Motode metode Pembelajaran

A. METODA CERAMAH
Cara penyajian pelajaran dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Hal-hal yang menguntungkan:
1. Dapat memberikan informasi pada sejumlah besar siswa.
2. Tidak memerlukan terlalu banyak persia
pan
3. Dalam waktu singkat dapat menjelaskan lebih banyak topik pelajaran.
4. Tidak terlalu sulit untuk mengorganisasikan kelas.
Kekurangan dari metoda ceramah diantaranya :
1. Siswa dimungkinkan kurang memahami informasi
2. Kurang mengembangkan kreatifitas
3. Sulit untuk mengetahui apakah setiap siswa memahami seluruh penjelasan.
4. Kurang melibatkan seluruh pancaindera siswa.
Beberapa langkah pelaksaaan metode ceramah
1. Gunakan teknik bertanya
2. Tunjukkan fakta nyata
3. Gunakan “model”
4. Gunakan “analogi”
5. Gunakan media mengajar yang bervariasi
6. Susunlah rencana pelajaran
B. METODA DEMONSTRASI

Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan suatu proses, situasi atau benda tertentu baik
sebenarnya atau tiruan,yang sering disertai penjelasan lisan.
Keuntungan metoda ini :
1. Tidak memerlukan banyak peralatan
2. Keselamatan siswa
3. Mendorong siswa untuk lebih kreatif, kritis
4. Pengajar menjadi lebih menarik, jelas dan nyata
Kekurangan metoda demonstrasi
1. Guru dituntut untuk trampil mengoperasikan peralatan serta bahan demonstrasi.
2. Memerlukan pengaturan alat dan ruang secara hati-hati
3. Biasanya memerlukan waktu yang cukup lama
Langkah Demonstrasi
1. Demonstrasi hendaknya direncanakan
2. Seluruh kelas dapat melihat dengan jelas
3. Guru mempersiapkan pertanyaan khusus
Waktu hendaknya diatur sehingga cukup untuk siswa bertanya, mengemukakan pendapat,
menarik kesimpulan, menganalisa data, mengamati demonstrasi dan persiapan guru

C. METODA DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok kecil adalah metoda mengajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

belajar dan bekerja bersama.
Kelebihan metoda diskusi
1. Mengembangkan sifat toleransi, kerjasama, menumbuhkan jiwa kepemimpinan, dan
kemasyarakatan yang baik
2. Siswa bebas bertanya kepada rekannya
3. Siswa aktif secara kognitif maupun fisik
4. Mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, menghargai dan menerima
pendapat,serta menumbuhkan sifat demokratis
5. Dimungkinkan memperoleh jawaban yang berbeda
Kelemahan
1. Pembahasan meluas
2. Memerlukan waktu yang lama
3. Kadang menimbulkan emosi yang tidak terkontrol
4. Pembicaraan diborong beberapa siswa
Langkah-langkah metode diskusi
1. Siapkanlah masalah
2. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok siswa
3. Aturlah tempat duduk mereka agar dapat bekerja sama
4. Berilah kesempatan kepada kelompok untuk mencari jawaban
5. Berilah kesempatan kepada kelompok untuk mengemukakan pendapat dalam forum kelas

(diskusi kelas)
6. Tulislah rangkuman dari semua jawaban yang benar
D. BELAJAR DI LUAR KELAS (FIELD TRIPS/OUTDOOR ACTIVITIES
Belajar diluar kelas dapat dihanggap sebagai salah satu jenis kegiatan laboratorium.
Keuntungan:
1. Menyediakan pengalaman nyata
2. Meningkatkan motivasi dan keberhasilan siswa belajar
3. Siswa menjadi aktif
4. Siswa lebih lama mengingat fakta
5. Siswa lebih senang dan bergairah
E. METODA TUGAS
Metoda tugas adalah memberikan tugas tertentu dalam selang waktu yang disesuaikan dengan
bobot tugas.

