Pendekatan Analisis swot Terhadap Produk Dana Pensiun LEmbaga Keuangan Syariah (Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat)

(1)

(Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

Muhammad Fadel NIM: 1110046100197

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M/ 1437 H


(2)

PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

(Studi kasus pada DPLK Muamalat Pusat) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

Muhammad Fadel NIM: 1110046100197

Pembimbing I Pembimbing II

M.Mujiburrahman, M.A Nurul Handayani, M.Pd

NIP: 197604082007101001 NIP.19711131999032001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M/ 1437 H


(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan merupakan hasil karya saya atau

merupakan jiblakan dari hasil karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 13 November 2015


(5)

Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat. Studi pada DPLK Muamalat Pusat, Jakarta. Konsentrasi Perbankan syariah, Prodi Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Skripsi ini menjelaskan tentang Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman dari Produk DPLK Muamalat yang mulai beroperasi pada tahun 1997, dan merupakan DPLK pertama di indonesia yang menggunakan sistem syariah

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif Analisis yang tergolong dalam kategori penelitian kualitatif. Data-data penulis berasal dari wawancara langsung dengan manajer pemasaran DPLK Muamalat dan data-data dari DPLK Muamalat. Analisis yang penulis gunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppotunity, dan Threet) yang tergolong pada analisis situasi. Analisis ini cukup efektif dan sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi bisnis dalam perencanaan strategis.

Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama: Mekanisme operasional DPLK Muamalat untuk menjaring peserta supaya bergabung dengan DPLK muamalat yang merupakan anak perusahaan Bank Muamalat Indonesia yang menggunakan sistem syariah. Kedua:Analisis SWOT menghasilkan Kekuatan (Menguntungkan, Fleksibel, paserta dapat membuat account secara bersamaan, investasi sangat kompetitip dan


(6)

sistem pencairah sangat cepat. Kelemahan (Kurang Promosi, asset yang masih sangat kecil, sumber daya insani yang belum memadai. Peluang (Peningkatan mitra dalam produk dana pensiun, sistem pembukuan atas nama perusahaan dan dapat mengurangi beban pajak badan atau perusahaan, Populasi masyarakat yang mayoritas muslim, Pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP). Ancaman ( kompetitor semakin banyak dalam hal ini BPJS ketenagakerjaan, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap DPLK Muamalat.

Kata Kunci :Analisis SWOT, Dana Pensiun Lembaga Keuangan(DPLK) Muamalat

Pembimbing :M.Mujiburrahman, MA dan Nurul Handayani, M.Pd Daftar Pustaka :1992-2015


(7)

i

Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, hidayah, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang tak pernah berhenti berjuang hingga akhir hayatnya untuk menegakkan agama Islam rahmatan lil’alamin di muka bumi, membawa kita semua dari zaman jahiliyah ke zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S-1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukan hasil jerih payah penulis semata, namun melibatkan pihak lain yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis.

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. BapakAm Hasan Ali, MA.dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA,. selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

ii

3. Bapak Mujiburrahman, MA., selaku dosen pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis.

4. Ibu Nurul Handayani, M.Pd selaku doesn pembimbing II yang senatiasa meluangkan waktu, tenaga dan fikiran di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis.

5. Bapak La Ode Rizal Adikrishna dan Syawaluddin Ikhsan selaku pemasaran DPLK Muamalat Pusat. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya untuk wawancara di DPLK Muamalat. Kepada seluruh karyawan DPLK Muamalat terima kasih banyak telah membantu7 penulis melakukan penelitian serta memeberikan data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. DR. Euis Amalia, MA., selaku dosen penasihat akademik saya yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam banyak hal.

7. Seluruh Staf karyawan TU, staf perpustakaan FSH, pak Zuhri,S.Ip serta staf Perpustakaan Utama, atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga peminjaman buku.

8. Kepada orang-orang yang telah mendahuluiku, Ayahanda H.Usman Umar tercinta, terima kasih karena selama ini sudah merawat, mendidik, dan dari kecil Semoga Allah menyayangi dan menempatkan kalian di sisi-Nya yang terbaik.

Untuk Uncle Usman Suhuriah, SPd.MPd, terima kasih atas saran dan dukungannya selama ini.


(9)

iii

paling membahagiakan selain membahagiakanmu.

10.Untuk Saudaraku, Abdul Khalik, Faisal, Tajuddin usman terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11.Untuk Witha Andiani tamrin , terima kasih karena selama ini sudah bersabar menunggu dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Mengisi hari-hariku dengan suka cita.

12.Keluarga besar PS-E angkatan 2010, Qori, , Zaki, Rahadian, Wildan, Alfian, Darlam, Iqbal, , dobleh, Fajar, Farid, Musyfiq, Dimas, Diki, Iren, Daud, Eha, Mahdiyah, Anis, Nurul, Ami, Yeni, Rina, Gita, Jihan, Reni, Yuki, Mila, vera, dan terkhusus buat saudari Nisrina Mutiara Dewi, S.E.Sy. dan Aji Firmansyah, S.E.Sy. thanks banyak atas doa dan motivasinya kepada saya baik secara moril maupun materil.

13.Temen-temen, BEM FSH, terima kasih selama ini telah berbagi tempat dan berbagi ilmu.

14.Teman-teman Sandeq Sulbar Jakarta, kanda Erwin Welhalmina, Kanda Mabrur.S.thi, Ansar Arief Sofyan, Sultan Hasan Amrur, Abdullah el sahar,

Firman pasa’bu, Ryan Rizaldi, Rosita, atas doa dan motivasinya kepada saya baik secara moril maupun inmateril.

15.Teman-teman IPM Kukar Jakarta terimah kasih atas dukungannya berupa motivasinya kepada saya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.


(10)

iv

16.Temen-temen KKN Trust, Ahmad Rahadian, Wildan abdillah, Dicki, Dimas,Mabrur, Darda, Syahresi,Yeni dll. Momen yang sangat berkesan meskipun sangat singkat. Kalian Istimewa dan Luar Biasa.

17.Temen-temen MAKN Makassar, terima kasih banyak atas dukungannya dan doa,kalian adalah sahabat terbaik saya.

Akhirnya tiada kata untaian kata yang paling berharga kecuali ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamiin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha Ilahi. Demikian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga kebaiklan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat Berkah dari Allah SWT.

Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam pembuatan skripsi ini. Untuk itu saran dan kritik kiranya dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan khususnya bagi umat manusia, serta bagi perkembangan DPLK Muamalat di Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai aktivitas kita berjuang di jalan-Nya serta menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang bahagia di dunia dan akhirat.

