PENGANTAR HUKUM INDONESIA
PENGANTAR HUKUM
INDONESIA
1. EFREN NOVA,SH.MH
SILABUS PENGANTAR
HUKUM INDONESIA
Pokok Bahasan I
A. Pengantar
B. Pengrtian PHI
C. Tujuan Mempelajari PHI
Pokok Bahasan II
A. Sumber-sumber Hukum Indonesia
B. Kekuatan Mengikat dan berlakunya UU
C. Asas-asas Undang-undang
Pokok Bahasan III
A. Dasar hukum berlakunya peraturan
perundang-undangan sebelum 17
Agustus 1945
B. Arti sejarah hukum Indonesia
C. Sejarah
KAIDAH/NORMA
BERWUJUD ATURAN-ATURAN YANG
MENJADI PEDOMAN DALAM
PERGAULAN HIDUP
YANG MENURUT ISINYA BERWUJUD
PERINTAH DAN LARANGAN
DAPAT DIPERTAHANKAN DENGAN
SANKSI
MACAM-MACAM
NORMA:
NORMA
AGAMA
NORMA KESUSILAAN
NORMA KESOPANAN
NORMA HUKUM
PENGERTIAN PENGANTAR
HUKUM INDONESIA
A. ISTILAH
PENGANTAR HUKUM POSITIF
INDONESIA
PENGANTAR HUKUM TATA HUKUM
INDONESIA
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
(SETELAH SKS)
B. PENGERTIAN PHI
MENGANTARKAN/MEMBERI PEDOMAN
KPD MHS
UNTUK MEMPELAJARI HUKUM YANG
BERLAKU DI INDONESIA DEWASA INI
BERLAKU ARTINYA MEMBERI AKIBAT
HUKUM BAGI YANG MELANGGARNYA
AKIBAT HUKUM BERUPA SANKSI
SANKSI ADA YANG POSITIF DAN NEGATIF
PENGERTIAN TATA
HUKUM
TATA HUKUM ADALAH SUSUNAN HUKUM ,
SUSUNAN HUKUM TERDIRI ATAS ATURAN
–ATURAN HUKUM SALING BERHUBUNGAN
DAN SALING MENENTUKAN YANG TERTATA
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA ORANG
MUDAH MENEMUKANNYA.
TATA HUKUM INDONESIA, TATA HUKUM
YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH
NEGARA INDONESIA.
TATA HUKUM DENGAN
STRUKTUR TERBUKA
ARTINYA , SUATU TATA HUKUM
YANG SEALU BERUBAH-RUBAH
MENGIKUTI PERKEMBANGAN
MASYARAKAT DITEMPAT MANA
HUKUM ITU BERLAKU UNTUK
MEMENUHI PERASAAN KEADILAN
BERDASARKAN KESADARAN
HUKUM MASYARAKAT.
PENGERTIAN :
SEJARAH TATA HUKUM,YAITU MEMUAT
KEJADIAN –KEJADIAN PENTING MENGENAI
TATA HUKUM INDONESIA PADA MASA LALU
YANG DICATAT DAN DIINGAT SERTA HARUS
DIPAHAMI OLEH BANGSA INDONESIA
POLITIK HUKUM, PERNYATAAN KEHENDAK
DARI PEMERINTAH NEGARA MENGENAI
HUKUM YANG BERLAKU DIWILAYAHNYA
DAN KEARAH MANA HUKUM ITU AKAN
DIKEMBANGKAN
TUJUAN MEMPELAJARI
HUKUM INDONESIA
Untuk mengetahui perbuatan apa
yang melawan hukum dan apa
yang tidak melawan hukum
Mempelajari hak dan kewajiban
warga negara,dll
Meyampaikan kepada mhs
permsalahan hukum indonesia
HUKUM : SEBAGAI NORMA MEMPUNYAI CIRI
KEHKUSUSAN YAITU, MELINDUNGI, MENGATUR DAN
MEMBERIKAN KESEIMBANGAN DALAM MENJAGA
KEPENTINGAN UMUM.
IUS CONSTITUTUM, KETENTUAN-KETENTUAN
HUKUM YANG BERLAKU PADA SUATU SAAT, WAKTU
DAN TEMPAT TERTENTU. (HUKUM POSITIF)
IUS CONSTITUENDUM : HUKUM YANG
DIHARAPKAN BERLAKU PADA WAKTU AYNG AKAN
DATANG ATAU YANG DIRENCANAKAN ATAU ATURANATURAN HUKUM YANG AKAN MENGANTIKAN ITU
SELAMA BELUM MENJADI HUKUM POSITIF
DINAMAKAN HUKUM YANG DIRENCANAKAN.
SUMBER-SUMBER
HUKUM
SUMBER HUKUM, ialah asal mulanya
hukum,segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan –aturan hukum
sehingga mempunyai kekuatan
mengikat, yang dimaksud dengan
segala sesuatu adalah faktor yang
mempengruhi timbulnya hukum, dr
mana berasalnya isi norma hukum
Sumber Hukum Positif
dibedakan 2 macam :
1,. Sumber hukum materil
2. Sumber hukum formil
Sumber Hukum Positif
Indonesia
Sumber hukum Materil, adalah faktorfaktoryang menentukan hukum, tempat dari
mana berasalnya isi hukum, atau faktorfaktoryang menentukan isi hukum yang
berlaku.Faktor-faktor yang menebtukan isi
hukum dapat dikelompokan atas:
-faktor ideal( filosofis)
-faktor sejarah ( historis)
-faktor kemasyarakatan(sosiologis)
Lanjutan……
Faktor Ideal, adalah pedomanpedoman hidup yang tetap mengenai
nilai-nilai etika dan keadilan yang
dipatuhi oleh para pembentuk
undang-undang atau oleh lembagalembaga pelaksana hukum dalam
melaksankan hukum.
Faktor Sejarah,tempat hukumdari
sejarah kehidupan,
Lanjutan………
Tumbuh dan berkembangnya suatu
bangsa dimasa lalu, misalnya hukum
dalam piagam-piagam,
dokumen,BW,WvK dan WVS
Faktor kemasyarakatan, adalah
hal-hal yang nyata hidup dalam
masyarakat yang tunduk pada aturanaturan tata kehidupan masyarakat.
Lanjutan……….
Sumber Hukum Formal, ialah
tempat dari mana dapat
ditemukan atau diperoleh aturanaturan hukum berlaku yang
mempunyai kekuatan mengikat
masyarakat dan pemerintah
sehingga ditaati.
1. Undang-undang
Dibagi dalam arti sempit dan luas.
Uu dalam arti luas adalah uu dalam
arti materol dan uu dalam arti
formil.
Uu dalam arti sempit, uu dalam arti
materil saja an uu dalam arti formil
saja
Sumber hukum Formil
1. Undang-undang
2. Kebiasaan
3.Yurispurdensi
4, Traktat
5.Doktrin
6. Hukum kebiasaan
7.
8. Doktrin
Pengertian:
Undang-undang dalam arti
Materil
Setiap keputusan atau
peraturanyang dibuat
oleh pemerintah atau
penguasa yang
berwenang yang isinya
mengikat secara umum
atau keputusan atau
ketetapan pemerintah
atau penguasa yan
berwenang yang memuat
ketentuan-ketentuan
umum
Undang-undang dalam arti
Formil
Setiap keputusan
pemerintah atau
penguasa yang
berwenang yang karena
prosedur terjadinya atau
pembentukannya dan
bentuknya dinamakan
undang-undang atau
setiap keputusan yang
merupakan undang
karena cara terjadinya
Contoh :
Dari sisi pembuatan atau
terjadinya/prosedurnya oleh
pembentuk resmi UU (Presiden
bersama dengan DPR)juga dari
bentuk luar/fisiknya dinamakan
undang-undang maka keputusan
atau peraturan tersebut dinamakan
undang-undang dalam arti formal
Perbedaan antara :
Undang dalam arti Materil:
- belum tentu bernama
undang-undang, jika ada
yang bernama undangundang atau PP, Keppres
atau Peraturan
pemerintah, Perda isi
atau materinya harus
mengikat secara umum
-
Undang dalam arti Formil:
Namanya pasti undangundang dan isinya tidak
mengikat secara umum
atau secara luas atau tidak
mengikat semua penduduk.
Sebahagian besar UU yang
berlaku di Indonesia
merupakan UU dalam arti
material karena isinya
mengikat secar umum
semua penduduk dalam
suat daerah /wilayah
ASAS-ASAS
PERUNDANGUNDANGAN
1. Undang-undang tidak berlaku surut,
artinya undang-undang mengikat untuk
masa yang akan datang dan tidak
mempunyai kekuatan berlaku surut.
2.undang-undang tidak dapt diganggu
gugat ( Pasal 95 ayat 2 UUDS 1950)
Tapi dengan adanya amandemen UUD
1945, maka Pasal 95 UUDS tsb tidak
berlaku lagi
Lanjutan…….
