Seminar Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat mpdf
SYNCORE - always deliver value
Seminar Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat
posted by admin on November 9, 2014
SEMINAR BULANAN DASHBOARD EKONOMIKA KERAKYATAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN
BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA
Membangun Ekonomika Menuju Desa Mandiri
Tanggal 7 November 2014
Pembicara : Rudy Suryanto, SE.,M.Acc.,Ak & Drs. Cahyo Bhinarto, MM
Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri Pemberdayaan LKM untuk Peningkatan Inklusi
Keuangan dan Pengembangan Ekonomi Rakyat .
Dalam sambutannya, Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. menyampaikan fungsi dari
dashboard yaitu sebagai alat yang menunjukan kesiapan dalam menjalin networking, training dan
monitoring ekonomi rakyat seluruh Indonesia.
Focus pada pengembangan ekonomi rakyat melalui kartu wirausaha yang mencakup finansial
inclusion, financial passport, financial literacy yang menunjukan kemudahan setiap orang untuk
akses perbankan. Kedepannya kami akan bekerja lebih intensif untuk pengembangan satu
kecamatan satu usaha mikro, sehingga setiap orang punya usaha yang dapat menghidupi dirinya
sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.
M. Ihsanuddin menjelaskan bahwa UMKM sangat berperan dalam menopang perekonomian
rakyat, namun tidak dapat luput dari berbagai kendala diantaranya yaitu:
1. kesulitan akses pendanaan kepada lembaga formal dikarenakan tidak memiliki jaminan yang
cukup.
2. Tidak memiliki pembukuan dan laporan keuangan yang tidak baik.
Solusi dari kendala diatas adalah dibutuhkannya LKM sebagai mitra bagi pelaku UMKM dalam
akses pendanaan/permodalaan.
Hary Gunardi menjelaskan tentang financial inclusion. Financial inclusion ini menjadi penting
karena masih banyak masyarakat yang belum melek terhadap perbankan sehingga pertumbuhan
ekonomi berjalan lambat.
v Memajukan UMKM menuju Kemandirian Ekonomi Melalui Peningkatan Peran KKMB, Stake
Holder dan Lembaga Mitra
Narasumber : Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. (Dewan Pengurus DEK FEB UGM)
Prof. Gunawan, dalam paparannya menjelaskan konsep pembangunan dan kesejahteraan yang
sesungguhnya adalah cara mencapai kebahagiaan. Kabahagiaan tercapai ketika seseorang
sejahtera dimana semua kebutuhannya terpenuhi sehingga tercipta kondisi sehat, seneng, dan
sugih. Maka dari itu, supaya bisa memenuhi kebutuhan, setiap orang harus berproduksi dan
memperoleh pendapatan. Selanjutnya, setiap orang juga harus mampu mengelola keuangannya
supaya memiliki tabungan yang dapat digunakan untuk meningkatkan poduksi dan meningkatkan
pendapatan.
Namun sayangnya, banyak masyarakat yang lupa akan konsep pembangunan dan kesejahteraan
tersebut sehingga menimbulkan masalah pembangunan yaitu pengangguran, kemiskinan dan
kesenjangan. Maka dari itu, diperlukan pendampingan masyarakat yang intensif agar masyarakat
sadar akan konsep pembangunan supaya sejahtera. Pendamping menyadarkan masyarakat untuk
menerapkan konsep kerja-untung-tabung.
Tujuan pendampingan adalah:
1. Pendampingan perlu mengajarkan pengelolaan keuangan (financial management) supaya
pendapatan tidak habis untuk keperluan konsumtif, namun juga produktif.
2. Pendamping juga mendorong masyarakat untuk dapat mengakses layanan perbankan seperti
tabungan, kredit, dan pembayaran supaya terwujud financial inclusion.
Prof. Gunawan juga memperkenalkan alat identifikasi kondisi keuangan yang disebut dengan
financial Passport. Financial Passport ini dapat digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan
seseorang, rumah tangga, maupun usaha sehingga diperoleh informasi mengenai besaran kredit
yang tepat untuk nasabah. Financial Passport sangat bermanfaat bagi UMKM maupun perbankan
dalam hal pelayanan kredit.