Ciputat, 13 November 2015


(11)

v

DAFTAR ISI... ... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... ... 1

B.Identifikasi Masalah... ... 4

C.Batasan Masalah... ... 4

D.Perumusan Masalah... ... 5

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian... ... 5

F. Review Studi Terdahulu... ... 7

G.Kerangka Penelitian... ... 8

H.Metode Penelitian... 9

I. Sistematika Penelitian... ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis SWOT... .... 15

1. Pengertian Analisis SWOT ... .... 15

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan ... ... 16

3. Mekanisme dan ancaman strategi SWOT... ... 19


(12)

vi

B. Dana Pensiun Lembaga keuangan ... ... 31

1. Pengertian Dana Pensiun ... ... 31

2. Tujuan Dana Pensiun ... ... 34

3. Fungsi Dana Pensiun... ... 36

4. Manfaat Program Pensiun... ... 38

5. Asas asas Dana Pensiun... ... 39

6. Jenis-Jenis Dana Pensiun... ... 41

C. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun Syariah ... ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat ... ... 51

B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat ... 55

C. Visi Misi dan Core Value Struktur Organisasi... ... 57

D. Struktur Organisasi... ... 59

E. Produk dan Program ... ... 59

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Bagaimana mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di Bank Muamalat Indonesia ... ... 62

B. Analisis SWOT terhadap produk Dana Pensiun di Bank Muamalat Indonesia... ... 69


(13)

vii

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... ... 86 LAMPIRAN


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sebagai mahkluk ciptaan Allah SWT, setiap manusia pasti akan memiliki masa tua. Dimana di hari tua kita sudah tidak lagi kuat bekerja, tidak lagi memiliki penghasilan dan bahkan sebagian besar hanya mengandalkan pemberian dari anak dan cucunya. Namun hal tersebut bukanlah impian hari tua bagi setiap umat manusia. Tentunya setiap manusia ingin segala kebutuhannya terpenuhi dan memiliki kebahagian di hari tua. Produk Dana Pensiun adalah salah satu alternatif untuk mengatasi solusi tersebut. Pada dasarnya program dana pensiun bertujuan untuk memberikan jaminan kesejahteraan di hari tua. Tentunya hal tersebut akan mengurangi berbagai resiko yang dapat timbul, seperti kehilangan pekerjan, kecelakaan, bahkan meninggal dunia.1

Pengelolaan dana pensiun di Indonesia sudah mendapat perhatian serius sejak tahun 1992. Terbentuknya undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, diharapkan para karyawan semakin semangat bekerja dan merasa

1

Dahlan Siamat, Manajemen Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas ekonomi UI, 2004), h. 465.


(15)

tentram karena menjadi peserta tabungan dana pensiun di tempat kerjanya.2Pada tahun pertama sejak berlakunya undang-undang tentang dana pensiun, pertumbuhan jumlah dana pensiun didominasi oleh konversi yayasan pengelola

dana pensiun menjadi lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). Salah satu hal baru dalam undang-undang dana pensiun adalah lahirnya

Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ). Berbeda dengan DPPK yang menyelenggarakan program pensiun khusus bagi pegawai pendiri dan atau mitra pendiri DPPK yang bersangkutan, DPLK didirikan oleh bank umum atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyediakan program pensiun bagi masyarakat luas, khususnya para pekerja mandiri. Dalam perkembangannya, DPLK lebih banyak berperan sebagai media alternatif bagi pemberi kerja yang bermaksud untuk menyediakan program pensiun bagi karyawannya. Dalam lima tahun pertama berlakunya undang-undang dana pensiun, terdapat 25 pendirian DPLK, dimana 20 DPLK didirikan oleh perusahaan asuransi jiwa dan 5 DPLK didirikan oleh bank umum.

Salah satu DPLK yang ada di indonesia dan berbasis syariah adalah DPLK Muamalat dan dengan sistem syariah pertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas, apalagi dengan dukungan teknologi dan SDI( Sumber Daya Insani) yang profesional. Di samping itu, adanya Dewan

2

Hasiholan Siagian, Manajemen Dana Pensiun di Indonesia (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1993), h. 5.


(16)

3

Pengawas Syariah (DPS) yang beranggotakan ulama lebih memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang kompetitif, aman dan kepastian pengelolaan secara syariah.

Berdasarkan visi untuk menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan transparansi kepada masyarakat luas mengenai pengelelolaan dana yang di investasikan ke berbagai bidang serta adanya kejelasan bagi hasil yang di publikasikan. DPLK Muamalat juga mengeluarkan kebijakan transparasi perhitungan bagi hasil, sehingga nasabah dapat menghitung sendiri dana yang di kelolah oleh DPLK Muamalat dan bagi hasil yang didapatkan. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah serta mampu mewujudkan profesionalisme pengelolaan DPLK dan kinerja maqashid syariah yang ada di DPLK Muamalat berjalan sangat baik. Dilihat dari pemberian istirahat untuk shalat fardhu, sholat jum,at dan diwajibkan bagi karyawan perempuan untuk berkerudung dan menjaga kerapian, standar operasional dalam menyambut nasabah wajib mengucapkan salam.

Analisis SWOT merupakan analisis terhadap empat faktor yang lazim digunakan oleh suatu institusi atau perusahaan, antara lain kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Kekuatan dapat menjadi sumber potensial yang dapat di manfaatkan menjadi sebuah keunggulan bagi perusahaan dan kelemahan perusahaan menjadi sebuah hal yang baik, karena dapat memotivasi perusahaan untuk senantiasa


(17)

mengurangi kelemahan tersebut agar menjadi lebih baik. Begitu pula, segala macam peluang dan ancaman yang ada di luar perusahaan dicoba untuk di ketahui sejak dini kemudian dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan demi kemajuan perusahaan tersebut.3

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk menemukan titik terang dari permasalahan tersebut dalam rangkaian pembahasan karya ilmiah skripsi yang berjudul:” PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ”. (STUDI KASUS DPLK MUAMALAT PUSAT).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang muncul. diantaranya: Bagaimana produk dana pensiun DPLK Muamalat ditinjau dari perspektif Strenghts ( Kekuatan). Weakness (Kelemahan), Opportunies (Peluang) dan Threats (Ancaman). dan bagaimana tingkat pertumbungan produk dana pensiun DPLK Muamalat. C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta menjaga kemungkinan penyimpanan dalam penelitian ini, maka penulis

3

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia, 2006)


(18)

5

membatasi masalah pada masalah Analisis SWOT DPLK Muamalat Pusat dan Waktu penelitian pada bulan Mei 2015.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan guna memfokuskan pembahasan penelitian, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat?

2. Bagaimana pendekatan analisis SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat ) produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.Untuk mengetahui mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di Bank Muamalat Indonesia.

b.Untuk mengetahui hasil dari analisis SWOT (Strenght, Weekness, Opportunies dan Threat ) produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat


(19)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

a) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bekal ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai produk perbankan syariah khusunya pada produk Dana Pensiun.

b) Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam mengoptimalisasi kinerja dan operasional perbankan syariah di Indonesia, terutama pada produk Dana Pensiun yaitu dengan meningkatkan kualitas atau keunggulan produk tersebut.

c) Bagi akademisi khusunya mahasiswa, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi untuk mata kuliah yang bersangkutan, khususnya bagi mahasiswa perbankan syariah. Serta memicu mahasiswa untuk mencari berita atau informasi up to date terkait perkembangan produk-produk perbankan. Adapun harapan peneliti bagi pembaca pada umumnya, agar pembaca dapat memahami bahwa kondisi perbankan syariah di Indonesia saat ini juga perlu mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat, agar masyarakat bisa terhindar dari kedzaliman riba rentenir. Peneliti juga berharap pembaca bisa ikut berpartisipasi memajukan perekonomian rakyat bersama dengan lebih memilih menabung, mendepositokan atau menanamkan modal pada lembaga keuangan mikro syariah dari pada bank konvensional.