Pasal 24 A UUD 1945, MA
berwenang menguji peraturan
perundang-undangan dibawah
UU terhadap UU dan menurut
Pasal 24C UUD 45 MK berwenang
menguji UU terhadap UUD
Lanjutan……
3. Undang-undang yang lebih tinggi
mengesampingkan uu yang rendah
( lex superior derogat lex
inferiori)artinya bahwa peraturan
perundang-undangan yang lebih
rendah tingkatnya tidak boleh
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih
tinggi dalam mnegatur hal yang sama
Lanjutan……
4. Undang-undang yang bersifat khusus
mengesampingkan uu yang bersifat
umum, artinya apabila ada dua
ketentuan peraturan perundangundangan setingkat/samadan berlaku
dlam waktu ayng bersamaan sertasaling
bertentangan maka hakim harus
menerapkan atau mengunakan yang
khusus sebagaidasar hukum dan
mengesampingkan yang umum
Lanjutan…….
5.Undang-undang yang berlaku
belakangan membatalkan
undang-undang yang
terdahuluartinya uu atau
peraturan yang
terdahulu( lama)menjadi tidak
berlaku apabi
2.YURISPRUDENSI, BERARTI
KEPUTUSAN HAKIM ATAU KEPUTUSAN
PENGADILAN
3.TRAKTAT, PERJANJIAN ANTAR NEGARA
YAITU HUKUM YANG DITETAPKAN OLEH
NEGARA-NEGARA YANG BERSAMASAMA MENETAPKAN SUATU
PERJANJIAN/TRAKTAT
4. Hukum Adat :
ada yang tertulis dan tidak tertulis
Hukum yang diwarisi secara turun
temurun dari nenek moyang
Hukum adat Indonesia plurlalisme
5. Hukum agama termasuk sumber
hukum formil
Misalnya , hukum islam seperti
nikah, talaq, rujuk dan waris
6. Hukum kebiasaan, adalah
kesepakatan para pihak untuk
mengenyampingkan uu, misalnya
dalam kasus sewa menyewa
rumah
7. Doktrin, merupakan pendapat para
sarjana yang terkemuka di bidangnya.
8. Perjanjian, kesepakatan para pihak
untuk menimbulkan akibat hukum
yang menentukan hak dan
kewajiban,yang mengikat para pihak
dan apabila dilanggar dikenakan sanksi
DOKTRIN ADALAH AJARAN PARA
AHLI HUKUM YANG TERKENAL
UMP : HAKIM DALAM
PERSIDANGAN SERING
BERPEGANGAN PADA PENDAPAT
PARA SARJANA /PAKAR HUKUM
YANG TERKENAL
PERMASALAHAN KEANEKARAGAMAN
BIDANG HUKUM TERTENTU YANG MASIH
BERLAKU
DASAR PASAL 1 ATURAN PERALIHAN UUD
1945:
BEBERAPA ALTERNATIF YANG DAPAT
DIPERGUNAKAN UNTUK MENDAPATKAN SATU
KERANGKA HUKUM NASIONAL:
1. KERANGKA HUKUM NASIONAL DITENTUKAN OLEH
SUB SISTIM HUKUM DASAR DAN SUB SITIM UUD
2. KERANGKA HUKUM NASIONAL YANG DITENTUKAN
UUD LEBIH BANYAK MENGENAI ORGANISASI
NEGARA
3, KERANGKA HUKUM NASIONAL YANG TUMBUH
DARI SUB SISTIM PERADILAN YANG BEBAS
4. KERANGKA HUKUM NASIONAL DIBENTUK OLEH
KEGIATAN MANUSIA DALAM BIDANG HUBUNGANNYA
DENGAN TUHAN, LINGKUNGAN POLITIK SOSIAL
,BUDAYA DAN HUKUM
5. KERANGKA HUKUM NASIONAL BERASAL
DARI PRINSIP-PRINSIP DASAR BERNEGARA.
6.KERANGKA HUKUM NASIONAL BERASLA
DARI HUKUM ADAT, HUKUM AGAMA DAN
HUKUM EROPAH
7. KERANGKA HUKUM NAIONAL BERASAL
DARI BAHAN HUKUM YANG DITUMBUHKAN
DARI ILMU HUKUM
8. KERANGKA HUKUM NASIONAL BERASAL
GABUNGAN ALTERNATIF 1 SAMPAI 7
WAWASAN
NUSANTARA
ADALAH SATU PANDANGAN YAITU SATU
KESATUAN PANDANGAN TENTANG
EKONOMI, POLITIK, GEOGRAFIS DAN
HUKUM. SATU KEATUAN PANDANGAN
HUKUM ARTINYA, BAHWA BENTUK
HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA
ADALAH TERTULIS, TERCATAT DAN
TIDAK TERTULIS DAN BERLAKU SECARA
UMUM
POLITIK HUKUM
INDONESIA
POLITIK HUKUM, PERNYATAAN
KEHENDAK PENGUASA NEGARA
MENGENAI HUKUM YANG
BERLAKU DI WILAYAHNYA DAN
MENGENAI ARAH KEMANA HUKUM
HENDAK DIKEMBANGKAN
POLITIK HUKUM
DIBAGI ATAS 3 TAHAP
1, MELAKSANAKAN HUKUM, BILA TERJADI
PELANGGARAN HUKUM ATAU ATURAN HUKUM
DILAKSANAKAN OLEH NEGARA MELALUI APARAT
PERLENGKAPANNYA BERUAPA PENEGAKAN
HUKUM SESUAI DENGAN KETENTUAN UU.
2. MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN HUKUM,
ARTINYA NEGARA MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN HUKUM DALAM SUATU
MAYARAKAT SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT ITU SENDIRI.
3. MENCIPTAKAN HUKUM, HAL INI DILAKUKAN
OLEH NEGARA SESUAI DENGAN FUNGSINYA
MEMELIHARA KETERTIBAN, KEAMANAN DAN
KETENTERAMAN DALAM MASYARAKAT
POLITIK HUKUM
PENJAJAH
POLITIK HUKUM PENJAJAH BELANDA DIATUR DALAM
INDISCHE STAATSREGELING PASAL 131 IS DIKATAKAN :
1. HUKUM PERDATA, HUKUM DAGANG, HUKUM PIDANA
SERTA HUKUM ACARA PERDATA HARUS DIKODIFIKASIKAN
2. UNTUK GOLONGAN EROPAH BERLAKU ASAS
KONKORDANSI TERHADAP PERATURAN PERUNDANGANUNDANGAN YANG BERLAKU DINEGERI BELANDA
3. UNTUK GOLONGAN ORANG INDONESIA DAN TIMUR ASING
JIKA KEBUTUHAN MEREKA MENGHENDAKI DAPAT BERLAKU
BAGI MEREKA HUKUM EROPAH BAIK SELURUH MAUPUN
SEBAHAGIAN
4. SEBELUM HUKUM ADAT DITULIS, BAGI ORANG INDONESIA
ASLI BERLAKU HUKUM ADAT MEREKA
ASAS KONKORDANSI YAITU, HUKUM YANG
BERLAKU DI INDONESIA ADALAH HUKUM YANG
SAMA BERLAKU DINEGERI BELANDA (PASAL 131
AYAT 2 IS)
DALAM PASAL 163 IS DIATUR TENTANG
GOLONGAN PENDUDUK INDONESIA SEBAGAI
BERIKUT : G
GOLONGAN EROPAH
GOLONGAN TIMUR ASING ; TIONGHOA DAN
BUKAN TIONGHOA
GOLONGAN BUMI PUTRA
PEMBINAAN HUKUM
NASIONAL
1, DASAR POKOK HUKUM NASIONAL
RI ADALAH PANCASILA
2. HUKUM NASIONAL BERSIFAT,
PENGAYOMAN, GOTONG ROYONG,
KEKELUARGAAN, TOLERANSI DAN
ANTI KOLONIALISME.