Keuntungan :
1. Siswa menjadi aktif
2. Siswa dapat menggunakan lebih banyak sumber belajar
3. Mengembangkan sikap mandiri
4. Melatih siswa menyatakan ide-idenya.
Kelemahan:

1. Sulit diketahui apakah yang mengerjakan siswa sendiri
2. Jika tugas kelompok yang aktif hanya beberapa siswa
3. Tidak mudah memberi tugas dengan adanya perbedaan individu
4. Jika tugasnya monoton dapat menimbulkan kebosanan
5. Terlalu sering memberi metoda tugas akan menurunkan motivasi siswa
Langkah-langkah pelaksanaan
1. Pernyataan tugas harus jelas dan menarik
2. Organisasi siswa sesuai dengan bobot tugas
3. Tenggang waktu pengumpulan tugas disesuaikan dengan bobot tugas
4. Setiap tugas dikoreksi dan dinilai
5. Berilah kesempatan berdiskusi dengan guru
F. METODA PERCOBAAN
Metoda percobaan adalah cara penyajian pelajaran dimana biasanya siswa dibagi dalam beberapa
kelompok kecil, dan diberi kesempatan untuk mengelola bahan maupun peralatan serta
mengamati gejala alam.
Kelebihan lain dari metoda percobaan
1. Mengembangkan daya nalar juga melatih ketrampilan mengelola bahan dan peralatan.
2. Hasil belajar menjadi permanen (sulit untuk lupa)
3. Meningkatkan rasa ingin tahu.
4. Mengembangkan sikap ilmiah

5. Mengembangkan jiwa kerjasama
Kekurangan metoda ini antara lain:
1. Memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Mmerlukan peralatan dan bahan untuk sejumlah siswa.
3. Memerlukan guru yang menguasai konsep, terampil,teliti,ulet,dan tabah.
4. Siswa jenuh untuk menghapal seluruh nama dan cara kerja peralatan laboratorium.
Pelaksanaan percobaan:
1. Susunlah lembar kerja siswa (LKS)
2. Bagilah siswa dalam kelompok kecil tidak lebih dari 5 orang tiap kelompok.

3. Siapkan peralatan
4. Demonstrasikan cara kerja peralatan yang sekiranya berbahaya
5. Beri kesempatan kelompok melaksanakan percobaan dan melakukan diskusi
6. Rencanakan waktu sebaik mungkin dan konsisten.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2104398-macam-macam-metodepembelajaran-kelebihan/#ixzz2DfEgilnh
Macam Macam Metode Pembelajaran Kelebihan dan Kekurangannya
id.shvoong.com
A. METODA CERAMAH Cara penyajian pelajaran dengan penuturan atau penjelasan lisan
secara langsung terhadap siswa. Hal-hal yang menguntungkan:
Bab I

Pendahuluan
1.1.1Latar Belakang Masalah
Kurikulum berasal dari bahasa Inggris “Curriculum” berarti Rencana Pelajaran. (S. WojowasitoWJS. Poerwadarminta, 1980 : 36.).
Secara istilah, kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan te
rtentu”. (Depag. RI. Dir. Jen. Kelembagaan Agama Islam, 2004 : 2).
Dari pengertian tersebut kurikulum sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar
disekolah, yang merupakan jembatan untuk tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional.
Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang secara
terus menerus menuntut perlunya sistem Pendidikan Nasional termasuk penyempurnaan
kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman tersebut.
Penulisan makalah ini mempunyai alasan yaitu kurikulum merupakan komponen yang amat
penting di dunia pendidikan, karena kurikulum merupakan suatu usaha yang menjembatani
tercapainya Pendidikan Nasional maka perlu dilakukan kajian-kajian tentang perkembangan
kurikulum.
1.2Masalah atau Topik Bahasan Makalah

Problematika yang sesuai dengan judul makalah dan atas dasar pertimbangan latar belakang
masalah, maka penulis mengemukakan yang perlu dipecahkan sebagai berikut :
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang berbagai hal yang berhubungan tentang
perkembangan kurikulum. Dengan penulisan kurikulum ini kita harapkan bahwa kita akan
semakin memahami tentang perkembangan kurikulum dan kita harapkan bahwa kurikulum
pendidikan di Indonesia dapat berkembang ke arah yang lebih baik. Selain itu makalah yang
kami buat ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan.