(20)

7

F. Review Studi Terdahulu

Sebagai bahan perbandingan, acuan dan pertimbangan untuk peneliti, berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang serumpun dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti. Penelitian yang pertama adalah penelitian

yang ditulis oleh Siti Muyasarah dengan judul “Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link” ( Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga ), pada tahun 2010. Penelitian ini membahas tentang produk asuransi takaful-link yang dianalisis menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk Asuransi Unit Link.

Penelitian kedua ditulis pada tahun yang berbeda, yaitu tahun 2013 oleh

Arief Triandi Arza. Penelitiannya berjudul “Analisis SWOT Kantor Layanan Syariah pada BRI Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk KLS ( Kantor Layanan Syariah ).

Penelitian ketiga di tulis pada tahun yang berbeda, yaitu tahun 2006 oleh

Ihdina Dashra. Penelitiannya berjudul”Analisis SWOT Tentang Produk Shar-e” Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman pada produk Shar-e


(21)

Dari penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada subjek yang diteliti, sedangkan perbedaannya terletak pada waktu penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, dan metode analisis penelitian.

G. Kerangka Penelitian

BANK MUAMALAT INDONESIA

PRODUK DANA PENSIUN

ANALISIS SWOT

ALTERNATIF STRATEGI


(22)

9

Keterangan Gambar 1.1

Bank Muamalat Indonesia memiliki produk jasa keuangan baru, yaitu Tabungan Dana Pensiun. Sebelum menerapkan strategi yang cocok pada produk ini, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Salah satu analisis yang paling tepat yang juga akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah analisis SWOT. Menggunakan analisis SWOT, produk tabungan Dana Pensiun ini akan dianalisis dari 4 (empat) sudut, yaitu kekuatan, kelemahan, Peluang dan ancaman. IFAS adalah bagian dalam suatu produk yang akan dianalisis, yaitu kekuatan dan kelemahan. Sedangkan EFAS adalah bagian luar yang berarti lingkungan sekitar dimana produk tersebut akan dipasarkan, yaitu Peluang dan Ancaman. Melalui analisis keempat sudut pandang tersebut, akan tercipta sebuah strategi yang nantinya akan sangat cocok diterapkan pada produk dana pensiun milik Bank Muamalat Indonesia.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, karena menggunakan data primer yang bukan merupakan angka-angka. Peneliti melakukan penelitian dengan cara menganalisis produk Dana Pensiun yang diluncurkan oleh DPLK Muamalat. Melalui analisis SWOT, nantinya produk akan dinilai dan dipertimbangkan oleh


(23)

peneliti dari berbagai sudut pandang guna menetapkan strategi yang digunakan oleh produk tersebut.

2. Data Penelitian a. Data primer

Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya.4 Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari survei lapangan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan pihak DPLK Muamalat dan pengamatan secara langsung, yang dilakukan oleh peneliti.

b.Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur kepustakaan berupa buku-buku yang relevan dengan materi skripsi ini. Dengan kata lain data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.5 Adapun data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku, dokumen, makalah, jurnal ilmiah, website dan literatur lainnya yang dapat menambah informasi dalam penelitian ini.

4

Hermawan Wasito, Pengantar Metodelogi Penelitian (Jakarta: PT Gamedi Pustaka Utama, 1993), h. 69.

5

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 42.


(24)

11

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara berikut:

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengamatan tentang kegiatan-kegiatan yang terjadi pada suatu perusahaan atau instansi.

b.Wawancara, yaitu Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang melalui tatap muka6

c. Studi Pustaka, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang relevan dengan penelitian ini. Informasi tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah, serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Metode Analisis Data

Penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah conten analysis yakni penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi

6

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 50.


(25)

tertulis atau tercetak dalam media masa7. Metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisi ini juga digunakan untuk mendeksripsikan pendekatan analisis yang khusus. Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif.

4.Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah DPLK Muamalat PT. Bank Muamalat Indonesia yang berlokasi di gedung Artaloka, Lantai 9 Jalan Jendral Sudirman No 2 Jakarta Pusat.

5.Teknik Penulisan Data.

Teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan

menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”

I. Sistematika Penelitian

Untuk dapat memberikan penjelasan dengan lebih sistematis,maka penelitian dalam penelitian skripsi ini terbagi kedalam 5 bab:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini peneliti menjabarkan secara singkat mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

7

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008), h. 155.


(26)

13

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini kajian kepustakaan, peneliti menjelaskan teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai landasan untuk pemecahan masalah. Bab ini membahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Sub bab pertama menjelaskan tentang analisis SWOT Pengertian Analisis SWOT, Fungsi, Manfaat dan Tujuan, Mekanisme dan Ancaman trategi SWOT dan Model Efas dan Ifas. Sub bab kedua menjelaskan tentang DPLK, Pengertian Dana Pensiun, Tujuan, Fungsi, Manfaat dana pensiun, Asas asas dana pensiun dan Jenis jenis dana pensiun. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana dana pensiun syariah.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan berupa sejarah singkat berdirinya DPLK Muamalat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi produk dan program dan mekanisme dan prosedural.


(27)

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini Untuk mengetahui mekanisme dan operasional produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat dan serta analisis SWOT terhadap produk Dana Pensiun, dimana peneliti akan memaparkan inti persoalan yang akan diangkat dalam skripsi ini, yaitu menganalisis besarnya kekuatan produk (strength), kelemahan produk (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman produk lain (threat ).

BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil analisis dan temuan yang ditemui oleh peneliti dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti juga akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat di masa yang akan datang bagi perusahaan dan juga akademisi.


(28)

15

BAB II

TEORI ANALISIS SWOT DAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN

A. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasih berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimal kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) jadi, analisis swot membandingkan antara faktor external peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.

Teknik SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai” apa yang diinginkan ke depan” terhadap isu tersebut, komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut1.

1

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT. Gramedia pustaka utama, 2006), Cet ke-12, hal. 19.


(29)

SWOT singkatan dari bahasa Inggris yakni strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman)2. proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi dan kebijakan perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini, hal ini disebut dengan analisis situasi.

Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT3. Analisis SWOT adalah identifikasih berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)4

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan a. Fungsi Analisis SWOT

Secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang peluang

2

www.Good governance.co.id/Total Quality Managemen Dokumentasi

3

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12, hal. 19.

4


(30)

17

baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana yang akan dibuat perusahaan. Jadi fungsi analisis swot adalah menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi external perusahaan.

b. Manfaat Analisis SWOT

Analisis swot bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya serta menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder atau analisis SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.5

5


(31)

c. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama analisis SWOT adalah mengidentifikasi strategi perusahaan secara keseluruhan hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat, terutama era perdagangan bebas abad 21, masyarakat ekonomi asean (MEA), yang mana satu sama yang lain saling berhubungan dan saling bergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuknya yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.6

Konsep dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana

sekali sebagaimana di kemukakan oleh sun Tzu bahwa” apabila kita telah

mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan kita

dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan bisnis (strategic business planning) yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan

6

Freddy Rangkuti,Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis,(jakarta:PT.Gramedia pustaka utama,2006),Cet ke-12,hal.10.