TERTULIS
DIAKUI JUGA HUKUM TIDAK TERTULIS
UNIFIKASI HUKUM
TATA URUTAN PERUNDANGUNDANGAN MENURUT UU NO
10 TAHUN 2004
UUD 1945
UNDANG-UNDANG/ PERPU
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH
- PERATURAN NAGARI
- PERATURAN DESA
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
ADALAH PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
TERTINGGI DI INDONESIA, YANG
MENJADI DASAR DARI SEGALA
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU DI
INDONESIA
PROSES PERUBAHAN
UUD RI 1945
TUNTUTAN REFORMASI :
1. AMANDEMEN UUD 1945
2. PENGHAPUSAN FUNGSI DWI FUNGSI
ABRI
3. PENEGAKAN HUKUM, HAM DAN
PEMBERANTASAN KKN
4. OTONOMI DAERAH
5. KEBEBASAN PERS
6. MEWUJUDKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI
SEBELUM PERUBAHAN
1. Pembukaan
2.Batang tubuh :
- 16 Bab
- 37 pasal
- 49 ayat
- 4 pasal aturan peralihan
- 2 ayat aturan tambahan
Latar belakang
Perubahan
1. kekuasaan tertinggi di tangan MPR
2. kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden
3. Pasal- pasal yang terlalu luwes
sehinggga menimbulkan multitafsir
4. Rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara belum
cukup didukung ketentuan kontitusi
Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan dasar ,
mengenai :
1. tatanan negara
2. kedaulatan negara
3. HAM
4. Pembagian kekuasaan
5. Eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum
HASIL PERUBAHAN
1. Pembukaan
2. Pasal-pasla :
- 21 Bab
- 73 pasal
- 170 ayat
3 pasal aturan peralihan
2 pasal aturan tambahan
KEKUATAN MENGIKAT
dan BERLAKUNYA
UNDANG-UNDANG
1. DIUNDANGKAN DALAM
LEMBARAN NEGARA
2. PENYELASANNYA
DIUNDANGKAN DALAM
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
3. DIUMUMKAN DALAM BERITA
NEGARA
ASAS-ASAS UNDANGUNDANG
1. asas lex speciale derogat legi
generale maksudnya undang2
yangkhusus mengenyampingkan
undang yang umum
2. asas lex superior derogat legi priori,
maksud uu yang lebih tinggi dapat
mengenyampingkan uu yang lebih
rendah
Lanjutan…..
3. asas lex posterior derogat legi
arteriori, maksudnya undang-undang
yang berlaku kemudian membatalkan
undang-undang yang berlaku terlebih
dahulu
4. asas tidak berlaku surut, suatu
undang2 hayanya mengikat bagi
masa yang akan datang dan tidak
mempunyai kekuatan berlaku surut
JENIS DAN PERBEDAAN
PERATURAN HUKUM
BERDASARKAN BERBAGAI
KRITERIA
MENURUT WUJUDNYA:
1. HUKUM TERTULIS DAN DIKODIFIKASI
2. TERTULIS, ATURAN HUKUM YANG
TERDAPAT DALAM PERUNDANGUNDANGAN.
3.TIDAK TERTULIS, HUKUM ADAT
MENURUT LUAS BERLAKUNYA
1. HUKUM UMUM
2,. HUKUM KHUSUS ( ORANGNYA DAN
PERBUATANNYA)
MENURUT SIFAT DAN DAYA KERJANYA:
1. HUKUM PEMAKSA
2. HUKUM PENAMBAH/PELENGKAP.
MENURUT FUNGSINYA
1. HUKUM MATERIL
2. HUKUM FORMIL
MENURUT ISINYA
1.HUKUM PUBLIK, hukum yang
mengatur kepentingan umum atau
aturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara negara
dengan perseorangan
2. HUKUM PRIVAT, hukum yang
mengatur hubungan hukum antara
orang yang satu dengan orang yang
lainnya
MENURUT
STRUKTURNYA
ATURAN HUKUM HARUSLAH
DIDASARKAN KEPADA TATA
URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
SEBAGAI MANA YANG DIATUR
DALAM UU NO. 10 TAHUN 2004
KONSEKWENSI
STRUKTUR PERUNDANGUNDANGAN
1. Undang-undang yang lebih tinggi urutannya
dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi pula
kedudukannya dan uu yang lebih rendah
dibuat oleh penguasa yang lebih rendah
2. Perundang-undangan yang lebih rendah
tidak boleh bertentangan dengan uu yang
lebih tinggi urutannya
3. Perundangan-undangan yang lebih tinggi
tidak dapat dirubah atau dihapuskan oleh uu
yang lebih rendah kedudukannya
Hak Menguji Undangundang
Hak menguji materil, adalah suatu
kewenangan untuk menguji isi suatu peraturan
perundang-undangan bertentangan atau tidak
dengan yang lebih tinggi kedudukannya
Hak menguji formil, artinya kewenangan hakim
menilai apakah suatu undang-undang cara
pembentukannyadan cara pengundangnya
sudah sah sebagaimana mestinya
PENAFSIRAN
DIGUNAKAN APABILA SUATU
KETENTUAN PERUNDANGUNDANGAN TIDAK JELAS
MAKNANYA UNTUK DAPAT
MENERAPKAN PERATURAN
TERSEBUT DILAKUKAN
PENAFSIRAN
JENIS-JENIS
PENAFSIRAN
PENAFSIRAN OTENTIK, PENAFSIRAN TERHADAP
SUATU KATA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
PENAFSIRAN SISTIMATIS, ADALAH PENAFSIRAN
YANG DILAKUKAN MENURUT SISTIMATIKA DARI
UNDANG-UNDANG TERSEBUT
PENAFSIRAN GRAMATIKAL, PENAFSIRAN MENURUT
TATA BAHASA
PENAFSIRAN HISTORIS, PENAFSIRAN BERDASARKAN
SEJARAH PEMBENTUKAN UU TERSEBUT
PENAFSIRAN EKSTENSIF, PENAFSIRAN YANG
DILAKUKAN SEDEMIKIAN RUPA TERHADAP SUATU
KETENTUAN UU, SEHINGGA KETENTUAN UNDANGUNDANG TERSEBUT DAPAT MENJANGKAU
PERBUATAN YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT
HUKUM PERDATA
HUKUM PERDATA ADA YANG TERTULIS DAN
TIDAK TERTULIS
MENURUT ISINYA TERMASUK HUKUM PRIVAT
BERLAKUNYA HUKUM PERDATA TERTULIS
BERDASARKAN ASAS KONKORDANSI
SEBAGAIMANA TERDAPAT DALAM
BURGELIJKWETBOEK ( BW) DAN WETBOEK
VAN KOOPHANDEL (WVK)
MERUPAKAN 2 KODIFIKASI YANG BERSIFAT
NASIONAL
Bagaimanakah keadan
hukum perdata di
Indonesia?
Maka hukum perdata di Indonesia itu terdiri
sdari :
1. hukum perdata adat, yaitu ketentuanketentuan hukum yang mengatur hubungan
antar individu dalam masyarakat
2.hukum perdata eropah,ketentuanketentuan hukum yang mengatur hubungan
hukum yang menyangkut mengenai
kepentingan orang eropah. (bw).
Diperlakukan berdasarkan ketentuan pasal
II aturan peralihan UUD 45.( skrg pasal I )
Lanjutan………
3. Bagian hukum perdata yang bersifat
nasional yaitu bidang hukum perdata
sebagai hasil produks nasional artinya
ketentuan-ketentuan hukumyang
mengatur tentang kepentingan
perorangan yang dibuat berlaku untuk
seluruh penghuni Indonesia
Contoh : hukum perkawinan, hukum
agraria
MENURUT TEORI
HUKUM PERDATA
TERDIRI DARI :
HUKUM PRIBADI ( PERSONENRECHT)
SEMUA KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR
SIAPA-SIAPA YANG DAPAT MEMBAWA
HAK, YANG MENJADI PEMBAWA HAK DAN
KEDUDUKANYA DALAM HUKUM
HUKUM KELUARGA ( FAMILIERECHT)
SEMUA KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR
HUBUNGAN ABADI DIANTARA 2 ORANG
BERLAINAN KELAMIN/PERKAWINAN DAN
AKIBAT-AKIBATNYA
HUKUM KEKAYAAN ( VERMOGENSRECHT)
SEMUA KAIDAH YANG MENGATUR HAK-HAK
APAKAH YANG DIDAPATKAN PADA ORANG
DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ORANG
LAIN MEMPUNYAI NILAI UANG
HUKUM WARIS ( ERFRACHT)
SEMUA KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR
BAGAIMANAKAH NASIB KEKAYAAN
SESEORANG YANG MENINGGAL DUNIA, DAN
SIAPA YANG BERHAK ATAS HARTA
KEKAYAANNYA ITU
MENURUT BURGELIJK
WETBOEK ( BW)
BUKU I , TENTANG ORANG (VAN
PERSONEN)
BUKU II, TENTANG BENDA( VAN ZAKEN)
BUKU III, TENTANG
PERIKATAN( VERBINTENISSEN)
BUKU IV, TENTANG PEMBUKTIAN DAN
DALUARSA (VAN BEWIJS EN
VERYARING)
TENTANG ORANG
SABJEK HUKUM, SEGALA SESUATU YANG MEMPUNYAI HAK DAN
KEWAJIBAN. SABJEK HUKUM DIMULAI MASIH DALAM KANDUNGAN
DAN SAAT IA DILAHIRKAN SAMPAI IA MENINGGAL DUNIA
KETENTUAN MENGENAI SABJEK HUKUM INI ADA PENGECUALIAN
DALAM PASAL 2 BW YAITU APABILA IA MATI SAAT DILAHIRKAN
DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.
