ANALISIS MANFAAT DANA SOSIAL PADA PROGRAM KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID (KUM3) BAITULMAAL MUAMALAT (BMM) JAKARTA TERHADAP PENINGKATAN USAHA ANGGOTA DI SURABAYA.

ANALISIS MANFAAT DANA SOSIAL PADA PROGRAM
KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS
MASJID (KUM3) BAITULMAAL MUAMALAT (BMM)
JAKARTA TERHADAP PENINGKATAN USAHA ANGGOTA DI
SURABAYA
SKRIPSI
OLEH:
SHOFIATUSH SHOLIKHAH
NIM : C74212128

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2016

ANALISIS MANFAAT DANA SOSIAL PADA PROGRAM
KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS
MASJID (KUM3) BAITULMAAL MUAMALAT (BMM)
JAKARTA TERHADAP PENINGKATAN USAHA ANGGOTA DI
SURABAYA


SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ekonomi Syariah

OLEH:
SHOFIATUSH SHOLIKHAH
NIM : C74212128

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Surabaya
2016

i


i

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Manfaat Dana Sosial pada Program
Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) Baitulmaal
Muamalat (BMM) Jakarta terhadap Peningkatan Usaha Anggota di Surabaya”
ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan
tentang bagaimana pendistribusian dana sosial program KUM3 oleh BMM
Jakarta di Surabaya dan bagaimana analisis manfaat program KUM3 terhadap
peningkatan usaha anggota penerima dana sosial di Surabaya.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
deskriptif dengan melakukan penelitian pada Baitulmaal Muamalat (BMM),
KJKS-KUM3 dan kepada anggota KUM3 di Surabaya. Dalam penelitian ini
penulis menyelidiki proses, serta memperoleh pengertian yang mendalam dari
individu, kelompok, atau instansi yang terkait dengan analisis manfaat
pemberian dana sosial program KUM3 kepada peningkatan usaha anggotanya.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Bank Muamalat
Indonesia sudah menjalankan fungsi sosial bank syariah dengan mengumpulkan
dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS) dan disalurkan melalui Baitulmaal Muamalat

Jakarta yaitu badan amil zakat yang didirikan oleh Bank Muamalat Indonesia.
Sedangkan proses pendistribusian dana sosial bank melalui program KUM3 di
Surabaya sudah sesuai dengan teori pendistribuan dana zakat produktif. Dimulai
dengan pengumpulan zakat muzzaki (nasabah dan karyawan Bank Muamalat)
yang kemudian diberikan kepada BMM sebagai amil lalu dilakukan survey usaha
mustahik dan dilakukan pendampingan usaha oleh pendamping, lalu pendamping
melaporkan hasil kegiatan kepada BMM guna dilakukan evaluasi program.
Manfaat pemberian dana sosial yang dapat dirasakan secara maksimal dalam
peningkatan usaha anggota KUM3 dapat dilihat dengan, bertambahnya jumlah
barang dan menambah inovasi dagangan yang dijual oleh anggota KUM3, dengan
menambah Perbaikan sarana fisik, bertambahnya jumlah pelanggan, dan
bertambahnya pendapatan anggota. Sedangkan manfaat yang belum dapat
terlaksana secara maksimal dengan adanya pemberian dana sosial program
KUM3 ini adalah perluasan daerah pemasaran, dan perluasan usaha karena dana
yang diberikan terlalu kecil untuk melakukan perluasan usaha. Selain manfaat
dalam peningkatan usaha yang berupa profit kegiatan yang dilakukan dalam
program KUM3 ini juga menumbuhkan benefit non materi kepada internal
perorangan dalam bentuk meningkatkan keimanan dan eksternal (lingkungan),
seperti terciptanya kepedulian sosial.
Untuk mendukung peningkatan program KUM3, sebaiknya BMM juga

mendirikan kantor cabang di kota-kota besar lainnya. Agar pendistribusian dana
sosial sesuai dengan penerimanya, sebaiknya ada pemilahan sumber dana yang
berasal dari zakat, infaq dan sedekah. Dalam pendistribusian zakat produktif
kepada anggota, sebaiknya hingga akhir program harus sesuai dengan syarat dan
kriteria yang ditentukan oleh BMM sehingga program dapat berjalan dengan
baik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM

i

PERNYATAAN KEASLIAN

ii


PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii

PENGESAHAN

iv

ABSTRAK

v

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

viii


DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR TRANSLITERASI

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah


1

B. Identifikasi dan batasan Masalah

5

C. Rumusan Masalah

6

D. Tujuan Penelitian

7

E. Tujuan Penelitian

10

F. Kegunaan Hasil Penelitian


10

G. Definisi Operasional

11

H. Metode Penelitian

13

I. Sistematika Pembahasan

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB

BAB


II

III

BAB IV

DANA SOSIAL BANK SYARIAH, ZAKAT
PRODUKTIF, DAN KONSEP KEBERHASILAN
USAHA

20

A. Dana Sosial Bank Syariah

20

B. Zakat Produktif

22


1. Definisi Zakat Produktif

22

2. Pendistribusian Zakat Produktif

24

C. Konsep Keberhasilan Usaha

26

1. Keberhasilan Usaha

26

2. Keberhasilan usaha menurut Islam

28


PENDISTRIBUSIAN DANA SOSIAL PROGRAM
KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT
BERBASIS MASJID (KUM3) BAITULMAAL
MUAMALAT (BMM) JAKARTA