(32)

19

dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing.7

3. Mekanisme dan Ancaman Strategi SWOT A. Mekanisme SWOT

Mekanisme pembahasan analisis SWOT mencakup tiga tahapan, yaitu: 1.penyepakatan pengertian / persepsi di antara stakeholder8

Di bawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi.

a.Strenghts (kekuatan)

Kekuatan adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internal sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari dulu sampai sekarang.

Contoh kekuatan9

1) perusahaan memiliki modal yang cukup

2) perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat 3) perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas 4) lokasi perusahan strategis

7

Ibid.h.11. 8

www.delivery.org/Guiledines/how/hm,Analisis Cepat SWOT.pdf 9

Gaspersz, Vincent, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan

Six Sigma untuk organisasi, Bisnis dan pemerintah.(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2005),


(33)

5) pendapatan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun b.Weakness (kelemahan)

Kelemahan adalah sesuatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dahulu sampai sekarang.

Contoh kelemahan:

1) promosi perusahaan terhadap promosi masih kurang 2) produk yang di tawarkan masih sedikit/terbatas 3) sumber daya manusia kurang memadai

c.Opportunities (peluang)

Peluang adalah berbagai potensial yang dapat dieksplorasi untuk mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan.

Contoh peluang:

1) faktor ekonomi yang membaik. 2) meningkatnya kehidupan masyarakat. d.Threats (ancaman)

Ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membatasi/ menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan tidak dipengaruhi secara langsung.


(34)

21

Contoh ancaman:

1) banyaknya pesaing perusahaan 2) faktor makro ekonomi setelah krisis

3) pengisian informasi untuk tiap variable atau aspek SWOT

Setelah mengenali atau batasan tiap aspek SWOT di atas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan untuk mendapat isi tersebut:

a. Brainstorming: saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang di sampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.

b. Kuisioner: untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang isi dari aspek SWOT untuk kasus tertentu.

3.Memakai Relevansi Data

1.Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud diatas akan menghasilkan beberapa temuan / identifikasih yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbeda beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakeholder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti tabel berikut


(35)

No Aspek SWOT Hasil Identifikasi Bobot

A B C

Kekuatan 1.perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat

2.perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas

3.lokasi perusahaan strategis

V

V

V

Kelemahan 1.promosi perusahaan terhadap promosi masih kurang

2.Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas

V

V

Peluang 1.faktor ekonomi yang membaik 2.meningkatkan kehidupan

masyarakat

V

V

Ancaman 1.Banyaknya pesaing perusahaan

2.faktor makro ekonomi setelah krisis

V


(36)

23

Keterangan:

kategori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selanjutnya sampai kategori C sebagai ukuran paling rendah.

Hasil akhir dari keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu terkait. Infomasi SWOT disini mengandung bahwa:

a) pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama.

b) peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing-masing. b.Ancaman Strategi SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (Threat) dengan faktor internal kekuatan (strengts) dan kelemahan (weakness)10.Faktor internal diperoleh dari data lingkungan perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan pemasaran dan data staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti dari analisis pasar, kompetitor (pesaing) komunitas, pemasok, pemerintah dan analisis kelompok (untuk

10

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12, h.19.


(37)

kepentingan tertentu). Perencanaan usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh kearns (1992).11

IFAS

EFAS

Strenght ( kekuatan )

Weakness ( kelemahan )

Opportunities ( peluang )

Strategi S-O ( Agresif )

Strategi W-O ( Turn-around )

Threaths ( ancaman)

Strategi S-T ( Diversifikasi )

Strategi W-T ( defensive )

Dalam matriks tersebut, comperative advantage (keunggulan kompratif) berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak boleh membiarkan peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya

11

M.Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), h, 21.


(38)

25

organisasi harus segera memperkuatnya dengan berbagai perencanaan yang mendukungnya. Sel A ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa pada terhadap perubahan yang tidak menentu dalam lingkungannya. Dengan demikian yang harus di jawab adalah Bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk meningkatkan posisi kompetitif organisasi.

Sel B menghadapkan organiasi pada isu strategis mobilitization yaitu kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi sumberdaya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar, bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang.

Sel C menampilkan isu strategis investment yang memberikan pilihan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya. Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang cukup besar sehingga akan merugikan organisasi.

Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan kotak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah damage control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.


(39)

DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN

1.Strategi S-O = Kuadran 112

a) Merupakan posisi yang sangat menguntungkan

b) Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

c) Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

12

Freddy Rangkuti, Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus(Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2001), Cet.ke-12 h. 51

Peluang

Ancaman

Kekuatan

Kelemahan

Kuadran I

Kuadran II

Kuadran III


(40)

27

2.Strategi S-T = Kuadran 2

a) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumberdaya

b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

c) Dilakukan melalui penggunaan strategi diversivikasih produk atau pasar. 3.Strategi W-O = Kuadran 3

a) Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah. b) Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. c) Fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan

kendala-kendala internal perusahaan. 4.Strategi W-T = Kuadran 4

a) merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

b) perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan

c) Strategi yang diambil :defensif, penciutan atau likuidasi. 4.Model EFAS dan IFAS

1. Cara Penentuan Faktor Strategi eksternal ( EFAS )13

13

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12 h. 25


(41)

a) Membuat tabel dan pada kolom 1, urutkan faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman.

b) Masing- masing faktor tersebut diberi bobot pada kolom 2 mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua bobot tersebut totalnya tidak lebih dari 1,00.

c) Menghitung rating (dalam kolom 3) diberikan skala mulai dari 4 sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating 1). Sedangkan pemberian rating untuk faktor ancaman kebalikannya (jika ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1. Jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4).

d) Jika ingin mendapatkan skor pembobotan pada kolom ke 4 maka kalikan bobot pada kolom 2 rating pada kolom 3.

e) Jumlah skor pembobotan pada skor 4. Nilai positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang dan sebaliknya negatif menunjukkan ancaman.

f) Komentar pada setiap faktor dikolom5, berdasarkan faktor tersebut bagi kelangsungan perusahaan.14

14


(42)

29

Tabel 1. Model EFAS Faktor-faktor

strategi eksternal

bobot rating Bobot x rating komentar

Peluang

ancaman

total

2.Cara Penentuan Faktor Strategi internal ( IFAS )15

a) Membuat tabel pada kolom 1, urutkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan

b) Masing- masing faktor tersebut diberi bobot pada kolom 2 mulai dari angka 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting) semua bobot tersebut totalnya 1,00.

c) Menghitung rating (dalam kolom 3) diberikan skala mulai dari 4 sampai 1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif diberi nilai 1 sampai 4

15

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-12 h.26


(43)

(sangat baik) dengan membandingkan dengan rata rata industri dengan pesaing.

d) Jika ingin mendapatkan skor pembobotan pada kolom 4 maka kalikan bobot pada kolom 2 rating pada kolom 3

e) Jumlah skor pembobotan pada skor 4. Nilai positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memilki kekuatan dan sebaliknya negatif menunjukkan kelemahan.

f) Komentar pada setiap faktor dikolom 5, berdasarkan faktor tersebut bagi kelangsungan perusahaan.16

1.1 tabel model IFAS Faktor-faktor

strategi internal

bobot rating Bobot x rating komentar

Kekuatan kelemahan

Total

16


(44)

31

B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan 1.Pengertian Dana Pensiun

Pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah di tetapkan17. Sedangkan pensiun dalam arti bahasa adalah tidak berfungsi lagi. Bila arti pensiun diterapkan untuk manusia, berarti seseorang tidak bekerja lagi akan tetapi setiap bulannya masih tetap mendapatkan uang sara. Uang sara adalah uang untuk biaya menyambung hidup yang diperoleh tanpa melakukan pekerjaan.18

Dalam kamus manajemen di jelaskan bahwa dana pensiun adalah dana yang disiapkan oleh suatu perseroan, serikat pekerja, badan usaha pemerintah atau organisasi lain untuk membayar dana pensiun dari pekerja yang telah pensiun. Dana pensiun tersebut setiap tahunnya menginvestasikan sejumlah dana ke dalam pasar saham dan obligasi. Para manajer dana membuat asumsi akturial tentang berapa banyaknya dana yang harus dibayarkan kepada para pensiun dengan mencoba memastikan bahwa tingkat pendapatan atas

17

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.6 (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999), h. 307.