SIAPA YANG DAPAT JADI SABJEK HUKUM ?
MANUSIA DAN BADAN HUKUM
BAGAIMANA CARA BADAN HUKUM SEBAGAI SABJEK HUKUM?
SUATU PERKUMPULAN DAPAT DIMINTAKAN PENGESAHANNYA
SEBAGAI BADAN HUKUM DENGAN CARA SBB:
DIDIRIKAN DENGAN AKTE NOTARIS
DIDAFTARKAN DI PENGADILAN NEGERI SETEMPAT
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR OLEH MENTRI KEHAKIMAN DAN
HAM
DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
OBJEK HUKUM
ADALAH SEGALA SESUATU YANG
BERGUNA BAGI SABJEK HUKUM
DAN DAPAT MENJADI POKOK ATAU
OBJEK SUATU HUBUNGAN HUKUM
APA SAJA YANG DIATUR DALAM
BUKU I ?
HUKUM PERKAWINAN
HUKUM PERKAWINAN YANG
DIATUR BW BERDASARKAN
AGAMA KRISTEN DAN
BERASASKAN MONOGAMI
MAKA DIATUR LAH MENGENAI
PERKAWINAN INI DALAM UU NO 1
TAHUN 1974
KEKUASAAN ORANG
TUA
KEKUASAN ORANG TUA BERHENTI:
ANAK TELAH DEWASA ATAU TELAH
KAWIN TERLEBIH DAHULU
PERKAWINAN ORANG TUA PUTUS
KEKUASAAN ORANG TUA DIPECAT
OLEH HAKIM
PEMBEBASAN DARI KEKUASAAN
ORANG TUA
PERWALIAN
ANAK YATIM PIATU, ANAK YANG BELUM DEWASA
YANG TIDAK DALAM KEKUASAAN ORANG TUA
DIPERLUKAN BIMBINGAN DAN PEMELIHARAAN.
PERWALIAN DAPAT DIBEDAKAN :
PERWALIAN MENURUT UNDANG-UNDANG YAITUN
PERWALIAN DARI ORANG YANG MASIH HIDUP
PERWALIAN WASIAT, PERWALIAN YANG
DITETAPKAN OLEH SEORANG DARI ORANG TUANYA
YANG PUNYA HAK ORANG TUA KEPADA ORANG
LAINS SETELAH ORANG TUA MENINGGAL DUNIA
DATIVE VOOGDJI , PERWALIAN SELAIN DIATAS
WEESKAMER, BALAI HARTA
PENINGGALAN
CURATELE, PENGAMPUAN
PERBANDINGAN
/KEDUDUKAN HUKUM
PERDATA TERTULIS DAN
TIDAK
TERTULIS
DALAM PEMBUKAAN UUD 1945 DAN
UUDS 1950 MENGHENDAKI SEMUA
PERATURAN YANG ADA HARUS TERTULIS
TAPI HUKUM YANG TIDAK TERTULIS
DIAKUI DALAM KEDUDUKANNYA SEJAJAR
DENGAN UU/HUKUM TERTULIS
HUKUM TERTULIS LEBIH MENJAMIN
KEPASTIAN HUKUM DAN SANKSI LEBIH
TEGAS
ASAS HUKUM PERDATA
TERTULIS
HUKUM PERDATA BERSIFAT NETRAL, ATAU
KEDUNIAWIAN SAJA DAN TIDAK
DICAMPURKAN DENGAN AGAMA
KEBEBASAN DALAM MELAKUKAN
KONTRAK/PERJANJIAN
ASAS MONOGAMI DALAM PERKAWINAN
DALAM HUKUM PERDATA BARAT WANITA
BERSUAMI DINYATAKAN TIDAK MAMPU
BERTINDAK, SEDANGKAN HUKUM PERDATA
NASIONAL SEORANG WANITA BERSUAMI
ADALAH MAMPU MELAKUKAN PERBUATAN
HUKUM
HUKUM ADAT
ISTILAH HUKUM ADAT
ADATRECHT YANG DIPERGUNAKAN PERTAMA KALI
OLEH SNOCK HURGRONJE DALAM BUKUNYA ‘DE
ATJEHERS’
ISTILAH YANG DIPERGUNAKAN DIBEBERAPA DAERAH :
GAYO MEMPERGUNAKAN ISTILAH ODOT
JATENG DAN JATIM MEMPERGUNAKAN ISTILAH
NGADAT
MINANG KABAUMEMPERGUNAKAN ISTILAH LEMBAGA
ADAT/ADAT
BATAK MEMPERGUNAKAN ISTILAH BASA
DASAR HUKUM
BERLAKUNYA HUKUM
ADAT
PASAL 11 AB
PASAL 75 AYAT 3 RR JO PASAL 131
IS
PASAL II ATURAN PERALIHAN UUD
45
PENGERTIAN HUKUM
ADAT
TER- HAAR. MENGATAKAN HUKUM ADAT
MENGABAIKAN BAGIAN-BAGIAN YANG TERTULIS YANG
TERDIRI DARI PERATURAN-PERATURAN DESA , SURATSURAT PERINTAH PERINTAH RAJA ADALAH
KESELURUHAN PERATURAN YANG MENJELMA DALAM
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PASA FUNGSIONARIS
HUKUM
VAN VALLEN HOVEN, HUKUM ADAT ADALAH
KESELURUHAN ATURAN TINGKAH LAKU POSITIF YANG
DISATU PIHAK MEMPUNYAI SANKSI DAN DIPIHAK LAIN
DALAM KEADAAN TIDAK DIKODIFIKASIKAN
SUKANTO, HUKUM ADAT ADALAH KESELURUHAN
ADAT ( YANG TIDAK TERTULIS DAN HIDUP DALAM
MASYARAKAT BERUPA KESUSILAAN , KEBIASAN DAN
KELAZIMAN) YANG MEMPUNYAI AKIBAT HUKUM
HAZAIRIN, ADAT ADALAH
ENDAPAN KESUSILAAN DALAM
MASYARAKAT , YAITU BAHWA
KAIDAH-KAIDAH ADAT ITU BERUPA
KAIDAH-KAIDAH KESUSILAAN
YANG KEBENARANNYA TELAH
MENDAPAT PENGAKUAN UMUM
DALAM MASYARAKAT
UNSUR-UNSUR HUKUM
ADAT
TEORI DARI VAN DEN BERG TERKENAL
DENGAN TEORI RECEPTION DE COMPLEXU
YAITU ADAT ISTIADAT DAN HUKUM ADAT
SUATU GOLONGAN HUKUM MASYARAKAT
ADALAH RESEPSI SELURUHNYA DARI
AGAMA YANG DIANUT OLEH GOLONGAN
MASYARAKAT TERSEBUT
ATAU DENGAN PERKATAAN LAIN
HUKUM/ADAT SUATU GOLONGAN
MASYARAKAT ADALAH HASIL PENERIMAAN
BULAT-BULAT DARI HUKUM AGAMA YANG
DINUT OLEH MASYARAKAT TERSEBUT.