30

A. Gambaran Umum Baitulmaal Muamalat (BMM)

30

B. Sumber Dana Baitulmaal Muamalat (BMM)

32

C. Deskripsi Program Komunitas Usaha Mikro
Muamalat Berbasis Masjid (KUM3) Baitulmaal
Muamalat (BMM) Jakarta di Surabaya

33

1. Deskripsi Program KUM3

33

2. Pendistribusian Dana Sosia Program KUM3
di Surabaya

35

D. Manfaat Program KUM3 Terhadap Peningkatan
Usaha Anggota Penerima Dana Sosial di
Surabaya

43

ANALISIS
MANFAAT
PROGRAM
KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT
BERBASIS MASJID (KUM3) BAITULMAAL
MUAMALAT (BMM) JAKARTA TERHADAP
PENINGKATAN
USAHA
ANGGOTA
DI
SURABAYA

54

A. Pendistribusian Dana Sosial Program KUM3
oleh BMM Jakarta di Surabaya

54

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

B. Analisis Manfaat Program KUM3 Terhadap
Peningkatan Usaha Anggota Penerima Dana
Sosial di Surabaya

59

PENUTUP

65

A. Kesimpulan

65

B. Saran

66

DAFTAR PUSTAKA

67

LAMPIRAN

70

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan terutama bank, seringkali dipandang sebagai
sebuah lembaga bisnis yang berorientasi profit semata. Akan tetapi berbeda
dengan perbankan syariah, uang dan kekayaan hanya sebatas menjadi alat
terpadu untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat. Sedangkan landasan
utama perbankan syaraiah adalah keyakinan, kebebasan, kejujuran, dan
kegigihan untuk meraih sukses. Oleh sebab itu disamping memiliki
kepentingan bisnis, bank syariah juga mengusung sebuah tanggung jawab
etis yang harus dijalankan. Terutama yang terkait dengan fungsi sosial
perbankan syariah.
Berdirinya perbankan syariah bertunjuan untuk mencari keridhaan
Allah SWT, sehingga dapat memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, setiap kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan
menyimpang dari tuntunan agama harus dihindari dan mengutamakan
kegiatan yang bermanfaat bagi pengembangan kesejahteraan dan kondisi
sosial masyarakat yang menentramkan. Itu sebabnya mengapa salah satu
misi bank syaraiah adalah mengutamakan dana dari golongan menengah
ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil,
serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq, dan sedekah yang
lebih efektif sebagai cerminan kepada kepedulian sosial. Sehingga

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

pemerataan harta dapat terwujud, seperti yang diperintahan Allah dalam QS.
Al-Hasyr ayat 7, sebagai berikut:

ۡ ۡ
ٓ ََۡ َ ۡ ُ ۡ ُ
ُ
...َۢ ‫ َۢ ۢ ۡن وۢ و ۢ ۡ ۡ ۢ ٱ ِ ۡ ِۢ ِ ن‬...

”... Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu...” (QS. Al-Hasyr : 7)1

Dalam hal tujuan, bank syariah menekankan kepada proses keadilan,
kebersamaan, dan kesejahteraan masyarakat dalam upaya pelaksanaan
pembangunan nasional. Karena bank syariah tidak hanya mengejar profit
semata, sesuai dengan fungsi perbankan syariah yang tidak hanya sebagai
penghimpun dan penyalur dana tetapi sampai ke fungsi sosial. Fungsi sosial
tersebut sesuai dengan yang ditetapkan oleh UU. No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah Bab II, Pasal 4, Ayat 2. 2 diaplikasikan dalam bentuk bai

al-mal, yaitu menerima titipan dana yang berasal dari dana zakat, infaq,
sedekah, hibah atau dana lainnya untuk disalurkan kepada lembaga
pengelolah zakat. Bahkan bank juga menerima dana wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelolah wakaf (nadzir) sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif).
Adanya fungsi sosial bank syariah diharapkan dapat menjawab masalah
ekonomi yang belum bisa dijangkau oleh lembaga keuangan konvensional,
sehingga dapat terwujud kemaslahatan umat yang terbentuk melalui
pemerataan ekonomi. Dimana kalangan menengah kebawah yang belum bisa
1
2

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsir (Jilid 10), (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
55-56.
Antang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah (Transformasi Fqih Muamalah ke dalam
Peraturan Perundang-undangan), (Bandung: Refika Aditama, 2011), 4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

memenuhi persyaratan untuk melakukan pembiayaan, tetap bisa merasakan
dampak positif dengan adanya bank syariah.
Salah satu bank syariah yang memiliki prestasi baik yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Muamalat sering mendapatkan predikat sebagai
bank syariah terbaik, seperti pada tahun 2014 lalu memperoleh apresiasi
internasional sebagai Bank Syariah terbaik di Indonesia. Penghargaan
tersebut datang dari Islamic Finance News (IFN) dalam IFN Awarding
Ceremony 2014 yang berlangsung di Shangri-La Ballroom Hotel, Kuala
Lumpur, Malaysia (9/3). Dalam penghargaan kali ini, Bank Muamalat
meraih predikat sebagai Best Islamic Retail Bank dan Best Islamic Bank in

Indonesia. Sebelumnya, Bank Muamalat telah mendapatkan predikat sebagai
Best Islamic Bank in Indonesia pada tahun 2006, 2008, 2009, 2010, 2012,
dan 2013. Selain predikat tersebut, di tahun 2012 Bank Muamalat turut
meraih penghargaan sebagai The Most Innovative Islamic Bank in The

