakit , t indakan
karant ina, dan upaya lain yang diperlukan.
Pasal 31
Pemberant asan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan penyakit
karant ina dilaksanakan sesuai dengan ket ent uan undang-undang yang berlaku.
Bagian Kesembilan
Penyembuhan Penyakit dan
Pemulihan Kesehat an

(1)

(2)
(3)
(4)

(5)

(1)

(2)

(1)

(2)

(3)

(1)
(2)

Pasal 32
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehat an diselenggarakan unt uk
mengembalikan st at us kesehat an akibat penyakit , mengembalikan f ungsi badan
akibat cacat at au menghilangkan cacat .
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehat an dilakukan dengan pengobat an
dan at au perawat an.
Pengobat an dan at au perawat an dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokt cran
dan ilmu keperawat an at au cara lain yang dapat dipert anggungj awabkan.
Pelaksanaan pengobat an dan at au perawat an berdasarkan ilmu kedokt eran at au
ilmu keperawat an hanya dapat dilakukan oleh t enaga kesehat an yang
mempunyai keahlian dan kewenangan unt uk it u.
Pemerint ah melakukan pembinaan dan pengawasan t erhadap pelaksanaan
pengobat an dan at au perawat an berdasarkan cara lain yang dapat
dipert anggungj awabkan.
Pasal 33
Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehat an dapat dilakukan
t ransplant asi organ dan at au j aringan t ubuh, t ransf use darah, implan obat dan
at au alat kesehat an, sert a bedah plast ik dan rekonst ruksi.
Transplant asi organ dan at au j aringan t ubuh sert a t ransf usi darah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya unt uk t uj uan kemanusiaan dan
dilarang unt uk t uj uan komersial.
Pasal 34
Transplant asi organ dan at au j aringan t ubuh hanya dapat dilakukan oleh t enaga
kesehat an yang mempunyai keahlian dan kewenangan unt uk it u dan dilakukan
di sarana kesehat an t ert ent u.
Pengambilan organ dan at au j aringan t ubuh dari seorang donor harus
memperhat ikan kesehat an donor yang bersangkut an dan ada perset uj uan donor
dan ahli waris at au keluarganya.
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara penyelenggaraan t ransplant asi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 35
Transf usi darah hanya dapat dilakukan oleh t enaga kesehat an yang mempunyai
keahlian dan kewenangan unt uk it u.
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara t ransf usi darah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

(1)

(2)

(1)

(2)
(3)

Pasal 36
Implan obat dan at au alat kesehat an ke dalam t ubuh manusia hanya dapat
dilakukan oleh t enaga kesehat an yang mempunyai keahlian dan kewenangan
unt uk it u dan dilakukan di sarana kesehat an t ert ent u.
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara penyelenggaraan implan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 37
Bedah plast ik dan rekonst ruksi hanya dapat dilakukan oleh t enaga kesehat an
yang mempunyai keahlian dan kewenangan unt uk it u dan dilakukan di sarana
kesehat an t ert ent u.
Bedah plast ik dan rekonst ruksi t idak boleh bert ent angan dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat .
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara bedah plast ik dan rekonst ruksi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kesepuluh
Penyuluhan Kesehat an Masyarakat

(1)

(2)

Pasal 38
Penyuluhan kesehat an masyarakat diselenggarakan guna meningkat kan
penget ahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat unt uk hidup
sehat , dan akt if berperan sert a dalam upaya kesehat an.
Ket ent uan mengenai penyuluhan kesehat an masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kesebelas
Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehat an

Pasal 39
Pengamanan sediaan f armasi dan alat kesehat an diselenggarakan unt uk melindungi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan f armasi dan alat
kesehat an yang t idak memenuhi persyarat an mut u dan at au keamanan dan at au
kemanf aat an.

(1)

Pasal 40
Sediaan f armasi yang berupa obat dan bahan obat harus memenuhi syarat
f armakope Indonesia dan at au buku st andar lainnya.