TEORI TERSEBUT DITENTANG KERAS
OLEH SNOUCK HURGRONYE DAN VAN
VALLEN HOVEN. MENURUT IA TIDAK
SEMUA BAGIAN HUKUM AGAMA
DITERIMA ,DIRESEPSI DALAM HUKUM
ADAT , HANYA BAGIAN TERTENTU
SAJA DARI HUKUM ADAT YANG
DIPENGARUHI OLEH HUKUM AGAMA
SUSUNAN
PERSEKUTUAN HIDUP
STRUKTUR MASYARAKAT, ADALAH KESATUAN
MANUSIA YANG TERATUR , MENETAP DIDAERAH
TERTENTU MEMPUNYAI PENGUASA DAN MEMPUNYAI
KEKAYAAN YANG BERWUJUD DAN TIDAK BERWUJUD
MENURUT KENYATAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
MEMPUNYAI SUSUNAN STRUKTUR YANG BERSIFAT
GENEOLOGIS DAN TERRITORIAL
ARTINYA SUATU PERSEKUTUAN HIDUP, ITU ADA
DAPAT DISEBABKAN KARENA PARA ANGGOTANYA
SATU SAM LAIN BERASAL DARI KETURUNAN YANG
SAMA DAN MUNGKIN JUGA KARENAN PARA
ANGGOTANYA BERSAMA-SAMA TINGGAL DALAM
LINGKUNGAN YANG SAMA
3 JENIS PERTALIAN
KETURUNAN MENURUT
STRUKTUR GENEOLOGIS
PATRILINIAL/KEBAPAKAN
MATRILINIAL/ KEIBUAN
KEBAPAKAN DAN
KEIBUAN/PARENTAL
INDONESIA
1. EFREN NOVA,SH.MH
SILABUS PENGANTAR
HUKUM INDONESIA
Pokok Bahasan I
A. Pengantar
B. Pengrtian PHI
C. Tujuan Mempelajari PHI
Pokok Bahasan II
A. Sumber-sumber Hukum Indonesia
B. Kekuatan Mengikat dan berlakunya UU
C. Asas-asas Undang-undang
Pokok Bahasan III
A. Dasar hukum berlakunya peraturan
perundang-undangan sebelum 17
Agustus 1945
B. Arti sejarah hukum Indonesia
C. Sejarah
KAIDAH/NORMA
BERWUJUD ATURAN-ATURAN YANG
MENJADI PEDOMAN DALAM
PERGAULAN HIDUP
YANG MENURUT ISINYA BERWUJUD
PERINTAH DAN LARANGAN
DAPAT DIPERTAHANKAN DENGAN
SANKSI
MACAM-MACAM
NORMA:
NORMA
AGAMA
NORMA KESUSILAAN
NORMA KESOPANAN
NORMA HUKUM
PENGERTIAN PENGANTAR
HUKUM INDONESIA
A. ISTILAH
PENGANTAR HUKUM POSITIF
INDONESIA
PENGANTAR HUKUM TATA HUKUM
INDONESIA
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
(SETELAH SKS)
B. PENGERTIAN PHI
MENGANTARKAN/MEMBERI PEDOMAN
KPD MHS
UNTUK MEMPELAJARI HUKUM YANG
BERLAKU DI INDONESIA DEWASA INI
BERLAKU ARTINYA MEMBERI AKIBAT
HUKUM BAGI YANG MELANGGARNYA
AKIBAT HUKUM BERUPA SANKSI
SANKSI ADA YANG POSITIF DAN NEGATIF
PENGERTIAN TATA
HUKUM
TATA HUKUM ADALAH SUSUNAN HUKUM ,
SUSUNAN HUKUM TERDIRI ATAS ATURAN
–ATURAN HUKUM SALING BERHUBUNGAN
DAN SALING MENENTUKAN YANG TERTATA
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA ORANG
MUDAH MENEMUKANNYA.
TATA HUKUM INDONESIA, TATA HUKUM
YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH
NEGARA INDONESIA.
TATA HUKUM DENGAN
STRUKTUR TERBUKA
ARTINYA , SUATU TATA HUKUM
YANG SEALU BERUBAH-RUBAH
MENGIKUTI PERKEMBANGAN
MASYARAKAT DITEMPAT MANA
HUKUM ITU BERLAKU UNTUK
MEMENUHI PERASAAN KEADILAN
BERDASARKAN KESADARAN
HUKUM MASYARAKAT.
PENGERTIAN :
SEJARAH TATA HUKUM,YAITU MEMUAT
KEJADIAN –KEJADIAN PENTING MENGENAI
TATA HUKUM INDONESIA PADA MASA LALU
YANG DICATAT DAN DIINGAT SERTA HARUS
DIPAHAMI OLEH BANGSA INDONESIA
POLITIK HUKUM, PERNYATAAN KEHENDAK
DARI PEMERINTAH NEGARA MENGENAI
HUKUM YANG BERLAKU DIWILAYAHNYA
DAN KEARAH MANA HUKUM ITU AKAN
DIKEMBANGKAN
TUJUAN MEMPELAJARI
HUKUM INDONESIA
Untuk mengetahui perbuatan apa
yang melawan hukum dan apa
yang tidak melawan hukum
Mempelajari hak dan kewajiban
warga negara,dll
Meyampaikan kepada mhs
permsalahan hukum indonesia
HUKUM : SEBAGAI NORMA MEMPUNYAI CIRI
KEHKUSUSAN YAITU, MELINDUNGI, MENGATUR DAN
MEMBERIKAN KESEIMBANGAN DALAM MENJAGA
KEPENTINGAN UMUM.
IUS CONSTITUTUM, KETENTUAN-KETENTUAN
HUKUM YANG BERLAKU PADA SUATU SAAT, WAKTU
DAN TEMPAT TERTENTU. (HUKUM POSITIF)
IUS CONSTITUENDUM : HUKUM YANG
DIHARAPKAN BERLAKU PADA WAKTU AYNG AKAN
DATANG ATAU YANG DIRENCANAKAN ATAU ATURANATURAN HUKUM YANG AKAN MENGANTIKAN ITU
SELAMA BELUM MENJADI HUKUM POSITIF
DINAMAKAN HUKUM YANG DIRENCANAKAN.
SUMBER-SUMBER
HUKUM
SUMBER HUKUM, ialah asal mulanya
hukum,segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan –aturan hukum
sehingga mempunyai kekuatan
mengikat, yang dimaksud dengan
segala sesuatu adalah faktor yang
mempengruhi timbulnya hukum, dr
mana berasalnya isi norma hukum
Sumber Hukum Positif
dibedakan 2 macam :
1,. Sumber hukum materil
2. Sumber hukum formil
Sumber Hukum Positif
Indonesia
Sumber hukum Materil, adalah faktorfaktoryang menentukan hukum, tempat dari
mana berasalnya isi hukum, atau faktorfaktoryang menentukan isi hukum yang
berlaku.Faktor-faktor yang menebtukan isi
hukum dapat dikelompokan atas:
-faktor ideal( filosofis)
-faktor sejarah ( historis)
-faktor kemasyarakatan(sosiologis)
Lanjutan……
Faktor Ideal, adalah pedomanpedoman hidup yang tetap mengenai
nilai-nilai etika dan keadilan yang
dipatuhi oleh para pembentuk
undang-undang atau oleh lembagalembaga pelaksana hukum dalam
melaksankan hukum.
Faktor Sejarah,tempat hukumdari
sejarah kehidupan,
Lanjutan………
Tumbuh dan berkembangnya suatu
bangsa dimasa lalu, misalnya hukum
dalam piagam-piagam,
dokumen,BW,WvK dan WVS
Faktor kemasyarakatan, adalah
hal-hal yang nyata hidup dalam
masyarakat yang tunduk pada aturanaturan tata kehidupan masyarakat.
Lanjutan……….
Sumber Hukum Formal, ialah
tempat dari mana dapat
ditemukan atau diperoleh aturanaturan hukum berlaku yang
mempunyai kekuatan mengikat
masyarakat dan pemerintah
sehingga ditaati.
1. Undang-undang
Dibagi dalam arti sempit dan luas.
Uu dalam arti luas adalah uu dalam
arti materol dan uu dalam arti
formil.
Uu dalam arti sempit, uu dalam arti
materil saja an uu dalam arti formil
saja
Sumber hukum Formil
1. Undang-undang
2. Kebiasaan
3.Yurispurdensi
4, Traktat
5.Doktrin
6. Hukum kebiasaan
7.
8. Doktrin
Pengertian:
Undang-undang dalam arti
Materil
Setiap keputusan atau
peraturanyang dibuat
oleh pemerintah atau
penguasa yang
berwenang yang isinya
mengikat secara umum
atau keputusan atau
ketetapan pemerintah
atau penguasa yan
berwenang yang memuat
ketentuan-ketentuan
umum
Undang-undang dalam arti
Formil
Setiap keputusan
pemerintah atau
penguasa yang
berwenang yang karena
prosedur terjadinya atau
pembentukannya dan
bentuknya dinamakan
undang-undang atau
setiap keputusan yang
merupakan undang
karena cara terjadinya
Contoh :
Dari sisi pembuatan atau
terjadinya/prosedurnya oleh
pembentuk resmi UU (Presiden
bersama dengan DPR)juga dari
bentuk luar/fisiknya dinamakan
undang-undang maka keputusan
atau peraturan tersebut dinamakan
undang-undang dalam arti formal
Perbedaan antara :
Undang dalam arti Materil:
- belum tentu bernama
undang-undang, jika ada
yang bernama undangundang atau PP, Keppres
atau Peraturan
pemerintah, Perda isi
atau materinya harus
mengikat secara umum
-
Undang dalam arti Formil:
Namanya pasti undangundang dan isinya tidak
mengikat secara umum
atau secara luas atau tidak
mengikat semua penduduk.
Sebahagian besar UU yang
berlaku di Indonesia
merupakan UU dalam arti
material karena isinya
mengikat secar umum
semua penduduk dalam
suat daerah /wilayah
ASAS-ASAS
PERUNDANGUNDANGAN
1. Undang-undang tidak berlaku surut,
artinya undang-undang mengikat untuk
masa yang akan datang dan tidak
mempunyai kekuatan berlaku surut.
2.undang-undang tidak dapt diganggu
gugat ( Pasal 95 ayat 2 UUDS 1950)
Tapi dengan adanya amandemen UUD
1945, maka Pasal 95 UUDS tsb tidak
berlaku lagi
Lanjutan…….