World.3
Selain banyak penghargaan yang diraih, Bank Muamalat juga termasuk
Bank syariah pemilik aset terbanyak ke dua yaitu sebesar 65,1 Triliun
setelah Bank Syariah Mandiri yang memiliki aset sbesar 67,2 Triliun. 4
Dengan aset terbanyak dan prestasi yang baik , Bank Muamalat diharapkan
dapat lebih berperan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Peran
Bank Muamalat dapat ditunjukkan melalui penyaluran dana sosial, dalam
3
4

http://m.republika.co.id/berita/syariah-ekonomi/10/03/11/nl1wxd-bankRepublika,
muamalat-indonesia-pertahankan-prestasi-internasioanal, diakses pada 11 Maret 2015.
Gustian,
http://gustian.blogspot.co.id/2015/07/urutan-bank-umum-syariahberdasarkan.html ,diakses pada 28 Juli 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

penyaluranya melalui baitulmaal yang didirikan sendiri oleh Bank Muamalat
Indonesia. Baitulmaal tersebut diberi nama Baitulmaal Mualamat (BMM),
yang pada penelitian ini akan disebut dengan BMM.
Baitulmaal Muamalat (BMM) terletak di Jakarta. Untuk pengelolahan
dana sosial Bank Muamalat, diserahkan kepada pihak BMM langsung namun
tetap dibawah pantauan Bank Muamalat Indonesia. kegiatan yang diadakan
untuk penyaluran dana sosial ini dibagi menjadi delapan program yaitu
pemberdayaan ekonomi, program pendididkan, program santunan sosial,
program santunan kesehatan, program Corporate Social Responsibility
(CSR), program Non-Zakat, Program cahaya kurban, dan Wakaf.
Dari beberapa program tersebut dapat dibagi menjadi dua penyaluran
dana sesuai penggunaannya. Pertama, pemberian dana sosial produktif yang
direalisasikan dalam pengembangan ekonomi pada program Komunitas Unit
Mikro Muamalat berbasis Masjid (KUM3) , Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah KUM3 (KJKS-KUM3), dan kampung jamur. Kedua, dana sosial
konsumtif yaitu tujuh program selain pengembangan ekonomi. Untuk fokus
masalah dalam penelitian ini yaitu pemberian dana produktif pada program
Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Masjid, atau pada penelitian ini
akan disingkat dengan KUM3.
Peneliti memilih program KUM3 karena pada program ini dana sosial
langsung diberikan kepada masyarakat dengan akad qard, untuk digunakan
sebagai modal usaha. Sehingga

bentuk pemberiannya nyata dan dapat

diteliti pengaruh pemberian modal terhadap peningkatan usaha penerima

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dana sosial. Berbeda dengan KJKS-KUM3 yang sudah berbentuk lembaga
keuangan dan ada unsur profit, Sehingga susah untuk mengukur pengaruh
pemberian dana sosial tersebut. Wilayah yang dipilih yaitu di kota Surabaya,
karena termasuk kota terbesar ke dua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan
latar belakang di atas maka penelitian ini berjudul “ANALISIS MANFAAT
DANA SOSIAL PADA PROGRAM KOMUNITAS USAHA MIKRO
MUAMALAT

BERBASIS

MASJID

(KUM3)

BAITULMAAL

MUAMALAT (BMM) JAKARTA TERHADAP PENINGKATAN USAHA
ANGGOTA DI SURABAYA”

B. Identifikasi dan batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
a. Fungsi bank syariah yang bukan hanya sebagai penghimpun dan
penyalur dana, namun juga memiliki fungsi sosial.
b. Fungsi sosial bank syariah yang seharusnya mampu membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat jika didistribusikan dengan
baik.
c. Bank dengan asset tinggi seharusnya dapat melaksanakan fungsi
sosial secara maksimal pula.
d. Merealisasikan fungsi sosial bank dilakukan dengan menyalurkan
dana sosial, sedangkan ada dua macam dana sosial sesuai
kegunaannya yaitu dana sosial produktif dan dana sosial konsumtif.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

e. Dana sosial yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yaitu
dengan pemberian dana sosial produktif berupa modal, sehingga
kesenjangan ekonomi tidak terjadi.
f. Kesenjangan ekonomi banyak terjadi pada kota-kota besar, seperti
kota-kota metropolitan atau ibu kota di suatu provinsi.
2. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan penelitian ini tidak terlalu menyimpang dan
terfokus kepada masalah – masalah pokok, maka penulis membatasi
secara jelas sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai
penyalur dana sosial Bank Muamalat melalui program KUM3.
2. Subjek penelitian adalah masyarakat penerima dana sosial program
KUM3.
3. Tolak ukur yang digunakan yaitu peningkatan usaha anggota KUM3
setelah mendapatkan dana sosial.
4. Wilayah yang diteliti yaitu kota Surabaya.
Jadi, Pembahasan dalam penelitian ini yaitu tentang analisis manfaat
dana sosial pada program KUM3 Baitulmaal Muamalat (BMM) jakarta
terhadap peningkatan usaha anggota di Surabaya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat nyatakan sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1. Bagaimana pendistribusian dana sosial program KUM3 oleh BMM
Jakarta di Surabaya?
2. Bagaimana analisis manfaat program KUM3 terhadap peningkatan
usaha anggota penerima dana sosial di Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang akan diteliti. Penulis
menelusuri kajian pustaka yang memiliki objek penelitian yang hampir sama
dengan objek penelitian ini. Berikut beberapa penelitiah sebelumnya:
Taufik Nur Hidayat, Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah
Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat (Studi pada Lembaga Amil Zakat Taj

Qurodi Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005-2009. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bantuan zakat, infaq dan sedekah cukup baik,
dibuktikan dengan meningkatnya dana yang diberikan dari awal hanya dua
juta yang diperuntukkan untuk enam orang. Hingga saat ini berkembang
menjadi enam juta dengan jumlah anggota yang bertambah menjadi empat
belas orang.5
Letak perbedaan dengan penulis adalah penetian ini menjelaskan
mengenai pengelolaan zakat, infaq dan sedekah pada lembaga amil zakat
untuk perekonomian umat, sedangkan penulis membahas mengenai
penerapan dana sosial pada bank yang penyalurannya melalu Baitulmaal
5

Taufik Nur Hidayat, Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Untuk Pemberdayaan
Ekonomi Umat (Studi pada Lembaga Amil Zakat Taj Qurodi Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005-2009), (Skripsi – Program Studi Mu’amalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum,
UIN Kalijaga. 2010)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

berupa zakat, infaq, sedekah dan wakaf dan kontribusinya hanya kepada
penerima dana sosial produktif bukan kepada seluh umat.
Aan Nasrullah, Pengelolaan dana IZWA (Infaq, Zakat dan Wakaf)
untuk Pemberdayaan Pendidikan anak Duafa (Studi Kasus pada BMH
Cabang

Malang).