~ Pengertian Kebenaran
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi
fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity)
selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran. Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia
mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran
itu. Sebalikn
ya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran,
manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik spilogis. Karena di dalam kehidupan
manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang
dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang
dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.

Kebenaran itu merupakan sesuatu yang benar adanya, real , nyata sesuai dengan realita yang ada.
Kebenaran yang dicari-cari dalam dalam setiap kesempatan sebenarnya adalah “Kebenaran
Mutlak”. Kebenaran mutlak artinya adalah kebenaran yang sudah tidak dapat disalahkan lagi.
Kebenaran yang tidak dapat disalahkan adalah kebenaran yang menjumpai pembuktian yang
mengatasi pernyataannya. Dengan demikian sebenarnya sepertinya kebenaran mutlak adalah
kebenaran yang dengan fakta yang tidak dapat disangkal lagi. Kebenaran diperlukan untuk
membuktikan hal itu salah atau benar. Cara membuktikan kebenaran juga kita harus
mendapatkan bukti yang kuat.
Istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda, dalam hal ini disimbolkan dengan T1, T2, T3 ,T4
(Lincoln & Guba, 1985).
a) Kebenaran T1, Kebenaran Metafisik
Metafisika (Bahasa Yunani meta) = “setelah atau di balik”,phúsika) = “hal-hal di alam”) adalah
cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika
adalah suatu usaha mempelajari hakikat alam secara utuh, baik nyata mau pun tidak, dan dapat
dijelaskan secara logis. Dapat dikatakan kebenaran metafisika kebenaran yang berasal dari
Tuhan, dan manusia merupakan salah satu objeknya.
Kebenaran Metafisik merupakan kebenaran yang paling mendasar dari seluruh kebenaran yang
pernah ada (ultimate truth). Harus diterima apa adanya (taken for granted). Kebenaran ini adalah
yang berasal dari Tuhan Sang Pencipta.
Contoh dari kebenaran metafisik misalnya,

Hubungan seorang saudara kembar, dimana seseorang bisa merasakan hal yang menimpa saudara
kembarnya (kontak batin atau firasat). Itu semua tidak bisa kita jelaskan mengapa terjadi

demikian.
Proses pembuatan manusia termasuk kebenaran metafisika sebab hal ini meneliti tentang proses
manusia itu dibentuk, mengapa manusia itu dapat hidup. Manusia tidak dapat menemukan siapa
pembuatnya karena Tuhan lah yang Maha Pencipta.
Apakah benda-benda yang kita lihat sekeliling kita itu benar-benar nyata atau hanya permainan
pikiran atau otak kita saja? Apakah kita yang sekarang sama dengan kita yang kemarin? Karena
setiap molekul-molekul tubuh kita berganti-ganti (meluruh).
Ketika kita sedang tertidur alam metafisika bekerja, kita tidak tahu otak mana yang bekerja.
Semua ini kekuasaan Alah SWT.
b) Kebenaran T2, Kebenaran Etik
Etika itu, secara umum berarti aturan, sopan santun. Secara khusus berhubungan langsung
dengan Status jabatan atau lembaga yang ada ditengah masyarakat. Kebenaran etik merupakan
kebenaran yang memenuhi standar moral sesuai dengan etika yang ada. Istilah “etika” dipahami
sebagai suatu teori ilmu pengetahuan yang mendiskusikan mengenai apa yang baik dan apa yang
buruk berkenaan dengan perilaku manusia. Dengan kata lain, etika merupakan usaha dengan akal
sehatnya untuk menyusun teori mengenai penyelenggaraan hidup yang baik.
Kebenaran Etik merupakan kebenaran yang merujuk kepada perangkat standar moral atau