Bapak Edy mengatakan bahwa Dashboard Ekonomika Kerakyatan adalah Dashboard yang paling
aktif di UGM, dalam bulan ini hal yang perlu dilakukan adalah memulai, mengkonsep dan
membangun masyarakat hidup mandiri. Ada sebuah istilah yaitu: Dari Yogyakarta untuk
Nusantara .
KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank), program KKMB ini akan melibatkan para mahasiswa,
diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan nilai 3K, yaitu:
1. Kemanfaatan
2. Kebahagiaan
3. Keadaban
Bapak Cahyo menerangkan beberapa hal terkait dengan program KKMB (Konsultan Keuangan
Mitra Bank). KKMB dibentuk pada tahun 2005. Seminar kali ini dilatar belakangi oleh:
1. Peran asosiasi KKMB-DIY
2. Sebagai tindak lanjut sarasehan camat se DIY, permasalahan yang ditemukan adalah
bagaimana cara merubah mindset menjadi wirausaha.
3. Rapat evaluasi program KUR Pemda Provinsi DIY
4. Rapat dengan Satgasda
Visi Asosiasi KKMB:
1. Menjadi mitra UKM
2. Lembaga keuangan Perbankan
3. Lembaga Keuangan Non Perbankan
Saat ini database jumlah UMKM di Indonesia tidak tercover dengan baik, UMKM sering menjadi
pembahasan utama, namun wujud nyatanya tidak pernah ada. Target program KKMB ini adalah
menambah jumlah KKMB secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas dan kualitas harus
berbanding lurus, kuantitas yang banyak harus diikuti pula dengan kualitas yang baik.
Ada 3 jenis KKMB:
1. Plat Merah
2. Plat Kuning
3. Plat Hitam
v Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat Menuju Desa Mandiri
Pendekatan Social Enterprise dan Financial Literacy
Narasumber : Rudy Suryanto. SE.,M.Acc.,Ak.,Ca
Pak Rudy melontarkan sebuah pertanyaan: apa yang akan anda lakukan ketika melihat pengemis
yang sedang meminta-minta?. Beberapa dari kita bahkan banyak orang yang akan memberikan
uang secara cuma-cuma kepada pengemis tersebut. Apakah hal dilakukan itu benar? Memang hal
tersebut adalah perbuatan baik yaitu menolong orang lain, namun caranya salah. Ketika
seseorang memberi uang kepada pengemis berarti orang tersebut sudah membentuk mental
seseorang menjadi seorang pengemis dan hal itu sangat salah. Seharusnya niatan baik kita untuk
menolong orang lain diikuti pula dengan cara yang baik dan benar. Harus ditanamkan dalam diri
kita ketika hendak mendapatkan hasil maka harus ada usaha yang dilakukan, dalam hal ini harus
bekerja semaksimalnya.
Fokus utama program ini adalah UMKM, hal yang harus dilakukan adalah: mendorong UMKM
naik kelas, dengan menghadirkan para pendamping dan dibuatkan sebuah jejaring agar
semuanya dapat berjalan dengan baik.
Sumber dana UMKM berasal dari banyak pihak seperti: CSR/Bansos, PNPM, Dana Bergulir, KUR,
LKM, dan Komersial, namun sangat disayangkan pada kenyataannya selama ini banyak dana
tersebut digunakan tidak tepat sasaran, digunakan pada alamat yang tidak jelas, sehingga
membuat UMKM hanya sekedar nama tanpa ada wujud nyatanya.
Agar UMKM dapat berjalan dengan baik maka harus dilakukan Pemetaan potensi, dalam hal ini
pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan desa, mana desa yang bisa di danai dan mana yang
tidak. Karena ketika kita salah menempatkan dana terhadap suatu desa atau suatu usaha bisnis
maka sebenarnya kita bukan memperbaiki keadaan suatu desa atau suatu bisnis tersebut
melainkan kita membuat keadaan tambah buruk. Contohnya usaha Wartel, yang telah kita ketahui
bahwa usaha bisnis tersebut sudah tidak potensial lagi, usaha induknya saja sudah bangkrut, jika
misalnya kita mendanai usaha tersebut untuk membuka cabang baru, maka yang dihasilkan
adalah kerugian dua kali lipat.