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

dalam

mendayagunakan dana IZWA untuk pemberdayaan pendidikan anak Duafa
BMH cabang Malang memanfaatkan dan tersebut melalui 3 program
pendidikan, Pusat Pengembangan Anak Sholeh (PPAS), BERPADU
(Beasiswa Peduli Dhuafa) dan Pengembangan Sekolah Dhuafa.6
Letak perbedaan dengan penulis adalah penetian ini menjelaskan
mengenai pengelolaan Infaq, Zakat dan Wakaf (IZWA) pada lembaga baitul
mal yang di fokuskan untuk pemberdayaan pendidikan, sedangkan objek
penulis hanya fokus pada penerima dana sosial produktif saja.
Muhammad Tri Sutrisno, Analisis Rasio Sebagai Pengukur Kinerja
Sosial Di Bank Muamalat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kinerja sosial bank Muamalat Indonesia selama empat periode (20072010) yang digunakan dalam penelitian ini mendapat predikat yang baik atau
cukup optimal dibuktikan dengan nilai komulatif dari aspek KPE 18,50,
KKM 15,25, KUS 13,60, PKSR 9,00, dan DPE 12,33.7

6

7

Aan Nasrullah. Pengelolaan dana IZWA (Infaq, Zakat dan Wakaf) untuk Pemberdayaan
Pendidikan anak Duafa (Studi Kasus pada BMH Cabang Malang), (Sripsi--UIN Maulana
Malik Ibrahim. 2010)
Muhammad Tri Sutrisno. Analisis Rasio Sebagai Pengukur Kinerja Sosial Di Bank
Muamalat Indonesia. (Skripsi -- STIE Perbanas Surabaya. 2012)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Letak perbedaan dengan penulis adalah penelitian ini menentukan
kinerja sosial bank yang dilihat dengan analisis rasio beberapa perhitungan,
sedangkan penulis melihat bagaimana kontribusi kepada penerima dana
sosial atas pemberian dana sosial produktif bank tersebut.
Eti Susilawati, Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Serta Pengaruh Terhadap Citra dan Kepercayaan Pada Bank Syariah (Studi
Kasus di BNI Syariah Cabang Semarang). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa CSR di BNI Syariah Cabang Semarang telah diimplementasikan
secara ideal karena CSR telah menjadi visi misi di BNI Syariah tersebut.
Serta didapatkan kesimpulan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap
citra bank syariah, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepercayaan nasabah bank syariah.8
Letak perbedaan dengan penulis yaitu pembahasan tentang CSR.
namun dalam pembahasan penulis, CSR termasuk dalam dana kebajikan
bank syariah. Penelitian ini menggunakan variabel pengaruh terhadap citra
bank syariah dan kepercayaan masyarakat, variabel ini akan berpengaruh
apabilah kontribusi pemberian dana sosial yang diberikan bank syariah
berdampak besar.
Virgowati, Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri, Bank Mega
Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia dalam Islamic Sosial Resporting

8

Eti Susilawati, Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Serta Pengaruh
Terhadap Citra dan Kepercayaan Pada Bank Syariah (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang
Semarang), (Skripsi -- IAIN Walisongo Semarang, 2012)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Index bahwa secara keseluruhan tidak ada bank syariah di indonesia dari
ketiga bank tersebut yang melaksanakan aktivitas sosial secara sempurna
(100%) berdasarkan model indeks ISR.9
Letak perbedaan dengan penulis adalah penelitian ini membahas
mengenai kinerja sosial perbankan syariah secara umum pada beberapa bank
syariah di Indonesia serta tidak menggunakan variabel lain, sedangkan
penulis membahas mengenai dana sosial pada satu bank syariah yaitu Bank
Muamalat dan mencari apa kontribusi kepada para penerima dana sosial
produktif tersebut.

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pendistribusian dana sosial program KUM3 oleh
BMM Jakarta di Surabaya
2. Untuk memahami analisis manfaat program KUM3 terhadap peningkatan
usaha anggota penerima dana sosial di Surabaya

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Melalui penelitian ini peneliti berharap ada beberapa manfat yang
dihasilkan baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti bahwa fungsi perbankan
syariah sebagai bai al-mal memang benar-benar dilaksanakan. Serta dapat
9

Virgowati, Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah di Indonesia, (Skripsi -- Universitas
Muhamadiyah Surakarta, 2013)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

menjawab masalah perekonomian sesuai dengan tujuan berdirinya bank
syariah yaitu menuju kesejahteraan umat manusia.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan fungsi bank
syariah dalam membantu perekonomian nasional, dengan melihat manfaat
yang didapat dalam pengelolaan dana sosial yang diberikan Bank
Muamalat kepada masyarakat melalui Baitulmaal Muamalat (BMM).
Serta menunjukkan bahwa bank syariah menjalankan fungsinya sebagai
baitulmaal seperti yang tertulis pada UU Perbankan Syariah. Bukan hanya
sebagai lembaga keuangan syariah yang berorientasi pada keuntungan,
tetapi juga terhadap kemaslahatan. Dapat menunjukkan bahwa semakin
berkembangnya perbankan syariah juga dapat membantu dalam
mensejahterahkan masyarakat. Sehingga menumbuhkan citra bank syariah
dan mengenalkan Baitulmaal Muamalat (BMM) kepada masyarakat diluar
Jakarta. Serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan syariah terutama Bank Muamalat dan BMM.