profesional sebagai pegangan prilaku yang harus dilakukan oleh pemegang jabatan (code of
conduct). Seseorang dikatakan benar bila dia berpegang dan melakukan tindakan sesuai dengan
standar perilaku yang harus dilaksanakannya. T2 bersumber dari T1 atau norma social budaya,
komunitas profesi. (ada yang mutlak ada yang relative). Kebenaran Etik ialah sesuatu
(pernyataan) dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan bersifat fungsional
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh dari kebenaran etik misalnya,
Seorang anak sebaiknya berbicara dengan sopan terhadap orang tuanya, tidak boleh bersikap
kasar sesuai apa yang diajarkan oleh agama. Dan dalam kehidupan sehari-hari kita harus
mempunyai etika dan moral yang baik.
Yadi mau bekerja di sebuah perusahaan minyak karena diberi gaji tinggi. Yadi bersifat pragmatis,
artinya mau bekerja di perusahaan tersebut karena ada manfaatnya bagi dirinya, yaitu
mendapatkan gaji tinggi.
Seseorang apabila lewat di depan orang lain, harus mngucapkan kata permisi. Hal ini sesuai
dengan kebudayaan diIndonesiayang menjungjung tinggi nilai kesopanan.
c) Kebenaran T3, Kebenaran Logik
Logic berguna untuk mencari sebab akibat dari perkara stu ke perkara yang lain. Kebenaran
Logik merupakan kebenaran hasil konsesus, dianggap benar apabila secara matematis konsisten
atau koheren dengan yang telah diakui dalam T1 & T2.
Contoh dari kebenaran logik misalnya,


Matematika, cara menghitung belajar berhitung itu juga termasuk kebenaran logic sebab meneliti
apa yang dihitung sesuai dengan kebenaran logika sesuai akal sehat manusia.
Kematian, setiap manusia pasti akan mengalami kematian, dan itu pun tidak tahu kapan datang.
Bisa disebabkan sakit, kecelakaan dan sebagainya. Misalnya sakit, sakit disebabkan penyakit
yang diderita oleh seseorang, dan pengetahuan bisa menyembuhkan penyakit. Sains berhubungan
dengan kebenaran.
Seluruh mahasiswa UPI harus mengikuti kegiatan Ospek. Luri adalah mahasiswa UPI, jadi Luri
harus mengikuti kegiatan Ospek. Contoh tersebut termasuk kebenaran logika.
d) Kebenaran T4, Kebenaran Empirik
Empirik adalah cara berpikir yang didukung menggunakan data data dalam berargumentasi tidak
hanya berpikir secara teoritis saja. Mereka yang mempercayai bahwa penginderaan merupakan
satu-satunya cara untuk memperoleh kebenaran disebut sebagai kaum empiris. Bagi golongan
ini, pengetahuan itu bukan didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak, namun melalui
pengalaman yang konkrit. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat
konkrit dan dapat dinyatakan melalui tangkapan indera manusia. Kebenaran empiric juga bersifat
konsisten , realities, teori, sistematis dan sesuai fakta yang ada.
Kebenaran Empirik merupakan kebenaran yang teruji dan tahan dari kritik atau falsifikasi.
Kebenaran ilmiah yang konsisten dengan kenyataan alam keilmuan dijastifikasi dan diverifikasi.
Koresponden antara teori, fakta, dan kenyataan.
Contoh dari kebenaran empirik misalnya,
Kebenaran tentang membuktikan tumbuhan tumbuh memerlukan cahaya matahari.
Kebenaran tentang membuktikan manusia memerlukan oksigen untuk bernafas.
Kebenaran bahwa fotosintesis merupakan salah satu sumber energi bagi semua makhluk hidup.

Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective), menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar (selection of learning
experiences), mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning
experiences), dan mengevaluasi (evaluating).
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan
tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society),
dan konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau
standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian discreen melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi
pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap

terakhir adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam pengembangan
kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar
(psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau
dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi
siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia
kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan
menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.
Ada lima prinsip umum dalam pemilihan pengalaman belajar. Kelima prinsip tersebut adalah
pertama, pengalaman belajar yang diberikan ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai,
kedua, pengalaman belajar harus cukup sehingga siswa memperoleh kepuasan dari pengadaan
berbagai macam perilaku yang diimplakasikan oleh sasaran hasil,
ketiga, reaksi yang diinginkan dalam pengalaman belajar memungkinkan bagi siswa untuk
mengalaminya (terlibat),
keempat, pengalaman belajar yang berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sama, dan
kelima, pengalaman belajar yang sama akan memberikan berbagai macam keluaran (outcomes).
3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk belajar.
Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung,
yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan
kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan
yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan
waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara
aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
a. Jenis Pengorganisasian Kurikulum
Pengorganisasian kurikulum terdiri atas beberapa jenis, yakni: (1) Kurikulum berdasarkan mata
pelajaran (Subject curriculum) yang mencakup mata pelajaran terpisah-pisah (separate subject
curriculum), dan mata pelajaran gabungan (correlated curriculum). (2) Kurikulum terpadu
(integrated curriculum) yang berdasarkan fungsi sosial, masalah, minat, dan kebutuhan,
berdasarkan pangalaman anak didik, dan (3) berdasarkan kurikulum inti (core curriculum).
Tujuan dari kurikulum ini untuk mempermudah anak didik mengenal hasil kebudayaan dan
pengetahuan umat manusia tanpa perlu mencari dan menemukan kembali dari apa yang
diperoleh generasi sebelumnya. Sehingga anak didik dapat membekali diri dalam menghadapi
masalah-masalah dalam hidupnya. Dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan telah tersusun
secara logis dan sistematis tidak hanya untuk memperluas pengetahuan tetapi juga untuk untuk
memperoleh cara-cara berpikir disiplin tertentu.
Keuntungan kurikulum ini, antara lain: (1) memberikan pengetahuan berupa hasil pengalaman
generasi masa lampau yang dapat digunakan untuk menafsirkan pengalaman seseorang. (2)
mempunyai organisasi yang mudah strukturnya. (3) mudah dievaluasi terutama saat ujian