Kunci dari semua ini adalah management financial, orang kaya bisa jadi miskin ketika tidak bisa
melakukan management financial dengan baik, dan orang yang miskin akan bisa jadi kaya ketika
bisa melakukan management financial dengan baik. Setelah dilakukan pemetaan potensi yang
dilakukan selanjutnya adalah penguatan kelembagaan, karena program ini tidak dapat dilakukan
individual, program ini akan berjalan dengan baik ketika dilakukan secara bersama-sama dan
diikat dalam suatu kelembagaan yang kuat.
Setelah penguatan kelembagaan, selanjutnya adalah linkage. Program KKMB ini akan di lingkage
kan ke perbankan, dalam program KKMB kali ini melakukan aliansi dengan bank Danagung.
Bisnis Vs Pekerjaan, banyak orang yang tidak bisa membedakan mana bisnis dan mana pekerjaan,
pekerjaan tidak sama dengan bisnis. Dosen, tukang bakso keliling, pedagang asongan dll
merupakan contoh pekerjaan, sedangkan pemilik bank, pemilik usaha bakso, usaha toko sepatu
dan tas dsb merupakan contoh bisnis.
Suatu hal yang ketika subjek utama sakit lalu tidak dapat melakukan aktivitas pekerjaannya maka
hal itu disebut pekerjaan. Beda dengan bisnis, walaupun orangnya sakit namun bisnis nya tetap
berjalan. Jadi fokus utamanya berada pada subjek yang melakukan itu siapa. Ketika seseorang
mempunyai usaha yang dia bukan menjadi subjek pekerjanya maka itulah yang disebut bisnis.
Paradigma Baru Pemberdaya Masyarakat, terdiri dari 8 pokok bahasan utama:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Merubah mental dan mindset menjadi wirausaha
Meningkatkan financial literacy (cara mengelola uang)
Menggunakan mekanisme perbankan (inclusion)
Penguatan kelembagaan (enterprising)
Berbasis potensi lokal dan integrasi value chain
Kurikulum dan upaya berkelanjutan untuk naik kelas
Pendamping profesional
Linkage dan jejaring
3 masalah UMKM:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masalah bisnis, terdiri dari:
Trend bergeser
Produk usang
Teknologi baru
Biaya tinggi
Bahan baku sulit
Pasar menurun
Dalam tahapan ini harus dilakukan diagnosa bisnis, pihak KKMB sudah menyiapkan modul
tingkat 1 (tingkat dasar) untuk mengatasi semua permasalahan tersebut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masalah manajerial, terdiri dari:
Legalitas
Struktur
Kebijakan
SOP
SDM
Kontrol
Dalam tahapan ini harus ada kurikulum pendampingan, akan dibahas dalam modul tingkat 2
(tingkat terampil).
1.
2.
3.
4.
Masalah keuangan, terdiri dari:
Tidak memiliki laporan keuangan
Tidak memiliki jaminan
Legalitas dan, managerial lemah
Dalam tahapan ini harus dilakukan sistem monitoring, akan dibahas dalam modul tingkat 3
(tingkat mahir).
Aliansi besar paragdigma baru adalah menghubungkan jejaring wirausaha kepada : bank, KKMB,
pemerintah dan perguruan tinggi, yang terdiri dari 3 tahap aktivitas dan 3 tahap TOT,:
3 tahap aktivitas:
1. Pemetaan dan diagnosa, terdiri dari: pendataan, diagnosa dan scoring/rating.
2. Penguatan kelembagaan, terdiri dari: pelatihan, konsultasi, dan pendampingan.
3. Lingkage, terdiri dari: pengelompokan, jejaring dan lingkage.
3 tahap TOT
1. Dasar Eligible, terdiri dari: manajerial, keuangan, dan leadership.
2. Terampil feasible, terdiri dari: kelayakan bisnis, proposal usaha, pendampingan.
3. Mahir bankable, terdiri dari: konsultasi, pelaporan keuangan, dan proposal kredit.
Roadmap UMKM
Calon wirausaha wirausaha baru UMKM feasible UMKM bakable usaha menengah
Rencana Aksi Paradigma Baru:
1. Pembentukan sekretariatan bersama
2. Inisiasi jejering desa wirausaha
3. Pembentukan pendampingan desa-duta desa /SEYA.
Tags: seminar
Permalink | Comments (0) | Last updated on November 9, 2014
Seminar Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat
posted by admin on November 9, 2014
SEMINAR BULANAN DASHBOARD EKONOMIKA KERAKYATAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN
BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA
Membangun Ekonomika Menuju Desa Mandiri
Tanggal 7 November 2014
Pembicara : Rudy Suryanto, SE.,M.Acc.,Ak & Drs. Cahyo Bhinarto, MM
Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri Pemberdayaan LKM untuk Peningkatan Inklusi
Keuangan dan Pengembangan Ekonomi Rakyat .