(2)

(1)
(2)
(3)

Sediaan f armasi yang berupa obat t radisional dan kosmet ika sert a alat
kesehat an harus memenuhi st andar dan at au persyarat an yang dit ent ukan.
Pasal 41
Sediaan f armasi dan alat kesehat an hanya dapat diedarkan sct elah mendapat
izin edar.
Penandaan dan inf ormasi sediaan f armasi dan alat kesehat an harus memenuhi
persyarat an obj ekt ivit as dan kelengkapan sert a t idak menyesat kan.
Pemerint ah berwenang mencabut izin edar dan memerint ahkan penarikan dari
peredaran sediaan f armasi dan alat kesehat an yang t elah memperoleh izin
edar, yang kemudian t erbukt i t idak memenuhi persyarat an mut u dan at au
kcamanan dan at au kemanf aat an, dapat disit a dan dimusnahkan sesuai dengan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 42
Pekerj aan kef armasian harus dilakukan dalam rangka menj aga mut u sediaan f armasi
yang beredar.
Pasal 43
Ket ent uan t ent ang pengamanan sediaan f armasi dan alat kesehat an dit et apkan
dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kedua Belas
Pengamanan Zat Adikt if

(1)

(2)
(3)

Pasal 44
Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adikt if diarahkan agar
t idak mengganggu dan membahayakan kesehat an perorangan, keluarga,
masyarakat , dan lingkungannya.
Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adikt if harus
memenuhi st andar dan at au persyarat an yang dit ent ukan.
Ket ent uan mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adikt if
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Bagian Ket iga Belas
Kesehat an Sekolah

(1)

Pasal 45
Kesehat an sekolah diselenggarakan unt uk meningkat kan kemampuan hidup

(2)
(3)

sehat pesert a didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga pesert a didik dapat
belaj ar, t umbuh, dan berkembang secara harmonis dan opt imal menj adi
sumber daya manusia yang lebih bcrkualit as.
Kesehat an sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan
melalui sekolah at au melalui lembaga pendidikan lain.
Ket ent uan mengenai kesehat an sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Keempat Belas
Kesehat an Olahraga

(1)
(2)
(3)

Pasal 46
Kesehat an olahraga diselenggarakan unt uk memelihara dan meningkat kan
kesehat an melalui kegiat an olahraga.
Kesehat an olahraga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan
melalui sarana olahraga at au sarana lain.
Ket ent uan mengenai kesehat an olahraga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kelima Belas
Pengobat an Tradisional

(1)
(2)

(3)

(4)

Pasal 47
Pengobat an t radit ional merupakan salah sat u upaya pengobat an dan at au
perawat an cara lain di luar ilmu kedokt eran at au ilmu keperawat an.
Pengobat an t radit ional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) perlu dibina dan
diawasi unt uk diarahkan agar dapat menj adi pengobat an dan at au perawat an
cara lain yang dapat dipert anggungj awabkan manf aat dan kcamanannya.
Pengobat an t radisional yang sudah dapat dipert anggungj awabkan manf aat dan
kcamanannya perlu t erus dit ingkat kan dan dikembangkan unt uk digunakan
dalam mewuj udkan deraj at kesehat an yang opt imal bagi masyarakat .
Ket ent uan mengenai pengobat an t radisional sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan ayat (3) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Keenam Belas
Kesehat an Mat ra

(1)

Pasal 48
Kesehat an mat ra sebagai bent uk khusus upaya kesehat an diselenggarakan unt uk
mewuj udkan deraj at kesehat an yang opt imal dalam lingkungan mat ra yang

(2)
(3)

serba berubah.
Kesehat an mat ra meliput i kesehat an lapangan, kesehat an kelaut an dan bawah
air, sert a kesehat an kedirgant araan.
Ket ent uan mengenai kesehat an Mat ra sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB VI
SUMBER DAYA KESEHATAN
Bagian Pert ama
Umum

Pasal 49
Sumber daya kesehat an merupakan semua perangkat keras dan perangkat lunak yang
diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehat an, meliput i :
a.
t enaga kesehat an;
b.
sarana kesehat an;
c.
perbekalan kesehat an;
d.
pembiayaan kesehat an;
e.
pengelolaan kesehat an;
f.
penelit ian dan pengembangan kesehat an,
Bagian Kedua
Tenaga Kesehat an

(1)

(2)

(1)

(2)

Pasal 50
Tenaga kesehat an bert ugas menyelenggarakan at au melakukan kegiat an
kesehat an sesuai dengan bidang keahlian dan at au kewenangan t enaga
kesehat an yang bcrsangkut an.
Ket ent uan mengenai kat egori, j enis, dan kualif ikasi t enaga kesehat an
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 51
Pengadaan t enaga kesehat an unt uk memenuhi kebut uhan diselenggarakan
ant ara lain melalui pendidikan dan pelat ihan yang dilaksanakan olch
pemerint ah dan at au masyarakat .
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai penyclenggaraan pendidikan dan pelat ihan
t enaga kesehat an dit et apkan sesuai dengan perat uran perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 52