G. Definisi Operasional
Agar lebih memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka penelitian
ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain:
1. Dana Sosial Bank Muamalat
Pembayaran ZIS merupakan jasa yang memudahkan nasabah dalam
membayar ZIS, baik ke lembaga ZIS Bank Muamalat maupun ke

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat,
melalui phone banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank
Muamalat.
2. Analisis Manfaat Dana Sosial
Manfaat pemberian dana sosial bagi masyarakat yaitu sebagai
penguat ekonomi masyarakat penerima dana sosial, meningkatnya
pemeliharaan fasilitas umum, adanya pembangunan fasilitas masyarakat
yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,

serta

menjadikan masyarakat dapat mengembangkan diri dan usaha, sehingga
sasaran untuk mencapai kesejahtraan akan terwujud. Sedangkan manfaat
bagi bank syariah yaitu dapat meningkatkan citra dan kepercayaan
nasabah

kepada

bank,

memperkuat

“brand”

perusahaan,

dapat

mengembangkan kerjasama dengan lembaga lain.
3. Baitulmaal Muamalat (BMM)
Baitulmaal Muamalat (BMM) merupakan yayasan yang didirikan oleh
Bank Muamalat pada 16 Juni 2000 sebagai perpanjangan tangan perseroan
dalam melaksanakan kegiatan CSR dan kegiatan sosil lainnya. Pelaksanaan
kegiatan sosial yang dilakukan BMM bersumber dari alokasi dana CSR
Bank Muamalat, dana Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) perseroan, karyawan,
nasabah Bank Muamalat, serta dana Non-ZIS perusahaan dan dana sosial
lainnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

4. Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasis Mesjid (KUM3)
Merupakan salah satu program pemberdayaan dana Zakat, Infaq,
Sedekah (ZIS) yang bertujuan membangun keimanan dan ketakwaan
mustahik serta peningkatan pendapatan melalui pembinaan usaha.

H. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
a. Data primer meliputi data tentang pendistribusian dana sosial Bank
Muamalat pada Baitulmaal Muamalat (BMM) Jakarta.
b. Data sekunder meliputi data tentang sejarah, struktur organisasi, visi
misi Baitulmaal Muamalat.
2. Sumber Data
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.10 Dalam hal ini sumber pengumpulan
data primer penelitian yang dimaksud adalah pihak Baitulmaal
Muamalat (BMM), KJKS mitra BMM di Surabaya dan para anggota
penerima dana sosial produktif KUM.

10

Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (moxed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2004),
308.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

b. Sumber data skunder
Sumber data skunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.11 Dalam hal ini berupa,
laporan keuangan (dokumentasi), literatur dan buku.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran
penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh
anggota program KUM3 di Surabaya.
b. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian (subset) yang dapat mewakili suatu
populasi. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling
yaitu

dengan

jenis

simpel

random

sampling

dimana

aturan

pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa melihat strata yang
ada dalam populasi.12 Dalam penelitihan ini jumlah sampel yang
diambil sesuai dengan pendapat Gay bahwa, Metode deskritif minimal
10% dari populasi sedangkan untuk populasi relatif kecil minimal 20%
dari populasi.13 Jumlah populasi anggota KUM3 di Surabaya yaitu
sebanyak 85 anggota, jika diambil 20% dari populasi maka sampel
yang diteliti yaitu minimal 17 anggota.

11

Ibid.
Ibid, Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (moxed Methods), 308.
13
Eddy Soeryanto Soegoto, Marketing Research (The Smart Way to Solve a Problem),
(Jakarta: Elex Media Komputondo,2006) 106.

12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

4. Teknik pengumpulan data
Penelitian

ini

dilakukan

dengan

menggunakan

teknik-teknik

pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan
pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap
kondisi lingkungan objek penelitian yang akan mendukung kegiatan
penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi
objek penelitian tersebut.14 Dari proses pelaksanaan observasi,
penelitian ini menggunakan metode observasi pasif karena peneliti
tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen.
Peneliti mengamati objek penelitian pada Baitulmaal Muamalat
Jakarta, serta mengamati masyarakat penerima dana sosial sebagai
subjek penelitian.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.15 Metode wawancara ini diharapkan mampu
mengumpulkan data yang akurat untuk memecahkan masalah tertentu
misalnya terkait dengan analis pengelolaan dana sosial pada BMM.
Peneliti akan mewawancarai pihak BMM yang mengurus atau
14

Sofyan Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan
Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 134.
15
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi (moxed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014),
316.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

mengerti masalah pengelolaan dana sosial produktif program KUM3,
serta mewawancarai masyarakat penerima dana sosial produktif
program KUM3 untuk mngetahui bagaimana manfaat pemberian dana
sosial produktif tersebut.
c. Dokumen
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.16 Sebagian besar data yang tersedia biasanya berupa suratsurat, catatan harian, laporan dan sebagainya. Pada penelitian kali ini
dokumen yang dibutuhkan berupa laporan keuangan BMM dalam
kurun waktu tiga tahun terakhir, yang diutamakan laporan dana sosial
produktif Program KUM3, serta dokumen penerima dana KUM3 di
Surabaya.17
5. Teknik Pengelolaan Data
Teknik pengelolaan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
tahap sebagai berikut:
a. Editing. Yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna, keselarasan antara
data yang ada dan relevansi dengan penelitian. 18 Dalam hal ini peneliti
akan mengambil data tentang gambaran umum mengenai profil dan
program-program BMM dalam menyalurkan dana sosial (ZIS), CSR,
16