Pasal 24 A UUD 1945, MA
berwenang menguji peraturan
perundang-undangan dibawah
UU terhadap UU dan menurut
Pasal 24C UUD 45 MK berwenang
menguji UU terhadap UUD
Lanjutan……
3. Undang-undang yang lebih tinggi
mengesampingkan uu yang rendah
( lex superior derogat lex
inferiori)artinya bahwa peraturan
perundang-undangan yang lebih
rendah tingkatnya tidak boleh
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih
tinggi dalam mnegatur hal yang sama
Lanjutan……
4. Undang-undang yang bersifat khusus
mengesampingkan uu yang bersifat
umum, artinya apabila ada dua
ketentuan peraturan perundangundangan setingkat/samadan berlaku
dlam waktu ayng bersamaan sertasaling
bertentangan maka hakim harus
menerapkan atau mengunakan yang
khusus sebagaidasar hukum dan
mengesampingkan yang umum
Lanjutan…….
5.Undang-undang yang berlaku
belakangan membatalkan
undang-undang yang
terdahuluartinya uu atau
peraturan yang
terdahulu( lama)menjadi tidak
berlaku apabi
2.YURISPRUDENSI, BERARTI
KEPUTUSAN HAKIM ATAU KEPUTUSAN
PENGADILAN
3.TRAKTAT, PERJANJIAN ANTAR NEGARA
YAITU HUKUM YANG DITETAPKAN OLEH
NEGARA-NEGARA YANG BERSAMASAMA MENETAPKAN SUATU
PERJANJIAN/TRAKTAT
4. Hukum Adat :
ada yang tertulis dan tidak tertulis
Hukum yang diwarisi secara turun
temurun dari nenek moyang
Hukum adat Indonesia plurlalisme
5. Hukum agama termasuk sumber
hukum formil
Misalnya , hukum islam seperti
nikah, talaq, rujuk dan waris
6. Hukum kebiasaan, adalah
kesepakatan para pihak untuk
mengenyampingkan uu, misalnya
dalam kasus sewa menyewa
rumah
7. Doktrin, merupakan pendapat para
sarjana yang terkemuka di bidangnya.
8. Perjanjian, kesepakatan para pihak
untuk menimbulkan akibat hukum
yang menentukan hak dan
kewajiban,yang mengikat para pihak
dan apabila dilanggar dikenakan sanksi
DOKTRIN ADALAH AJARAN PARA
AHLI HUKUM YANG TERKENAL
UMP : HAKIM DALAM
PERSIDANGAN SERING
BERPEGANGAN PADA PENDAPAT
PARA SARJANA /PAKAR HUKUM
YANG TERKENAL
PERMASALAHAN KEANEKARAGAMAN
BIDANG HUKUM TERTENTU YANG MASIH
BERLAKU
DASAR PASAL 1 ATURAN PERALIHAN UUD
1945:
BEBERAPA ALTERNATIF YANG DAPAT
DIPERGUNAKAN UNTUK MENDAPATKAN SATU
KERANGKA HUKUM NASIONAL:
1. KERANGKA HUKUM NASIONAL DITENTUKAN OLEH
SUB SISTIM HUKUM DASAR DAN SUB SITIM UUD
2. KERANGKA HUKUM NASIONAL YANG DITENTUKAN
UUD LEBIH BANYAK MENGENAI ORGANISASI
NEGARA
3, KERANGKA HUKUM NASIONAL YANG TUMBUH
DARI SUB SISTIM PERADILAN YANG BEBAS
4. KERANGKA HUKUM NASIONAL DIBENTUK OLEH
KEGIATAN MANUSIA DALAM BIDANG HUBUNGANNYA
DENGAN TUHAN, LINGKUNGAN POLITIK SOSIAL
,BUDAYA DAN HUKUM
5. KERANGKA HUKUM NASIONAL BERASAL
DARI PRINSIP-PRINSIP DASAR BERNEGARA.
6.KERANGKA HUKUM NASIONAL BERASLA
DARI HUKUM ADAT, HUKUM AGAMA DAN
HUKUM EROPAH
7. KERANGKA HUKUM NAIONAL BERASAL
DARI BAHAN HUKUM YANG DITUMBUHKAN
DARI ILMU HUKUM
8. KERANGKA HUKUM NASIONAL BERASAL
GABUNGAN ALTERNATIF 1 SAMPAI 7
WAWASAN
NUSANTARA
ADALAH SATU PANDANGAN YAITU SATU
KESATUAN PANDANGAN TENTANG
EKONOMI, POLITIK, GEOGRAFIS DAN
HUKUM. SATU KEATUAN PANDANGAN
HUKUM ARTINYA, BAHWA BENTUK
HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA
ADALAH TERTULIS, TERCATAT DAN
TIDAK TERTULIS DAN BERLAKU SECARA
UMUM
POLITIK HUKUM
INDONESIA
POLITIK HUKUM, PERNYATAAN
KEHENDAK PENGUASA NEGARA
MENGENAI HUKUM YANG
BERLAKU DI WILAYAHNYA DAN
MENGENAI ARAH KEMANA HUKUM
HENDAK DIKEMBANGKAN
POLITIK HUKUM
DIBAGI ATAS 3 TAHAP
1, MELAKSANAKAN HUKUM, BILA TERJADI
PELANGGARAN HUKUM ATAU ATURAN HUKUM
DILAKSANAKAN OLEH NEGARA MELALUI APARAT
PERLENGKAPANNYA BERUAPA PENEGAKAN
HUKUM SESUAI DENGAN KETENTUAN UU.
2. MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN HUKUM,
ARTINYA NEGARA MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN HUKUM DALAM SUATU
MAYARAKAT SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT ITU SENDIRI.
3. MENCIPTAKAN HUKUM, HAL INI DILAKUKAN
OLEH NEGARA SESUAI DENGAN FUNGSINYA
MEMELIHARA KETERTIBAN, KEAMANAN DAN
KETENTERAMAN DALAM MASYARAKAT
POLITIK HUKUM
PENJAJAH
POLITIK HUKUM PENJAJAH BELANDA DIATUR DALAM
INDISCHE STAATSREGELING PASAL 131 IS DIKATAKAN :
1. HUKUM PERDATA, HUKUM DAGANG, HUKUM PIDANA
SERTA HUKUM ACARA PERDATA HARUS DIKODIFIKASIKAN
2. UNTUK GOLONGAN EROPAH BERLAKU ASAS
KONKORDANSI TERHADAP PERATURAN PERUNDANGANUNDANGAN YANG BERLAKU DINEGERI BELANDA
3. UNTUK GOLONGAN ORANG INDONESIA DAN TIMUR ASING
JIKA KEBUTUHAN MEREKA MENGHENDAKI DAPAT BERLAKU
BAGI MEREKA HUKUM EROPAH BAIK SELURUH MAUPUN
SEBAHAGIAN
4. SEBELUM HUKUM ADAT DITULIS, BAGI ORANG INDONESIA
ASLI BERLAKU HUKUM ADAT MEREKA
ASAS KONKORDANSI YAITU, HUKUM YANG
BERLAKU DI INDONESIA ADALAH HUKUM YANG
SAMA BERLAKU DINEGERI BELANDA (PASAL 131
AYAT 2 IS)
DALAM PASAL 163 IS DIATUR TENTANG
GOLONGAN PENDUDUK INDONESIA SEBAGAI
BERIKUT : G
GOLONGAN EROPAH
GOLONGAN TIMUR ASING ; TIONGHOA DAN
BUKAN TIONGHOA
GOLONGAN BUMI PUTRA
PEMBINAAN HUKUM
NASIONAL
1, DASAR POKOK HUKUM NASIONAL
RI ADALAH PANCASILA
2. HUKUM NASIONAL BERSIFAT,
PENGAYOMAN, GOTONG ROYONG,
KEKELUARGAAN, TOLERANSI DAN
ANTI KOLONIALISME.