Dalam sambutannya, Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. menyampaikan fungsi dari
dashboard yaitu sebagai alat yang menunjukan kesiapan dalam menjalin networking, training dan
monitoring ekonomi rakyat seluruh Indonesia.
Focus pada pengembangan ekonomi rakyat melalui kartu wirausaha yang mencakup finansial
inclusion, financial passport, financial literacy yang menunjukan kemudahan setiap orang untuk
akses perbankan. Kedepannya kami akan bekerja lebih intensif untuk pengembangan satu
kecamatan satu usaha mikro, sehingga setiap orang punya usaha yang dapat menghidupi dirinya
sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.
M. Ihsanuddin menjelaskan bahwa UMKM sangat berperan dalam menopang perekonomian
rakyat, namun tidak dapat luput dari berbagai kendala diantaranya yaitu:
1. kesulitan akses pendanaan kepada lembaga formal dikarenakan tidak memiliki jaminan yang
cukup.
2. Tidak memiliki pembukuan dan laporan keuangan yang tidak baik.
Solusi dari kendala diatas adalah dibutuhkannya LKM sebagai mitra bagi pelaku UMKM dalam
akses pendanaan/permodalaan.
Hary Gunardi menjelaskan tentang financial inclusion. Financial inclusion ini menjadi penting
karena masih banyak masyarakat yang belum melek terhadap perbankan sehingga pertumbuhan
ekonomi berjalan lambat.
v Memajukan UMKM menuju Kemandirian Ekonomi Melalui Peningkatan Peran KKMB, Stake
Holder dan Lembaga Mitra
Narasumber : Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D. (Dewan Pengurus DEK FEB UGM)
Prof. Gunawan, dalam paparannya menjelaskan konsep pembangunan dan kesejahteraan yang
sesungguhnya adalah cara mencapai kebahagiaan. Kabahagiaan tercapai ketika seseorang
sejahtera dimana semua kebutuhannya terpenuhi sehingga tercipta kondisi sehat, seneng, dan
sugih. Maka dari itu, supaya bisa memenuhi kebutuhan, setiap orang harus berproduksi dan
memperoleh pendapatan. Selanjutnya, setiap orang juga harus mampu mengelola keuangannya
supaya memiliki tabungan yang dapat digunakan untuk meningkatkan poduksi dan meningkatkan
pendapatan.
Namun sayangnya, banyak masyarakat yang lupa akan konsep pembangunan dan kesejahteraan
tersebut sehingga menimbulkan masalah pembangunan yaitu pengangguran, kemiskinan dan
kesenjangan. Maka dari itu, diperlukan pendampingan masyarakat yang intensif agar masyarakat
sadar akan konsep pembangunan supaya sejahtera. Pendamping menyadarkan masyarakat untuk
menerapkan konsep kerja-untung-tabung.
Tujuan pendampingan adalah:
1. Pendampingan perlu mengajarkan pengelolaan keuangan (financial management) supaya
pendapatan tidak habis untuk keperluan konsumtif, namun juga produktif.
2. Pendamping juga mendorong masyarakat untuk dapat mengakses layanan perbankan seperti
tabungan, kredit, dan pembayaran supaya terwujud financial inclusion.
Prof. Gunawan juga memperkenalkan alat identifikasi kondisi keuangan yang disebut dengan
financial Passport. Financial Passport ini dapat digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan
seseorang, rumah tangga, maupun usaha sehingga diperoleh informasi mengenai besaran kredit
yang tepat untuk nasabah. Financial Passport sangat bermanfaat bagi UMKM maupun perbankan
dalam hal pelayanan kredit.