18

Syarif Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (Jakarta: Djamabatan, 2003), h. 182.


(45)

portapel19 perusahaan sama atau melebihi kebutuhan pembayaran yang telah di perkirakan.20

Menurut david scot dalam bukunya yang berjudul wall street words, pension fund is ‘a financial institution that controls assets and disburses income to people after thay have retired from gainful enployment.21 maksudnya dana pensiun adalah sebuah lembaga keuangan yang mengawasi sejumlah aset atau harta dan membagikan (memberikan pesangon) ke dalam pendapatan seseorang setelah mereka berhenti mendapat gaji (bekerja) dari perusahaan sebagai pegawai.

Pengertian diatas sama halnya menurut perry dalam dictionary of bangking, pension fund is an investement maintained by companies and other employers to pay the annual sum required under the business

organizaion’spension scheme”. Maksudnya dana pensiun adalah sebuah

pemeliharaan investasi oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban tahunan berdasarkan pola pengaturan usaha pensiun.

Menurut undang undang no 11 tahun 1992 dana pensiun adalah suatu badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang

19

Portapel sama dengan portofolio, yakni gabungan pemilikan lebih dari satu saham, obligasi, komoditas oleh seorang investor kelembagaan dengan tujuan untuk mengurangi resiko dengan mengadakan diversifikasih.

20

B.N.Marbun, Kamus Manajemen, cet 1 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 56-57

21

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, ed.4 (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 466.


(46)

33

dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.22

Dalam menghadapi hari tuanya seorang karyawan atau pekerja mandiri paling tidak harus memiliki simpanan atau tabungan baik itu berupa uang ataupun dalam bentuk kekayaan lainnya yang dapat menjamin dirinya di masa akan datang, karena seseorang tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi suatu hari nanti.

Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang di bentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (defined contribution plan) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.23

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dana pensiun merupakan suatu badan hukum yang harus dibentuk oleh suatu organisasi (institusi) atau perusahaan baik itu dana pensiun pemberi kerja yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan maupun dana pensiun lembaga keuangan yang memperoleh dana dari iuran para peserta dan memberi pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Dengan demikian jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum

22

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 23


(47)

seperti bank umum atau asuransi yang telah memperoleh izin dari departemen keuangan.

1. Tujuan Dana Pensiun

Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, pelaksanaan program pensiun atau harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan dengan berbagai tujuan. Masing-masing tujuan memiliki maksud tersendiri, baik bagi pemerintah, pemberi kerja, penerima pensiun, maupun pengelola.

Adapun tujuannya dapat dijelaskan sebagai berikut: a.Pemerintah24

1) Terciptanya sumber dana baru yang bersifat jangka panjang sehingga memungkinkan terbentuknya akumulasi dana sebagai modal pembangunan. Sistem pendanaan dari program pensiun tersebut diharapkan pemerintah sebagai salah satu sumber dana yang sangat di perlukan untuk membiayai dan meningkatkan pembangunan nasional. 2) Program pensiun menjanjikan kehidupan di masa tua sehingga dapat

memotivasi produktivitas anak bangsa yang pada gilirannya mempercepat laju pembangunan. Dengan bekerjanya seseorang, maka ia akan memperoleh penghasilan disertai dengan adanya jaminan di masa tua sehingga pendapatan negara pun akan meningkat yang diperoleh dari pajak penghasilan seseorang.

24

Syarbi Arbi, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank ( jakarta:Djambatan, 2003), h.185.


(48)

35

b.Pemberi kerja25

1) Kewajiban moral, yaitu perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun.

2) Loyalitas, yaitu dengan adanya program pensiun, karyawan di harapkan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah absensi dan adanya tanggung jawab dari setiap pekerja.

3) Kompetisi pasar tenaga kerja, yaitu dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional dipasaran tenaga kerja.

c.Karyawan (penerima pensiun)26

1) Rasa aman terhadap masa yang akan datang, yaitu karyawan berharap mendapatkan jaminan ekonomis, karena penghasilan yang ia terima memasuki masa pensiun. Garapan ini akan mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia masih produktif.

25

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 467.

26

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain


(49)

2) Kompensasi yang lebih baik, yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja.

2. Fungsi Dana Pensiun

Fungsi program pensiun harus dapat didentifikasih dengan jelas supaya program pensiun tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun fungsi program pensiun antara lain:

a) Asuransi

Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. Masa kerja para karyawan bukanlah suatu ketetapan. Dalam arti, apabila masa karyawan belum mencapai masa kerja yang disyaratkan tetapi karyawan tersebut berhalangan tetap (cacat tetap sehingga tidak mungkin lagi bekerja atau meninggal), maka karyawan tersebut dijamin akan memperoleh pensiun. meskipun demikian jumlah yang diterima tidak penuh atau lebih sedikit bila dibandingkan karyawan yang memenuhi masa kerja sesuai dengan perhitungan semula.

Sebagai contoh, bila peserta program pensiun mengalami musibah, baik cacat ataupun meninggal dunia yang mengakibatkan terputusnya pendapatan sebelum memasuki masa pensiun maka kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang


(50)

37

dijanjikan atas beban dana pensiun karena penyelenggaraan program pensiun mengandung asas kebersamaan seperti halnya program asuransi.

b) Tabungan

Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan setiap bulan dapat dilihat sebagai tabungan dari para pesertanya. Iuran tersebut adalah konsekuensi dari manfaat yang akan diterima oleh karyawan di masa yang akan datang.

Besarnya manfaat yang diterima oleh peserta sangat tergantung dengan akumulasi dana yang disetor dan hasil pengembangan dari iuran tersebut. Semakin rajin seseorang peserta membayar dana pensiun tersebut maka akan semakin besar pula dana yang akan diperoleh nantinya. Tentunya dengan semakin panjang waktu atau lamanya masa kepesertaan akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan dana setoran iuran peserta.

c) Pensiun

Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama setelah mencapai usia pensiun selama


(51)

seumur hidup peserta dan janda atau duda peserta. Dalam arti, peserta akan di berikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa pensiun.