TERTULIS
DIAKUI JUGA HUKUM TIDAK TERTULIS
UNIFIKASI HUKUM
TATA URUTAN PERUNDANGUNDANGAN MENURUT UU NO
10 TAHUN 2004
UUD 1945
UNDANG-UNDANG/ PERPU
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH
- PERATURAN NAGARI
- PERATURAN DESA
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
ADALAH PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
TERTINGGI DI INDONESIA, YANG
MENJADI DASAR DARI SEGALA
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU DI
INDONESIA
PROSES PERUBAHAN
UUD RI 1945
TUNTUTAN REFORMASI :
1. AMANDEMEN UUD 1945
2. PENGHAPUSAN FUNGSI DWI FUNGSI
ABRI
3. PENEGAKAN HUKUM, HAM DAN
PEMBERANTASAN KKN
4. OTONOMI DAERAH
5. KEBEBASAN PERS
6. MEWUJUDKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI
SEBELUM PERUBAHAN
1. Pembukaan
2.Batang tubuh :
- 16 Bab
- 37 pasal
- 49 ayat
- 4 pasal aturan peralihan
- 2 ayat aturan tambahan
Latar belakang
Perubahan
1. kekuasaan tertinggi di tangan MPR
2. kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden
3. Pasal- pasal yang terlalu luwes
sehinggga menimbulkan multitafsir
4. Rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara belum
cukup didukung ketentuan kontitusi
Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan dasar ,
mengenai :
1. tatanan negara
2. kedaulatan negara
3. HAM
4. Pembagian kekuasaan
5. Eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum
HASIL PERUBAHAN
1. Pembukaan
2. Pasal-pasla :
- 21 Bab
- 73 pasal
- 170 ayat
3 pasal aturan peralihan
2 pasal aturan tambahan
KEKUATAN MENGIKAT
dan BERLAKUNYA
UNDANG-UNDANG
1. DIUNDANGKAN DALAM
LEMBARAN NEGARA
2. PENYELASANNYA
DIUNDANGKAN DALAM
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
3. DIUMUMKAN DALAM BERITA
NEGARA
ASAS-ASAS UNDANGUNDANG
1. asas lex speciale derogat legi
generale maksudnya undang2
yangkhusus mengenyampingkan
undang yang umum
2. asas lex superior derogat legi priori,
maksud uu yang lebih tinggi dapat
mengenyampingkan uu yang lebih
rendah
Lanjutan…..
3. asas lex posterior derogat legi
arteriori, maksudnya undang-undang
yang berlaku kemudian membatalkan
undang-undang yang berlaku terlebih
dahulu
4. asas tidak berlaku surut, suatu
undang2 hayanya mengikat bagi
masa yang akan datang dan tidak
mempunyai kekuatan berlaku surut
JENIS DAN PERBEDAAN
PERATURAN HUKUM
BERDASARKAN BERBAGAI
KRITERIA
MENURUT WUJUDNYA:
1. HUKUM TERTULIS DAN DIKODIFIKASI
2. TERTULIS, ATURAN HUKUM YANG
TERDAPAT DALAM PERUNDANGUNDANGAN.
3.TIDAK TERTULIS, HUKUM ADAT
MENURUT LUAS BERLAKUNYA
1. HUKUM UMUM
2,. HUKUM KHUSUS ( ORANGNYA DAN
PERBUATANNYA)
MENURUT SIFAT DAN DAYA KERJANYA:
1. HUKUM PEMAKSA
2. HUKUM PENAMBAH/PELENGKAP.
MENURUT FUNGSINYA
1. HUKUM MATERIL
2. HUKUM FORMIL
MENURUT ISINYA
1.HUKUM PUBLIK, hukum yang
mengatur kepentingan umum atau
aturan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara negara
dengan perseorangan
2. HUKUM PRIVAT, hukum yang
mengatur hubungan hukum antara
orang yang satu dengan orang yang
lainnya
MENURUT
STRUKTURNYA
ATURAN HUKUM HARUSLAH
DIDASARKAN KEPADA TATA
URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN
SEBAGAI MANA YANG DIATUR
DALAM UU NO. 10 TAHUN 2004
KONSEKWENSI
STRUKTUR PERUNDANGUNDANGAN
1. Undang-undang yang lebih tinggi urutannya
dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi pula
kedudukannya dan uu yang lebih rendah
dibuat oleh penguasa yang lebih rendah
2. Perundang-undangan yang lebih rendah
tidak boleh bertentangan dengan uu yang
lebih tinggi urutannya
3. Perundangan-undangan yang lebih tinggi
tidak dapat dirubah atau dihapuskan oleh uu
yang lebih rendah kedudukannya
Hak Menguji Undangundang
Hak menguji materil, adalah suatu
kewenangan untuk menguji isi suatu peraturan
perundang-undangan bertentangan atau tidak
dengan yang lebih tinggi kedudukannya
Hak menguji formil, artinya kewenangan hakim
menilai apakah suatu undang-undang cara
pembentukannyadan cara pengundangnya
sudah sah sebagaimana mestinya
PENAFSIRAN
DIGUNAKAN APABILA SUATU
KETENTUAN PERUNDANGUNDANGAN TIDAK JELAS
MAKNANYA UNTUK DAPAT
MENERAPKAN PERATURAN
TERSEBUT DILAKUKAN
PENAFSIRAN
JENIS-JENIS
PENAFSIRAN
PENAFSIRAN OTENTIK, PENAFSIRAN TERHADAP
SUATU KATA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
PENAFSIRAN SISTIMATIS, ADALAH PENAFSIRAN
YANG DILAKUKAN MENURUT SISTIMATIKA DARI
UNDANG-UNDANG TERSEBUT
PENAFSIRAN GRAMATIKAL, PENAFSIRAN MENURUT
TATA BAHASA
PENAFSIRAN HISTORIS, PENAFSIRAN BERDASARKAN
SEJARAH PEMBENTUKAN UU TERSEBUT
PENAFSIRAN EKSTENSIF, PENAFSIRAN YANG
DILAKUKAN SEDEMIKIAN RUPA TERHADAP SUATU
KETENTUAN UU, SEHINGGA KETENTUAN UNDANGUNDANG TERSEBUT DAPAT MENJANGKAU
PERBUATAN YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT
HUKUM PERDATA
HUKUM PERDATA ADA YANG TERTULIS DAN
TIDAK TERTULIS
MENURUT ISINYA TERMASUK HUKUM PRIVAT
BERLAKUNYA HUKUM PERDATA TERTULIS
BERDASARKAN ASAS KONKORDANSI
SEBAGAIMANA TERDAPAT DALAM
BURGELIJKWETBOEK ( BW) DAN WETBOEK
VAN KOOPHANDEL (WVK)
MERUPAKAN 2 KODIFIKASI YANG BERSIFAT
NASIONAL
Bagaimanakah keadan
hukum perdata di
Indonesia?
Maka hukum perdata di Indonesia itu terdiri
sdari :
1. hukum perdata adat, yaitu ketentuanketentuan hukum yang mengatur hubungan
antar individu dalam masyarakat
2.hukum perdata eropah,ketentuanketentuan hukum yang mengatur hubungan
hukum yang menyangkut mengenai
kepentingan orang eropah. (bw).
Diperlakukan berdasarkan ketentuan pasal
II aturan peralihan UUD 45.( skrg pasal I )
Lanjutan………
3. Bagian hukum perdata yang bersifat
nasional yaitu bidang hukum perdata
sebagai hasil produks nasional artinya
ketentuan-ketentuan hukumyang
mengatur tentang kepentingan
perorangan yang dibuat berlaku untuk
seluruh penghuni Indonesia
Contoh : hukum perkawinan, hukum
agraria
MENURUT TEORI
HUKUM PERDATA
TERDIRI DARI :
HUKUM PRIBADI ( PERSONENRECHT)
SEMUA KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR
SIAPA-SIAPA YANG DAPAT MEMBAWA
HAK, YANG MENJADI PEMBAWA HAK DAN
KEDUDUKANYA DALAM HUKUM
HUKUM KELUARGA ( FAMILIERECHT)
SEMUA KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR
HUBUNGAN ABADI DIANTARA 2 ORANG
BERLAINAN KELAMIN/PERKAWINAN DAN
AKIBAT-AKIBATNYA
HUKUM KEKAYAAN ( VERMOGENSRECHT)
SEMUA KAIDAH YANG MENGATUR HAK-HAK
APAKAH YANG DIDAPATKAN PADA ORANG
DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ORANG
LAIN MEMPUNYAI NILAI UANG
HUKUM WARIS ( ERFRACHT)
SEMUA KAIDAH HUKUM YANG MENGATUR
BAGAIMANAKAH NASIB KEKAYAAN
SESEORANG YANG MENINGGAL DUNIA, DAN
SIAPA YANG BERHAK ATAS HARTA
KEKAYAANNYA ITU
MENURUT BURGELIJK
WETBOEK ( BW)
BUKU I , TENTANG ORANG (VAN
PERSONEN)
BUKU II, TENTANG BENDA( VAN ZAKEN)
BUKU III, TENTANG
PERIKATAN( VERBINTENISSEN)
BUKU IV, TENTANG PEMBUKTIAN DAN
DALUARSA (VAN BEWIJS EN
VERYARING)
TENTANG ORANG
SABJEK HUKUM, SEGALA SESUATU YANG MEMPUNYAI HAK DAN
KEWAJIBAN. SABJEK HUKUM DIMULAI MASIH DALAM KANDUNGAN
DAN SAAT IA DILAHIRKAN SAMPAI IA MENINGGAL DUNIA
KETENTUAN MENGENAI SABJEK HUKUM INI ADA PENGECUALIAN
DALAM PASAL 2 BW YAITU APABILA IA MATI SAAT DILAHIRKAN
DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.