Bapak Edy mengatakan bahwa Dashboard Ekonomika Kerakyatan adalah Dashboard yang paling
aktif di UGM, dalam bulan ini hal yang perlu dilakukan adalah memulai, mengkonsep dan
membangun masyarakat hidup mandiri. Ada sebuah istilah yaitu: Dari Yogyakarta untuk
Nusantara .
KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank), program KKMB ini akan melibatkan para mahasiswa,
diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan nilai 3K, yaitu:
1. Kemanfaatan
2. Kebahagiaan
3. Keadaban
Bapak Cahyo menerangkan beberapa hal terkait dengan program KKMB (Konsultan Keuangan
Mitra Bank). KKMB dibentuk pada tahun 2005. Seminar kali ini dilatar belakangi oleh:
1. Peran asosiasi KKMB-DIY
2. Sebagai tindak lanjut sarasehan camat se DIY, permasalahan yang ditemukan adalah
bagaimana cara merubah mindset menjadi wirausaha.
3. Rapat evaluasi program KUR Pemda Provinsi DIY
4. Rapat dengan Satgasda
Visi Asosiasi KKMB:
1. Menjadi mitra UKM
2. Lembaga keuangan Perbankan
3. Lembaga Keuangan Non Perbankan
Saat ini database jumlah UMKM di Indonesia tidak tercover dengan baik, UMKM sering menjadi
pembahasan utama, namun wujud nyatanya tidak pernah ada. Target program KKMB ini adalah
menambah jumlah KKMB secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas dan kualitas harus
berbanding lurus, kuantitas yang banyak harus diikuti pula dengan kualitas yang baik.
Ada 3 jenis KKMB:
1. Plat Merah
2. Plat Kuning
3. Plat Hitam
v Paradigma Baru Pemberdayaan Masyarakat Menuju Desa Mandiri
Pendekatan Social Enterprise dan Financial Literacy
Narasumber : Rudy Suryanto. SE.,M.Acc.,Ak.,Ca
Pak Rudy melontarkan sebuah pertanyaan: apa yang akan anda lakukan ketika melihat pengemis
yang sedang meminta-minta?. Beberapa dari kita bahkan banyak orang yang akan memberikan
uang secara cuma-cuma kepada pengemis tersebut. Apakah hal dilakukan itu benar? Memang hal
tersebut adalah perbuatan baik yaitu menolong orang lain, namun caranya salah. Ketika
seseorang memberi uang kepada pengemis berarti orang tersebut sudah membentuk mental
seseorang menjadi seorang pengemis dan hal itu sangat salah. Seharusnya niatan baik kita untuk
menolong orang lain diikuti pula dengan cara yang baik dan benar. Harus ditanamkan dalam diri
kita ketika hendak mendapatkan hasil maka harus ada usaha yang dilakukan, dalam hal ini harus
bekerja semaksimalnya.
Fokus utama program ini adalah UMKM, hal yang harus dilakukan adalah: mendorong UMKM
naik kelas, dengan menghadirkan para pendamping dan dibuatkan sebuah jejaring agar
semuanya dapat berjalan dengan baik.
Sumber dana UMKM berasal dari banyak pihak seperti: CSR/Bansos, PNPM, Dana Bergulir, KUR,
LKM, dan Komersial, namun sangat disayangkan pada kenyataannya selama ini banyak dana
tersebut digunakan tidak tepat sasaran, digunakan pada alamat yang tidak jelas, sehingga
membuat UMKM hanya sekedar nama tanpa ada wujud nyatanya.
Agar UMKM dapat berjalan dengan baik maka harus dilakukan Pemetaan potensi, dalam hal ini
pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan desa, mana desa yang bisa di danai dan mana yang
tidak. Karena ketika kita salah menempatkan dana terhadap suatu desa atau suatu usaha bisnis
maka sebenarnya kita bukan memperbaiki keadaan suatu desa atau suatu bisnis tersebut
melainkan kita membuat keadaan tambah buruk. Contohnya usaha Wartel, yang telah kita ketahui
bahwa usaha bisnis tersebut sudah tidak potensial lagi, usaha induknya saja sudah bangkrut, jika
misalnya kita mendanai usaha tersebut untuk membuka cabang baru, maka yang dihasilkan
adalah kerugian dua kali lipat.