3. Manfaat Pensiun

Manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun yang dapat dibedakan sebagai berikut:27

a) Pensiun Normal (Normal Retiremen)

pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh rata-rata usia pensiun indonesia adalah ketika seseorang telah berusia 55 tahun dan 60 tahun untuk profesi tertentu.

b) Pensiun dipercepat (Early Retiremen)

Program pensiun ini biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normalnya. Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai di perusahaan tersebut atau karena satu atau alasan yang lain, karyawan mengajukan

27


(52)

39

permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya dipercepat.

c) Pensiun ditunda ( Defered Retiremen )

Merupakan pensiun yang diberikan kepada para karyawan yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada saat usia pensiun tercapai.

d) Pensiun cacat ( Disable Retiremen )

Pensiun ini diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk dipekerjakan.

4.Asas asas Dana pensiun28

1) Asas keterpisahan kekayaan Dana Pensiun dari kekayaan badan hukum pendirinya. Asas ini di dukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi Dana Pensiun dan harus diurus serta dikelola berdasarkan asas ini kekayaan Dana Pensiun yang terutama bersumber dari iuran, terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada pendirinya.

28

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed. Revisi, Jakarta:Rajawali Press, 2008, hal. 333-334


(53)

2) Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan. Dengan asas ini penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan maupun bagi pekerja mandiri, haruslah dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri, sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Dengan demikian berdasarkan Undang- undang ini pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai pembayaran manfaat pensiun karyawan tidak diperkenankan. 3) Asas pembinaan dan pengawasan. Sesuai dengan tujuannya,

harus dihindarkan penggunaan kekayaan Dana Pensiun dari kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan dana, yaitu untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain sistem pendanaan, dan pengawasan atas investasi kekayaan Dana Pensiun.

4) Asas penundaan manfaat. Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu hak berlaku asas penundaan manfaat, yang mengharuskan bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun, yang pembayarannya dilakukan secara berkala.


(54)

41

5) Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk Dana Pensiun. Berdasarkan asas ini keputusan membentuk Dana Pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya, yang membawa konsekuensi pendanaan. Dengan demikian prakarsa tersebut harus didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja. Hal pokok yang harus selalu menjadi perhatian utama bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu komitmen yang membawa konsekuensi pembiayaan, bahkan sampai pada Dana Pensiun terpaksa di bubarkan.29

4. Jenis-jenis Dana Pensiun

Jenis kelembagaan dana pensiun menurut pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

a) Dana pensiun pemberi kerja (DPPK)

Lembaga ini dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program iuran


(55)

pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.30 b) Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK )

DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau pun perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarkan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri seperti dokter, petani, nelayan dan lain sebagainya dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK. Tidak tertutup kemungkinan pula bagi karyawan disuatu perusahaan untuk dapat meanfaatkan DPLK sesuai dengan kemampuannya. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan.31

Mengenai perbedaan antara dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

30

Pasal 1 butir 2 UU Nomor 11 Tahun 1992 dan PP Nomor 76 Tahun 1992 31

Andi Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009, Cet I, hal 292-296


(56)

43

Tabel 1.2 Perbedaan antara DPPK dengan DPLK32

DPPK DPLK

Pendiri Perusahaan yang mempekerjakan orang

Bank atau perusahaan asuransi jiwa

Peserta Bersifat tertutup hanya untuk pekerja dari perusahaan yang bersangkutan

Bersifat terbuka

dimana,siapa saja dapat ikut menjadi peserta termasuk peserta individual Program

Pensiun

Bisa menjalankan

program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti

Hanya bisa menjalankan program pensiun iuran pasti

Pelaporan Laporan keuangan audit tidak wajib

dipublikasikan di media massa

Laporan keuangan audit wajib dipublikasikan di media massa

Program pensiun dapat dijalankan menurut ketentuan diatas, yaitu:33 a) Program pensiun manfaat pasti (Defined Benefit Plan)

32

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 486. 33


(57)

yaitu program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program lain yang bukan merupakan iuran pasti. Formula yang umum ini digunakan untuk menentukan besar manfaat pensiun untuk jenis program ini adalah program pensiun pendapatan terakhir (Final Earning Pension Plan) yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir peserta pada saat mencapai usia pensiun. Kelebihan dan kekurangan program ini antara lain:

a.Kelebihan:

1) Besar manfaat pensiun mudah dihitung 2) Lebih memberikan kepastian kepada pesera

3) Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja lalu.

b.Kekurangan:

1) Beban biaya mudah berfluktuasi

2) Nilai hak peserta sebelum pensiun tidak mudah ditentukan.

b) Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)

Yaitu program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Untuk jumlah manfat pensiun


(58)

45

pada program pensiun pada program pensiun iuran pasti tergantung pada akumulasi iuran dan hasil pengembangannya sehingga tidak bisa dihitung seperti di atas. Kelebihan dan Kekurangan program ini antara lain:

a.Kelebihan

1) Beban biaya stabil dan mudah diperkirakan 2) Nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan 3) Resiko investasi dan mortalitas ditanggung peserta b.Kekurangan

1) Besar manfaat pensiun tidak mudah ditentukan

2) Lebih sulit memperkirakan besar penghargaan untuk masa kerja lampau34

Mengenai perbedaan antara program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dengan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), dapat dilihat pada tabel dibawah ini.35

34

Huda Nurul, Lembaga Keuangan Islam ditinjau dari Teoritis dan Praktis (Jakarta: Kencana Pranada Media Grouf, 2010), h. 338.

35

Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Universitas Trisakti, 2004), h. 261.


(59)

Tabel 1.3 Perbedaan antara PPMP dengan PPIP36

no Aspek PPMP PPIP

1 Pelaksana DPPK DPPK dan DPLK

2 Aktuaris a) Mutlak diperlukan sejak awal program

b) Minimal 3 tahun sekali, menghitung besarnya iuran dan dana c) Setiap saat apabila terjadi perubahan besarnya iuran dan manfaat pensiun (MP)

Tidak

diperlukan,namun sebagai pengelola dan petugas DPLK wajib mengetahui aktuaria sebagai pijakan untuk kerjasama dengan perusahaan Asuransi jiwa

3 Besarnya Iuran Besarnya iuran pemberi kerja tidak pasti, dihitung oleh aktuaris untuk kecukupan dana

Besarnya iuran pasti (telah ditetapkan dalam peraturan dana pension) dan dapat bervariasi

4 Resiko pendanaan Adanya resiko pendanaan (menjadi tanggung jawab pemberi kerja)

Tidak ada

5 Maksimun Iuran Dibatasi Tidak dibatasi

36

Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Universitas Trisakti, 2004), h. 261.


(60)

47

6 Besarnya manfaat pensiun

Telah ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun, sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diperoleh

Tidak ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diperoleh. Besarnya MP tergantung dari jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangannya untuk membeli anuitas dari perusahaan

7 Maksimun Manfaat Pensiun

Dibatasi Tidak dibatasi

8 Maksimun Kekayaan Dibatasi Tidak dibatasi 9 Dana Awal Pada umumnya diperlukan

dana yang besarnya dihitung aktuaris

Tidak diperlukan dana awal

10 Kewenangan Kebijaksanaan Investasi

Arahan investasi ditetapkan oleh pendiri

Arahan investasi ditetapkan oleh peserta

11 Kegagalan Investasi Resiko pemberi kerja Resiko peserta 12 Pembayaran

Manfaat pensiun

Dapat dilaksanakan oleh DPPK yang bersangkutan atau perusahaan Asuransi

Harus dialihkan kepada perusahaan Asuransi jiwa


(61)

jiwa dengan membeli anuitas

(atas pilihan peserta) dengan membeli anuitas bila mencapai jumlah anuitas 13 Hubungan Pensiun

dengan pemberi kerja

Tetap terjalin Terputus

C. Ketetapan Fatwa DSN-MUI Mengenai Dana Pensiun Syariah

Ketetapan Mengenai dana pensiun syariah diatur dalam fatwa DSN-MUI No.88/DSN-MUI/XI/2013 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam fatwa ini menetapkan 5 ( lima ) ketentuan, yaitu:

1. Ketentuan Umum

Pada bagian ketentuan umum ini menjelaskan tentang pembahasan yang terkait tentang dana pensiun syariah. Ketentuan umum pada fatwa ini sangat penting sebelum membahas pada ketentuan yang lainnya sehingga tidak perlu lagi mengulangi pada pembahasan selanjutnya.