SIAPA YANG DAPAT JADI SABJEK HUKUM ?
MANUSIA DAN BADAN HUKUM
BAGAIMANA CARA BADAN HUKUM SEBAGAI SABJEK HUKUM?
SUATU PERKUMPULAN DAPAT DIMINTAKAN PENGESAHANNYA
SEBAGAI BADAN HUKUM DENGAN CARA SBB:
DIDIRIKAN DENGAN AKTE NOTARIS
DIDAFTARKAN DI PENGADILAN NEGERI SETEMPAT
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR OLEH MENTRI KEHAKIMAN DAN
HAM
DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
OBJEK HUKUM
ADALAH SEGALA SESUATU YANG
BERGUNA BAGI SABJEK HUKUM
DAN DAPAT MENJADI POKOK ATAU
OBJEK SUATU HUBUNGAN HUKUM
APA SAJA YANG DIATUR DALAM
BUKU I ?
HUKUM PERKAWINAN
HUKUM PERKAWINAN YANG
DIATUR BW BERDASARKAN
AGAMA KRISTEN DAN
BERASASKAN MONOGAMI
MAKA DIATUR LAH MENGENAI
PERKAWINAN INI DALAM UU NO 1
TAHUN 1974
KEKUASAAN ORANG
TUA
KEKUASAN ORANG TUA BERHENTI:
ANAK TELAH DEWASA ATAU TELAH
KAWIN TERLEBIH DAHULU
PERKAWINAN ORANG TUA PUTUS
KEKUASAAN ORANG TUA DIPECAT
OLEH HAKIM
PEMBEBASAN DARI KEKUASAAN
ORANG TUA
PERWALIAN
ANAK YATIM PIATU, ANAK YANG BELUM DEWASA
YANG TIDAK DALAM KEKUASAAN ORANG TUA
DIPERLUKAN BIMBINGAN DAN PEMELIHARAAN.
PERWALIAN DAPAT DIBEDAKAN :
PERWALIAN MENURUT UNDANG-UNDANG YAITUN
PERWALIAN DARI ORANG YANG MASIH HIDUP
PERWALIAN WASIAT, PERWALIAN YANG
DITETAPKAN OLEH SEORANG DARI ORANG TUANYA
YANG PUNYA HAK ORANG TUA KEPADA ORANG
LAINS SETELAH ORANG TUA MENINGGAL DUNIA
DATIVE VOOGDJI , PERWALIAN SELAIN DIATAS
WEESKAMER, BALAI HARTA
PENINGGALAN
CURATELE, PENGAMPUAN
PERBANDINGAN
/KEDUDUKAN HUKUM
PERDATA TERTULIS DAN
TIDAK
TERTULIS
DALAM PEMBUKAAN UUD 1945 DAN
UUDS 1950 MENGHENDAKI SEMUA
PERATURAN YANG ADA HARUS TERTULIS
TAPI HUKUM YANG TIDAK TERTULIS
DIAKUI DALAM KEDUDUKANNYA SEJAJAR
DENGAN UU/HUKUM TERTULIS
HUKUM TERTULIS LEBIH MENJAMIN
KEPASTIAN HUKUM DAN SANKSI LEBIH
TEGAS
ASAS HUKUM PERDATA
TERTULIS
HUKUM PERDATA BERSIFAT NETRAL, ATAU
KEDUNIAWIAN SAJA DAN TIDAK
DICAMPURKAN DENGAN AGAMA
KEBEBASAN DALAM MELAKUKAN
KONTRAK/PERJANJIAN
ASAS MONOGAMI DALAM PERKAWINAN
DALAM HUKUM PERDATA BARAT WANITA
BERSUAMI DINYATAKAN TIDAK MAMPU
BERTINDAK, SEDANGKAN HUKUM PERDATA
NASIONAL SEORANG WANITA BERSUAMI
ADALAH MAMPU MELAKUKAN PERBUATAN
HUKUM
HUKUM ADAT
ISTILAH HUKUM ADAT
ADATRECHT YANG DIPERGUNAKAN PERTAMA KALI
OLEH SNOCK HURGRONJE DALAM BUKUNYA ‘DE
ATJEHERS’
ISTILAH YANG DIPERGUNAKAN DIBEBERAPA DAERAH :
GAYO MEMPERGUNAKAN ISTILAH ODOT
JATENG DAN JATIM MEMPERGUNAKAN ISTILAH
NGADAT
MINANG KABAUMEMPERGUNAKAN ISTILAH LEMBAGA
ADAT/ADAT
BATAK MEMPERGUNAKAN ISTILAH BASA
DASAR HUKUM
BERLAKUNYA HUKUM
ADAT
PASAL 11 AB
PASAL 75 AYAT 3 RR JO PASAL 131
IS
PASAL II ATURAN PERALIHAN UUD
45
PENGERTIAN HUKUM
ADAT
TER- HAAR. MENGATAKAN HUKUM ADAT
MENGABAIKAN BAGIAN-BAGIAN YANG TERTULIS YANG
TERDIRI DARI PERATURAN-PERATURAN DESA , SURATSURAT PERINTAH PERINTAH RAJA ADALAH
KESELURUHAN PERATURAN YANG MENJELMA DALAM
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PASA FUNGSIONARIS
HUKUM
VAN VALLEN HOVEN, HUKUM ADAT ADALAH
KESELURUHAN ATURAN TINGKAH LAKU POSITIF YANG
DISATU PIHAK MEMPUNYAI SANKSI DAN DIPIHAK LAIN
DALAM KEADAAN TIDAK DIKODIFIKASIKAN
SUKANTO, HUKUM ADAT ADALAH KESELURUHAN
ADAT ( YANG TIDAK TERTULIS DAN HIDUP DALAM
MASYARAKAT BERUPA KESUSILAAN , KEBIASAN DAN
KELAZIMAN) YANG MEMPUNYAI AKIBAT HUKUM
HAZAIRIN, ADAT ADALAH
ENDAPAN KESUSILAAN DALAM
MASYARAKAT , YAITU BAHWA
KAIDAH-KAIDAH ADAT ITU BERUPA
KAIDAH-KAIDAH KESUSILAAN
YANG KEBENARANNYA TELAH
MENDAPAT PENGAKUAN UMUM
DALAM MASYARAKAT
UNSUR-UNSUR HUKUM
ADAT
TEORI DARI VAN DEN BERG TERKENAL
DENGAN TEORI RECEPTION DE COMPLEXU
YAITU ADAT ISTIADAT DAN HUKUM ADAT
SUATU GOLONGAN HUKUM MASYARAKAT
ADALAH RESEPSI SELURUHNYA DARI
AGAMA YANG DIANUT OLEH GOLONGAN
MASYARAKAT TERSEBUT
ATAU DENGAN PERKATAAN LAIN
HUKUM/ADAT SUATU GOLONGAN
MASYARAKAT ADALAH HASIL PENERIMAAN
BULAT-BULAT DARI HUKUM AGAMA YANG
DINUT OLEH MASYARAKAT TERSEBUT.
TEORI TERSEBUT DITENTANG KERAS
OLEH SNOUCK HURGRONYE DAN VAN
VALLEN HOVEN. MENURUT IA TIDAK
SEMUA BAGIAN HUKUM AGAMA
DITERIMA ,DIRESEPSI DALAM HUKUM
ADAT , HANYA BAGIAN TERTENTU
SAJA DARI HUKUM ADAT YANG
DIPENGARUHI OLEH HUKUM AGAMA
SUSUNAN
PERSEKUTUAN HIDUP
STRUKTUR MASYARAKAT, ADALAH KESATUAN
MANUSIA YANG TERATUR , MENETAP DIDAERAH
TERTENTU MEMPUNYAI PENGUASA DAN MEMPUNYAI
KEKAYAAN YANG BERWUJUD DAN TIDAK BERWUJUD
MENURUT KENYATAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
MEMPUNYAI SUSUNAN STRUKTUR YANG BERSIFAT
GENEOLOGIS DAN TERRITORIAL
ARTINYA SUATU PERSEKUTUAN HIDUP, ITU ADA
DAPAT DISEBABKAN KARENA PARA ANGGOTANYA
SATU SAM LAIN BERASAL DARI KETURUNAN YANG
SAMA DAN MUNGKIN JUGA KARENAN PARA
ANGGOTANYA BERSAMA-SAMA TINGGAL DALAM
LINGKUNGAN YANG SAMA
3 JENIS PERTALIAN
KETURUNAN MENURUT
STRUKTUR GENEOLOGIS
PATRILINIAL/KEBAPAKAN
MATRILINIAL/ KEIBUAN
KEBAPAKAN DAN
KEIBUAN/PARENTAL