(1))
(2)

(1)
(2)
(3)

(4)

(1)
(2)
(3)

(1)
(2)

Pemerint ah mengat ur penempat an t enaga kesehat an dalam rangka pemeralaan
pelayanan kesehat an.
Ket ent uan mengenai penempat an t enaga kesehat an sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 53
Tenaga kesehat an berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan t ugas sesuai dengan prof esinya.
Tenaga kesehat an dalam melakukan t ugasnya berkewaj iban unt uk memat uhi
st andar prof esi dan menghormat i hak pasien.
Tenaga kesehat an, unt uk kepent ingan pcmbukt ian, dapat melakukan t indakan
medis t erhadap seseorang dengan memperhat ikan kesehat an dan keselamat an
yang bersangkut an.
Ket ent uan mengenai st andar prof esi dan hak-hak pasien sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dit et apkan dcngan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 54
Terhadap t enaga kesehat an yang melakukan kesalahan at au kelalaian dat a
melaksanakan prof esinya dapat dikenakan t indakan disiplin.
Penent uan ada t idaknya kesalahan at au kalalaian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dit ent ukan oleh Maj elis Disiplin Tenaga Kesehat an.
Ket ent uan mengenai pembent ukan, t ugas, f ungsi, dan t at a kerj a Maj elis
Disiplin Tenaga Kesehat an dit et apkan dcngan Keput usan Presiden.
Pasal 55
Set iap orang berhak at as gant i rugi akibat kesalahan at au kelalaian yang
dilakukan t enaga kesehat an.
Gant i rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ket iga
Sarana Kesehat an

(1)

Pasal 56
Sarana kesehat an meliput i balai pengobat an, pusat kesehat an masyarakat ,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus, prakt ik dokt er, prakt ik dokt er gigi,
prakt ik dokt er spcsialis, prakt ik dokt er gigi spesialis, prakt ik bidan, t oko obat ,
apot ek, pedagang besar f armasi, pabrik obat dan bahan obat , laborat orium,
sekolah dan akademi kesehat an, balai pelat ihan kesehat an, dan sarana
kesehat an lainnya.

(2)

(1)
(2)
(3)

(1)
(2)

(1)
(2)
(3)

Sarana kesehat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diselenggarakan
oleh pemerint ah dan at au masyarakat .
Pasal 57
Sarana kesehat an berf ungsi unt uk melakukan upaya kesehat an dasar at au upaya
kesehat an ruj ukan dan at au upaya kesehat an penunj ang.
Sarana kesehat an dalam penyclenggaraan kegiat an sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) t et ap memperhat ikan f ungsi sosial.
Sarana kesehat an dapat j uga dipergunakan unt uk kepent ingan pendidikan dan
pelat ihan sert a penclit ian dan pengembangan ilmu penget ahuan dan t eknologi
di bidang kesehat an.
Pasal 58
Sarana kesehat an t ert ent u yang diselenggarakan masyarakat harus berbent uk
badan hukum.
Sarana kesehat an t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan
oleh pemerint ah.
Pasal 59
Semua penyelenggaraan sarana kesehat an harus memiliki izin.
Izin penyelenggaraan sarana kesehat an diberikan dengan mem-perhat ikan
pemerat aan dan peningkat an mut u pelayanan kesehat an.
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara memperolch izin penyelenggaraan
sarana kesehat an dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Keempat
Perbekalan Kesehat an

Pasal 60
Perbekalan kesehat an yang diperlukan dalam penyelenggaraan upaya kesehat an
meliput i sediaan f armasi, alat kesehat an, dan perbekalan lainnya.

(1)

(2)

Pasal 61
Pengelolaan perbekalan kesehat an dilakukan agar dapat t erpenuhinya
kebut uhan sediaan f armasi dan alat kesehat an sert a perbekalan lainnya yang
t erj angkau oleh masyarakat .
Pengelolaan perbekalan kesehat an yang berupa sediaan f armasi dan alat
kesehat an dilaksanakan dengan memperhat ikan pemenuhan kebut uhan,
kemanf aat an, harga, dan f akt or yang berkait an dengan pemerat aan penyediaan
perbekalan kesehat an.