Ketentuan umum dalam fatwa ini menyebutkan 24 (dua puluh empat) definisi. Definisi-definisi tersebut adalah definisi dana pensiun, dana pensiun syariah, dana pensiun pemberi kerja (DPPK), dana pensiun lembaga


(62)

49

keuangan (DPLK), program pensiun, program pensiun iuran pasti (PPIP), PPIN-Contributory, PPIP-Non Contributory, program pensiun manfaat pasti (PPMP), program pensiun syariah, iuran, manfaat pensiun, peraturan dana pensiun, vesting right, locking-in, peserta penerima manfaat pensiun, akad hibah, akad hibah bi syarth, akad hibah muqayyadah, aqad wakalah, akad wakalah bil ujrah dan akad mudharabah.

2. Ketentuan terkait PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) pada DPLK (dana pensiun lembaga keuangan)

Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP pada DPLK, yaitu : ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPLK, ketentuan iuran PPIP pada DPLK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada DPLK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPLK.

3. Ketentuan Terkait PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti) pada DPPK (dana pensiun pemberi kerja)

Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP pada DPLK, yaitu: ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPPK, ketentuan iuran PPIP pada DPPK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada DPPK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPPK.

4. Ketentuan Terkait PPMP (Program Pensiun Manfaat Pasti)

Dalam keputusan fatwa ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPMP, yaitu: Ketentuan para pihak dan akad PPMP, ketentuan iuran PPMP,


(63)

ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPMP dan ketentuan manfaat pensiun PPMP.

5. Ketentuan Penutup

Dalam ketentuan penutup ini terdapat dua penjelasan di dalamnya, yaitu penjelasan mengenai perselisihan antara pihak dan pemberlakukan tanggal ditetapkannya fatwa. Adapun isi dari penjelasan tentang perselisihan yaitu

“Apabila terjadi perselisihan di antara para pihak dalam menyelenggarakan pensiun berdasarkan prinsip syariah melalui musyawarah, mediasi, arbitrase atau pengadilan sesuai perundang-undangan yang berlaku”. Sedangkan isi dari penjelasan tentang permberlakuan ditetapkannya fatwa yaitu: fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.37

37


(64)

51

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengana pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, Bank Muamalat menunujukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan aset maupun perluasan jaringan.

PT Bank Muamalat Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992, Dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim,pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Milyar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturrahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 milyar.1

1

Zainulbahar Noor, Bank Muamalat Mimpi, Harapan dan Keyakinan (Jakarta: Bening Publishing, 2006), h. 312.


(65)

Bank muamalat Indonesia merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam yaitu tidak mempergunakan perangkat bunga, melainkan sistem bagi hasil. Bank Muamalat Indonesia menghindari perangkat bunga karena masih sangat banyak kalangan umat islam yang percaya bahwa tata cara penggunaannya dikhawatirkan mengandung unsur riba.2

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai 60% perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 milyar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 milyar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank Muamalat mencari pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Develoment Bank (IDB) yang berkedudukan di jeddah Arab Saudi. Pada

2


(66)

53

RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasih Kru Muamalat ditunjang dengan kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syariah secara murni.

Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada 1) Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, 2) Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang ada dan dalam hal ini pemangkasan biaya, tidak memotong hal Kru Muamalat sedikitpun, 3) Pemulihan kepercayaan dana rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan pengurus direksi baru, 4) Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua dan 5) Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat.3

3

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006), h.5.


(67)

Salah satu bentuk realisasi dari komitmen membangun sistem syariah maka tanggal 10 Oktober 1997 berdasarkan SK Menteri Keuangan No.KEP-485/KM.17/1997 mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat sebagai penyelenggara Program Pensiun iuran pasti (PPIP), Peraturan perundangan undangan yang mengatur Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dari awal berdirinya adalah:4

1) Undang-undang no 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

3) Keputusan Menteri Keuangan 228/KMK.017/1993 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK.

4) Keputusan menteri keuangan Nomor 802/KMK.017/1993 tentang perubahan pasal 3 keputusan menteri keuangan Nomor 228/KMK.017/1993 tentang Tata Cara pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK.

5) Keputusan menteri Keuangan Nomor 230/KMK.017/1993 tentang maksimun Iuran dan Manfaat pensiun.

6) Keputusan menteri keuangan Nomor 76/KMK.017/1995 tantang Laporan Keuangan Dana Pensiun.

7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 78/KMK.107/1995 tentang Investasi Dana Pensiun.

4

Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999), h.38.


(68)

55

8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/KMK.017/1995 tentang perubahan Keputusan menteri Keuangan Nomor 78/KMK.017/1995 tentang Investasi Dana Pensiun.

9) Keputusan direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Nomor KEP-2959/Lk/1995 tentang Bentuk dan susunan laporan Keuangan Dana Pensiun.

10)keputusan Menteri Keuangan Nomor 343/KMK.017/1998 tentang Dana Pensiun lembaga keuangan.

Pada akhir April 2015 total Nilai Aktiva Bersih DPLK Muamalat adalah sebesar Rp.787 Milyar dengan posisi jumlah peserta peserta DPLK sebanyak 134.330 orang.5

B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat

DPLK Muamalat pada hakikatnya merupakan program untuk:

1. Mengajak masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi hari tua. 2. Mengajak masyarakat dan karyawan menabung dengan menyisihkan

sebagian dari pendapatan yang diperoleh selama masa aktif bekerja. Adapun tujuan dari program Pensiun Muamalat adalah:

1. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk membiayai pembangunan. Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan sumber-sumber dana pembangunan yang berasal dari masyarakat. Sistem pendanaan program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi

5


(69)

dana yang merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional.

2. Meningkatkan pendapatan dari fee based income Bank (bagi bank pengelola DPLK ). Akumulasi dana yang tersimpan pada perusahaan pendiri bisa dikelola yang kemudian menghasilkan pendapatan.

3. Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki para karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung meningkatnya taraf hidup masyarakat, karena pada masa purna bakti mereka mendapatkan tambahan pendapatan secara tetap setiap bulannya.

Sedangkan manfaat dari DPLK dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan adalah:6

1.Bagi peserta DPLK

a. Ada kepastian Dana Pensiun

b. Iuran dan hasil pengembangan dana diperuntukkan peserta c. Menentukan besar kecilnya iuran

d. Produk sangat transparan

2.Bagi Perusahaan dimana karyawannya menjadi peserta a. Memproses pendirian DPLK

b. Menunjukkan pengurus yang bermutu dan bertanggung jawab

6

Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999), h. 17-18.