Ibid.,326.
Ibid., 122.
18
Burhan Bugini, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif
(Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 136.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

dan dana Non-ZIS Bank Muamalat, jumlah dana yang terkumpul dan
yang disalurkan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis. 19 Dalam hal
ini peneliti akan menyusun data mengenai analisis manfaat program
KUM3 Baitulmaal Muamalat (BMM) terhadap peningkatan usaha
anggota di wilayah Surabaya.
c. Penyajian data, dilakukan dengan tujuan agar data yang telah tersusun
itu lebih mudah dilihat atau dipahami secara visual.untuk keperluan
itu, data bisa ditampilkan dalam wujud grafik, diagram atau tabel.20
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif, yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk
mendeskripsikan atau menguraikan suatu hal sebagaimana adanya,
mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang
terjadi. Proses analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

21

Dalam penelitian ini

metode tersebut digunakan untuk menggambarkan analisis manfaat dana

19
20
21

Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII, 2007),
91.
Purbayu Budi Santoso, Muliawan Hamdani, Statistik Deskriptif dalam Bidang Ekonomi
dan Niaga, (Semarang: Erlangga. 2007), 7.
Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (moxed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2014),
333.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

sosial program KUM3 Bank Muamalat oleh BMM terhadap peningkatan
usaha anggota di Surabaya.
Sedangkan analisis pada saat dilapangan, peneliti memilih analisis data
model Spradley. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
analisis tema kultural yaitu dengan mencari hubungan diantara domain dan
bagaimana dengan keseluruhan. Tahap ini penulis akan menjelaskan hasil
penelitian yaitu ada beberapa manfaat program KUM3 yang didapat
anggota di Surabaya dalam peningkatan usahanya.
Setelah analisis data di lapangan sudah dilakukan, tahap terakhir yaitu
menganalisis data yang didapat di lapangan sehingga diperoleh kesimpulan
mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang pada akhirnya merupakan
jawaban dari rumusan masalah.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk
memudahkan penulisan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini
dibagi dalam beberapa bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab,
sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun sistematika
pembahasannya adalah:
Pada bab pertama yaitu bab pendahuluan, dalam bab ini terdiri dari
latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional, metode penelitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengelolahan data dan
teknik analisis data) serta sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah kerangka teoritis, yang memuat tentang dana sosial
bank syariah, zakat produktif, dan konsep keberhasilan usaha.
Bab ketiga adalah data penelitian yang meliputi gambaran umum
tentang gambaran umum Baitulmaal Muamalat (BMM) , sumber dana
Baitulmaal Muamalat (BMM), deskripsi program Komunitas Usaha Mikro
Muamalat berbasis Masjid (KUM3) Baitulmaal Muamalat (BMM) Jakarta dan
manfaat program KUM3 terhadap peningkatan usaha anggota penerima dana
sosial di Surabaya
Bab keempat adalah analisis penelitian yang meliputi pendistribusian
dana sosial program KUM3 oleh BMM Jakarta di Surabaya dan analisis
manfaat program KUM3 terhadap peningkatan usaha anggota penerima dana
sosial di Surabaya.
Bab lima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil
penelitihan dan saran-saran untuk Baitulmaal Muamalat agar dapat
meningkatkan dana sosial serta penyebaran pembagain dana sosial sehingga
dapat mencapai kemaslahatan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
DANA SOSIAL BANK SYARIAH, ZAKAT PRODUKTIF, DAN KONSEP
KEBERHASILAN USAHA
A. Dana Sosial Bank Syariah
Fungsi sosial bank syariah yang dilakukan dengan penghimpunan
dana sosial adalah pengumpulan dana zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.
Fungsi sosial ini merupakan refleksi kepedulian institusi keuangan
syariah terhadap kaum dhuafa, di samping tugas dan kewajiban
pemerintah. Artinya, bank syariah bukan hanya mengumpulkan dana
pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan dana zakat, infaq dan
sedekah (ZIS).
Sesuai dengan prinsip bank syariah yang mengacu pada konsep
dasar ekonomi islam, bahwa harta harus berputar (diniagakan) sehingga
tidak boleh hanya berpusat pada segelintir orang dan Allah sangat tidak
menyukai orang yang menimbun harta sehingga tidak produktif. Oleh
karena itu, bagi mereka yang mempunyai harta tidak produktif akan
dikenakan zakat yang lebih besar. “Zakat sebagai instrumen untuk
pemenuhan kewajiban, penyisihan harta yang merupakan hak orang lain.
Demikian juga anjuran yang kuat untuk mengeluarkan infaq dan sedekah
sebagai manifestasi dari pentingnya pemerataan kekayaan dan
memerangi kemiskinan.”23

23

Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 27.

20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

“Bank syariah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat bertindak
sebagai penerima dana sosial antara lain dalam bentuk zakat, infaq, sedekah,
wakaf, hibah, dan menyalurkan sesuai syariat

atas nama bank atau lembaga

amil zakat yang ditunjuk pemerintah.” 24 Seperti yang sudah dijelaskan dalam
fungsi perbankan syariah pada UU. No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah Bab II, Pasal 4, Ayat 2, yaitu:
1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal
dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nadzir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) sesuai dengan ketentan peraturan perundangundangan.25
Dalam

konsep

perbankan

syariah

mewajibkan

bank

syariah

memberikan layanan sosial melalui dana qard, zakat, dan dana sumbangan
lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Konsep perbankan syariah juga
mengharuskan bank-bank syariah untuk memainkan dana memberikan
kontribusi bagi perlindungan dan pengembangan lingkungan. Fungsi ini juga
merupakan yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional,
dalam bank syariah fungsi sosial tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungi
lainnya dan merupakan identitas khas bank syariah. Bahkan dalam
penyusunan Kerangka Dasar Penyususnan dan Penyajian Laporan Keuangan
Wiroso, Penghimpunan Dana & Distribusi Hasil Usaha Bank Syaraiah, (Jakarta: PT.
Grasindo,2005), 18.
25
UU No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Syariah (KDPPLKS) yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
bahwa salah satu unsur laporan keuangan bank syariah adalah komponen
laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan syariah, berupa laporan
sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumber penggunaan dana
kebajikan.26