(3)

(1)

(2)

(3)

(1)

(2)

Pemerint ah membant u penyediaan perbekalan
pert imbangan diperlukan olch sarana kesehat an.

kesehat an

yang menurut

Pasal 62
Pengadaan dan penggunaan sediaan f armasi dan alat kesehat an dibina dan
diarahkan agar menggunakan pot ensi nasional yang t ersedia dengan
memperhat ikan kelest arian lingkungan hidup t ermasuk sumber daya alam dan
sosial budaya.
Produksi sediaan f armasi dan alat kesehat an harus dilakukan dengan cara
produksi yang baik yang berlaku dan memenuhi syarat -syarat yang dit et apkan
dalam f armakope Indonesia at au buku st andar lainnya dan at au syarat lain yang
dit et apkan.
Pemerint ah mendorong, membina, dan mengarahkan pemanf aat an obat
t radisional yang dapat dipert anggungj awabkan dalam rangka mewuj udkan
deraj at kesehat an yang opt imal.
Pasal 63
Pekerj aan kef armasiaan dalam pengadaan, produksi, dist ribusi, dan pelayanan
sediaan f armasi harus dilakukan olch t enaga kesehat an yang mempunyai
keahlian dan kewenangan unt uk it u.
Ket ent uan mengenai pelaksanaan pekerj aan kef armasian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 64
Ket ent uan mengenai perbekalan kesehat an dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kelima
Pembiayaan Kesehat an

(1)
(2)

(1)

Pasal 65
kesehat an dibiayai

Penyelenggaraan upaya
olch pemerint ah dan at au
masyarakat .
Pemerint ah membant u upaya kesehat an yang diselenggarakan oleh masyarakat
sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku, t erut ama upaya
kesehat an bagi masyarakat rent an.
Pasal 66
Pemerint ah mengembangkan, membina, dan mendorong j aminan pemeliharaan
kesehat an masyarakat sebagai cara, yang dij adikan landasan set iap
penyerlenggaraan pemeliharaan kesehat an yang pembiayaannya dilaksanakan

(2)

(3)
(4)

secara praupaya, berasaskan usaha bersama dan kekeluargaan.
Jaminan pemeliharaan kesehat an masyarakat merupakan cara pcnyelenggaraan
pemeliharaan kesehat an dan pembiayaannya, dikelola secara t erpadu unt uk
t uj uan meningkat kan deraj at kesehat an, waj ib dilaksanakan olch set iap
penyclenggara.
Penyelenggara j aminan pemeliharaan kesehat an masyarakat harus berbent uk
badan hukum dan memiliki izin operasional sert a kepesert aannya bersif at akt if .
Ket ent uan mengenai penyclenggaraan j aminan pemeliharaan kesehat an
masyarakat dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Keenam
Pengelolaan Kesehat an

(1)

(2)

Pasal 67
Pengelolaan kesehat an yang diselenggarakan olch pcmerint ah dan at au
masyarakat diarahkan pada pengembangan dan peningkat an kcmampuan agar
upaya kesehat an dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna.
Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i kegiat an
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian program
sert a sumber daya yang dapat menunj ang peningkat an upaya kesehat an.

Pasal 68
Pengelolaan kesehat an yang diselenggarakan oleh pemerint ah dilaksanakan olch
perangkat kesehat an dan badan pemerint ah lainnya, baik di t ingkat pusat maupun di
t ingkat daerah.
Bagian Ket uj uh
Penelit ian dan Pengembangan Kesehat an

(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 69
Penelit ian dan pengembangan kcsehat an dilaksanakan unt uk memilih dan
menet apkan ilmu penget ahuan dan t eknologi t epat guna yang diperlukan dalam
rangka meningkat kan deraj at kesehat an.
Penelit ian, pengembangan, dan penerapan hasil penclit ian pada manusia
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan dengan memperhat ikan
norma yang berlaku dalam masyarakat .
Penyelenggaraan penelit ian dan pengembangan ilmu penget ahuan dan
t eknologi kesehat an pada manusia harus dilakukan dengan memperhat ikan
kesehat an dan keselamat an yang bersangkut an.
Ket ent uan mengenai penclit ian, pengembangan, dan penerapan hasil penelit ian

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.