(70)

57

c. Menyediakan pegawai dan gedung/kantor berserta kelengkapannya d. Menyediakan dana awal

3. Bagi pemerintah

a. Mempercepat proses regenerasi dari angkatan sebelumnya ke generasi berikutnya

b. Meningkatkan pembangunan yang meliputi: 1) Meningkatkan produktivitas

2) Mobilisasi sumber dana pembangunan yang sangat potensial c. Mengentaskan dalam frame lanjut usia, yang harus dilaksanakan

dalam rangka pembangunan berwawasan lingkungan 4.Bagi Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa

a. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang b. Meningkatkan pendapatan

c. Membantu pemerintah dalam menghimpun dana dalam penghimpunan dana untuk pembangunan

C. Visi, Misi dan Core Value 1.Visi

Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengutamakan transparansi, kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah.


(71)

2.Misi

a. Mengembangkan sistem informasi dan layanan yang cepat. mudah, inovatif dan berkualitas.

b. Memberikan hasil investasi yang kompetitif sebgai wujud profesionalisme pengelolaan DPLK.

3.Core Value a. Jujur b. Kerja sama c. Tanggung jawab d. Sabar dan ikhlas


(72)

59

D. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi DPLK Muamalat

E. Produk dan program

DPLK Muamalat sebagai penyelenggara program pensiun iuran pasti memilki 2 (dua) jenis produk, yaitu:

1.Pensiun ummat

Produk pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat manfaat pensiun sebesar akumulasi iuran yang disetor ditambah hasil pengembangan. Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan jenis investasi yang dipilih.


(73)

2.Wasiat Ummat

Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asurasi Takaful keluarga yang memberikan proteksi kepada peserta produk Wasiat Ummat selama masa kepesertaan.

Apabila peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun (selama masa kepesertaan) maka ahli waris peserta akan mendapat Manfaat pensiun sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati di awal (sudah termasuk saldo ideal tabungan peserta), dimana peserta harus membayar sejumlah premi tertentu.

Perbedaan antara pensiun ummat dan wasiat ummat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Keterangan Pensiun Ummat Wasiat Ummat

Pembayaran iuran Iuran Iuran+Premi Konsep

Lebih ditekankan pada unsur investasi

Lebih di tekankan pada unsur proteksi

Apabila peserta mencapai usia pensiun, maka manfaat pensiun yang akan diterima adalah sebesar total iuran yang disetor ditambah hasil pengembangannya.

Penjelasan mengenai kepesertaan adalah sebagai berikut: 1.Iuran dan premi

Besarnya iuran adalah sebesar minimal Rp.50.000,- per bulan (maksimal 20% dari penghasilan apabila peserta tidak memiliki rekening di dana pensiun lain, atau 10% apabila peserta memiliki rekening di dana


(1)

Setelah mempertimbangkan prosedur analisis SWOT sehingga menghasilkan analisis SWOT yang tepat untuk strategi DPLK Muamalat Pusat dalam mengembangkan Produk Dana Pensiun kedepan yaitu perusahaan pada posisi yang positif, maka strategi yang tepat adalah keunggulan komperatif, dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan terhadap peserta.

2. Dukungan Ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana pensiun syariah

3. Melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar.

4. Memperluas jaringan


(2)

84

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Peran analisis SWOT dalam menganalisis produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah sebagai alat untuk membenarkan faktor-faktor elemen SWOT dan sebagai alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi Produk DPLK Muamalat serta sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari produk DPLK Muamalat.

2. Hasil prosedur analisis SWOT terhadap DPLK Muamalat yaitu berada pada posisi kuadran 1 (positif-positif) yang berarti keunggulan komperatif atau strategi progresif yaitu produk DPLK Muamalat memiliki begitu banyak kekuatan serta peluang yang cukup untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

3. Ancaman SWOT DPLK Muamalat menghasilkan strategi S-O (agresif) yakni Meningkatkan pelayanan terhadap peserta, dukungan ulama dalam mensosialisasikan keuangan syariah khususnya dana pensiun syariah, melakukan sosialisasi lebih aktif dan lebih gencar, memperluas jaringan, sumber daya insani yang lebih profesional. Strategi W-O (turn-around) yakni mengadakan pelatihan SDI, menjaga Image lembaga dengan menjaga


(3)

kepercayaan peserta. Strategi S-T (Diversifikasih) yakni melakukan pelayanan dengan baik dan ramah, promosi dan sosialisasi secara terus menerus. Strategi W-T (defensif) yakni Selalu memantau kepuasan peserta, mengevaluasi setiap kelemahan, mempertahankan dan menjaga nama baik perusahaan.

B. Saran

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan, sehingga untuk mengembangkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran-saran yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian lanjutan oleh peneliti lainnya, agar hasil yang di dapat menjadi lebih baik.

1) Untuk pihak DPLK muamalat sebaiknya melakukan promosi Dana Pensiun secara terus menerus melalui berbagai media baik elektronik dan media massa lainnya agar produk Dana Pensiun DPLK Muamalat makin diminati masyarakat.

2) Untuk Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, sudah seharusnya kita menyiapkan masa pensiun kita sejak awal, agar di masa tua kita dapat merasakan manfaatnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arbi Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank . Jakarta: Djamabatan, 2003. Artikel diakses pada tgl 10 juni 2015 dari http: www.dplkmuamalat.com

B.N.Marbun, Kamus Manajemen, cet. 1. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008 Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data Jakarta: Rajawali Press, 2011 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.88/DSN-MUI/XI/2013

Irmayanto, Juli dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Jakarta: Universitas Trisakti, 2004 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.6 Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

1999.

Muamalat raih penghargaan bank syariah terbaik kali ke 7 , artikel diakses pada 3juni 2015 dari http://ekbis.sindonews.com

“Manfaat Analisis SWOT” di akses pada 10 Juni 2015 dari http://www.goodgovernance.co.id /Total quality managemen/Dokumentasi/ A04

Noor, Zainulbahar , Bank Muamalat Mimpi, Harapan dan Keyakinan jakarta: Bening publishing, 2006

Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam ditinjau dari Teoritis dan Praktis Jakarta: Kencana Pranada Media Grouf, 2010.

PP Nomor 76 Tahun 1992

„Penyepakatan persepsi diantara stakeholder”di akses pada 10Juni 2015 dari http: www.delivery.org/Guiledines/how/hm,Analisis Cepat SWOT.pdf

Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Jakarta:PT. Gramedia pustaka utama, 2006

Rangkuti, Freddy . Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2001


(5)

Siamat, Dahlan, Manajemen Keuangan Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas ekonomi UI, 2004.

Sudjono, imam. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999. Siagian, Hasiholan, Manajemen Dana Pensiun di Indonesia Jakarta: PT. BPK Gunung

Mulia, 1993

Soemitra, Andi. M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain

Jakarta:Salemba Empat, 2006

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

Vincent , Gaspersz. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six Sigma untuk organisasi, Bisnis dan pemerintah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2005

Wasito, Hermawan . Pengantar Metodelogi Penelitian Jakarta: PT Gamedi Pustaka Utama, 1993.

Wawancara Pribadi dengan La Ode Rizal Adikrihna dan Syawaluddin Ikhsan, Jakarta, Mei 2015.


(6)