Kunci dari semua ini adalah management financial, orang kaya bisa jadi miskin ketika tidak bisa
melakukan management financial dengan baik, dan orang yang miskin akan bisa jadi kaya ketika
bisa melakukan management financial dengan baik. Setelah dilakukan pemetaan potensi yang
dilakukan selanjutnya adalah penguatan kelembagaan, karena program ini tidak dapat dilakukan
individual, program ini akan berjalan dengan baik ketika dilakukan secara bersama-sama dan
diikat dalam suatu kelembagaan yang kuat.
Setelah penguatan kelembagaan, selanjutnya adalah linkage. Program KKMB ini akan di lingkage
kan ke perbankan, dalam program KKMB kali ini melakukan aliansi dengan bank Danagung.
Bisnis Vs Pekerjaan, banyak orang yang tidak bisa membedakan mana bisnis dan mana pekerjaan,
pekerjaan tidak sama dengan bisnis. Dosen, tukang bakso keliling, pedagang asongan dll
merupakan contoh pekerjaan, sedangkan pemilik bank, pemilik usaha bakso, usaha toko sepatu
dan tas dsb merupakan contoh bisnis.
Suatu hal yang ketika subjek utama sakit lalu tidak dapat melakukan aktivitas pekerjaannya maka
hal itu disebut pekerjaan. Beda dengan bisnis, walaupun orangnya sakit namun bisnis nya tetap
berjalan. Jadi fokus utamanya berada pada subjek yang melakukan itu siapa. Ketika seseorang
mempunyai usaha yang dia bukan menjadi subjek pekerjanya maka itulah yang disebut bisnis.
Paradigma Baru Pemberdaya Masyarakat, terdiri dari 8 pokok bahasan utama:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Merubah mental dan mindset menjadi wirausaha
Meningkatkan financial literacy (cara mengelola uang)
Menggunakan mekanisme perbankan (inclusion)
Penguatan kelembagaan (enterprising)
Berbasis potensi lokal dan integrasi value chain
Kurikulum dan upaya berkelanjutan untuk naik kelas
Pendamping profesional
Linkage dan jejaring
3 masalah UMKM:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masalah bisnis, terdiri dari:
Trend bergeser
Produk usang
Teknologi baru
Biaya tinggi
Bahan baku sulit
Pasar menurun
Dalam tahapan ini harus dilakukan diagnosa bisnis, pihak KKMB sudah menyiapkan modul
tingkat 1 (tingkat dasar) untuk mengatasi semua permasalahan tersebut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masalah manajerial, terdiri dari:
Legalitas
Struktur
Kebijakan
SOP
SDM
Kontrol
Dalam tahapan ini harus ada kurikulum pendampingan, akan dibahas dalam modul tingkat 2
(tingkat terampil).
1.
2.
3.
4.
Masalah keuangan, terdiri dari:
Tidak memiliki laporan keuangan
Tidak memiliki jaminan
Legalitas dan, managerial lemah
Dalam tahapan ini harus dilakukan sistem monitoring, akan dibahas dalam modul tingkat 3
(tingkat mahir).
Aliansi besar paragdigma baru adalah menghubungkan jejaring wirausaha kepada : bank, KKMB,
pemerintah dan perguruan tinggi, yang terdiri dari 3 tahap aktivitas dan 3 tahap TOT,:
3 tahap aktivitas:
1. Pemetaan dan diagnosa, terdiri dari: pendataan, diagnosa dan scoring/rating.
2. Penguatan kelembagaan, terdiri dari: pelatihan, konsultasi, dan pendampingan.
3. Lingkage, terdiri dari: pengelompokan, jejaring dan lingkage.
3 tahap TOT
1. Dasar Eligible, terdiri dari: manajerial, keuangan, dan leadership.
2. Terampil feasible, terdiri dari: kelayakan bisnis, proposal usaha, pendampingan.
3. Mahir bankable, terdiri dari: konsultasi, pelaporan keuangan, dan proposal kredit.
Roadmap UMKM
Calon wirausaha wirausaha baru UMKM feasible UMKM bakable usaha menengah
Rencana Aksi Paradigma Baru:
1. Pembentukan sekretariatan bersama
2. Inisiasi jejering desa wirausaha
3. Pembentukan pendampingan desa-duta desa /SEYA.
Tags: seminar
Permalink | Comments (0) | Last updated on November 9, 2014