(1)

(2)

(3)

Pasal 70
Dalam melaksanakan penelit ian dan pengembangan dapat dilakukan bedah
mayat unt uk penyelidikan sebab penyakit dan at au sebab kemat ian sert a
pendidikan t enaga kesehat an.
Bedah mayat hanya dapat dilakukan koleh t enaga kesehat an yang mempunyai
keahlian dan kewenangan unt uk it u dan dengan memperhat ikan norma yang
berlaku dalam masyarakat .
Ket ent uan mengenai bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT

(1)
(2)

(3)

(1)

(2)

Pasal 71
Masyarakat memiliki kesempat an unt uk berperan sert a dalam penyelenggaraan
upaya kesehat an besert a sumber dayanya.
Pemerint ah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang kesehat an agar dapat lebih berdayaguna dan
berhasilguna.
Ket ent uan mengenai syarat dan t at a cara peran serla masyarakat di bidang
kesehat an dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 72
Peran sert a masyarakat unt uk memberikan pert imbangan dalam ikut
menent ukan kebij aksanaan pemerint ah pada penyelenggaraan kesehat an dapat
dilakukan mclalui Badan Pert imbangan Kesehat an Nasional, yang beranggot akan
t okoh masyarakat dan pakar lainnya.
Ket ent uan mengenai pembent ukan, t ugas pokok, f ungsi, dan t at a kerj a Badan
Pert imbangan Kesehat an Nasional dit et apkan dengan Keput usan Presiden.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pert ama
Pembinaan

Pasal 73
Pemerint ah melakukan pembinaan t erhadap semua kegiat an yang berkait an dengan

penyelenggaraan upaya kesehat an.
Pasal 74
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 diarahkan unt uk
1. mewuj udkan deraj at kesehat an masyarakat yang opt imal;
2. t erpenuhinya kebut uhan masyarakat akan pelayanan dan perbekalan kesehat an
yang cukup, aman, bermut u, dan t erj angkau olch seluruh lapisan masyarakat ;
3. melindungi masyarakat t erhadap segala kemungkinan kej adian yang dapat
menimbulkan gangguan dan at au bahaya t erhadap kesehat an;
4. memberikan kemudahan dalam rangka menunj ang peningkat an upaya kesehat an;
5.
meningkat kan mut u pengabdian prof esi t enaga kesehat an.
Pasal 75
Ket ent uan mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 dan Pasal 74
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 76
Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap semua kegiat an yang berkait an dengan
penyelenggaraan upaya kesehat an, baik yang dilakukan oleh pemerint ah maupun
masyarakat .
Pasal 77
Pemerint ah berwenang mengambil t indakan administ rat if t erhadap t enaga kesehat an
dan at au sarana kesehat an yang melakukan pelanggaran t erhadap ket ent uan
Undang-undang ini.
Pasal 78
Ket ent uan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dit et apkan
dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB IX
PENYIDIKAN

(1)

Pasal 79
Selain penyidik pej abat polisi negara Republik Indonesia j uga kepada pej abat
pegawai negeri sipil t ert ent u di Depart emen Kesehat an diberi wewenang khusus
sebagai penyidik
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8

(2)

(3)

Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) unt uk melakukan penyidikan
t indak pidana sebagaimana diat ur dalam Undang-undang ini.
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang :
a. melakukan pemeriksaan at as kebenaran laporan sert a ket erangan t ent ang
t indak pidana di bidang kesehat an;
b. melakukan pemeriksaan t erhadap orang yang diduga melakukan t indak
pidana di bidang kesehat an;
c. memint a ket erangan dan bahan bukt i dari orang at au badan hukum
schubungan dengan t indak pidana di bidang kesehat an;
d. melakukan pemeriksaan at as surat dan at au dokumen lain t ent ang t indak
pidana di bidang kesehat an;
e. melakukan pemeriksaan at au penyit aan bahan at au barang bukt i dalam
perkara t indak pidana di bidang kesehat an;
f . memint a bant uan ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas penyidikan t indak
pidana di bidang kesehat an;
g. menghent ikan penyidikan apabila t idak t erdapat cukup bukt i yang
membukt ikan t ent ang adanya t indak pidana di bidang kesehat an.
Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan menurut
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.
BAB X
KETENTUAN PIDANA

(1)

(2)

(3)