nasional akan mempermudah penilaian. (4) merupakan tuntutan dari perguruan tinggi dalam
penerimaan mahasiswa baru. (5) memperoleh respon positif karena mudah dipahami oleh guru,
orangtua, dan siswa. (6) mengandung logika sesuai dengan disiplin ilmu nya. Kelemahan
kurikulum berdasarkan mata pelajaran antara lain: terlalu fragmentasi, mengabaikan bakat dan
minat siswa, penyusunan kurikulumnya menjadi tidak efisien, dan mengabaikan masalah sosial.
Corelated curriculum
Kurikulum ini merupakan modifikasi kurikulum mata pelajaran. Agar pengetahuan anak tidak
terlepas-lepas maka perlu diusahakan hubungan antara dua matapelajaran atau lebih yang dapat
dipandang sebagai kelompok namun masih mempunyai hubungan yang erat. Sebagai contoh,
saat mengajarkan sejarah ada beberapa mata pelajaran yang berkaitan seperti geografi, sosiologi,
ekonomi, antropologi, dan psikologi. Dan mata pelajaran yang digabungkan tersebut menjadi
‘broad field’. Namun demikian tidak bisa mengenyampingkan tujuan instruksionalnya atau yang
sekarang lebih dikenal dengan kompetensi dasar, prinsip-prinsip umum yang mendasari, teori
atau masalah di sekitar yang dapat mewujudkan gabungan itu secara wajar. Dengan
menggunakan kurikulum gabungan diharapkan akan mencegah penguasaan bahan yang terlalu
banyak sehingga akan menjadi dangkal dan lepas-lepas sehingga pada gilirannya akan mudah
dilupakan dan tidak fungsional. Pada praktiknya kurikulum gabungan ini kurang dipahami para
guru sehingga walaupun namanya ‘broad-field’ pada hakikatnya tetap separate subject-centered.
Integrated Currikulum
Kurikulum terpadu mengintegrasikan bahan pelajaran dari berbagai matapelajaran. Integrasi ini
dapat tercapai bila memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan pemecahan
dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga bahan mata pelajaran dapat difungsikan menjadi alat untuk
memecahkan masalah. Dan batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Pengorganisasian
kurikulum terpadu ini lebih banyak pada kerja kelompok dengan memanfaatkan masyarakat dan
lingkungan sebagai nara sumber, memperhatikan perbedaan individual, serta melibatkan para
siswa dalam perencanaan pelajaran. Selain memperoleh sejumlah pengetahuan secara fungsional,
kurikulum ini mengutamakan pada proses belajarnya. Kurikulum ini fleksibel, artinya tidak
mengharapkan hasil belajar yang sama dengan siswa yang lain. tanggungjawab
pengembangannya ada pada guru, orangtua, dan siswa.
Core Curriculum
Munculnya kurikulum inti ini adalah atas dasar pemikiran bahwa pendidikan memberikan
tekanan kepada dua aspek yang berbeda, yakni: (1) adanya reaksi terhadap mata pelajaran teori
yang bercerai-berai yang mengakumulasi bahan dan pengetahuan. (2) Adanya perubahan konsep
tentang peranan sosial pendidikan di sekolah.
Dengan demikian, kurikulum inti memberikan tekanan pada keperluan sosial yang berbeda
terutama pada persoalan dan fungsi sosial. Sehingga konsep kurikulum inti bersifat ‘society
centered’, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) penekanan pada nilai-nilai sosial, (2) struktur
kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial dan per-kehidupan sosial, (3) pelajaran umum
diperuntukkan bagi semua siswa, (4) aktivitas direncanakan oleh guru dengan siswa secara
kooperatif.
b. Kriteria Pengorganisasian Pengalaman Belajar yang Efektif
Terdapat tiga kriteria utama dalam mengorganisasi pengalaman belajar, yaitu kontinuitas