B. Zakat Produktif
1. Definisi Zakat Produktif
Definisi zakat produktif akan menjadi lebih mudah dipahami jika
diartikan suku kata yang membentuknya yaitu ‘zakat’ dan ‘produktif’.
“Zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu ‘keberkahan’, dan

ash-shalahu ‘keberesan’. Sedangkan secara istilah zakat itu adalah bagian
dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan
kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya,
dengan persyaratan tertentu pula (delapan Asnaf).”27 Seperti perintah
berzakat dalam QS. Al-Baqarah Ayat 43:

ََ
َ ۡ َ ََٰ َ ُ ََ ََٰ َ
َ
َ
َ
ُ
َ
ُ
ٰ
ْ٣ْ‫ي‬
ْ ِ‫وأقِيمݠاْْٱلصݖݠْةْوءاتݠاْٱلܲكݠْةْوْٱركعݠاْْمعْٱلركِع‬

“ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orangorang ruku” (QS. Al-Baqarah Ayat 43) 28

Gustani, “ Fungsi Bank Syariah”,
http://gustian.blogspot.co.id/2012/11/fungsi/sosial/bank/syariah/.html, diakses pada 28
November 2012.
27
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2008)
hlm. 7.
28
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsir (Jilid 1), (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
96-97.

26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Sedangkan kata produktif berasal dari bahasa inggris yaitu
“prodictive” yang berarti menghasilkan atau memberikan banyak hasil. 29
Jadi, dapat disimpulkan zakat produktif adalah pengelolaan dan
penyaluran dana zakat yang bersifat produktif, yang mempunyai efek
jangka panjang bagi para penerimanya. Penyaluran zakat produktif ini
dilakukan dalam rangka mewujudkan salah satu tujuan disyariatkan zakat,
yaitu

mengentaskan

kemiskinan

umat

secara

bertahap

dan

berkesinambungan. Seperti yang disebutkan dalam UU No.23 Tahun 2011
tetang Pengelolaan Zakat Pasal 27 ayat 1 yaitu, zakat dapat
didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir
miskin dan peningkatan kualitas umat.30
Dalam pendistribusian zakat produktif dapat dikategorikan dalam
beberapa cara yaitu:
a. Produktif Konvensional / Tradisional
Pendistribusian ini adalah zakat yang diberikan dalam bentuk
barang-barang produktif, di mana dengan menggunakan barangbarang tersebut, para mustahik dapat menciptakan suatu usaha,
seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau
untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit, dan
sebagainya.
b. Produktif kreatif
Pendistribusian zakat secara produktif kreatif ialah zakat yang
diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk
permodalan proyek sosial, seperti membangun sekolah, sarana
kesehatan, atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha
untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang
atau pengusaha kecil.31

M. Ali Hasan, Msail Fiqiyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 41.
UU No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
31
Fakhuruddin, Fiqih dan Manajemen Zakatdi Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press,
2008), 315.

29

30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

2. Pendistribusian Zakat Produktif
Proses dalam mendistribusikan zakat dapat dijelaskan seperti gambar
berikut:
Gambar 2.1
Pendistribusian Zakat Produktif
Muzzaki
Pelaporan
Amil

Evaluasi,
Pengawasan dan

Study Kelayakan
Mustahiq dan usahanya
Pelatiahan

Usaha
Sumber:

Mustahik Layak

Muhammad Ridwan Mas’ud, zakat &
(Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,2005)

kemiskinan,

Proses dalam pemberian zakat diawali dengan muzzaki menyerahkan
zakatnya kepada amil (BAZ,LAZ, atau Bank Syariah). amilin melakukan
studi kelayakan mustahiq tentang:
a. Apakah yang bersangkutan layak mendapatkan dana zakat?
b. Apakah mustahik memiliki usaha yang sudah ada atau mau
mengembangkan usahanya?
c. Permasalahan apa yang dihadapi mustahik hingga saat ini?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Jika data tentang mustahik didapatkan oleh amilin, maka selanjutnya
disusunlah program pelatihan kepada para mustahik. Mustahik yang
menerima dana zakat diharapkan dapat mengembangkan dana zakat
sebagai modal usaha, bukan untuk konsumsi. Setelah realisasi penyerahan
dana zakat dan aktivitas telah berjalan, maka pada periode waktu yang
ditetapkan, misal: setiap bulan, tiga bulan atau semester, dilakukan
evaluasi, pengawasan dan pembinaan. Tujuan aktivitas ini adalah agar
mustahik benar-benar mampu berdiri dengan kemandiriannya, maka
diharapkan para mustahik pada waktu yang ditentukan dapat menjadi
muzzaki.32
Pengelolaan zakat produktif juga diatur dalam Peraturan Kementrian
Agama No. 52 Tahun 2014 Tentang Syarat Dan Tata Cara Penghitungan
Zakat Mal Dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha
Produktif pada Bab IV Pasal 32,33 dan 34 tentang pendayagunaan zakat
untuk usaha produktif. Sebagai berikut,33
Bab 32, Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.
Pasal 33, Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan dengan
syarat:

32
33

Muhammad Ridwan Mas’ud, zakat & kemiskinan, (Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta,2005), 120.
Peraturan Kementrian Agama No. 52 Tahun 2014 Tentang Syarat Dan Tata Cara
Penghitungan Zakat Mal Dan Zakat Fitrah Serta Pendayagunaan Zakat Untuk Usaha
Produktif.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

a. Apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi;
b. Memenuhi ketentuan syariah;
c. Menghasilkan nilai tambah ekonomi untuk mustahik; dan
d. Mustahik berdomisili di wilayah kerja lembaga pengelola zakat.
Pasal 34, Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dapat dilakukan
paling sedikit memenuhi ketentuan:
a. Penerima manfaat merupakan perorangan atau kelompok yang
memenuhi kriteria mustahik;dan
b. Mendapat pendampingan dari amil zakat yang berada di wilayah
domisili mustahik.
“Zakat

yang

bersifat

produktif

harus

pula

melakukan

pembinaan/pendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya
dapat berjalan dengan baik dan agar para mustahik semakin meningkat
kualitas keimanan dan keislamannya.”34

C. Konsep Keberhasilan Usaha
1. Keberhasilan Usaha
“Keberhasilan usaha adalah kondisi dimana permodalan usaha sudah
terpenuhi,

penyaluran

yang

produktif

dan

tercapainya

tujuan

organisasi.”35 Sedangkan menurut pendapat lain ada yang mengatakan
bahwa keberhasilan usaha hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis

34

Ismail Nawawi, Zakat dalam perspektif fiqih, sosial & ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantara, 2010), 85.
35
Ina Primiana, Menggerakkan sSektor Riil UKM & Industri, (Bandung: Alfabeta,2009), 49.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

mencapai tujuan, suatu bisnis dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapatkan laba, karena
laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.36 Jadi, suatu bisnis
atau usaha dapat dikatakan berhasil apabilah modal usaha sudah
tercukupi, sehingga dapat membuat produk dengan maksimal dan pada
akhirnya akan mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari suatu
bisnis.
Faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil, ditandai oleh inovasi,
perilaku mau mengambil resiko, kerja keras, dedikasi, dan komitmen
terhadap pelayanan dan kualitas. Sehingga dapat diketahui bahwa
keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha yang
tercermin melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha.
“Keberhasilan suatu usaha diidentifikasi dengan laba atau penambahan
material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya
keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi
keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha berupa panggilan pribadi
atau kepuasan batin.”37 Signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu
usaha dapat dilihat dari:
a. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal,
b. Jumlah produksi
c. Jumlah pelanggan
36

37

Hendry Faizal Noor, Ekonomi Manajerial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) ,
397.
Riyanti, Kewirausahaan dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian , (Jakarta:
Grasindo,2003), 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

d. Perluasan usaha
e. Perluasan daerah pemasaran
f. Perbaikan sarana fisik, dan
g. Pendapatan usaha 38
2. Keberhasilan usaha menurut Islam
Pengembangan bisnis yang memerulukan modal dalam Islam harus
berorientasi syariah sebagai pengendali agar bisnis itu tetap berada dijalur
yang benar sesuai dengan ajaran Islam. Dengan kendali syariat, aktivitas
bisnis diharapkan bisa mencapai 4 (empat) hal utama yaitu sebagi berikut:
a. Target Hasil: Profit Materi dan Benefit Non-Materi
Tujuan perusahaan tidak hanya untuk mencapai profit (nilai
materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh
dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi
kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal
(lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan,
kepedulian sosial, dan sebagainya.
b. Pertumbuhan, artinya terus meningkat
Jika profit materi dan benefit non-materi telah diraih sesuai
target, perusahaan akan mengupayakan pertumbuhan atau
kenaikan terus menerus dari setiap profit dan benefitnya itu.
Hasil prusahaan akan terus diupayakan agar tumbuh meningkat
setiap tahunnya. Upaya pertumbuhan itu tentu dijalankan
dalam koridor syariat. Misalnya, dalam meningkatkan jumlah
produksi seiring dengan perluasan pasar, peningkatan inovasi
sehingga bisa menghasilkan produk baru dan sebagainya.
c. Keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin
Belum sempurna orientasi manajemen suatu perusahaan bila
hanya berhenti pada pencapaian target hasil dan pertumbuhan.
Oleh karena itu, perlu diupayakan terus agar pertumbuhan
target hasil yang telah diraih dapat dijaga keberlangsungannya
dalam kurun waktu yang cukup lama.
d. Keberkahan atau keridhaan Allah
Faktor keberkahan untuk menggapai ridha Allah SWT
merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia muslim. Bila ini
tercapai, menandakan terpenuhinya dua syarat diterimanya
38

Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

amal manusia, yakni adanya niat ikhlas dan cara sesuai dengan
tuntunan syariah.39
Menurut Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah
SWT. Sesuai QS. Al-Hajj ayat 64, sebagai berikut:

َۡ
ۡ
َ
َ ۡ َ َُ ََ َ
َ َ ْ ٰ ‫لس َم ٰ َو‬
ُ
َ ‫ّۥْ َماِْْٱ‬
َ
‫ي‬
ْ ِ ۡۡ‫اِْْٱ‬
ْ ِ ‫ّْلݟݠْٱلغ‬
ْ ‫ضِْنْٱ‬
ْ ‫نْٱۡ ِم‬
ُْ
ْ ْ٤ْ‫يد‬
ِ
ِ ‫تْوم‬
ِ

“ kepunyaan Allah-lah segala yang ada dilangit dan segal yang
ada di bumi, dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya
lagi Maha Terpuji” (QS. Al-Hajj ayat 64).40

ۡ

‫ي‬

ٞ

َ

َ ‫فْْأ ۡم َوٰلِݟ ۡݗ‬
َ ‫ْحقْل‬
‫َو ي‬
ْ ْ٩ْ‫وم‬
ِْ ُܱ ‫ْوٱل َم ۡح‬
َْ ‫ِݖسائ ِ ِل‬
ِ
ِ

“ Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”
(QS. Adz-Dzariyat: 19)41
Namun kerana Allah telah menyerahkan kekuasaan-Nya atas
harta tersebut kepada manusia, maka ia dibe