Pasal 80
Barang siapa dengan sengaj a melakukan t indakan medis t ert ent u t erhadap ibu
hamil yang t idak memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana penj ara paling lama 15 (lima
belas) t ahun dan pidana denda paling banyak Rp 500. 000. 000, 00 (lima rat us
j ut a rupiah).
Barang siapa dengan sengaj a menghimpun dana dari masyarakat unt uk
menyelenggarakan pemeliharaan kesehat an, yang t idak berbent uk badan
hukum dan t idak memiliki izin operasional sert a t idak melaksanakan ket ent uan
t ent ang j aminan pemeliharaan kesehat an masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penj ara paling
lama 15 (lima belas) t ahun dan pidana denda paling banyak Rp 500. 000. 000, 00
(lima rat us j ut a rupiah).
Barang siapa dengan sengaj a melakukan perbuat an dengan t uj uan komersial
dalam pelaksanaan t ransplant asi organ t ubuh at au j aringan t ubuh at au
t ransf use darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) dipidana dengan

(4)

(1)

(2)

pidana penj ara paling lama 15 (lima belas) t ahun dan pidana denda paling
banyak Rp 300. 000. 000, 00 (t iga rat us j ut a rupiah).
Barang siapa dengan sengaj a :
a.
mengedarkan makanan dan at au minuman yang t idak memenuhi
st andar dan at au persyarat an dan at au
membahayakan
kesehat an
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3);
b.
memproduksi dan at au mengedarkan sediaan f armasi berupa obat
at au bahan obat yang t idak memenuhi syarat f armakope Indonesia dan at au
buku st andar lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1);
dipidana dengan pidana penj ara paling lama 15 (lima belas) t ahun dan pidana
denda paling banyak Rp 300. 000. 000, 00 (t iga rat us j ut a rupiah).
Pasal 81
Barang siapa yang t anpa keahlian dan kewenangan dengan segaj a :
a. melakukan t ransplant asi organ dan at au j aringan t ubuh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1);
b. melakukan implan alat kesehat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (1);
c. melakukan bedah plast ik dan rekonst ruksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1);
dipidana dengan pidana penj ara paling lama 7 (t uj uh) t ahun dan at au pidana
denda paling banyak Rp 140. 000. 000, 00 (serat us empat puluh j ula rupiah).
Barang siapa dengan sengaj a :
a. mengambil organ dari seorang donor t anpa memperhat ikan kesehat an
donor dan at au t anpa perset uj uan donor dan ahli waris at au keluarganya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2);
b. memproduksi dan at au mengedarkan alat kesehat an yang t idak memenuhi
st andar dan at au persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat
(2);
c. mengedarkan sediaan f armasi dan at au alat kesehat an t anpa izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1);
d. menyelenggarakan penelit ian dan at au pengembangan ilmu penget ahuan
dan t eknologi kesehat an pada manusia t anpa memperhat ikan kesehat an
dan keselamat an yang bersangkut an sert a norma yang berlaku dalam
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2) dan ayat (3);
dipidana dengan pidana penj ara paling lama 7 (t uj uh) t ahun dan at au
pidana denda paling banyak Rp 140. 000. 000, 00 (scrat us empat puluh j ut a
rupiah).
Pasal 82

(1)

(2)

Barang siapa yang t anpa keahlian dan kewenangan dengan sengaj a :
a. melakukan pengobat an dan at au perawat an sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (4);
b. melakukan t ransf usi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1);
c. melakukan implan obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1);
d. melakukan pekerj aan kef armasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1);
e. melakukan bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2);
dipidana dengan pidana penj ara paling lama 5 (lima) t ahun dan at au pidana
denda paling banyak Rp 100. 000. 000, 00 (scrat us j ut a rupiah).
Barang siapa dengan sengaj a :
a. melakukan upaya kehamilan diluar cara alami yang t idak sesuai dengan
ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2);
b. memproduksi dan at au mengedarkan sediaan f armasi berupa obat
t radisional yang t idak memenuhi st andar dan at au persyarat an
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2);
c. memproduksi dan at au mengedarkan sediaan f armasi berupa kosmet ika
yang t idak memenuhi st andar dan at au persyarat an sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (2);
d. mengedarkan sediaan f armasi dan at au alat kesehat an yang t idak
memenuhi persyarat an penandaan dan inf ormasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (2);
e. memproduksi dan at au mengedarkan bahan yang mengandung zat adikt if
yang t idak memenuhi st andar dan at au persyarat an yang dit ent ukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2);
dipidana dengan pidana penj ara paling lama 5 (lima) t ahun dan at au pidana
denda paling banyak Rp 100. 000. 000, 00 (serat us j ut a rupiah).