(continuity), berurutan (sequence), dan terpadu (integrity). Kriteria kontinuitas mengacu
pengulangan elemen kurikulum yang penting pada kelas/level yang berbeda. Artinya pada waktu
berikutnya pada kelas/level yang lebih tinggi pengetahuan dan skil yang sama akan diajarkan dan
dilatihkan kembali dengan dikembangkan sesuai dengan psikologi belajar dan psikologi
perkembangan anak. Kriteria berurutan (sequence) adalah berhubungan dengan kontinuitas tetapi
lebih ditekankan kepada bagaimana urutan pengalaman belajar diorganisasi dengan tepat pada
kelas/level yang sama. Pengetahuan yang menjadi prasyarat akan disajikan sebelum pengetahuan
lain yang memerlukan pengetahuan prasyarat tersebut. Kriteria terpadu (integrity) artinya
mencakup ruang lingkup/scope pengetahuan dan skill yang diberikan kepada siswa, apabila
pengetahuan diperoleh dari berbagai sumber, maka akan dapat saling menghubungkannya, saat
menghadapi suatu masalah.
c. Elemen-elemen yang Diorganisasi
Elemen-elemen yang diorganisasi ada tiga yaitu konsep (concept), nilai (values), dan ketrampilan
(skill). Konsep adalah berhubungan konten pengalaman belajar yang harus dialami siswa, nilai
adalah berhubungan dengan sikap pebelajar baik terhadap dirinya sendiri maupun sikap pebelajar
kepada orang lain. Sedangkan ketrampilan dalam hal ini adalah kemampuan menganalisis,
mengumpulkan fakta dan data, kemampuan mengorganisasi an menginterpretasi data,
ketrampilan mempresentasikan hasil karya, ketrampilan berfikir secara independen, ketrampilan
meganalisis argumen, ketrampilan berpartisipasi dalam kelompok kerja, ketrampilan dalam
kebiasaan erja yang baik, mampu mengiterpretasi situasi, dan mampu memprediksi konsekuesi
dari tujuan kegiatan.
d. Prinsip-prinsip Pengorganisasian
Terdapat dua prinsip dalam mengorganisasikan kurikulum sekolah atau pengalaman belajar.
Pengorgaisasian kurikulum harus bersifat kronologis (chronological) dan aplikatif. Kronologis
artinya pengalaman belajar harus diorganisasi secara tahap demi tahap sesuai dengan pskologi
belajar dan psoikologi perkembangan siswa. Sedangkan aplikatif berarti pengalaman belajar
harus benar-benar dapat diterapkan kepada siswa.
4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki
sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi
dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan , sedangkan riset sebagai proses pengumpulan
data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah
konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan
eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau
progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
Terdapat dua model evaluasi kurikulum yaitu model Saylor, Alexander, dan Lewis, dan model
CIPP yang didisain oleh Phi Delta Kappa National Study Committee on Evaluation yang diketuai
Daniel L. Stufflebeam.
Menurut model Saylor, Alexander, dan Lewis terdapat lima komponen kurikulum yang
dievaluasi, yaitu tujuan (goals, subgoals, dan objectives), program pendidikan secara keseluruhan
(the program of education as a totality), segmen khusus dari program pendidikan ( the specific

segments of the education program, pembelajaran (instructional), dan program evaluasi
(evaluation program). Komponen pertama, ketiga, dan keempat mempunyai konttribusi pada
komponen kedua (program pendidikan secara keseluruhan). Pada komponen kelima, program
evaluasi, disarankan sangat perlu untuk mengevaluasi evaluasi program itu sendiri, sebab hal ini
suatu operasi idependen yang mempunyai implikasi pada proses evaluasi.
Pada model CIPP mengkombinasikan tiga langkah utama dalam proses evaluasi, yaitu
penggambaran (delineating), perolehan (obtainin), dan penyediaan (providing); tiga kelas seting
perubahan yaitu homeostastis, incrementalisme, dan neomobilisme); dan empat tipe evaluasi
(konteks, input, proses, dan produk); serta empat tipe keputusan ( planning, structuring,
implementing, dan recycling).
Evaluator kurikulum yang dipekerjakan oleh sistem sekolah dapat berasal dari dalam maupun
dari luar. Banyak evaluasi kurikulum dibebankan pada guru-guru di mana mereka bekerja.
Dalam mengevaluasi harus memenuhi empat standar evaluasi yaitu utility, feasibility, propriety,
dan accuracy.
Evaluasi kurikulum merupakan titik kulminasi perbaikan dan pengembangan kurikulum.
Evaluasi ditempatkan pada langkah terakhir, evaluasi mengkonotasikan akhir suatu siklus dan
awal dari siklus berikutnya. Perbaikan pada siklus berikutnya dibuat berdasarkan hasil evaluasi
siklus sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal. Ibrahim. 2007. Catatan Kuliah Manajemen Pengembangan Kurikulum di Prodi
Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana (S2-Sandwich) UM. Malang
Mahasiswa MPD. 2007. Kumpulan Makalah Manajemen Pengembangan Kurikulum di Prodi
Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana (S2-Sandwich) UM. Malang
Oliva, Peter F. 1992. Developing The Curriculum 3rd Edition. New York: Harper Collins
Publishers.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2007. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tyler, Ralph W. 1973. Basic Principles of Curriculum and Instruction. London: Lowe and
Brydone (Printers) Ltd