Pasal 83
Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Pasal 81, dan
Pasal 82 dit ambah seperempat apabila menimbulkan luka berat at au sepert iga apabila
menimbulkan kemat ian.
Pasal 84
Barang siapa :
1. mengedarkan makanan dan at au minuman yang dikemas t anpa mencant umkan
t anda at au label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2);
2. menyelenggarakan t empat at au sarana pelayanan umum yang t idak memenuhi
ket ent uan st andar dan at au persyarat an lingkungan yang sehat sebagamna
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4);

3. menyelenggarakan t empat kerj a yang t idak memenuhi ket ent uan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3);
4. menghalangi penderit a gangguan j iwa yang akan diobat i dan at au dirawat pada
sarana pelayanan kesehat an lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(1);
5. menyelenggarakan sarana kesehat an yang t idak memenuhi persyarat an
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) at au t idak memiliki izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1);
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (sat u) t ahun dan at au pidana denda
paling banyak Rp 15. 000. 000, 00 (lima belas j ut a rupiah).

(1)
(2)

Pasal 85
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Pasal 81, dan Pasal 82
adalah kej ahat an.
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 adalah pelanggaran.

Pasal 86
Dalam Perat uran Pemerint ah sebagai pelaksanaan Undang-undang
dit et apkan denda paling banyak Rp 10. 000. 000, 00 (sepuluh j ut a rupiah).

ini

dapat

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 87
Semua perat uran perundang-undangan yang merupakan perat uran pelaksanaan dari :
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1953 t ent ang Pembukaan Apot ek (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 18);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1953 t ent ang Penunj ukan Rumah Sakit -Rumah
Sakit Part ikulir Yang Merawat Orang-orang Miskin dan Orang-orang Yang Kurang
Mampu (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 48);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 t ent ang Pokok-pokok Kesehat an (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);
4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 t ent ang Hygiene Unt uk Usaha-usaha Bagi
Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2475);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 t ent ang Tenaga Kesehat an (Lembaran Negara
Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576);
6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 t ent ang Farmasi (Lembaran Negara Tahun
1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);

7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1964 t ent ang Waj ib Kerj a Tenaga Paramedis
(Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2698);
8. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 t ent ang Hygiene (Lembaran Negara Tahun
1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2804);
9. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 t ent ang Kesehat an Jiwa (Lembaran Negara
Tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805);
pada saat diundangkannya Undang-undang ini masih t et ap berlaku, sepanj ang t idak
bert ent angan dan at au belum digant i dengan perat uran yang baru berdasarkan
Undang-undang ini.

(1)

(2)

Pasal 88
Dengan berlakunya Undang-undang ini sarana kesehat an t ert ent u yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang belum berbent uk badan hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1), t et ap dapat melaksanakan
f ungsinya sampai dengan disesuaikan bent uk badan hukumnya.
Penyesuaian bent uk badan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) waj ib
dilaksanakan selambat -lambat nya 2 (dua) t ahun sej ak t anggal mulai berlakunya
Undang-undang ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 89
Dengan berlakunya Undang-undang ini, maka :
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1953 t ent ang Pembukaan Apot ek (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 18);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1953 t ent ang Penunj ukan Rumah Sakit -Rumah
Sakit Part ikulir Yang Merawat Orang-orang Miskin dan Orang-orang Yang Kurang
Mampu (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 48);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 t ent ang Pokok-pokok Kesehat an (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);
4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 t ent ang Hygiene Unt uk Usaha-usaha Bagi
Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2475);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 t ent ang Tenaga Kesehat an (Lembaran Negara
Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576);
6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 t ent ang Farmasi (Lembaran Negara Tahun
1963 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);
7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1964 t ent ang Waj ib Kerj a Tenaga Paramedis

(Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2698);
8. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 t ent ang Hygiene (Lembaran Negara Tahun
1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara, Nomor 2804);
9. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 t ent ang Kesehat an Jiwa (Lembaran Negara
Tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805);
dinyat akan t idak berlaku lagi.
Pasal 90
Undang-undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini
dengan pcnempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakart a
pada t anggat 17 Sept ember 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 17 Sept ember 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
MOERDIONO